Anda di halaman 1dari 4

Principles of controlling infectious disease

1. Early recognition and source control


Pasien yang terinfeksi adalah sumber patogen dalam lingkungan pelayanan
kesehatan, dan mengurangi atau mencegah diseminasi dari agen infeksius dari
sumbernya adalah penting. Cara-cara berikut meliputi promosi respiratory
hygiene, deteksi dan investigasi awal, implementasi dari IPC precautions, laporan
dan pengawasan, dan penanganan untuk membuat pasien menjadi non-infeksius.
1. Administrative controls
Tim manajemen fasilitas pelayanan kesehatan harus memastikan bahwa sumber
daya yang dibutuhkan tersedia untuk implementasi IPC; termasuk infrastruktur
dan aktivitas IPC, peraturan yang jelas mengenai deteksi awal dari penyakit
pernafasan akut, IPC measures (prosedur standard untuk semua pasien) , clinical
triage dan penempatan pasien yang tepat, provisi suplai reguler, dan organisasi
dari pelayanan. Rasio pasien:staff juga harus diperhatikan, menyediakan
pelatihan, dan program vaksin dan profilaksis staff.
2. Environmental and engineering controls
Environmental and engineering controls bertujuan untuk mengurangi konsentrasi
dari aerosol infeksi pernafasan di udara dan mengurangi kontaminasi permukaan
dan benda mati. Contoh dari engineering controls primer adalah ventilasi dan
separasi spasial yang cukup, dengan jarak minimal 1 meter antar pasien. Ventilasi
sangatlah penting untuk mengurangi transmisi dari patogen yang airborne. Untuk
agen yang tersebar melalui kontak, kontrol berupa pembersihan dan disinfeksi
dari permukaan yang terkontaminasi.
3. Personal protective equipment (PPE)
PPE bertujuan untuk mengurangi paparan terhadap patogen, tetapi tidak
menghilangkannya. Tidak hanya untuk penyedia layanan kesehatan tetapi juga
mengurangi risiko bagi orang yang berinteraksi dengan pasien di fasilitas
kesehatan. Penggunaan PPE diatur oleh peraturan dan kebijakan mengenai
pencegahan isolasi. Efektivitasnya tergantung dengan suplai yang cukup,
pelatihan staff, kebersihan tangan, dan perilaku manusia yang pantas.

WHO. Infection Prevention and Control of Epidemic- and Pandemic-Prone


Acute Respiratory Infections in Health Care. Geneva: World Health
Organization; 2014: 8-11. Tersedia di:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK214359/
Emerging infectious disease
Pathophysiology of MERS-CoV
Supporting Diagnosis of MERS-CoV

CDC merekomendasikan mengambil beberapa spesimen cairan tubuh untuk dites


dengan PCR. Spesimen harus diambil melalui swab nasofaring, sampel sputum
atau bronchoalveolar lavage (BAL) dan serum. Subjek dengan gejala persisten
selama lebih dari 14 hari juga dapat dilakukan tes serologi.

Kloss B, Bruce T, Rincon-Choles H, Mirchia K, Nagales-Nagamos R, Smith-


Hannah A. Graphic Guide to Infectious Disease. Philadelphia: Elsevier;
2019: 202-203.

Anda mungkin juga menyukai