Pemberantasan vektor dapat terdiri dari fogging, abatisasi, pengawasan kualitas
lingkungan dan pembersihan sarang nyamuk (PSN). Kegiatan fogging adalah pemberantasan nyamuk demam berdarah menggunakan insektisida dengan cara pengasapan. Insektisida yang digunakan adalah malathion dengan campuran solar. Pengasapan sangat efektif dalam memutukan rantai penularan karena semua nyamuk yang aktif akan mati seketika bila kontak dengan partikel-partikel insektisida. Dengan demikian penularan dapat diputuskan, namun bila tidak dibasmi penularan akan berulang kembali bila ada penderita viremia baru. Pemakaian insektisida adalah dengan menggunakan lavarsida untuk membasmi jentik-jentik (abatisasi), sedangkan pngasapan untuk membasmi nyamuk dewasa (fogging). Pemberantasan jentik dengan bahan kimia biasanya menggunakan temephos. Formulasi themepos (abate 1%) yang digunakan yaitu granules. Dosis yang digunakan 1 pp, atau 10 gr temephos 9 (kurang lebih 1 sendok makan) untuk setiap 100L air. Abatisasi dengan temephos ini mempunyai residu 3 bulan. Tujuan abatisasi adalah untuk menekan kepadatan vektor serendah-rendahnya secara serentak dalam jangka waktu yang lebih lama, agar transmisi virus dengue selama waktu tersebut dapat diturunkan. Sedang fungsi abatisasi bisa sebagai pendukung kegiatan fogging yang dilakukan secara bersama-sama, juga sebagai usaha mencegah letusan atau meningkatnya penderita DBD. Umardiono, Andi., Andriati., Nanang Haryono. Peningkatan pelayanan kesehatan Puskesma untuk penanggulangan penyakit tropis demam berdara dengue. J Ana Kebijakan dan Pelayanan Publik. 2018;4(1):60-67