Anda di halaman 1dari 7

TEORI DAN PENELITIAN AKUNTANSI

1. Penelitian Akuntansi dan Metode Ilmiah


Teori-teori sangat berguna karena dapat menjelaskan hubungan-hubungan
antar fenomena atau dapat dipergunakan untuk memprediksi fenomena-fenomena.
Demikian pula dengan teori akuntansi dapat dipergunakan untuk menjelaskan
perbedaan-perbedaan pendangan para ahli akuntansi. Dalam hal metode ilmiah,
teori adalah pertama, tidak lebih dari kalimat. Ini harus berisi satu set dasar aset
(juga disebut sebagai postulat). Premis ini dapat berdiri sendiri ataupun dapat
digabung sehingga mereka dapat diuji dengan inferensi statistik, dalam hal ini
biasanya disebut hipotesis. Kata debit dan kredit begitu dipahami oleh akuntan
bahwa tidak ada definisi dalam kebutuhan. Namun, kata kewajiban seperti yang
digunakan dalam teori, perlu didefinisikan dengan hati-hati karena terdapat
beberapa konsepsi yang berbeda. Akhirnya, teori berisi satu set hasil berasal dari
suatu perusahaan sehingga hasil dapat ditentukan baik dengan metode deduksi
atau induksi.

1.1. Pemikiran Deduktif dan Pemikiran Induktif


Sebuah sistem deduktif adalah satu di mana penalaran logis yang
digunakan untuk memperoleh kesimpulan satu atau lebih. Beberapa data
empiris tidak dianalisis dalam sistem murni deduktif.
Dalam ilmu akuntansi dan teori ekonomi telah mengembangkan model
pendapatan yang berbeda dengan cara penalaran deduktif. Sumber utama
penghasilan perusahaan adalah peningkatan kekayaan yang dihasilkan dari
operasi selama periode berjalan.
Jika kita berasumsi bahwa dolar stabil, pendapatan biaya historis
sesuai dan pemeliharaan modal dipastikan dalam dolar belum disesuaikan.
Dalam periode inflasi, jika kita ingin memperhitungkan daya beli dolar
menyusut umum, pendapatan dan biaya dapat diukur dengan menata kembali
angka biaya historis dengan harga umum yang sesuai dengan tingkat
penyesuaian. Demikian pula, pendapatan diukur dengan menghitung beban

1
dalam hal biaya penggantian saat ini dapat diarahkan untuk konsep kapasitas
fisik pemeliharaan modal.
Dalam perkembangannya metode deduktif tidak selamanya dapat
digunakan pada seluruh kasus sehingga muncullah metode induktif. Penalaran
induktif biasanya mengambil sebuah sampel dari suatu populasi, dan membuat
kesimpulan tentang populasi tersebut. Penerapan induktif Dalam penelitian
akuntansi,menggunakan data yang akan dikumpulkan dengan banyak metode
penelitian, termasuk proses kuesioner yang dikirim ke praktisi atau pihak
yang tepat sesuai dengan penelitian, laboratorium percobaan yang melibatkan
individu dalam latihan simulasi, nomor dari laporan keuangan yang
dipublikasikan, dan harga surat berharga yang diperdagangkan secara publik.
Dalam lingkungan yang kompleks seperti dunia bisnis, sebuah teori induktif
yang baik hati-hati harus menentukan masalah yang sedang diperiksa.
Penelitian harus didasarkan pada hipotesis yang sesuai untuk diuji, memilih
sampel yang sesuai dari populasi akan diselidiki, mengumpulkan dan meneliti
data yang diperlukan, dan menggunakan alat-alat yang diperlukan sesuai
inferensi statistik untuk menguji hipotesis.

1.2. Teori Normatif dan Deskriptif


Teori mungkin juga dikategorikan sebagai normatif (preskriptif) atau
deskriptif. Teori normatif menggunakan suatu persepsi nilai: mengandung
didalamnya adalah paling sedikit satu premis yang mengatakan bahwa ini
adalah cara sesuatu seharusnya terjadi. Berlawanan dengan itu, teori deskriptif
mencoba untuk menemukan hubungan yang benar-benar ada.
Sistem deduktif sering bersifat normatif walaupun logika matematika
dan simbolnya adalah sistem deduktif yang bebas nilai. Pendekatan induktif
biasanya mencoba untuk menjadi deskriptif. Karakteristik ini berasal dari sifat
metode deduktif dan induktif. Metode deduktif pada dasarnya adalah tertutup,
sistem nonempiris; kesimpulannya didasarkan secara tegas pada premisnya.
Pendekatan induktif, karena usahanya untuk menemukan dan menjelaskan
hubungan dunia nyata, berkebalikan dengan sifat bidang deskriptif.

2
1.3. Teori Makro dan Mikro
Perbedaan penjelasan yang lebih dalam antara sistem deduktif dan
induktif adalah bahwa dalam sistem deduktif berisi hal-hal yang bersifat
makro, sedangkan dalam sistem induktif biasanya khusus (mikro). Dimana
premis dari sistem deduktif sifatnya adalah total atau mencakup keseluruhan,
kesimpulan mereka harus meluas. Sistem induktif, karena berada dalam
fenomena dunia nyata, dapat fokus secara realistis hanya pada satu bagian
kecil dari lingkungan relevan. Dengan kata lain, penelitian induktif cenderung
untuk menguji dibanding mendefinisikan pertanyaan dan masalah secara
sempit.

1.4. Sifat Komplementer dari Metode Deduktif dan Induktif


Deduktif-induktif berbeda dalam penelitian, namun terlepas dari
menjadi salah satu atau pendekatan kompetitif, deduksi dan induksi sifatnya
adalah komplementer dan sering digunakan bersama. Hakansson menyatakan
bahwa metode induktif dapat digunakan untuk menilai ketepatan dari premis
yang secara original terpilih melalui sistem deduktif. Penelitian induktif dalam
akuntansi dapat membantu untuk memberikan keterangan mengenai hubungan
dan fenomena yang ada dalam lingkungan bisnis. Penelitian ini, sebaliknya,
digunakan dalam proses pembuatan kebijakan dimana pemikiran deduktif
membantu menentukan aturan yang akan dirumuskan. Karena itu, itu
seharusnya menjadi jelas bahwa metode deduktif dan induktif dapat
digunakan bersama-sama dan tidak merupakan pendekatan yang sama-sama
eksklusif terlepas dari ketidakmungkinan untuk mempertahankan penelitian
induktif yang bebas nilai.

2. Akuntansi Suatu Seni atau Sains?


Struktur kebijakan dan praktek akuntansi kadang-kadang keduanya
menimbulkan pertanyaan terhadap keberadaan akuntansi apakah suatu seni atau
sains. Menurut Kelley setidaknya seorang penulis menyatakan akuntansi

3
merupakan suatu ilmu. Bagaimanapun penulis tersebut tidak dapat merancang
kriteria definisi akuntansi sebagai suatu sains. Penulis yang lainnya
mempertahankan akuntansi sebagai seni bebas yang saling berkaitan. Akuntansi
dikatakan sebagai seni praktek, akan tetapi penulis-penulis tersebut tidak dapat
merumuskan kriteria yang dapat diterima antara akuntansi sebagai seni atau sains.
Dalam sebuah artikel dan buku Sterling telah mencoba untuk mengklarifikasi
opini tentang akuntansi menjadi suatu sains. Beliau menunjukkan akuntansi
sebagai suatu seni jika titik berat pandangan pada praktisi akuntansi secara
individu.

3. Arah Riset Akuntansi


3.1. Pendekatan Model Keputusan
Pendekatan ini menyatakan informasi apa yang diperlukan untuk dapat
membuat keputusan-keputusan. Pendekatan ini tidak menggambarkan
informasi apa yang diinginkan oleh pemakai informasi keuangan keuangan
tapi menekankan pada jenis informasi yang dapat dipergunakan untuk
pengambilan-pengambilan keputusan. Orientasi pendekatan ini adalah
normatif dan deduktif. Pokok pikiran yang mendasari reset adalah para
pengambil keputusan yang membutuhkan pengetahuan tentang bagaimana
menggunkan informasi jika mereka belum memahami secara baik model
keputusan ini. Terdapat dua keputusan pokok yang telah dihasilkan model ini:
a. memungkinkan pemakai informasi membuat prediksi terbaik atas
keberadaan aliran kas di masa yang akan datang.
b. analisis berkenaan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas manajemen
dengan dengan mengidentifikasi kriteria-kriteria dan kriteria yang
terbesar menunjukkan keputusan yang harus diambil.

3.2. Riset Pasar Modal


Riset empiris (induktif) menggambarkan jumlah yang signifikan atas
fluktuasi harga-harga di bursa saham, tidak bias dan layak sebagai informasi
yang aktual. Harga pasar diasumsikan dapat merefleksi secara penuh

4
informasi publik yang diharapkan. Dalil ini secara prinsip berasal dari disiplin
ilmu keuangan yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana hipotesis efisiensi
pasar. Perputaran saham menunjukkan fungsi resiko perputaran tingkat
perubahan kepemilikan saham relatif terhadap tingkat perubahan seluruh
jumlah saham di bursa. Pengertian tersebut menekankan pada tingkat kenaikan
yang signifikan antara penanaman investasi dalam saham dengan basis
harapan peningkatan harga pasar saham secara individu. Hipotesis efisiensi
pasar memiliki hubungan yang signifikan terhadap informasi akuntansi.
Semenjak adanya hipotesis efisiensi pasar yang menerangkan
bagaimana tingkat perputaran saham dapat dijadikan dasar untuk menilai
resiko, riset lainnya telah berupaya untuk menilai hubungan antara
pengukuran resiko yang berbasis akuntansi dengan pengukuran resiko yang
berbasis pada pasar. Dampak pemilihan kebijakan akuntansi pada harga saham
juga harus diuji secara intensif.

3.3. Riset Keprilakuan


Riset keprilakuan adalah riset yang sangat berguna dalam
melaksanakan penelitian, dimana riset ini memusatkan perhatian pada cara
pemakai informasi keuangan membuat keputusan-keputusan serta untuk
mengetahui jenis-jenis informasi apa saja yang dibutuhkan. Riset yang
berbentuk pendekatan deskriftif ini banyak digunakan untuk merangkum
pokok-pokok pikiran untuk mengendalikan langkah-langkah suatu
pengamatan.

3.4. Teori Keagenan


Teori keagenan (yang juga disebut dengan teori kontrak) saat ini
merupakan pendekatan yang paling penting di dalam akuntansi. Teori
keagenan bisa bersifat deduktif atau induktif dan merupakan contoh khusus
dari pendekatan tingkah laku, walaupun teori keagenan lebih condong ke
keuangan dan ekonomi dibandingkan psikologi dan sosiologi. Asumsi lainnya
yang penting dari teori keagenan adalah perusahaan merupakan basis dari

5
banyak tipe hubungan kontrak yang terdapat dalam manajemen, pemilik,
kreditur dan pemerintah. Akibatnya, teori keagenan berfokus pada
keanekaragaman biaya pengawasan dalam kelompok ini.
Berbagai persaingan teori-teori dan sudut pandang mungkin membawa
pengertian penting yang mendalam kepada para akuntan, auditor, para
pemakai, dan pengatur standar. Tidak ada pendekatan individu yang lebih
pandai datipada yang lain, karena sumbangan-sumbangan yang penting
mungkin datang dari setiap dan semua sumber.

3.5. Informasi Ekonomi


Pendekatan informasi ekonomi biasanya bersifat analitis/deduktif.
Pengecualian pada akuntansi aliran kas, alternatif-alternatif pada model
akuntansi biaya historis akan muncul untuk memaksakan biaya produksi
informasi tambahan atas perusahaan.
Tujuan dari analisa teori informasi adalah untuk menentukan kontrak
optimal mengenai pengaturan insentif dan pembagian risiko dapat
dinegosiasikan. Pendekatan ini juga telah menunjukkan pentingnya fungsi
kepengurusan akuntansi (mengevaluasi kinerja manajemen sangatlah penting
sehubungan dengan penentuan insentif dan penghargaan manajer).

3.6. Akuntansi Kritis


Akuntansi kritis adalah cabang dari teori akuntansi yang memandang
akuntansi mempunyai suatu peran yang sangat penting di dalam menimbang
dan memutuskan konflik-konflik antara perusahaan dan daerah pemilihan
sosial seperti tenaga kerja, konsumen, dan masyarakat umum, ini kemudaian
secara langsung terkait dengan peranan sosial para akuntan secara aktif.
Akuntansi kritis merupakan penggabungan dua bidang akuntansi lainnya yang
berkembang pada tahun 1960-an yaitu: akuntansi kepentingan publik dan
akuntansi sosial. Akuntansi kepentingan publik berkaitan dengan melakukan
pekerjaan secara cuma-cuma dari suatu pajak dan penasehat keuangan bagi
individu, kelompok dan bisnis-bisnis kecil yang tidak mampu untuk

6
membayar jasa ini. Akuntansi sosial menyinggung pengukuran dan dibawa ke
dalam laporan laba rugi perusahaan.
Akuntansi kritis lebih luas dibanding akuntansi kepentingan publik dan
akuntansi sosial. Arah pendekatan lain mengasumsikan sebuah pemisahan
yang jelas antara peneliti dan bidang penelitiannya.
Di dalam pendekatan akuntansi kritis, terdapat sedikit penekanan
matematika dan model-model statistik dan lebih banyak pada penjelasan
historis. Semua pendekatan mendukung pengetahuan kita dan menyediakan
pengertian yang mendalam kepada proses kebijakan.

SUATU REVOLUSI ILMIAH DI DALAM AKUNTANSI?


Sebagian orang sudah meramalkam suatu revolusi iomiah di dalam
akuntansi, karena ketidakpuasan dengan paradigma yang ada.
Di dalam akuntansi, paradigma yang dikemukakan merupakan biaya
historis, yang berdasar pada konsep-konsep realisasi dan pencocokan dan ajaran
penting lainnya seperti konservatisme, kelangsungan usaha, entitas akuntansi dan
periode waktu. Ketidakmampuan biaya historis dalam mengatasi
permasalahandari pelaporan keuangan selama tahun 1970-an sesudah inflasi
menyebabkan banyak ketidakpuasan. Efek inflasi pada waktu itu, dikombinasikan
dengan pengembangan pendekatan empiris dalam akuntansi, juga pada perspektif-
perspektif pendekatan lainnya, mengarahkan beberapa impian nengenai
pengembangan paradigma baru yang mungkin di dalam akuntansi. Hanya waktu
yang akan membuktikan apakah suatu model penilaian yang baru atau jenis lain
mengenai paradigma akan muncul sebagai kebiasaaan kita yang baru.

Anda mungkin juga menyukai