839 1852 1 PB
839 1852 1 PB
Teguh Wibowo
FKIP, Univers itas Muhammadiyah
Purworejo email: twibo wo @u mp wr.ac.id
Abstrak
Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran matematika dan risetnya di
era revolusi industri 4.0. Penelitian ini termasuk desk riptif k ualitatif dengan metode
yang digunak an adalah studi literatur/pustak a. Revolusi industri 4.0 ditandai
dengan munculnya internet untuk semua aspek yang lebih dik enal dengan internet
of things. Kecak apan pembelajaran di era revolusi industri 4.0 meliputi
communication, collaborative, critical think ing and problem solving, creativity
and innovation. Pembelajaran matematika di era revolusi industri 4.0 berusaha
mengembangk an high order think ing sk ill (HOTS) yang dimilik i siswa, meliputi
penalaran, k emampuan analisis, pemecahan masalah, keterampilan berpikir k ritis
dan kreatif. Riset pendidik an matematik a di era revolusi industri 4.0 meliputi k
emampuan literasi matematis siswa, pemanfaatan dan pengembangan software
dalam pembelajaran matematik a, pengembangan model atau metode pembelajaran
matematik a yang relevan dengan era revolusi industri 4.0, grounded theory
psik ologi k ognitif dalam pembelajaran matematik a, dan review kurikulum
matematik a yang relevan dengan revolusi industri 4.0.
2. PENDIDIKAN DI ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Informasi dan teknologi di era
saat ini mempengaruhi aktivitas sekolah
dengan sangat masif. Informasi dan
pengetahuan baru menyebar dengan mudah
dan aksesibel bagi siapa saja yang
membutuhkannya. Pendidikan mengalami
disrupsi yang sangat hebat. Peran guru yang
selama ini sebagai satu- satunya penyedia
ilmu pengetahuan sedikit banyak
bergeser menjauh darinya. Di masa
mendatang, peran dan kehadiran guru di
ruang kelas akan semakin menantang dan
membutuhkan kreativitas yang sangat
tinggi (Sukartono, 2018).
Era revolusi industri 4.0 merupakan
tantangan berat bagi guru Indonesia. Jika
tidak mengubah cara mendidik dan belajar
mengajar, 30 tahun mendatang kita akan
mengalami kesulitan besar (Jack Ma dalam
Darmawan, 2018). Pendidikan dan
pembelajaran yang hanya menekankan
muatan pengetahuan mengesampingkan
muatan sikap dan keterampilan sebagaimana
saat ini terimplementasi, akan menghasilkan
peserta didik yang tidak mampu
berkompetisi di era RI 4.0.
Dominasi pengetahuan dalam pembelajaran di era RI 4.0 harus
pendidikan dan pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan
diubah agar siswa-siswa Indonesia pada masa pengetahuan. Bahan
mampu bersikap bijak dalam pembelajaran harus memberikan desain
menggunakan mesin untuk yang lebih otentik untuk melalui
kemaslahatan. tantangan, dimana peserta didik dapat
Era revolusi industri 4.0 akan berkolaborasi dalam mencari solusi
berdampak pada pendidikan khususnya pemecahan masalah.
peran pendidiknya. Jika peran P21 (Partnership for 21st
pendidik masih mempertahankan Century Learning) mengembangkan
penyampaian ranah pengetahuan, maka framework pembelajaran abad 21 yang
mereka (guru) akan kehilangan peran menuntut peserta didik untuk memiliki
seiring dengan perkembangan teknologi keterampilan, pengetahuan dan
dan perubahan metode kemampuan dibidang teknologi,
pembelajarannya. Kondisi tersebut media dan informasi, keterampilan
harus diatasi dengan menambah pembelajaran dan inovasi serta
kompetensi pendidik yang mendukung keterampilan hidup dan karir
penguasaan teknologi informasi, (Sukartono, 2018). Framework ini juga
jaringan, internet, dan software yang menjelaskan tentang keterampilan,
mendukung proses pembelajaran. Guru pengetahuan dan keahlian yang harus
dituntut untuk mengubah cara pandang dikuasai agar siswa dapat
pendidikan baik metode pembelajaran berhasil dalam proses pembelajaran.
maupun konsep pendidikan sesuai
dengan tuntutan era revolusi industri 4.0
(Wahyuni, 2018). Guru 4.0
merupakan guru yang
mampu menguasai dan memanfaatkan
teknologi digital dalam pembelajaran
(Darmawan,
2018).
Pembelajaran di era revolusi dan teknologi digital yang disebut
industri 4.0 adalah pembelajaran dengan information super highway
yang menerapkan kreativitas, berpikir Model atau metode kegiatan
kritis, kerjasama, keterampilan
komunikasi, kemasyarakatan,
ketrampilan teknik, dan keterampilan
karakter. Pemanfaatan berbagai aktifitas
pembelajaran yang mendukung RI 4.0
merupakan keharusan dengan model
resource sharing dengan siapapun
dan dimanapun, pembelajaran kelas dan
laboratorium dengan augmented dengan
bahan virtual, bersifat interaktif,
menantang, serta pembelajaran
yang kaya isi bukan sekedar lengkap
(Sukartono, 2018).
Dunia pendidikan pada
era
revolusi industri 4.0 berada di masa
pengetahuan (k nowledge age)
dengan percepatan peningkatan
pengetahuan yang luar biasa.
Percepatan peningkatan pengetahuan
ini didukung oleh penerapan media
Gambar 1. Framework
Pembelajaran Era Revolusi Industri 4.0
3. PEMB ELAJARAN
MATEMATIKA DI ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Salah satu tujuan
diberikannya
pelajaran matematika di pendidikan
dasar, menengah atau tinggi pada era
RI
4.0 adalah untuk mengembangkan
high order think ing sk ill (HOTS)
yang dimiliki siswa. HOTS adalah
proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat
kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis, dan membangun
hubungan dengan melibatkan
aktivitas mental yang paling
dasar. HOTS yang lebih spesifik
meliputi penalaran, kemampuan
analisis, pemecahan masalah,
keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
4. RISET PENDIDIKAN
MATEMATIKA DI ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Riset merupakan sarana penting
untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Komponen riset terdiri dari: latar
belakang, prosedur, pelaksanaan, hasil
riset dan pembahasan serta publikasi
hasil riset (Subekti dkk, 2018). Seluruh
komponen tersebut memberikan makna
penting yang dapat dilihat cara
memformulasi dan menyelesaikan
permasalahan serta kemampuan dalam
mengomunikasikan manfaat hasil penelitian.
Hal ini sesuai dengan ide
pembelajaran yang mengembangkan
keterampilan riset (research sk ills).
Keterampilan riset dalam penelitian diukur
menggunakan tes tulis dan produk
dengan memperhatikan 6 aspek Research
Sk ill Development (Subekti
dkk, 2018), yaitu: (1) memulai Indonesia, kemampuan literasi
penyelidikan (mengajukan pertanyaan matematis siswa juga masih
atau rumusan masalah, mendesain rendah apalagi menghadapi
eksperimen, membuat hipotesis, dan
membuat prediksi), (2) menemukan
informasi atau menghasilkan data
(boolean, truncation, file type, and
phrase searching dan mengumpulkan
data) (3) mengevaluasi informasi atau
data (mengevaluasi informasi), (4)
mengelola informasi atau data
(menyajikan data), (5) menganalisis,
mensintesis dan menerapkan
pemahaman baru (menganalisis
data), dan (6) mengkomunikasikan
hasil riset (artikel [baca dan tulis],
poster [visual] dan presentasi [aural])
dengan kesadaran akan etika, sosial dan
budaya (menggunakan information
secara legal
& etis).
Salah satu solusi bagi
lembaga pendidikan dalam menghadapi
revolusi pendidikan 4.0 adalah dengan
menggunakan big data. Big data sendiri
merupakan sistem teknologi yang
diperkenalkan untuk menanggulangi
“ledakan informasi” seiring dengan
pertumbuhan ekosistem pengguna
mobile dan data internet yang
semakin tinggi. Pertumbuhan tersebut
sangat memengaruhi perkembangan
volume serta jenis data yang terus
meningkat secara signifikan di dunia
maya. Big data dapat dimanfaatkan
dalam bidang pendidikan karena
dengan penggunaannya seorang
pengajar dapat meneliti dan menganalisa
kemampuan anak didik dengan mudah.
Tidak hanya individu, namun juga salam
satu kelas, tingkat sekolah,
maupun universitas. Beberapa
universitas di Indonesia telah
memanfaatkan b ig d a ta dengan
memanfaatkan penerapan e- lea rning
untuk mempe rmudah pengambilan dan
pengumpulan da ta .
Penelitian di bidang
literasi matematis masih perlu
dilakukan karena penggunaan
teknologi pembelajaran masih
kurang, siswa kurang
membangun sendiri
pengetahuan matematisnya. Di
revolusi industri 4.0. Agar lulusan bisa
kompetitif, kurikulum perlu orientasi baru,
tidak hanya cukup literasi lama (membaca,
menulis, dan matematika) sebagai modal
dasar untuk berkiprah di masyarakat. Perlu
literasi baru yaitu literasi data, literasi
teknologi, literasi manusia. Oleh karena
itu, para peneliti mesti saling berbagi ide
dan berkontribusi dalam pengembangan
pembelajaran matematika. Gerakan literasi
sangat penting untuk mendukung dalam
pengetahuan dasar tentang karya ilmiah
(Ratnaningsih, 2019). Harapan dari
adanya gerakan literasi, peneliti harus
menyadari untuk tidak melakukan tindakan
plagiasi dan mencintai literasi sebagai dasar
dalam penulisan karya ilmiah.
Era revolusi industri 4.0 juga
menghendaki pembelajaran matematika
yang berbeda. Tidak lagi seperti
pembelajaran konvensional, namun
pembelajaran matematika yang mampu
meningkatkan kemampuan berpikir tinggat
tinggi. Oleh karena itu, pembelajaran
matematika perlu terus dikembangkan. Di
era revolusi industri
4.0 mengajar matematika lebih kepada
pemanfaatan software atau aplikasi yang
bisa di download oleh siswa. Diperlukan
riset pengembangan untuk menemukan
software atau aplikasi yang mampu
mendukung pembelajaran matematika di
era revolusi industri 4.0.
Pendidik di era revolusi industri
4.0 diharapkan memiliki kemampuan dalam
TIK mulai dari pendidik anak usia
dini, sekolah dasar, menengah, hingga
pendidikan tinggi. Besar harapan agar
pendidik memiliki keterampilan dalam TIK
sehingga mampu mendampingi anak
dalam memanfaatkan teknologi yang ada
dan mampu memberikan kemudahan
pendidikan untuk seluruh masyarakat. Salah
satu contoh dalam pendidikan anak usia
dini, pendidik yang mampu menggunakan
peralatan TIK maka diharapkan pula mampu
mengarahkan anak untuk memanfaatkan
gadget sesuai dengan tahap perkembangan
anak. Perlu riset yang lebih
mendalam
kebermanfaatan gadget dalam tentang pengorganisasian bahan
pembelajaran matematika yang sesuai ajar, strategi penyampaian dan
dengan perkembangan anak. pengelolaan
Penelitian di bidang psikologi
kognitif yang bersifat matematis masih
perlu dikembangkan. Ilmu ini
mencakup pertemuan ilmu saraf,
psikologi kognitif, dan teknologi
pendidikan menggunakan teknologi
digital dan mobile berbasis
web. Penelitian psikologi kognitif
dalam pembelajaran matematika yang
bersifat gounded theory semakin
berkembang dewasa ini. Teori yang
muncul bisa menjadi dasar untuk
penelitian lanjutan seperti
eksperimental, komparasi, korelasi,
ataupun penelitian pengembangan.
Masih dimungkin untuk penelitian yang
lebih spesifik dan mendalam dalam
bidang psikologi kognitif pembelajaran
matematika di era revolusi industri 4.0.
Hal penting yang
membedakan mesin dengan manusia
adalah dari segi nilai kemanusiaan
yang tidak dimiliki oleh mesin
(Syamsuar & Reflianto,
2018). Penanaman nilai
kemanusian inilah yang perlu diperkuat
untuk mengangkat harkat dan martabat
bangsa khususnya di dunia
pendidikan. Sehingga terbentuk karakter
yang baik dalam siswa. Karakter adalah
tanda yang membuat seseorang berbeda
atau menonjol (Iswan & Herwina, 2018).
Karakter merupakan kombinasi dari
beberapa unsur yang membentuk
seseorang berbeda atau lebih
menonjol. Karakter merupakan,
kualitas mental dan moral, kualitas
diri, landasan berpikir yang membuat
seseorang berbeda dengan yang
lainnya. Diperlukan riset lebih lanjut
mengenai pembentukan karakter
melalui pembelajaran matematika di
era revolusi industri 4.0.
Disisi lain, untuk
menghadapi
revolusi industri 4.0, diperlukan
berbagai persiapan, termasuk metode
pembelajaran pendidikan yang tepat.
Reigeluth (2011) mengartikan bahwa
inovasi pendidikan dalam metode
pembelajaran mencakup rumusan
kegiatan dengan memperhatikan tujuan,
hambatan, dan karakteristik peserta
didik sehingga diperoleh hasil yang
efektif, efisien, dan menimbulkan daya tarik
pembelajaran. Hal ini menunjukkkan
bahwa sebaik apapun seorang guru dalam
merancang dan mendesain suatu program
pembelajaran, kiranya tidak akan dapat
secara optimal mewujudkan ketercapaian
kompetensi yang diharapkan apabila tidak
didukung oleh pemilihan sekaligus
penggunaan metode secara tepat (Syamsuar
& Reflianto, 2018). Pada era revolusi
industri 4.0, pembelajaran diharapkan
lebih banyak memberikan kesempatan pada
siswa untuk kreatif, memecahkan masalah,
mengoptimalkan kemampuan literasi dan
numeracy, kolaborasi, dan berpikir kritis.
Diperlukan riset pengembangan metode
pembelajaran matematika (termasuk
perangkat pembelajaran) apa yang tepat
dalam revolusi industri 4.0 ini.
Chai & Chain (2016) dalam
hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa
beberapa negara di Asia (Hongkong,
Singapura, dan Taiwan) telah
menyiapkan tenaga pendidik profesional
yaitu pendidik yang mampu mengunakan
e-learning. Dalam penelitian tersebut juga
memaparkan bahwa kemampuan pendidik
dalam menggunakan TIK merupakan salah
satu solusi untuk menyiapkan generasi
millineal yang kompeten. Faktanya di
Indonesia saat ini, tidak semua pendidik
mampu dalam memanfaatkan teknologi.
Hasil penelitian menunjukkan 62,15%
guru jarang menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran, dan 34,95% guru kurang
menguasai teknologi informasi dan
komunikasi (Syamsuar & Reflianto,
2018). Diperlukan riset lebih lanjut
untuk dapat mengatasi masalah di atas.
Di era revolusi industri 4.0 ini
adalah kesempatan berkarya untuk kaum
disabilitas karena terbantu sistem yang serba
online akibat sudah adanya penggunaan
mesin kecerdasan buatan (artificial
intellegence) disegala bidang. Peralatan
yang memadai tidak akan
berguna jika tidak diiringi dengan ini. Guru sebagai garda terdepan
sumber daya manusia yang mampu dalam revolusi pendidikan 4.0
memanfaatkannya. Peluang ini dapat harus memiliki kemampuan dalam
dikembangkan untuk penelitian lebih teknologi informasi dan komunikasi
lanjut dalam memanfaatkan artificial yang saat ini sudah melekat
intellegence untuk kaum disabilitas pada peserta didik.
dalam pembelajaran matematika.
Effendy (Ahmad, 2018)
bidang
pendidikan perlu merevisi kurikulum
dengan menambahkan lima kompetensi
dalam memasuki era revolusi
industri
4.0,
yakni:
1. Diharapkan peserta didik
memiliki kemampuan berpikir
kritis.
2. Diharapkan peserta
didik
memiliki kreatifitas dan
memiliki kemampuan yang
inovatif.
3. Perlu adanya kemampuan dan
keterampilan berkomunikasi
yang dimiliki peserta didik.
4. Bekerjasama dan
berkolaborasi.
5. Peserta didik memiliki
kepercayaan diri.
Kurikulum 4.0 merupakan
kurikulum yang merespon tantangan era
revolusi industri 4.0 yang sedang
berlangsung. Diperlukan riset untuk
merumuskan kurikulum pembelajaran
matematika di pendidikan dasar dan
menengah di era revolusi industri 4.0.
5. KESIMPULAN
Era sekarang sudah
memasuki
era revolusi industri 4.0, merupakan era
tren otomatisasi dan pertukaran
data dalam teknologi manufaktur,
termasuk sistem cyber fisik, Internet
of Things (IoT), komputasi awan dan
komputasi kognitif. Lewat IoT, sistem
cyber fisik berkomunikasi dan bekerja
sama satu sama lain dengan manusia
secara bersamaan. Hal ini juga akan
berimbas pada pendidikan untuk
menghadapi era revolusi pendidikan
4.0. Peran pendidik sangat dituntut agar
mampu beradaptasi dengan perubahan
Pengembangan metode pembelajaran,
kurikulum, kemampuan siswa yang
relevan dengan era revolusi industri 4.0
harus diupayakan melalui riset dalam
pendidikan matematika.
6. REFERENSI
Ahmad, I. (2018). Pendidik an Tinggi
“4.0” Yang
Mampu Meningk atk an Daya
Saing Bangsa. Direktur Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan,
Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi. Makassar, 16
Februari
2018.
Chai & Chain. 2016. Professional Learning
For 21st Century Education. Journal
Computer Education, 4 (1) 1 – 4.
Darmawan, J. 2018. Menjadi Guru Era
Pendidik an 4.0. Diambil dari
http://aceh.tribunnews.com/2018/
11/27/menja di-guru-era-
pendidikan-40?page=2. Diakses 2
April 2019.
Hakim, A. R. 2019. Menjawab
Tantangan Era Industry 4.0
Dengan Menjadi Wirausahawan Di
Bidang Pendidikan Matematika.
Prosiding Seminar Nasional
Pendidik an KALUNI. Volume 2 –
Januari 2019.
Irianto, D. 2017. Industry 4.0; The
Challenges of Tomorrow. Prosiding
Seminar Nasional Tek nik Industri,
Batu-Malang.
Iswan & Herwina. 2018. Penguatan
Pendidikan Karakter Perspektif
Islam Dalam Era Millenial Ir.
4.0. Prosiding Seminar Nasional
Pendidik an Era Revolusi
“Membangun Sinergitas dalam
Penguatan Pendidik an Karak ter
pada Era IR 4.0” Universitas
Muhammadiyah Jakarta, Indonesia,
24 Maret 2018.
Ratnaningsih, A. 2019. Pengaruh
Penerapan Pendek atan
Komunik atif Digital Terhadap
Kemampuan Berpik ir Kritis
Mahasiswa Pemula Pada
Pembelajaran Bahasa .
Laporan
Penelitian. UM Purworejo. Reigeluth,
C.M. 2011. Desain
Instruk sional Teori dan
Model- Model (Alih Bahasa: Ary
Nilandari). Bandung: Alfabeta.
Subekti, H., Taufiq, M., Susilo, H.,
Ibrohim, & Suwono, H. 2018.
Mengembangkan Literasi
Informasi Melalui Belajar
Berbasis Kehidupan Terintegrasi
Stem Untuk Menyiapkan Calon
Guru Sains Dalam
Menghadapi Era Revolusi
Industri 4.0: Revieu Literatur.
Education and Human
Development Journal, Vol. 3, No.
1, April 2018.
Sukartono. 2018. Revolusi Industri 4.0
dan Dampak nya terhadap
Pendidik an di
Indonesia.http://pgsd.ums.ac.id/
w
pcontent/uploads/site s/73/2018/12
/Materi-Sukartono.pdf. Di akses
1
April 2019.
Syamsuar & Reflianto. 2018.
Pendidikan Dan Tantangan
Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi Di Era Revolusi
Industri 4.0. Jurnal Ilmiah
Tek nologi Pendidik an. Vol 6,
No
2 (2018).
Wahyuni, D. 2018. Peningkatan
Kompetensi Guru Menuju Era
Revolusi Industri 4.0. Info
Singk at. Vol. X,
No.
24/II/Puslit/Desember/2018. Wibowo,
T., Sutawidjaja, A., As’ari, A.
R., & Sulandra, I. M. 2017.
The
Stages of Student Mathematical
Imagination in Solving
Mathematical Problems.
International Education Studies;
Vol. 10, No. 7.