Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Akuntansi

Menurut APB (Accounting Principle Board), Akuntansi adalah kegiatan jasa

yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan

yang kemudian dapat digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Menurut

Charles T. Horngren, dan Walter T. Harrison (2007:4) dalam (Wiyono, 2018).

Sedangkan menurut (Halim, 2007: 25) Akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa,

fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan,

tentang entitas ekonomi yang dimaksudkan agar berguna dalam mengambil keputusan

ekonomi dalam membuat pilihan-pilihan nalar diantara berbagai alternative arah

tindakan dalam (Duyo, 2012)

Dari beberapa pengertian akuntansi di atas maka penulis menyimpulkan bahwa

akuntansi adalah kegiatan mengidentifikasi, mencatat, mengklasifikasi, mengolah dan

menyajikan data yang berhubungan dengan laporan keungan yang dapat memudahkana

dalam pengambilan keputusan.

2.2 Akuntansi Manajemen

Krismaiaji dan Aryati (2011:1) menyatakan bahwa akuntansi manajemen adalah

suatu cabang ilmu akuntansi yang menghasilkan informasi untuk manajemen atau pihak

intern perusahaan. Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen akan

dimanfaatkan para manajer untuk membantu melaksanakan tugasnya dalam (Salindeho,

2015). Sedangkan Halim (2008 : 4) menyatakan bahwa akuntansi manajemen adalah

suatu kegiatan (proses) yang menghasilkan informasi keuangan bagi manajemen untuk

pengambilan keputusan ekonomi dalam melaksanakan fungsi manajemen dalam

(Sihombing, 2013)

6
Dari beberapa pengertian akuntansi manajemen di atas maka penulis

penyimpulkan bahwa akuntansi manajemen adalah suatu kegiatan organisasi yang

7
8

melakukan proses dan menghasilkan informasi keungan dan membantu manajer dalam

melaksanakan tugasnya.

2.3 Akuntansi Biaya

Mulyadi (2012:7), mendefinisikan Akuntansi biaya sebagai proses pencatatan,

penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau

jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Mursyidi (2011:10-11),

mendefinisikan Akuntansi biaya sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan

dan pelaporan biaya pabrikasi, dan penjualan produk dan jasa dengan cara-cara tertentu,

serta peraturan terhadap hasil-hasilnya dalam (Samahati, 2013).

Dari beberapa pengertian Akuntansi Biaya di atas penuli menyimpulkan bahwa

akuntansi biaya merupakan kegiatan melakukan proses pencatatan, penggolongan,

peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk dengan cara

tertentu.

2.4 Pengertian Biaya

Kautsar (2013:20) mendifinisikan biaya adalah suatu nilai tukar, pengelauran-

pengeluaran yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat. Sedangkan menurut

Widilestariningtyas (2012:25) menyatakan biaya adalah nilai tukar, pengeluaran,

pengorbanan untuk memperoleh manfaat lebih baik. Adapun menurut Mursyidi

(2008:14) mengartikan biaya sebagai suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas

atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini

maupun pada saat yang akan datang dalam (Rantung, 2014).

Dari beberapa pengertian biaya di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

biaya adalah semua pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh manfaat dimasa

yang akan datang untuk mencapai tujuan yang di inginkan.

2.5 Penggolongan Biaya


9

Mulyadi (2010:8) dalam (Samahati, 2013) Biaya dapat digolongkan menjadi

beberapa atas dasar, sebagai berikut :

1. Objek pengeluaran. Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran

merupakan dasar penggolongan biaya.

2. Fungsi pokok perusahaan. Dalam perusahaan terdapat tiga fungsi pokok, yaitu

produksi, pemasaran dan administrasi dan umum. Biaya produksi merupakan biaya

yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Biaya pemasaran produk.

Biaya admistrasi dan umum, merupakan biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi

dan pemasaran.

3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya langsung adalah biaya yang

terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya

langsung terjadi dari biaya bahan baku (BBB) dan biaya tenaga kerja langsung (BTKL)

4. Atas dasar tingkah lakunya terhadap perubahan volume kegiatan. Biaya variabel,

adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume

kegiatan. Biaya semi variabel, adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan

perubahan volume variable.

(Mulyadi,2009:18) menyatakan Biaya pabrikasi (product cost) sering disebut

sebagai biaya produksi atau biaya pabrik, terdiri dari sebagai berikut.

1. Biaya bahan Biaya bahan adalah nilai atau besarnya upah yang terkandung dalam

bahan yang digunakan untuk proses produksi. Bahan baku adalah bahan mentah

yang digunakan untuk memproduksi barang jadi, yang secara fisik dapat

diidentifikasi pada barang jadi. Biaya atau harga pokok bahan yang dipakai dihitung

sebagai berikut :

Persediaan awal periode xxx

Pembelian bahan langsung xxx +


10

Persediaan yang tersedia untuk dipakai xxx

Persediaan akhir periode xxx -

Harga pokok bahan yang dipakai xxx

2. Biaya tenaga kerja Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara fisik

langsung terlibat dengan pembuatan produk. Biaya yang timbul karenanya

merupakan biaya tenaga kerja utama yang dapat ditelusuri melekatnya pada produk.

Besarnya biaya tenaga kerja utama yang dapat dihitung berdasarkan jam kerja, hari

kerja, dan satuan produk. Biaya tenaga kerja langsung terdiri dari :

Gaji karyawan pabrik xxx

Upah lembur karyawan pabrik xxx

Biaya kesejahteraan karyawan pabrik xxx

Upah mandor pabrik xxx

Gaji manajer pabrik xxx +

Total Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx

3. Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biaya

yang timbul dalam proses produksi selain yang termasuk dalam biaya bahan baku

dan biaya tenaga kerja langsung. Yang termasuk dalam biaya overhead pabrik

adalah : biaya pemakaian supplies pabrik, biaya pemakaian minyak pelumas, biaya

penyusutan bagian produksi, biaya pemeliharaan atau perawatan bagian produksi,

biaya listrik bagian produksi, biaya asuransi bagian produksi, biaya pengawasan, dan

sebagainya. Biaya overhead pabrik dapat dihitung sebagai berikut :

Tenaga kerja manufaktur tidak langsung xxx

Perlengkapan xxx

Pemeliharaan xxx

Administrasi & Umum xxx


11

Penyusutan – Peralatan xxx

Penyusutan – Pabrik xxx

Lain – lain xxx +

Biaya Overhead Pabrik Total xxx

Gabungan antara biaya bahan dengan biaya tenaga kerja, disebut biaya utama

(prime cost), sedangkan gabungan antara biaya tenaga kerja dengan biaya overhead

pabrik disebut biaya konversi (conversion cost). Sedangkan yang termasuk dalam biaya

komersial yaitu biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum. Dengan demikian

total harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari

unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya

overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non

produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum) dalam (Amelia A.A

Lambajang, 2013)

2.6 Analisis Biaya Volume dan Laba

Analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit analysis) merupakan suatu

metode untuk menganalisis bagaimana pengaruh keputusan operasi dan pemasaran

terhadap laba berdasarkan pemahaman atas hubungan antara biaya variabel, biaya tetap,

harga jual per unit, dan tingkat output (Blocher et al, 2011 : 504).

Elemen-Elemen Analisis Cost-Volume-Profit

1. Analisis Contribution Margin Contribution Margin adalah jumlah yang tersedia dari

penjualan dikurangi dengan biaya variabel. Jumlah tersebut akan digunakan untuk

menutup biaya tetap dan laba untuk periode tersebut.

2. Analisis Operating Leverage Operating leverage adalah ukuran besarnya penggunaan

biaya tetap dalam sebuah perusahaan.Semakin tinggi biaya tetap, maka semakin
12

tinggi operating leverage yang dicapai dan semakin besar pula sensivitas laba bersih

terhadap perubahan penjualan.

3. Analisis Break Even Point Suatu perusahaan dapat dikatakan impas (break even)

apabila setelah disusun laporan perhitungan laba-rugi untuk suatu periode tertentu,

perusahaan memperoleh laba sama dengan nol atau ruginya sama dengan nol. Dalam

analisis BEP, hasil penjualan (sales revenue) yang diperoleh untuk periode tertentu

sama besarnya dengan keseluruhan biaya (total cost) yang telah dikorbankan

sehingga perusahaan tidak menderita kerugian.

Analisis margin of safety menunjukkan berapa banyak penjualan yang boleh

turun dari jumlah penjualan tertentu dimana perusahaan belum menderita rugi atau

dalam keadaan break even. Dengan kata lain, angka margin of safety memberikan

petunjuk tentang jumlah maksimum penurunan angka volume penjualan yang tidak

mengakibatkan kerugian. Margin of safety merupakan elemen untuk mengukur tingkat

keamanan penjualan perusahaan.

4. Analisis Target Laba Manajemen perusahaan khususnya pada bidang keuangan dapat

menggunakan elemen analisis cost- volume-profit dalam penyusunan rencana kerja

atau planning serta untuk melakukan evaluasi lebih mendalam. Hal ini karena

analisis target laba dapat menggambarkan tingkat penjualan yang seharusnya

dianggarkan perusahaan untuk mencapai sejumlah laba tertentu.

5. Analisis Sensitivitas Salah satu aspek penting yang harus diperhitungkan atau

dievaluasi dalam analisis cost-volume-profit adalah perubahan dalam satu faktor

atau lebih yang mempengaruhi analisis. Aspek ini sangat penting bagi manajemen

dalam proses penyusunan atau perencanaan anggaran, karena hal ini memungkinkan

diadakan testing untuk menentukan akibat adanya perubahan faktor atau


13

mempertimbangkan berbagai alternatif. Metode yang digunakan adalah laporan laba

rugi komparatif dalam(Wahyuni, 2013)

2.7 Penjualan dan Penentuan Harga Jual

2.7.1 Penjualan

Pengertian penjualan menurut Mulyadi dalam buku ”Akuntansi biaya” adalah

sebagai berikut : “Penjualan adalah kegiatan untuk memenuhi pesanan yang diterima

oleh pelanggan.”(2010:530) Penjualan ini merupakan bagian dari hasil penjualan

produk yang terjual dibandingkan dengan produk yang tersedia. Sedangkan Penjualan

yang diukur berdasarkan unit produk yang terjual, yaitu jumlah unit penjualan nyata

perusahaan dalam suatu periode tertentu, sedangkan nilai produk yang terjual (omzet

penjualan), yaitu jumlah nilai penjualan nyata perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Dalam penelitian ini pengukuran penjualan didasrkan pada jumlah unit produk yang

terjual dalam (Arisandy, 2017)

Dari beberapa pengertian di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa penjualan

adalah kegiatan untuk memenuhi pesanan yang diterima oleh pelanggan dan

perusahaan akan memperoleh hasil yang ingin dicapai.

2.7.2 Penentuan Harga Jual

Keputusan penentuan harga jual sangat penting, karena selain mempengaruhi

laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup

perusahaan. Oleh karena itu dalam menentukan harga jual produk, tidak dapat

dilakukan sekali saja tetapi harus selalu dievaluasi dan disesuaikan dengan kondisi yang

sedang dihadapi perusahaan.

Menurut Machfoedz dan Mahmudi (2008:249) menyebutkan bahwa : faktor

yang mempengharuhi penetapan harga jual adalah sebagai berikut:

a. Faktor laba yang diinginkan


14

b. Faktor produk atau penjualan produk tersebut

c. Faktor biaya dan produk tersebut

d. Faktor di luar perusahaan (konsumen).

2.8 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumya antara lain sebagai berikut:

No Nama, Judul Penelitian Indikator atau Metode / Hasil Penelitian


Fokus Analisis
Penelitian Data
1 Desi Arisandy (2017) Untuk Metode Berdasarkan
judul Analisis Biaya mendapatkan Kualitatif analisis biaya
Volume dan Laba dalam bukti nyata dan volume dan laba
Penentuan Harga Jual tentang Kuantitatif dalam
pada Kentucky Fried penerapan penentuan harga
Chicken KFC Cemara analisis biaya jual PT Fast
Asri Meda. volume laba Food Indonesia
pada KFC Tbk KFC telah
Cemara Asri sesuai dengan
Medan dalam Penggolongan
menentukan Biaya yang
Harga jual yang terdiri dari biaya
tepat untuk produksi, biaya
mencapai target pemasaran dan
laba yang biaya
diharapkan administrasi dan
umum.
2 Sigit Puji Winarko (2017) Untuk Metode Berdasarkan
Analisis Biaya Volume menganalisis Penelitian analisis pada
Laba Sebagai Alat Bantu Bep, Kuantitatif bab VI untuk
Perencanaan Laba Pada Contribution mencapai
Perusahaan Pia Latief Margin, Margin kenaikan Laba
Kediri of Safety serta 5% dari tahun
menganalisis 2017
Perencanaan perusahaan
Laba pada harus dapat
Perusahaan Pia menjual produk
Latief pia kering
sebanyak
298.409 Unit
dan menjual
produk pia
kering sebanyak
169.581
3 Thelbic Lasut (2015) Untuk Metode Biaya produksi
Analisis Biaya Produksi mengetahui Deskriptif Ragey Poppy
dalam Rangka Penentuan perhitungan Kualitatif dan analisis
15

Harga Jual Makanan Pada biaya produksi pada aktivitas


Rumah Makan Raget dan Penentuan operasi dan
Poppy di Tomohon Harga Jual usaha terlihat
pada RM. jelas sehinggah
Ragey Poppy. menggambarkan
kestabilan
keuangan
bahkan
mencapai hasil
yang maksimal.

2.9 Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran Analisis Biaya Volume Laba dalam Penentuan Harga Jual
Pada PT Sinar Mayang Lestari dapat digambarkan dalam bagan kerangka pikir
sebagaimana gambar 2.1

Efektifitas Harga
Analisis CVP Jual

Gambar Kerangka Pikir 2.1


16

Daftar Rujukan

Amelia A.A Lambajang. (2013). ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI

MENGGUNAKAN METODE VARIABEL COSTING PT. TROPICA

COCOPRIMA. 1(3), 673–683.

Arisandy, D. (2017). ANALISIS BIAYA VOLUME DAN LABA DALAM PENENTUAN

HARGA JUAL PADA KENTUCKY FRIED CHICKEN ( KFC ) CEMARA ASRI

MEDAN PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MEDAN AREA MEDAN. D.

Duyo, S. F. (2012). ANALISIS COST VOLUME PROFIT UNTUK PERENCANAAN

LABA PADA HOTEL SINTESA PENINSULA MANADO. 1(3), 603–610.

Rantung, D. (2014). PENERAPAN BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN

KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMPRODUKSI SENDIRI PADA RM.

PANGSIT TOMPASO. 2(3), 30–37.

Salindeho, E. R. (2015). ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

PADA. 3(1), 26–33.

Samahati, R. (2013). Analisis Biaya, Volume, Laba Sebagai Alat Bantu Perencanaan

Laba Pada Hotel Sedona Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan

Akuntansi, 1(3), 1009–1018.

Sihombing, S. B. (2013). ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA SEBAGAI ALAT BANTU

PERENCANAAN LABA PT. 1(3), 181–188.

Wahyuni, S. (2013). Analisis Biaya Volume Laba Melalui Alokasi Biaya Bersama

Sebagai Perencanaan Laba. El Muhasaba: Jurnal Akuntansi, 3(2).

https://doi.org/10.18860/em.v3i2.2342

Wiyono, dkk. (2018). Sistem, Peranan Akuntansi, Informasi Barang, Persediaan

Pada, Dagang Wiyono, M Wimbo Barang, Persediaan. 1(1), 626–632.

Anda mungkin juga menyukai