Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG MASALAH

Karies gigi merupakan penyakit mulut yang prevalensinya sangat tinggi, tidak ada satu
wilayah di dunia yang bebas dari karies gigi. Karies gigi menyerang semua orang, semua umur,
baik laki-laki maupun perempuan, semua suku, ras dan pada semua tingkatan status sosial.
Survei World Health Organization (WHO) tahun 2013 menyebutkan sebanyak 87% dari anak-
anak usiasekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies gigi.
Prevalensi karies gigi tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin, sedangkan terendah terdapat
di Afrika. Selanjutnya menurut penelitian tahun 2013 di negara-negara Eropa, Amerika, dan Asia
ternyata 80-95% dari anak- anak dibawah umur 18 tahun terserang karies gigi (Maulani, 2014).

Tingginya prevalensi karies gigi tersebut menimbulkan dampak negatif bagi


penderitanya. Apabila tidak ditangani, karies gigi dapat menyebabkan sakit dan infeksi bahkan
terjadi abses alveolar gigi. Penelitian pada anak- anak berusia rata-rata 44 bulan yang
mengunjungi klinik kesehatan gigi anak di Montreal Kanada, menyebutkan bahwa sebelum
karies gigi pada anak–anak tersebut diobati, 48% anak memiliki keluhan sakit pada gigi, 43%
anak memiliki masalah makan makanan tertentu, 61% anak makan sedikit atau tidak
menyelesaikan makanan yang disajikan, 35% anak tidak bisa tidur nyenyak, dan 5% anak - anak
menerima laporan negatif dari sekolah, seperti kurangnya kerja sama, tidak bermain dengan
anak–anak lain. Rasa sakit atau nyeri yang ditimbulkan oleh karies gigi dapat membuat
penderitanya sering mengalami gangguan tidur (Hollins, 2012)

Penelitian terakhir tentang kondisi kesehatan di Indonesia baru saja dilaksanakan dan
laporannya dirilis pada tahun 2013 yang lalu oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Tahun 2013. Hasil riset Riskesdas 2013 tersebut menunjukkan bahwa angka
prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9 persen, dan bahkan sebanyak 14 provinsi
mempunyaiprevalensi masalah gigi dan mulut di atas angka nasional tersebut. Dari masalah
tersebut lebih dari 75% nya adalah berupa karies dan penyakit periodontal. Ditemukan pula
sebagian besar penduduk Indonesia menyikat gigi pada saat mandi pagi maupun mandi sore
(76,6%), namun yang sangat menyedihkan adalah cara menyikat gigi secara benar yaitu setelah
makan pagi dan sebelum tidur malam untuk penduduk Indonesia ditemukan hanya 2,3%
(Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia,2015).

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan manusia seutuhnya,
dengan demikian upaya-upaya dalam bidang kesehatan gigi pada akhirnya akan turut berperan
dalam peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia. Kesehatan gigi sangat
penting karena pencernaan makanan dimulai dengan bantuan gigi. Selain fungsinya untuk makan
dan berbicara, gigi juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal anak.
Pemeliharaan kesehatan gigi dan gusi masyarakat terutama pada anak sekolah sangatlah penting.
Oleh sebab itu, salah satu kebijakannya adalah dengan meningkatkan upaya promotif, preventif,
dan kuratif pada anak usia sekolah dasar (6-12tahun) karena pada usia tersebut merupakan waktu
dimana akan tumbuhnya gigi tetap. Pada anak usia 6-12 tahun diperlukan perawatan lebih
intensif karena pada usia tersebut terjadi pergantian gigi dan tumbuhnya gigi baru. Pada usia 12
tahun semua gigi primer telah tanggal dan mayoritas gigi permanen telah tumbuh. Anak usia 6-
12 tahun mempunyai risiko mengalami karies makin tinggi (Anggraini, 2013).

Telah dipaparkan sebelumnya bahwa menurut hasil Riskesdas Tahun 2013sebagian besar
(76,6%) penduduk Indonesia menyikat gigi pada saat mandi pagi maupun mandi sore, namun
hanya 2,3% yang menggosok gigi secara benar sesuai aturan kesehatan. Masyarakat Indonesia
yang menggosok gigi setelah makan pagi hanya 6% dan sebelum tidur hanya 18,7%. Menurut
Wong, dkk. (2008) menyikat gigi merupakan cara yang dikenal umum oleh masyarakat untuk
menjaga kebersihan gigi.Menggosok gigi pada waktu yang optimal dilakukan setelah makan di
pagi hari dan sebelum tidur malam. Menggosok gigi setelah makan di pagi hari bertujuan untuk
membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel setelah makan dan sebelum tidur malam
bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel setelah makan malam. Hal ini
menunjukkan perilakumasyarakat Indonesia dalam menggosok gigi masih kurang baik.
Perilaku masyarakat Indonesia dalam menggosok gigi yang masih kurang baik tersebut
seiring dengan prevalensi karies gigi yang masih tinggi di Indonesia, seperti yang telah
disebutkan yaitu sebesar 75% pada tahun 2013. Menurut Wong, dkk. (2008) kebiasaan
menggosok gigi yang baik dapat turut mencegah karies gigi dan merupakancara paling efektif
untuk mencegah karies gigi. Menggosok gigi dapat menghilangkan plak atau deposit bakteri
lunak yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies gigi, oleh karena itu, kebiasaan
menggosok gigi yang baik dapat turut mencegah karies gigi
.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana
Gambaran Perilaku Menyikat Gigi Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Kelas V dan VI
SDN SITIUNG, Kabupaten Dharmasraya

B.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah “Gambaran Perilaku Menyikat Gigi Terhadap Kejadian Karies Gigi
Pada Siswa Kelas V dan VI SDN 20 Sitiung, Kabupaten Dharmasraya”.

C. TujuanPenelitian

C.1. TujuanUmum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Perilaku Menyikat Gigi Terhadap
Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Kelas V dan VI SDN 20 Sitiung, Kabupaten Dhramsaraya.

C.2. TujuanKhusus

1. Untuk mengetahui gambaran perilaku menyikat gigi terhadap kejadian karies gigi pada
siswa kelas V dab IV SDN 20 Sitiung, Kecamatan,Kabupaten Dharmasraya.
2. Untuk mengetahui gambaran karies gigi pada siswa kelas V dab IV SDN 20
Sitiung,Kabupaten Dharmasraya.
D. ManfaatPenelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan diatas maka manfaat dari penelitian
ini adalah :

1. Bagi Responden

Untuk menambah pengetahuan, sikap dan kemampuan siswa-siswi dalam berprilaku


hidup sehat di bidang kesehatan gigi.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi SDN 20 Sitiung, Kabupaten Dharmasraya
mengenai pengaruh menyikat gigi terhadap karies gigi.

3. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan penulis untuk mengembangkan diri
dalam disiplin ilmu kesehatan terutama yang menyangkut kesehatan gigi dan mulut dan juga
menambah pengalaman penulis dalam melaksanakan penelitiani lmiah, dan sebagai data dan
informasi tambahan bagi penelitian selanjutnya.

E. RuangLingkupPenelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah membahas tentang pengaruh menyikat gigi terhadap
karies gigi pada murid kelas V dan VI SDN 20 Sitiung, Kabupaten Dharmasraya.

Anda mungkin juga menyukai