Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu manajemen merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang di istemisasi,di atau dikumpulkan
dan diterima kebenerannya.Hal ini di buktikan dengan adanya metode ilmiah yang dapat di gunakan
dalam setiap penyelesaian masalah dalam manajemen.Namunsetelah itu, beberapa ahli seperti
follet menganggap manajemen adalah sebuah seni. Hal ini disebabka oleh
kepemimpinan,memerlukan stamina,stabilitas,emosi,kewibawaan kemampuan menjalin hubungan
antara manusia yang semua itu banyak ditentukan oleh bakat seseorang dan sulit dipelajari. Sistem
informasi manajemen yang baik adalah sistem informasi yang mampu menyeimbangkan biaya dan
manfaat yang akan di peroleh,artinya sistem Informasi Manajemen akan Menghemat
Biaya,meningktakan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang sangat
bermanfaat. Organisasi menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat
dalam merancang sistem informasi manajemen agar sesuai keinginan serta wajar dalam
menentukan biaya dari titik manfaat yan akan diperoleh, Maka Sistem Informasi Manajemen yang
dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang.

Peran manajer dalam pengelolaan manajemen informasi.Dalam suatu perusahaan seorang manajer
harus bisa terampil dalam bidangnya dengan terampil,manajer dapat mengatur ataupun mengelola
apa saja yang sedang di butuhkan dalam perusahaan,dan bagaimana untuk mengedepankan
perusahaan yang dipimpin. Maka dari itu tidak mudah untuk seorang manajer dalam memimpin
suatu perusahaan,Karena di butuhkan Ketekunan dan terampil,dan masih banyak juga factor
lainnya.Manajer juga harus tau situasi di dalam system perusahaan,apakah ada masalah,baik besar
maupun kecil,yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Seorang Manajer yang
berhasil dalam perusahaannya harus dapat memiliki keahlian. Keahlian yang terutama adalah di
bidang komunikasi (communication skill), manajer senantiasa berkomunikasi dengan
bawahannya,atasannya,dan orang-orang lain baik di dalam maupun di luar perusahaan. Media yang
digunakan bisa berupa media tertulis ataupun lisan,tetapi setiap manajer memiliki pilihannya
tersendiri dan menyusun suatu paduan media komunikasi yang sesuai dengan gaya manajemennya.
Selain itu manajer juga harus bisa mempunyai keahlian pemecahan masalah(problem
solving),selama proses pemecahan masalah,manajer terlibat dalam pengambilan keputusan yaitu
tindakan memilih dari berbagai alternative tindakan. Pada umumnya,manajer perlu membuat
keputusan ganda dalam proses memecahkan suatu permasalahan. Dan kesatuan yang secara
nyata.Sedangkan informasi ialah diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh
manusia,seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk
mendukung kelangsungan perkembangannya,sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat di
buthkan bagi perusahaan.

Komputer sebagai elemen dalam sistem komputer. Di zaman yang sudah serba teknologi
ini,komputer adalah komponen utama untuk mengerjakan suatu pekerjaan di hamper semua
bidang, maka dari itu setiap orang harus bisa menjalankan system operasi dari computer
tersebut,apalagi hampir di seluruh perusahaan-perusahaan menggunakan perangkat keras ini, yang
berfungsi untuk menyimpan data ataupun sebagai membuat data. Dengan adanya computer, semua
pekerjaan bisa di kerjakan secara praktis dan memerlukan waktu yang lebih singkat di banding kita
mengerjakan secara manual, contohnya saja di dalam perangkat keras kita menggunakan aplikasi-
aplikasi yang mendukung untuk mengerjakan sesuatu, contohnya saja kita menggunakan aplikasi
Office yang befungsi untuk sebagai media tulisan,membuat table,membuat presntasi dan lain
sebagainya. Bayangkan saja,jika kita membuat secara manual berapa lama waktu yang akan kita
selesaikan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut,tentu lama bukan? Maka dari itulah,kita walaupun
sebagai orang yang awam di bidang teknologi,minimal kita harus bisa mengoperasikan komputer ini,
karena rata-rata pekerja yang bekerja di perusahaan itu mahir bermain atau mengoperasikan
komputer.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajer

Manajer adalah seorang yang memiliki tanggung jawab yang besar untuk seluruh bagian pada suatu
perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya dan harus mempunyai wawasan yang luas.Manajer
memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai beberapa sektor yang
dipegangnya.Pada perusahaan yang berskala kecil mungkin cukup diperlukan satu orang manajer
umum,sedangkan pada perusahaan atau organisasi yang berkaliber besar biasanya memiliki
beberapa orang manajer umum yang bertanggung-jawab pada area tugas yang berbeda-
beda.Gagasan untuk menggunakan komputer sebagai sistem informasi manajemen (SIM)
merupakan suatu terobosan besar, karena menyadari bahwa para manajer memerlukan informasi
untuk pemecahan masalah.Ketika perusahaan-perusahaan menjangkau konsep SIM, mereka mulai
mengembangkan berbagai aplikasi yang secara khusus diarahkan untuk
mendukungmanajen.Namun,bukan hanya manajemen yang memperoleh manfaat dari penerapan
SIM.Nonmanajer dan staf ahli juga menggunakan outputnya. Selain itu juga dimanfaatkan oleh para
pemakai yang berada di luar perusahaan, yaitu para pelanggan akan menerima faktur dan laporan
transaksinya,para pemegang saham akan menerima cek deviden, dan pemerintah.

B. Tingkatan Manajer

Pada organisasi berstruktur tradisional,manajer sering dikelompokkan menjadi manajer pucak


manajer tingkat menengah,dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dalam bentuk
piramida,dimana jumlah karyawan lebih besar dibagian bawah daripada di puncak).Berikut ini adalah
tingkatan manajer mulai dari bawah ke atas :

1. Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen
operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan
mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut
penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau
mandor (foreman).

2. Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen yang


berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung
antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin
proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.

3. Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer.
Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya
perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information
Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).

Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan


menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan
sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari
satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan,

C. Etika Manajerial

Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka. Ada tiga
kategori klasifikasi menurut Ricky W. Griffin:

1. Perilaku terhadap karyawan

2. Perilaku terhadap organisasi

3. Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya

D. Peran seorang manajer dalam sebuah perusahaan

Di dalam suatu perusahaan tidak memiliki manajer maka bisa dipastikan bahwa perusahaan tersebut
akan bangkrut karena proses manajemen dalam perusahaan tersebut tidak berjalan, walaupun
simber daya alat dan infrastrukturnya legkap namun apabila tidak ada yang mengatur maka hal itu
tidak akan ada artinya oleh karena itu peran amnajer sangatlah vital.

Manajer yang hanya mau untuk menyuruh-nyuruh saja tanpa mau dikoreksi apalagi disalahkan
bukan seorang manajer yang baik,dan hal itu dapat menurunkan kualitas dan kinerja dari para
bawahan yang dia bawahi,dan akhirnya berdampak kepada keuntungan atau kelangsungan dari
organisasi itu sendiri,agar perusahaan tidak menjadi korban dari hal tersebut maka perlu dipilih
seorang manajer yang baik yang mampu mengatasi masalah dan memiliki ciri-ciri kepemimpinan
yang komunikatif.

1. Seorang manajer harus memahami identitas dan khususnya karakter dari


bawahanya,misalnya kemampuan komunikasinya,keagresifan dalam bertanya,kadar emosi
bawahanya,dan pengetahuan tentang suatu masalah,hal ini menjadi penting karena untuk
memperkecil distorsi informasi ketika majnajer akan mendengarkan dan merespon usulan atau
apresiasi yang disampaikan oleh bawahanya.
2. Seorang manajer harus memahami apa yang disampaikan bawahan termasuk dalam hal isi
dan tujuan penyampaian aspirasi,dengan semakin paham maka komunikasi akan semakin lancar
sehingga tidak akan ada multitafsir yang akan menggaburkan komunikasi tersebut.

3. Selalu fokus dan penuh perhatian kedapa karyawan yang menyampaikan pesan atau
aspirasi,dan usahakan jangan memberikan kesan manajer melecehkan bawahanya,hal ini penting
untuk memberikan empati tinggi sehingga karyawan atau bawahan akan merasa diperhatikan dan
dihargai eksistenti dan usulanya.

Sebelum lebih jauh membahas tentang kemampuan seorang manajer yaitu memotivasi,kita akan
bahas dahulu tentang apa itu motivasi,motivasi adalah sebuah kemampuan khusus yang dimiliki oleh
orang lain yang bisa mendorong untuk melakukkan sesuatu,ada konsep motivasi dan itu terdiri atas
dua faktor yaitu faktor intrisik dan faktor ekstrinsik,faktor intrinsik meliputi minat
pribadi,hasrat,keperluan memenuhi kebutuhan,dan faktor ekstrinsik meliputi pujian dari orang lain,
promosi jabatan dan penghargaan. Ada tiga cara yang umum dilakukkan untuk mempengaruhi atau
memotivasi yaitu :

1. motivasi karena rasa takut.

2. motivasi karena insentif

3. motivasi karena pengembangan personal

Dari ketiga cara tersebut cara ketigalah yang paling baik untuk memperngaruhi motivasi karyawan.

E. Peranan Manajer Dalam Organisasi Publik

Manajemen terutama dalam organisasi public berperan dan berkenaan dengan proses bagaimana
kegiatan yang telah di rancang oleh organisasi public dapat diimplementasikan secara efektif.Tentu
saja, hal ini tidak terlepas dari pemimpin atau manajer.Dalam konteks ini, manajer berperan
mengintegrasikan organisasi dan variable-variabel manusia ke dalam sebuah sistem sosioteknik yang
efektif dan efisien. Sistem sosioteknik merupakan suatu kondisi agar para pegawai bisa bekerja
dengan baik, maka selain mematuhi aturan-aturan yang berlaku, pegawai juga butuh investasi social
dan intelektual/ pengetahuan dalam berorganisasi.

Sementara itu, menurut Hendry Mintzberg dalam buku Manajemen prilaku Organisasi (Winardi), ada
sepuluh macam peranan manjerial yakni :

1. Peranan antar pribadi

a. Peranan sebagai tokoh (melaksanakan kegiatan-kegiatan seremonial dan social, sebagai


wakil organisasi yang bersangkutan)

b. Peranan sebagai pemimpin

c. Peranan sebagai penghubung (The Liason Role) terutama dengan pihak luar.

2. Peranan Informasional

a. Peranan sebagai pihak penerima (menerima informasi tentang pengoprasian sebuah


perusahaan)
b. Peranan sebagai penyebar berita atau informasi (menyampaikan informasi kepada pihak
bawahan)

c. Peranan sebagai juru bicara (meneruskan informasi kepada pihak yang berada di luar
organisasi yang bersangkutan)

3. Peranan Keputusan

a. Peranan sebagai wirausahawan.

b. Peranan yang mengatasi gangguan-gangguan

c. Peranan sebagai pihak yang mengalokasikan sumber-sumber daya.

d. Peranan sebagai perantara (menghadapi berbagai macam orang dan kelompok-kelompok


orang)

F. Teori Manajer dalam Manajemen

Ada 3 teori dasar dalam manajemen, pertama adalah model tradisonal, kedua adalah human
relations, dan ketiga adalah human resources (Milles).

1. Model Tradisional

Dalam pendekatan ini manajer menggunakan pola motivasi tradisional. Manajer berasumsi bahwa
pekerjaan itu tidak menyenangkan bagi manusia, upah lebih penting dari kerja itu sendiri, dan hanya
sedikit sekali orang yang memiliki pengendalian dan pengarahan diri. Oleh karena itu, maka jalan
keluar yang dilakukan manajer adalah melakukan supervise yang ketat merumuskan berbagai cara
dan prosedur kerja sesederhana mungkin, dan memaksa apa yang diinstruksikan kepada
bawahan.Dengan demikian diharapkan bawahan akan patuh dan menghasilkan apa yang telah
ditetapkan.

2. Model Human Relations

Dalam pendekatan ini manajer menggunakan pola human relations, manajer berasumsi bahwa
bawahannya ingin merasa berguna dan penting, ingin dikenal sebagai seorang individu yang berarti
dan keinginan tersebut mungkin lebih peting daripada uang.Olehkarena itu, maka tindakan yang
dilakukan para manajer dalam melakukan tugasnya adalah memuji individu dan bawahannya agar
mereka merasa penting/ berguna, selalu mendengar keluhan dan saran bawahannya, melakukan
pengendalian dan pengarahan diri dalam hal-hal rutin. Dengan demikian diharapkan agar bawahan
menjadi lebih dimanusiakan (dihargai dan senang) dan termotivasi serta bersedia bekerjasama atas
dasar kesadaran diri (secara sukarela). (Keban)

3. Model Human Resources

Dalam pendekatan ini, seorang manajer menggunakan pola human resource. Manajer berasumsi
bahwa orang bisa saja tertarik terhadap pekerjaan yang menantang (tidak selalu uang), memiliki
kreativitas dan inisiatif serta tanggungjawab yang tinggi untuk mengendalikan dan mengarahkan
dirinya. Oleh karenanya, maka yang dilakukan oleh manajer adalah memanfaatkan kemampuan
sumberdaya manusia yang ada pada bawahannya, memberikan peluang agar mereka dapat
berkreasi dan berinisiatif, serta memberikan dorongan agar mereka dapat berpartisipasi secara aktif.
Oleh karena itu, diharapkan terjadinya tanggungjawab yang lebih tinggi dikalangan bawahannya,
sekaligus terjadi perbaikan efisiensi dan peningkatan kepuasan kerja.

Dari ketiga pendekatan tersebut, dapat dilihat variasi pola kepemimpinan seorang manajer dalam
suatu organisasi, termasuk manajer public. Pola yang dipilih tentu saja tergantung dari asumsi dasar
yang dianut oleh seorang manager tentang hakekat manusia dalam organisasi, teknologi yang
dimiliki, serta lingkungan dan situasi yang sedang dihadapi. Disamping itu, model sangat
mempengaruhi bentuk struktur organisasi.

Menurut Richard M. Steers dan Lyman W. Porter dalam buku Manajemen edisi 2 (Handoko) bahwa
ada beberapa pola-pola umum pendekatan manajerial terhadap organisasi bahwa model tradisional
mengisyaratkan bahwa manajer menentukan bagaimana pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan
dan digunakannya sistem pengupahan intensif untuk memotivasi para pekerja.

Sedangkan untuk model hubungan manusiawi, menurut Elton Mayo dan para peneliti (Handoko)
menemukan bahwa kontak-kontak social karyawan pada pekerjaannya adalah juga penting dan
bahwa kebosanan dan tugas-tugas yang bersifat pengulangan adalah faktor-faktor pengulang
motivasi.

Selanjutnya mengenai model Sumber daya Manusia, menurut Argyris dan Likert, bahwa para
karyawan dimotivasi oleh banyak faktor—tidak hanya uang atau keinginan untuk mencapai
kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti.

Menurut Malayu S. Hasibuan, Manajer adalah sumberdaya pokok serta titik sentral setiap aktivitas
yang terjadi dalam suatu perusahaan. Manajer harus mengutamakan tugas, tanggungjawab, dan
membina hubungan yang harmonis baik dengan atasan maupun dengan bawahan. Adapun tugas-
tugas manajer adalah:

1. Managerial cycle atau siklus pengambilan keputusan, membuat rencana, menyusun organisasi,
pengarahan organisasi, pengendalian, penilaian dan pelaporan.

2. Memotivasi, artinya seorang manajer harus dapat mendorong para bawahannya untuk bekerja
giat dan membina para bawahan dengan baik dan harmonis.

3. Manajer harus berusaha memenuhi kebutuhan para bawahannya.

4. Manajer harus dapat menciptakan kondisi yang akan membantu bawahannya mendapatkan
kepuasan dalam pekerjaanya.

5. Manajer harus berusaha agar para bawahannya bersedia memikul tanggung jawab.

6. Manajer harusmembina bawahannya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.

7. Manajer harus membenahi fungsi-fungsi fundamental manajemen secara baik.

8. Manajer harus mewakili dan membina hubungan yang harmonis dengan pihak keluar.

TUGAS MANAJER DALAM PERUSAHAAN DAN HUBUNGANYA DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI

Secara garis besar, sehubungan dengan teknologi informasi, SDM di perusahaan dapat dibagi
menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama adalah kumpulan dari mereka yang merupakan
para pengguna (user) teknologi informasi yang dimiliki. Termasuk di dalam kelompok ini seluruh
jenjang SDM dari staf sampai dengan pimpinan puncak. Seluruh SDM ini dalam kesehariannya
terlibat langsung dalam penggunaan teknologi informasi sebagai sarana penunjang dan pendukung
aktivitas pekerjaan mereka sehari-hari. Kelompok kedua adalah mereka yang bertanggung jawab
terhadap perencanaan dan pengembangan teknologi informasi di perusahaan. Tugas utama dari
mereka yang berada di dalam kelompok ini adalah:

(1) Menyusun perencanaan strategis (masterplan) mengenai pengembangan sistem dan teknologi
informasi perusahaan, lengkap dengan cetak birunya (blue print);

(2) Mendefinisikan secara detail kebutuhan sistem informasi perusahaan, terutama kebutuhan
spesifik dari masing-masing individu yang ada;

(3) Menyediakan teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan detail yang telah didefinisikan
tersebut;

(4) Memelihara dan mengembangkan teknologi informasi yang dimiliki perusahaan agar selalu up-
to-date dan dapat dipergunakan oleh seluruh SDM perusahaan;

(5) Mengelola hubungan kemitraan dengan pihak-pihak di luar perusahaan (vendor) yang bekerja
sama dalam hal pengembangan teknologi; dan

(6) Memonitor dan mengawasi berbagai hal terkait dengan manajemen atau proses pengelolaan
aset teknologi informasi. Untuk menjalankan serangkaian tugas tersebut, biasanya dikenal berbagai
jabatan profesional, seperti: chief executive officer, information technology manager, system
analyst, programmer, project manager, dan lain sebagainya –yang masing-masing memiliki
kompetensi dan keahlian khusus sehubungan dengan teknologi informasi.

Kelompok kedua yang dimaksudkan dalam penjelasan di atas adalah para manajer dalam
perusahaan. Agar tugas para manajer tersebut dapat berjalan dengan baik, dengan cepat, akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan, maka diperlukan berbagai informasi. Informasi yang diperlukan
dalam hal ini adalah informasi yang telah diolah sedemian rupa melalui sistem informasi
manajemen. Sistem informasi manajemen akan sangat berarti apabila didukung oleh teknologi
komputer yang sudah sangat canggih perkembangannya.

3.2. TANGGUNGJAWAB MANAJER DALAM TEKNOLOGI INFORMASI BAGI ORGANISAI

Adalah umum bagi perusahaan-perusahaan besar yang kinerjanya sangat bergantung pada
kehandalan teknologi informasi memiliki seorang manajer eksekutif di bidang sistem informasi.
Eksekutif yang paling bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pengembangan teknologi
informasi di perusahaan ini dikenal sebagai CIO (Chief Information Officer) atau Manajer Senior di
bidang Sistem dan Teknologi Informasi. Kalau di dalam format PT (Perusahaan Terbatas) di
Indonesia, CIO kurang lebih setara dengan Direktur (dalam jajaran direksi perusahaan) yang langsung
bertanggung jawab kepada Presiden Direktur. Apakah tugas dari seorang CIO? Tugas utama yang
merupakan tanggung jawab eksekutif lain dalam jajaran direksi adalah mempelajari dan memahami
secara menyeluruh dan mendetail bisnis yang digeluti perusahaan. Kalau dahulu manajemen inti
cukup mempelajari semua komponen internal perusahaan (khususnya sehubungan dengan produk-
produk atau jasa-jasa yang ditawarkan), saat ini hal tersebut tidaklah cukup. Persaingan yang begitu
cepat dan lingkungan bisnis yang sangat dinamis mengharuskan eksekutif perusahaan untuk selalu
memantau dan mempelajari aspek-aspek di luar perusahaan (eksternal) secara intens dan terus-
menerus, terutama yang berkaitan dengan perilaku pasar (market) dan pelanggan. Setidak-tidaknya
untuk dewasa ini ada tujuh cara yang terbukti efektif untuk mempelajari hal internal dan eksternal
perusahaan. Ketujuh cara tersebut adalah:

1) Memiliki armada SDM yang secara berkala mempelajari keadaan pasar dan komponen eksternal
lainnya;

2) Mempelajari secara mendalam proses-proses penciptaan produk atau jasa yang ditawarkan
perusahaan;

3) Mengundang bagian-bagian lain dalam perusahaan untuk berdiskusi secara berkala;

4) Menghadiri seminar-seminar yang berhubungan dengan industri terkait;

5) Membaca secara aktif publikasi-publikasi yang berkaitan dengan produk, jasa, dan industri dimana
perusahaan yang bersangkutan berada;

6) Menjadi anggota forum-forum bisnis maupun akademis terkait; dan

7) Menjalin komunikasi aktif dan konsisten dengan para manajer lini perusahaan.

4.2. PERILAKU DAN DAN PEMAKAI KELOMPOK MANAJER

Dalam pembahasan pada materi SIM, yang akan dibahas lebih lanjut adalah para pelaku dan
pemakai dari kelompok manajer. Keberadaan manajer bisa kita saksikan ada di mana-mana
diberbagai tingkat dan dalam berbagai bidang fungsional pada perusahaan.

Manajer Dijumpai pada Semua Jenjang, sesuai dengan tingkatan manajemen, yaitu :

• Tingkat Perencanaan Strategis (Strategic planning level)

Merupakan manajer pucak organisasi. Mereka mempunyai pengaruh atas keputusan-keputusan


yang diambil pada seluruh organisasi selama beberapa tahun mendatang. Istilah lain yang digunakan
yakni eksekutif.

• Tingkat Pengendalian Manajemen (Management control level)

Merupakan manajer tingkat menengah, yang memiliki tanggung jawab untuk merubah rencana
menjadi tindakan dan memastikan agar tujuannya tercapai.

• Tingkat Pengendalian Operasional (Operational conrol level)

Merupakan manajer tingkat bawah, yang bertangung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang
telah ditetapkan oleh para manajer ditingkat yang lebih tinggi.

Tingkat manajemen dapat mempengaruhi sumber informasi dan bentuk penyajian informasi.
Komponen sumber informasi dikategorikan dalam dua kelompok besar yaitu dari lingkungan dan
internal. Sedangkan bentuk penyajian informasi juga dibagi atas dua kelompok besar yakni penyajian
secara ringkas dan rinci.

Selain keberadaan manajer itu ada di berbagi tingkatan organisasi atau perusahaan. Manajer juga
dijumpai dalam Bidang Fungsional perusahaan, tempat berbagai sumberdaya dipisahkan menurut
jenis pekerjaan yang dilakukan. Pembagian bidang fungsional pada umunya yaitu seperti :
• Bidang fungsional keuangan (Finance)

• Bidang fungsional jasa informasi (Information services)

• Bidang fungsional pemasaran (Marketing)

• Bidang fungsional sumberdaya manusia (Human resources)

• Bidang fungsional manufaktur (Manufacturing)

Selanjutnya, dengan Tugas Manajer secara umum (Henry Fayol, 1914) :

1. Perencanaan (Planning)

2. Penataan atau pengorganisasian (Organizing)

3. Penyusunan Staf (Staffing)

4. Pengarahan (Directing)

5. Pengawasan (Controlling)

Seorang manajer merencanakan apa yang akan mereka lakukan (dalam ukuran jangka pendek,
menengah dan panjang). Kemudian, mereka melakukan pengorganisasian untuk mencapai rencana
tersebut. Selanjutnya mereka menyusun staf organisasi sesuai dengan kebutuhan sumberdaya yang
dibutuhkan. Berdasarkan sumberdaya yang ada, mereka mengarahkan untuk melaksanakan
rencana. Akhirnya mereka mengendalikan sumberdaya, menjaganya agar tetap beroperasi secara
optimal.

Uraian dari tugas manajer yang dinyatakan oleh Henri Fayol dianggap masih belum menggambarkan
tugas manajer secara menyeluruh. Untuk itulah dikembangkan kerangka kerja yang lebih rinci dan
dikenal dengan istilah

Peranan Manajer (Henry Mintzberg : Managerial roles) :

• Interpersonal roles (aktivitas antar pribadi) :

Figurehead (kepala), melaksanakan tugas-tugas seremonial;

Leader (pemimpin), memelihara unit dengan mempekerjakan dan melatih staf serta memberikan
dorongan dan motivasi;

Liaison (penghubung), menjalin hubungan dengan orang-orang di luar unit, rekan kerja di unitnya
dengan tujuan menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

• Informational roles (aktivitas informasi) :

Monitor (pemantau), secara tetap mencari informasi kinerja unit;

Disseminator (pewarta), meneruskan informasi yang berharga kepada orang lain di dalam unitnya;

Spokesperson (juru bicara), meneruskan informasi yang berharga kepada orang-orang di luar unit –
pimpinan dan orang disekitarnya.
• Decisional roles (aktvitas keputusan) :

- Entrepreneur (wirausahawan), membuat perbaikan-perbaikan yang cukup permanen pada unit,


misal : mengubah struktur organisasi;

-Disturbance handler (pemberes gangguan), mampu bereaksi pada kejadian-kejadian tidak terduga

-Resource Allocator (pembagi sumberdaya), mampu mengendalikan pengeluaran unitnya,


menentukan alokasi sumberdaya bagi unit bawahannya;

-Negotiator (perunding), mampu menengahi perselisihan baik di dalam unitnya maupun antar unit
dan lingkungannya.

Seorang manajer yang berhasil harus banyak memiliki keahlian. Dari sekian banyak keahlian
tersebut, terdapat dua keahlian yang mendasar, yaitu :

1. Keahlian Komunikasi (communication skill); manajajer senantiasa berkomunikasi dengan


bawahannya, atasannya, orang-orang lain di unit lain dalam perusahaan, dan orang-orang lain di luar
perusahaan. Media yang digunakan bisa berupa media tertulis atau lisan. Tiap manajer memiliki
pilihannya tersendiri dan menyusun suatu paduan media komunikasi yang sesuai dengan gaya
manajemennya.

2. Keahlian Pemecahan Masalah (problem solving); sebagai suatu kegiatan yang mengarah pada
sokusi dari suatu permasalahan. Selama proses pemecahan masalah, manajer terlibat dalam
pengambilan keputusan (decision making), yaiu tindakan memilih dari berbagai alternative tindakan.
Pada umumnya, manajer perlu membuat keputusan ganda dalam proses memecahkan suatu
permasalahan tunggal.

Selain keahlian dasar tersebut, seorang manajer juga harus mengerti mengenai pengetahuan
manajemen yang berbasis komputer, yaitu

1. Mengerti Komputer; istilah-istilah komputer, keunggulan dan kelemahan komputer, kemampuan


menggunakan komputer, dll.

2. Mengerti Informasi; bagaimana menggunakan informasi, perolehan informasi, dan bagaimana


berbagi informasi, dll.

Anda mungkin juga menyukai