Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

NSTEMI / INFARK MIOKARD AKUT

KEPERAWATAN MEDIKAL

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal


Dosen Pembimbing :
Ns. Wantiyah, S. Kep., M. Kep.

Oleh:

Dinda Aulia

NIM 162310101028

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018
I. KASUS INFARK MIOKARD AKUT
I.1. Identitas Klien

Nama : Tn. M No. RM : 1524670


Umur : 56 tahun Pekerjaan : Sopir
Jenis : Laki-laki Status Perkawinan : Kawin
Kelamin
Agama : Islam Tanggal MRS : 29 November 2011
Pendidikan :- Tanggal : 29 November
Pengkajian 2011
Alamat : Jl. Mahendradara Sumber Informasi : Klien, keluarga,
Denpasar rekam medik

I.2. Keluhan Utama

Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri dada kiri sekitar 2 jam sebelum

masuk rumah sakit yaitu sejak pukul 19.00 WITA tanggal 28/11/2011. Nyeri
dirasakan menjalar ke leher dan rahang kiri, Nyeri terasa ditusuk-tusuk, dan tembus
sampai punggung, pasien mengeluh dadanya semakin sakit setelah bekerja, Pasien
juga sesak dan sesaknya tidak membaik meskipun diberikan perubahan posisi. Pasien
tidak mual, tidak muntah , dan tidak panas. Saat ditanya skala nyeri klien berada pada
level 8 (skor 0-10). TD: 90/60 mmHg, RR: 20x/mnt, N: 70x/mnt, S: 37oC.

I.3. Diagmosa Medis


Infark Miokard Akut

I.4. Riwayat Penyakit sekarang ( RPS)


Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri dada kiri 2 jam sebelum masuk

rumah sakit yaitu sejak pukul 19.00 WITA tanggal 28/11/2011. Nyeri dirasakan
menjalar ke leher dan rahang kiri, Nyeri terasa ditusuk-tusuk, dan tembus sampai
punggung, pasien mengeluh dadanya semakin sakit setelah bekerja, Pasien juga sesak
dan sesaknya tidak membaik meskipun diberikan perubahan posisi. Mual (-), muntah
(-), panas (-).

I.5. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)

Pasien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, yaitu tahun 2001 dan 2010 di
karenakan adanya penyempitan pembuluh darah di jantung. Pasien tidak menjalani
operasi, hanya minum obat-obatan dari dokter. Saat ini pasien dirawat dirumah sakit
untuk ketiga kalinya, istri pasien mengungkapkan mungkin penyakit pasien
dikarenakan pasien tidak bisa berhenti merokok sejak usia 20 tahun. Selain itu pasien
juga memiliki riwayat hipertensi.

I.6. Riwayat Penyakit Keluarga (RPK) :

Pasien dan istri pasien mengungkapkan tidak tahu apakah dikeluarganya ada yang
menderita penyakit jantung,hipertensi, DM, dan lain-lain.

I.7. Genogram
II. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
II.1. Persepsi & pemeliharaan kesehatan

Istri pasien mengunkapkan kesehatan adalah yan terpenting, sehinga istri pasien
selalu menjaga makanan yang dikonsumsi oleh pasien. Tetapi istri pasien tidak bias
mengontrol makanan pasien diluar rumah (pekerjaan pasien adalah sopir). Istri pasien
mengungkapkan pasien adalah perkok berat dan sulit di suruh berhenti. Pasien
mengungkapkan bahwa kesehatan adalah yang terpenting, tetapi pasien tidak bias
menghentikan kebiasaannya untuk merokok.

II.2. Pola nutrisi / metabolic


SMRS : pasien akan 2-3 kali sehari, pasien makan dengan lauk, sayur dan nasi.
Pasien mengungkapkan bila sedang berda diluar rumah ( bekerja), pasien mnkan
tanpa pantangan. MRS: Pasien makan 2-3 kali sehari tetapi hanya 2-3 sendok makan
pasien mengungkapkan tidak nafsu makan dan badannya terasa lemas. Pasien saat
makan tampak disuapi oleh istrinya.

II.3. Pola eliminasi

SMRS : BAK dan BAB normal. Pasien BAK ± 5 kali sehari, warna kencing kuning
bening, Pasien BAB 1 kali sehari, dengan konsisten padat, warna kuning kecoklatan.

MRS : BAK dengan DC warna kuning bening, selama MRS pasien belum BAB.

II.4. Pola aktivitas & latihan

SMRS : pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri, tetapi saat sakit
dada pasien kumat, pasien tidak dapat berktivitas seperti biasanya.

MRS : pasien merasakan nyeri ada dada kirinya, nyeri semakin parah saat dan setelah
berktifitas. Pasien tirah baring ditempat tidur.

c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan / minum √

Toileting √

Berpakaian √

Mobilitas di tempat tidur √

Berpindah √

Ambulasi / ROM √

Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3: dibantu
alat, 4: mandiri
II.5. Pola tidur & istrahat

SMRS : Pasien mengungkapkan bahwa pasien jarang tidur karena bekerja. Pasien
tidur malam pukul 23.00 WITA- 04.00 WITA.

MRS : pasien dirumah sakit tirah baring,sehingga banyak beristirahat. Pasien juga
mengungkapkan badannya lemas dan dadanya skit bila digunakan untuk bergerak.

II.6. Pola kognitif & perceptual

Pasien mengatakan penyakit yang dideritanya adalah cobaan dari tuhan, pasien
berusaha sabar menghadapinya. Meskipun pasien sakit semua indra pasien masi
berfungsi dengan baik ( indra penciuman, indra peraba, indra penglihatan,indra
pengecap dan indra pendengaran.

II.7. Pola persepsi

Pasien tidak malu dengan kondisi sakitnya, pasien juga mengatakan selalu ditemani
istri dan anaknya.

II.8. Pola seksualitas & reproduksi

Pasien berjenis kelamin laki-laki. Pasien memiliki 1 istri dan 5 anak. Saat ini kelima
anaknya telah menikah dan pasien memiliki 9 orang cucu.

II.9. Pola peran & hubungan

Pasien mengkau dekat dengan istri dan anak-anaknya. Pasien mengtakan palig dekat
dengan cucunya.
II.10.Pola manajemen koping stress

Pasien mengatakan saat ada masalah pasien selalu bercerita pada istrinya.

II.11.System nilsi & keyakinan

Pasien beragama islam, saat MRS psien tidak bias beribadah seperti biasanya.

II.12.Pemeriksaan fisik

Keadaan umum :

K/u pasien lemah, pasien tirah baring ditempat tidur, pasien mengeluh dadanya nyeri.
Tanda vital :

TD: 90/60 mmHg N: 70x/mnt

RR: 20x/mnt S: 37oC

1. Kepala
I: kepala normocapalic,warna rambut hitam, luka (-), kemerahan (-),
pembengkakan (-), luka terbuka (-)
P: Nyeri tekan (-), Massa (-)
2. Mata
I: mata ka/ki simetris, iris berwarna hitam reflek pupil (+/+),selera ikterik (-/-),
konjungtiva anemis (-/-), luka (-/-), edema palpebral (-/-) wana kelopak mata
sama dengan kulit lainnya.
P: Nyeri tekan (-), massa (-)
3. Telinga
I : telinga ka/ki simetris, battle sign (-),serumen(-/-), luka (-/-), pembengkakan
(-/-), otorhea (-/-), pembesaran kelenjar limfe (-)
P : Nyeri tekan (-), massa (-)
4. Hidung
I; lubang hidung simetris ka/ki, sekret (-/-), luka (-/-), pembengkakan (-/-),
rhinorhea (-/-)
P : nyeri tekan (-),massa (-)
5. Mulut
I: bibir berwarna merah muda , gusi tidak berdarah, mukosa mulut tidak
kering, skorbut (-), luka (-), kemerahan (-)
P: Nyeri tekan (-), massa (-)
6. Leher
I: distensi vena jugularis (-), pembesaran kelenjar tyroid (-), luka (-),
Pembengkakan (-), warna sama dengan kulit lainnya
P: Nyeri tekan (-), massa (-)
7. Dada
I: luka (-), pembengkakan (-), ictus kordis tidak tampak, retraksi dada (-),
pengembangan dada simetris.
P: nyeri tekan (-),massa (-), fraktur tulang iga (-)
P: jantung: pekak dada ICS 2-ICS 5

Paru :
resonan resonan

resonan resonan

resonan pekak

A: jantung S1S2 tunggal reguler,suara tambahan (-)


Paru : vesikuler (+/+), rhonki (-/+)
Pasien mengatakan dadanya sakit, sakit seperti ditusuk tusuk, sakit menjalar
ke leher dan rahang kiri, nyeri juga menembus punnggung. Nyeri tidak hilang
saat istirahat skala nyeri 8.
8. Abdomen
I: distensi (-), perut simetris ,luka (-), kemerahan (-)
A: BU (+)
P: asites (-),hepatospleinmegali (-)
P: suara timpani di perut sebelah kiri, suara pekak di perut sebelah kanan
9. Urogenital
I: bengkak (-), luka (-), kemerahan (-), menggunkan kondom kateter
P: massa (-),nyeri tekan (-)
10. Ekstremitas
I: kealinan ekstrimitas (-), cacat (-), luka (-), kemerahan (-)
P: edema (-),akral hangat (+), kekuatan otot

5 5

5 5
11. Kulit dan kuku
I: kulit sama di semua bagian tubuh, clubbing finger (-), kulit berwarna
kecoklatan
P: CRT < 2 dtk, turgor kulit baik
12. Keadaan local
k/u lelah, pasien banyak tidur karena tubuhnya lemas.

III. TERAPI
Oksigenasi 4 lpm

ENTERAL : PARENTERAL :
Asetosal 1x 160 mg IVFD Nacl 0,9% 8 tpm
Simvastatin 1x 20 mg Enoxaparin 2x 0,6 cc
Laxadin syr 3x1 CI ISDN drip 3 mg/jam
Captopril 3x 6,25 mg Furosemid drip 2,5 mg/jam
Bisoprolol 1x 2,5 mg Ondancentron 3x4 mg(k/p)
Antasyda syr 3x1 CI (k/p) M.O (k/p)
Clopidogrel 1x75mg
Diazepam 3x5 mg

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN LABORATORIUM


Pemeriksaan lab

Pemeriksaan Nilai Normal 28/11/2011 29/11/2011

WBC 4,4-11x103/µL 13,2 -

Hb 11-13 14,4 -

LDL <100 117,2 -

LDH 240-480 - 746,10

Troponin T <0,01 negatif 0,38

CKMB mass <5,1 mg/ml 17,6 -

PH 7,35-7,45 7,4 -

PCO2 35-45 42 -

PO2 80-100 18 -

HCO3 22-26 26 -

Hasil pemerikasaan EKG :


1. Irama sinus
2. Axis normal
3. P.wave normal
4. Interval P-R normal
5. Q patologis di VI-V4
6. ST depresi di II,III, AVF,V5,V6
7. ST elevas di V1-V4 (pemeriksaan EKG 30/11/2011)
I. Analisa Data

NO DS DO Etiologi Masalah
1. 1. Pasien mengatakan dadanya 1. Wajah meringis Aterosklerosis Nyeri akut
sakit seperti ditusuk-tusuk, 2. TD: 90/60 mmHg,
sakit menjalar ke leher dan RR: 20x/mnt, N: Aliran darah ke jantung turun
rahang kiri, nyeri juga 70x/mnt, S: 37oC
menembus punggung. 3. Enzim jantung: Suplai O2 turun
2. Pasien mengatakan skala CKMB mass 17,6
nyeri 8 mg/ml Iskemia jantung
LDL 117,2
LDH 746,10
Troponin T 0,38
2. 1. Pasien mengatakan nyeri 1. Keadaan umum Aterosklerosis Intoleransi aktivitas
semakin terasa saat pasien lemah
beraktivitas atau bergerak 2. Skala ADL dibantu Aliran darah ke jantung turun
(sedang s/d berat)
3. Pasien tirah baring Iskemia jantung

Nyeri
Suplai O2 turun

Fatigue
3. - 1. Q Patologis di VI-V4 Suplai O2 pada jantung Resiko Penurunan
2. Nyeri dada (+) menurun Perfusi Jaringan Jantung
3. LDL 117,2
4. LDH 746,10 Hipoksia Sel
5. Pasien lemah dan
tidak bisa beraktifitas Cardiac Output menurun
6. Skala ADL dibantu
(sedang s/d berat) Gangguan perfusi jaringan
7. Pasien tirah baring
II. Prioritas Diagnosa
1. Nyeri akut b.d. iskemia jantung d.d. pasien mengatakan dadanya sakit
seperti ditusuk-tusuk, sakit menjalar ke leher dan rahang kiri, nyeri juga
menembus punggung; Pasien mengatakan skala nyeri 8; wajah meringis;
TD: 90/60 mmHg, RR: 20x/mnt, N: 70x/mnt, S: 37oC; Enzim jantung:
CKMB mass 17,6 mg/ml, LDL 117,2, LDH 746,10, Troponin T 0,38.
2. Intoleransi aktivitas b.d. adanya iskemia jantung d.d. pasien mengatakan
nyeri semakin terasa saat beraktivitas atau bergerak; keadaan umum pasien
lemah; skala ADL dibantu (sedang s/d berat); pasien tirah baring.
3. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung dengan faktor resiko iskemia
jantung dan penyempitan pembuluh darah jantung d.d. nyeri dada (+); q
patologis di VI-V4; LDL 117,2; LDH 746,10; Pasien lemah dan tidak bisa
beraktifitas; Skala ADL dibantu (sedang s/d berat); Pasien tirah baring
4. Intervensi dan Evaluasi

No Hari/ Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Nama


Tanggal Keperawatan Hasil dan TTD

1. 29 Domain 12: Setelah dilakukan asuhan Pemberian Analgesik (2210) Ns. D


November kenyamanan keperawatan 1x 24 jam
1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan
2011 diharapkan nyeri pasien
Kelas: 1. keparahan nyeri sebelum mengobati pasien
berkurang secara verbal
Kenyamanan 2. Tentukan pilihan obat analgesic (narkotik,
dan non verbal
fisik non narkotik, atau NSAID), berdasar tipe
Kriteria Hasil : dan keparahan nyeri
000132- Nyeri
3. Pilih rute intravena daripada rute
Akut Tingkat Nyeri (2102)
intramuscular, untuk injeksi pengobatan
1. Nyeri yang dilaporkan nyeri yang sering, jika memungkinkan
dipertahankan pada 4. Berikan kebutuhan kenyamanan dan
skala 2 ditingkatkan ke aktivitas lain yang dapat membantu
skala 5 relaksasi untuk memfasilitasi penurunan
nyeri
2. Ekspresi nyeri wajah
5. Berikan analgesic sesuai waktu paruhnya,
dipertahankan pada
skala sedang (3) terutama pada nyeri yang berat
ditingkatkan ke skala 6. Dokumentasikan respon terhadap analgesic
tidak ada (5) dan adanya efek samping
3. Tekanan darah 7. Kolaborasikan dengan dokter apakah obat,
dipertahankan pada dosis, rute pemerian, atau perubahan
skala 3 ditingkatkan ke interval dibutuhkan, buat rekomendasi
skala 5 yaitu normal khusus berdasarkan prinsip analgesic
120/80 mmHg
Manajemen Nyeri (1400)
4. Denyut nadi
dipertahankan pada 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
skala 4 ditingkatkan ke yang meliputi lokasi, karakteristik,
normal 60-100 x/menit onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
atau beratnya nyeri dan factor pencetus
Kontrol Nyeri (1605) 2. Pastikan perawatan analgesic bagi pasien
1. Menggambarkan faktor dilakukan dengan pemantauan yang ketat
penyebab dipertahankan 3. Kendalikan factor lingkungan yang dapat
pada skala 4 mempengaruhi respon pasien terhadap
ditingkatkan ke skala 5 ketidaknyamanan (misalnya, suhu ruangan,
2. Menggunakan tindakan pencahayaan, suara bising)
pencegahan 4. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
dipertahankan pada 5. Ajarkan penggunaan teknik non
skala 3 ditingkatkan ke farmakologi (seperti, biofeedback, TENS,
skala 5 hypnosis relaksasi, bimbingan antisipasif,
terapi music, terapi bermain, terapi aktvitas,
akupresur, aplikasi panas/dingin dan pijatan,
sebelum, sesudah dan jika memungkinkan,
ketika melakukan aktivitas yang
menimbulkan nyeri, sebelum nyeri terjadi
atau meningkat, dan bersamaan
dengantindakan penurunan rasa nyeri)
Monitor Tanda-tanda Vital (6680)
1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan
status pernafasan dengan tepat
2. Monitor tekanan darah setelah pasien
minum obat jika memungkinkan

2. 29 Domain 4: Setelah dilakukan asuhan Terapi Aktivitas (4310) Ns. D


November aktivitas / keperawatan 3x 24 jam
1. Fasilitasi aktivitas pengganti pada saat klien
2011 diharapkan adanya
istirahat peningkatan toleransi memiliki keterbatasan waktu, energi,
aktivitas klien selama di RS maupun pergerakan dengan cara
Kelas 4:
berkonsultasi pada terapis – terapis fisik,
Respons Kriteria Hasil:
okupasi, dan terapi rekreasi
kardiovaskular/
Toleransi Terhadap 2. Bantu dengan aktivitas fisik secara teratur
pulmonal
Aktivitas (0005) (misalnya, ambulasi, transfer/ berpindah,
00092- berputar dan kebersihan diri) sesuai dengan
1. Frekuensi nadi ketika
Intoleran kebutuhan.
beraktivitas
aktivitas 3. Tingkatkan gaya hidup dengan melalui
dipertahankan pada
aktivitas fisik untuk mencegah peningkatan
skala 3 ditingkatkan ke
berat badan yang tidak diinginkan.
skala 5 normal yaitu 60-
100 x/menit Perawatan Jantung: Rehabilitatif (1400)

2. TD ditingkatkan 1. Monitor toleransi pasien terhadap aktivitas


menjadi normal kembali 2. Instruksikan kepada pasien dan keluarga
120/80 mmHg mengenai modifikasi faktor resiko jantung
(misalnya, menghentikan kebiasaan
3. Kemudahan dalam
merokok, diet, dan olahraga), sebagaimana
melakukan ADL
mestinya
dipertahankan pada
skala 2 ditingkatkan ke 3. Instruksikan pasien mengenai perawatan
skala 5 diri pada saat mengalami nyeri dada
(minum nitrogliserin sublingual setiap 5
4. Kualitas istirahat pada
menit selama 3 kali, jika nyeri dada belum
skala 4 ditingkatkan ke
hilang, cari pelayanan medis gawat darurat)
skala 5
4. Instruksikan pasien dan keluarga
memngenai aturan berolahraga, termasuk
pemanasan, peregangan dan pendinginan,
sebagaimana mestinya.
5. Instruksikan pasien dan keluarga mengenai
pertimbangan khusus terkait dengan
aktivitas sehari-hari (misalnya, pembatasan
aktivitas dan meluangkan waktu istirahat)
jika memang tepat.

3. 29 Domain 4: Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor tekanan darah, nadi,suhu, dan Ns. D
November aktivitas / keperawatan selama 3x 24 status pernafasan dengan tepat
2011 istirahat diharapkan gangguan
2. Monitor frekuensi dan irama jantung
perfusi jaringan jantung
Kelas 4:
3. Monitor tekanan darah setelah pasien
Respons tidak semakin parah minum obat jika memungkinkan
kardiovaskular/
Kriteria Hasil: 4. Pantau pemeriksaan diagnostik dan
pulmonal
laboratorium misalnya EKG
Perfusi jaringan: kardiak
002000- Resiko
(0405) 5. Insruksikan pasien dan keluarga pada terapi
Penurunan
1. Denyut nadi untuk mengurangi risiko jantung (misalnya,
Perfusi Jaringan
ditingkatkan ke skala obat – obatan, monitor tekanan darah,
Jantung
normal pembatasan cairan, pembatasan alkohol,
2. TD ditingkatkan ke rehabilitasi jantung).
skala normal 120/80
mmHg
Status Sirkulasi (0401)
1. Wajah pucat
dipertahankan pada
skala 3 ditingkatkan ke
skala 5
2. Penurunan suhu kulit
dipertahankan pada
skala 4 ditingkatkan ke
skala 5
Implementasi

No No. Hari dan Implementasi Paraf


Tanggal
Dx

1. 1. 29 Pemberian Analgesik (2210) Ns. D


November
1. Menentukan pilihan obat analgesic (narkotik, non narkotik, atau NSAID), berdasar
2011
tipe dan keparahan nyeri
2. Memilih rute intravena daripada rute intramuscular, untuk injeksi pengobatan
nyeri yang sering, jika memungkinkan
3. Memberikan kebutuhan kenyamanan dan aktivitas lain yang dapat membantu
relaksasi untuk memfasilitasi penurunan nyeri
4. Memberikan analgesic sesuai waktu paruhnya, terutama pada nyeri yang berat
5. Mendokumentasikan respon terhadap analgesic dan adanya efek samping
6. Berkolaborasi dengan dokter apakah obat, dosis, rute pemerian, atau perubahan
interval dibutuhkan, buat rekomendasi khusus berdasarkan prinsip analgesic

Manajemen Nyeri (1400)

1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,


onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan factor
pencetus
2. Memastikan perawatan analgesic bagi pasien dilakukan dengan pemantauan
yang ketat
3. Mengendalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien
terhadap ketidaknyamanan (misalnya, suhu ruangan, pencahayaan, suara bising)
4. Mengajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
5. Mengajarkan penggunaan teknik non farmakologi (seperti, biofeedback, TENS,
hypnosis relaksasi, bimbingan antisipasif, terapi music, terapi bermain, terapi
aktvitas, akupresur, aplikasi panas/dingin dan pijatan, sebelum, sesudah dan jika
memungkinkan, ketika melakukan aktivitas yang menimbulkan nyeri, sebelum
nyeri terjadi atau meningkat, dan bersamaan dengantindakan penurunan rasa
nyeri)
Monitor Tanda-tanda Vital (6680)
1. Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernafasan dengan tepat
2. Memonitor tekanan darah setelah pasien minum obat jika memungkinkan

2. 2 29 Terapi Aktivitas (4310) Ns. D


November
1. Meningkatkan istirahat pasien di tempat tidur
2011
2. Memfasilitasi aktivitas pengganti pada saat klien memiliki keterbatasan waktu,
energi, maupun pergerakan dengan cara berkonsultasi pada terapis – terapis fisik,
okupasi, dan terapi rekreasi
3. Mengkaji ulang tanda gangguan yang menunjukkan tidak toleran terhadap
aktivitas atau memerlukan pelaporan pada dokter
4. Membantu dengan aktivitas fisik secara teratur (misalnya, ambulasi, transfer/
berpindah, berputar dan kebersihan diri) sesuai dengan kebutuhan.
5. Meningkatkan gaya hidup dengan melalui aktivitas fisik untuk mencegah
peningkatan berat badan yang tidak diinginkan.

Perawatan Jantung: Rehabilitatif (1400)

1. Memonitor toleransi pasien terhadap aktivitas


2. Menginstruksikan kepada pasien dan keluarga mengenai modifikasi faktor resiko
jantung (misalnya, menghentikan kebiasaan merokok, diet, dan olahraga),
sebagaimana mestinya
3. Menginstruksikan pasien mengenai perawatan diri pada saat mengalami nyeri
dada (minum nitrogliserin sublingual setiap 5 menit selama 3 kali, jika nyeri
dada belum hilang, cari pelayanan medis gawat darurat)
4. Menginstruksikan pasien dan keluarga memngenai aturan berolahraga, termasuk
pemanasan, peregangan dan pendinginan, sebagaimana mestinya.
5. Menginstruksikan pasien dan keluarga mengenai pertimbangan khusus terkait
dengan aktivitas sehari-hari (misalnya, pembatasan aktivitas dan meluangkan
waktu istirahat) jika memang tepat.

3. 3 29 Monitor Tanda-tanda Vital (6680) Ns. D


November
1. Memonitor tekanan darah, nadi,suhu, dan status pernafasan dengan tepat
2011
2. Memonitor frekuensi dan irama jantung

3. Memonitor tekanan darah setelah pasien minum obat jika memungkinkan

4. Memantau pemeriksaan diagnostik dan laboratorium misalnya EKG

5. Menginsruksikan pasien dan keluarga pada terapi untuk mengurangi risiko


jantung (misalnya, obat – obatan, monitor tekanan darah, pembatasan cairan,
pembatasan alkohol, rehabilitasi jantung).
5. Evaluasi

No. Diagnosa Evaluasi Nama dan


Dx Tanda Tangan
Perawat

Nyeri Akut S : Klien mengatakan nyeri dada Ns. D


sebelah kiri mulai berkurang,
namun kadang-kadang timbul nyeri
lagi
O : Raut wajah klien tidak meringis
lagi. TTV klien:
a. Tekanan darah 110/80 mmHg
b. Suhu 36,50 C
c. RR 26x/menit
A : Masalah nyeri teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

Evaluasi P,Q,R,S,T

P : Nyeri dada sebelah kiri sudah


mereda, namun kadang-kadang
timbul apabila beraktivitas
berlebihan

Q : Klien mengatakan nyeri timbul


pada saat melakukan
menggerakkan badan terlalu
berlebihan

R : Kadang masih terdapat nyeri pada


area dada sebelah kiri.

S : Klien mengatakan skala nyeri


menjadi 4.

T : Klien mengatakan jika pada saat


menggerakkan badan terlalu
berlebihan dada kirinya nyeri
kembali sekitar 10 menit

2. Intoleransi S : klien mengatakan nyeri mereda Ns. D


Aktivitas tapi masih hilang timbul terlebih
saat bergerak berlebihan, klien
minta ditemani istri terus menerus
O : skala nyeri 4, ekspresi meringis
mulai berkurang. TTV klien:
a. Tekanan darah 110/80 mmHg
b. Suhu 36,50 C
c. RR 26x/menit
A : Masalah intoleransi aktivitas
teratasi sebagian
P : Lanjutjan intervensi

3. Risiko S : Klien mengatakan nyeri mereda Ns. D


Penurunan tapi masih timbul lagi
Perfusi O : Klien masih terlihat pucat. TTV
Jaringan klien
Jantung a. Tekanan darah 110/80 mmHg
b. Suhu 36,50 C
c. RR 26x/menit
A : Masalah risiko penurunan Perfusi
jaringan perifer teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M., H. K. Butcher, J. M. Dochterman, dan C. M. Wagner. 2016.


Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi 6. Singapore: arranggement
with Elseiver Inc.

Moorhead, S., M. Johnson, M. L. Mass, dan E. Swanson. 2016. Nursing


Outcomes Classification (NOC). Edisi 5. Singapore: arranggement with
Elseiver Inc.

Kelompok 2. 2011. Laporan Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada Pasien


M dengan NSTEMI / IMA di Ruang ICCU (Intensive Cardio Care Unit)
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Bali. Fakultas Keperawatan Universitas
Jember: Program Pendidikan NERS.

Anda mungkin juga menyukai