Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di era industrialisasi yang semakin maju dengan perkembangan
teknologi yang sangat pesat ini tentunya akan membawa pengaruh terhadap
sumber daya manusia (tenaga kerja) dan lingkungan. Beberapa faktor
lingkungan kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja (PAK) adalah faktor fisik, kimia, biologi, psikologi, dan fisiologi.
Lingkungan kerja beserta semua faktor-faktornya dapat merugikan
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja apabila tidak dikelola dengan baik.
Risiko ataupun potensi bahaya dari lingkungan kerja harus dikendalikan agar
tidak menimbulkan dampak buruk bagi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja.
Pengendalian bahaya di lingkungan kerja merupakan salah satu upaya
perlindungan tenaga kerja terhadap risiko kecelakaan dan penyakit akibat
kerja (PAK). Upaya perlindungan tenaga kerja bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas dan efisiensi kerja yang mana salah satu aspeknya adalah upaya
keselamatan kerja termasuk di dalamnya yaitu lingkungan kerja. Keselamatan
dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja
yang telah diatur dalam Pasal 86 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.
Menurut data BPS, jumlah industri di Indonesia mulai dari skala mikro,
kecil dan menengah (UMKM), maupun skala besar dengan tingkat nasional
hingga multinasional sebanyak 27 juta usaha. Semakin bertambahnya objek
pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja, dengan
keterbatasan jumlah pegawai pengawas ketenagakerjaan dan kurangnya
kesadaran pelaku industri/perusahaan dalam penerapan norma dan peraturan
perundangan, maka potensi terjadinya kasus kecelakaan kerja maupun
penyakit akibat kerja (PAK) juga menjadi lebih besar.

1
Meskipun ketentuan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja telah
diatur sedemikian rupa, akan tetapi di dalam praktiknya masih terdapat banyak
celah-celah pelanggaran. Atas dasar permasalahan tersebut, komitmen kuat
manajemen dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat
merupakan salah satu peran yang dapat mendorong terbentuknya bangsa yang
berkarakter Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Peran ini dapat
ditunjukkan dengan adanya kebijakan K3 tertulis yang diawasi secara tegas
dalam penerapannya di lingkungan kerja.
Laporan Kunjungan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu
persyaratan untuk mendapatkan sertifikat AK3 Umum yang diadakan oleh PT.
Katindo Megah Utama bekerjasama dengan Kementrian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi. Dilatar belakangi oleh hal tersebut, maka pada tanggal 15
Januari 2018, kami melakukan Kunjungan Praktek Lapangan di Gedung
Manajemen Kampus C, Universitas Airlangga.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 umum ditempat kerja
supaya dapat bertindak secara professional dalam bekerja dan
berkontribusi meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja yang menjadi
lingkup tanggung jawabnya
2. Memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam upaya membekali calon
Ahli K3 umum mengenai penerapan persyaratan dan pembinaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang meliputi :
a. Keadaan dan fasilitas tenaga kerja
b. Sikap tenaga kerja dalam mengoperasikan peralatan kerja
c. Penanganan bahan kimia berbahaya
d. Sifat pekerjaan
e. Pelayanan kesehatan kerja
f. Lingkungan kerja

2
3. Secara khusus calon ahli K3 diharapkan mampu menjelaskan, antara lain :
a. Latar belakang kesehatan kerja dan pengawasan lingkungan kerja
b. Landasan hukum kesehatan kerja dan lingkungan kerja
c. Pengertian kesehatan kerja dan lingkungan kerja
d. Ruang lingkup kesehatan kerja dan lingkungan kerja
e. Faktor – faktor dan pengendalian lingkungan kerja
f. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
g. Mencegah Penyakit Akibat Kerja

1.3 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup kerja praktek lapangan ini adalah :
1. Pelaksanaan K3 Lingkungan Kerja
2. Pelaksanaan Kesehatan Kerja
Observasi dilakukan di Gedung Manajemen Kampus C, Universitas
Airlangga yang merupakan tempat kerja bagi sekitar ± 300 tenaga kerja.
Observasi dilakukan pada hari Senin tanggal 15 Januari 2018. Obyek observasi
adalah impelementasi peraturan perundangan mengenai Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Kerja di area kerja Gedung Manajemen Universitas Airlangga.
Temuan observasi akan disesuaikan dengan identifikasi bahaya yang
dilakukan secara langsung. temuan tersebut akan disesuaikan dengan
peraturan perundangan K3 dan dibedakan menjadi temuan positif dan negatif.

1.4 DASAR HUKUM


a. Dasar Hukum terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum :
1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
b. Dasar Hukum Kesehatan kerja
1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 48 tahun 2016 tentang Standar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran
2. Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat
Kesehatan, Kebersihan, Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja

3
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per.
02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per.
03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.
08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER. 15/MEN/VIII/2008
tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER. 13/MEN/X/2011 tentang
Nilai Ambang batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja
8. No. INS 01/ MEN / 1988 tentang Pengawasan Pengadaan Kantin dan
Toilet Perusahaan
9. Keputusan Presiden No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul
Karena Hubungan Kerja
c. Dasar Hukum Lingkungan Kerja
1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 48 tahun 2016 tentang Standar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantora
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per
08/Men/VII/2010 Tentang APD
4. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. SE
117/Men/PPK-PPK/III/2005 Tentang Pemeriksaan Gedung Bertingkat
Dan Tempat Publik-Publik Lainnya.
5. Peraturan Menteri Perburuhan No.7 Tahun 1964 Tentang Syarat
Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Di Tempat Kerja.

4
BAB II

HASIL PENGAMATAN

2.1. KONDISI TEMPAT KERJA


2.1.1 SEJARAH SINGKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA
Sejarah Universitas Airlangga berawal dari cikal-bakal lembaga
pendidikan Nederlands Indische Artsen School (NIAS) dan School Tot
Opleiding van Indische Tandartsen (STOVIT), masing-masing didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1913 dan 1928. Setelah masa
pergolakan kemerdekaan sempat terganggu kelancarannya, pada tahun 1948
pemerintah pendudukan Belanda mendirikan Tandheelkunding Instituut yang
merupakan cabang Universitas van Indonesie Jakarta dan membuka kembali
NIAS dengan nama Faculteit der Geneeskunde yang juga sebagai cabang
Universiteit van Indonesie Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia baru resmi membuka Universitas
Airlangga Surabaya yang merupakan lembaga pendidikan tinggi pertama di
kawasan timur Indonesia – pada tahun 1954. Peresmian Universitas
Airlangga dilakukan oleh Presiden RI pertama, Dr. Ir. Soekarno, yang
bertepatan dengan peringatan hari Pahlawan yang ke-9, tanggal 10 November
1954. Secara legal pendiriannya ditetapkan dengan peraturan Pemerintah No.
57/1954.
Pada saat diresmikan Universitas Airlangga terdiri atas lima fakultas,
yaitu:
1. Fakultas Kedokteran
2. Fakultas Kedokteran Gigi, yang semula merupakan cabang dari
Universitas Indonesia
3. Fakultas Hukum, yang semula merupakan cabang dari Universitas
Gadjah Mada
4. Fakultas Sastra, yang berkedudukan di Denpasar, yang pada tahun 1962
fakultas ini memisahkan diri dari Universitas Airlangga untuk menjadi
bagian dari Universitas Udayana

5
5. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang berkedudukan di
Malang, dan pada tahun 1963 memisahkan diri dari Universitas
Airlangga menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP)
Negeri Malang, yang sekarang telah berubah menjadi Universitas
Negeri Malang (UM)

Sejak didirikan, Universitas Airlangga terus berkembang, antara lain


dengan melahirkan fakultas-fakultas baru. Secara berturut-turut fakultas-
fakultas yang lahir adalah:

1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, berdiri tahun 1961 yang berasal dari
Perguruan Tinggi Ekonomi Surabaya
2. Fakultas Farmasi, berdiri tahun 1963
3. Fakultas Kedokteran Hewan, berdiri tahun 1972 yang berasal dari
Universitas Brawijaya
4. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, berdiri tahun 1977
5. Fakultas Sains dan Teknologi, berdiri pada tahun 1982, yang
sebelumnya bernama Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
6. Fakultas Non Gelar Kesehatan, merupakan pengembangan dari
Pendidikan Ahli Laboratorium (PALK). Pada tahun 1993 lembaga ini
ditutup dan diintegrasikan pada beberapa Fakultas, berdasarkan jenis
program studinya
7. Fakultas Pascasarjana, berdiri pada tahun 1982, selanjutnya pada tahun
1991 berubah menjadi Program Pascasarjana
8. Fakultas Psikologi, berdiri pada tahun 1993, merupakan
pengengembangan dari Program Studi Psikologi pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik
9. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, berdiri tahun 1993, merupakan
pengembangan dari Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat pada
Fakultas Kedokteran
10. Fakultas Sastra, berdiri pada tahun 1998 yang merupakan
pengembangan dari Program Studi Sastra Inggris pada Fakultas Ilmu

6
Sosial dan Ilmu Politik dan mulai tahun 2008 berubah nama menjadi
Fakultas Ilmu Budaya
11. Fakultas Keperawatan, berdiri pada tahun 2008, merupakan
pengembangan dari Program Studi Ilmu Keperawatan pada Fakultas
Kedokteran
12. Fakultas Perikanan dan Kelautan, berdiri pada tahun 2008, merupakan
pengembangan dari Program Studi Budidaya Perikanan pada Fakultas
Kedokteran Hewan

Perkembangan tersebut menandakan bahwa kehadiran dan kiprah


Universitas Airlangga diterima, diapresiasi dan dibutuhkan oleh masyarakat.
Perkembangan tersebut saat ini terus berlangsung antara lain, dengan
pembukaan program-program studi baru, peningkatan dan pengembangan
bidang dan strata pendidikan yang ada, sehingga saat ini Universitas
Airlangga dengan 13 Fakultas dan satu program studi pascasarjana dan
memiliki 127 program studi dari berbagai jenjang, meliputi program
akademik, vokasi, dan spesialis yang mampu melayani lebih dari 200.000
mahasiswa.

2.1.2 VISI DAN MISI UNIVERSITAS AIRLANGGA


A. Visi
Menjadi universitas yang mandiri, inovatif, terkemuka ditingkat nasional
dan internasional, pelopor pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
humaniora, dan seni berdasarkan moral agama
B. Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan akademik, vokasional dan
provesional
2. Menyelenggarakan penelitian dasar, terapan dan penelitian kebijakan
yang inovatif untuk menunjang pengembangan pendidikan dan
pengabdian kepada masyarakat
3. Mendharmabaktikan keahlian dalam bidang ilmu, teknologi,
humaniora, dan seni kepada masyarakat

7
4. Mengupayakan kemandirian dalam melaksanakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi
5. Melalui pengembangan kelembagaan manajemen modern yang
berorientasi pada mutu dan kemampuan bersaing secara
internasional
C. Tujuan
1. Menghasikan lulusan berkualitas yang mampu mengembagkan ilmu
pengetahuan, teknologi, humaniora dan seni, serta dapat bersaing di
pasar internasional berdasarkan moral agama
2. Mengfhasilkan penelitian inovatif yang mendorong pengembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora dan seni dalam skala
nasional maupun internasional
3. Menghasilkan pengabdian kepada masyarakat untuk
memberdayakan masyarakat agar mampu menyelesaikan masalah
secara mandiri dan berkel anjutan
4. Mewujudkan kemandirian universitas yang adaptif, kreatif, proaktif
terhadap tuntutan perkembangan lingkungan yang stategis

2.1.3 GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA


1. Lokasi Observasi
Gedung Manajemen (Rektorat) Kampus C, Universitas Airlangga
2. Alamat
Jl. Mulyorejo Kampus C Universitas Airlangga Surabaya
3. Jumlah Tenaga Kerja
± 300 orang (laki-laki dan perempuan)
4. Proses Produksi
Administrasi bidang pendidikan, meliputi:
a. Pembukaan program-program studi baru
b. Peningkatan dan pengembangan bidang dan strata pendidikan
yang ada

8
5. Alat yang digunakan
Seperangkat komputer, printer, telepon, faximile, mesin fotokopi,
map arsip, filling cabinet, mesin absensi (checklock), dll.
6. Jenis Bahaya
a. Fisik : pencahayaan, suhu ruangan, debu, pintu ruang kerja
b. Biologi : pencemaran biologi
c. Ergonomi : posisi kerja
d. Psikologi : kenyamanan
e. Elektrik : hubungan arus pendek
f. Kebakaran

2.2. TEMUAN-TEMUAN DI LAPANGAN


K3 Lingkungan dan Kesehatan Kerja
2.2.1. Temuan Positif
1. Pengelolaan limbah
2. Tersedia safety sign
3. Terdapat unit kerja yang teratur
4. Penyedia fasilitas pemenuhan gizi (air minum, snack, dll)
5. Tersedia fasilitas evakuasi (tandu, kursi roda)
6. Terdapat kotak P3K di setia unit kerja
7. Pekerja telah terdaftar di BPJS Kesehatan dan ketenagakerjaan
8. Kondisi sarana dan prasarana (Toilet dan Ruang Terbuka Hijau)

9
2.2.2. Temuan Negatif
1. Tidak ada pemeriksaan kesehatan berkala (hanya pemeriksaan
kesehatan awal saja)
2. Lingkungan fisik (pintu terbuka ke dalam, atap bocor, tempat
sampah tidak tertutup)
3. Kurangnya pembinaan dan pengawasan sehingga banyak yang
melanggar
4. Kotak P3K tidak memenuhi syarat (isi dan warna)
5. Pengukuran terkait kondisi lingkungan kerja tidak dilakukan
secara berkala
6. Tidak ada ruang P3K
7. Belum diadakannya kantin perusahaan

10
BAB III
ANALISIS TEMUAN

3.1. TEMUAN POSITIF


No. Bukti Temuan Positif Dasar Hukum Analisa Saran
Berdasarkan wawancara dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. Subdit K3L Universitas Dipertahankan dan
pekerja di subdit K3L 48 Tentang Standar Keselamatan Airlangga merupakan unit ditingkatkan.
Universitas Airlangga dan Kesehatan Kerja Perkantoran yang menjalankan fungsi Program yang telah
Bagian Keempat Organisasi dan tujuan sesuai dengan dilakukan dapat
Pasal 23 KEPMENKES 1405 dikembangkan.
Tahun 2002
1. Dalam rangka melaksanakan
1.
K3 Perkantoran dibentuk Dalam melaksanakan
organisasi atau unit yang tugasnya Subdit K3L
bertanggung jawab di bidang telah melaksanakan tahap-
K3. tahap kegiatan meliputi :
2. Organisasi atau unit yang a. Menyusun
bertanggung jawab di bidang rencana/program
K3 sebagaimana dimaksud kerja tahunan.

11
pada ayat (1) ditetapkan oleh b. Menyusun rencana
Pimpinan Kantor dan/atau pelaksanaan kegiatan
Pengelola Gedung. berdasarkan
3. Organisasi atau unit yang rencana/program
bertanggung jawab di bidang kerja tahunan.
K3 sebagaimana dimaksud Program kerja tersebut
pada ayat (1) terdiri atas: a. adalah
penanggung jawab K3; dan b. a. Pengawasan
perwakilan setiap unit kerja keselamatan riset dan
dalam 1 (satu) kantor. laboratorium
4. Penanggung jawab K3 b. Pengawasan higiene
sebagaimana dimaksud pada dan sanitasi kantin
ayat (3) huruf a adalah c. Pengawasan atau
Pimpinan Kantor dan/atau pemantauan
Pengelola Gedung. lingkungan kerja
yang meliputi
kebisingan,
pencahayaan, suhu
dan kelembapan

12
d. Pengelolaan limbah
B3 di lingkungan
Unair dengan pihak
ke 3

Undang-Undang No 1 Tahun 1. Telah ada tanda jalur 1. Dipertahankan


1970 tentang Keselamatan Kerja evakuasi pada setiap dan
Pasal 14 huruf b. dijelaskan jalan di dalam gedung ditingkatkan
bahwa : seperti panah naik dan 2. Sebaiknya
“Pengurus diwajibkan memasang turun di tangga untuk denah
dalam tempat kerja yang 2. Telah ada poster- jalur evakuasi
dipimpinnya, semua gambar poster pembinaan K3 dapat dicetak
2.
keselamataan kerja yang di tempat-tempat yang lebih besar
diwajibkan dan semua bahan mudah dilihat seperti agar lebih
pembinaan lainnya, pada tempat- di ruang kerja dan di mudah dilihat
tempat yang mudah dilihat dan lorong jalan tanpa harus
terbaca menurut petunjuk 3. Telah ada denah mendekat
pegawai pengawas atau ahli untuk jalur evakuasi
Keselamatan Kerja.” yang di pasang di

13
dekat lift

14
Undang-Undang Republik Sesuai dengan UU nomor Dipertahankan dan
Indonesia nomor 24 tahun 2011 24 tahun 2011 pasal 9 ditingkatkan
tentang badan penyelenggara ayat 1 dan 2 tentang
jaminan sosial pasal 14 berbunyi fungsi dari BPJS yaitu
: terpenuhi jaminan
“setiap orang, termasuk orang kesehatan meliputi
asing yang bekerja paling singkat jaminan kecelakaan,
6 (enam) bulan di Indonesia, jaminan kematian,
3. wajib menjadi Peserta Program jaminan pensiun dan
Jaminan Sosial.” jaminan hari tua.
Dan pasal 15 ayat 1 berbunyi
“Pemberi kerja secara bertahap
wajib mendaftarkan dirinya dan
pekerjanya sebagai peserta
kepada BPJS sesuai dengan
program Jaminan sosial yang
diikuti.”

15
Peraturan Menteri Kesehatan Didalam gedung Rektorat Agar dapat
Republik Indonesia Nomor 48 Universitas Airlangga dipelihara,
Tahun 2016 tentang Standar sudah banyak tersedia dipertahankan, dan
Keselamatan dan Kesehatan pengelolaan limbah ditingkatkan
4.
Kerja Perkantoran seperti tempat sampah dengan lebih baik,
sesuai yang diatur dalam serta lebih
pasal 20 (ayat 2) : Peraturan Menteri diperbanyak di
Standar dan persyaratan Kesehatan Republik masing-masing

16
kesehatan lingkungan Indonesia Nomor 48 lantai gedung
perkantoran sebagaimana Tahun 2016 tentang Rektorat
dimaksud pada ayat (1) huruf a Standar Keselamatan dan Universitas
meliputi : Kesehatan Kerja Airlangga
a. Saran bangunan Perkantoran Surabaya
b. penyediaan air Sampah yang tersedia di
c. toilet rektorat sudah rapi dan
d. pengelolaan limbah tertutup. Tetapi tidak
e. cuci tangan pakai sabun semua lantai tersedia
f. pengamanan pangan tempat sampah yang rapi
g. pengendalian vektor dan dan tertutup.
binatang pembawa penyakit

Peraturan Menteri Perburuhan


nomor 7 tahun 1964 tentang
syarat kesehatan, kebersihan,
serta penerangan dalam tempat
kerja

17
pasal 3 (ayat 5) :
“Sampah dan bahan terbuang
lainnya harus terkumpul pada
suatu tempat yang rapi dan
tertutup”

Bedasarkan wawancara dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Telah tersedia alat Menempatkan alat
pekerja di Subdit K3L Dan Transmigrasi evakuasi dan alat alat evakuasi dan
Universitas Airlangga Republik Indonesia transportasi seperti tandu transportasi di
Nomor: Per.15/Men/VIII/2008 dan kursi roda sebagai lokasi yang mudah
Tentang fasilitas P3K diakses oleh semua
Pertolongan Pertama Pada pegawai
5. Kecelakaan di Tempat Kerja.

Pasal 2 ayat (2)


Pengurus wajib melaksanakan
P3K di tempat kerja
Gambar alat evakuasi tandu

Pasal 8 ayat (1)

18
Fasilitas P3K sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
meliputi :
a. Ruang P3K;
b. Kotak P3K dan isi;
c. Alat evakuasi dan alat
transportasi; dan
Gambar alat evakuasi kursi roda d. Fasilitas tambahan berupa alat
pelindung diri dan/atau
peralatan khusus di tempat kerja
yang memiliki potensi
bahaya yang bersifat khusus.
Terdapat kotak P3K disetiap unit 1. UU No. 01 tahun 1970 tentang Kotak P3K (Pertolongan Lebih ditingkatkan
Keselamatan Kerja pasal 3 ayat 1 Pertama pada dan dipertahankan.
poin e Kecelakaan) telah
6. “Dengan peraturan perundangan disediakan di setiap
ditetapkan syarat-syarat ruangan atau unit. P3K
keselamatan kerja untuk : berisi obat-obat yang
... sekiranya dibutuhkan oleh

19
e. memberi pertolongan pada tenaga kerja.
kecelakaan..”

2. Peraturan Menteri Tenaga


Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor
PER15/MEN/VIII/2008 Tentang
Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja
pasal 8 ayat 1 poin b
“Fasilitas P3L sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat (1)
meliputi :
...
b. Kotak P3K dan isi;....”
Air minum untuk pegawai Peraturan Menteri Perburuhan Tersedia air minum dan Temuan dapat
Nomor 7 Tahun 1964 tentang makanan ringan untuk dipertahankan dan
7.
Syarat Kesehatan, Kebersihan, para pegawai di setiap ditingkatkan.
serta Penerangan dalam Tempat ruangan. Namun, sebaiknya

20
Kerja. tidak meletakkan
barang-barang di
Pasal 8 ayat (4) atas dispenser.
Syarat-syarat air yang
dipergunakan untuk makan dan
minum :
a. Air tidak boleh berbau
dan harus segar
b. Air tidak boleh berwarna
(harus bening)
c. Air tidak boleh berasa
d. Air tidak boleh
mengandung garam-garam yang
berbahaya (dinyatakan dengan
pmeriksaan Laboratorium
Kesehatan).
e. Pada waktu tertentu air
yang dipakai harus diperiks oleh
Laboratorium Kesehatan.

21
Peraturan Menteri Kesehatan Didalam gedung Rektorat Agar dapat
Republik Indonesia Nomor 48 Universitas Airlangga dipelihara,
Tahun 2016 tentang Standar sudah banyak tersedia dipertahankan, dan
Keselamatan dan Kesehatan toilet sesuai yang diatur ditingkatkan
Kerja Perkantoran dalam Peraturan Menteri dengan lebih baik.
Kesehatan Republik Alangkah baiknya,
pasal 20 (ayat 2) : Indonesia Nomor 48 penanggung jawab
Standar dan persyaratan Tahun 2016 tentang khusus dari toilet
kesehatan lingkungan Standar Keselamatan dan di dalam gedung
8. perkantoran sebagaimana Kesehatan Kerja Rektorat
dimaksud pada ayat (1) huruf a Perkantoran Universitas
meliputi : Airlangga
a.Saran bangunan Jumlah wastafel, jamban, membuat suatu
b.Penyediaan air dan peturasan yang ada program bertema
c.Toilet didalam gedung Rektorat General Cleaning
d.Pengelolaan limbah Universitas Airlangga dan Deep Cleaning
e.Cuci tangan pakai sabun dibedakan menjadi 2 yang dilakukan
f.Pengamanan pangan kelompok, yaitu pria dan secara rutin
g.Pengendalian vektor dan wanita. Berdasarkan hasil mingguan, agar

22
binatang pembawa penyakit observasi yang dilakukan, toilet selalu terlihat
untuk kelompok pria bersih, harum dan
Bab V (Standar Kesehatan memiliki jumlah kamar nyaman saat
Lingkungan Kerja Perkantoran) : mandi sebanyak 6 ruang, digunakan serta
-Setiap kantor harus memiliki jumlah jamban sebesar 6 dapat
toilet dengan jumlah wastafel, buah, jumlah peturasan 8 meningkatkan
jamban dan peturasan buah, dan jumlah wastafel higiene dan sanitasi
-Toilet karyawan wanita terpisah sebanyak 2 buah per- toilet di
dengan toilet untuk karyawan ruangan. Sedangkan pada perkantoran.
pria kelompok wanita, jumlah
-Tersedia air bersih dan sabun kamar mandi sebanyak 7
-Toilet dibersihkan secara teratur ruang, jumlah jamban
-memiliki penanggung jawab sebanyak 7 buah, dan
khusus jumlah peturasan
-tidak ada kotoran, serangga, sebanyak 9 buah.
kecoa, dan tikus di Toilet
-bila ada kerusakan segera Toilet yang terdapat di
diperbaiki dalam gedung Rektorat
-Bila bangunan baru atau Universitas Airlangga

23
bangunan lama yang akan sudah terpisah antara pria
merencanakan renovasi kamar dan wanita, tersedia air
mandi/toilet, dihimbau untuk bersih dan sabun. Tetapi
merencanakan desain toilet yang tidak semua toilet
mudah perawatannya. memiliki sabun. Selain
-Menyediakan akses ventilasi itu, toilet memiliki
yang cukup untuk memberikan penanggung jawab khusus
penerangan yang alami. yang bertugas untuk
-Memiliki program General membersihkan secara
Cleaning dan Deep Cleaning teratur agar terbebas dari
secara rutin mingguan. kotoran, seranggga dan
-Bila menjalin kerjasama dengan tikus yang masuk ke
pihak ketiga dalam penyediaan dalam toilet
jasa pelayanan untuk perawatan tersebut.Toilet ini juga
ruang kamar mandi/toilet maka dilengkapi dengan
dihimbau untuk memilih dan ventilasi yang cukup
menunjuk supplier yang untuk memberikan
mempunyai reputasi dalam hal pennerangan secara alami
higiene dan sanitasi toilet. selain lampu.

24
-Mengunjungi supplier untuk
menyakinkan bahwa mereka
memiliki prosedur yang baik.
-Memiliki media kampanye dan
kegiatan sosialisasi untuk
penggunaan toilet.
Peraturan Menteri Perburuhan Halaman di rektorat Unair Merawat dan
No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat telah sesuai dengan menjaga halaman
Kesehatan, Kebersihan serta Peraturan Menteri beserta taman
Penerangan dalam Tempat Kerja Perburuhan No. 7 tahun rektorat Unair agar
pasal 3 ayat 1 dan 2 1964 pasal 3 ayat 1 dan 2. tetap bersih, rapi,
Halaman atau lapangan nyaman, aman, dan
Pasal 3 parkir luas, tidak berdebu, indah. Rektorat
1. Halaman harus bersih, tidak becek, dan bersihh. juga boleh
9. teratur, rata, dan tidak Terdapat pula halaman menambahkan
becek dan cukup luas atau taman yang terletak beberapa varian
untuk kemungkinan di belakang rektorat untuk bunga atau
perluasan memperindah rektorat. tanaman agar
2. Jalan di halaman tidak Menurut penjelasan taman lebih
boleh berdebu Permenkes No. 48 tahun berwarna dan
2016 pasal 20 ayat 1, indah.
Peraturan Menteri Kesehatan sarana bangunan di
Republik Indonesia Nomor 48 perkantoran juga harus

25
Tahun 2016 tentang Keselamatan memperhatikan estetika
dan Kesehatan Kerja Perkantoran baik di dalam maupun
pasal 20 ayat 1 diluar gedung. Sehingga,
dengan adanya taman ini
memenuhi persyaratan
Pasal 20 ayat 1 estetika suatu bangunan
Standar kesehatan lingkungan yakni rektorat Unair.
kerja Perkantoran meliputi :
a. Standar dan persyaratan
kesehatan lingkungan
perkantoran ; dan
Standar lingkungan kerja
perkantoran

26
3.2. TEMUAN NEGATIF
No. Bukti Temuan Negatif Dasar Hukum Potensi Bahaya Saran
Peraturan Menteri Tenaga Hasil wawancara Melakukan identifikasi
Kerja dan Transmigrasi menunjukkan bahwa risiko terkait lingkungan
Nomor PER. identifikasi risiko terkait kerja secara berkala dan
13/MEN/X/2011 lingkungan kerja yang apabila terjadi perubahan
Pasal 2 pengurus meliputi kebisingan, proses pekerjaan,
dan/pengusaha wajib pencahayaan, suhu dan perubahan alat, dan
melakukan pengendalian kelembapan terakhir sebelum pekerjaan baru
Berdasarkan wawancara dengan faktor fisika dan faktor dilakukan pada tahun dimulai.
1. pekerja di subdit K3L Universitas kimia di tempat kerja 2014 untuk wilayah
Airlangga sehingga di bawah NAB kerja di rektorat Apabila mengalami
Universitas Airlangga. kesulitan maka
Peraturan Menteri identifikasi dapat
Kesehatan No. 48 Tentang Berdasarkan dasar dilakukan dengan
Standar Keselamatan dan hukum yang telah bantuan pihak ke tiga.
Kesehatan Kerja dijelaskan identifikasi Seperti yang tertulis
Perkantoran risiko yang dilakukan dalam Permenkes No. 48
Bagian Keempat Organisasi menjadi dasar dari Tahun 2016

27
Pasal 23 perencanaan program Pasal 8 ayat 3
Pasal 6 sehingga sangat penting Dalam hal kantor tidak
Dalam menyusun rencana untuk dilakukan guna memiliki sumber daya
K3 Perkantoran menyeleraskan program untuk melakukan
sebagaimana dimaksud pada yang dilakukan dengan pemantauan dan evaluasi
ayat (2), Pimpinan Kantor masalah yang terjadi. K3 sebagaimana
dan/atau Pengelola Gedung dimaksud pada ayat (2)
harus mempertimbangkan: dapat menggunakan jasa
a. hasil penelaahan awal; b. pihak lain
identifikasi potensi bahaya,
penilaian, dan pengendalian
risiko; c. peraturan
perundang-undangan dan
persyaratan lainnya; dan d.
sumber daya yang dimiliki.
Peraturan menteri tenaga Tidak tersedia ruang Sebaiknya menyediakan
Tidak terdapat ruang P3K di tempat kerja dan transmigrasi no. P3K namun jika terjadi ruang P3K di tempat kerja
2.
kerja PER. 15/MEN/VIII/2008 keadaan darurat akan sesuai dengan Peraturan
menteri tenaga kerja dan
tentang Pertolongan dibawa ke PLK ataupun

28
Pertama pada Kecelakaan di RSUA dimana jaraknya transmigrasi no. PER.
Tempat Kerja cukup jauh dari tempat 15/MEN/VIII/2008 tentang

kerja. Pertolongan pertama pada


kecelakaan di tempat kerja
Pasal 2 ayat (1) berbunyi Sehingga, fungsi P3K
pasal 9 ayat (2)
“pengusaha wajib untuk mencegah
Persyaratan ruang P3K
menyediakan petugas P3K terjadinya keparahan
sebagaimana dimaksud
dan fasilitas P3K di tempat luka akibat kecelakaan
pada ayat (1) meliputi
kerja” tidak terpenuhi.
a. Lokasi ruang P3K
Pasal 2 ayat (2) berbunyi
1. Dekat dengan
“pengurus wajib
toilet/kamar mandi;
melakssanakan P3K di
2. Dekat jalan keluar
tempat kerja”
3. Mudah dijangkau
Pasal 8 ayat (1) berbunyi
dari area kerja
Fasilitas P3K sebagaimana
4. Dekat dengan
dimaksud dalam Pasal 2
tempat parkir
ayat (1) meliputi:
kendaraan
a. Ruang P3K;
b. Mempunyai luas
b. Kotak P3K
minimal cukup
c. Alat evakuasi dan

29
alat transporasi; dan untuk menampung
d. Fasilitas tambahan satu tempat tidur
berupa alat pelindug pasien dan masih
diri dan/atau terdapat ruang gerak
peralatan khusus di bagi seorang petugas
tempat kerja yang P3K serta
memiliki potensi penempatan fasilitas
bahaya yang bersifat P3K lainnya
khusus c. Bersih dan terang,
Pasal 9 ayat (1) berbunyi ventilasi
“ pengusaha wajib baik,memiliki pintu
menyediakan ruang P3K dan jalan yang
sebagaimana dimaksud cukup lebar untuk
dalam Pasal 8 ayat (1) huruf memindahkan
a dalam hal: korban
a. Mempekerjakan d. Diberi tanda dengan
pekerja/buruh 100 papan nama yang
orang atau lebih; jelas dan mudah
b. Mempekerjakan dilihat

30
pekerja/buruh e. Sekurang-kurangnya
kurang dari 100 dilengkapi dengan:
orang dengan 1. Wastafel dengan
potensi bahaya air mengalir;
tinggi 2. Kertas tissue/ lap
3. Usungan tandu;
4. Bidai/spalk;
5. Kotak P3K da n
isi;
6. Tempat tidur
dengan bantal dan
sselimut
7. Tempat untuk
menyimpan alat-
alat, seperti tandu
dan/atau kursi
roda;
8. Sabun dan sikat;
9. Pakaian bersih

31
untuk penolong;
10. Tempat sampah;
11. Kursi tunggu bila
diperlukan.

- Undang-Undang Republik Sesuai dengan Bekerjasama dengan


Berdasarkan wawancara dengan program jaminan kesehatan
Indonesia nomor 01 tahun Permenakertrans no. 02
pekerja di subdit K3L Universitas 1970 tentang keselamatan yang telah dimiliki oleh
tahun 1980 pasal 3 ayat 2
Airlangga kerja pasal 8 ayat 2 para pekerja untuk
dan 4 bahwa perusahaan
berbunyi “Pengurus menjalankan pemeriksaan
wajib melaksanakan
diwajibkan memeriksakan berkala sesuai dengan
pemeriksaan kesehatan
semua tenaga kerja yang peraturan yang berlaku dan
3. berkala sekurang
berada dibawah analisis risiko di tempat
kurangnya 1 tahun sekali
pimpinannya, secara kerja tersebut.
berkala pada dokter yang dan menyusun pedoman

ditunjuk oleh pengusha pemeriksaan kesehatan Membuat pedoman terkait


dan dibenarkan oleh berkala pemeriksaan kesehatan
direktur.” berkala sehingga dapat
- Peraturan Menteri Tidak terdeteksi atau tidak digunakan sebagai dasar

32
Tenaga Kerja Dan diketahuinya tenaga kerja dari salah satu kebijakan
Transmigrasi No. 02 yang mengalami kelainan untuk tetap
Tahun1980 tentang atau gangguan –gangguan mempertahankan kondisi
pemeriksaan kesehatan kesehatan sehingga dapat kesehatan pekerja.
tenaga kerja dalam beresiko terjadinya PAK
penyelenggaraan dan terganggunya
keselamatan kerja pasal 3 produktivitas
ayat 2 berbunyi “Semua
peusahaan sebagaimana
dimaksut pasal 2 ayat (2)
tersebut diatas harus
melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala bagi
tenaga kerja sekurang-
kurangnya 1 tahun sekali
kecuali ditentukan lain
oleh Direktur Jenderal
Pembinaan Hubungan
Perburuhan dan
Perlindungan Tenaga

33
Kerja.”
- Peraturan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia nomor 48 tahun
2016 pasal 17 ayat 3
berbunyi “Penemuan dini
kasus penyakit dan
penilaian status kesehatan
dilakukan melalui: a.
Pemeriksaan kesehatan
pra penempatan atau
sebelum bekerja; b.
Pemeriksaan kesehatan
berkala; c. Pemeriksaan
kesehatan khusus; dan d.
Pemeriksaan kesehatan
pra pensiun .”
Bedasarkan wawancara dengan Peraturan Menteri Tenaga a. Kotak P3K sudah a. Lebih baik warna
4. pekerja di Subdit K3L Universitas Kerja Dan Transmigrasi tersedia tetapi kotak P3K diperbaiki
Airlangga Republik Indonesia pengadaannya kurang sesuai dengan

34
Nomor: sesuai dengan peraturan yang
Per.15/Men/VIII/2008 permenakertrans berlaku
Tentang nomor 15 Tahun b. Melakukan
Pertolongan Pertama Pada 2008 yang pengecekan secara
Kecelakaan di Tempat menyebutkan bahwa berkala dan lebih
Kerja. kotak P3K harus memperhatikan
bewarna dasar putih mengenai isi kotak
Pasal 10 b. Isi kotak P3K juga P3K agar
Kotak P3K sebagaimana kurang sesuai dengan pelaksanaan P3K
dimaksud dalam Pasal 8 permenakertrans dapat berjalan dengan
ayat (1) huruf b harus nomor 15 tahun 2008 baik dan sesuai
memenuhi persyaratan bahwa di dalam isi dengan peraturan
sebagai berikut : kotak P3K tersebut yang berlaku.
a. Terbuat dari bahan yang terdapat bahan yang c. Buat jadwal yang
kuat dan mudah dibawa, tidak dibutuhkan jelas bagi petugas
berwarna dasar putih untuk pelaksanaan untuk melakukan
dengan lambang P3K P3K seperti adanya pengecekan kotak
berwarna hijau; korek api P3K secara berkala
b. Isi kotak P3K Potensi bahaya yang misalnya seminggu

35
sebagaimana tercantum dapat terjadi berdasarkan sekali
dalam lampiran II temuan diatas adalah
Peraturan Menteri ini dan pertolongan tidak dapat
tidak boleh diisi bahan dilakukan dengan cepat
atau alat selain yang dan tepat seperti prinsip
dibutuhkan untuk P3K. Hal ini juga dapat
pelaksanaan P3K di tempat menyebabkan
kerja; menurunnya
produktivitas pekerja.
1. UU No. 1 tahun 1970 Masih ada karyawan Adanya pengawasan
pasal 9 ayat 3 yang menggunakan yang lebih ketat dan
“Pengurus diwajibkan vapor di dalam tempat sosialisasi kembali
menyelenggarakan kerja padahal sudah terkait rokok dan bahan
Kurangnya pembinaan dan
pembinaan bagi semua terdapat tanda di depan dan alat yang sejenisnya.
5. pengawasan sehingga banyak yang
tenaga kerja yang berada di gedung rektorat bahwa Hal lain yang dapat
melanggar
bawah pimpinannya, dalam dilarang merokok. Tanda dilakukan adalah pertama
pencegahan kecelakaan dan tersebut merupakan salah melakukan peringatan
pemberantasan kebakaran satu cara untuk terlebih dahulu, apabila
serta peningkatan meningkatkan masih melanggar maka

36
keselamatan dan kesehatan peningkatan pengetahuan dapat diberlakukan
kerja, pula dalam pemberian kesehatan kerja dan denda.
pertolongan pertama pada pembudayaan perilaku
kecelakaan”. hidup bersih dan sehat.
2. Peraturan Menteri Perilaku hidup bersih dan
Kesehatan Nomor 48 sehat salah satunya
tahun 2016 tentang adalah tidak merokok.
Standar Keselamatan Vapor merupakan salah
dan Kesehatan Kerja satu jenis rokok elektrik.
Perkantoran pasal 16 Sehingga, tanda tersebut
poin a dan b berlaku bagi pengguna
“Peningkatan kesehatan vapor pula.
kerja di Perkantoran
sebgaimana dimaksud dalam Merokok merupakan
pasal 15 huruf a paling aktivitas membahayakan
sedikit terdiri atas : kesehatan, bukan saja
a. Peningkatan bagi perokok sendiri
pengetahuan kesehatan namun juga bagi orang-
kerja orang disekitar dan

37
b. Pembudayaan perilaku lingkungan disekitarnya.
hidup bersih dan sehat di
tempat tempat kerja
……”

1. Peraturan Menteri 1. Gedung rektorat 1. Pihak direktorat

1. Tempat sampah terbuka Perburuhan Nomor 7 Tahun universitas airlangga sarana prasarana dan
1964 (Pasal 3 ayat 5) telah terdapat tempat lingkungan
“ Sampah dan bahan sampah namun disarankan untuk
terbuang lainnya harus terdapat ada menyediakan sarana
terkumpul pada suatu beberapa tempat untuk membuang
tempat yang rapih dan sampah yang tidak sampah yang telah
6.
tertutup” tertutup dan tidak dipilah.
dipisah berdasarkan 2. Memperbaiki
Undang - Undang Republik jenis sampah, saluran pembuangan
Indonesia Nomor 18 Tahun padahal sudah air agar tidak terjadi
2008 Pasal 22 ayat 1(a) terdapat instruksi rembesan
“ pemilajan dalam bentuk yang tertempel. 3. Melakukan
pengelompokan dan 2. Ditemukan bekas pemantauan aspek

38
pemisahan sampah sesuai noda pada atap fisik pada
2. Bekas Kebocoran air di dengan jenis, jumlah, dan ruangan. Setelah lingkungan kerja
plafon/atap atau sifat sampah ” dikonfirmasi kepada agar tidak melebihi
2. Peraturan Menteri petugas noda standar yang ada
Perburuhan Nomor 7 Tahun tersebut merupakan
1964 Pasal 5 ayat 6 rembesan air. Jika
“ Atap tempat kerja harus rembesan dibiarkan
dibuat sedemikian rupa akan menyebabkan
sehingga dapat memberikan kerusakan struktur
perlindungan yang baik atap
3. Hasil pengukuran Faktor Fisik
kepada buruh terhadap 3. Aspek fisika (
panas matahari atau hujan. Pencahayaan,
Atap tidak boleh bocor atau Kebisingan ) gedung
berlubang ” manajemen kampus
3. Peraturan Menteri c. Unit K3LH
Kesehatan Republik universitas airlangga
Indonesia Nomor 48 Tahun telah melakukan
2016 Pasal 20 ayat 3 pengukuran aspek
“ Standar lingkungan kerja pencahayaan pada

39
perkantoran sebagai mana setiap ruangan
dimaksud pada ayat (1) dibuktikan melalui
huruf b meliputi aspek laparoan analisis
fisika, kimia, dan biologi ” resiko tahun 2013.
Berdasarkan laporan
tersebut masih
terdapat 3 ruangan
yag tidak sesuai
standar yang ada.
Namun pada aspek
kebisingan belum
dilakukan
pengukuran oleh
Unit K3LH
Kondisi lingkungan
kerja yang tidak sesuai
dengan standar atau
peraturan yang berlaku
menjadi salah satu faktor

40
munculnya kelelahan
pada pekerja karena
kondisi lingkungannya
yang menuntut untuk
bekerja dengan lebih
keras.
7. Tidak Tersedia kantin untuk tenaga SE Mentri Tenaga Kera dan Pengadaan Kantin Menyelenggarakan
Kerja transmigrasi No 1 perusahaan yang makanan bagi tenaga
Berdasarkan hasil wawancara dengan /MEN/1979 Tentang mempunyai tenaga kerja kerja yang dapat
salah satu staff di subdit K3L Pengadaan Kantin dan berjumlah lebih dari 200 dilaksanaakan sendiri
Ruang Tempat Makan yang orang sangat penting oleh perusahaan atau
menyebutkan bahwa : untuk pemenuhan dapat dengan cara
kebutuhan gizI dan kerjasama dengan
Semua perusahaan yang meningkatkan kesehatan perusahaan katering .
memperkerjakan buruh tenaga kerja sehingga
lebih dari 200 orang, supaya dapat mewujudkan
menyediaakan Kantin di produktivitas yang
Perusahaan yang optimal.
bersangkutan

41
BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kunjungan praktek kerja lapangan kegiatan Sertifikasi


Calon Ahli K3 pada hari senin, tanggal 15 januari 2018 pukul 08.00 s/d 11.00
WIB di Gedung Rektorat Kampus C Universitas Airlangga mengenai Kesehatan
Lingkungan Kerja, terdapat beberapa temuan potensi bahaya berupa temuan
positif dan negatif. Hasil temuan berjumlah 7 temuan positif dan 6 temuan negatif
yang telah diprioritaskan.

Teumuan positif antara lain telah dilakukan pengelolaan limbah,


tersedianya gambar keselamatan kerja dan bahan pembinaan lainnya, di setiap unit
telah memiliki petugas K3, terdapat fasilitas pemenuhan gizi seperti penyediaan
air minum dan makanan ringan untuk pegawai yang tersedia di masing-masing
ruangan, tersedia fasilitas P3K berupa alat evakuasi, transportasi dan kotak P3K,
pekerja telah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, serta kelengkapan dan
kondisi sarana prasarana seperti toilet dan ruang terbuka hijau yang telah
memenuhi syarat dan ketentuan sesuai dengan peraturan.

Adapun temuan negatif yaitu pemeriksaan kesehatan tidak dilakukan


secara berkala, terdapat beberapa lingkungan fisik seperti atap yang bocor dan
tempat sampah yang tidak memenuhi syarat, kurangnya pengawasan dan
pembinaan pada pegawai sehingga masih terdapat pelanggaran yang dilakukan
oleh pegawai, warna, isi kotak P3K tidak memenuhi persyaratan yang berlaku dan
tidak terdapat ruang P3, lingkungan kerja tidak diukur secara berkala serta belum
diadakannya kanti perusahaan.

Berdasarkan temuan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan penerapan


K3 dalam bidang Kesehatan Lingkungan di Gedung Rektorat Kampus C
Universitas Airlangga telah cukup baik. Namun terdapat beberapa hal yang masih
perlu adanya perbaikan dan peningkatan agar penerapan K3 dapat berjalan sesuai

42
dengan perundang-undangan yang berlaku sehingga tujuan dari adanya
penerappan K3 dapat tercapai.

4.2. SARAN

Mempertahankan dan meningkatkan aspek K3 yang telah sesuai dengan


peryaratan perundang-undangan. Selain itu, pihak rektorat diharapkan melakukan
perbaikan pada aspek K3 yang belum memenuhi persyaratan perundangan-
undangan.

43

Anda mungkin juga menyukai