Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam persaingan industri yang semakin maju di era modern berbagai

perusahaan berkompetisi untuk menghasilkan produk yang berkualitas

sehingga peran serta tenaga kerja sangat berpengaruh dalam menghasilkan

produk yang diminati oleh masyarakat luas. Tenaga kerja yang dimiliki oleh

perusahaan merupakan sumber daya yang memiliki sifat dan kharateristik khas

serta kebutuhan yang beraneka ragam.

Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan

dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Proses yang dilakukan perusahaan

untuk mewujudkan tujuan notabene membutuhkan sumber daya manusia

sebagai aset hidup yang dapat dikembangkan dan perlu dipelihara. Kenyataan

bahwa manusia merupakan sumber daya penting bagi perusahaan seharusnya

membuat pengelola memberikan perhatian serius dan pengelolaan sebaik

mungkin. Sehingga kontribusi yang diberikan dapat optimal dalam

mewujudkan tujuan organisasi.

PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang

bergerak dibidang industri semen. Diresmikan pada tanggal 7 Agustus 1957

oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas 250.000 ton semen per tahun. Pada

tanggal 27 Juli 2006 transaksi penjualan saham Cemex Asia Holdings Ltd.

Kepada Blue Valley Holdings PTE Ltd. Sehingga komposisi kepemilikan

saham berubah. Pada April tahun 2012, Perseroan berhasil menyelesaikan

1
2

pembangunan pabrik Tuban IV berkapasitas 2,5 juta ton. Pada tanggal 18

Desember 2012 perseroan resmi mengambil alih 70% kepemilikan saham Than

Long Cement Joint Stock Company (TLCC) dari Hanoi General Export-Import

Joint Stick Company (Geleximco) di Vietnam, berkapasitas 2,3 juta ton. Aksi

korporasi ini menjadikan Perseroan tercatat sebagai BUMN Multinasional

pertama di Indonesia dan berubah peran menjadi Strategic Holding Company

sekaligus merubah nama, dari PT. Semen Gresik (Persero) Tbk menjadi PT.

Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Tanggung jawab yang besar jelas berada pada para tenaga kerja PT.

Semen Indonesia (Persero) Tbk dalam memenuhi permintaan konsumen,

dibutuhkan kinerja tenaga kerja yang maksimal dan dituntut memenuhi

kebutuhan hidupnya. Namun, gaji besar yang diterima oleh tenaga kerja tidak

selalu membuat seorang tenaga kerja memperoleh kepuasan terhadap

pekerjaannya. (As’ad. M, 2004). Dalam pelaksanaannya perusahaan sebaiknya

menyadari bahwa pengelolaan sumber daya manusia tidak dalam batas

kesejahteraan namun juga termasuk di dalamnya adalah kualitas kehidupan

kerja. Peranan manajemen perusahaan dalam menciptakan iklim industri yang

sehat dan mendukung baik dari segi tenaga kerja, kondisi kerja, keselamatan

kerja dan komunikasi timbal balik demi mewujudkan kepuasan tenaga kerja.

Kepuasan kerja para tenaga kerja sangat berdampak pada tingkat produktivitas,

bagi tenaga kerja dewasa ini bekerja bukan hanya untuk mencari nafkah namun

pekerjaan seseorang telah terikat dengan harkat dan martabat tenaga kerja.

Khususnya pada perusahaan dengan tuntutan performansi tinggi (Murphy,


3

Anne 2008). Ketidakpuasan kerja yang dimiliki oleh tenaga kerja

menyebabkan berbagai masalah terhadap diri tenaga kerja maupun organisasi

tempat kerja. Dari segi tenaga kerja ketidakpuasan kerja dapat menyebabkan

beberapa penyakit seperti migrain dan kelelahan kerja (Wijono, 2010). Suatu

dimensi yang sering diabaikan dari kepuasan kerja adalah hubungannya dengan

kesehatan kerja, beberapa studi yang dilakukan menghasilkan kesimpulan

bahwa tenaga kerja yang tidak puas cenderung mudah menderita kemunduran

kesehatan berupa sakit kepala hingga sakit jantung. (Robbins, 2001).

Kepuasan kerja juga kerap dikaitkan sebagai pengaruh psikologis yang

dirasakan jika terjadi stres kerja. Wijono (2010) dalam bukunya Psikologi

Industri dan Organisasi mengemukakan adanya hubungan antara kepuasan

kerja dan stres kerja pada tenaga kerja, hubungan tersebut diklasifikasikan

sebagai hubungan reflektif (reflective effect) dari pengalaman individu dan

persepsinya terhadap tempat kerja yang dapat menimbulkan stres kerja. Maka

dapat disimpulkan bahwa jika stres kerja meningkat maka kepuasan kerja akan

menurun dan sebaliknya. Penyebab utama stres kerja salah satunya adalah

ketidakpuasan kerja. Penelitian terhadap dampak stres kerja pada tenaga kerja

di Indonesia menunjukkan bahwa dampak dari stres kerja secara fisiologis, bisa

hanya berupa gangguan tidur dan sakit kepala, hingga jantung koroner dan

hipertensi, absenteisme dan kecelakaan kerja di kalangan tenaga kerja. (Fitri,

2013). Diperkirakan 100 juta hari kerja menjadi sia-sia dikarenakan stres dan

hampir 50% sampai 70% penyakit berkaitan dengan stres (Bashir, 2007 dalam

Tahir, N., 2015). Dampak stres kerja bila tidak ditangani dengan baik maka
4

seseorang akan cenderung menjadi pemarah, terjadi gangguan mental,

gangguan fisiologis, dan dapat menyebabkan gangguan pada organisasi atau

tempat kerja berupa penurunan kinerja dan produktifitas hingga menyebabkan

kecelakaan kerja (Tarwaka, 2010).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rokhman (2013) dengan

judul Pengaruh Quality Of Work Life Terhadap Kepuasan Kerja, Komitmen

Organisasi, Turover Intention Dan Stres Kerja: Studi Pada BMT Di Kudus

menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif signifikan antara kualitas

kehidupan kerja terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Artinya

adalah semakin tinggi kualitas kehidupan kerja seseorang tenaga kerja maka

semakin tinggi pula kepuasan kerja tenaga kerja tersebut. Selain itu, peneliti

juga menemukan bahwa adanya pengaruh negatif signifikan antara kualitas

kehdiupan kerja terhadap turnover intention dan stres kerja di perusahaan.

Pengaruh negatif signifikan membuktikan bahwa kualitas kehidupan kerja

yang tinggi berbanding balik dengan tingkat stres kerja jadi semakin

berkualitas kehidupan kerja tenaga kerja maka semakin kecil tingkat stres yang

dialami. Penelitian yang sama dilakukan oleh Dhamayanti (2007) di PT. Inti

Abadi Kemasindo yan merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Indofood

Sukses Makmur yang bergerak dibidang industri kemasan dengan sampel

berdasarkan hasil perhitungan sebanyak 100 responden. Berdasarkan hasil

pengujian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

variabel dependen yaitu kepuasan kerja dan variabel independen kualitas

kehidupan kerja.
5

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Mukuan (2014) terkait

Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Kinerja Tenaga kerja Pada PT.

Bank Sulut Kantor Pusat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif

berpola linier terhadap kinerja tenaga kerja di perusahaan tersebut. Hasil yang

didapatkan dapat menunjukkan bahwa semakin baik kualitas kehidupan kerja

maka semakin baik pula kinerja tenaga kerja. Pada tahun 2016 sebuah

penelitian yang dilakukan oleh Sri dan Mujasih padapasukan Gulkar

menunjukkan hasil bahwa semakin positif kualitas kehidupan kerja maka

kepuasan kerja semakin tinggi dan variabel kualitas kehidupan kerja

memberikan sumbangan efektif terhadap variabel kepuasan kerja sebesar

48,1%. Terkait pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap produktivitas kerja

dibuktikan pada penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 oleh Yuliati

dengan subjek penelitian tenaga kerja kantor kecamatan Bringin Kabupaten

Ngawi, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara

faktor kualitas kehidupan kerja yaitu partisipasi dalam pengambilan keputusan,

kesempatan untuk mengembangkan diri, pendapatan yang memadai, tingkat

pendidikan baik secara parsial maupun bersamaan.

Maka, dalam hal ini penerapan teori Kualitas Kehidupan Kerja dapat

diaplikasikan, sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas kehidupan tenaga

kerja, tidak terbatas pada konteks suatu pekerjaan tetapi juga termasuk

lingkungan kerja untuk memperbaiki martabat dan harga diri tenaga kerja.

Adanya kualitas kehidupan kerja juga menumbuhkan keinginan tenaga kerja

untuk tetap bekerja dan bertahan di dalam sebuah perusahaan. Hal itu dapat
6

dinilai bahwa tenaga kerja menunjukkan rasa puas terhadap perlakuan

perusahaan kepada dirinya sebagai tenaga kerja. Kepuasan yang dirasakan oleh

tenaga kerja akan meminimalisir kemungkinan terjadinya stres kerja pada

tenaga kerja sehingga gangguan kesehatan karena stres tidak terjadi dan tenaga

kerja dapat melakukan tugasnya dengan baik serta produktif.

Berdasakan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang nantinya akan dituangkan menjadi skripsi dengan judul

“Hubungan Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pada Tenaga

Kerja bagian Produksi di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.” di Tuban.

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di perusahaan tersebut karena PT.

Semen Indonesia merupakan salah satu perusahaan maju dan terdepan di

Indonesia yang memiliki persaingan tinggi dalam perkembangan ekonomi

yang pesat. Target yang besar dan bekerja di bawah tekanan tidak akan menjadi

masalah apabila kebutuhan tenaga kerja dapat terpenuhi dan kepuasan tenaga

kerja meningkat. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk membahas kualitas

kehidupan kerja tenaga kerja di perusahaan yang menuntut performasi tinggi

dan hubungannya dengan kepuasan kerja sehingga produktivitas perusahaan

dapat terjaga dan perusahaan mampu mencapai kesusksesan.

1.2 Identifikasi Masalah

PT. Semen Indonesia adalah perusahaan yang memproduksi semen dari

proses produksi hingga pengemasan lalu pendistribusian ke seluruh pelosok

daerah di Indonesia. PT Semen Indonesia sebagai perusahaan dengan

jangkauan pemasaran yang tersebar diseluruh wilayah lokasi unit produksinya


7

dimana saat ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak

dibidang industri semen yang memiliki tujuan utama memenuhi kebutuhan

masyarakat dan berorientasi pada kepuasan konsumen. Maka dari itu

dibutuhkan komitmen yang besar bagi para tenaga kerja untuk mendukung

kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan demi peningkatan kualitas

dan kuantitas produk untuk mencapai kepuasan konsumen.

Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tenaga kerja

pada bagian produksi harus menempatkan semen kurang lebih 2000 kantong

setiap jam dan menata semen ke dalam truk kurang lebih 40 truk pengangkut

semen. Selain itu, pemenuhan target produksi perusahaan yang akan diangkut

ke berbagai daerah dan banyaknya permintaan distributor terlebih saat

menjelang hari raya bahkan tenaga kerja harus mengejar waktu untuk

menyelesaikan target produksi. Target dan tuntutan pekerjaan yang tinggi di

PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk mengharuskan tenaga kerja untuk selalu

bekerja dengan performansi baik demi mencapai produktivitas optimal,

sedangkan tenaga kerja merupakan sumber daya manusia dengan

kharakteristiknya masing-masing dan membutuhkan kenyamanan dan

kepuasan dalam bekerja guna mendukung performansinya. Penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Putri, S (2013) terkait pengaruh kepuasan

kerja terhadap Organizational Citizenship Behaviour menunjukkan hasil

bahwa kepuasan kerja masih dalam tingkat sedang sebesar 68% sedangkan saat

ini beberapa program manajemen sumber daya manusia telah dilakukan


8

sehingga perlu mencari tahu faktor lainnya yang mempengaruhi kepuasan kerja

tenaga kerja dalam hal ini peneliti mengguanakan kualitas kehidupan kerja.

Diketahui bahwa berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Sulistyana

(2017) menunjukkan hasil bahwa tenaga kerja pada bagian produksi PT. Semen

Indonesia mayoritas yaitu sebesar 70% tenaga kerja memiliki tingkat stres

kerja yang tergolong sedang dan sisanya sebesar 30% tergolong memiliki stres

kerja pada tingkat tinggi sehingga dibutuhkan adanya penanganan lebih lanjut

untuk mencari penyebab dari masalah ini. Kualitas kehidupan kerja tidak hanya

mengukur aspek yang berhubungan dengan pekerjaan secara langsung namun

juga lingkungan pekerjaan, dimana penelitian sebelumnya tidak pernah

dilakukan di tempat yang sama dengan pembahasan yang serupa. Berdasarkan

uraian masalah di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai

“Hubungan Kualitas Kehidupan Kerja dengan Kepuasan Kerja Pada Tenaga

kerja Bagian Produksi di PT. Semen Indonesia (Tbk) Pabrik Tuban”.

1.3 Pembatasan dan Rumusan Masalah

1.3.1 Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini hanya

meneliti faktor-faktor kualitas kehidupan kerja terkait hubungannya

dengan tingkat kepuasan kerja pada tenaga kerja produksi di PT. Semen

Indonesia (Tbk) Pabrik Tuban.

1.3.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana

hubungan kualitas kehidupan kerja dengan tingkat kepuasan kerja pada


9

tenaga kerja bagian produksi di PT. Semen Indonesia (Tbk) Pabrik

Tuban?”

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan

kualitas kehidupan kerja dengan tingkat kepuasan kerja pada tenaga kerja

bagian produksi di PT. Semen Indonesia (Tbk) Pabrik Tuban.

1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah :

1. Mempelajari karakteristik individu meliputi umur, tingkat pendidikan,

status perkawinan, dan masa kerja pada tenaga kerja di Bagian

Produksi PT. Semen Indonesia (Tbk) Pabrik Tuban.

2. Mempelajari kualitas kehidupan kerja tenaga kerja di Bagian Produksi

PT. Semen Indonesia (Tbk) Pabrik Tuban dengan kuesioner Quality

of Work Life yang terdiri dari keterlibatan tenaga kerja, kompensasi

yang seimbang, rasa aman terhadap pekerjaan, keselamatan dan

kesehatan kerja, pengembangan karir, hubungan kerja dan rasa

bangga terhadap perusahaan.

3. Mengukur tingkat kepuasan kerja pada tenaga kerja bagian produksi

dengan kuesioner kepuasan kerja di PT. Semen Indonesia (Tbk)

Pabrik Tuban.
10

4. Menganalisis hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan

tingkat kepuasan kerja pada tenaga kerja di bagian produksi PT Semen

Indonesia (Tbk) Pabrik Tuban.

1.4.3 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan mengenai faktor-faktor yang berhubungan

dengan kepuasan kerja berdasarkan kualitas lingkungan kerja dan

dapat digunakan sebagai pertimbangan pencegahan agar tidak

menjadi masalah dan merugikan perusahaan.

2. Bagi Peneliti

Menambah dan meningkatkan wawasan dan pengalaman belajar

dalam mempraktikkan ilmu yang didapatkan saat di bangku

perkuliahan khususnya ilmu kesehatan dan keselamatan kerja.

3. Bagi Peneliti lain

Sebagai bahan referensi dan masukan yang dapat digunakan

dalam penelitian selanjutnya yang belum diteliti dalam penelitian ini.

4. Bagi Responden

Peningkatan pengetahuan reponden terkait kualitas kehidupan

kerja dan kepuasan kerja serta bagaimana keduanya dapat

berhubungan serta memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan

yang disebabkan karena stres kerja apabila tidak dapat di atasi dengan

baik.

Anda mungkin juga menyukai