Anda di halaman 1dari 3

3) Pembahasan

Setiap ibu wajib memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama 6 bulan karena
itu merupakan hak setiap bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif. ASI eksklusif atau lebih
tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuat, bubur nasi, dan tim. Namun pada kenyatannya
di Desa Tanjung Batu Seberang, mayoritas bayi di bawah umur 2 tahun sudah diberikan susu
formula. Padahal, para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi
hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan ini sesuai dengan
lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian ASI bersama-sama dengan makanan
padat setelah bayi berumur 6 bulan. Bahkan United Nation Children Found (UNICEF) dan
World Health Organization (WHO) menyarankan agar anak sebaiknya disusui hanya ASI selama
paling sedikit 6 bulan, hal ini juga dinyatakan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 450/MENKES/SK/VI/2004. Makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak
berumur 6 bulan, dan pemberian ASI seharusnya dilanjutkan sampai umur dua tahun (WHO,
2005).

Bayi yang terus menangis padahal sudah diberikan ASI membuat ibu memberikan susu
formula sebagai pengganti ASI. Penyebab lainnya juga dikarenakan Ibu merasa bahwa ASI yang
dia produksi kurang atau hanya sedikit. Bayi yang menangis dianggap Ibu dia sedang lapar,
padahal tidak. Jadi, ibu beranggapan bahwa ia tidak mampu untuk memproduksi ASI. Bayi yang
tidak diberikan ASI mungkin dapat tidur lebih lama, sehingga membuat ibu untuk memberi bayi
tersebut susu formula. Ibu menganggap bahwa susu formula lebih baik daripada ASI. Padahal
persepsi tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu mengenai perilaku bayi atau
kurangnya dukungan untuk memberikan ASI dari orang sekeliling Ibu. Selain itu, penyebab
ketidaktahuan informasi tentang ASI yang mengandung zat gizi yang berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. terutama pada otak dan DHA.

Walaupun masalah ini tidak terlalu berat, jika tidak dihentikan dari sekarang maka akan
terus turun menurun terjadi di kalangan masyarakat Desa Tanjung Batu Seberang. Timbulnya
kebiasaan memberikan susu formula kepada bayi di bawah umur dua tahun karena pengaruh
sosial budaya di desa setempat ditambah dengan kondisi ekonomi yang baik di desa ini membuat
orang tua tidak kesusahan untuk membeli susu formula.

Pemberian susu formula mulai dapat teratasi dengan diadakannya penyuluhan dan Ibu
rutin mengunjungi Posyandu yang mengedukasi Ibu untuk memberikan ASI tanpa
memberikannya susu formula lagi. Namun, walaupun begitu ibu memiliki pengetahuan tentang
pentingnya ASI belum tentu Ibu akan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Hal tersebut
disebabkan kurang jelasnya informasi yang diberikan dan kurangnya ibu memahami informasi
tersebut.
Masalah kebiasaan para ibu adalah pemberian susu formula yang terlalu dini kepada bayi
di bawah umur enam bulan. Pemberian makanan tambahan yang terlalu dini dapat menganggu
pemberian ASI eksklusif dan meningkatkan angka kesakitan pada bayi. Selain itu, tidak
ditemukan efek positif yang mendukung bahwa pemberian makanan tambahan pada bayi usia di
bawah 6 bulan menguntungkan, sebaliknya hal ini menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan bayi.

Masalah kebiasaan mengkonsumsi susu formula untuk bayi sejak dini terkait juga dengan
Ibu yang merasa bahwa produksi ASI-nya kurang atau tidak diproduksi lagi yang membuat susu
formula menjadi konsumsi bayi sehari-hari. Berbagai merek susu yang menjelaskan bahwa susu
formula tersebut dapat membuat perkembangan dan pertumbuhannya bagus dan aktif. Tentu
orang tua akan terpengaruh dan akan mengkonsumsi susu formula tersebut. Dengan mudahnya
bagi Ibu untuk membeli susu formula yang dijual di tempat atau toko dengan harga terjangkau
yang membuat ibu beralih ke susu formula.

Tentu saja perilaku yang kami harapkan untuk para ibu yang memiliki bayi terutama bayi
di bawah umur dua tahun adalah pemberian ASI eksklusif paling sedikit 6 bulan pertama dalam
kehidupan bayi. Umumnya, bayi sehat tidak memerlukan makanan tambahan sampai usia 6
bulan. Namun, pada keadaan tertentu dibenarkan untuk mulai memberi makanan pendamping
lain sebelum bayi mencapai usia 6 bulan misalnya karena peningkatan berat badan bayi kurang
dari standar. Tetapi, sebelum diberikan makanan tambahan alangkah baiknya diperbaiki dulu
cara menyusuinya. Bayi harus sering disusui dan perhatikan juga posisi menyusui. Intinya,
usahakan dahulu agar cara pemberian ASI dilakukan sebaik mungkin.

Pemberian ASI eksklusif sampai umur 6 bulan kelahiran harus dapat diterapkan oleh Ibu.
Karena ASI itu sendiri merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,
dan mudah dicerna untuk zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
pencernaan bayi. Namun, terkadang pada beberapa Ibu terjadi hambatan yaitu dengan pikiran
dan psikologis ibu yang dapat mempengaruhi ASI yang membuat persepsi ibu bahwa ASI-nya
keluar hanya sedikit. Kecemasan atau depresi dapat juga mempengaruhi kemampuan ibu dalam
merawat bayinya, dan juga dapat mempengaruhi ketidakcukupan ASI yang diproduksi, yang
membuat ibu tersebut beralih ke susu formula.

Dorongan yang akan muncul dari masyarakat terutama sang ibu adalah keinginan untuk
memiliki kualitas hidup yang lebih baik untuk dirinya dan keturunannya nanti. Bagi bayi ASI
eksklusif dan ibu, mudahnya terjalin kasih sayang antara ibu dan bayi adalah awal dari
keuntungan menyusui secara eksklusif. ASI selain meningkatkan kesehatan dan kepandaian
secara optimal, ASI juga membuat anak berpotensi memiliki emosi yang stabil, spiritual yang
matang, serta memiliki perkembangan sosial yang baik. Keuntungan ini tidak hanya dimiliki oleh
bayi, tetapi juga akan dirasakan oleh ibu, keluarga, bahkan negara. Banyak lagi manfaat dari
pemberian ASI eksklusif yaitu; sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan
pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan; meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung
banyak zat antibodi; melindungi anak dari serangan alergi; meningkatkan daya penglihatan dan
kepandaian bicara; menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan
spiritual, dan hubungan sosial yang baik. Sehingga, bayi yang diberi ASI eksklusif akan tumbuh
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Berbagai dampak yang terlihat dari Ibu yang memberikan ASI eksklusif, yaitu dapat
meningkatkan kecerdasan bayi, dapat menjalin hubungan psikologis ibu dan bayi, meningkatkan
daya tahan tubuh bayi, dengan ASI juga ibu dapat menjadi sehat pula, serta dengan ASI
pertumbuhan bayi kedepannya akan terus meningkat dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai