Anda di halaman 1dari 2

Absorpsi dan Metabolisme

1. Natrium (Na)

Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3 hingga 7 gram sehari) diabsorpsi,


terutama di usus halus. Natrium diabsorpsi secara aktif (membutuhkan energi).
Natrium yang diabsorpsi dibawah oleh aliran darah ke ginjal. Di sini natrium disaring
dan dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan
taraf natrium dalam darah.
Kelebihan natrium yang jumlahnya mencapai 90-99% dari yang dikonsumsi,
dikeluarkan melalui urin. Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon aldosteron,
yang dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun. Aldosteron
merangsang ginjal untuk mengabsorpsi kembali natrium. Dalam keadaan normal,
natrium yang dikeluarkan melalui urine sejajar dengan jumlah natrium yang
dikonsumsi. Jumlah natrium dalam urin tinggi bila di konsumsi tinggi dan rendah bila
dikonsumsi rendah.

2. Fosfor (P)

Fosfor dapat di absorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas didalam usus
setelah di hidrolisis dan di lepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor
berasal dari ASI. Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu sapi dan 50-70% fosfor
berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan orang
dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari
konsumsi fosfor.

Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase di dalam mukosa usus
halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk aktif
vitamin D. sebagian besar fosfor di dalam darah terutama terdapat sebagai fosfat anorganik
atau sebagai fosfolipida. Kadar fosfor di dalam darah diatur oleh hormon paratiroid (PTH)
yang dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan oleh hormon kalsitonin. Kedua hormon tersebut
berinteraksi dengan vitamin D untuk mengontrol jumlah fosfor yang diserap, jumlah yang
ditahan oleh ginjal, serta jumlah yang dibebaskan dan disimpan di dalam tulang. PTH
menurunkan reabsorpsi oleh ginjal. Kalsitonin meningkatkan ekskresi fosfat oleh ginjal.
Konsumsi fosfor yang relatif tinggi terhadap kalsium sehingga diperoleh perbandingan P : Ca
yang tinggi dalam serum akan merangsang pembentukan PTH yang mendorong pengeluaran
fosfor dari tubuh.

Fosfor sebagai bagian dari asam fosfat yang terutama terdapat di dalam serealia tidak
dapat dihidrolisis, oleh karena itu tidak dapat diabsorpsi. Faktor-faktor makanan lain yang
menghalangi absorpsi fosfor adalah Fe++, Mg++, asam lemak tidak jenuh dan antasid yang
mengandung alumunium, karena membentuk garam yang tidak larut air.

[Type here]
3. Magnesium (Mg)

Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemungkinan dengan


bantuan alat angkut aktif dan secara difusi pasif. Pada konsumsi magnesium yang
tinggi hanya sebanyak 30% magnesium diabsorpsi, sedangkan pada konsumsi rendah
sebanyak 60%. Absorpsi magnesium dipenagruhi oleh faktor-faktor yang sama yang
mempengaruhi absorpsi kalsium kecuali vitamin D tidak terpengaruh. Bila kalsium
dalam makanan turun, absorpsi magnesium meningkat.

Di dalam darah sebagian besar magnesium terdapat ddalam bentuk ion bebas,
atau dalam bentuk molekul kompleks hingga molekul kecil. Keseimbangan
magnesium di dalam tubuh terjadi melalui penyesuaian ekskresi magnesium melalui
urin. Seperti halnya fosfor, ekskresi magnesium meningkat oleh hormon tiroid,
asidosis, aldosteron serta kekurangan fosfor dan kalsium.

Eksresi magnesium menurun karena pengaruh kalsitonin, glukagon dan PTH


terhadap resorpsi tubula ginjal. Demikian pula halnya pada hiperkalsemia dan
hipermagnesemia. Karena cairan lambung banyak mengandung magnesium, muntah
berlebihan menyebabkan kekurangan magnesium dalam jumlah besar.

[Type here]

Anda mungkin juga menyukai