Anda di halaman 1dari 11

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 06.04.

02
RUMAH SAKIT TK III DR. R. SOEHARSONO

PEDOMAN KREDENSIAL PERAWAT


BAB I
PENDAHULUAN

A. Umum
Kegiatan pelayanan di Rumah Sakit memerlukan staf keperawatan yang
professional, sehingga mutu pelayanan sesuai dengan yang diharapkan oleh
pelanggan. Rumah Sakit harus memastikan tenaga Keperawatan memnuhi syarata
untuk memberikan pelayanan dan tindakan keperawatan yang amandan efektif untuk
pasien, untuk mencegah kerugian dan resiko yang ditanggung rumah sakit, maka
manajemen rumah sakit harus memiliki sebuah pedoman untuk melaksanakan
kredensialing melalui verifikasi pendidikan, iji praktek, pelatihan yang sesuai di
bidangnya dan pengalaman pekerjaan yang sudah dilakukan, dengan demikian suatu
proses kredensialing sangat diperlukan bagi tenaga keperawatan untuk menjamin
kualitas pelayanan yang diberikan.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Sebagai pedoman pelaksanaan kredensialing tenaga Keperawatan di
Rumah Sakit Tk III Dr. R. Soeharsono.

b. Tujuan Khusus
1. Terlaksanaya proses Kredensialing tenaga Keperawatan di Rumah Sakit
Tk III Dr. R. Soeharsono.
2. Terdokumentasinya persyaratan kredensialing meliputi ijin praktek,
pendidikan, pelatihan dan pengalaman.
3. Terdapat bukti kredensialing
4. Terlaksananya monitoring dan evaluasi pelaksanaan kredensialing.

1
BAB II
DEFINISI

A. Definisi
1. Komite Keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang
mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme
tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi.

2. Proses kredensial (Credentialing): adalah Proses mereview, memverifikasi


dan mengevaluasi dokumen – dokumen. Proses kredensial menjamin perawat
untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis
(clinical privilege) untuk melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit

3. Re-Kredensial (Re-Credentialing): proses re-evaluasi oleh suatu rumah sakit


terhadap tenaga perawat yang telah bekerja dan memiliki kewenangan klinis (clinical
privilege)) dirumah sakit tersebut untuk menentukan apakah yang bersangkutan
masih layak diberi kewenangan klinis tersebut untuk suatu periode tertentu.

4. Kewenangan Klinis (clinical privilege): kewenangan klinis untuk melakukan


asuhan keperawatan tindakan medis tertentu dalam lingkungan sebuah rumah sakit
tertentu berdasarkan penugasan yang diberikan Kepala Rumah Sakit.

5. Penugasan klinis adalah penugasan Kepala Rumah Sakit kepada tenaga


keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan kebidaan di
Rumah Sakit tersebut berdasarkan daftar Kewenangan Klinis.

6. Peer-groupatau mitra bestari adalah sekelompok tenaga keperawatan


dengan reputasi dan kompetensi yan baik untuk menelaah segala hal yang terkait
dengan tenaga keperawatan.

7. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselengarakan oleh perawat


dalam bentuk asuhan keperawatan.

2
8. Buku Putih adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi
oleh tenaga keperawatan yang digunakan untuk menentukan Kewenangan Kilinis.

9. Panitia adhoc berasal dari perawat yang tergolong sebagai mitra bestari,
dapat berasal dari rumah sakit lain, organisasi profesi perawat, organisasi profesi
bidan, dan/atau institusi pendidikan keperawatan dan institusi pendidikan kebidanan
yangmempunyai tugas khusus untuk mrnyelesaikan suatu kegiatan dan dibubarkan
setelah tugas tersebut selesai. Panitia Adhoc ditetapkan dengan SK Kepala Rumah
Sakit.

3
BAB III
RUANG LINGKUP KREDENSIAL PERAWAT

A. Proses Kredensial
Proses Kredensial diperlukan untuk menjamin tenaga keperawatan kompeten
dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan
standar profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi
terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan.
Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite Keperawatan
merekomendasikan kepada Kepala Rumah Sakit untuk menetapkan Penugasan Klinis
yang akan diberikan kepada tenaga keperawatan berupa surat Penugasan Klinis.
Penugasan Klinis tersebut berupa daftar Kewenangan Klinis yang diberikan oleh Kepala
Rumah Sakit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau
asuhan kebidanan dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu.

B. Tujuan Kredensial
1. Membuat kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga
keperawatan.
2. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa
tenaga keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan
memiliki kompetensi dan kewenangan klinis yang jelas
3. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan
yang berada disemua level pelayanan.

C. Kewenanganklinis
Kewenangan melakukan Asuhan Keperawatan
1. Perawat hanya dapat melakukan
Asuhan Keperawatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, setelah
mendapatkan penugasan klinis (clinicalprivilege) dari kepala Rumah Sakit, yang
ditetapkan dengan surat keputusan.

4
2. Penugasan klinis hanya diberikan
kepada Perawat yang telah memenuhi kualifikasi dan persyaratan untuk
mendapatkan kewenangan profesi (clinicalprivilege).
3. Penilaian persyaratan dan jenis asuhan
keperawatan untuk setiap ditetapkan oleh Komite Keperaatan
4. Komite Keperawatan menyerahkan hasil
pengesahan penilaian kredensial sebagai rekomendasi kepada Direksi.
5. Berakhirnya kewenangan melakukan
asuhan keperawatan
a. Kewenangan untuk melakukan Asuhan Keperawatan/ Kebidanan seorang
Perawat di Rumah Sakit berakhir bila penugasan klinis (clinicalprivilege)
Perawat yang bersangkutan dicabut oleh DKepala Rumah Sakit berdasarkan
usulan Komite Keperawatan.
b. Dalam hubungan hukum ketenagakerjaan antara perawat dengan rumah
sakit berakhir, maka secara otomatis brakhir pula kewenangan yang
bersangkutan untuk melakukan asuhan keperawatan.

6. Rincian kewenangan klinis setiap


tingkatan staf perawat klinik di Rumah Sakit Tk III Dr. R. Soeharsono ditetapkan
oleh Komite Keperawatan dan mitra bestari (kelompok kekhususan dan kepala
ruangan area dimana dia bekerja).
7. Komite Keperawatan wajib menetapkan
dan mendokumentasikan syarat-syarat yang terkait kompetensi yang dibutuhkan
untuk melakukan setiap jenis pelayanan keperawatan sesuai dengan ketetapan
mitra bestari (peer group).
8. Komite Keperawatan menyusun “Buku
Putih” (white paper) untuk pelayanan keperawatan dengan melibatkan mitra
bestari (peer group)
9. Pemberian kewenangan klinis (clinical
privilage) kepada staf keperawatan yang akan melakukan tindakan tertentu
tersebut mengacu pada “buku putih” (white paper) yang telah disusun bersama.

5
10. Kewenangan klinis seorang staf
keperawatan tidak hanya didasarkan pada kredensial terhadap kompetensi
keilmuan dan ketrampilannya saja, akan tetapi juga didasarkan pada kesehatan
fisik, kesehatan mental, dan prilaku (behavior) staf keperawatan tersebut.

D. Tugas Sub Komite Kredensial


1. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis
2. Menyusun buku putih(white paper) yang merupakan dokumen
persyaratan terkait kompetensi yang dibutuhkan melakukan setiap jenis
pelayanan keperawatan dan kebidanan sesuai dengan standar kompetensinya.
Buku putih disusun oleh Komite Keperawatan dengan melibatkan Mitra Bestari
(peer Group)dari berbagai unsur organisasi profesi keperawatan dan kebidanan,
kolegium keperawatan, unsur pendidikan tinggi keperawatan dan kebidanan.
3. Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari bagian SDM meliputi
:
a. Ijazah
b. Surat Tanda Registrasi
c. Sertifikat Kompetensi
d. Logbook yang berisi uraian capaian kinerja
e. Surat pernyataan telah menyelesaikan program orientasi Rumah Sakit di unit
tertentu bagi tenaga keperawatan baru.
f. Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan

4. Merekomdasikan proses Kredensial


a. Perawat dan atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh
Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan
b. Ketua Komite Keperawatan menugaskan Sub Komite Kredensial untuk
melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu dan
kelompok).
c. Sub Komite membuat panitia adhoc untuk melakukan review, verifikasi dan
evaluasi dengan berbagai metode porto folio, asesmen kompetensi.

6
d. Sub Komite memberika laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat
menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga nkeperawatan
5. Merekomendaikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga
keperawatan
6. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang
ditetapkan.
7. Sub Komite Kredensial membuat laporan seluruh proses Kredensial
kepada Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan Kepala Rumah Sakit

E. Kewenangan Sub Komite Kredensial


Sub komite keredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi rincian
kewenangan klinis untuk memperoleh Surat Penugasan Klinis (Clinical
Appointment).

F. Mekanisme Kerja Sub Komite Kredensial


Untuk melaksanakan tugas sub komite kredensial, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut :
1. Mempersiapkan kewenangan klinis mencakup kompetensi
sesuai area praktik yang ditetapkan oleh rumah sakit.
2. Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria sesuai dengan
persyaratan kredensial dimaksud;
3. Melakukan asesmen kewenangan klinis dengan berbagai
metode yang disepakati
4. Memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan
rekomendasi memperoleh penugasan klinis dari DiKepala Rumah Sakit dengan
cara :
a. Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk memperoleh
kewenangan klinis kepada ketua komite keperawatan.
b. Ketua komite keperawatan menugaskan sub komite kredensial untuk
melakukan proses kredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok);

7
c. Sub komite melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai
metode : porto folio, asesmen kompetensi;
d. Sub komite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat
menentukan kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
5. Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan klinis
secara berkala
6. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu
yang ditetapkan.

BAB III
TATA LAKSANA
A. Tata laksana
Proses utama kridensial ditujukan untuk mengendalikan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan yang terperinci bagi setiap tenaga keperawatan yang bertumpu
pada tiga tahap. Tahap pertama perawat melakukan permohonan untuk memperoleh
kewenangan klinis sesuai dengan kompetensi perawat klinis. Kedua, komite
keperawatan bersama sub kridensial mengkaji dan memberikan kompetensi rincian
kewenangan klinik keperawatan yang diajukan oleh pemohon. Ketiga, Kepala Rumah
Sakit menerbitkan surat penugasan berdasarkan rekomendasi dari ketua komite
keperawatan yang berlaku pada periode tertentu. Secara periodik perawat melaui
proses rekredensial saat masa berlaku surat penugasannya berakhir, dimana tiga
proses inti tersebut akan berulang.
1. Permohonan untuk mendapat kewenangan klinik
Setiap tenaga keperawatan mengajukan permohonan kepada kepala rumah sakit
untuk melakukan tindakan keperawatan. Perawat mengisi beberapa formulir yang
disediakan rumah sakit, antara lain daftar kewenangan klinik keperawatan yang
ingin dilakukan sesuai dengan bidang keahliannya. Tenaga keperawatan tersebut
memilih tindakan keperawatan yang tertera dalam formulir daftar tindakan
keperawatan dan menyerahkan copy semua dokumen yang dipersyaratkan kepada
rumah sakit. Syarat-syarat tersebut meliputi ijasah pendidikan, STR, sertifikat

8
pendukung kompetensi. Setelah formulir lengkap rumah sakit menyerahkan kepada
komite keperawatan untuk ditindak lanjuti.

2. Kajian Komite keperawatan


Komite keperawatan bersama subkomite kridensial dan semua kepala pelayanan di
keperawatan membicarakan setiap permohonan kewenangan klinik yang diajukan
oleh pemohon. Melalui intern keperawatan ini diputuskan kewenangan klinik
keperawatan yang diberikan kepada setiap perawat, diputuskan juga pembagian
kategori perawat klinik (PK I,PK II,PK III,PK IV) salah satunya juga ditentukan oleh
masa kerja/ pengalaman kerja perawat.
3. Penerbitan Surat Penugasan
Kepala rumah sakit menerbitkan surat penugasan kepada tenaga keperawatan
pemohon berdasarkan rekomendasi tersebut. Kepala rumah sakit meminta komite
keperawatan untuk mengkaji ulang rekomendasi tersebut bersama pihak
manajemen rumah sakit bila dianggap perlu. Surat penugasan tersebut memuat
daftar sejumlah kewenangan klinis untuk melakukan tindakan keperawatan bagi
tenaga keperawatan yang memohon.
Daftar kewenangan klinis tenaga keperawatan dapat dimodifikasi setiap saat.
Seorang tenaga keperawatan bisa saja menambah kewenangan klinis yanmg tidak
dimiliki sebalumya dengan mengajukan permohonan kepada kepala rumah sakit.
Namun sebaliknya kewenangan klinis tertentu dapat dicabut sementara atau
seterusnya karena alasan tertentu.
Kewenangan klinis akan berakhir bila masa penugasan habis masa berlakunya atau
dicabut oleh kepala rumah sakit. Surat penugasan klinis mempunyai masa berlaku
pada periode tertentu. Setelah masa habis rumah sakit mengadakan rekredensial
yang lebih sederhana karena rumah sakit telah memiliki informasi setiap perawat
yang melakukan tindakan keperawatan. Penerbitan ulang surat penugasan.

9
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua proses kridensial dan rekredensial harus tercatat dan tersimpan dalam
masing-masing file tenaga keperawatandan File kepegawaian

Ditetapkan di Banjarmasin
Pada tanggal Nopember 2019

Kepala Rumah Sakit

dr. Awaluddin T.J.M.M.R.S


Letnan Kolonel Ckm Nrp 119900010231172

10
11

Anda mungkin juga menyukai