02
RUMAH SAKIT TK III DR. R. SOEHARSONO
A. Umum
Kegiatan pelayanan di Rumah Sakit memerlukan staf keperawatan yang
professional, sehingga mutu pelayanan sesuai dengan yang diharapkan oleh
pelanggan. Rumah Sakit harus memastikan tenaga Keperawatan memnuhi syarata
untuk memberikan pelayanan dan tindakan keperawatan yang amandan efektif untuk
pasien, untuk mencegah kerugian dan resiko yang ditanggung rumah sakit, maka
manajemen rumah sakit harus memiliki sebuah pedoman untuk melaksanakan
kredensialing melalui verifikasi pendidikan, iji praktek, pelatihan yang sesuai di
bidangnya dan pengalaman pekerjaan yang sudah dilakukan, dengan demikian suatu
proses kredensialing sangat diperlukan bagi tenaga keperawatan untuk menjamin
kualitas pelayanan yang diberikan.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Sebagai pedoman pelaksanaan kredensialing tenaga Keperawatan di
Rumah Sakit Tk III Dr. R. Soeharsono.
b. Tujuan Khusus
1. Terlaksanaya proses Kredensialing tenaga Keperawatan di Rumah Sakit
Tk III Dr. R. Soeharsono.
2. Terdokumentasinya persyaratan kredensialing meliputi ijin praktek,
pendidikan, pelatihan dan pengalaman.
3. Terdapat bukti kredensialing
4. Terlaksananya monitoring dan evaluasi pelaksanaan kredensialing.
1
BAB II
DEFINISI
A. Definisi
1. Komite Keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang
mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme
tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
2
8. Buku Putih adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi
oleh tenaga keperawatan yang digunakan untuk menentukan Kewenangan Kilinis.
9. Panitia adhoc berasal dari perawat yang tergolong sebagai mitra bestari,
dapat berasal dari rumah sakit lain, organisasi profesi perawat, organisasi profesi
bidan, dan/atau institusi pendidikan keperawatan dan institusi pendidikan kebidanan
yangmempunyai tugas khusus untuk mrnyelesaikan suatu kegiatan dan dibubarkan
setelah tugas tersebut selesai. Panitia Adhoc ditetapkan dengan SK Kepala Rumah
Sakit.
3
BAB III
RUANG LINGKUP KREDENSIAL PERAWAT
A. Proses Kredensial
Proses Kredensial diperlukan untuk menjamin tenaga keperawatan kompeten
dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan
standar profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi
terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan.
Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite Keperawatan
merekomendasikan kepada Kepala Rumah Sakit untuk menetapkan Penugasan Klinis
yang akan diberikan kepada tenaga keperawatan berupa surat Penugasan Klinis.
Penugasan Klinis tersebut berupa daftar Kewenangan Klinis yang diberikan oleh Kepala
Rumah Sakit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau
asuhan kebidanan dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu.
B. Tujuan Kredensial
1. Membuat kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga
keperawatan.
2. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa
tenaga keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan
memiliki kompetensi dan kewenangan klinis yang jelas
3. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan
yang berada disemua level pelayanan.
C. Kewenanganklinis
Kewenangan melakukan Asuhan Keperawatan
1. Perawat hanya dapat melakukan
Asuhan Keperawatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, setelah
mendapatkan penugasan klinis (clinicalprivilege) dari kepala Rumah Sakit, yang
ditetapkan dengan surat keputusan.
4
2. Penugasan klinis hanya diberikan
kepada Perawat yang telah memenuhi kualifikasi dan persyaratan untuk
mendapatkan kewenangan profesi (clinicalprivilege).
3. Penilaian persyaratan dan jenis asuhan
keperawatan untuk setiap ditetapkan oleh Komite Keperaatan
4. Komite Keperawatan menyerahkan hasil
pengesahan penilaian kredensial sebagai rekomendasi kepada Direksi.
5. Berakhirnya kewenangan melakukan
asuhan keperawatan
a. Kewenangan untuk melakukan Asuhan Keperawatan/ Kebidanan seorang
Perawat di Rumah Sakit berakhir bila penugasan klinis (clinicalprivilege)
Perawat yang bersangkutan dicabut oleh DKepala Rumah Sakit berdasarkan
usulan Komite Keperawatan.
b. Dalam hubungan hukum ketenagakerjaan antara perawat dengan rumah
sakit berakhir, maka secara otomatis brakhir pula kewenangan yang
bersangkutan untuk melakukan asuhan keperawatan.
5
10. Kewenangan klinis seorang staf
keperawatan tidak hanya didasarkan pada kredensial terhadap kompetensi
keilmuan dan ketrampilannya saja, akan tetapi juga didasarkan pada kesehatan
fisik, kesehatan mental, dan prilaku (behavior) staf keperawatan tersebut.
6
d. Sub Komite memberika laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat
menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga nkeperawatan
5. Merekomendaikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga
keperawatan
6. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang
ditetapkan.
7. Sub Komite Kredensial membuat laporan seluruh proses Kredensial
kepada Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan Kepala Rumah Sakit
7
c. Sub komite melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai
metode : porto folio, asesmen kompetensi;
d. Sub komite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat
menentukan kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
5. Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan klinis
secara berkala
6. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu
yang ditetapkan.
BAB III
TATA LAKSANA
A. Tata laksana
Proses utama kridensial ditujukan untuk mengendalikan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan yang terperinci bagi setiap tenaga keperawatan yang bertumpu
pada tiga tahap. Tahap pertama perawat melakukan permohonan untuk memperoleh
kewenangan klinis sesuai dengan kompetensi perawat klinis. Kedua, komite
keperawatan bersama sub kridensial mengkaji dan memberikan kompetensi rincian
kewenangan klinik keperawatan yang diajukan oleh pemohon. Ketiga, Kepala Rumah
Sakit menerbitkan surat penugasan berdasarkan rekomendasi dari ketua komite
keperawatan yang berlaku pada periode tertentu. Secara periodik perawat melaui
proses rekredensial saat masa berlaku surat penugasannya berakhir, dimana tiga
proses inti tersebut akan berulang.
1. Permohonan untuk mendapat kewenangan klinik
Setiap tenaga keperawatan mengajukan permohonan kepada kepala rumah sakit
untuk melakukan tindakan keperawatan. Perawat mengisi beberapa formulir yang
disediakan rumah sakit, antara lain daftar kewenangan klinik keperawatan yang
ingin dilakukan sesuai dengan bidang keahliannya. Tenaga keperawatan tersebut
memilih tindakan keperawatan yang tertera dalam formulir daftar tindakan
keperawatan dan menyerahkan copy semua dokumen yang dipersyaratkan kepada
rumah sakit. Syarat-syarat tersebut meliputi ijasah pendidikan, STR, sertifikat
8
pendukung kompetensi. Setelah formulir lengkap rumah sakit menyerahkan kepada
komite keperawatan untuk ditindak lanjuti.
9
BAB IV
DOKUMENTASI
Semua proses kridensial dan rekredensial harus tercatat dan tersimpan dalam
masing-masing file tenaga keperawatandan File kepegawaian
Ditetapkan di Banjarmasin
Pada tanggal Nopember 2019
10
11