Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO

VISUAL PADA MATERI VIRUS TERHADAP HASIL


BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X SMAN 2 BANDA ACEH

Proposal
Diajukan oleh :

YULIANA
NIM : 170207155
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Prodi Pendidikan Biologi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi
mengharuskan pembaharuan secara menyeluruh dalam setiap aspek kehidupan,
khususnya dalam bidang pendidikan. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara
berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber
daya manusia bangsa. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang
dengan sistem pendidikan yang mapan. Sistem pendidikan yang mapan,
memungkinkan akan berpikir kritis, kreatif, dan produktif. Pembaharuan dalam
arti perbaikan pendidikan pada semua tingkatan mutlak diperlukan untuk
meningkatkan sumber daya yang mampu bersaing pada dunia global, seiring
dengan meningkatnya tuntutan akan mutu pendidikan, kualitas pendidikan, dan
tentang profesionalisme pendidik yang juga menjadi wacana di dunia pendidikan
saat ini.1
Masalah dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak
diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari
rendahnya prestasi belajar peserta didik. Masalah lain yang juga banyak
diperbincangkan adalah metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas
yang masih berpusat pada guru (teacher center). Guru banyak menempatkan
peserta didik sebagai objek dan bukan sebagai subjek, sehingga peserta didik
kurang dapat berkembang. Pendidikan seperti ini kurang memberi kesempatan
kepada peserta didik dalam mengembangkan kemampuan secara menyeluruh
(holistik), kreatif, objektif dan logis.2

1
____________Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progeresif, (Jakarta:
Kencana, 2010), h. 1.
2
____________ Webe Agung, Smart Teaching (Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher,
2010), h. 13.

1
Pendidikan adalah salah satu gerbang utama menuju ilmu pengetahuan.
Manusia lahir di muka bumi ini belum memiliki ilmu pengetahuan, namun ia
dibekali berbagai potensi yang dapat digunakan untuk memperoleh ilmu
pengetahuan yaitu pendengaran, penglihatan, dan hati atau pikiran. Selain
pendidikan memegang peranan penting dalam penciptaan masyarakat yang cerdas
baik secara intelektual, emosional maupun spiritual.
Pelaksanaan pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
yang tercantum dalam Undang - Undang (UU) RI No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu
menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi
dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan
pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.3
Biologi sebagai bagian dari IPA yang berkaitan dengan cara mencari tahu
dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga pembelajaran biologi
bukan hanya untuk penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Mata pelajaran biologi, kualitas pembelajaran tampaknya masih
menjadi sorotan dalam dunia pendidikan di tanah air. Siswa masih menganggap
bahwa materi biologi merupakan materi yang membosankan dan banyak
hafalannya. Adanya anggapan tersebut menjadikan tes atau hasil belajar siswa
rendah. Keadaan tersebut perlu diperhatikan oleh seorang pendidik khususnya
guru mata pelajaran biologi agar selalu beruaha untuk menciptakan inovasi dalam
pembelajaran sebagai solusi untuk meningkatkan daya tarik siswa dalam belajar
biologi sehingga prestasi belajar siswanya mengalami peningkatan. Diantara
inovasi tersebut yaitu dengan mengembangkan bahan ajar dan media
pembelajaran yang sesuai.4

____________ UU Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 1.


3

4
____________ Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran Berbasis portofolio Biologi
(Bandung : PT
Genesindo, 2003), h. 2.

2
Media Pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang
digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa.
Media pembelajaran yang biasa digunakan adalah media pembelajaran yang
berbasis visual atau penglihatan, audio atau pendengaran serta audio visual, yaitu
metode pembelajaran yang menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.
Media pembelajaran meliputi sebuah sarana yang sangat strategis bagi guru untuk
mentransfer pengetahuan kepada siswa. Media pembelajaran dapat memacu siswa
untuk menggunakan lebih banyak indranya dibandingkan jika guru hanya
memberikan informasi verbal seperti yang biasa dilakukan.
Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi istruksional di lingkungan siswa, yang dapat merangsang
siswa untuk belajar. Salah satu jenis media pembelajaran yaitu media audio visual,
dengan menghadirkan media audio visual maka semua anak didik dapat
menikmati media tersebut sekaligus menyerap ilmu melalui media itu.
Selanjutnya, media audio visual dapat menghadirkan benda-benda, beberapa
obyek dan gerakan-gerakan tertentu yang sekiranya sulit menghadirkan hal-hal
tersebut langsung di dalam kelas.5
Berdasarkan deskripsi di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual Pada Materi Virus
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X SMAN 2 Banda Aceh”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Adakah pengaruh media pembelajaran audio visual pada materi virus
terhadap hasil belajar peserta didik kelas X SMAN 2 Banda Aceh?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

5
____________ Ika Lestari, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi (Padang:
Akademia
Permata, 2013), h. 1.

3
1. Untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran audio visual pada
materi virus terhadap hasil belajar peserta didik kelas X SMAN 2 Banda
Aceh.

D. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis penelitian ini adalah :
Hal : Terdapat pengaruh yang signifikan media pembelajaran audio visual
pada materi virus terhadap hasil belajar peserta didik kelas X SMAN 2
Banda Aceh.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi peserta didik
a. Penggunaan video pembelajaran ini diharapkan peserta didik dapat
memahami materi pelajaran yang abstrak menjadi nyata.
b. Meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran
biologi.
2. Manfaat bagi guru
Memotivasi guru untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam
menerapkan metode pembelajaran, memperbaiki sistem pembelajaran
sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk peserta didik.
3. Manfaat bagi sekolah.
Memberikan sumbangan yang baik untuk sekolah dalam rangka
memperbaiki proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar peserta didik.

F. Definisi Operasional
1. Pengaruh
Pengaruh adalah suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah
sesuatu yang lain. Pengaruh yang dimaksud ialah pengaruh dari media audio
visual berupa video terhadap hasil belajar pada materi virus.
2. Media Audio visual

4
Media audio visual merupakan media yang mengandung pesan yang
penyampaiannya melalui indra penglihatan dan pendengaran. Media audio visual
yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah video virus yang akan diterapkan
dikelas X SMAN 2 Banda Aceh.
3. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan keterampilan dan sikap yang diperoleh
peserta didik setelah menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga
dapat mengonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Hasil
belajar yang dimaksud disini adalah hasil belajar perbandingan berupa nilai
pretest dan posttest dari peserta didik kelas X SMAN 2 Banda Aceh pada materi
virus dengan menggunakan media audio visual berupa video.
4. Materi Virus
Materi virus adalah materi pelajaran biologi kelas X SMA. sebagaimana
yang tertera pada kurikulum 2013 pada kompetensi dasar (KD) berkaitan dengan
pengetahuan yang harus dicapai oleh peserta didik adalah KD. 3.4 yaitu
Menganalisis struktur, replikasi dan peran virus dalam kehidupan. KD 4.4
Melakukan kampanye tentang bahaya virus dalam kehidupan terutama bahaya
AIDS berdasarkan tingkat virulensinya.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa Latin ”Medius” dan merupakan bentuk jamak
dari medium yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”. Dalam bahasa
Arab, media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan.6 National Education Association (NEA) mengartikan
media sebagai sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual,
termasuk teknologi dan perangkat kerasnya.7
Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar
mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang tersampaikan,
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Gagne’ dan Briggs secara implisit
mengatakan bahwa, “Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain
buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar
bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer”.8
Media hendaknya dapat dimanfaatkan, dapat dilihat, dapat didengar dan
dibaca. Jadi, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang

6
____________Sehat Simatupang dan Junita, “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMAN
Binjai”, Jurnal Pend. Mat,(2009), Vol. 4, No. 2, h. 73
7
____________Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran Hakikat,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2007), h.6
8
____________Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2011), h.4

6
pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi.9 Media pembelajaran terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur
peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya
(message/software). Dengan demikian perlu diingat bahwa media pembelajaran
memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting adalah
bukan peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh
media tersebut.10

2. Manfaat Media Pembelajaran


Nana Sudjana dan Ahmad Rivai mengemukakan manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu:
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa sehingga memungkinkannya menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar pada setiap
jam pelajaran.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan demonstrasi dan memamerkan.11

3. Fungsi Media Pembelajaran


Levied dan Lentz sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad
mengemukakan bahwa ada empat fungsi media pembelajaran yaitu fungsi atensi,

9
____________Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), h.6.
10
____________Cepy Riyana, Media Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, 2012), h.10.
11
____________Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Jakarta: Sinar Baru
Algesindo, 2002), h.2.

7
fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. 12 Berikut ini penjelasan
secara lebih rinci yaitu:
a. Fungsi atensi merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
b. Fungsi afektif dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar
(atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat
menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut
masalah sosial atau ras.
c. Fungsi kognitif terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan menginga informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Media pembelajaran mempunyai beberapa fungsi, diantaranya:


a. Memperjelas dan memperkaya/melengkapi informasi yang diberikan secara
verbal.
b. Meningkatkan motivasi dan perhatian peserta didik untuk belajar.
c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi.
d. Menambah variasi penyampaian materi.
e. Pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah, dan
mencegah kebosanan peserta didik untuk belajar.
f. Kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak
mudah dilupakan peserta didik.
g. Memberikan pengalaman yang lebih konkrit bagi hal yang mungkin abstrak.
h. Meningkatkan keingintahuan peserta didik.

12
____________Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ...., h.16.

8
i. Memberikan stimulus dan mendorong respon peserta didik.13
4. Macam – Macam Media Pembelajaran
Pengembangan media pembelajaran biologi bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Beberapa jenis media dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut:
a. Media Auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk
orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
b. Media Visual
Media visual memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar.
Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Media
visual (media pandang) adalah media yang hanya mengandalkan indra
penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film
strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan.
Media visual dapat diproduksi dengan mudah, tergolong sederhana dalam
penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian
khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan
sekitar.
c. Media Audio
Media audio adalah jenis media yang berhubungan dengan indera
pendengaran. Jenis-jenis media audio, antara lain radio, dan alat perekam atau
tape recorder.
d. Media Audio Visual
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam kegiatan
pembelajaran, karena meliputi jenis media yang audio dan visual. Media ini dibagi
lagi ke dalam:

13
____________Arief Sidharta, Media Pembelajaran, (Bandung : Science Education
Development Centre, 2005), h. 13.

9
1) Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam
seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara.
2) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassette.14

B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan pembelajaran. Jadi, hasil belajar merupakan sesuatu baik pengetahuan,
keterampilan dan sikap telah dihasilkan atau diciptakan oleh seseorang melalui
proses belajar. Hasil belajar merupakan suatu pencapaian dari proses yang telah
dilakukan dalam kegiatan belajar. Perolehan aspek aspek perubahan perilaku
siswa berkaitan dengan proses belajar yang dialami oleh siswa.
Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Ketiga ranah tersebut saling terkait dan bahkan tidak boleh diabaikan dalam
kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena muara ketiga kompetensi
tersebut mengarah kepada kehidupan siswa (life skill). Tiga ranah tersebut harus
dinilai untuk mengetahui seberapa besar pencapaian kompetensi dasar dan standar
kompetensi. Menurut teori aksonomi bloom hasil belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, dan psikomotor.
Perinciannya sebagai berikut:
a. Ranah kognitif (cognitive domain)
Berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu
pengetahuan, pemahaman, analisis, aplikasi, sintesis, dan evaluasi. Keenam tujuan
ini sifatnya hierarkis, artinya kemampuan evaluasi belum tercapai bila
kemampuan sebelumnya belum dikuasai.
b. Ranah afektif (affective domain)
Berkenan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada
siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian siswa terhadap pembelajaran,

14
____________ Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h.140-141.

10
disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, dan teman kelas, kebiasaan belajar,
dan hubungan sosial.
c. Ranah psikomotorik (psychmotor domain)
Ranah psikomotorik berkenan dengan hasil belajar dan kemampuan
bertindak. Upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa yaitu guru
memiliki peran yang penting dalam meningkatkan proses belajar mengajar peserta
didik dan dalam mengantarkan peserta didiknya pada kesuksesan belajar.15

2. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar.


Keberhasilan dalam belajar bukanlah berdiri sendiri, melainkan
dipengaruhi juga oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut, yaitu :
1) Tujuan yang merupakan pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai
dalam kegiatan belajar mengajar.
2) Guru. Pandangan guru terhadap anak didik akan mempengaruhi kegiatan
mengajar guru dikelas.
3) Anak didik adalah unsur manusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar
mengajar berikut hasil dari kegiatan itu, yaitu keberhasilan belajar mengajar.
4) Kegiatan pengajaran. Terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik
dengan bahan sebagai perantaranya.
5) Bahan dan alat evaluasi. Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat
didalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan
ulangan. Alat evaluasi berupa true-fals, multiple-choice, matching, completion
dan essay.
6) Suasana kelas. Besar kecilnya anak didik yang hadir di dalam kelas akan
mempengaruhi suasana kelas.16

Adapun menurut Zaenal Arifin, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi


secara langsung maupun tak langsung terhadap hasil belajar, yaitu:

15
____________ Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
h.28-30.
16
____________Syaiful Bahri Djumarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h.105.

11
1) Faktor peserta didik yang meliputi kapasitas dasar, bakat khusus, motivasi,
minat, kematangan dan kesiapan, sikap dan kebiasaan, dan lain lain.
2) Faktor sarana dan prasarana, baik terkait kualitas, kelengkapan maupun
penggunaannya, seperti guru, metode dan teknik, media, bahan dan sumber
belajar, dan lain-lain.
3) Faktor lingkungan, baik fisik, sosial maupun kultur, di mana kegiatan
pembelajaran dilaksanakan.
4) Faktor hasil belajar yang merujuk pada rumusan normatif harus menjadi milik
siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran.17

3. Pentingnya Hasil Belajar


Suharsimi Arikunto menyebutkan ada 3 hal pentingnya hasil belajar
tersebut, yaitu:
a. Bagi siswa, dengan hasil belajar (penilaian) maka siswa dapat mengetahui
sejauh mana mereka telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru.
b. Bagi guru, dengan hasil belajar (penilaian) maka guru tidak hanya dapat
mengetahui siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya, tetapi juga
akan mengetahui apakah materi yang diajarkan telah tepat bagi siswa, bahkan ia
dapat mengetahui apakah metodenya telah tepat/belum.18

C. Materi Virus

1. Pengertian Virus
Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus
adalah parasit mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis. Secara umum
virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung
salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam
ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu
secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang. Virus

17
____________Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, ...., h.146
18
____________Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), h.6-8.

12
memiliki sifat hidup dan mati. Sifat hidup (seluler) yaitu memiliki asam nukleat
namun tidak keduanya (hanya DNA atau RNA), dapat bereproduksi dengan
replikasi dan hanya dapat dilakukan didalam sel inang (parasit obligat
intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu dapat di kristalkan dan dicairkan. Struktur
berbeda dengan sel dan tidak melakukan metabolisme sel. Partikel virus secara
keseluruhan ketika berada di luar inang yang terdiri dari asam nukleat yang
dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion. Virion tidak melakukan
aktivitas biosinteis dan reproduksi. Pada saat virion memasuki sel inang, baru
kemudian akan terjadi proses reproduksi. Virus ketika memasuki sel inang akan
mengambil alih aktivitas inang untuk menghasilkan komponen-komponen
pembentuk virus.19

2. Bentuk dan Ukuran Virus


Bentuk virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk dan komposisi
kimiawinya. Bentuk virus ada yang berbentuk bulat, oval, memanjang, silindariis,
dan ada juga yang berbentuk T. Ukuran Virus sangat kecil, hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop elektron, ukuran virus lebih kecil daripada
bakteri. Ukurannya berkisar dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer (1 μm =
1/1000 mm). Unit pengukuran virus biasanya dinyatakan dalam nanometer (nm).
1 nm adalah 1/1000 mikrometer dan seperjuta milimeter. Virus cacar merupakan
salah satu virus yang ukurannya terbesar yaitu berdiameter 200 nm, dan virus
polio merupakan virus terkecil yang hanya berukuran 28 nm.20

19
____________ Anshori, Biologi I untuk Sekolah Menengah Atas Kelas X, (Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h.56
20
____________ Widayati, Biologi untuk Sekolah Menengah Atas Kelas X, (Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h.22

13
3. Susunan Tubuh

1. Kabsid
Kapsid adalah lapisan pembungkus tubuh virus yang tersusun atas protein.
Kapsid terdiri dari sejumlah kapsomer yang terikar satu sama lain. Fungsi :
a. Memberi bentuk virus
b. Pelindung dari kondisi lingkungan yang merugikan
c. Mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel.

2. Isi
Terdapat di sebelah dalam kapsid berupa materi genetik/ molekul pembawa
sifat keturunan yaitu DNA atau RNA. Virus hanya memiliki satu asam nukleat
saja yaitu satu DNA/ satu RNA saja, tidak kedua-duanya. Asam nukleat sering
bergabung dengan protein disebut nukleoprotein. Virus tanaman/ hewan berisi
RNA/ DNA, virus fage berisi DNA.

3. Kepala

14
Kepala virus berisi DNA, RNA dan diselubungi oleh kapsid. Kapsid
tersusun oleh satu unit protein yang disebut kapsomer.

4. Ekor
Serabut ekor adalah bagian yang berupa jarum dan berfungsi untuk
menempelkan tubuh virus pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala kapsid.
Struktur virus ada 2 macam yaitu virus telanjang dan virus terselubung (bila
terdapat selubung luar (envelope) yang terdiri dari protein dan lipid). Ekor virus
terdiri atas tabung bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Khusus untuk
virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak memiliki ekor.

4. Perkembangan Virus
Virus memanfaatkan metabolisme sel penjamu untuk membantu sintesis
protein virus dan virion baru; jenis sel yang dapat diinfeksi oleh virus dapat
sedikit dapat banyak. Untuk tujuan diagnosti, sebagian besar virus ditumbuhkan
dalam biakan sel, baik turunan sel sekunder atau kontinu; pemakaian telur
embrionik dan hewan percobaan untuk membiakan virus hanya dilakukan untuk
investigasi khusus. Replikasi virus dalam biakan sel dapat di deteksi dengan
tahap-tahap replikasi :
1. Peletakan/ Adsorpsi adalah tahap penempelan virus pada dinding sel inang.
Virus menempelkan sisi tempel/ reseptor site ke dinding sel bakteri
2. Penetrasi sel inang yaitu enzim dikeluarkan untuk membuka dinding sel
bakteri. Molekul asam.nukleat (DNA/RNA) virus bergerak melalui pipa ekor dan
masuk ke dalam sitoplasma sel melalui dinding sel yang terbuka. Pada virus
telanjang, proses penyusupan ini dengan cara fagositosis virion (viropexis), pada
virus terselubung dengan cara fusi yang diikuti masuknya nukleokapsid ke
sitoplasma.
3. Eklipase : asam nukleat virus menggunakan asam nukleat bakteri untuk
membentuk bagian-bagian tubuh virus

15
4. Pembentukan virus (bakteriofage) baru : bagian-bagian tubuh virus yang
terbentu digabungkan untuk menjadi virus baru. 1 sel bakteri dihasilkan 100 – 300
virus baru
5. Pemecahan sel inang : pecahnya sel bakteri. Dengan terbentuknya enzim
lisoenzim yang melarutkan dinding sel bakteri sehingga pecah dan keluarlah
virus-virus baru yang mencari sel bakteri lain.21

5. Peran Virus
Didalam kehidupan, virus memiliki 2 peran, yaitu peran virus sebagai
mikroorganisme yang menguntungkan, maupun yang merugikan.
Virus yang menguntungkan: Virus berperan penting dalam bidang
rekayasa genetika karena dapat digunakan untuk cloning gen (reproduksi DNA
yang secara genetis identik). Sebagai contoh adalah virus yang membawa gen
untuk mengendalikan pertumbuhan serangga. Virus juga digunakan untuk terapi
gen manusia sehingga diharapkan penyakit genetis, seperti diabetes dan kanker
dapat disembuhkan.
Virus yang merugikan : Virus yang dapat merugikan karena menyebabkan
berbagai jenis penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.22

21
____________ Anshori, Biologi I untuk Sekolah Menengah Atas Kelas X, ...., h.67
22
____________ Widayati, Biologi untuk Sekolah Menengah Atas Kelas X, ...., h.30

16
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian memerlukan suatu rancangan penelitian yang tepat agar data yang
dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif menggunakan metode eksperimen dalam bentuk true experimental
design dengan menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design yaitu
desain eksperimen dengan melihat perbedaan pretest maupun posttest antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan
menggunakan tes.

Tabel 1.1. Nonequivalent Control Group Design


Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4

Keterangan:
O1 = Pretest hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
O2 = Posttest hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
O3 = Pretest hasil belajar siswa pada kelas kontrol
O4 = Posttest hasil belajar siswa pada kelas kontrol
X = Pelaksanaan penggunaan media audiovisual

17
Pada penelitian ini, digunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol, kemudian kedua kelompok ini diberikan tes awal (pretest) dengan soal
yang sama untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian dilakukan
pelaksanaan penggunaan media audio-visual untuk kelas eksperimen dan media
power point untuk kelas kontrol dan terakhir siswa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol diberikan tes akhir (posttest) dengan menggunakan instrumen tes
yang sama seperti pada tes awal (pretest).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di SMAN 2 Banda Aceh, dimana SMAN 2 Banda
Aceh ini adalah salah satu lembaga pendidikan yang terletak di wilayah kota
Banda Aceh, tepatnya di lJalan Tgk. Hasyem Banta Muda No. 8 Gp. Mulia, Kuta
Alam, Banda Aceh. Penelitian di SMAN 2 Banda Aceh dilakukan pada semester
ganjil tahun 2018/2019.

C. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Banda
Aceh dari kelas X MIA 1, X MIA 2, dan X MIA 3. Sedangkan sampelnya terdiri
dari dua kelas, yaitu kelas X MIA 3 yang terdiri dari 30 siswa sebagai kelas
eksperimen dan kelas X MIA 2 yang terdiri dari 30 siswa sebagai kelas kontrol
Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Hal ini sesuai dengan
yang disebutkan Sugiyono bahwa ciri utama true experimental design
(eksperimen yang sebenar-benarnya) adalah pengambilan sampel dilakukan secara
random sampling tanpa memperhatikan strata pada sampel yang diambil
tersebut.23

D. Tekhnik Pengumpulan Data

23
____________Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Kombinasi
(Mixed Methods),(Bandung: Alfabeta, 2014), h.114.

18
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
Observasi dan tes terstruktur dimana peneliti merancang secara sistematis dengan
menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
Instrumen terdiri dari 20 soal yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya untuk
pretest dan posttest yang kemudian diambil hasilnya untuk dianalisis.

E. Intrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti untuk mengukur variabel penelitian95. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk rating scale
dimana setiap aspek diangkakan kemudian dideskripsikan. Rubrik penilaian
ativitas siswa yaitu aktivitas visual, lisan, mendengar, menulis, dan mental.
2. Lembar Tes
Soal tes yang diberikan kepada siswa berjumlah 20 butir. Hal ini
berdasarkan pertimbangan tingkat kesukaran soal dengan pengerjaan. Bentuk soal
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk tes objektif yang terdiri
atas 20 soal dalam bentuk pilihan ganda (Multiple Chooice Test) yang telah di
validasi dan setiap soal yang benar diberikan skor 1. Penetapan skor yang
digunakan tanpa hukuman dimana skor sama dengan jumlah jawaban yang
benar.24 Soal tes yang digunakan terlebih dahulu divalidasi pada validator ahli
dengan cara mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi
pelajaran yang diberikan, materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum disebut
dengan validasi isi.25

a. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

24
____________ Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,..., h.262
25
____________ Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,....,h.67

19
atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen yang valid mempunyai
validitas tinggi apabila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Validitas soal akan
dihitung dengan Software Anatest yaitu melalui rumus korelasi Product Moment
pearson yaitu:

𝑟ᵪᵧ = 𝑁 𝛴ᵪᵧ − (𝛴ᵪ) (𝛴ᵧ) / {𝑁. 𝛴ᵪ2 − (𝛴ᵪ)2} {𝑁. 𝛴ᵧ2 − (𝛴ᵧ)²}

Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara skor setiap item dengan skor total
N = Jumlah siswa
ΣX = Jumlah skor soal
ΣY = Jumlah skor total
ΣXY = Jumlah hasil perkalian x dan y
Untuk mengetahui validitas tiap item maka nilai rxy yang telah diperoleh
dikonsultasikan dengan nilai rtab. Apabila rxy > rtab maka item pertanyaan valid dan
apabila rxy < rtab maka item pertanyaan tidak valid.26

b. Uji Realibilitas
Realibilitas adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran.
Pengukuran yang memiliki reabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu
memberikan hasil ukur yang terpercaya atau reliable. Reliabilitas merupakan salah
satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Adapun rumus
reabilitas yaitu:
𝑟 𝑛 = [𝑘/ 𝑘 − 1] / [1 −Σ𝛼2/𝑏𝛼21]
Keterangan:
K = Banyaknya butir pertanyaan
a2 b = Jumlah varians butir
a21 = Varians total

Hasil perhitungan uji reliabilitas di interpetasikan sebagai berikut:


Tabel.1.2. Uji Reliabilitas.
26
____________ Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 356.

20
Interval Koefisien Interprestasi
0,000-0,199 Sangat rendah
0,200-0,399 Rendah
0,400-0,599 Sedang
0,600-0,799 Tinggi
0,800-0,999 Sangat tinggi

c. Analisis Tingkat Kesukaran


Analisis tingkat kesukaran soal dilakukan dengan rumus:
𝑃 = 𝐵/𝐽𝑆
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
JS = Jumlah seluruh peserta tes.

Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, semakin
sulit soal, sebaliknya semakin besar indeks yang diperoleh semakin mudah soal
tersebut. Kriteria indeks kesukaran tersebut dapat dilihat pada Tabel.

Tabel 1.3. Kriteria Tingkat Kesukaran


Besarnya nilai P Interprestasi
Kurang dari 0,30 Terlalu sukar
0,30 – 0,70 Sedang
Lebih dari 0,70 Terlalu mudah

d. Analisis daya pembeda


Analisis daya pembeda soal digunakan rumus sebagai berikut:
𝐷=𝐴–𝐵/𝑇
Keterangan :
D = Daya beda
A = Jumlah kelompok atas yang menjawab benar
B = Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
T = Jumlah peserta didik

21
Klasifikasi soal berdaya pembeda adalah sebagai berikut:
0,00-0,20 = daya beda jelek
0,21-0,40 = daya beda cukup
0,41-0,70 = daya beda baik
0,71-1,00 = daya beda sangat baik.27

F. Tekhnik Analisis Data


Pengolahan data hasil belajar siswa dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Sebelum melihat hasil belajar siswa maka data yang diperoleh dianalisis terlebih
dahulu dengan Uji Homogenitas.
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kelompok dengan
taraf signifikan 0,05 berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama
atau tidak. Rumus dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut:

𝐹 = Varian terbesar / Varian terkecil

Setelah mendapatkan nilai t-hitung maka langkah selanjutnya adalah


menguji dengan membandingkan nilai t-hitung dan t-tabel, dengan kriteria
sebagai berikut:
Jika thitung < ttabel Ha ditolak, H0 diterima.
Jika thitung < ttabel H0 ditolak, Ha diterima.

Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:


Ha : Terdapat pengaruh hasil belajar peserta didik antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol pada materi virus di SMAN 2 Banda Aceh yang dibelajarkan dengan
media audio visual dibandingkan dengan hasil belajar siswa tanpa media audio
visual.
Hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan uji t. Rumus yang digunakan
dalam uji t adalah sebagai berikut:
t = x1−x2 / 𝑆√(1/𝑛1+1/𝑛2)
27
____________ Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ..., h. 218.

22
Keterangan:
t = Statistik uji-t
x1 = Nilai mean post-test kelas eksperimen
x2 = Nilai mean post-test kelas kontrol
n1 = Jumlah data kelompok eksperimen
n2 = Jumlah data kelompok kontrol
S = Varian gabungan.28

28
____________ Sudjana, Metode Statistika, (Bandung; Tarsinto, 2002), h.239.

23
DAFTAR PUSTAKA

Agung, Webe. 2010. Smart Teaching. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher

Anshori. 2009. Biologi I untuk Sekolah Menengah Atas Kelas X. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Bahri Djamarah, Syaiful. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Budimansyah, Dasim. 2001. Model Pembelajaran Berbasis portofolio Biologi.


Bandung : Tarsinto.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang:


Akademia.

Riyana, Cepy. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Islam Kementrian Agama RI.

Rudi Susilana dan Cepi Riyana. 2007. Media Pembelajaran Hakikat,


Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung : CV. Wacana
Prima.

Sidharta, Arief. 2005. Media Pembelajaran. Bandung : Science Education


Development Centre.

Simatupang, Sehat. 2009. “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap


Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II
SMAN Binjai”. Jurnal Pend. Mat. Vol. 4. No. 2.

Sudjana, Nana. 2002. Media Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung : Tarsinto.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Kombinasi (Mixed


Methods). Bandung: Alfabeta.

24
Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Syaiful Bahri Djumarah dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progeresif. Jakarta:


Kencana.

Widayati. 2009. Biologi untuk Sekolah Menengah Atas Kelas X. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Wina Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana.

25

Anda mungkin juga menyukai