DE SK RIPSI
Modul ini berisi materi tentang pemenuhan kebutuhan pasien dewasa yang mengalami
gangguan sistem persarafan. Modul ini menguraikan beberapa penyakit dan respons
pasien akibat gangguan sistem persarafan serta asuhan keperawatan yang dapat diberikan
kepada pasien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan
mengintegrasikan ilmu-ilmu dasar seperti kebutuhan dasar manusia, ilmu biomedik,
farmakologi, ilmu gizi, ilmu penyakit dalam dan ilmu bedah dengan memperhatikan
aspek profesionalitas, etis dan legal. Modul ini fokus pada sistem persarafan, sensori dan
integumen.
Setelah menyelesaikan modul ini, apabila mahasiswa diberikan kasus pasien yang
mengalami gangguan sistem persarafan, sensori, dan integumen, peserta mampu:
a. Menganalisis hasil pengkajian keperawatan secara holistik pada kasus
b. Menegakkan diagnosis keperawatan dengan tepat berdasarkan hasil pengkajian pada
kasus
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan dengan tepat berdasarkan diagnosis
keperawatan yang ditegakkan pada kasus
d. Memutuskan tindakan asuhan keperawatan dengan tepat berdasarkan diagnosis
keperawatan yang ditegakkan pada kasus
e. Menyusun evaluasi keperawatan yang tepat terhadap efektifitas intervensi
keperawatan pada kasus
U RAIAN MA TERI
A. Asuhan Keperawatan pada Pasien Dewasa dengan Strok
1. Pengertian:
Strok adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan neurologis
yang disebabkan oleh adanya gangguan suplai darah ke bagian dari otak.
2. Pengkajian Keperawatan
Data subjektif:
a. Gejala dan tanda mayor: mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas, sulit berbicara,
sulit menelan
b. Gejala dan tanda minor: nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakan,
merasa cemas saat bergerak
Data objektif:
a. Gejala dan tanda mayor: kesadaran menurun, Rentang gerak (ROM) menurun,
pelo, kekuatan otot menurun
b. Gejala dan tanda minor: sendi kaku, gerakan tidak terkoordinasi, gerakan terbatas,
fisik lemah
c) Manajemen Nyeri
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi respon nyeri non-verbal
d. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
e. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
f. Ajarkan teknik nonfarmakologis untukmengurangi rasa nyeri
g. Kolaborasi pemberian analgetik
4. Evaluasi Keperawatan
a) Setelah dilakukan tindakan keperawatan kapasitas adaptif intracranial
meningkat, dengan kriteria hasil:
1. Kesadaran membaik
2. Fungsi kognitif meningkat
3. Sakit kepala membaik
4. Tekanan darah, tekanan nadi normal
5. Tidak terjadi bradikardi
6. Pola nafas membaik
7. Respon pupil membaik
2. Pengkajian Keperawatan
Data subjektif: Merasakan sesuatu melalui indra penglihatan
Data objektif: Distorsi sensori
3. Diagnosis Keperawatan
Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan penglihatan
4. Intervensi Keperawatan
• Minimalisasi Rangsangan
a. Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan (mis. nyeri,
kelelahan)
b. Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori (mis. bising, terlalu
terang)
c. Batasi stimulus lingkungan (mis. cahaya, suara, aktivitas)
d. Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
e. Kombinasikan prosedur/tindakan dalam satu waktu, sesuai kebutuhan
f. Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis. mengatur pencahayaan ruangan,
mengurangi kebisingan, membatasi kunjungan)
g. Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur/tindakan
h. Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus
5. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan intervensi persepsi sensori meningkat.
b. Sistem Integumen
a. Asuhan Keperawatan pada Pasien Dewasa dengan Luka Bakar
1. Pengertian
Luka bakar merupakan suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia, dan petir yang mengenai mukosa, dan jaringan yang lebih dalam.
Luas luka bakar dibuat dengan perhitungan persentase. Untuk perhitungan cepat
luka bakar pada orang dewasa rumus luka bakar yang digunakan adalah “Rule of
Nine“ yang yaitu :
1) Kepala dan leher : 9 %
2) Dada : 9 %
3) Perut : 9 %
4) Punggung : 9 %
5) Bokong : 9 %
6) Lengan dan tangan kanan : 9 %
7) Lengan dan tangan kiri : 9 %
8) Paha kanan : 9 %
9) Paha kiri : 9 %
10) Betis – kaki kanan : 9 %
11) Betis – kaki kiri : 9 %
12) Perineum dan genitalia : 1 %
2. Pengkajian Keperawatan
Data subjektif: kerusakan jaringan dan atau kerusakan kulit
Data objektif: nyeri, perdarahan, kemerahan, hematoma
3. Diagnosis Keperawatan
Gangguan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan suhu lingkungan
yang ekstrem, bahan kimia iritatif.
4. Intervensi Keperawatan
Perawatan integritas kulit
a. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
b. Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
c. Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
d. Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
e. Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
f. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
g. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
h. Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotin, serum)
i. Anjurkan minum air yang cukup
j. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi, buah dan sayur
k. Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrim
Perawatan Luka
a. Monitor karakteristik luka (mis: drainase,warna,ukuran,bau
b. Monitor tanda –tanda infeksi
c. lepaskan balutan dan plester secara perlahan
d. Bersihkan dengan cairan NACL atau pembersih non toksik,sesuai kebutuhan
e. Bersihkan jaringan nekrotik
f. Berika salep yang sesuai di kulit /lesi, jika perlu
g. Pasang balutan sesuai jenis luka
h. Pertahan kan teknik seteril saaat perawatan luka
i. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
j. Jadwalkan perubahan posisi setiap dua jam atau sesuai kondisi pasien
k. Berika diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan protein1,25-1,5
g/kgBB/hari
l. Jelaskan tandan dan gejala infeksi
m. Anjurkan mengonsumsi makan tinggi kalium dan protein
n. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
o. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Black, M. Jaoyce., Hawks, Jane Hokanson. (2014). Medical-Surgical Nursing: Clinical
Management for Positive Outcomes (8th Edition). St. Louis, Missouri: Mosby
Elsevier.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M. (2014).
Medical-surgical nursing: Assessment and Management of Clinical Problems (9th
ed.). St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.