Anda di halaman 1dari 5

NEGERI DI BALIK AWAN

Di suatu kota tinggallah sepasang suami isteri bermana Bayu dan Sinta. Mereka memiliki
dua orang anak, Soni dan Bintang. Soni berumur 13 tahun dan sudah duduk di bangku kelas 8
SMP sedangkan sang Adik, Bintang berumur 7 tahun dan masih duduk di bangku kelas 2 SD.
Soni yang Supel dan sangat menyukai pelajaran matematika memiliki teman sebangku bernama
Adi. Sepulang sekolah, Soni dan Adi mampir ke sebuah tempat menyewaan buku yang
kebetulan searah dengan rumah mereka. Saat tengah mencari buku untuk persiapan olimpiade
matematika nya, Soni melihat sebuah buku menarik berjudul "Negeri di balik Awan" dan
tertarik untuk membacanya. Alhasil Soni meminjam buku tersebut dan beberapa buku untuk
persiapan olimpiade matematikanya. Tidak terasa, hari sudah sore, Soni dan Adi bergegas untuk
kembali ke rumah mereka masing-masing. Sesampainya dirumah, Soni disambut hangat oleh
sang Ibu.

"Sudah pulang, Abang?", Tanya Sang Ibu dengan lembut.

"Sudah, Ma. Tadi Abang mampir dulu ke tempat penyewaan buku.", Jawab Soni sambil
mencium tangan Ibu Sinta dengan sopan.

"Tanggal berapa Olimpiade matematika antar sekolahnya?", Tanya Ibu Sinta.

"Tanggal 13 April, Ma. pokoknya Abang harus juara 1 Tahun ini!", Seru nya sambil
menyemangati diri.

"Amin. Mama yakin Abang bisa juara 1 tahun ini. Anak mama kan hebat." Ujar Bu Sinta sambil
memeluk erat anak laki-laki kebanggan nya.

"Iya ma. Abang mandi dan belajar untuk olimpiade dulu ya. Bintang ga boleh gangguin Abang."
ujar Soni sambil menoleh ke arah Bintang, adiknya yang tengah asyik main boneka.

"Enak aja, Abang tuh yang suka cubit pipi aku sampe merah." Protes bintang kepada Soni.

Haripun berganti malam, Soni tampak serius belatih matematika dengan tekun. Tidak
terasa sudah 3 jam lebih Soni giat untuk berlatih dengan tekad untuk bisa juara 1 di olimpiade
matematika tahun ini. Sang Ayah, Pak Bayu masuk kamar Soni yang tampak terbuka pintu nya.

" Abang, sudah dulu ya latihannya. besok di lanjut lagi. Sudah jam 9 malam lho sekarang." Ujar
sang Ayah.

"Iya, Pa. Abang juga sudah mulai pegel nih tangan nya." Ujar soni sambil memijit jari tangan
nya yang terasa kaku.
"Papa tahu Abang pengen juara 1 tahun ini, tapi jangan sampai kecapekan berlatih pada saat
lomba, Abang malah kurang fit. Jaga kondisi juga faktor penting supaya bisaa fokus saat lomba
nanti." Ujar Pak Bayu sambil mengusap punggung Soni.

"Iya pa. Makasih ya, Papa, Mama dan Bintang selalu dukung aku supaya bisa juara 1." Ujar soni
terharu

" Juara berapapun di olimpiade matematika nanti, Abang tetap Juara 1 di Hati Papa, Mama, dan
Bintang." Ujar Pak Bayu seraya memberi dukungan penuh kepada Soni.

Malam itu Soni tidak bisa tidur memikirkan olimpiade matematika nanti. Soni bertekad
untuk meraih juara 1 tahun ini karna tahun lalu hanya meraih juara 2. Coba memejamkan mata
tapi tak kunjung terlelap. Tiba-tiba Soni teringat buku "Negeri di Balik Awan" yang dipinjam tadi
sore. soni membaca buku tersebut dengan harapan bisa membantunya untuk tidur. Bukan nya
mengantuk, Soni membaca halaman demi halaman karena merasa ceritanya sangat seru.
Dalam buku tersebut diceritakan ada seorang Pangeran yang memiliki istana megah yang
berada di balik awan yang ada di atas langit. sang pangeran memiliki segalanya. Sang pangeran
memiliki banyak teman bangsawan dan bisa mempelajari apa saja yang dia inginkan. Tak terasa
Soni pun tertidur saat tengah membaca cerita tentang Pangeran tersebut.

Soni kemudian terbangun dan kaget karna kamarnya berubah menjadi kamar istana
yang sangat megah. Soni pun mengedip-ngedipkan matanya karna takjub dengan apa yang baru
saja di alami nya.

"Kayaknya aku mimpi deh." sambil mencubit pipinya. "Aw, kok sakit ya, berarti aku ga lagi
mimpi." sambil mengusap pipinya yang sakit sehabis di cubit.

"Kamu ga lagi mimpi kok, Son." Ujar seseorang sambil menatap mata Soni.

"Adi!! kamu ngapain pake baju begitu?" Sahut Soni sambil menggoda Adi yang tampak
mengenakan pakaian pangeran kerajaan.

"Aku sebenernya seorang Pangeran dari Negeri Awan yang sedang menyamar jadi rakyat biasa,
karena aku ingin mendapat teman bukan karena status ku sebagai pangeran. tapi karena
memang orang itu ingin berteman denganku." Ujar Adi memberi penjelasan.

"hah? yang bener? tapi kok?" Sahut Soni tak percaya.

"Tenang aja Son, ini nyata kok. dan sebagai hadiah karena kamu sudah mau menjadi teman baik
ku selama ini aku akan mengabukan permintaanmu apapun itu." Jawab Adi.
"Ah, yang bener kamu, Di. apa aja nih?" Sahut Soni.

"Iya apa aja. Kamu boleh minta 2 permintaan, apapun itu." Ujar Adi.

Soni kemudian berpikir, ingin sekali menjahili Bintang , adiknya tanpa takut di marahi oleh
Mama nya.

"Aku mau punya jurus tidak terlihat supaya aku bisa bebas untuk mencubit pipi adikku tanpa
harus dimarahi oleh Mamaku." Pinta Soni kepada Adi.

"Permintaan kok kaya gitu sih, tapi oke lah aku turutin permintaanmu." Jawab Adi sambil
menunjuk ke arah badan Soni dengan tongkat ajaib khusus. " Sim salabim Soni tidak akan
terlihat oleh Bintang dan Mama nya."

Lalu Soni merasakan energi di dalam tubuhnya dan seketika itu juga Soni kembali
kerumahnya seperti ini dan melihat suasana rumah seperti biasanya. Bintang sedang bermain
boneka kesayangannya, sementara Ibu Sinta sedang masak di dapur.

Soni bergumam dalam hati, " Beneran ga terlihat ga ya aku kalau cubit pipinya Bintang?"

"Coba aja lah, ga ada salahnya." lalu tangan Soni langsung mendarat di pipi Bintang, Adiknya.

"Aduh! sakit." Bintang meringis sambil menoleh ke arah samping

"Loh, kok gada siapa-siapa? tapi pipi aku sakit seperti ada yang mencubit." Ujar Bintang sambil
kebingungan

"Wah beneran berhasil, Bintang ga tahu kalau aku yang cubit pipinya." Jawab soni dalam hati.

Lalu seketika itu juga Soni kembali ke istana megah milk Pangeran Adi.

"Di, beneran loh, aku tadi cubit pipi Bintang tapi dia tidak bisa lihat aku." Jawab Soni penuh
semangat.

"Nah, tinggal satu permintaan lagi yang akan aku kabulin. pikir baik-baik karna ini

kesempatan terakhir kamu, Son." Ujar Adi sambil menepuk bahu Soni.

Soni mulai berpikir keras, Apa yang ingin dia wujudkan dalam hidupnya. Tiba-tiba dia
teringat akan Olimpiade matematika yang akan diikutinya. Dia sangat ingin mendapat juara 1
dalam perlombaan tersebut.
"Di, aku mau dalam perlombaan Olimpiade matematika tahun ini aku mendapat juara 1.
Soalnya tahun lalu aku kalah dan mendapat juara 2. bisa ga kamu wujudin permintaanku itu?"
Tanya Soni kepada Adi.

Adi berpikir sejenak. Lalu dia menjawab sambil tersenyum. "Bisa Son. Tapi.."

"kok ada tapinya, Di?" Sahut Soni Kebingungan.

"aku akan bikin kamu juara 1 di lomba olimpiade matematika tahun ini, tapi itu berarti aku tidak
akan pernah bisa bertemu kamu lagi, Son." Jawab Adi sambil tersenyum.

"Kok gitu? Kenapa?" Tanya Soni kebingungan.

"Karena aku harus kembali menjadi Pangeran di Negeri Awan ini. Aku pernah berjanji kepada
Ayahku dulu, kalau aku sudah menemukan teman baikku di Bumi, dan mengabulkan
permintaan nya, aku akan kembali menjadi pangeran Adi dan tidak akan bisa lagi ketemu
denganmu, Son." Jawab Adi memberi Penjelasan.

Soni pun terdiam. tidak bisa berkata-kata. di satu sisi dia sangat ingin menjadi juara 1
dalam olimpiade matematika tahun ini, namun di sisi lain, dia tida ingin kehilangan sahabat
yang sudah 2 tahun ini menemaninya selama duduk di bangku SMP.

"Di, aku memang sangat ingin juara 1 lomba olimpiade matematika, tapi bagiku lebih penting
adalah sebuah persahabatan. aku tidak akan mau menukar persahabatan kita dengan apapun.
aku lebih memilih tidak juara sama sekali tapi memilki sahabat sepertimu." Ujar Soni seraya
memeluk sahabatnya itu.

Tiba-tiba Soni terbangun mendengar suara adzan subuh berkumandang.

"Untung saja cuma mimpi. Aku harus berlatih lebih giat lagi untuk olimpiade matematika nanti
supaya aku bisa juara 1 dan tidak perlu kehilangan sahabat sebaik Adi." Ujar Soni dalam hati.

sembari berjalan ke kamar mandi, Soni teringat akan mimpinya semalam.

"Aku tidak sabar untuk bertanya kepada Adi apakah dia benar-benar pangeran dari negeri
awan." Sambil tertawa dalam hati

Jam menunjukkan pukul 06.15 pagi. Soni pun bergegas untuk berangkat supaya tidak
terlambat ke sekolah. Saat tengah asyik berjalan menuju ke sekolah, Soni melihat Adi keluar
dari Pagar rumahnya hendak menuju ke sekolah, seperti biasa mereka selalu berjalan bersama
menuju sekolah.
"Pagi Son, aku lihat-lihat kamu ceria sekali pagi ini?" tanya Adi kepada Soni

"Di, kamu tahu ga semalam aku mimpi apa? Aku mimpi berada di sebuah istana megah, dan
ketemu dengan seorang Pangeran. kamu tahu tidak siapa pangeran dalam mimpiku itu?" Jawab
Soni sembari melirik kepada Adi

"Siapa?" Sahut Adi.

"Kamu, Di." Jawab Soni.

"Hah? Aku? kok bisa?" Tanya Adi dengan heran.

"Aku juga ga tahu kenapa bisa kamu pangeran nya. tapi tunggu deh, kamu beneran bukan
Pangeran dari Negeri Awan kan?" Tanya Soni penasaran

"Sebenarnya, aku memang Pangeran Son selama ini." Jawab Adi sambil tersenyum.

"Hah? Serius? Kamu Pangeran dari Negeri Awan beneran?" tanya Soni tak percaya.

"Iya aku pangeran Son, Pangeran Kodok tapi. Hahahahaha" Jawab Adi sambil tertawa geli.

"Ihh.. bikin kaget aja! kirain kamu pangeran beneran!." Jawab Soni sambil tertawa

mereka pun menikmati perjalanan ke sekolah pagi itu bersama.

Anda mungkin juga menyukai