e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
Abstrak
Bencana dapat berdampak pada masalah fisik, psikologis, psikososial dan spiritual.
Dampak psikologis dapat berupa depresi, marah, putus asa, bunuh diri dan post trauma
stress disorder (PTSD). Gangguan spiritual dapat berupa menyalahkan Tuhan,
menghindari interaksi dengan orang lain dan merasa bersalah. Hal ini membutuhkan
pengetahuan dan sikap perawat dalam penanganan masalah psikologis dan spiritual
tersebut. Jenis penelitian adalah comparative study dengan desain cross sectional study.
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 124 perawat di Ruang Penyakit Dalam (n=92)
dan Ruang Rawat Bedah (n=32). Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang
dikembangkan oleh peneliti dalam bentuk skala Dichotomous terdiri dalam 22
pernyataan dan Likert scale terdiri dari 24 pernyataan. Teknik pengumpulan data berupa
kuesioner. Data penelitian dianalisis menggunakan analisa bivariat dengan uji
independent sample t-test. Hasil penelitian tidak ada perbedaan pengetahuan perawat
dalam penanganan masalah psikologis (p-value 0,106 α=0,05) dan spiritual (p-value
0,059 α=0,05). Ada perbedaan sikap perawat dalam penanganan masalah psikologis (p-
value 0,001 α=0,05) dan spiritual (p-value 0,008 α=0,05). Hasil penelitian dapat
direkomendasikan kepada pembuat kebijakan untuk meningkatkan program pendidikan
dan pelatihan terkait masalah psikologis dan spiritual untuk meningkatkan kompetensi
dan sikap profesional perawat dalam memberikan asuhan keperawatan untuk respons
bencana.
Abstract
357
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020
e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
358
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020
e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
Ruang Penyakit
Ruang Rawat Bedah
Data Demografi Dalam
(f) (%) (f) (%)
359
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020
e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
Ruang Penyakit
Ruang Rawat Bedah
Data Demografi Dalam
(f) (%) (f) (%)
1. Usia (Tahun)
17-25 9 9,8 9 28,1
26-35 67 72,8 23 71,9
36-45 16 17,4 - -
2. Jenis Kelamin
Laki-laki 15 16,3 6 18,8
Perempuan 77 83,7 26 81,3
3. Agama
Islam 92 100 32 100
4. Pendidikan Terakhir
Diploma III 62 67,4 20 62,5
Ners 30 32,6 12 37,5
5. Lama Kerja
<2Tahun 14 15,2 5 15,6
≥2Tahun 78 84,8 27 84,4
6. Pelatihan kebencanaan
Tidak ada 71 77,2 28 87,5
Simulasi keadaan darurat 14 15,2 4 12,5
Pelatihan gawat darurat dan 7 7,6 - -
kebencanaan
Tabel 2. Persepsi Perawat Terhadap Masalah Psikologis dan Spiritual Pasca Bencana
360
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020
e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
Tabel 3. Pengetahuan dan sikap perawat dalam penanganan masalah psikologis dan spiritual
Tabel 4. Distribusi Pengetahuan dan Sikap Perawat dalam Penanganan Masalah Psikologis
dan Spiritual Pada Pasien Pasca Bencana
361
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020
e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
362
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020
e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
yang dilakukan oleh Fox et al. (2012) mendukung. Krisis psikologis erat
menyatakan bahwa seorang perawat kaitannya dengan masalah moral dan
harus memiliki pengetahuan tentang etika seorang perawat menghadapi
psikologis agar dapat melakukan kejadian bencana. Hasil penelitian
Psychological First Aid (PFA) pada menunjukkan masih terbatasnya
respon bencana agar dapat manangani kesiapan etika perawat untuk tanggap
pasien secara tepat yang mengalami terhadap situasi bencana (Yan, et al,
gangguan psikologis akibat bencana. 2015). Sehingga diperlukan sikap
professional dari perawat dalam
b. Perbedaan Sikap Perawat terhadap memenuhi kebutuhan psikologis
Penanganan Masalah Psikologis dan pasien karena efek psikologis jangka
Spiritual Pada Pasca Bencana Di panjang dari bencana lebih
Ruang Penyakit Dalam dan Rawat membahayakan dari pada efek fisik.
Bedah Selain itu pelatihan kebencanaan
Hasil uji statistik Independent menjadi hal yang perlu diperhatikan.
sample t-test didapatkan sikap perawat Menurut Hesti, Yetti dan Erwani
dalam penanganan masalah psikologis (2018) tentang faktor-faktor yang
didapatkan nilai p-value (0,001) <0,05 berhubungan dengan kesiapsiagaan
dan sikap penanganan masalah petugas kesehatan dalam menghadapi
spiritual nilai p-value (0,008) <0,05 bencana gempa dan tsunami dengan
yang berarti ada perbedaan sikap hasil terdapat hubungan antara sikap
penanganan masalah psikologis dan dengan kesiapsiagaan bencana (p-
spiritual pasien pasca bencana oleh value 0,17). Berdasarkan hasil
perawat di Ruang Penyakit Dalam dan penelitian Husna, Hatthakit, dan
Ruang Rawat Bedah. Hasil penelitian Chaowalit (2011) pelatihan
didapatkan mayoritas perawat pada kedaruratan, pendidikan dan
kedua ruangan tersebut memiliki keterampilan klinis perawat untuk
tingkat pendidikan terakhir adalah perawatan tsunami di Banda Aceh
Diploma-III (67,5%). Menurut Noch, dengan hasil perawat di rumah sakit
Rompas, & Kallo (2015) terdapat harus meningkatkan pengetahuan dan
hubungan tingkat pendidikan dan keterampilan kedaruratan dengan cara
sikap dengan pelaksanaan prosedur harus ikut serta dalam pelatihan
tetap perawatan luka di ruang kedaruratan, dengan hasil
perawatan bedah dengan nilai inklusi keterampilan klinis perawat masih
tingkat pendidikan 0,003 dan sikap pada kategori sedang (3,52). Perawat
0,004. Hasil penelitian ini semakin diperlukan untuk mengikuti program
tinggi pendidikan seseorang maka pendidikan dan pelatihan kebencanaan
semakin baik dalam memberikan untuk meningkatkan kompetensi
pelayanan asuhan keperawatan dalam merespon bencana pada seting
(Nursalam, 2011). rumah sakit secara berkesinambungan.
Lebih lanjut, hasil penelitian
Kiran & Dewi (2017) sikap perawat c. Perbedaan Pengetahuan dan Sikap
dalam memenuhi kebutuhan Perawat Terhadap Penanganan
psikologis dan spiritual masih perlu Masalah Psikologis dan Spiritual
dioptimalkan, sebagian besar Hasil penelitian ini didapatkan
responden (61,4%) memiliki sikap tidak ada berbedaan pengetahuan,
yang mendukung dan hampir namun ada perbedaan sikap perawat
setengahnya responden (38,6%) terhadap penanganan masalah
memiliki sikap yang tidak psikologis dan spiritual pada pasien
363
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020
e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
pasca bencana. Hasil penelitian ini Ruang Penyakit Dalam dan Ruang
didukung oleh data demografi Bedah didominasi oleh perawat
reponden dimana perawat Ruang berpendidikan Diploma III (67,4%
Penyakit Dalam memiliki jenis dan 62,5%) dan sebagian kecil
kelamin perempuan (16,3%) dan perawat memiliki pendidikan terakhir
Ruang Bedah (81,3%), sedangkan Ners (32,6% dan 37,5%). Menurut
sebagian kecil laki-laki (16,3% & Elysabeth, Libranty dan Natalia
18,8%). Berdasarkan hasil penelitian (2017) terdapat hubungan yang
Apriluana, Khairiyati, dan signifikan antara pendidikan dengan
Setyaningrum (2016) tidak ada kompetensi dalan melakukan
hubungan signifikan antara jenis evidence-based practice (p-value
kelamin dengan keterampilan dalam 0,006). Dimana semakin tinggi tingkat
penggunaan alat pelindung diri pendidikan seseorang maka semakin
(APD). Menurut Ahmadi (2003) sikap baik pula kompetensinya dalam
dapat bersifat positif dan negatif. melakukan evidence-based practice
Sikap positif yaitu sikap yang nursing. Menurut Elizenberg
menunjukkan menerima terhadap Elysabeth, Libranty dan Natalia
norma yang berlaku dan sikap negatif (2017) dalam pendidikan mampu
merupakan sikap yang menunjukkan membuat seseorang terampil dalam
penolakan atau tidak menyetujui mencari sumber penelitian,
terhadap norma yang berlaku. Ini berorganisasi dan bersikap profesional
berarti sikap menunjukkan kesetujuan dalam bekerja serta menerapkan
atau ketidaksetujuan, suka atau tidak praktik berdasarkan bukti. Penulis
suka seseorang terhadap sesuatu. berpendapat bahwa perawat yang
Menurut Kiran & Dewi (2017) memiliki pendidikan yang tinggi dapat
terbentuknya sikap positif dari memiliki kompetensi dan sikap
perawat dapat dipengaruhi oleh profesional yang tinggi ketika
interaksi antar sesama perawat, karena memberikan asuhan keperawatan.
sikap terbentuk dengan interaksi
terjadi saling tukar informasi Simpulan dan saran
mengenai hal yang berhubungan Berdasarkan hasil penelitian dapat
dengan pelaksanaan asuhan disimpulkan bahwa pengetahuan perawat
keperawatan. Perawat memperhatikan dalam penanganan masalah psikologis
kebutuhan klien, mengerjakan dan dan spiritual pada pasien pasca bencana
saling berdiskusi mengenai suatu tidak ada perbedaan diantara kedua
masalah klien. Sikap dapat ruangan tersebut yaitu pada Perawat
berhubungan dengan faktor individu Ruang Penyakit Dalam dan perawat di
seperti ada atau tidaknya sikap Ruang Rawat Bedah. Sebaliknya, ada
menghargai, komunikasi, empati dan perbedaan sikap perawat dalam
sikap mendukung. Menurut Azwar penanganan masalah psikologis dan
(2000) pembentukan sikap tidak spiritual pada pasien pasca bencana pada
terlepas dari berbagai faktor yang perawat di ruang Penyakit Dalam. Hasil
mempengaruhi seperti, pengalaman, penelitian ini dapat menjadi masukan
kebudayaan, pengaruh orang lain, untuk pengembangan kompetensi
media massa atau buku, institusi perawat melalui hospital disaster plan
pendidikan, lembaga agama dam untuk program pendidikan dan pelatihan
faktor emosi dari individu sendiri. dalam penanganan masalah psikologis
Bila ditelusuri lebih lanjut, dan spiritual pasca bencana.
karakteristik pendidikan perawat di
364
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020
e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
365
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020
e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
366