Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020

e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PENANGANAN MASALAH


PSIKOLOGIS DAN SPIRITUAL PADA PASIEN PASCA BENCANA:
A COMPARATIVE STUDY

Cut Husna1 , Jeni Elvania2


1
Departemen Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas Keperawatan
Universitas Syiah Kuala, Darussalam-Banda Aceh
3
Mahasiswa Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Syiah Kuala, Darussalam-Banda Aceh
*cuthusna@unsyiah.ac.id

Abstrak

Bencana dapat berdampak pada masalah fisik, psikologis, psikososial dan spiritual.
Dampak psikologis dapat berupa depresi, marah, putus asa, bunuh diri dan post trauma
stress disorder (PTSD). Gangguan spiritual dapat berupa menyalahkan Tuhan,
menghindari interaksi dengan orang lain dan merasa bersalah. Hal ini membutuhkan
pengetahuan dan sikap perawat dalam penanganan masalah psikologis dan spiritual
tersebut. Jenis penelitian adalah comparative study dengan desain cross sectional study.
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 124 perawat di Ruang Penyakit Dalam (n=92)
dan Ruang Rawat Bedah (n=32). Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang
dikembangkan oleh peneliti dalam bentuk skala Dichotomous terdiri dalam 22
pernyataan dan Likert scale terdiri dari 24 pernyataan. Teknik pengumpulan data berupa
kuesioner. Data penelitian dianalisis menggunakan analisa bivariat dengan uji
independent sample t-test. Hasil penelitian tidak ada perbedaan pengetahuan perawat
dalam penanganan masalah psikologis (p-value 0,106 α=0,05) dan spiritual (p-value
0,059 α=0,05). Ada perbedaan sikap perawat dalam penanganan masalah psikologis (p-
value 0,001 α=0,05) dan spiritual (p-value 0,008 α=0,05). Hasil penelitian dapat
direkomendasikan kepada pembuat kebijakan untuk meningkatkan program pendidikan
dan pelatihan terkait masalah psikologis dan spiritual untuk meningkatkan kompetensi
dan sikap profesional perawat dalam memberikan asuhan keperawatan untuk respons
bencana.

Kata kunci: Pengetahuan, sikap, psikologis, spiritual, perawat, rumah sakit

Abstract

Disasters may impact on physical, psychological, psychosocial and spiritual problems.


The impacts of psychological problems are depression, anger, despair, suicide and post
trauma stress disorder (PTSD). Spiritual problems consist of blaming God, avoiding
interactions with others and feeling guilty. This requires knowledge and attitudes of
nurses in managing psychological and spiritual problems. This research is a comparative
study with a cross sectional study design. The population consisted of 124 nurses in the
medical ward (n = 92) and surgical ward (n = 32). Data collection tool is a questionnaire
developed by researchers in dichotomous scale consists of 22 items and Likert scale in
24 statements. The research data were analyzed using bivariate with independent sample
t-test. The results of the study showed no differences in nurses' knowledge in managing
psychological problems (p-value 0.106 α = 0.05) and spiritual (p-value 0.059 α = 0.05).

357
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020
e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

There are differences in nurses' attitudes in managing psychological problems (p-value


0.001 α = 0.05) and spiritual (p-value 0.008 α = 0.05). The results of the study may
recommend to policy maker to improve educational and training program related to
psychological and spiritual problems to enhance the competency and professional
attitude of nurses in providing nursing care for disaster response.
Keywords: Knowledge, attitude, psychological, spiritual, nurse, hospital

Pendahuluan Health and Substance Use Unit


Undang-Undang Nomor 24 Department of Emergency
Tahun 2007 mendefinisikan bencana Preparedness and Disaster Relief
sebagai peristiwa yang mengancam (2016) menunjukkan bahwa sebesar 3-
kehidupan masyarakat, disebabkan 4% korban bencana mengalami
oleh faktor alam atau nonalam (faktor gangguan psikologis berat dan sebesar
manusia) yang mengakibatkan 15-20% mengalami gangguan
timbulnya korban jiwa, kerusakan psikologis ringan. Gempa bumi di
lingkungan, kerugian harta benda dan Lombok dan Sumbawa, Indonesia
dampak psikologis. Bencana juga pada 2018, menyebabkan 564 orang
diartikan sebagai gangguan serius meninggal dunia dan 445.343 orang
pada komunitas atau masyarakat luas mengungsi. Hasil penelitian risiko
yang menyebabkan kerusakan materi, gangguan jiwa korban bencana alam
ekonomi, lingkungan dan tidak dapat gempa bumi di Lombok didapatkan
dicegah oleh masyarakat (National sebesar 85,2% mengalami gangguan
Disaster Management Plan, 2016; UU neurosis, sebesar 29,5% mengalami
No 24, 2007). Bencana memberikan gejala psikotik dan sebesar 64,7%
efek yang buruk bagi korban seperti mengalami gejala post traumatic
kehilangan harta benda, tempat tinggal stress disorder (PTSD) (BNPB,
dan kematian anggota keluarga 2018). Korban bencana yang
(Priester, 2016). mengalami masalah psikologis
Badan Nasional menunjukkan gejala seperti cemas,
Penanggulangan Bencana (BNPB) marah, depresi, kesedihan,
mencatat di Indoensia sejak 2018 telah ketidakberdayaan dan keputusasaan.
terjadi bencana sebanyak 1.999 Apabila masalah psikologis tidak
kejadian. Data historis bencana teratasi maka menyebabkan dampak
menunjukkan bahwa Indonesia lanjut yaitu post traumatic stress
mengalami bencana alam dengan disorder (PTSD) dimana prevalensi
jumlah korban jiwa yang besar. PTSD pada korban bencana berkisar
Korban bencana meninggal dunia dan antara 4-60% (Thordardottir,
hilang sebanyak 3.548 dan sebanyak Gudmundsdottir, Petursdottir,
3,06 juta orang mengungsi dan Valdimarsdottir, & Hauksdottir,
terdampak bencana (BNPB, 2018). 2018).
Bencana yang terjadi berdampak Bencana yang terjadi juga
langsung kepada komunitas dan mempengaruhi kondisi spiritual
lingkungan yang dapat mengakibatkan korban bencana. Hal ini disebabkan
kematian, luka-luka dan korban oleh kejadian bencana yang terjadi
selamat dari bencana mengalami secara tiba-tiba dan mengakibatkan
gangguan emosional dan psikologis kerugian yang besar bagi korban
(Kalanlar, 2018). Survei Mental (Priester, 2016). Banyak individu yang

358
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020
e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

sangat bergantung pada keyakinan dan pemenuhan kebutuhan psikologis dan


praktik keagamaan untuk spiritual, sebesar 61,4% memiliki
menghilangkan stres ketika sakit atau sikap yang mendukung dan sebesar
terjadi bencana agar dapat 38,6% memiliki sikap tidak
mempertahankan harapan, makna dan mendukung dalam pemenuhan
tujuan hidup. Keterlibatan agama kebutuhan psikologis dan spiritual
dapat membantu pertumbuhan pasien. Data ini menunjukkan adanya
psikologis yang lebih baik (Koenig, variasi pengetahuan dan sikap perawat
Larson, & Larson, 2001). Hasil dalam meengatasi masalah gangguan
penelitian menunjukkan bawah psikologis dan spiritual sebagai
praktik spiritual berperan penting dampak dari bencana.
dalam pemulihan korban bencana.
Apabila perawatan psikologis dan
spiritual terintegrasi maka akan Metode penelitian
mendapatkan hasil lebih baik dan Jenis penelitian adalah
holistik sehingga korban bencana descriptive comparative. Teknik
lebih adaptif dalam menghadapi pengumpulan data menggunakan
bencana (Aten, Grady, Milstein, Boan, kuesioner dalam bentuk skala
& Schruba, 2014). dichotomous dan Likert scale.
Rumah sakit merupakan sentral Penelitian ini dilakukan di Rumah
terdepan penanggulangan korban Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota
bencana (Liu, Fowler, Roberts, & Banda Aceh. Metode pengambilan
Herovic, 2018). Perawat adalah tim sampel adalah total sampling.
penyedia pelayanan kesehatan terbesar Populasi dalam penelitian ini adalah
yang berperan penting dalam seluruh perawat pada Ruang Penyakit
menanggapi bencana. Sehingga Dalam (92 orang) dan perawat pada
perawat berpengaruh pada respon Ruang Rawat Bedah (32 orang) yang
bencana dan pemulihan korban setelah total keseluruhan 124 orang. Analisis
bencana (Li, Li, Yang, & Xu, 2016). data menggunakan analisa univariat
Mengingat dampak psikologis korban dan bivariat.
bencana yang sangat besar maka
diperlukan pengetahuan dan sikap
perawat dalam menangani masalah Hasil
psikologis dan spiritual khususnya. Karaktersitik responden dalam
Hasil studi Kiran dan Dewi (2017), penelitian ini terdiri dari usia, jenis
melaporkan bahwa pengetahuan kelamin, agama, pendidikan terakhir,
perawat dalam pemenuhan kebutuhan lama kerja dan pelatihan kebencanaan.
psikologis dan spiritual sebesar Untuk penjelasannya dapat dilihat
(42,9%) atau baik, sebesar (41,40%) pada tabel berikut:
berpengetahuan cukup dan sebesar
(15, 7%) berpengetahuan kurang.
Sedangkan sikap perawat dalam

Tabel 1. Distribusi Karakterstik Responden (n=124)

Ruang Penyakit
Ruang Rawat Bedah
Data Demografi Dalam
(f) (%) (f) (%)

359
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020
e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

Ruang Penyakit
Ruang Rawat Bedah
Data Demografi Dalam
(f) (%) (f) (%)
1. Usia (Tahun)
17-25 9 9,8 9 28,1
26-35 67 72,8 23 71,9
36-45 16 17,4 - -
2. Jenis Kelamin
Laki-laki 15 16,3 6 18,8
Perempuan 77 83,7 26 81,3
3. Agama
Islam 92 100 32 100
4. Pendidikan Terakhir
Diploma III 62 67,4 20 62,5
Ners 30 32,6 12 37,5
5. Lama Kerja
<2Tahun 14 15,2 5 15,6
≥2Tahun 78 84,8 27 84,4
6. Pelatihan kebencanaan
Tidak ada 71 77,2 28 87,5
Simulasi keadaan darurat 14 15,2 4 12,5
Pelatihan gawat darurat dan 7 7,6 - -
kebencanaan
Tabel 2. Persepsi Perawat Terhadap Masalah Psikologis dan Spiritual Pasca Bencana

Ruang Penyakit Ruang Rawat Bedah


Data Dalam
(f) (%) (f) (%)
Masalah psikologis:
Depresi 24 26.1 9 28.1
Marah 17 18.5 10 31.1
Kecewa 10 10.9 2 6.3
Menarik diri 1 1,1 2 6,3
Menangis 23 25,0 6 18,8
Apatis 2 2,2 - -
Merasa bersalah 1 1,1 - -
Kecemasan 11 12,0 3 9,4
Post trauma stress 2 2,2 - -
disorder
Acute stress disorder 1 1,1 - -
Masalah spiritual
Putus asa 47 51,1 18 56,3
Merasa bersalah 24 26,1 8 25,0
Merasa malu 7 7,6 - -
Menutup diri 11 12,0 - -
Menyalahkan tuhan 3 3,3 6 18,8

360
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020
e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

Berdasarkan data diatas, Hasil pengumpulan data untuk


menunjukkan bahwa sebagian besar variabel tingkat pengetahuan dan
masalah psikologis pada pasien pasca sikap perawat untuk penanganan
bencana adalah depresi, menangis, masalah psikologis dan spiritual yang
marah dan kecemasan. Masalah dilakukan pada 92 perawat di Ruang
spiritual yang muncul pada pasien Penyakit Dalam dan 32 perawat di
pasca bencana adalah putus asa, Ruang Rawat Bedah. Hasil
merasa bersalah, dan menutup diri. pengkategorian tersebut dapat dilihat
pada tabel 3.

Tabel 3. Pengetahuan dan sikap perawat dalam penanganan masalah psikologis dan spiritual

Ruang Penyakit Dalam Ruang Rawat Bedah


Variabel
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Pengetahuan penanganan
masalah psikologis:
Baik 78 84,8 27 84,4
Kurang 14 15,2 5 15,6
Pengetahuan penanganan
masalah spiritual:
Baik 65 70,7 29 90,6
Kurang 27 29,3 3 9,4
Sikap penanganan masalah
psikologis:
Baik 50 54,3 18 56,3
Kurang 42 45,7 14 43,8
Sikap penanganan masalah
spiritual:
Baik 40 43,5 20 62,5
Kurang 52 56,5 12 37,5

Tabel 4. Distribusi Pengetahuan dan Sikap Perawat dalam Penanganan Masalah Psikologis
dan Spiritual Pada Pasien Pasca Bencana

Ruang Penyakit Dalam Ruang Rawat Bedah


Variabel p- N
Mean SD SE Mean SD SE
value
Pengetahuan
penanganan masalah 23,38 0,796 0,083 0,106 23,13 0,660 0,117 124
psikologis
Pengetahuan
penanganan masalah 19,01 1,114 0,116 0,059 19,44 1,014 0,179 124
spiritual
Sikap penanganan
40,46 3,443 0,359 0,001 38,28 2,581 0,456 124
masalah psikologis
Sikap penanganan
40,11 3,926 0,412 0,008 38,16 1,868 0,330 124
masalah spiritual

361
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020
e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

Pembahasan psikologis hasil p-value (0,106) >0,05


dan pengetahuan penanganan masalah
a. Perbedaan Pengetahuan Perawat spiritual hasil p-value (0,059) >0,05
Dalam Penanganan Masalah yang berarti tidak ada perbedaan rata-
Psikologis dan Spiritual Pasca rata pengetahuan perawat dalam
Bencana Di Ruang Penyakit Dalam penanganan masalah psikologis dan
dan Rawat Bedah spiritual pasien pasca bencana di
Berdasarkan hasil uji Ruang Penyakit Dalam dan Ruang
Independent sample t-test didapatkan Bedah. Hasil penelitian ini sejalan
pengetahuan penanganan masalah
dengan penelitian Kiran, Sri, bahwa perawat yang memiliki
dan Dewi (2017), hampir sebagian pengetahuan baik sebanyak 37,76%,
perawat berpengetahuan baik (42.9%) pengetahuan cukup sebanyak 62,24%,
dan berpengetahuan cukup (41.4%) dan pengetahuan kurang tidak ada.
dan sebagian kecil berpengetahuan Dapat disimpulkan bahwa perawat
kurang (15.7%) dalam memenuhi tersebut sebagaian besar memiliki
kebutuhan psikologis dan spiritual pengetahuan cukup dalam pemenuhan
klien terminal. kebutuhan spiritual pasien.
Hasil penelitian ini didukung Rabiei, Nakhaee, dan Hosseini
oleh data demografi dan karaktersitik (2017) mengenai efek psikologis
responden, dimana perawat di Ruang bencana alam di Iran dengan hasil
Penyakit Dalam dan Rawat Bedah penanganan dampak psikologis
rata-rata memiliki pengalaman kerja bencana masih lemah, seperti
>2 tahun dengan 84,8% dan 84,4%. pemahaman penyelamatan dengan
Hal ini didukung oleh pendapat prinsip dasar dukungan psikososial
Mubarak (2011) mengatakan bahwa dan penghentian dukungan sosial.
pengetahuan seseorang dipengaruhi Manajemen kebencanaan harus
oleh terpapar pengalaman dan ditingkatkan dengan adanya
pendidikan terakhir yang diperoleh. peningkatan dukungan psikososial,
Hal tersebut sejalan dengan penelitian peningkatan pendidikan dan memiliki
Emaliyawati (2009) menyebutkan program penanganan dampak
bahwa perawat yang bekerja dalam psikologis bencana. Moghaddam,
waktu >1 tahun di bangsal perawatan Saeed, Khanjani, dan Arab (2014)
memiliki tingkat pengetahuan dan menyatakan bahwa perlu adanya
keterampilan yang lebih baik persyaratan dalam mendukung
dibandingkan dengan perawat yang penanganan bencana berupa dukungan
bekerja <1 tahun. psikologis yaitu kognitif dan
Hasil tersebut sesuai dengan intelektual, minat, sikap, pendidikan
penelitian tentang pengetahuan keterampilan klinis, manajemen
perawat dalam pemenuhan kebutuhan bencana yang tepat dan kerjasama
spiritual yang menunjukkan responden kelompok.
mayoritas berpengetahuan baik Berdasarkan hasil penelitian
(84,2%). Berdasarkan jawaban Yan, Turale, Stone, dan Petrini (2015)
responden memiliki pengalaman kerja yang dilakukan pada perawat di China
>5 tahun sehingga mengakibatkan yang pernah bekerja di satu atau lebih
adanya peningkatan pengetahuan zona bencana memberikan tanggapan
responden tentang kebutuhan spiritual tentang pengetahuan yang dibutuhkan
(Destri, 2017). Selanjutnya hasil perawat dalam penanggulangan
penelitian yang dilakukan oleh Utami bencana untuk penanganan masalah
dan Supratman (2009) menyatakan psikologi (24,67%). Penelitian lain

362
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020
e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

yang dilakukan oleh Fox et al. (2012) mendukung. Krisis psikologis erat
menyatakan bahwa seorang perawat kaitannya dengan masalah moral dan
harus memiliki pengetahuan tentang etika seorang perawat menghadapi
psikologis agar dapat melakukan kejadian bencana. Hasil penelitian
Psychological First Aid (PFA) pada menunjukkan masih terbatasnya
respon bencana agar dapat manangani kesiapan etika perawat untuk tanggap
pasien secara tepat yang mengalami terhadap situasi bencana (Yan, et al,
gangguan psikologis akibat bencana. 2015). Sehingga diperlukan sikap
professional dari perawat dalam
b. Perbedaan Sikap Perawat terhadap memenuhi kebutuhan psikologis
Penanganan Masalah Psikologis dan pasien karena efek psikologis jangka
Spiritual Pada Pasca Bencana Di panjang dari bencana lebih
Ruang Penyakit Dalam dan Rawat membahayakan dari pada efek fisik.
Bedah Selain itu pelatihan kebencanaan
Hasil uji statistik Independent menjadi hal yang perlu diperhatikan.
sample t-test didapatkan sikap perawat Menurut Hesti, Yetti dan Erwani
dalam penanganan masalah psikologis (2018) tentang faktor-faktor yang
didapatkan nilai p-value (0,001) <0,05 berhubungan dengan kesiapsiagaan
dan sikap penanganan masalah petugas kesehatan dalam menghadapi
spiritual nilai p-value (0,008) <0,05 bencana gempa dan tsunami dengan
yang berarti ada perbedaan sikap hasil terdapat hubungan antara sikap
penanganan masalah psikologis dan dengan kesiapsiagaan bencana (p-
spiritual pasien pasca bencana oleh value 0,17). Berdasarkan hasil
perawat di Ruang Penyakit Dalam dan penelitian Husna, Hatthakit, dan
Ruang Rawat Bedah. Hasil penelitian Chaowalit (2011) pelatihan
didapatkan mayoritas perawat pada kedaruratan, pendidikan dan
kedua ruangan tersebut memiliki keterampilan klinis perawat untuk
tingkat pendidikan terakhir adalah perawatan tsunami di Banda Aceh
Diploma-III (67,5%). Menurut Noch, dengan hasil perawat di rumah sakit
Rompas, & Kallo (2015) terdapat harus meningkatkan pengetahuan dan
hubungan tingkat pendidikan dan keterampilan kedaruratan dengan cara
sikap dengan pelaksanaan prosedur harus ikut serta dalam pelatihan
tetap perawatan luka di ruang kedaruratan, dengan hasil
perawatan bedah dengan nilai inklusi keterampilan klinis perawat masih
tingkat pendidikan 0,003 dan sikap pada kategori sedang (3,52). Perawat
0,004. Hasil penelitian ini semakin diperlukan untuk mengikuti program
tinggi pendidikan seseorang maka pendidikan dan pelatihan kebencanaan
semakin baik dalam memberikan untuk meningkatkan kompetensi
pelayanan asuhan keperawatan dalam merespon bencana pada seting
(Nursalam, 2011). rumah sakit secara berkesinambungan.
Lebih lanjut, hasil penelitian
Kiran & Dewi (2017) sikap perawat c. Perbedaan Pengetahuan dan Sikap
dalam memenuhi kebutuhan Perawat Terhadap Penanganan
psikologis dan spiritual masih perlu Masalah Psikologis dan Spiritual
dioptimalkan, sebagian besar Hasil penelitian ini didapatkan
responden (61,4%) memiliki sikap tidak ada berbedaan pengetahuan,
yang mendukung dan hampir namun ada perbedaan sikap perawat
setengahnya responden (38,6%) terhadap penanganan masalah
memiliki sikap yang tidak psikologis dan spiritual pada pasien

363
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020
e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

pasca bencana. Hasil penelitian ini Ruang Penyakit Dalam dan Ruang
didukung oleh data demografi Bedah didominasi oleh perawat
reponden dimana perawat Ruang berpendidikan Diploma III (67,4%
Penyakit Dalam memiliki jenis dan 62,5%) dan sebagian kecil
kelamin perempuan (16,3%) dan perawat memiliki pendidikan terakhir
Ruang Bedah (81,3%), sedangkan Ners (32,6% dan 37,5%). Menurut
sebagian kecil laki-laki (16,3% & Elysabeth, Libranty dan Natalia
18,8%). Berdasarkan hasil penelitian (2017) terdapat hubungan yang
Apriluana, Khairiyati, dan signifikan antara pendidikan dengan
Setyaningrum (2016) tidak ada kompetensi dalan melakukan
hubungan signifikan antara jenis evidence-based practice (p-value
kelamin dengan keterampilan dalam 0,006). Dimana semakin tinggi tingkat
penggunaan alat pelindung diri pendidikan seseorang maka semakin
(APD). Menurut Ahmadi (2003) sikap baik pula kompetensinya dalam
dapat bersifat positif dan negatif. melakukan evidence-based practice
Sikap positif yaitu sikap yang nursing. Menurut Elizenberg
menunjukkan menerima terhadap Elysabeth, Libranty dan Natalia
norma yang berlaku dan sikap negatif (2017) dalam pendidikan mampu
merupakan sikap yang menunjukkan membuat seseorang terampil dalam
penolakan atau tidak menyetujui mencari sumber penelitian,
terhadap norma yang berlaku. Ini berorganisasi dan bersikap profesional
berarti sikap menunjukkan kesetujuan dalam bekerja serta menerapkan
atau ketidaksetujuan, suka atau tidak praktik berdasarkan bukti. Penulis
suka seseorang terhadap sesuatu. berpendapat bahwa perawat yang
Menurut Kiran & Dewi (2017) memiliki pendidikan yang tinggi dapat
terbentuknya sikap positif dari memiliki kompetensi dan sikap
perawat dapat dipengaruhi oleh profesional yang tinggi ketika
interaksi antar sesama perawat, karena memberikan asuhan keperawatan.
sikap terbentuk dengan interaksi
terjadi saling tukar informasi Simpulan dan saran
mengenai hal yang berhubungan Berdasarkan hasil penelitian dapat
dengan pelaksanaan asuhan disimpulkan bahwa pengetahuan perawat
keperawatan. Perawat memperhatikan dalam penanganan masalah psikologis
kebutuhan klien, mengerjakan dan dan spiritual pada pasien pasca bencana
saling berdiskusi mengenai suatu tidak ada perbedaan diantara kedua
masalah klien. Sikap dapat ruangan tersebut yaitu pada Perawat
berhubungan dengan faktor individu Ruang Penyakit Dalam dan perawat di
seperti ada atau tidaknya sikap Ruang Rawat Bedah. Sebaliknya, ada
menghargai, komunikasi, empati dan perbedaan sikap perawat dalam
sikap mendukung. Menurut Azwar penanganan masalah psikologis dan
(2000) pembentukan sikap tidak spiritual pada pasien pasca bencana pada
terlepas dari berbagai faktor yang perawat di ruang Penyakit Dalam. Hasil
mempengaruhi seperti, pengalaman, penelitian ini dapat menjadi masukan
kebudayaan, pengaruh orang lain, untuk pengembangan kompetensi
media massa atau buku, institusi perawat melalui hospital disaster plan
pendidikan, lembaga agama dam untuk program pendidikan dan pelatihan
faktor emosi dari individu sendiri. dalam penanganan masalah psikologis
Bila ditelusuri lebih lanjut, dan spiritual pasca bencana.
karakteristik pendidikan perawat di

364
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020
e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

Kota Padang, 8(2), 338–345.


Daftar Pustaka Husna, C., Hatthakit, U., & Chaowalit, A.
(2011). Do knowledge and clinical
Apriluana, G., Khairiyati, L., & experience have specific roles in
Setyaningrum, R. (2016). Gladys perceived clinical skills for tsunami
Apriluana, Laily Khairiyati, Ratna care among nurses in Banda Aceh ,
Setyaningrum, 3(3), 82–87. Indonesia ? Australasian Emergency
Aten, J. D., Grady, K. A. O., Milstein, G., Nursing Journal, 14(2), 95–102.
Boan, D., & Schruba, A. (2014). https://doi.org/10.1016/j.aenj.2010.12
Spiritually Oriented Disaster .001
Psychology, (March). Kalanlar, B. (2018). Effects of disaster
https://doi.org/10.1037/scp0000008 nursing education on nursing
Destri, M. (2017). Pengetahuan , Sikap students’ knowledge and
dan Tindakan Perawat dalam preparedness for disasters.
Pemenuhan Kebutuhan Spiritual pada International Journal of Disaster Risk
Pasien HIV di RSUP . H . Universitas Reduction, 28, 475–480.
Sumatera Utara. Retrieved from https://doi.org/10.1016/j.ijdrr.2017.12
http://repositori.usu.ac.id .008
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Kiran, Y., & Dewi, U. S. P. (2017).
(2018). 1.999 Kejadian Bencana Pengetahuan dan Sikap Perawat
Selama Tahun 2018, Ribuan Korban dalam Memenuhi Kebutuhan
Meninggal Dunia. Retrieved March, Psikologis dan Spiritual Klien
20, 2019 from Terminal. Jurnal Pendidikan
https://www.bnpb.go.id/1999- Keperawatan Indonesia, 2, 182–189.
kejadian-bencana-selama-tahun-2018- Koenig, H. G., Larson, D. B., & Larson, S.
ribuan-korban-meninggal-dunia S. (2001). Religion and Coping with
Elysabeth, D., Libranty, G., & Natalia, S. Serious Medical Illness, 35.
(2017). Hubungan Tingkat Li, S.-M., Li, X.-R., Yang, D., & Xu, N.-
Pendidikan Perawat Dengan W. (2016). Research progress in
Kompetensi Aplikasi Edvidence- disaster nursing competency
Based Practice. Jurnal SKOLASTIK framework of nurses in China.
KEPERAWATAN, 1(December). Chinese Nursing Research, 3(4),
Fox, J., Burkle, F., Bass, J., Pia, F., 154–157.
Epstein, J., & Markenson, D. (2012). https://doi.org/10.1016/j.cnre.2016.11
The Effectiveness of Psychological .003
First Aid. Disaster Medicine and Liu, B. F., Fowler, B. M., Roberts, H. A.,
Public Health Preparedness, 6(3), & Herovic, E. (2018). Keeping
247–252. hospitals operating during disasters
https://doi.org/10.1001/dmp.2012.39 through crisis communication
preparedness. Public Relations
Health, M., Unit, S. U., & Relief, D. Review, 44(4), 585–597.
(2016). Technical Guideline For https://doi.org/10.1016/j.pubrev.2018.
Mental Health In Disaster Situations 06.002
And. Moghaddam, M. N., Saeed, S., Khanjani,
Hesti, N., Yetti, H., & Erwani. (2018). N., & Arab, M. (2014). Nurses’
Artikel Penelitian Faktor-Faktor yang requirements for relief and casualty
berhubungan dengan Kesiapsiagaan support in disasters: a qualitative
Bidan dalam Menghadapi Bencana study. Nursing and Midwifery
Gempa dan Tsunami di Puskesmas Studies, 3(1).

365
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 4 No 2 , Hal 357-366 , Agustus 2020
e-ISSN2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

Mubarak, W. I. (2011). Promosi Thordardottir, E. B., Gudmundsdottir, B.,


Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Petursdottir, G., Valdimarsdottir, U.
Salemba A., & Hauksdottir, A. (2018).
Medika Psychosocial support after natural
National Disaster Management Plan. disasters in Iceland-implementation
(2016). National Disaster and utilization. International Journal
Management Plan 2016, 7. of Disaster Risk Reduction,
Noch, L., Rompas, S. S., & Kallo, V. 27(October 2017), 642–648.
(2015). ejournal Keperawatan (e-Kep) https://doi.org/10.1016/j.ijdrr.2017.11
Volume 3. Nomor 1. Februari 2015. .006
Ejournal Keperawatan (e-Kep), 3, 1– Undang-Undang RI No. 24. (2007).
8. Penanggulangan Bencana
Priester, L. De. (2016). Emergency and
Disaster Reports An approach to the Utami, Y. W., & Supratman. (2009).
profile of disaster risk of Indonesia. Hubungan antara pengetahuan dengan
Rabiei, A., Nakhaee, N., & Pourhosseini, sikap perawat dalam pemenuhan
S. S. (2014). Shortcomings in dealing kebutuhan spiritual pasien di brsud
with psychological effects of natural sukoharjo, 2, 69–74.
disasters in iran. Iranian Journal of
Public Health,
43(8), 1132

366

Anda mungkin juga menyukai