Anda di halaman 1dari 22

DISASTER NURSING

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Penyakit Kronik (DIABETES MELLITUS)

Disusun oleh kelompok 4 :


Kelas : VII A

1. ANUGERAH APRIONI (1726010008)


2. RANGGA PADLI RAMADAN (1726010004)
3. AHMAD ROZALI (1726010028)
4. RIZAL HIDAYAT (1726010034)
5. ICAN GUNAWAN (1726010014)

Dosen Pengampuh : Ns. Devi Listiana, S. Kep. M. Kep

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan Askep Pada Pasien
Diabetes Mellitus ini berjalan dengan lancar.
Dalam penulisan Askep ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan Askep ini, khususnya kepada :
1. Dosen yang sudah memberikan tugas dan petunjuk kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
2. Teman- teman yang sudah memberikan masukan untuk tugas ini.
Penulisan Askep ini sebagai tugas mata kuliah Disaster Nursing. Di dalam
Askep ini akan diuraikan tentang kerangka konsep disaster nursing, definisi
diabetes mellitus, etiologi diabetes mellitus, klasifikasi diabetes mellitus,
patofisiologi diabetes mellitus, WOC diabetes mellitus, manifestasi klinis diabetes
mellitus, penatalaksanaan diabetes mellitus, dan Askep teoritis pada pasien
diabetes mellitus. Selain itu, penulisan Askep ini bertujuan melatih mahasiswa
dalam penulisan karya ilmiah yang benar.
Penulis berharap dengan membaca Askep ini, dapat memberikan manfaat
bagi penulis maupun pembacanya. Penulis juga menyadari bahwa penulisan
Askep ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan untuk Askep yang selanjutnya.

Bengkulu, Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 2
C. Tujuan..................................................................................... 2
BAB II KONSEP TEORI
A. Konsep Disaster Nursing........................................................ 3
B. Definisi Diabetes Mellitus....................................................... 5
C. Etiologi Diabetes Mellitus....................................................... 5
D. Klasifikasi Diabetes Mellitus................................................... 5
E. Patofisiologi Diabetes Mellitus................................................ 6
F. WOC Diabetes Mellitus........................................................... 7
G. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus....................................... 8
H. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus.......................................... 8
BAB III KONSEP ASKEP
A. Pengkajian............................................................................... 9
B. Diagnosa Keperawatan........................................................... 11
C. Intervensi Keperawatan.......................................................... 14
D. Implementasi Keperawatan.................................................... 15
E. Evaluasi Keperawatan............................................................ 15
BAB IV CONTOH KASUS DIABETES MELLITUS
A. Kasus..................................................................................... 17
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................ 18
B. Saran...................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
faktor alam, non alam maupun manusia, sehingga menyebabkan timbulnya
korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak
psikologis. Penyakit tidak menular merupakan kelompok terbesar penyakit
penyebab kematian di indonesia.
Salah satu penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian tinggi di
Indonesia adalah diabetes mellitus. Diabetes mellitus (DM) umumnya dikenal
sebagai kencing manis. Diabetes mellitus (DM) merupakan golongan
penyakit metabolik yang dicirikan dengan kadar glukosa dalam darah
meningkat, yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin, penggunaan
insulin atau keduanya (ADA,2008).
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) tahun 2006
menyatakan, seseorang didiagnosa menderita DM jika memiliki kadar
glukosa darah sewaktu >200 mg/dl dan kadar glukosa darah puasa >126
mg/dl. Manifestasi klinis DM yang sangat khas adalah frekuensi berkemih
(poliuria) yang meningkat, rasa haus berlebihan (polidipsia), rasa lapar yang
semakin besar (polifagia), keluhan lelah dan mengantuk, serta menurunnya
berat badan (Price & Wilson, 2005).
Diabetes mellitus termasuk penyakit yang paling banyak diderita oleh
penduduk di seluruh dunia dan merupakan urutan ke empat dari prioritas 2
penelitian nasional untuk penyakit degeneratif. Prevalensi Diabetes Mellitus
pada populasi dewasa di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat sebesar
35% dalam dua dasawarsa dan menjangkit 300 juta orang dewasa pada tahun
2025. Bagian terbesar peningkatan angka pravalensi ini akan terjadi di negara
berkembang (WHO, 2011)
Penyakit diabetes jika tidak dikelola dengan baik akan dapat
mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit menahun, pada penderita DM

1
kronis menimbulkan komplikasi yaitu gangguan fungsi ginjal mulai dari
kebocoran protein hingga gagal ginjal, pandangan buram atau penurunan
penglihatan serta perubahan pembuluh darah dan saraf yang dapat
menimbulkan kesemutan pada jari tangan dan kaki, pada penderita DM juga
menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke, karena adanya
penyumbatan pada pembuluh darah jantung atau otak (Soegondo, Soewondo
& Subekti, 2005).
Perawatan secara umum untuk penderita diabetes mellitus yaitu diet,
olahraga atau latihan fisik dan obat hiperglikemia (anti diabetic). Olahraga
yang dianjurkan pada penderita diabetes mellitus misalnya menggerakkan
kedua tangan, ujung jari, kaki dan kepala. (Brunner & Suddarth, 2010).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Disaster Nursing ?
2. Apa yang dimaksud dengan Diabetes Mellitus ?
3. Apa etiologi dari Diabetes Mellitus ?
4. Apa saja klasifikasi dari Diabetes Mellitus ?
5. Bagaimana patofisiologi dari Diabetes Mellitus ?
6. Bagaimana WOC dari Diabetes Mellitus ?
7. Bagaimana manifestasi klinis dari Diabetes Mellitus ?
8. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien Diabetes Mellitus ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Disaster Nursing
2. Untuk mengetahui definisi dari Diabetes Mellitus
3. Untuk mengetahui etiologi dari Diabetes Mellitus
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari Diabetes Mellitus
5. Untuk mengetahui patofisiologi dari Diabetes Mellitus
6. Untuk mengetahui WOC dari Diabetes Mellitus
7. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Diabetes Mellitus
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Diabetes Mellitus

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DISASTER NURSING


1. Definisi Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik faktor alam, non alam maupun manusia, sehingga
menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda dan dampak psikologis (UU 24 th 2007).
2. Perawat Bencana
a. Definisi perawat Bencana
Perawat yang memiliki kompetensi memberikan asuhan keperawatan
bencana.
b. Definisi Askep Bencana
suatu bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien
sebagai individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat sebagai korban
bencana secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
c. Tujuan Askep Bencana
 Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dalam penanggulangan
bencana.
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam
menangani kondisi bencana.
 Meningkatkan hubungan psiko-sosial antara perawat dengan korban
bencana.
 Memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada masyarakat di
tempat pengungsian.

3
3. Prinsip Penanggulangan Bencana
a. Sebelum Bencana
 Tahap pencegahan (Preventif) : Meliputi kegiatan identifikasi faktor-
faktor risiko, perumusan program pencegahan, dan menerapkan
rencana pencegahan bencana untuk mengurangi dampak bencana,
hazard mapping (pemetaan ancaman/ risiko bencana).
 Tahap mengurangi risiko (Mitigasi) : merupakan sebuah rangkaian
upaya guna mengurangi risiko bencana, baik lewat pembangunan
fisik atau penyadaran dan peningkatan kemampuan dalam
menghadapi ancaman bencana sehingga jumlah korban dan kerugian
bisa diperkecil.
 Tahap kesiapsiagaan (Preparedness) : Meliputi kegiatan
merencanakan upaya penyelamatan dan meminimalkan korban serta
kerusakan.
b. Saat Kejadian Bencana
 Tanggap darurat (Response) : Pada tahap ini diharapkan semua
petugas atau masyarakat memberikan respon secara terkoordinasi
dalam hal penyelamatan (rescue), triase (triage), dan penanganan
(treatment).
c. Setelah Bencana
 Pemulihan (Recovery) : Merupakan tahap perbaikan, pembangunan
kembali, relokasi infrastruktur yang rusak, dan memperbaiki kembali
pelayanan kesehatan.

4
B. DEFINISI DIABETES MELLITUS
Diabetes Melitus (DM) atau disebut diabetes saja merupakan penyakit
gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup
insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara
efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah
(InfoDATIN, 2014). Menurut Brunner and Suddarth (2010) Diabetes mellitus
merupakan sekelompok kelaianan heterogen yang ditandai oleh kenaikan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Pada diabetes mellitus
kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun atau
pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) tahun 2006
menyatakan, seseorang didiagnosa menderita DM jika memiliki kadar
glukosa darah sewaktu >200 mg/dl dan kadar glukosa darah puasa >126
mg/dl.
C. ETIOLOGI DIABETES MELLITUS
DM dapat disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi cukup
insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara
efektif atau disebabkan oleh keduanya. Adapun faktor risiko yang dapat
memicu terjadinya DM yaitu (Nurarif & Hardhi, 2015) :
1. Genetik
2. Imunologi (Autoimun)
3. Lingkungan
4. Usia
5. Obesitas
D. KLASIFIKASI DIABETES MELLITUS
1. DM Tipe I
Merupakan DM yang tergantung pada insulin ditandai dengan
penghancuran sel-sel beta pankreas yang disebabkan oleh faktor genetik,
faktor imunologi, dan faktor lingkungan.

5
2. DM Tipe II
Merupakan DM yang tidak tergantung pada insulin ditandai dengan
kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin yang
disebabkan oleh kegagalan relative beta dan resisten insulin serta beberapa
faktor seperti genetik, usia, dan obesitas.
E. PATOFISIOLOGI DIABETES MELLITUS
Faktor genetik adalah faktor penyebab DM yang berasal dari keturunan.
Proses infeksi virus atau toksin berasal dari lingkungan yang akan memicu
proses autoimun dan menyebabkan antibodi menimbulkan respon abnormal,
sehingga sel beta akan hancur. Selain itu, resistensi insulin akan cenderung
meningkat pada usia diatas 65 tahun dan obesitas akan menurunkan jumlah
reseptor insulin dari sel target diseluruh tubuh. Usia dan obesitas tersebut
akan menyebabkan jumlah sel pankreas menurun.
Faktor-faktor tersebut akan menyebabkan kekurangan insulin. Akibat
kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen
sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemia. Ginjal tidak
dapat menahan hiperglikemia ini, karena ambang batas untuk gula darah
adalah 180 mg% sehingga ginjal tidak bisa menyaring dan mengabsorbsi
sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang menyerap
air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine (Glukosuria).
Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urin yang
disebut poliuria dan mengakibatkan dehidrasi, hal ini akan merangsang pusat
haus sehingga pasien akan minum terus (Polidipsia). Produksi insulin yang
kurang juga akan menyebabkan menurunnya transport glukosa ke sel-sel
sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan
protein yang digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh dan klien
akan merasa lapar dan terus makan (Poliphagia). Selain itu, anabolisme
protein juga menurun dan menyebabkan kerusakan antibodi serta
menurunnya kekebalan tubuh sehingga risiko infeksi akan terjadi. Polidipsia
dan poliphagia akan menyebabkan kekurangan nutrisi, BB klien menurun dan
menjadi lemah.

6
F. WOC
DM Tipe I DM Tipe II

Genetik Lingkungan Autoimun Usia Obesitas Genetik


(Infeksi virus)

 Resistensi Reseptor
Respon abnormal insulin insulin 
antibodi

Sel pankreas meurun


Sel beta hancur

Kekurangan insulin

Glukosa tidk dapat Anabolisme


Vikositas Transport glukosa protein menurun
menjadi glikogen darah ke sel-sel menurun

Kadar gula drh  Kerusakan pada


Aliran darah Sel kekurangan bahn antibodi
lambat u/metabolisme
Hiperglikemia
Kekebalan tubuh
Iskemik Merangsang saraf menurun
MK : jaringan pusat lapar
ketidakstabilan
kadar glukosa drh
MK : Risiko
Kesemutaan / Poliphagia Infeksi
nyeri
Ginjl ggl menyaring
ekstremitas
& mengabsorbsi
glukosa dlm drh
MK : Perfusi
Glukosuria perifer tidak
efektif
BB menurun
Poliuria

Dehidrasi MK : Defisit nutrisi

Merangsang saraf
pusat haus

Pelidipsia

7
G. MANIFESTASI KLINIS DIABETES MELLITUS
Menurut Sujono & Sukarmin (2008) manifestasi klinis pada penderita DM,
yaitu:
1. Gejala Awal
a. Poliuria (peningkatan volume urine)
b. Polidipsia (peningkatan rasa haus) akibat volume urine yang sangat
besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi.
c. Poliphagia (peningkatan rasa lapar) akibat sejumlah kalori hilang
kedalam air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan.
2. Gejala Lain
a. Peningkatan angka infeksi karena penurunan protein sebagai bahan
pembentukan antibodi.
b. Kesemutan / nyeri pada ekstremitas karena neuropati
c. BB menurun
d. Kelemahan tubuh
e. Luka yang lama sembuh karena bahan protein banyak diformulasikan
untuk kebutuhan energi sel sehingga bahan yang diperlukan untuk
penggantian jaringan yang rusak mengalami gangguan.
f. Mata kabur karena katarak atau gangguan refraksi akibat perubahan
pada lensa oleh hiperglikemia.
H. PENATALAKSANAAN DIABETES MELLITUS
1. Diet
2. Olahraga atau latihan
3. Penyuluhan kesehatan
4. Obat-obatan

8
BAB III
KONSEP ASKEP
A. PENGKAJIAN
1. Data Biografi
a. Identitas Klien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Suku/Bangsa :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Sumber Biaya :
Alamat :
Tanggal Masuk RS/RB :
Tanggal Pengkajian :
No. register :
Diagnosa Medik :
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Hubungan dengan Klien :

9
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Adakah kesulitan dan gangguan dalam pemenuhan sehari-hari,
misalnya pola makan, buang air kecil atau buang air besar, kebutuhan
istirahat dan mobilitas.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Bagaimana keadaan klien pada saat dilakukan pengkajian.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengalami hal serupa di masa dulu.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit Hipetrensi atau Diabetes
mellitus atau penyakit menurun lainnya. Adakah juga yang pernah
menderita penyakit menular atau menahun.
3. Riwayat Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola nutrisi
1) Frekuensi makan : X/hari
2) Porsi : banyak/ sedang/ sedikit
b. Pola eliminasi
BAK
1) Frekuensi : X/hari
2) Jumlah : ml / 24 jam
3) Warna : kuning jernih / kuning pekat
4) Bau : berbau / tidak
5) Keluhan : normal / ada keluhan....
BAB
1) Frekuensi : X/hari
2) Warna : hitam / kuning
3) Konsistensi : cair / lunak
4) Keluhan : normal / ada keluhan...

10
c. Pola personal higiene
1) Penampilan secara umum:
2) Mandi : X/hari
3) Oral hygiene : X/hari
4) Cuci rambut : X/hari
d. Pola istirahat dan tidur
1) Lama tidur : Jam/hari
2) Tidur siang : ya/tidak
3) Kebiasaan sebelum tidur :
4) Keluhan/masalah :
e. Pola aktivitas dan latihan
1) Kegiatan pekerjaan :
2) Waktu bekerja :
3) Keluhan dalam aktivitas :
f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Merokok : ya/tidak
Minuman keras : ya/tidak
Ketergantungan obat : ya/tidak
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum :
b. Kesadaran :
c. BB sebelum sakit : kg
d. BB Sekarang : kg
e. Tanda – tanda vital
1) Tekanan darah : mm/Hg
2) Nadi : x/menit
3) Suhu : ˚c
4) Respirasi : X/menit

11
2. Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala
1) Rambut
Warna : hitam / putih / berwarna
Kualitas : kuat / rapuh
Distribusi : merata / jarang / botak
Rontok : ya/ tidak
2) Kulit Kepala
Warna : hitam / kecokelatan / putih
Lesi : ya / tidak
Peradangan : ya / tidak
Kebersihan kulit kepala : berketombe / tidak
3) Bentuk Kepala : simetris / tidak
b. Muka
1) Expresi : normal / meringis
2) Pigmentasi : ya / tidak
3) Acne : ya / tidak
4) Odema : ya / tidak
5) Kesimetrisan : simetris / tidak
c. Mata
1) Posisi mata : simeteris / tidak
2) Kelopak mata : normal / ptosis / odema
3) Pergerakan bola mata : normal / abnormal
4) Konjungtiva : ananemis / anemis
5) Kornea : normal / keruh / Terdapat perdarahan
6) Sklera : ikterik / anikterik
d. Hidung
1) Pernafasan cuping hidung : ya / tidak
2) Penciuman : normal / abnormal

12
e. Mulut
1) Keadaan mulut
Gigi : ada caries / tidak
Stomatitis : ya / tidak
Bau Mulut : ya / tidak
2) Lidah : kotor /tidak
3) Kesulitan menelan : ya / tidak
f. Leher:
1) Pembesaran kelenjer Tyroid : ya / tidak
2) JVP : normal / abnormal
g. Dada
1) Bentuk dada : normal / abnormal
2) Kesimetrisan : simetris / tidak
3) Jantung dan Paru – paru : normal / abnormal
h. Abdomen
1) Kesimetrisan : simetris / tidak
2) Warna Kulit : hitam / kecokelatan / putih
3) Turgor kulit : ya / tidak
4) Bising Usus : normal / tidak
i. Genitalia
1) Bentuk : utuh / tidak
2) Kebersihan : bersih / tidak
j. Ekstremitas
1) Ambulasi : normal / abnormal
2) Refleks Patela : normal / abnormal
3) Oedema : ya / tidak
4) Varises : ya / tidak

13
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d hiperglikemia d.d lelah atau lesu,
kadar glukosa dalam darah/urin tinggi, haus meningkat, dan jumlah urin
meningkat
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d hiperglikemia d.d nyeri ekstremitas
3. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien d.d BB menurun
minimal 10 % dibawah rentang ideal dan diare

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Ketidakstabilan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Intervensi Manajemen
kadar glukosa selama 3 x 24 jam diharapkan kestabilan Hiperglikemia
darah b.d kadar glukosa darah meningkat, dengan 1. Berikan asupan cairan oral
hiperglikemia d.d kriteria hasil : 2. Anjurkan monitor kadar
lelah atau lesu, 1. Lelah/lesu menurun glukosa drh secara mandiri
kadar glukosa 2. Rasa haus menurun 3. Anjurkan kepatuhan
dalam darah/urin 3. Kadar glukosa dalam darah membaik terhadap diet & olahraga
tinggi, haus 4. Kadar glukosa dalam urin membaik 4. Ajarkan pengelolaan
meningkat, dan 5. Jumlah urin membaik diabetes
jumlah urin 5. Kolaborasi pemberian
meningkat cairan IV

2. Perfusi perifer Setelah dilakukan tindakan keperawatan Intervensi Perawatan


tidak efektif b.d selama 3 x 24 jam diharapkan perfusi Sirkulasi
hiperglikemia d.d perifer klien meningkat, dengan kriteria 1. Periksa sirkulasi perifer
nyeri ekstremitas hasil : 2. Lakukan perwatan kaki
1. Nyeri ekstremitas menurun 3. Anjurkan berolahraga rutin
4. Ajarkan program diet
u/memperbaiki sirkulasi

14
3. Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Intervensi Manajemen
ketidakmampuan selama 3 x 24 jam diharapkan status Nutrisi
mengabsorbsi nutrisi klien membaik dengan kriteria 1. Identifikasi status nutrisi
nutrien d.d BB hasil : 2. Identifikasi kebutuhan
menurun minimal 1. Pengetahuan tentang standar asupan kalori dan jenis nutrien
10 % dibawah nutrisi yang tepat meningkat 3. Monitor asupan makanan
rentang ideal dan 2. Diare menurun 4. Monitor berat badan
diare 3. Berat badan membaik 5. Berikan makanan tinggi
4. Indeks massa tubuh membaik kalori dan protein
6. Ajarkan diet yang di
programkan

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No Dg Implementasi Evaluasi
1 1. Memberikan asupan cairan oral S:
R : Menurunkan rasa haus dan 1. Klien mengatakan sudah tidak merasa
mengembalikan cairan tubuh yg hilang lemah / lesu
2. Menganjurkan monitor kadar glukosa drh 2. Klien mengatakah rasa haus menurun
secara mandiri O:
R : Mampu memonitor kadar glukosa darah 1. Kadar glukosa dalam darah / urin
secara mandiri menurun
3. Menganjurkan kepatuhan terhadap diet & 2. Jumlah urin menurun
olahraga A : Masalah teratasi
R : Menurunkan kadar glukosa dalam P : Lanjutkan intervensi masalah
darah/urin berikutnya
4. Mengajarkan pengelolaan diabetes
R : Menurunkan jumlah urin
5. Melakukan kolaborasi pemberian cairan IV
R : Memberikan asupan kepada klien agar
tidak lesu

15
2 1. Memeriksa sirkulasi perifer S:
R : Mengetahui kondisi perifer 1. Klien mengatakan nyeri ekstremitas
2. Melakukan perwatan kaki menurun
R : Menciptakan rasa rileksasi pada kaki O:-
3. Menganjurkan berolahraga rutin A : Masalah teratasi
R : Menjaga pola hidup sehat P : Lanjutkan intervensi masalah
4. Mengajarkan program diet u/memperbaiki berikutnya
sirkulasi
R : Sirkulasi menjadi lancar dan nyeri
ekstremitas menurun
3 1. Mengidentifikasi status nutrisi S:-
R : Mengetahui keadaan nutrisi tubuh O:
2. Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis 1. Berat badan membaik
nutrien 2. Diare menurun
R : Mengetahui kalori dan jenis nutrien apa A : Masalah teratasi
yang dibutuhkan P : Intervensi dihentikan
3. Memonitor asupan makanan
R : Memperhatikan asupan makanan yang
dapt meningkatkan BB
4. Memonitor berat badan
R : Mengetahui perkembang kondisi berat
badan
5. Memberikan makanan tinggi kalori dan
protein
R : Membantu untuk menormalkan nutrisi
6. Mengajarkan diet yang di programkan
R : Mampu menormalkan IMT

16
BAB IV
CONTOH KASUS DIABETES MELLITUS
A. KASUS
Seorang klien bernama Ny. S umur 59 tahun, jenis kelamin perempuan,
pendidikan terakhir SMP, pekerjaan IRT, agama islam, alamat bentiring
bengkulu, penanggung jawab yaitu suaminya Tn.M, umur 62 tahun,
pekerjaan sebagai pensiunan PNS. Klien datang ke IGD setelah proses
evakuasi korban banjir di perumahan bentiring pada tanggal 22 oktober 2020.
Klien mengeluh seluruh tubuhnya terasa lesu, kakinya terasa nyeri, sudah 6
kali BAK dengan jumlah banyak dalam sehari, BAB cair sudah 4 kali sehari,
dan selalu merasa haus. Tn. M mengatakan bahwa Ny. S sudah pernah
dirawat di rumah sakit dengan diagnosa medis Diabetes Mellitus dan ibu Ny.
S juga menderita penyakit DM. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan
hasil : TB 150 cm, Bb 60 kg, TD 120/70 mmHg, N 80 x/m, S 36,7 °c, RR 22
x/m, kadar glukosa darah sewaktu 230 mg/dl, kadar glukosa darah puasa 135
mg/dl.

17
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik faktor alam, non alam maupun manusia, sehingga
menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis (UU 24 th 2007). Perawat becana adalah
Perawat yang memiliki kompetensi memberikan asuhan keperawatan
bencana.
Menurut Brunner and Suddarth (2010) Diabetes mellitus merupakan
sekelompok kelaianan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa
dalam darah atau hiperglikemia. Pada diabetes mellitus kemampuan tubuh
untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun atau pankreas dapat
menghentikan sama sekali produksi insulin.
B. SARAN
Semoga dengan adanya ASKEP tentang Diabetes mellitus ini rekan-rekan
perawat dapat menjadikan ini sebagai referensi dalam memberikan Asuhan
pada klien yang menderita DM.

18
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2010. Keperawatan Medical Bedah, Edisi 8, Vol 2. Jakata;
EGC
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Sujono Riyadi ; Sukarmin. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha
Ilmu. H. 69 – 90.

Anda mungkin juga menyukai