Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN JIWA II

Laporan Pendahuluan Waham

DI SUSUN OLEH :
Nama : Efalin Sarisuway
Since Pattipeilohy
Prodi : Keperawatan
Kelas : Kairatu
Semester :I

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2020
LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

A. Defenisi
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan
kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain.
Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol.

B. Klasifikasi
Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut Direja (2011) yaitu :

Jenis waham Pengertian Perilaku


Waham Keyakinan secara berlebihan bahwa “Saya ini pejabat di
kebesaran dirinya memiliki kekuatan khusus atau kementrian semarang!”
kelebihan yang berbeda dengan orang “Saya punya perusahaan
lain, diucapkan berulang-ulang tetapi paling besar lho “.
tidak sesuai dengan kenyataan
Waham agama Keyakinan terhadap suatu agama secara “Saya adalah tuhan yang
berlebihan, diucapkan berulang-ulang bisa menguasai dan
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. mengendalikan semua
makhluk”.
Waham curiga Keyakinan seseorang atau sekelompok “ Saya tahu mereka mau
orang yang mau merugikan atau menghancurkan saya,
mencederai dirinya, diucapkan berulang- karena iri dengan
ulang tetapi tidak sesuai dengan kesuksesan saya”.
kenyataan.
Waham somatik Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau “Saya menderita kanker”.
sebagian tubuhnya terserang penyakit, Padahal hasil
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak pemeriksaan
sesuai dengan kenyataan. lab tidak ada sel kanker
pada tubuhnya.
Waham nihlistik Keyakinan seseorang bahwa dirinya “ ini saya berada di alam
sudah meninggal dunia, diucapkan kubur ya, semua yang ada
berulangulang tetapi tidak sesuai dengan disini adalah roh-roh nya”
kenyataan.

C. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf yang
berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
b. Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbic
c. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.
d. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
2. Faktor Presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
c. Adanya gejala pemicu

D. Rentang respon neurologi

Adaptif Maladaptif

 Pikiran logis  Pikiran kadang  Gangguan proses


 Persepsi akurat menyimpang illusi pikir: Waham
 Emosi konsisten  Reaksi emosional  Halusinasi
dengan berlebihan dan  Kerusakan emosi
pengalaman kurang  Perilaku tidak
 Perilaku sosial  Perilaku tidak sesuai
 Hubungan sosial sesuai  Ketidakteraturan
 Menarik diri isolasi sosial
Skema. 1 Rentang respons neurobiologis Waham. (sumber : Keliat, 2009).

E. Tanda dan gejala


1. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakinninya (tentang agama,
kebesaran,kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak
sesuai dengankenyataan
2. Klien tampak tidak mempunyai orang lain
3. Curiga
4. Bermusuhan
5. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan
6. Takut dan sangat waspadaPengkajian
F. Manifestasi klinik
Perilaku yang dapat ditemukan pada klien dengan Waham antara lain melakukan
percobaan bunuh diri, melakukan tindakan, agresif, destruktif, gelisah, tidak biasa diam,
tidak ada perhatian terhadap kebersihan diri, ada gangguan eliminasi, merasa cemas,
takut. Kadang-kadang panik perasaan bahwa lingkungan sudah berubah pada klien
depersonalisasi.

G. Pohon masalah

H. Diagnose keperawatan
1. Perilaku kekerasan
2. Waham
3. Menarik Diri
4. Harga Diri Rendah

I. Strategi pelaksanaan
Waham Curiga
SP 1:
1. Membina hubungan saling percaya
2. Jangan membantah atau mendukung waham klien
3. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung
4. Observasi apakah waham klien mengganggu aktivitas sehari-harinya.
SP 2 :
1. Mengidentifikasi kemampuan positif pasien
2. Beri pujian pada penampilan klien yang dimiliki pada masa lalu dan saat ini.
3. Tanyakan apa yang bisa dilakukan
4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya dengarkan sampai wahamnya tidak ada
SP 3p:
1. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi.
2. Observasi kebutuhan klien sehari-hari
3. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi
4. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya waham.
5. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dalam memerlukan waktu
dan tenaga.
6. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.
SP 4 :
1. Klien dapat berhubungan dengan realitas
2. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri, orang lain, waktu, dan
tempat)
3. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok: orientasi realitas.
4. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan oleh klien.
Sp 5 k:
1. Klien dapat dukungan dari keluarga
2. Diskusikan dengan keluarga tentang
a) Gejala waham
b) Cara merawatnya
c) Lingkungan keluarga
d) Follow up dan obat
3. Anjurkan keluarga melaksanakannya dengan bantuan perawat.
Sp 6 k:
1. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
2. Diskusikan denga klien dan keluarga tentang obat, dosis, efek samping dan akibat
penghentian
3. Diskusikan perasaan klien setelah minum obat
4. Berikan obat dengan prinsip 5 benar dan observasi setelah minum obat.
Menarik diri

Pasien :

Sp 1p :

1. Mengidentifikai penyebab isolasi sosial pasien


2. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3. Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Melatih pasien berkenalan dengan satu orang
5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Sp 2p :

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya


2. Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Sp 3p :

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya


2. Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Keluarga

Sp 1k :

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien


2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami pasien beserta
proses terjadinya
3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien isolasi sosial

Sp 2k :

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah isolasi sosial
langsung dihadapan pasien.

Sp 3k :

1. Menjelaskan perawatan lanjutan.


Harga Diri Rendah

Pasien

Sp 1p :

1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien


2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien
4. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan
5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Sp 2p :

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya


2. Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Keluarga

Sp 1k :

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien


2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien
beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien harga diri rendah

Sp 2k :

1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan isolasi sosial


2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi sosial

Sp 3k :

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat


(discharge planing)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Ruang rawat : Murai

Tanggal dirawat : 27 agustus

I. Identitas klien
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 34 tahun
Informal : Orangtua klien
Alamat : Timur indah
Tanggal pengkajian : 30 agustus 2019

II. Alasan masuk


Klien diantar oleh keluarga dan orangtua klien ke Rumah Sakit Jiwa, dan ketergantungan
obat Soeprapto Bengkulu, karena klien sering melamun ngoceh sendirian, selalu merasa
dikejar-kejar orang. Bercerita sendirian tentang hal-hal yang terlalu mewah dan tinggi yang
tidak sesuai dengan keadaan klien, merasa orang yang akan merebut jabatan klien.

III. Faktor predisposisi


Klien sebelumnya belum pernah mengalami gangguan kejiwaan, selama ini klien belum
pernah melakukan pengobatan. Saat ini klien tinggal bersama kedua orangtuanya. Setelah
ditinggal pergi oleh istrinya 5 yahun yang lalu, klien tidak memiliki seorang anakpun dari
istrinya ini, klien mengatakan dulu ia bekerja di sebuah perusahan dan adanya pembagian
pendapatan yang tidak merata. Klien menginginkan sebuah mobil tapi tidak dikabulkan oleh
keluarga. Keluarga klien mengatakan klien sering melamun, ngoceh sendirian, selalu
merasa dikejar-kejar, bercerita hal-hal yang terlalu mewah dan tinggi yang tidak sesuai
dengan keadaan klien, adanya orang yang mau merebut posisi jabatannya.

IV. Fisik
a. Tanda- tanda vital
TD : 110/80 mmHg
S : 36,5 c
N : 84x/m
RR : 22x/m
b. Ukur TB: 168cm, BB: 65 kg
V. Psikologi sosial
1. Konsep diri
a. Citra diri
Klien merasa dirinya tampan tanpa adanya kecacatan atau kekurangan pada dirinya
b. Identitas
Saya adalah seorang pekerja di PT.Karet, sekarang saya tidak bekerja lagi
c. Peran
Sekarang saya tidak bisa bekerja dan beraktivitas, seperti orang yang lainnya
d. Ideal diri
Jika saya sembuh nanti saya ingin melanjutkan kuliah
e. Harga diri
Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga karena tidak dibelikan mobil

Masalah keperawatan : Waham kebesaran

2. Hubungan sosial
Orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah istrinya, sebelum mengalami gangguan
kejiwaan, klien sering aktif dalam organisasi masyarakat.
3. Spiritual
Klien merasa dirinya selalu dilindungi oleh Tuhan, klien selalu mengikuti/ melaksanakan
sholat 5 waktu

VI. Status mental


1. Penampilan
Cara berpakaian klien kurang rapi, tapi selalu bersih karena diganti tiap hari
2. Pembicaraan
Klien dapat berkomunikasi dengan baik, hanya saja Tn.A tidak mau memulai
pembicaraan bila tidak dimulai duluan, dan kadang-kadang membisu, klien sering tidak
nyambung dengan pertanyaan perawat
Masalah keperawatan: kerusakan komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik
Tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan merentangkan kaki
4. Alam perasaan
Gembira yang berlebihan, karena merasa mobil baru akan menjemputnya pulang
Masalah keperawatan: Waham kebesaran
5. Interaksi selama wawancara
Selalu mempertahankan pendapatnya
Masalah keperawatan: gangguan komunikasi verbal
6. Persepsi
Selalu timbul ide-ide baru dari dirinya sendiri dan bercerita dari satu topic ke topic lain
yang masih ada hubungan
7. Isi pikir
Selalu meninggi setiap semua cerita
Masalah keperawatan: waham kebesaran
8. Tingkat kesadaran
Tn.A kelihatan bingung
9. Memori
Klien tidak ingat siapa nama istri klien

VII. Kebutuhan persiapan pulang


1. Makan
Frekuensi : 2x sehari
Jumblah : 1 porsi dihabiskan
2. BAB/BAK
BAB : 1x/hari
BAK : 3-4x/hari
3. Mandi
Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan
4. Istirahat dan tidur
Klien tidak memiliki masalah gangguan tidur
ANALISA DATA

N Data Masalah keperawatan


o
1 Data subjektif : Waham kebesaran
Klien mengatakan adanya orang yang ingin merebut
posisinya.

Data objektif :
Cerita selalu meninggi bicara spontan dan lambat

Diagnosa keperawatan :
1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir waham
kebesaran
Tanggal No dx Implementasi Evaluasi
31/8/19 TUK 1. Salam teraupetik “selamat siang pak” S : nama saya M, saya
1 (tersenyum) suka di panggil H
 Memperkenalkan diri O : suara pelan, bicara
 Berjabat tangan spontan, ekspresi tenang

 Duduk bersebelahan A : adanya hubungan

 Membuat kontrak saling percaya


P : pertemuan berikutnya
 Menunjukan sikap empati
kien dapat
Nama, saya mahasiswa Stikes Maluku
mengidentifikasi
Husada Kairatu, praktek disini selama 1
kemampuan yang dimiliki
minggu

32/8/19 S :klien mengatakan


2. Salam teraupetik
TUK saya ingin dan harus
 Mengingat kontrak, topic, waktu dan
2 memiliki sebuah mobil
tempat. Apakah bapak masih
O : emosi sedikit
mengingat pertemuan kita yang
meningkat, suara pelan,
kemarin, pertemuan sekarang kita
kontak mata
akan membicarakan apa?
A : telah dapat
 Mengevaluasi kemampuan TUK 1
diidentifikasi apa yang
apakah bapak mengingat salah?
menjadi kebutuhan klien
 Membantu klien mengidentifikasi
P : pertemuan berikutnya
kemampuan yang dimilikinya. Apa
klien dapat berhubungan
contoh keberhasilan yang telah bapak
dengan realistis
raih
 Mendorong klien untuk
mengungkapkan perasaannya
bercerita
 Memberi pujian kepada klien atas
ungkapan selama interaksi, bagus
bapak sudah banyak bercerita tentang
diri bapak
 Menyimpulkan kemampuan selama
interaksi
 Tadi bapak mengatakan bahwa bapak
adalah sebagai seorang konsultan
masalah pertanian, bapak orang yang
hebat, hanya saja karena mobil belum
diberikan bapak jadi istirahat dan
menunggu di sini
 Mengakhiri pertemuan “baiklah pak,
pertemuan kita cukup sampai di sini.
Besok kita bertemu lagi pada jam…
kita akan bicara mengidentifikasi
kebutuhan yang tidak terpenuhi

 Selamat siang bapak, apa bapak


sudah sholat zukur S : klien mengatakan
 Mengingat kontrak, bapak saya ingin dan harus
apakah
TUK masih ingat kita akan membicarakan memiliki sebuah mobil
3 apa? O : emosi sedikit

 Sekarang tolong bapak jelaskan apa meningkat, suara pelan,


kebutuhan sehari-hari bapak dan apa kontak mata kurang
kebutuhan bapak yang tidak terpenuhi A : telah dapat

 Menyimpulkan cerita klien, bahwa ia diidentifikasi apa yang


sekarang lagi mebutuhkan sebuah menjadi kebutuhan klien
mobil P : pertemuan berikutnya

 Menjelaskan kepada klien bahwa kita klien dapat berhubungan


tidak terlalu mengharapkan sesuatu dengan realitas
yang diluar kemampuan
 Menganjurkan klien untuk melakukan
aktivitas- aktivitas bermanfaat dan tidak
ada waktu untuk wahamnya
 Bapak besok kita bertemu lagi untuk
bercerita lagi

 Selamat pagi! Bapak kelihatan sudah


rapi sekali
 Bapak masih ingat kontrak kemarin S : klien bercerita saya
 Mengajak klien bercerita tentang dulunya hamper
keadaan yang realitas pada pagi ini tertangkap di malaisya
TUK karena membawa intan
4 emas dan berlian untuk
presiden
O : semangat, kontak
mata, banyak berbicara
tentang kelebihan yang
dimiliki
A : klien belum dapat
berhubungan dengan
realitas dan perlu
diingatkan lagi
P : pertemuan berikutnya
besok lusa, masih pada
 Menganjurkan untuk dan intervensi yang sama
bermain
bergabung bersama teman-teman klien perlu ditingkatkan
lainnya
 Memberikan pujian terhadap tindakan
yang dilakukan klien
 Tidak terlaksana karena tidak bertemu
TUK dengan keluarga klien
5

TUK
6

Anda mungkin juga menyukai