Keperawatan Jiwa Ii: Laporan Pendahuluan Waham
Keperawatan Jiwa Ii: Laporan Pendahuluan Waham
DI SUSUN OLEH :
Nama : Efalin Sarisuway
Since Pattipeilohy
Prodi : Keperawatan
Kelas : Kairatu
Semester :I
A. Defenisi
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan
kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain.
Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol.
B. Klasifikasi
Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut Direja (2011) yaitu :
C. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf yang
berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
b. Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbic
c. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.
d. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
2. Faktor Presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
c. Adanya gejala pemicu
Adaptif Maladaptif
G. Pohon masalah
H. Diagnose keperawatan
1. Perilaku kekerasan
2. Waham
3. Menarik Diri
4. Harga Diri Rendah
I. Strategi pelaksanaan
Waham Curiga
SP 1:
1. Membina hubungan saling percaya
2. Jangan membantah atau mendukung waham klien
3. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung
4. Observasi apakah waham klien mengganggu aktivitas sehari-harinya.
SP 2 :
1. Mengidentifikasi kemampuan positif pasien
2. Beri pujian pada penampilan klien yang dimiliki pada masa lalu dan saat ini.
3. Tanyakan apa yang bisa dilakukan
4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya dengarkan sampai wahamnya tidak ada
SP 3p:
1. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi.
2. Observasi kebutuhan klien sehari-hari
3. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi
4. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya waham.
5. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dalam memerlukan waktu
dan tenaga.
6. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.
SP 4 :
1. Klien dapat berhubungan dengan realitas
2. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri, orang lain, waktu, dan
tempat)
3. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok: orientasi realitas.
4. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan oleh klien.
Sp 5 k:
1. Klien dapat dukungan dari keluarga
2. Diskusikan dengan keluarga tentang
a) Gejala waham
b) Cara merawatnya
c) Lingkungan keluarga
d) Follow up dan obat
3. Anjurkan keluarga melaksanakannya dengan bantuan perawat.
Sp 6 k:
1. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
2. Diskusikan denga klien dan keluarga tentang obat, dosis, efek samping dan akibat
penghentian
3. Diskusikan perasaan klien setelah minum obat
4. Berikan obat dengan prinsip 5 benar dan observasi setelah minum obat.
Menarik diri
Pasien :
Sp 1p :
Sp 2p :
Sp 3p :
Keluarga
Sp 1k :
Sp 2k :
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah isolasi sosial
langsung dihadapan pasien.
Sp 3k :
Pasien
Sp 1p :
Sp 2p :
Keluarga
Sp 1k :
Sp 2k :
Sp 3k :
I. Identitas klien
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 34 tahun
Informal : Orangtua klien
Alamat : Timur indah
Tanggal pengkajian : 30 agustus 2019
IV. Fisik
a. Tanda- tanda vital
TD : 110/80 mmHg
S : 36,5 c
N : 84x/m
RR : 22x/m
b. Ukur TB: 168cm, BB: 65 kg
V. Psikologi sosial
1. Konsep diri
a. Citra diri
Klien merasa dirinya tampan tanpa adanya kecacatan atau kekurangan pada dirinya
b. Identitas
Saya adalah seorang pekerja di PT.Karet, sekarang saya tidak bekerja lagi
c. Peran
Sekarang saya tidak bisa bekerja dan beraktivitas, seperti orang yang lainnya
d. Ideal diri
Jika saya sembuh nanti saya ingin melanjutkan kuliah
e. Harga diri
Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga karena tidak dibelikan mobil
2. Hubungan sosial
Orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah istrinya, sebelum mengalami gangguan
kejiwaan, klien sering aktif dalam organisasi masyarakat.
3. Spiritual
Klien merasa dirinya selalu dilindungi oleh Tuhan, klien selalu mengikuti/ melaksanakan
sholat 5 waktu
Data objektif :
Cerita selalu meninggi bicara spontan dan lambat
Diagnosa keperawatan :
1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir waham
kebesaran
Tanggal No dx Implementasi Evaluasi
31/8/19 TUK 1. Salam teraupetik “selamat siang pak” S : nama saya M, saya
1 (tersenyum) suka di panggil H
Memperkenalkan diri O : suara pelan, bicara
Berjabat tangan spontan, ekspresi tenang
TUK
6