Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.T.

L DENGAN PNEUMONIA
DI RUANG PARURSUD DR M HAULUSSY AMBON

A. Data Biografi
Nama : Nn. T.L
Umur : 27 tahun
Suku : Maluku
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Leksula
Tanggal Masuk RS : 9 Januari 2023
Tanggal Pengkajian : 10 Januari 2023
Catatan Kedatangan : Brankar

Keluarga terdekat yang dapat dihubungi


Nama : Ny.L
Umur : 57 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS (guru)
Alamat : Leksula
Sumber informasi : Wawancara dan data medis

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama : Sesak napas
Alasan masuk RS : Pasien mengatakan batuk ± 3 bulan, produksi lendir
kental berwarna kuning dan sulit dikeluarkan. Pasien sebelumnya pernah
dirawat di RSU Saparua dengan perawatan selama ± 5 hari karena sesak
napas. Kemudian dirujuk ke RSUD Haulussy Ambon karena sarana
prasarana dan SDM yang kurang memadai di RSU Saparua.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
 Factor Pencetus: Infeksi Bakteri (Paru) dan sekresi yang tertahan.
 Pasien mengatakan batuk lendir disertai sesak nafas secara terus menerus
dan menetap.
 Keluhan saat pengkajian : pasien mengatakan merasa lemas, pusing,
sesak napas, batuk lendir dengan produksi sputum yang sulit dikeluarkan,
mual, tidak napsu makan.
 Diagnose Medis:
- Pneumonia

C. Riwayat Kesehatan Dahulu


 Pasien mengatakan batuk ± 3 bulan, lendir berwarna kuning. Pasien
sebelumnya pernah dirawat di RSU Saparua dengan perawatan selama ± 5
hari karena sesak napas.
 Pasien mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan, obat, cuaca atau yang
lainnya.
 Obat-obat yang pernah digunakan
Keluarga pasien mengatakan pernah menggunakan obat tablet dan syrup
batuk dengan resep dokter (keluarga pasien lupa nama obat).
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki Riwayat penyakit menular atau
keturunan.
E. Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
 Pasien mengatakan bisa menerima kondisi serta penyakitnya
 Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi alcohol maupun tembakau
 Pasien tidak memiliki alergi
2. Pola nutrisi dan metabolism
 Diet/Suplement Khusus: bubur + nasi
 Instruksi diet sebelumnya: tidak ada
 Nafsu makan: menurun
 Penurunan sensasi kecap (mual muntah,stomatitis): mual
 Kesulitan menelan: tidak
 Riwayat masalah kulit: tidak ada
 Jumlah minum/24 jam dan jenis: 1000cc/24jam, air putih.
 Frekuensi makan: 3 x sehari
 Jenis makanan: bubur dan nasi
 Pantangan/alergi: tidak ada
3. Pola eliminasi
Buang Air Besar (BAB)
 Frekuensi: 1x/hari
 Warna: kuning kehijauan konsistensi: encer
 Kesulitan: tidak ada
Buang Air Kecil (BAK)
 Frekuensi: 3x sehari warna: kekuningan
 Kesulitan: tidak ada

Saat sehat Saat sakit


Kegiatan
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Makan dan minum √ √
Mandi √ √
Berpakaian/berdandan √ √
Toileting √ √
Mobilisasi di tempat tidur √ √
Berpindah √ √
Berjalan √ √
Menaiki tangga √ √
Berbelanja √ √
memasak √ √
Pemeliharaan rumah √ √
0: Mandiri
1: Dengan Aat bantu 3: dibantu orang lain dan peralatan
2: dibantu orang lain 4: ketergantungan atau ketidakmampuan
Kekuatan otot : 5 5
4 4
ROM : aktif aktif
aktif aktif
Keluhan saat beraktifitas: oedema pada kedua tungkai kaki.
4. Pola tidur dan istirahat
 Lama tidur: tidur malam ± 7 jam, tidur siang ± 2 jam, tidur sore 1 jam.
 Waktu: 10 jam
 Kebiasaan tidur: tidak ada
 Masalah tidur: tidak ada
5. Pola kognitif dan persepsi
 Status mental : sadar, orientasi baik
 Bicara normal, mampu berkomunikasi
 Tingkat ansietas: ringan
6. Persepsi diri dan konsep diri
Perasaan pasien tentang masalah kesehatan : pasien mengatakan mulai bisa
menerima kondisi penyakitnya namun masih merasa tidak nyaman.
7. Pola peran hubungan
 Pekerjaan: mahasiswa
 System pendukung: keluarga serumah
8. Pola seksual dan reproduksi
 Tanggal Menstruasi terakhir: bulan juni
 Masalah menstruasi: -
 Pap smear terakhir: tidak ada/tidak pernah diperiksa.
9. Pola koping dan toleransi stress
Pasien saat ini masih kuliah, biaya perawatan selama di RS ditanggung oleh
BPJS dan perawatan diri pasien selama di RS dibantu oleh ibunya.
10. Keyakinan dan kepercyaan
 Agama: Kristen protestan
 Pengaruh agama dalam kehidupan: pasien mengatakan agama sangat
berpengaruh dalam kehidupannya dan pasien percaya Tuhan akan
menyembuhkan penyakitnya.
F. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum: lemah
Kesadaran: Composmentis GCS: E4 M6 V5 = 15
BB: 40kg IMT: 18,01kg/m2
TB: 149 cm

2. Tanda – tanda vital


TD : 90/70mmHg Suhu: 37oC
Nadi: 81x/m SPO2: 97%
RR : 24x/m Tepasang O2 nasal kanul: 2 Lpm
3. Kulit
Warna kulit: kuning langsat
Kelembapan: lembap
Turgor kulit: baik
4. Kepala / Rambut
Inspeksi : rambut lurus, bersih, tidak ada kelainan
Palpasi: tidak ada lesi, oedema dan nyeri.
5. Mata
Inspeksi: mata simetris kiri kanan, sklera an ikterik, konjungtiva an anemis.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
6. Telinga
Inspeksi : simetris kiri kanan, tidak ada serumen,
Palpasi: tidak ada lessi, dan nyeri tekan
7. Hidung dan sinus
Inspeksi: lubang hidung simetris, terpasang O2 nasal kanul 2lpm.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
8. Mulut dan kerongkongan
Inspeksi: bibir nampak kering
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, bengkak, dan lesi.
9. Leher
Inspeksi: tidak ada lesi.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar.
10. Thorax/paru
Inspeksi: retraksi dada intercostal minimal
Palpasi: pengembangan ekspansi paru simetris
Perkusi: sonor
Auskultasi: ronchi
11. Abdomen
Inspeksi: tidak ada lesi, benjolan
Palpasi: turgor kulit baik
Perkusi: timpani
Auskultasi: bising usus normal 31x/m
12. Jantung
Inspeksi: simetris
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Perkusi: sonor
Auskultasi: Reguler
13. Genetalia : tidak dikaji
14. Rektal : tidak dikaji
15. Ekstremitas
Inspeksi : ekstremitas atas dapat bergerak bebas, terpasang IVFD RL 20 tpm
di tangan kiri
Ekstremitas bawah sulit digerakan
Palpasi: oedema di ekstremitas bawah (tungkai kaki).
16. Vesikuler perifer
CRT : <2detik
Clubbing: tidak ada
Perubahan warna : tidak ada
17. Neurologis
Status mental/GCS, composmentis: GCS 15 (E4 M6 V5)
Motorik : baik
Sensorik: baik
Nervus
N I (Olfaktorius) : penciuman baik
N II (Optikus) : penglihatan baik
N III (Okulomotor) : pupil baik
N IV (Troklear) : gerakan mata keatas dan kebawah baik
N V (Trigeminal) : Refleks mengunyah baik
N VI (Abdusen) : gerakan mata baik
N VII (Fasialis) : ekspresi wajah baik
N VIII (Vestibulokoklearis) : keseimbangan dan perlindungan baik
N IX (Glosofaringeal): Refleks menelan baik
N X (Fagus): refleks muntah baik
N XI (aksesorius) : gerak bahu baik
N XII (hipoglasus): gerak lidah baik
Refleks fisiologis: refeks patella : +, refleks tendon bisep trisep: +
Refleks patologis: tidak chaddock, tidak brudinsky, tidak Babinski.
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Hari
/Tgl/Ja Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi
m
Senin Hematologi
9 januari Hemoglobin (HB) 12,8 g/dl 10,85-14,90
2023 Eritrosit (RBC) 4,99 Juta/UL 4,1-5,5
Hematokrit (HCT) 38,3 % 34-45,1
MCV 76,6 fl 71,8-92
MCH 25,7 pg 22,6-31,0
MCHC 33,4g/dl 32-36
Trombosit 167 ribu/UL 150-400
Leukosit 34,99 ribu/UL 4,79-11,34
Basofil 0,1 % 1-3
Eosinophil 0,0 % 1-3
Neutrophil 95,0 % 50-70
Limfosit 36 % 20-40
Monosit 1,3 % 2-8
Serologi/immunologi
Anti HIV metode 1 Non reaktif Non reaktif
Anti HIV metode 2 Tidak diperiksa Non reaktif
Anti HIV metode 3 Tidak diperiksa Non reaktif
Kesimpulan Hv Tidak diperiksa Non reaktif
Sars – Cov 2 antigen Negative Negative
Glukosa Darah
GDS 71 mg/dl 70-139
Elektrolit
Na 130 mmol/l 135-147
K 2,8 mmol/L 3,5-5
Cl 96 mmol/l 94-111
Albumin 1,4 mg/dl 3,8-5,1

b. Pemeriksaan diagnostik
Elektrokardiogram (EKG)

H. Penatalaksanaan pengobatan
Tanggal Jenis (oral, IV, IM,
Dosis Indikasi
waktu topical)
10 Januari
2023 IVFD RL 20tpm
Jam 06.00 Ceftriaxone 2x1 gr/IV Antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri
wit Omeprazole 2x1gr/IV Tukak lambung
Sucralfat syrup 3x1 sdm(ac) Tukak lambung
Metronidazole 3x500mg/IV Antibiotic untuk penyakit infeksi bakteri
08.00 wit Ceftriaxone 1x2gr/IV Untuk mengatasi infeksi bakteri
17.30 wit (ganti dosis)
11 januari
2023 Metronidazole 3x500mg/IV Antibiotic untuk penyakit infeksi
15.00 wit Albumin 20%/hari Pemulihan defisiensi volume darah
16.00 wit Ceftriaxone 1x2gr/IV Antibiotic
17.30 wit Omeprazole 2x1gr/IV Tukak lambung
18.00 wit Methylprednisolon 2x62,5 Meredakan peradangan
e 2x1 tab untuk mencegah hipokalemia
19.00 wit KSR 3x1 caps Menigkatkan albumin dan hb
Vip Albumin 3x1 Tukak lambung
20.00 wit Sucralfat syrup 3x20mg Batuk kering atau nyeri
21.00 wit Codein 3x1 caps Mengencerkan dahak
IV Acetil Sistein
Klasifikasi Data
Data Subjektik Data Objektif
 Pasien mengatakan batuk  RR: 24 x/menit
lender dan sesak napas  SPO2: 97%, terpasang O2 2
 Lendir kental dan sulit L/menit
dikeluarkan  TD: 90/70 mmHg
 Pasien mengatakan kurang  S: 37 ºC
napsu makan  N: 81 x/mnt
 Pasien mengatakan merasa  Ada ronchi
lemas, pusing dan tidak dapat  Retraksi dada intracostal
melakukan aktivitas secara minimal
mandiri  Porsi makan yang dihabiskan
½ porsi
 Mual
 BB: 40 kg, TB: 149 cm
IMT: 18,01 kg/m2
 Lab darah (elektrolit)
Na: 130 mmol/l
K: 2,8 mmol/L
Cl: 96 mmol/l
Albumin: 1,4 mg/dl
 Oedema kedua tungkai kaki
 Kekuatan otot : 5 5
4 4
 ROM aktif aktif
aktif aktif
 Parsial care (ADL dibantu
keluarga)
Analisa Data
Hari/Tgl Data Etiologi Masalah
Selasa DS: pasien mengatakan Sekresi yang Bersihan jalan
10/01/2023 batuk lendir dan sesak tertahan napas tidak
napas, lendir kental dan efektif (D.0001)
sulit di keluarkan.

DO:
 Ada ronchi
 Retraksi dada
intercostal minimal
 RR: 24 x/menit
 SPO2: 97%,
terpasang O2
2 L/menit nasal
kanul.
DS: pasien mengatakan Peningkatan Defisit nutrisi
kurang napsu makan, mual kebutuhan (D.0019)
metabolisme
DO:
 Porsi makan yang
dihabiskan ½ porsi
 BB: 40 kg
TB: 149 cm
IMT: 18,01kg/m2
 Lab darah
(elektrolit)
Na: 130 mmol/l
K: 2,8 mmol/L
Cl: 96 mmol/l
Albumin: 1,4 mg/dl

DS: pasien mengatakan Kelemahan Intoleransi


merasa lemas, pusing dan aktivitas (D.0056)
tidak dapat melakukan
aktivitas secara mandiri

DO:
 Kekuatan otot
5 5
4 4
ROM
 Parsial care (ADL
dibantu keluarga)
 Oedema tungkai
kaki

Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang
tertahan (D.0001) Hal.18
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme
(D.0019) Hal.56
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan (D.0056) Hal.128
Intervensi Keperawatan
Hari/Tgl/Jam Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional Paraf
Keperawatan hasil
Selasa Bersihan jalan SLKI: bersihan jalan SIKI: Bersihan jalan nafas tidak
10/01/2023 napas tidak jalan nafas tidak efektif 1) Untuk mengetahui
11.30 WIT efektif efektif Intervensi Utama frekuensi napas
berhubungan Luaran Utama Label: Manajemen jalan nafas normal atau tidak
dengan sekresi Label : Bersihan jalan (I. 01011) 2) Untuk melihat
yang tertahan nafas Observasi: produksi sputum
(D.0001) (L. 01001) 1) Monitor pola nafas (frekuensi) 3) Untuk mengetahui
setelah dilakukan 2) Monitor sputum adanya bunyi napas
intervensi selama 3x16 3) Monitor bunyi nafas tambahan tambahan
jam, diharapkan
Terapeutik:
bersihan jalan nafas 1) Meringankan sesak
meningkat dengan 1) Posisikan semifowler napas
kriteria hasil: 2) Berikan oksigen 2) Memenuhi kebutuhan
1. Batuk efektif Edukasi: oksigen dalam tubuh
meningkat 1) Anjurkan asupan 2000 ml
2. Ronchi, wheezing perhari, jika tidak 1) Mencukupi kebutuhan
menurun kontraindikasi cairan tubuh
3. Frekuensi napas 2) Ajarkan teknik batuk efektif 2) Mengeluarkan lendir
12-20 x/menit
Kolaborasi:
1) Megurangi proses
Kolaborasi pemberian antobiotik
infeksi

Defisit nutrisi SLKI: Defisit nutrisi SIKI: Defisit nutrisi


berhubungan Luaran Utama Intervensi Utama 1) Tanda tanda vital
dengan Label : Status nutrisi Label: Manajemen nutrisi dalam batas normal
peningkatan (L. 03030) (I. 03119) 2) Mengetahui faktor
kebutuhan Setelah dilakukan yang mungkin
metabolisme intervensi selama Observasi: menyebabkan
(D.0019) 3x16jam, diharapkan 1) Observasi mual
Defisit nutrisi tanda-tanda vital 3) Menjaga nutria
membaik dengan tetap terpenuhi
kriteria hasil: 2) Mnotor mual muntah
1. Porsi makan yang 3) Monitor asupan nutrisi 1) Mengetahui
diberikan Terapeutik perkembangan
meningkat 1) Timbang berat badan pasien berat badan
2) Berikan makanan dalam porsi 2) Menjaga nutrisi
2. Napsu makan
sedikit tapi sering tetap terpenuhi
membaik dan menjaga mual
3. Berat badan Edukasi:
1) Ajarkan posisi duduk jika muntah yang
membaik berlanjut
mampu
Kolaborasi: 1) Untuk mencegah
1) Kolaborasi dalam pemberian mual muntah
obat ketika di beri
makan atau
minum

1) Untuk
mengurangi mual
muntah

Intoleransi SLKI: Intoleransi SIKI: Intoleransi aktivitas


aktivitas aktivitas Intervensi Utama 1) Mengetahui tingkat
berhubungan Luaran Utama Label: Terapi aktivitas aktifitas
dengan Label : Toleransi (I. 05186)
kelemahan aktivitas (L. 05047) Observasi: 1) Meningkatkan
(D.0056) setelah dilakukan 1) Observasi identifikasi defisit aktivitas
intervensi selama tingkat aktivitas 2) Membantu pasien
3x16jam, diharapkan Terapeutik dalam melakukan
toleransi aktivitas 1) Fasilitasi aktivitas fisik rutin aktivitas
meningkat meningkat (mis. Ambulasi, mobilisasi,
dengan kriteria hasil: dan perawatan diri 1) Meningkatkan
1. Kemudahan dalam aktivitas
2) Libatkan keluarga dalam
melakukan aktivitas jika perlu
aktivitas sehari- Edukasi:
hari meningkat 1) Ajarkan cara melakukan
2. Kekuatan tubuh aktivitas yang dipilih
bagian bawah
meningkat
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi Paraf
keperawatan
Selasa Bersihan jalan 12.00 wit 1. Menghitung frekuensi napas S: pasien mengatakan batuk
10/01/2023 napas tidak efektif H/ RR: 24 x/mnt lendir, sesak napas berkurang,
berhubungan 2. Melakukan Inspeksi sputum lendir sulit dikeluarkan.
dengan sekresi H/ produksi sputum sulit keluar
yang tertahan 3. Mengauskultasi bunyi napas O: - RR: 24 x/mnt
(D.0001) tambahan - SPO2: 97 %, terpasang O2
H/ terdengar bumyi ronchi 2 Lpm nasal kanul
4. Memberikan posisi semi fowler - Ada ronchi
H/ pasien merasa nyaman dengan - Tampak retraksi intracostal
posisi yang diatur minimal
5. Memberikan oksigen 2 Lpm nasal
kanul A: masalah belum teratasi
H/ SPO2 97%, sesak berkurang P: lanjut intervensi
6. Menganjurkan minum hangat 2000 1. Monitor pola napas
ml perhari (frekuensi)
R/ pasien tampak minum hangat 2. Monitor sputum
200 cc/7jam 3. Monitor bunyi napas
7. Mengajarkan teknik batuk efektif tambahan
H/ pasien kooperatif dan mampu 4. Anjurkan minum hangat
melakukan batuk efektif 2000 ml perhari
8. Melakukan hasil kolaborasi 5. Ajarkan teknik batuk
pemberian antibiotic efektif
H/ pemberian ceftriaxone 2x1 6. Kolaborasi pemberian
mg/IV dan metronidazole 3x500 antibiotic
mg/IV
Defisit nutrisi 12.00 wit 1. Mengukur ttv S: Pasien mengatakan kurang
berhubungan H/ TD: 90/70 mmHg napsu makan, mual
dengan peningkatan N: 81 x/m O: - Porsi makan yang
kebutuhan R: 24 x/m dihabiskan ½ porsi
metabolisme S: 37ºC  BB: 40 kg,
(D.0019) BB: 40 kg TB: 149 cm
TB: 149 cm IMT: 18,01 kg/m2
IMT: 18,01 kg/m2  Lab darah (elektrolit)
2. Memonitor mual muntah Na: 130 mmol/l
H/ Pasien masih merasa mual K: 2,8 mmol/L
3. Memonitor asupan nutrisi Cl: 96 mmol/l
H/ Pasien mampu menghabiskan Albumin: 1,4 mg/dl
½ pori makan
4. Menimbang berat badan A: Masalah Defisit nutrisi
H/ BB: 40 kg belum teratasi
5. Menganjurkan makan dalam porsi
sedikit tapi sering P: lanjutkan intervensi
H/ pasien tidak kooperatif, makan 1) Observasi tanda-tanda vital
3x sehari,1/2 porsi makan 2) Monitor mual muntah
dihabiskan sekali makan. 3) Monitor asupan nutrisi
6. Menganjurkan posisi duduk jika 4) Timbang berat badan
mampu pasien
H/ Pasien belum mampu untuk 5) Berikan makanan dalam
duduk porsi sedikit tapi sering
7. Melakukan hasil Kolaborasi dalam 6) Ajarkan posisi duduk jika
pemberian obat mampu
H/ Sucrafat 3x1 7) Kolaborasi dalam
Omeprazole 2x1 gr/IV pemberian obat

Intoleransi aktivitas 13.00 wit 1. Mengidentifikasi defisit tingkat S: pasien mengatakan merasa
berhubungan aktivitas lemas, pusing dan aktivitasnya
dengan kelemahan H/ pasien mampu melakukan dibantu keluarga
(D.0056) makan minum dibantu sebagian O:
oleh keluarga  Kekuatan otot : 5 5
2. Memfasilitasi aktvitas fisik rutin 4 4
(mobilisasi)  ROM aktif aktif
H/ pasien mampu menggerakan aktif aktif
ekstremitas atas dan kaki meskipun  Parsial care (ADL dibantu
lemah keluarga)
3. Melibatkan keluarga dalam  Oedema tungkai kaki
aktivitas
H/ keluarga mampu dan kooperarif A: masalah belum teratasi
melakukan ADL sebagian (parsial P: lanjut intervensi
care). 1. Identifikasi defisit tingkat
4. Mengajarkan cara melakukan aktivitas
aktivitas yang dipilih (berdandan) 2. Fasilitasi aktivitas fisik
H/ pasien kooperatif rutin
3. Libatkan keluarga dalam
aktivitas
Rabu Bersihan jalan 1. Menghitung frekuensi napas S: Pasien mengatakan batuk
11/01/2023 napas tidak efektif 15.00 wit H/ RR: 22 x/mnt lendir, sesak napas berkurang,
berhubungan 19.00 wit 2. Inspeksi sputum lendir masih sulit dikeluarkan.
dengan sekresi H/ produksi sputum kental warna
yang tertahan kuning O: - RR: 22 x/mnt
(D.0001) 3. Auskultasi bunyi napas tambahan - SPO2: 98 %, terpasang O2
H/ masih terdengar ronchi 2 Lpm nasal kanul
4. Menganjurkan minum hangat 2000 - Produksi sputum kental
ml perhari warna kuning
H/ pasien mengatakan minum air - Ada ronchi
hangat 5-6 gelas perhari (1500 - Tampak retraksi intracostal
cc/hari) minimal
5. Mengajarkan teknik batuk efektif
H/ pasien kooperatif dan mampu A: masalah belum teratasi
melakukan batuk efektif P: lanjut intervensi
6. Melakukan hasil kolaborasi 1. Monitor pola napas
pemberian antibiotik (frekuensi)
H/ pemberian ceftriaxone 2x1 2. Monitor sputum
mg/IV dan metronidazole 3x500 3. Monitor bunyi napas
mg/IV tambahan
4. Anjurkan minum hangat
2000 ml perhari
5. Kolaborasi pemberian
antibiotic
Defisit nutrisi 13.00 wit 1. Mengobservasi ttv S: Pasien mengatakan kurang
berhubungan H/ TD:90/70 mmHg napsu makan, rasa mual.
dengan peningkatan N:85 x/m
kebutuhan R:22 x/m O:- Porsi makan yang dihabiskan
metabolisme S: 37 ºC 1/2 porsi
(D.0019) Spo2: 98%,dengan O2 2 lpm  BB: 40 kg
(NK) TB: 149 cm
BB:40 kg IMT: 18,01 kg/m2
TB:149 cm  Lab darah (elektrolit)
IMT:18,01 kg/m2 Na: 130 mmol/l
2. Memonitor mual muntah K: 2,8 mmol/L
H/ Pasien merasa mual dan masih Cl: 96 mmol/l
kurang napsu makan Albumin: 1,4 mg/dl
3. Memonitor asupan nutrisi
H/ Pasien mampu menghabiskan A: Masalah Defisit nutrisi
1/42porsi makan belum teratasi
4. Timbang berat badan
H/ BB: 40 kg P: lanjutkan intervensi
5. Menganjurkan makan dalam porsi 1) Observasi tanda-tanda vital
sedikit tapi sering 2) Monitor mual muntah
H/ Pasien mampu menghabiskan ½ 3) Monitor asupan nutrisi
porsi makan setiap kali makan 4) Timbang berat badan
6. Menganjurkan posisi duduk jika pasien
mampu 5) Berikan makanan dalam
H/ Pasien belum mampu untuk porsi sedikit tapi sering
duduk 6) Kolaborasi dalam
7. Melaksanakan hasil Kolaborasi
dalam pemberian obat pemberian obat
H/ Sucrafat 3x1 c,
Omeprazole 2x1 gr/IV
Intoleransi aktivitas 19.00 wit 1. Mengidentifikasi defisit tingkat S: pasien mengatakan masih
berhubungan aktivitas merasa lemas dan aktivitasnya
dengan kelemahan H/ pasien mampu melakukan dibantu keluarga.
(D.0056) makan minum dibantu sebagian O:
2. Memfasilitasi aktvitas fisik rutin  Kekuatan otot : 5 5
H/ pasien dapat melakukan 4 4
mobilsasi miring kiri-kanan  ROM aktif aktif
3. Melibatkan keluarga dalam aktif aktif
aktivitas  Parsial care (ADL dibantu
H/ pasien mengatakan merasa keluarga)
lemas, pusing dan aktivitasnya  Oedema tungkai kaki
dibantu keluarga. ADL pasien A: masalah belum teratasi
dibantu keluarga P: lanjut intervensi
1. Fasilitasi aktivitas fisik
rutin
2. Libatkan keluarga dalam
aktivitas
Kamis Bersihan jalan 1. Menghitung frekuensi napas S: - pasien mengatakan sesak
12/01/2023 napas tidak efektif 12.00 wit H/ RR: 20 x/mnt berkurang, masih batuk dan
berhubungan 2. Inspeksi sputum sputum masih kental bisa
dengan sekresi H/ batuk dan produksi sputum dikeluarkan
yang tertahan berkurang O: - RR: 20 x/mnt
(D.0001) 3. mengauskultasi bunyi napas - SPO2: 98%, terpasang
tambahan nasal kanul 2 Lpm
H/ masih terdengar ronchi - Ada ronchi
4. Menganjurkan minum hangat 2000 - Pola napas normopneu
ml perhari
H/ pasien minum air hangat 7 gelas A: masalah belum teratasi
perhari (1750 cc/hari) P: lanjut intervensi
5. Melakukan hasil kolaborasi 1. Monitor pola napas
pemberian antibiotik (frekuensi)
H/ pemberian ceftriaxone 2x1 2. Monitor sputum
mg/IV dan metronidazole 3x500 3. Monitor bunyi napas
mg/IV tambahan
4. Kolaborasi pemberian
antibiotic

Defisit nutrisi 12.00 wit 1. Mengobservasi ttv S: Pasien mengatakan napsu


berhubungan H/ TD:100/70 mmHg makan bertambah, mual
dengan peningkatan N:90 x/m berkurang
kebutuhan R:20 x/m
metabolisme S: 36.5 ºC O: Pasien tampak lemas
(D.0019) Spo2:98%, O2 2 lpm (NK)  Porsi makan habis
BB:40 kg  BB: 40 kg
TB:149 cm TB: 149 cm
IMT:18,01 kg/m2 IMT: 18,01 kg/m2
2. Memonitor mual  Lab darah (elektrolit)
H/ Pasien merasa mual berkurang Na: 130 mmol/l
3. Memonitor asupan nutrisi K: 2,8 mmol/L
H/pasien makan ¼ porsi Cl: 96 mmol/l
dihabiskan Albumin: 1,4 mg/dl
Timbang berat badan A: Masalah Defisit nutrisi
H/ BB: 40 kg belum teratasi
4. Menganjurkan makan dalam porsi
sedikit tapi sering P: lanjutkan intervensi
H/ porsi makan habis 1) Observasi tanda-tanda vital
5. Kolaborasi dalam pemberian obat 2) Monitor mual muntah
H/ Sucrafat 3x1 c, 3) Monitor asupan nutrisi
Omeprazole 2x1 gr/IV 4) Timbang berat badan
pasien
5) Kolaborasi dalam
pemberian obat

Intoleransi aktivitas 18.00 wit 1. Memfasilitasi aktvitas fisik rutin S: pasien mengatakan masih
berhubungan H/ pasien mampu duduk ditempat merasa lemas dan aktivitasnya
dengan kelemahan tidur dibantu sebagian dibantu keluarga
(D.0056) 2. Melibatkan keluarga dalam
aktivitas O:
H/ pasien mengatakan merasa  Kekuatan otot : 5 5
lemas dan aktivitasnya dibantu 5 5
sebagian oleh keluarga. ADL  ROM aktif aktif
pasien dibantu keluarga aktif aktif
 Parsial care (ADL
sebagian dibantu
keluarga)
 Oedema tungkai kaki
berkurang
A: masalah belum teratasi
P: lanjut intervensi
1. Fasilitasi aktivitas fisik
rutin
2. Libatkan keluarga dalam
aktivitas

Anda mungkin juga menyukai