Anda di halaman 1dari 9

KONTEMPORER PASCA TRADISI PENAMOU DENGAN KEJADIAN

PERNIKAHAN USIA DINI MASYARAKAT ASING SUKU NOAULU


DI DUSUN ROHUA DESA SEPA KABUPATEN MALUKU TENGAH
TAHUN 2014

Tema :

Pernikahan usia dini cenderung mengeksploitasi pendidikan anak

dan hak reproduksi seorang wanita

PROPOSAL

RISET PEMBINAAN TENAGA KESEHATAN

OLEH :

Denicell P.Tetelepta, M.Kes


Femi S.Tuhumena, M.Kes.
Norce Kainama, M.kes.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MASOHI
PENELITI

1. Utama

Nama : Denicell P Tetelepta Gelar Akademik : M.Kes


Pangkat : Peñata Muda Tk.I Golongan : III-b
Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal Lahir : 18 Desember 1970
2. Peneliti 1

Nama : Femi S. Tuhumena Gelar Akademik : M.Kes


Pangkat : Peñata Tingkat I Golongan : III-d
Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal Lahir : 25 November 1967
3. Peneliti 2

Nama : Norce Kainama Gelar Akademik : M.Kes


Pangkat : peñata muda Golongan : III-a
Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal Lahir : 07 Mei 1968

4. Konsultan

Nama : Leonora Mailoa Gelar Akademik : S.Pd.,M.Kes


Institusi : Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku
Jam kerja Per minggu Tanda tangan Tanggal

A. Judul Penelitian
Kontemporer Pasca Tradisi Penamou Dengan Kejadian Pernikahan Usia Dini
Masyarakat Asing Suku Noaulu di dusun Rohua Desa Sepa Kabupaten Maluku Tengah
tahun 2014
B. Ruang lingkup
Bidang kesehatan ibu dan anak

C. PERNYATAAN DAN PENGESAHAN KETUA JURUSAN INSTITUSI PENDIDIKAN

Nama institusi Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan


Kemenkes Maluku
Alamat Jl. Laksdya Leo Wattimena Negeri Lama – Ambon
Nama dan tanda tangan Ketua Ns. Zulfikar Peluw,S.Kep.,M.Kep
Jurusan

Pernyataan Ketua Jurusan Bersama ini kami nyatakan bahwa usulan penelitian
ini asli dan layak untuk diajukan dan kami
menjamin terlaksanakannya penelitian ini
Tanggal Pengesahan Tanggal Tanda.Tangan pimpinan

D. PERNYATAAN PENELITI

Dengan ini kami menyatakan a) sepakat untuk melakukan penelitian dengan judul
seperti tertera diatas, b). keaslian proposal penelitian ini dan bukan merupakan
plagiarism, c) bersedia menerima sanksi apabila tidak memenuhi ketentuan
Tanda Tangan Peneliti Utama Tanggal, 24 Februari 2014
Tanda Tangan Peneliti 1 Tanggal, 24 Februari 2014

Tanda Tangan Peneliti 2 Tanggal ,24 Februari 2014

E. ABSTRAK
Pernikahan dini merupakan fenomena social yang sering terjadi khususnya di Indonesia.
Fenomena pernikahan anak di bawah umur diibaratkan seperti fenomena gunung es,
sedikit di permukaan atau terekspos dan sangat marak di dasar atau di tengah
masyarakat luas. Secara umum pernikahan dini lebih sering terjadi pada anak
perempuan dibandingkan anak laki-laki, ,sekitar 5 % anak laki-laki menikah sebelum
mereka berusia 19 tahun. Selain itu didapatkan pula perempuan 3 kali lebih banyak
menikah dini dibandingkan laki-laki.,Banyak remaja menikah dini dan berhenti sekolah
saat mereka terikat pada lembaga pernikahan. Mereka seringkali tidak memahami dasar
reproduksi. Hal ini terjadi juga pada remaja masyarakat asing suku noaulu di dusun
rohua desa sepa Kabupaten Maluku Tengah yang sebagian besar kawin pada usia
muda memiliki bayi yang dilahirkan dengan BBLR dan berat badan bayi/balita dibawah
garis merah (BGM). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui factor-faktor yang
mempengaruhi pernikahan usia dini suku noaulu dusun rohua. Hasil penelitian ini
dharapkan dapat digunakan puskesmas Tamilouw dan Dinas kesehatan Kabupaten
Maluku Tengah untuk meningkatkan usia kawin dan hamil sampai mencapai masa
reproduksi sehat melalui penyuluhan pada remaja dan orang tua mengenai pentingnya
mencegah terjadinya pernikahan usia dini serta membantu memberikan pendidikan
kesehatan reproduksi kepada anak sesuai tahapan usianya. Sampel yang digunakan
adalah wanita yang menikah usia dini yang memiliki bayi dan balita, PUS sebagai
informan utama dan orang tua, tokoh adat/masyarakat dan bidan sebagai informan
triangulasi. Data dikumpulkan dan melalui observasi partisipatif, kuisioner dan
wawancara mendalam kemudian dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan.

F. LATAR BELAKANG
Kesehatan reproduksi merupakan kemampuan seorang wanita untuk memanfaatkan alat
reproduksi dan mengatur kesuburannya (fertilitas) dapat menjalani kehamilan dan
persalinan secara aman serta mendapatkan bayi tanpa resiko apapun atau well health
mother dan well born baby dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas
normal.Dalam survey yang dilakukan oleh WHO, menetapkan lima jenis ketentuan
sebagai kriteria klasifikasi wanita, yaitu , kesehatan, perkawinan, pendidikan, pekerjaan
dan persamaan.1 Rentang usia reprodukf yang paling aman dan sangat popular untuk
hamil dan melahirkan adalah pada usia 20 – 35 tahun.2
Keberhasilan reproduksi manusia adalah sumber dari salah satu masalah terbesar
manusia yaitu ledakan populasi yang menimbulkan kelebihan populasi dunia.Hal ini
akan menjadi ancaman bagi kesehatan manusia.3 Dalam perspektif demografi
Pernikahan bukan merupakan komponen yang langsung mempengaruhi pertambahan
penduduk tetapi mampu mempengaruhi tingkat fertilitas.
Salah satu penyebab meningkatnya angka kemiskinan terkait dengan perkawinan
adalah banyak ditemukan Usia Kawin Pertama (UKP) yang rendah. Berdasarkan data
BPS (2006) persentase ‘Perempuan yang pernah kawin dengan UKP kurang dari 16
tahun cukup tinggi yakni 11,23%. Keadaan ini terutama terjadi di kawasan pedesaan
(13,49%), dikawasan perkotaan (8,5%). Provinsi dengan fenomena “pernikahan usia dini
terbesar adalah Propinsi Jawa Barat (18,54%), Lampung(14,78%) dan Banten (13,63%).
Salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
(AKB) di Indonesia adalah disebabkan oleh karena UKP yang rendah,padahal baik AKI
maupun AKB merupakan salah satu target dan tujuan ke-4 dan ke-5 pembangunan
milineum (MDGs) 4
Berdasarkan Survei Data Kependudukan Indonesia (SDKI) 2007, di beberapa daerah
didapatkan bahwa sepertiga dari jumlah pernikahan terdata dilakukan oleh pasangan
usia di bawah 16 tahun. Jumlah kasus pernikahan dini di Indonesia mencapai 50 juta
penduduk dengan rata-rata usia perkawinan 19,1 tahun. Di jawa Timur,Kalimantan
selatan, jambi dan jawa barat, angka kejadian pernikahan dini berturut-turut 39,4%,
35,5%, 30,6% dan 36 %. Bahkan di sejumlah pedesaan, pernikahan seringkali dilakukan
segera setelah anak perempuan mendapat haid pertama.
Kehamilan pada usia kurang dari 17 tahun meningkatkan risiko komplikasi medis, baik
pada ibu maupun pada anak. Kehamilan di usia yang sangat muda ini ternyata
berkorelasi dengan angka kematian dan kesakitan ibu. Anak perempuan berusia 10-14
tahun berisiko lima kali lipat meninggal saat hamil maupun bersalin dibandingkan
kelompok usia 20-24 tahun, sementara risiko ini meningkat dua kali lipat pada kelompok
usia 15-19 tahun. Semakin muda usia menikah, maka semakin rendah tingkat
pendidikan yang dicapai oleh sang anak. Pernikahan anak seringkali menyebabkan anak
tidak lagi bersekolah, karena kini ia mempunyai tanggungjawab baru, yaitu sebagai istri
dan calon ibu, atau kepala keluarga dan calon ayah, yang diharapkan berperan lebih
banyak mengurus rumah tangga maupun menjadi tulang punggung keluarga dan
keharusan mencari nafkah. Pola lainnya yaitu karena biaya pendidikan yang tak
terjangkau, anak berhenti sekolah dan kemudian dinikahkan untuk mengalihkan beban
tanggungjawab orangtua menghidupi anak tersebut kepada pasangannya.5
Saat anak yang masih bertumbuh mengalami proses kehamilan, terjadi persaingan
nutrisi dengan janin yang dikandungnya, sehingga berat badan ibu hamil seringkali sulit
naik, dapat disertai dengan anemia karena defisiensi nutrisi, serta berisiko melahirkan
bayi dengan berat lahir rendah. Didapatkan bahwa sekitar 14% bayi yang lahir dari ibu
berusia remaja di bawah 17 tahun adalah prematur. Anatomi panggul yang masih dalam
pertumbuhan berisiko untuk terjadinya persalinan lama sehingga meningkatkan angka
kematian bayi dan kematian neonatus.5 Menurut U.S. Departemen of Health and human
services, 1991, dalam Reeder S.J. Tingginya proporsi bayi berat badan lahir rendah
sangat berperan terhadap lambatnya penurunan mortalitas bayi secara nasional.2
Selain itu, anatomi tubuh anak belum siap untuk proses mengandung maupun
melahirkan sehingga dapat terjadi komplikasi berupa obstructed labour serta obstetric
fistula.pernikahan usia muda juga merupakan factor risiko untuk terjadinya karsinoma
serviks.5
Suku Naulu yang hidup di Petuanan Negeri sepa, merupakan salah satu suku terasing di
Pulau Seram, tepatnya di Dusun Bonara dan Rohua, yang berjarak 35 km2 dari Pusat
kota Kecamatan.Tradisi suku ini sama dengan tradisi suku wuaulu di Kecamatan Seram
Utara.Tradisi Penamou dan pataheri juga menjadi tradisi suku Naulu.
Tradisi Pataheri, yaitu upacara adat bagi pria yang sudah dewasa, dimana pria tersebut
harus mengenakan cidaku (celana pendek) dan ikat kepala, tetapi ikat kepala suku ini
berwarna merah/berang. Upacara adat ini berlangsung selama 1 bulan, sedangkan pria
dewasa tadi harus mengenakan cidaku dan berang selama lima hari, serta tidak
diperbolehkan menggunakan pedang/parang untuk kebutuhan apapun. Tradisi
Penamou, yaitu bagi wanita yang datang bulan/haid, pertanda telah memasuki usia
dewasa sehingga harus dikarantinakan dan tidak berkomunikasi dengan lingkungannya.
Baik pria maupun wanita yang telah mengikuti tradisi ini dianggap bisa mengurus diri
sendiri termasuk mengurus anak. (http://indoculture.wordpress.com/2011/11/22/suku-
noaulu-di-maluku-tengah)
Berdasarkan studi pendahuluan di dusun rohua pada awal bulan oktober 2013 terlihat
banyak wanita-wanita muda yang telah memiliki anak dan hasil observasi baik ibu
maupun anak kelihatan tidak terurus dengan baik bahkan bayi/balita tampak tidak sehat.
Hal ini didukung dengan informasi bidan setempat bahwa rata-rata usia kawin antara 13
– 20 tahun bahkan ada yang 9 tahun lagi sudah punya anak. Hasil wawancara dengan
10 wanita usia subur yang telah kawin ditemukan bahwa setelah dilakukan tradisi
penamou, mereka merasakan sudah termasuk dewasa sehingga bisa berteman lebih
dekat dengan pria dewasa yang memungkinkan untuk kawin dan punya anak.
Saat ini pasangan usia subur di dusun rohua yang memiliki bayi/balita sebanyak 114
PUS, sebagian besar wanita yang menikah usia dini kurang lebih 80 orang (70%),
sementara dari 63 bayi terdapat 12 bayi BGM (bawah garis merah ) diantaranya terdapat
4 bayi yang lahir dengan BBLR, sedangkan jumlah balita sebanyak 122 diantaranya 6
Balita dengan BGM.Selain itu diantara wanita didapatkan pernah melahirkan dengan
solutio placenta dan dirujuk ke RSUD oleh bidan setempat, ada juga wanita yang sering
hamil namun bayinya meninggal terus akibat preeklamsia.Menjadi orang tua di usia dini
disertai ketrampilan yang kurang untuk mengasuh anak sebagaimana yang dimilliki oleh
orang dewasa dapat menempatkan anak yang dilahirkan beresiko mengalami
perlakukan yang salah atau penelantaran.

G. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ;
1. Bagaimana kejadian pernikahan usia dini masyarakat asing suku Noaulu pasca tradisi
Penamou di dusun Rohua Desa Sepa Kabupaten Maluku Tengah tahun 2014
2. Faktor – factor apa saja yang menyebabkan kejadian pernikahan usia dini masyarakat
asing suku Noaulu di dusun Rohua Desa Sepa Kabupaten Maluku Tengah tahun
2014.

H. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum : Untuk mendeskripsikan faktor – factor yang menyebabkan kejadian
pernikahan usia dini pasca tradisi penamou masyarakat asing suku Noaulu di dusun
Rohua Desa Sepa Kabupaten Maluku Tengah tahun 2014.
Tujuan Khusus :
1. Mendeskripsikan karakteristik informan di dusun Rohua Desa Sepa Kabupaten
Maluku Tengah
2. Mendeskripsikan factor Tradisi (adat-istiadat ) dengan kejadian pernikahan usia dini
masyarakat asing suku Noaulu di dusun Rohua Desa Sepa Kabupaten Maluku
Tengah
3. Mendeskripsikan factor ekonomi dengan kejadian pernikahan usia dini masyarakat
asing suku Noaulu di dusun Rohua Desa Sepa Kabupaten Maluku Tengah
4. Mendeskripsikan factor Pendidikan dengan kejadian pernikahan usia dini
masyarakat asing suku Noaulu di dusun Rohua Desa Sepa Kabupaten Maluku
Tengah
5. Mendeskripsikan factor hasrat pribadi dengan kejadian pernikahan usia dini
masyarakat asing suku Noaulu di dusun Rohua Desa Sepa Kabupaten Maluku
Tengah

I. DESAIN DAN METODE PENELITIAN

1. Jenis penelitian adalah menggunakan rancangan kualitatif yang disajikan secara


deskriptif eksploratif dengan jenis penelitian studi kasus melalui observasi dan
wawancara mendalam ( indepth interview )
2. Variabel penelitian :
FAKTOR YANG
INPUT
Tradisi PROSES OUTPUT
ADA DI
penamou MASYARAKAT : Kejadian
masyarakat Pernikahan
asing suku  Adat istiadat usia dini di
noaulu  Ekonomi dusun rohua
 Pendidikan
Desa Sepa
 Hasrat pribadi
3. Lokasi penelitian : Dusun Rohua Desa Sepa Kabupaten Maluku Tengah
4. Waktu penelitian : 5 minggu (Maret – April 2014 )
5. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia subur yang menikah dan memilki
bayi/balita dan teknik pengambilan sampel Tehnik sampling yang digunakan yaitu
purposive sampling dengan kriteria inklusi : ibu yang menikah dan memiliki bayi/balita
dengan usia ibu 13 – 19 tahun, dan bersedia mengikuti penelitian, dan kriteria
eksklusi ibu menikah usia muda pada saat penelitian menderita penyakit atau hal lain
yang tidak dapat menjadi sampel, Studi kualitatif melibatkan serta responden
informan utama yang ibu menikah dengan usia 13 -19 tahun triangulasi yaitu orang
tua, tokoh masyarakat/ tokoh adat dan bidan desa
6. Cara Pengumpulan data : data dikumpulkan menggunakan metode Observasi
partisipatif, wawancara mendalam (indepth interviuw), studi dokumentasi, mengamati
dan mendeskripsikan factor yang menyebabkan kejadian pernikahan usia dini pasca
tradisi penamou. Hasil wawancara direkam dengan tape recorder. Kemudian disalin
dalam bentuk transkrip wawancara mendalam untuk masing-masing informan baik
informan utama maupun informan triangulasi
7. Pengolahan dan analisa data : pada penelitian ini menggunakan metode content
analysis (analisis isi) yaitu pengumpulan data, reduksi data, verifikasi kemudian
disajikan dalam bentuk deskrptif dengan mengikuti pola berpikir induktif yakni
pengujian data yang bertolak dari data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan
penarikan kesimpulan.

J. DAFTAR RUJUKAN

1. Manuaba IAC, dkk, Memahami Kesehatan reproduksi wanita, editor monika ester,
edisi 2, EGC, Jakarta, 2009
2. Reeder Sharon.J., Marthin Leonide L, Griffin- Koniak D, Keperawatan maternitas,
kesehatan wanita, bayi dan keluarga ; alih bahasa Afiyanti Y, Rahmawati I.M,
Djuwitahningsih S, editor mardella Eka A.(ed.al), edisi 18, vol.1, EGC,Jakarta, 2011
3. Cunningham,F.G., McDonald,P.C,Gant,N.F. Obstetri williams, alih bahasa, Suyono.J
& Hartono A, Editor Renardy.D.H, edisi 18, Cetakan I, EGC, Jakarta,2009 ,
4. Syafii Achmad & Indrayani euis, Forum kita, Gamari, Edisi 134 tahun XII.Desember
2012)
5. Fadlayana Edy, Larasaty Shinta, Pernikahan usia dini dan permasalahhannya, Sari
Pediatry. Volume 11,No.2 agustus, 2009
6. http://indoculture.wordpress.com/2011/11/22/suku-noaulu-di-maluku-tengah/ diunduh
tanggal 22 oktober 2013
7. Maleong.L.J. Metodologi Penelitian kualitatif . Bandung : PT Remaja Rosda karya ,
2007.
8. Hardiansyah H, Metodologi penelitian kualitatif, untuk ilmu-ilmu sosial, Salemba,
Humanika, Jakarta, 2010
9. S, Notoadmodjo.Metode Penelitian Kesehatan Teori dan Aplikasi. 3th.ed. Jakarta :
Rineka cipta, 2005.
10. Bungin, B.Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Fislosofis dan Metodologis
Kearah Penguasaan Model Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada,Jakarta , 2003.
11. Soekanto,S, Sosiaologi suatu pengantar, edisi baru 4, cetakan 33, Pt Raja Grafindo
Persada, Jakarta 2002
12. Olllenburger,C.J dan Moore,H,A, Sosiologi wanita (a Sosiologi of Women )
Penerjemah Budi Suhcahyono dan yan sumaryana, Cetakan ke 2, PT Rineka Cipta,
Jakarta 2002

K. RENCANA ANGGARAN

No KEGIATAN SATUAN ALOKASI


.
1 Penjajakan lokasi :
- Transportasi Masohi - Rohua desa Rp. 300.000 Rp. 900.000
sepa PP
- Akomodasi 3 org x 2 hari Rp. 150.000 Rp 450.000

Gaji /Upah:
a. 3 orang peneliti Rp. 1.500.000 Rp. 4.500.000
b. 3 orang teknisi Rp. 1.000.000 Rp. 3.000.000
3 Bahan dan persiapan :
Alat perekam, tape recorder dan kamera Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
4. Pelaksanaan
a. Lokasi Rp. 500.000 Rp. 500.000
b. Transport peneliti Masohi – Rohua Rp. 1.000.000 Rp. 3.000.000
3 orang
c. Transportasi local 3 orang peneliti Rp. 300.000 Rp. 900.000
d. Transportasi lokal 3 teknisi Rp. 700.000 Rp. 2.100.000
e. Akomodasi Peneliti 3 orgx ( 5 hari) Rp. 500.000 Rp. 1.500.000
f. Cendera mata untuk 10 responden Rp. 50.000 Rp. 500.000
g. Lain-lain + biaya publikasi + ATK
- Kertas 2 rim Rp. 45.000 Rp. 90.000
- Tinta 3 dos Rp. 50.000 Rp. 150.000
- Cuci cetak Rp. 70.000 Rp. 70.000
5. Pembinaan konsultasi Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000
6 Transportasi konsultasi 3 x Rp. 300.000 Rp. 900.000
7. Akomodasi konsultasi 2 x Rp. 250.000 Rp. 500.000
Total Rp.23.060.000.-

Terbilang : Dua puluh tiga juta enam puluh ribu rupiah


Lampiran

KONTEMPORER PASCA TRADISI PINAMOU DENGAN KEJADIAN


PERNIKAHAN USIA DINI MASYARAKAT ASING SUKU NUAULU
DI DUSUN ROHUA DESA SEPA KABUPATEN MALUKU TENGAH
TAHUN 2014

A. Karakteristik Responden
1. Nomor Responden : ……………………
2. Nama ( Inisial ) : ……………………
3. Alamat Responden : ……………………..
4. Umur Responden : ……………………..
5. Pendidikan :: 􀀀 Tidak sekolah 􀀀 SD 􀀀 SMP 􀀀 SMU 􀀀 D3/PT

Pertanyaan ditujukan kepada ibu yang menikah di usia dini

1. Bagaimana tanggapan saudara tentang tradisi penamou yang sudah saudara jalani ?
2. Apa yang saudara rasakan setelah pelaksanaan tradisi tersebut ?
3. Bagaimana tanggapan saudara tentang menikah di usia dini ?
4. Menurut saudara, mengapa pernikahan usia dini banyak terjadi dikalangan remaja
putri terutama dilingkungan suku noaulu ini ?
5. Menurut saudara, menikah usia dini karena diharuskan adat istiadat setempat
6. Bagaimana pendapat saudara tentang tujuan menikah dini yang saudara jalani
sekarang ? apakah merupakan suatu kebutuhan pribadi dan keinginan sendiri tanpa
ada paksaan dari siapapun ? dijodohkan/dipaksakan orang tua, untuk meningkatkan
taraf kehidupan social baik individu maupun keluarga ? ataukah ada unsur lain
7. Berapa usia saudara pada saat menikah ? bagaimana perasaan saudara saat itu ?
8. Apakah saat menikah saudara sedang menjalani pendidikan ?
9. Menurut saudara, bagaimana akibat yang saudara rasakan dari menikah di usia
dini ? ,
10. Bagaimana kondisi anak-anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan baik
kesehatan maupun pendidikannya ?

Pertanyaan pada orang tua yang menikahkan putra-putri pada usia dini
1. Bagaimana pendapat saudara tentang menikah di usia dini ?i
2. Bagaimana pendapat saudara tentang wanita – wanita yang telah menjalani tradisi
penamou menikah di usia dini ?
3. Apa yang menyebabkan anak saudara menikah di usia dini ?
4. Apa yang menyebabkan anda merelakan/menganjurkan putra/putri anda untuk
menikah usia dini ? apakah adat istiadat setempat yang mengharuskan anak
menikah setelah menjalani tradisi penamou ?keinginan anaknya sendiri, factor
ekonomi, atau ada unsur lain ?
5. Menurut saudara, bagaimana kemampuan anak saudara yang menikah di usia dini
dalam mengurus keluarganya terutama anak-anak baik dari segi gizi maupun
pertumbuhan dan perkembangan anak ?
6. Menurut saudara, apakah anak saudara yang menikah usia dini terpelihara hidupnya
secara fisik dan mental serta terkait dengan perekonomian dan masa depan
keluarganya ?

Pertanyaan ditujukan kepada kepala dusun/adat

1. Bagaimana tanggapan saudara tentang pernikahan usia dini ?


2. Menurut saudara, mengapa pernikahan usia dini banyak terjadi dikalangan remaja
terutama di lingkungan suku noaulu ini ?
3. Apakah pernikahan dini ini merupakan salah satu bagian dari adat yang
mengharuskan setiap wanita untuk menikah setelah menjalani upacara adat
penamou ?
4. Menurut saudara, Seberapa banyak kuantitas pasangan suami istri yang menikah di
usia dini ?
5. Bagaimana taraf kehidupan masyarakat setempat terkait dengan pendidikan, mata
pencaharian dan ekonomi keluarga setelah menikah di usia dini?
6. Menurut pendapat anda apakah pernikahan di usia dini itu harus di cegah atau
dibiarkan saja karena itu merupakan hak seseorang ?
7. Bagaimanakah dampak yang muncul akibat dari pernikahan usia dini ?
8. Bagaimana sikap kepala dusun/adat setempat untuk mengatasi dampak tersebut
dan meminimalisir peningkatan pernikahan usia dini di dusun ini ?

Pertanyaan ditujukan kepada bidan desa :

1. Bagaimana kejadian pernikahan usia dini yang ada di dusun ini ?


2. Menurut saudara, bagaimana dampak yang terjadi akibat pernikahan usia dini ini
baik bagi ibu maupun anak-anak ?
3. Menurut pendapat anda apakah pernikahan di usia dini itu harus di cegah atau
dibiarkan saja karena itu merupakan hak seseorang ?
4. Bagaimana upaya pihak kesehatan terutama puskesmas setempat dalam menyikapi
fenomena ini ?
5. Bagaimana sikap petugas dalam menghadapi kendala dan hambatan dalam upaya
peningkatan kesehatan masyarakat terutama kesehatan reproduksi wanita ?

Anda mungkin juga menyukai