Anda di halaman 1dari 17

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN SENDRATASIK TERHADAP

PEMBELAJARAN DARING MATA KULIAH TARI PADA MASA


PANDEMI COVID-19

OLEH :
ANNISA LEVIANI (176711124)
DARA RUSMIDA (176710116)
IRMA DAYANTI (176710040)
ISNAINI NURILAHI (176710026)
MAISARAH (176710665)
RIZKI NADI PRATAMA (176710493)
VIVI MAYARTI (176710092)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI DRAMA TARI DAN MUSIK


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur ke hadirat Allah swt, karena telah


melimpahkan rahmat serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
paper yang berjudul “PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN
SENDRATASIK TERHADAP PEMBELAJARAN DARING MATA KULIAH
TARI PADA MASA PANDEMI COVID-19.”
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dosen pembimbing yang
telah membantu dan memberikan berbagai saran dalam menyelesaikan paper.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun paper ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya paper ini. Penulis berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan paper ini.

Pekanbaru, 04 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................3

BAB II KAJIAN TEORI.............................................................................5


2.1 Konsep Persepsi.......................................................................................5
2.2 Konsep Pembelajaran Daring..................................................................6

BAB III PEMBAHASAN............................................................................9

BAB IV PENUTUP......................................................................................13
4.1 Kesimpulan..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Program studi Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik)
adalah salah satu jurusan yang responsif dan berkepentingan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pendidikan seni merupakan
bagian dari kebudayaan dan menjadi sarana yang paling tepat dalam memelihara
dan mengembangkan kebudayaan. Pendidikan seni dapat membantu
perkembangan dan bertujuan untuk membentuk kepribadian dan karakter
masyarakat nilai-nilai pendidikan. Nilai-nilai pendidikan bagi masyarakat
mempunyai fungsi mengatur hubungan sosial, meningkatkan moral, dan berkaitan
tentang agama dan adat budaya serta tradisi. Salah satu mata kuliah yang terdapat
di jurusan sendratasik adalah seni tari. Pembelajaran tari memiliki peranan dalam
pembentukan pribadi atau mental yang selaras. Tari memfokuskan pada
kebutuhan perkembangan emosional dan kecerdasan sosial. Kecerdasan
emosional dicapai dengan cara mengaktualisasikan diri melalui gerak untuk itu
dibutuhkan apresiasi seni yang baik dan kompetensi dalam mengekspresikannnya.
Sedangakan kecerdasan social dapat dicapai dengan membina kerjasama baik
dengan pelatih atau antar penari, ceria dan percaya diri.
Namun saat ini di Indonesia sedang mengalami wabah virus corona. Virus
Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Dengan adanya wabah virus
corona ini, semua kegiatan pembelajaran diliburkan sehingga semua siswa
diharuskan untuk belajar dirumah sesuai dengan surat edaran yang dikeluarkan
pemerintah pada 18 Maret 2020 segala kegiatan di dalam dan di luar ruangan di
semua sektor sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran virus corona
terutama pada bidang pendidikan. Menteri Nadiem Anwar Makarim menerbitkan
Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 pada Satuan Pendidikan dan Nomor
36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat
Coronavirus Disease (COVID-19) maka kegiatan belajar dilakukan secara daring
(online) dalam rangka pencegahan penyebaran coronavirus disease (COVID-19).
1
Pembelajaran daring adalah pembelajaran dalam jaringan yang dilakukan
tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia.
Pembelajaran daring saat ini merupakan solusi dalam masa pandemi ini, namun
pembelajaran daring tidak semudah yang dibayangkan. Terdapat kendala yang
dialami oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa jurusan Pendidikan Sendatasik.
Terutama dalam mata kuliah tari karena pada dasarnya didominasi oleh aspek
psikomotorik (keterampilan fisik). Di dalam praktikumnya mahasiswa terbatas
oleh ruang gerak dikarenakan tempat yang kurang mendukung, selain itu daya
serap mahasisiswa dalam mempelajari materi tidak semudah dengan apa yang
dilihat. Seperti yang terjadi pada mahasiswa di sendratasik yang membutuhkan
waktu untuk beradaptasi dalam menghadapi perubahan baru yang secara tidak
langsung akan mempengaruhi daya serap belajar baik dalam teori maupun
praktikumnya, terdapat gangguan konsentrasi pada saat proses pembelajaran
berlangsung, tidak mendukungnya koneksi internet yang terkadang mengalami
gangguan sehingga menghambat dalam penyampaian materi belajar. Selain itu
kemampuan teknologi dan ekonomi setiap peserta didik berbeda-beda sehingga
tidak semua siswa menunjang dalam kegiatan belajar secara daring.
Dalam hal itu, menimbulkan adanya persepsi mahasiswa terhadap
pembelajaran daring khususnya mata kuliah seni tari, mahasiswa diharapkan
mampu mengembangkan dan mengontrol diri sendiri dalam hal-hal positif,
mampu bekerja sama dalam lingkungan, menyukai aktivitas seni tari, serta dapat
kreatif, inovatif, dan terampil. Selain itu juga dalam pelaksanaan pembelajaran
mahasiswa dituntut untuk aktif dan bisa melakukan gerak-gerak tari. Persepsi
merupakan kecakapan untuk melihat, memahami, kemudian menafsirkan suatu
stimulus sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan menghasilkan penafsiran.
Persepsi dari mahasiswa mencerminkan sikap atau perilaku yang mereka lakukan
setelah mengikuti proses pembelajaran daring mata kuliah seni tari. Sikap dan
perilaku mereka berasal dari pengamatan selama mengikuti proses pembelajaran
daring. Hasil pengamatan tersebut akan memunculkan sebuah persepsi dimana
persepsi tersebut bisa ke arah positif atau ke arah negatif tergantung dari
pengamatan setiap individunya. Saat pembelajaran daring berlangsung beberapa
2
mahasiswa beranggapan bahwa pembelajaran daring tidak menyenangkan dan
sangat membosankan karena hanya mendengarkan dan melihat gerakan melalui
video atau gerakan langsung dari dosen. Anggapan tersebut berbeda dari yang
diharapkan oleh dosen yang mengupayakan pembelajaran menjadi semenarik
mungkin agar mahasiswa merasa senang, nyaman dan tidak merasa terbebani
untuk mengikuti pembelajaran daring.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk mengetahui
persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring dalam mata kuliah seni tari di
jurusan Pendidikan Sendratasik Universitas Islam Riau pada pandemi covid-19
tahun 2020.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah :
1. Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring dalam mata
kuliah seni tari di jurusan Pendidikan Sendratasik Universitas Islam Riau pada
pandemi covid-19 ?

1.3 Tujuan Penulisan


Secara umum penulisan paper ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan
memecahkan masalah, secara khusus tujuan penulisan paper ini adalah :
1. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring dalam
mata kuliah seni tari di jurusan Pendidikan Sendratasik Universitas Islam Riau
pada pandemi covid-19.

1.4 Manfaat Penulisan


Sejalan dengan tujuan penulisan maka manfaat yang diharapkan dari
penulisan paper ini adalah :
1. Secara teoretis, hasil penulisan ini dapat menambah dan memperluas wawasan
pengetahuan bagi pembelajaan daring, khususnya persepsi mahasiswa
3
terhadap pembelajaran daring mata kuliah seni tari. Hal ini penting untuk
dijadikan bahan acuan penulisan pembelajaran daring lainnya.
2. Secara praktis hasil penelitian dapat dijadikan salah satu kegiatan untuk
evaluasi terhadap pembelajaran daring yamg di laksanakan.

4
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Konsep Persepsi
Persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin
“perceptio”, dari “perciper” yang artinya menerima atau mengambil (Sobur,
2003: 445). Menurut istilah, para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda-
beda mengenai persepsi. Leavitt dalam Sobur (2003: 445) mendefinisikan
persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat
sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu
bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Menurut Desiderato
dalam Rahmat (2007: 51), persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa
atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Jadi persepsi adalah memberikan makna stimuli inderawi.
Yusuf (1991: 108) menyebut persepsi sebagai pemaknaan hasil pengamatan.
Pareek dalam Sobur (2003: 446) memberikan definisi lebih luas terhadap
persepsi, yaitu proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan,
menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indra atau data.
Menurut Walgito (2010: 99), persepsi merupakan suatu proses yang
didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus
oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses
itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses
selanjutnya merupakan proses persepsi. Oleh karenanya proses persepsi tidak bisa
lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses
pendahulu dari proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat,
pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata
sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat
pembauan, lidah sebagai alat pengecapan, dan kulit pada telapak tangan sebagai
alat perabaan, kesemuanya itu merupakan alat indera yang digunakan untuk
menerima stimulus dari luar individu. Stimulus yang diindera itu kemudian
diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti
tentang apa yang diindera itu, dan proses ini disebut persepsi.
5
Dari berbagai pengertian persepsi di atas, dapat disimpulkan bahwa
persepsi adalah cara individu dalam memandang, mengartikan, memaknai,
menyimpukan dan memberikan reaksi kepada suatu objek yang diperoleh melalui
proses penginderaan, pengorganisasian, dan penginterpretasian objek.
Menurut Sobur (2003: 452), ada dua faktor yang mempengaruhi persepsi,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari kebutuhan
psikologis individu, latar belakang, pengalaman masa lalu, kepribadian, sikap dan
kepercayaan umum, serta penerimaan diri, sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi persepsi adalah intensitas rangsangan, ukuran, kekontrasan
rangsangan, gerakan, ulangan, keakraban, serta sesuatu yang baru.

2.2 Konsep Pembelajaran Daring


Perkembangan teknologi informasi memiliki pengaruh besar terhadap
perubahan dalam setiap bidang. Salah satunya ialah perubahan pada bidang
pendidikan. Teknologi dapat dimanfaatkan dalam kegiatan proses belajar
mengajar, yang dapat dikatakan merupakan pergantian dari cara konvensional
menjadi ke modern. (Gheytasi, Azizifar & Gowhary (dalam Khusniyah dan
Hakim, 2019:21) menyebutkan bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa
dengan adanya teknologi memberikan banyak pengaruh positif terhadap
pembelajaran. Internet telah dipadukan menjadi sebuah alat yang digunakan untuk
melengkapi aktivitas pembelajaran (Martins,2015). Pembelajaran daring
merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatap muka
langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar
mengajar yang dilakukan meskipun jarak jauh. Tujuan dari adanya pembelajaran
daring ialah memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan yang
bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih
banyak dan lebih luas (Sofyana & Abdul, 2019:82).
Ada beberapa aplikasi juga dapat membantu kegiatan belajar mengajar,
misalnya whatsapp, zoom, web blog, edmodo dan lain-lain. Pemerintah juga
mengambil peran dalam menangani ketimpangan kegiatan belajar selama pandemi
covid 19 ini. Melansir laman resmi Kemendikbud RI, ada 12 platform atau
6
aplikasi yang bisa diakses pelajar untuk belajar di rumah yaitu (1) Rumah belajar;
(2) Meja kita; (3) Icando; (4) Indonesiax; (5) Google for education; (6) Kelas
pintar; (7) Microsoft office 365; (8) Quipper school (9) Ruang guru; (10)
Sekolahmu; (11) Zenius; (12) Cisco webex.
Tantangan dari adanya pembelajaran daring salah satunya adalah keahlian
dalam penggunaan teknologi dari pihak pendidik maupun peserta didik. Dabbagh
(dalam Hasanah, dkk., 2020:3). menyebutkan bahwa ciri-ciri peserta didik dalam
aktivitas belajar daring atau secara online yaitu :
1. Semangat belajar: semangat pelajar pada saat proses pembelajaran kuat
atau tinggi guna pembelajaran mandiri. Ketika pembelajaran daring
kriteria ketuntasan pemahaman materi dalam pembelaran ditentukan oleh
pelajar itu sendiri. Pengetahuan akan ditemukan sendiri serta mahasiswa
harus mandiri. Sehingga kemandirian belajar tiap mahasiswa menjadikan
pebedaan keberhasilan belajar yang berbeda-beda.
2. Literacy terhadap teknologi : selain kemandirian terhadap kegiatan belajar,
tingkat pemahaman pelajar terhadap pemakaian teknologi. Ketika
pembelajaran online/daring merupakan salah satu keberhasilan dari
dilakukannya pembelajaran daring. Sebelum pembelajaran daring/online
mahasiswa harus melakukan penguasaan terhadap teknolologi yang akan
digunakan. Alat yang biasa digunakan sebagai sarana pembelajaran online/
daring ialah komputer, smartphone, maupun laptop. Perkembangan
teknologi di era 4.0 ini menciptakan bayak aplikasi atau fitur–fitur yang
digunakan sebagai sarana pembelajaran daring/online.
3. Kemampuan berkomunikasi interpersonal : Dalam ciri-ciri ini pelajar
harus menguasai kemampuan berkomunikasi dan kemampuan
interpersonal sebagai salah satu syarat untuk keberhasilan dalam
pembelajaran daring. Kemampuan interpersonal dibutuhkan guna menjalin
hubungan serta interaksi antar mahasiswa lainnya. Sebagai makhluk sosial
tetap membutuhkan interaksi dengan orang lain meskipun pembelajaran
online dilaksanakan secara mandiri. Maka dari itu kemampuan

7
interpersonal dan kemampuan dalam komunikasi harus tetap dilatih dalam
kehidupan bermasyarakat.
4. Berkolaborasi : memahami dan memakai pembelajaran interaksi dan
kolaborasi. Mahasiswa harus mampu berinteraksi antar mahasiswa lainnya
ataupun dengan dosen pada sebuah forum yang telah disediakan, karena
dalam pembelajaran daring yang melaksanakan adalah mahasiswa itu
sendiri. Interaksi tersebut diperlukan terutama ketika mahasiswa
mengalami kesulitan dalam memahami materi. Mahasiswa juga akan
dilatih supaya mampu berkolaborasi baik dengan lingkungan sekitar atau
dengan bermacam sistem yang mendukung pembelajaran daring.
5. Keterampilan untuk belajar mandiri: salah satu karakteristik pembelajaran
daring adalah kemampuan dalam belajar mandiri. Belajar yang dilakukan
secara mandiri sangat diperlukan dalam pembelajaran daring. Karena
ketika proses pembelajaran, mahasiswa akan mencari, menemukan sampai
dengan menyimpulkan sendiri yang telah ia pelajari. Ketika belajar secara
mandiri, dibutuhkan motivasi sebagai penunjang keberhasilan proses
pembelajaran secara daring.

8
BAB III
PEMBAHASAN
Pembelajaran daring menjadi alternatif perguruan tinggi untuk keluar dari
krisis pandemi COVID19 yang berkepanjangan. Penggunaan virtual learning
dalam proses pembelajaran jarak jauh diyakini memberikan kemudahan belajar,
menjadikan sarana untuk dapat berkomunikasi secara langsung via dunia maya,
dan menghindari kontak fisik agar mencegah penularan COVID-19. Interaksi
langsung antara dosen dan mahasiswa, yang dapat merangsang pikiran, perasaan
dan kemauan peserta didik. Melalui interaksi langsung, dosen mampu
mewujudkan suasana belajar dan proses belajar pembelajaran sesuai dengan
karakter dan kebutuhan mahasiswa serta pencapaian tujuan pendidikan. Demi
mengurangi persebaran virus COVID-19, pemerintah telah membuat kebijakan
yakni physical distancing yang diantaranya berupa kebijakan khusus para peserta
didik dimulai dari TK, SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi belajar dari
rumah. Pendidik/guru, dosen, siswa, mahasiswa serta orang tua, berinteraksi
melalui teknologi. Mendikbud dengan tegas menyatakan bahwa ruang aktivitas
belajar dipindahkan dari sekolah ke rumah sehingga proses pembelajaran tetap
berjalan seperti biasa. Salah satu cara dalam pembelajaran jarak jauh yang
dilakukan adalah dengan menerapkan pembelajaran daring atau online.
Pemanfaatan tekhnologi di era globalisasi dapat dimaksimalkan dalam situasi
seperti ini. Beberapa hal yang menjadi kendala dalam penerapan pembelajaran
online diantaranya kuota internet yang terbatas dan masih belum familiarnya
tenaga pendidik beserta peserta didik dalam mengaplikasikannya.
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran “dalam jaringan” sebagai
terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam jaringan
komputer pembelajaran daring (online) sebagai strategi pembelajaran yang
menyenangkan bagi pembelajar (mahasiswa) karena dapat menyimaknya dengan
melalui smartphone, laptop, maupun komputer bukan hanya sekedar menyimak
buku. Pembelajaran daring memiliki beberapa manfaat, di antaranya dapat (1)
meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara mahasiswa dengan dosen, (2)
memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dimana dan kapan saja, (3)
9
menjangkau mahasiswa dalam cakupan yang luas, dan (4) mempermudah
penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran. Aktivitas belajar
mahasiswa dengan pembelajaran daring (online) dapat membuat mahasiswa tidak
merasa bosan, semakin tertarik, dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, (5)
Kebermaknaan belajar, kemudahan mengakses, dan peningkatan hasil belajar.
Penerapan pembelajaran daring menimbulkan persepsi yang berbeda dari
masing-masing individu. Beragam persepsi muncul baik persepsi positif maupun
persepsi negatif tergantung dari individu itu sendiri. Hal ini juga terjadi pada
pembelajaran daring bagi mahasiswa Sendratasik UIR pada mata kuliah seni tari
yang menimbulkan berbagai persepsi yang didapat dari hasil wawancara.
Pertanyaan wawancara terkait dengan bagaimana persepsi mahasiswa tentang
pembelajaran daring pada mata kuliah tari. Berikut beberapa hasil wawancara
yang dilakukan dengan mahasiswa Sendratasik UIR :
Wawancara dengan mahasiswa 1 :
“Mata kuliah praktek tari secara daring ini susah untuk di mengerti atau
dipraktekkan. Karena keterbatasan ruang dengan dosen. Kalau biasanya
dosen langsung yang mengajarkan. Namun sekarang harus latihan
melalui video yang dibagikan dosen pada kelas online.”
Wawancara dengan mahasiswa 2 :
“Tidak efektifnya pembelajaran daring di mata kuliah tari. Karena kami
masuk lewat ZOOM metting dan mempraktekkan gerakan tari itu banyak
kendalanya. Seperti kendala jaringan yang membuat delay gerakan dan
musik kadang tidak sinkron.”
Wawancara dengan mahasiswa 3 :
“Menurut saya hal yang paling utama menjadi kendala kuliah online ini
adalah jaringan internet dan kuota, karena tidak semua yang mendapat
kuota belajar gratis. Ditambah dengan tugas yang begitu banyak dan
menumpuk. ”
Wawancara dengan mahasiswa 4 :
“Memang ada beberapa kendala dalam kuliah daring untuk praktek tari,
namun belajar melalui daring ini membuat kita menjadi mandiri dan
10
mampu memecahkan masalah sendiri. Selain itu kita menjadi lebih kreatif
dan terampil.”
Wawancara dengan mahasiswa 5 :
“Kuliah online ini kita dituntut untuk belajar sendiri dengan bantuan
video atau tutorial gerakan dari dosen. Ini sangat sulit dilakukan karena
tidak diajarkan secara langsung. Kadang terkendala diproses pengiriman
kalau durasi videonya panjang akan terpotong.”

Dari hasil wawancara diatas terdapat berbagai persepsi mahasiswa terkait


pembelajaran daring, ada sisi positif dan ada sisi negatif. Beragam Kesulitan
muncul bukan hanya perkara keterampilan penggunaan teknologi, tetapi juga
terkait dengan beban kerja yang besar mengingat ada banyak mata kuliah yang
harus dihadapi dalam masa pandemi COVID-19 ini. Pada mata kuliah praktek tari
mahasiswa memiliki banyak kendala yang dihadapi. Hal ini terjadi karena
mahasiswa terbiasa dengan pembelajaran tatap muka secara reguler dan langsung
dipraktekkan oleh dosen. Sehingga perubahan pola pembelajaran ini memberikan
permasalahan tersendiri bagi mahasiswa. Beberapa point yang didapat dari hasil
wawancara yaitu :
Sulitnya praktek seni tari melalui pembelajaran daring
Salah satu hal yang menjadi perhatian dalam pembelajaran daring ini
adalah implementasi dari pembelajaran. Mahasiswa mengeluhkan sulitnya praktek
seni tari daring. Selain itu dibutuhkan usaha untuk memahami materi yang
biasanya dipraktekkan langsung oleh dosen namun sekarang hanya melalui video
atau ZOOM. Mahasiswa menjadi pasif, kurang kreatif dan produktif. Hal ini
terjadi karena mahasiswa terbiasa dengan pembelajaran tatap muka.
Kendala jaringan dan kuota internet
Praktek seni tari melalui ZOOM memiliki kendala yaitu jaringan internet
yang kurang stabil dan banyak memakai kouta. Kendala jaringan banyak
dikeluhkan mahasiswa yang berada di desa dan harus pergi ke tempat tertentu
untuk mendapatkan jaringan internet yang bagus. Untuk mata kuliah tari sangat
menghambat jika jaringan tidak stabil karena akan mengakibatkan delay-nya
11
gerakan yang dilakukan dan tidak sesuai dnegan gerakan yang dilakukan. Selain
itu kendala kuota internet yang terbatas juga menjadi kendala bagi mahasiswa.
Mengingat tidak semua mahasiswa menerima bantuan kuota gratis dari
Kemendikbud. Hal ini membuat terbatasnya pembelajaran daring. Pembelajaran
praktek seni tari dikarenakan per-individu tentunya menghabiskan waktu yang
lama namun tidak bisa dilaksanakan karena keterbatasan kouta.
Sulitnya mengirim tugas video praktek tari untuk diserahkan ke dosen
Besarnya file video yang akan dikirimkan membuat video sulit untuk
terkirim. Hal yang sering terjadi yaitu video menjadi terpotong atau terbagi
menjadi beberapa video.
Mahasiswa menjadi mandiri
Dalam pembelajaran seni tari melalui daring, dosen biasanya mengirimkan
video praktek dan memberi tugas kepada mahasiswa untuk mempraktekkan tari
tersebut kemudian divideokan untuk diberikan penilaian. Hal ini menuntut
mahasiswa untuk menjadi mandiri. Biasanya jika pembelajaran tatap muka dosen
langsung mempraktekkan didepan mahasiswa, namun di sistem daring ini
mahasiswa belajar sendiri melalui video.

12
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pembelajaran daring menjadi alternatif perguruan tinggi untuk keluar dari
krisis pandemi COVID19 yang berkepanjangan. Pembelajaran daring merupakan
pembelajaran “dalam jaringan” sebagai terjemahan dari istilah online yang
bermakna tersambung ke dalam jaringan komputer pembelajaran daring (online)
sebagai strategi pembelajaran yang menyenangkan bagi pembelajar (mahasiswa)
karena dapat menyimaknya dengan melalui smartphone, laptop, maupun
komputer bukan hanya sekedar menyimak buku. Penerapan pembelajaran daring
menimbulkan persepsi yang berbeda dari masing-masing individu. Beragam
persepsi muncul baik persepsi positif maupun persepsi negatif tergantung dari
individu itu sendiri. Hal ini juga terjadi pada pembelajaran daring bagi mahasiswa
Sendratasik UIR pada mata kuliah seni tari yang menimbulkan berbagai persepsi
yang didapat dari hasil wawancara. Beberapa point yang didapat dari hasil
wawancara yaitu : sulitnya praktek seni tari melalui pembelajaran daring, kendala
jaringan dan kuota internet, sulitnya mengirim tugas video praktek tari untuk
diserahkan ke dosen, dan mahasiswa menjadi mandiri.

13
DAFTAR PUSTAKA

Alex, Sobur. 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia.


Rahmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung : Rosdakarya.

14

Anda mungkin juga menyukai