KEPERAWATAN JIWA
Kegiatan Belajar 7
DESKRIPSI
Pasien gangguan jiwa mengalami gangguan dalam berpikir, perasaan, dan perilaku. Gangguan
berfikir dapat mengakibatkan penurunan dalam kemampuan merawat diri seperti lupa dan bingung
bagaimana cara melakukan perawatan diri. Gangguan perasan mengakibatkan penurunan motivasi
perawatan diri sehingga pasien mengabaikan kebersihan dan perawatan dirinya. Modul ini berisi
materi asuhan keperawatan pasien dengan defisit perawatan diri.Defisit perawatan diri adalah
gangguan kemampuan untuk melakukan dan menyelesaikan aktifitas perawatan diri (kebersihan diri,
berhias, makan, toileting). Asuhan keperawatan defisit perawatan diri meliputi
pengkajian,diagnosis, pelaksanaan dan evaluasi.
Setelah mempelajari modul ini para peserta diharapkan dapat melakukan asuhan
1. Menentukan data pengkajian pada pasien dengan pasien defisit perawatan diri
A. Pengertian :
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan dan menyelesaikan
aktifitas perawatan diri (kebersihan diri, berhias, makan, toileting).
B. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala defisit perawatan diri dapat dinilai dari pernyataan pasien tentang kebersihan
diri, berdandan dan berpakaian, makan dan minum, BAB dan BAK dan didukung dengan data
hasil observasi
a. Data subjektif
Pasien mengungkapkan keengganan untuk: mandi, menyisir rambut, menggosok gigi,
memotong kuku, berhias/ berdandan, menggunakan alat mandi/ kebersihan diri, menggunakan
alat makan dan minum saat makan dan minum, buang air besar dan kecil di tempat yang sesuai,
membersihkan diri, dan mengetahui cara perawatan diri yang benar.
b. Data objektif
a) Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku panjang, tidak menggunakan alat-
alat mandi,tidak mandi dengan benar
b) Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi,pakaian tidak rapi, tidak mampu
berdandan, memilih, mengambil, dan memakai pakaian, memakai sandal, sepatu, memakai
resleting, memakai barang-barang yang perlu dalam berpakaian, melepas barang-barang
yang perlu dalam berpakaian.
c) Makan dan minum sembarangan, berceceran, tidak menggunakan alat makan, tidak mampu
(menyiapkan makanan, memindahkan makanan ke alat makan, memegang alat makan,
membawa makanan dari piring ke mulut, mengunyah, menelan makanan secara aman ,
menyelesaikan makan).
d) BAB dan BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri setelah BAB dan BAK,
tidak mampu ( menjaga kebersihan toilet, menyiram toilet.)
C. Masalah Keperawatan :
Defisit perawatan diri bukan merupakan diagnosis keperawatan utama, namun jika kondisi pasien
sangat kotor, bau, dan tidak terawat, maka tentunya perawat perlu membantu pemenuhan
perawatan diri pasien terlebih dahulu. Hal ini ditujukan untuk kenyaman pasien dan perawat
tentunya.
D. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri bertujuan agar pasien memenuhi
kebutuhan perawatan dirinya secara mandiri. Namun pada situasi tertentu dimana pasien tidak
bisa memenuhi perawatan diri secara mandiri, perawat dapat memenuhi perawatan diri pasien
tanpa persetujuan pasien, hal ini tentunya dengan pertimbangan etik non-maleficence (pasien
dipastikan aman dan terhindar dari bahaya). Contoh kasusnya adalah pasien yang dipasang infus
walaupun pasien menolak karena pasien tidak mau makan dan minum sementara sudah terlihat
tanda-tanda dehidrasi dan mal nutrisi.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi
Keliat, B. A., Hamid, A. Y., Putri, Y. S. E., Daulima, N. H. C., Wardani, I. Y., Hargiana, G., &
Panjaitan, R. U. (2019). Asuhan keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik (1st
ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Potter, P.A. & Perry, A. (2017/20111). Keperawatan Fundamental Vol 3. Ed 7. (Terjemah
Ennie Novieastari). Singapore: Elsevier Mosby.