Anda di halaman 1dari 5

DEWAN PENGURUS PUSAT

PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA


TAHUN 2020
Graha DPP PPNI: Jl. Lenteng Agung Raya No 64 RT 006/RW 008 Kec. Jagakarsa
Jakarta Selatan 12610;
Telp: +6221 2271 0272 www.inna-ppni.or. id;dppppni@gmail.com; Badan Hukum: AHU-
93.AH.01.07 Tahun 2012 AHU-133.AH.01.08 Tahun 2015 tentang Perubahan Pengawas dan
Pengurus

KEPERAWATAN JIWA
Kegiatan Belajar 7

ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

DESKRIPSI

Pasien gangguan jiwa mengalami gangguan dalam berpikir, perasaan, dan perilaku. Gangguan
berfikir dapat mengakibatkan penurunan dalam kemampuan merawat diri seperti lupa dan bingung
bagaimana cara melakukan perawatan diri. Gangguan perasan mengakibatkan penurunan motivasi
perawatan diri sehingga pasien mengabaikan kebersihan dan perawatan dirinya. Modul ini berisi
materi asuhan keperawatan pasien dengan defisit perawatan diri.Defisit perawatan diri adalah
gangguan kemampuan untuk melakukan dan menyelesaikan aktifitas perawatan diri (kebersihan diri,
berhias, makan, toileting). Asuhan keperawatan defisit perawatan diri meliputi
pengkajian,diagnosis, pelaksanaan dan evaluasi.

Kompetensi/ Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini para peserta diharapkan dapat melakukan asuhan

keperawatan pasien dengan defisit perawatan diri.

Secara khusus, Anda diharapkan dapat:

1. Menentukan data pengkajian pada pasien dengan pasien defisit perawatan diri

2. Menentukan diagnosis keperawatan pada pasien dengan defisit perawatan diri

3. Menentukan rencana tindakan pada pasien dengan defisit perawatan diri

4. Menentukan tindakan keperawatan pada pasien dengan defisit perawatan diri

5. Menentukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan defisit perawatan diri


URAIAN MATERI

A. Pengertian :
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan dan menyelesaikan
aktifitas perawatan diri (kebersihan diri, berhias, makan, toileting).
B. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala defisit perawatan diri dapat dinilai dari pernyataan pasien tentang kebersihan
diri, berdandan dan berpakaian, makan dan minum, BAB dan BAK dan didukung dengan data
hasil observasi
a. Data subjektif
Pasien mengungkapkan keengganan untuk: mandi, menyisir rambut, menggosok gigi,
memotong kuku, berhias/ berdandan, menggunakan alat mandi/ kebersihan diri, menggunakan
alat makan dan minum saat makan dan minum, buang air besar dan kecil di tempat yang sesuai,
membersihkan diri, dan mengetahui cara perawatan diri yang benar.

b. Data objektif
a) Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku panjang, tidak menggunakan alat-
alat mandi,tidak mandi dengan benar
b) Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi,pakaian tidak rapi, tidak mampu
berdandan, memilih, mengambil, dan memakai pakaian, memakai sandal, sepatu, memakai
resleting, memakai barang-barang yang perlu dalam berpakaian, melepas barang-barang
yang perlu dalam berpakaian.
c) Makan dan minum sembarangan, berceceran, tidak menggunakan alat makan, tidak mampu
(menyiapkan makanan, memindahkan makanan ke alat makan, memegang alat makan,
membawa makanan dari piring ke mulut, mengunyah, menelan makanan secara aman ,
menyelesaikan makan).
d) BAB dan BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri setelah BAB dan BAK,
tidak mampu ( menjaga kebersihan toilet, menyiram toilet.)

C. Masalah Keperawatan :
Defisit perawatan diri bukan merupakan diagnosis keperawatan utama, namun jika kondisi pasien
sangat kotor, bau, dan tidak terawat, maka tentunya perawat perlu membantu pemenuhan
perawatan diri pasien terlebih dahulu. Hal ini ditujukan untuk kenyaman pasien dan perawat
tentunya.
D. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri bertujuan agar pasien memenuhi
kebutuhan perawatan dirinya secara mandiri. Namun pada situasi tertentu dimana pasien tidak
bisa memenuhi perawatan diri secara mandiri, perawat dapat memenuhi perawatan diri pasien
tanpa persetujuan pasien, hal ini tentunya dengan pertimbangan etik non-maleficence (pasien
dipastikan aman dan terhindar dari bahaya). Contoh kasusnya adalah pasien yang dipasang infus
walaupun pasien menolak karena pasien tidak mau makan dan minum sementara sudah terlihat
tanda-tanda dehidrasi dan mal nutrisi.

a. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Defisit Perawatan Diri


Tujuan: Pasien mampu:
1) Membina hubungan saling percaya
2) Melakukan kebersihan diri secara mandiri
3) Melakukan berhias/berdandan secara baik
4) Melakukan makan dengan baik
5) Melakukan BAB/BAK secara mandiri

Tindakan Keperawatan untuk Pasien Defisit Perawatan Diri


1) Membina hubungan saling percaya dengan cara:
Menjelaskan tentang perawatan diri meliputi penjelasan pentingnya menjaga kebersihan
diri, alat-alat untuk menjaga kebersihan diri, cara-cara melakukan kebersihan diri,
mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.
2) Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :berpakaian, menyisir rambut, bercukur, untuk
pasien wanita, latihannya meliputi : berpakaian, menyisir rambut, berhias
4) Melatih pasien makan dan minum secara mandiri
5) Mengajarkan pasien melakukan BAB dan BAK secara mandiri

DAFTAR PUSTAKA
Referensi
Keliat, B. A., Hamid, A. Y., Putri, Y. S. E., Daulima, N. H. C., Wardani, I. Y., Hargiana, G., &
Panjaitan, R. U. (2019). Asuhan keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik (1st
ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Potter, P.A. & Perry, A. (2017/20111). Keperawatan Fundamental Vol 3. Ed 7. (Terjemah
Ennie Novieastari). Singapore: Elsevier Mosby.

Anda mungkin juga menyukai