Sebelum belajar tentang apa itu HTML5, ada baiknya jika Anda memahami
pengertian HTML terlebih dahulu. Sesuai dengan namanya, HTML atau
hypertext markup language adalah sebuah bahasa markup yang menjadi salah
satu dasar pembuatan website.
Kedua tag tersebut berisi inisial yang mewakili sebuah elemen halaman
website. Contohnya adalah <p> yang merepresentasikan sebuah paragraf.
Akan tetapi, tag tersebut hanyalah sebuah penanda. Agar memiliki konten,
Anda perlu memasukkan teks di antara tag <p> dan </p>. Dengan demikian,
Anda baru saja membuat sebuah paragraf.
Bukalah sebuah halaman website pada beberapa web browser yang berbeda.
Bisa jadi, ada beberapa bagian dari tampilannya yang tidak terlihat sama di
masing-masing browser. Penyebabnya adalah kode HTML halaman tersebut
yang kurang sempurna untuk web browser tertentu.
Akan tetapi, kesalahan dalam penulisan kode HTML tidak bisa dihindari.
Oleh karena itu, sudah menjadi tugas developer web browser untuk membuat
algoritma parsing untuk menangani contoh error di atas.
Dengan kata lain, website yang ditulis dengan HTML5 membantu web
browser untuk menangani kode HTML yang tidak sempurna.
Namun, banyak website saat ini yang tampilan dan kinerjanya menyerupai
aplikasi yang berjalan di luar web browser. Coba Anda lihat Twitter dan
YouTube sebagai contohnya.
Bahkan, kini sudah banyak website dengan model single page. Situs-situs ini
hanya menggunakan satu halaman yang ditulis menggunakan HTML, tetapi
dapat menampilkan konten interaktif. Contohnya Adalah produk-produk
Google seperti Gmail.
Semua itu dapat terjadi berkat berbagai elemen baru dalam HTML5 yang
menggantikan kinerja Flash dan JavaScript. Di samping itu, versi kelima ini
juga membuat konten dinamis bekerja dengan lebih lancar.
Penggunaan tag tersebut tidak menjadi masalah jika Anda membuat sebuah
halaman yang sederhana. Akan tetapi, hal ini dapat merepotkan developer
ketika menulis kode untuk halaman website dengan struktur kompleks.
Akan tetapi, kebiasaan browsing telah berubah banyak sejak saat itu. Di 2018
saja, 58% akses website dilakukan melalui perangkat mobile.
Maka dari itu, tidak aneh apabila pembuatan website berisi konten
multimedia dengan HTML4 tidak mudah dilakukan.
Sebagai solusi dari masalah tersebut, HTML5 diciptakan dengan fitur-fitur
yang mempermudahnya. Contohnya adalah atribut controls yang digunakan
untuk membuat tombol play dan pause pada sebuah media player.
Grafik vektor, yang melingkupi file-file dengan tipe SVG, AI, dan EPS,
adalah solusinya. Tidak seperti file JPG atau PNG yang pecah ketika
diperbesar, kualitas grafik vektor tetap terjaga.
Saat ini sudah ada begitu banyak web browser yang tersedia. Tak hanya di
laptop dan komputer, tetapi juga di perangkat mobile.
Di sisi lain, website yang dibuat dengan HTML5 telah dioptimalkan untuk
berbagai web browser yang ada saat ini.
Jika kursor Anda langsung muncul di salah satu kolom form tersebut, berarti
website tersebut dibuat menggunakan HTML5.
Document Outline
Komentar
Informasi Halaman
<title> judul
Struktur Dokumen
<h[1-6]> Heading
<p> Paragraf
Link
Markup Teks
<address> Alamat
<pre> Teks preformatted
<dfn> Definisi
<code> Kode
List
Form
<form> Form
<optgroup> Membuat teks cetak tebal yang digunakan untuk mengklasifikasikan item dalam drop-down bo
<button> Tombol
Tabel
<table> Tabel
Gambar
<img> Gambar
Objek
1. Title Tag
Tag HTML yang pertama yaitu title tag. Title tag adalah judul dari sebuah
halaman atau website. Elemen ini mewakili isi konten, sehingga calon
pengunjung dapat mengetahui inti informasi sebuah konten.
Biasanya, Anda menemukan title tag sebagai judul pada daftar hasil
pencarian.
Selain itu, title tag dari halaman website juga muncul di tab yang dibuka
pengunjung.
Untuk seorang blogger, title tag merupakan elemen yang penting. Mengapa?
Karena, title tag merupakan salah satu daya tarik yang membuat website
mendapatkan banyak klik. Bahkan, title tag dapat meningkatkan Click-
through Rate (CTR) hingga 20-100%. Siegemedia sudah membuktikan ini
pada salah satu klien-nya, David’s Bridal.
Nah, supaya Anda bisa membuat meta description pada dokumen HTML,
cukup tulis tag berikut:
<meta name="description" content="Masukkan deskripsi">
3. Heading Tag
Heading tag merupakan judul dan sub-judul yang terdapat pada halaman
website. Tag ini berfungsi untuk menunjukkan struktur konten. Dengan
struktur konten yang baik, maka informasi akan semakin mudah dibaca.
Nah, sekarang Anda sudah lebih paham penerapan heading tag. Namun,
mungkin Anda masih bertanya-tanya. Lalu, apa perbedaan H1 dengan title
tag?
Jika title tag merupakan judul halaman, maka H1 adalah judul konten. Title
tag bisa ditemukan pada judul tab dan daftar hasil halaman mesin pencari. Di
sisi lain, H1 bisa Anda temukan di judul pada halaman website.
Anda bisa memiliki dua versi title tag dalam sebuah konten. Kami akan bahas
caranya di bagian akhir artikel ini.
Perlu diingat, anchor text dan link harus relevan dengan konteks konten. Itu
karena mesin pencari menggunakannya untuk mengetahui seberapa penting
dan terpercayanya konten tersebut.
Tertarik mempelajari trik pembuatan anchor text yang tepat? Yuk mampir
dulu ke artikel berikut → Apa itu Anchor Text & Bagaimana Cara
Membuatnya?
5. Nofollow
Dari luar, rupa nofollow mungkin mirip dengan anchor text dan link pada
umumnya. Anda akan melihatnya sebagai teks berwarna biru yang
digarisbawahi. Namun, sebenarnya keduanya cukup berbeda.
Bisa dibilang, tag nofollow memiliki fungsi berlawanan dengan anchor text
dan link yang biasa. Kode HTML nofollow justru membuat link pada
suatu website diabaikan oleh mesin pencarian. Alhasil, link tersebut tidak
berpengaruh terhadap ranking SEO.
Tag HTML berikutnya yaitu Image Alt Text. Coding dasar ini merupakan
elemen untuk memberikan informasi alternatif pada gambar.
Selain membantu proses crawling, teks ini juga yang dilihat pengunjung jika
gambar gagal ditampilkan.
Untuk membuat Image Alt Text, Anda membutuhkan tag HTML berikut.
<img alt="text">
7. Tag Kanonikal
Coding HTML dasar berikutnya yaitu tag kanonikal. Tag kanonikal berfungsi
untuk mengutamakan suatu halaman website daripada halaman lain yang
memiliki konten serupa ataupun yang menggunakan URL identik. Alhasil,
halaman dengan tag kanonikal akan lebih berpeluang muncul dalam hasil
pencarian Google.
Mungkin Anda ragu, memangnya sebesar apa sih efek konten duplikat dan
konten dengan URL yang sama? Tentu akibat buruknya cukup besar. Sebab,
Google akan kesulitan memilih versi mana yang harus dimunculkan. Bisa
jadi, justru konten Anda yang akan ditenggelamkan. Sayang sekali, bukan?
Oleh karena itu, sebaiknya setiap blogger menggunakan tag kanonikal untuk
konten-konten yang serupa. Jadi, meski ada duplikasi konten atau halaman
dengan URL identik, blog yang menggunakan tag kanonikal akan lebih
diutamakan muncul atau bisa diakses.
8. Tag Paragraf
Tag paragraf merupakan elemen yang berisikan paragraf dalam blog. Setiap
paragraf selalu diawali dengan tag <p> dan ditutup dengan tag </p>.
Selanjutnya, ada tag HTML huruf tebal (bold). Fungsinya untuk menandai
teks dengan huruf tebal.
Kode HTML untuk memberikan efek huruf tebal cukup sederhana, yaitu:
<b>bold text</b>
10. Tag Huruf Miring (Italic)
Anchor text dan link <a href=”link website”> anchor text </a>
Termasuk seperti yang kami bilang di awal: membuat dua versi title tag
dalam satu konten. Menarik, bukan?
Tentu saja perlu layanan hosting jika Anda belum mempunyainya. Anda bisa
menggunakan layanan hosting lokal yang sudah terpercaya. Namun akan
lebih baik jika menggunakan layanan WordPress Hosting yang mendukung
penggunaan WordPress secara menyeluruh.
Pilihan lain, Anda bisa host website secara lokal (menginstall WordPress di
komputer lokal) dan kemudian memindahkannya lain waktu. Namun jika
menggunakan cara ini, Anda harus menginstal web server dan aplikasi
pendukung lainnya di dalam komputer lokal.
2. Code Editor
Anda memerlukan akses untuk membaca berbagai macam file yang ada di
dalam direktori website. Nah, beberapa file (berisi baris kode) yang sudah
ada dapat Anda gunakan untuk membuat tema WordPress. Cukup sederhana
bagi Anda yang sudah mempunyai beberapa pengetahuan mengenai HTML,
CSS, dan PHP.
Jika tujuan Anda tidak hanya menyalin konten yang ada di HTML statis ke
dalam WordPress, tetapi juga menduplikasi desain saat ini, ini berarti Anda
harus membuat tema kustom Anda sendiri.
Tenang saja, caranya tidak sesulit yang dikira. Anda hanya perlu membuat
beberapa folder dan file, sedikit copy dan paste, dan mengunggahnya ke
dalam direktori tema WordPress.
Seperti yang sudah dijelaskan tadi, Anda akan membutuhkan code editor
seperti Atom, Sublime, atau Notepad++ untuk mengakses isi dari setiap file
HTML maupun file baru yang dibuat.
Langkah 1. Membuat Folder Tema Baru dan Beberapa File yang Diperlukan
/*
Theme Name: Ganti dengan nama folder (ini untuk nama tema).
Theme URI: Ganti dengan lokasi folder tema.
Description: Deskripsi singkat mengenai tema Anda.
Version: 1.0
Author: Nama Anda
Author URI: Alamat website Anda.
*/
Jadi di bagian akhir nanti, Anda perlu mengatur beberapa bagian dari kode –
yang sudah terpisah menjadi beberapa file– supaya konten dapat tertata
dengan benar sesuai tampilan yang diinginkan. Sudah menangkap bagaimana
logikanya? Mungkin akan lebih jelas jika mempraktikkannya langsung.
Pertama, buka file index.html yang sudah ada. Highlight apa pun dari atas
file sampai tag baris kode pembuka class=”main”. Copy dan paste bagian
tersebut ke dalam file header.php baru kemudian simpan dan tutup file
header.
Ketiga, salin semua bagian setelah sidebar kemudian copy dan paste ke
dalam file footer.php, jangan lupa save dan tutup file footer.
Anda bisa menutup file index.html (bukan index.php) dan ikuti langkah
selanjutnya.
Langkah 4. Menyempurnakan File Index.php
Kemudian di bagian paling bawah, tambahkan dua baris kode PHP di bawah
ini.
<?php get_sidebar(); ?>
<?php get_footer(); ?>
Anda pasti sudah tahu kegunaan dari dua baris fungsi tersebut, kan? Benar!
Fungsi get_sidebar(); untuk memanggil file sidebar dan get_footer(); untuk
memanggil file footer dan mengambil konten yang ada di dalamnya.
Sampai di sini Anda sudah berhasil memanggil beberapa baris kode kumpul
menjadi satu di index.php. Index.php selalu dipanggil pertama kali ketika
website diakses. Itulah mengapa file ini bertugas untuk memanggil beberapa
fungsi dan menampilkan konten yang digunakan oleh WordPress.
Sekarang Anda hanya perlu membuat tema yang sudah dibuat di lokal tadi
dapat dimuat di WordPress. Caranya dengan mengunggahnya ke dalam
folder tema. Untuk melakukannya, Anda butuh akses ke dalam direktori
instalasi WordPress. Anda bisa menggunakan akses FTP atau
mengunggahnya langsung melalui cPanel. Anda bisa mengikuti artikel cara
menggunakan FTP jika sebelumnya belum pernah melakukannya.
Jika sudah aktif dan bisa diakses dengan baik, Anda hanya perlu
menyesuaikan website WordPress baru dengan konten lama di website
HTML statis.
Di samping tetap mempertahankan desain HTML statis yang ada saat ini,
Anda juga bisa menggunakan ribuan tema WordPress yang tersedia secara
gratis maupun yang premium. Namun saya menyarankan untuk
menggunakan tema premium karena mempunyai kualitas yang lebih baik
daripada tema gratis.
Cara terakhir ini merupakan cara termudah karena Anda tidak perlu
melakukan apa pun, kecuali mengeluarkan biaya yang (terkadang) cukup
besar. Anda bisa membayar pengembang untuk convert HTML ke
WordPress. Biayanya tergantung siapa yang Anda rekrut dan seberapa
kompleks website HTML statis yang Anda punya. Mudah dan simpel.
Cara ini tentu saja sangat cocok bagi Anda yang tidak mempunyai cukup
waktu untuk convert file HTML ke WordPress. Atau, bagi Anda yang
sebelumnya membeli website HTML dan ingin beralih menggunakan
WordPress.
Penutup
Cara upload file HTML ke WordPress memang cukup mudah bagi yang
sudah familiar dengan bahasa pemrograman maupun web server. Hanya saja
bagi Anda yang belum pernah bersentuhan langsung, cara upload file HTML
ke WordPress terkesan sulit.
Untuk upload file HTML ke WordPress sendiri ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan seperti akses ke web server, aplikasi pendukung, dan mungkin
saja biaya untuk membeli tema premium maupun membayar pengembang
untuk memindahkan HTML Anda ke WordPress.
Sampai di sini dulu panduan kali ini. Jika masih ada yang perlu ditanyakan,
jangan sungkan untuk meninggalkan komentar melalui kolom di bawah ini.
Jangan lupa mengikuti sosial media kami untuk mendapatkan informasi
seputar dunia teknologi, bisnis, digital marketing, dan tentu saja layanan web
hosting. Semoga artikel ini bermanfaat!