Anda di halaman 1dari 7

Pembahasan Lengkap Rasio Profitabilitas yang

Mudah Dipahami
Maret 20, 2020

Rasio keuangan biasanya menggunakan data keuangan yang telah ada


sebagai dasar perbandingan dari tahun ke tahun. Data tahun lalu
dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang
(tahun berikutnya). Pengukuran rasio keuangan terdiri dari empat bagian,
yaitu rasio keuangan likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio
profitabilitas. Dalam artikel ini Anda akan mudah pahami tentang rasio
profitabilitas. 

https://www.pexels.com/id-id/foto/bekerja-berfungsi-berusaha-data-590022/

Apa itu Rasio Profitabilitas ?


Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba yang dihasilkan oleh penjualan dan investasi. Hal ini juga bisa digunakan
untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber
yang dimilikinya. Pertumbuhan profitabilitas ini ditandai dengan perubahan
profit margin on sales. Dengan tingkat profitabilitas yang tinggi berarti
perusahaan akan beroperasi pada tingkat biaya rendah yang akhirnya akan
menghasilkan laba yang tinggi.
“ Dengan rasio profitabilitas, Anda dapat menilai perbandingan dari tahun ke
tahun sehingga terarah dan terukur, apakah profitabilitas dari suatu
perusahaan sehat atau tidak-nya ?“. click to tweet

Jenis-jenis Rasio Profitabilitas


Rasio Profitabilitas ini terdiri dari beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Margin laba kotor atau disebut Gross Profit Margin bagian dari rasio
profitabilitas memiliki tujuan untuk mengukur seberapa efisienkah usaha
yang dilakukan manajemen dalam menekan HPP (harga pokok penjualan
atau pembelian).
Adapun cara menghitungnya dengan adanya persentase dari penjualan
dikurangi harga pokok penjualan dikenal dengan istilah laba kotor dengan
total penjualan. Semakin tinggi margin laba kotor, maka semakin baik dan
secara relative semakin rendah harga pokok barang yang dijual.

Gross Profit Margin = (Laba Kotor/ Total Penjualan) x 100%

Contoh perhitungannya, PT Pasti Makmur memiliki laporan per 31


Desember 2019 diketahui :
Penjualan = Rp. 500.000.000,-
HPP = Rp. 350.000.000,-
Jawab
Menghitung Laba Kotor (Gross Profit)
Laba Kotor = Pendapatan Penjualan – Harga Pokok Penjualan
= Rp. 500.000.000 – Rp. 350.000.000
= Rp. 150.000.000,-
Menghitung Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Marjin Laba Kotor = Laba Kotor / Pendapatan Penjualan
= Rp. 150.000.000,- / Rp. 500.000.000,-
GPM = 30%
b. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Margin laba bersih atau disebut Net Profit Margin rasio profitabilitas
memiliki tujuan mengukur sejauh mana selisih antara laba bersih dengan
penjualan yang dihasilkan.
Cara menghitungnya dengan adanya persentase dari setiap dari setiap
hasil penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran,
termasuk bunga dan pajak dikenal dengan istilah laba bersih dengan total
penjualan.

Net Profit Margin = (Laba Bersih setelah Pajak/ Total Penjualan) x 100%

Berapa net profit margin, jika diketahui ?


Penjualan = Rp. 500.000.000,-
HPP = Rp. 350.000.000,-
Biaya dll setelah pajak = Rp. 100.000.000,-
Jawab
Menghitung Laba Bersih Setelah Pajak (Net Profit)
Laba Bersih = Penjualan – HPP - Biaya, pengeluaran, bunga dan pajak
= Rp. 500.000.000 – Rp. 350.000.000 – Rp. 100.000.000
= Rp. 50.000.000,-
Menghitung Marjin Laba Bersih Setelah Pajak (Net Profit Margin)
Marjin Laba Bersih = Laba Bersih / Pendapatan Penjualan
= Rp. 50.000.000,- / Rp. 500.000.000,-
NPM = 10%

c. Operating Profit Margin


Marjin Laba Operasional atau disebut juga operating profit margin, rasio
profitabilitas ini menampilkan keuntungan perusahaan setelah
pembayaran biaya-biaya produksi seperti upah pekerja, bahan baku,
dan lain-lain sebelum dikurangi pajak dan bunga.
Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh dari setiap
rupiah penjualan yang juga disebut margin operasional (operating
margin) atau Margin pendapatan operasional (operating income
margin). 

OPM = (Laba Bersih sebelum Pajak/ Total Penjualan) x 100%

Berapa operating profit margin, jika diketahui ?


Penjualan = Rp. 500.000.000,-
HPP = Rp. 350.000.000,-
Biaya, pengeluaran (sebelum pajak) = Rp. 50.000.000,-
Jawab
Menghitung Laba Bersih Sebelum Pajak (Operating Profit)
Laba Bersih = Penjualan – HPP – Biaya dll (sebelum pajak)
= Rp. 500.000.000 – Rp. 350.000.000 – Rp. 50.000.000
= Rp. 100.000.000,-
Menghitung Marjin Laba Bersih Sebelum Pajak (Operating Profit Margin)
Marjin Laba Bersih = Laba Bersih / Pendapatan Penjualan
= Rp. 100.000.000,- / Rp. 500.000.000,-
OPM = 20%

d. Pengembalian Aset (Return on Asset/ ROA) atau ROI


Pengembalian asset atau disebut Return on Asset sebagian orang
menyebutkan dengan return on investasi. rasio profitabilitas memiliki tujuan
seberapa jauh pengembalian yang dihasilkan sehingga bisa terlihat
efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.
Cara menghitungnya dengan adanya persentase laba bersih setelah pajak
dengan total Asset (investasi).

ROA = (Laba Bersih setelah Pajak/ Total Aktiva) x 100%


Cara menghitung Return On Asset, jika diketahui
Laba Bersih Setelah Pajak = Rp. 50.000.000,-
Total Aktiva = Rp. 1.500.000.000,-
Return On Asset ?

Menghitung Return On Asset


ROA = (Laba Bersih setelah Pajak/ Total Aktiva) x 100%
= (Rp. 50.000.000 / 1.500.000.000) x 100 %
= 3,34 %

e. Pengembalian Modal Sendiri (Return on Equity/ ROE)


Pengembalian Modal Sendiri disebut juga dengan istilah Return on Equity
diukur dengan adanya persentase laba bersih setelah pajak dengan total
modal baik pemegang saham preferen dan saham biasa atas investasi di
perusahaan. Rasio ini juga menunjukkan efisiensi penggunaan modal
sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. artinya posisi pemilik
perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

ROE = (Laba Bersih setalah Pajak/ Total Equity) x 100%

Cara menghitung Return On Equity, jika diketahui


Laba Bersih Setelah Pajak = Rp. 50.000.000,-
Total Equity (Modal) = Rp. 5.000.000.000,-
Return On Equity ?

Menghitung Return On Equity


ROE = (Laba Bersih setelah Pajak/ Total Equity) x 100%
= (Rp. 50.000.000 / 5.000.000.000) x 100 %
=1%
f. Earning Per Share (EPS)
Laba bersih per saham atau yang sering kita sebut dengan earning per
share adalah pembagian antara laba bersih yang didapatkan oleh
perusahaan di periode tertentu dengan jumlah saham yang beredar.
Cara menghitungnya dengan laba bersih setelah pajak dikurangi dividen
saham preferen dibagi jumlah saham yang beredar. Manajemen
perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat
memperhatikan earning per share karena menjadi indikator keberhasilan
perusahaan. Rumus earning per share sebagai berikut.

EPS = Laba Bersih Setelah Pajak - Dividen Saham Preferen / Jumlah


Saham Biasa yang Beredar.

Cara menghitung earning per share, jika diketahui


Laba Bersih Setelah Pajak = Rp. 50.000.000,-
Dividen Saham = Rp. 20.000.000,-
Jumlah lembar saham 10.000,- lembar

Menghitung Earning Per Share


EPS = Laba Bersih - Dividen / Jumlah Saham
= (Rp. 50.000.000 – 20.000.000)/ 10.000)
= Rp. 30.000.000 /10.000
= Rp. 3.000 / Lembar.

Rasio profitabilitas ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan karena berkaitan


untuk memperhitungkan tingkat keuntungan perusahaan pada setiap tahunan.
Dalam Untuk memperoleh perhitungan rasio profitabilitas secara tepat dan
akurat serta pengelolaan rasio-rasio keuangan lainnya, salah satu aplikasi
yang terbaik adalah Harmony.
Selain bisa bisa menyediakan laporan persediaan produk, Harmony juga
mempunyai 20 lebih laporan keuangan real time yang bisa membantu dalam
menganalisa, memeriksa dan mengembangkan bisnis mereka. Harmony
merupakan software akuntansi praktis dan mudah, yang merupakan pilihan
utama bagi ribuan pemilik bisnis yang ingin memiliki laporan keuangan
lengkap walau tanpa memiliki background sebagai keuangan atau akuntan.
Coba GRATIS selama 30 hari Software Harmony disini.

Sumber
https://galerisaham.com/cara-menghitung-earning-per-share-eps/
https://www.jurnal.id/id/blog/rasio-profitabilitas-pengertian-fungsi-jenis-dan-contoh-terlengkap/
https://jojonomic.com/blog/rasio-profitabilitas/
https://ukirama.com/blogs/pengertian-fungsi-jenis-dan-contoh-rasio-profitabilitas

Last Note
Plagiat sih tidak (Saran : Ditukar aja pointnya) Related Article Paragraf Awal belum ada, Banner
Harmony tidak perlu dipasang di atas ataupun dibawah ya fer, Kembangkan kalimat disetiap point
"Gross ... Margin di ukur dengan adanya .... " , Closing Statement juga kembangkan ya fer..

Anda mungkin juga menyukai