Anda di halaman 1dari 4

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemiri (Aleurites moluccana (L) Willd) adalah salah satu tanaman industri

dari famili euphorbiaceae. Menurut Arlene et al (2009), tanaman kemiri berasal

dari Hawaii. Menurut Paimin (1994), tanaman kemiri merupakan tanaman asli

dari Maluku karena memakai nama spesies moluccana. Hadi dan Napitupulu

(2012), menyatakan bahwa tanaman kemiri tersebar di daerah tropis dan sub

tropis yang berasal dari Maluku.

Tanaman kemiri (Aleurites molucanna (L.) Willd) telah banyak

dikembangkan di Indonesia, baik sebagai tanaman perkarangan maupun sebagai

tanaman reboisasi untuk tujuan konservasi dan perbaikan lingkungan (Direktorat

Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian, 2006). Kemiri umumnya ditanam

sebagai penahan angin, pembatas, penaung, stabilisator tanah dan pengisi lahan–

lahan kosong (Krisnawati et al. 2011). Kemiri dapat tumbuh pada tanah agak

asam sampai basa (pH 5–8), ekstrak minyak kemiri dapat dibuat sabun, di industri

kosmetik telah dijual secara luas dan dapat dijadikan produk komersial utama, sisa

ekstrak biji dapat digunakan untuk pupuk dan dengan memodifikasi secara kimia,

minyak dapat dijadikan bahan bakar untuk mesin diesel (Elevitch dan Manner,

2006).

Reboisasi dan rehabilitasi lahan merupakan prioritas kegiatan yang harus

dilakukan untuk memulihkan daerah-daerah yang kritis akibat penebangan liar.

Tanaman yang digunakan untuk reboisasi dan rehabilitasi lahan diharapkan tidak

hanya menghijaukan daerah- daerah yang kritis, tetapi tanaman tersebut juga
2

mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan serbaguna. Kemiri (Aleurites

moluccana (L) Willd) merupakan salah satu tanaman dengan tajuk yang rimbun,

sehingga mampu menekan tumbuhnya gulma. Kemiri memiliki pertumbuhan

yang cepat dan perakaran yang dalam, sehingga sesuai untuk dimanfaatkan

sebagai tanaman penghijauan dan rehabilitasi lahan (Paimin, 1994). Menurut

Sunanto (1994), tanaman kemiri mampu tumbuh di daerah-daerah yang tanahnya

kritis dan miskin unsur hara, dan merupakan tanaman pioner yang cocok untuk

memperbaiki mutu lahan.

Kemiri merupakan salah satu tanaman yang digolongkan sebagai jenis

pioner karena dapat tumbuh pada lahan kritis dengan tingkat kesuburan tanah

rendah dan tanahnya terbuka (Hendromono et al. 2005). Biji tanaman kemiri

memiliki kulit biji yang keras dan impermiabel (resisten terhadap O2 dan air)

menyebabkan benih kemiri menjadi dorman (istirahat), sehingga sulit

mendapatkan bibit yang tumbuh serempak dalam jumlah banyak. Benih kemiri

membutuhkan waktu yang lama untuk berkecambah. Kemampuan berkecambah

benih kemiri umumnya sekitar 80% dalam waktu 4-6 bulan (Husain dan Tuiyo,

2012). Menurut Udarno et al. (1990) menyatakan waktu berkecambah kemiri

dapat mencapai 2 bulan. Jika diberi perlakuan dengan peretakan dapat

mempercepat proses perkecambahan menjadi 15-20 hari saja.

Melihat potensi tanaman kemiri yang begitu besar, perlu adanya upaya

pengembangan atau budidaya. Salah satunya dengan menyediakan bibit

berkualitas yang menentukan produktivitas tanaman kemiri. Salah satu usaha

untuk mendapatkan bibit bermutu adalah menyediakan media tanam yang sesuai
3

untuk pertumbuhannya dengan cara memberikan penambahan unsur hara melalui

pemberian pupuk yang optimal.

Pupuk kandang ayam mengandung kadar hara nitrogen, fosfor, kalium

yang cukup tinggi yang berguna bagi tanaman. Pemberian pupuk kandang ayam

dapat memperbaiki struktur tanah pada lahan-lahan yang kekurangan unsur

organik dan pada akhirnya akan memperkuat akar tanaman (Widodo, 2008). Di

dalam tanah, pupuk organik akan dirombak oleh organisme menjadi humus dan

bahan organik tanah, itulah sebabnya pemberian pupuk organik ke dalam tanah

sangat diperlukan agar tanaman yang tumbuh di tanah tersebut dapat tumbuh

dengan baik.

Menurut Syekhfani (2000) pupuk kandang memiliki sifat yang alami dan

tidak merusak tanah, menyediakan unsur makro (N, P, K, Ca dan S) dan mikro

(Fe, Zn, B, Co, dan Mo). Pupuk kandang kotoran ayam mampu memperbaiki

struktur tanah agar lebih gembur sehingga pertumbuhan akar tanaman menjadi

lebih baik. Selain itu pupuk kandang juga berperan dalam meningkatkan daya

serap dan daya pegang tanah terhadap air sehingga ketersediaan air yang

dibutuhkan tanaman tercukupi.

Menurut Subroto (2009), bahwa pemberian pupuk kotoran ayam dapat

memperbaiki struktur tanah yang sangat kekurangan unsur organik serta dapat

memperkuat akar tanaman kemiri. Itulah sebabnya pemberian pupuk organik ke

dalam tanah sangat diperlukan agar tanaman yang tumbuh di tanah itu dapat

tumbuh dengan baik. Dari kenyataan yang ada bahwa banyak masyarakat yang

berpendapat khususnya petani bahwa kotoran ayam sangat baik jika diberikan
4

pada tanaman kemiri, namun harus menggunakan dosis dan tata cara tertentu.

Selain manfaatnya yang besar kotoran ayam sangat mudah diperoleh karena tidak

sebanyak orang yang memelihara sapi ataupun kambing yang kotoranya sama-

sama dijadikan pupuk organik.

Berdasarkan uraian di atas, penulis berpendapat bahwa aplikasi dengan

pupuk kandang ayam dapat meningkatkan pertumbuhan semai kemiri. Perlu

dilakukan penelitian pada berbagai variasi takaran pupuk kandang ayam pada

tanaman kemiri, maka dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pemberian

Dosis Pupuk Kandang Ayam Dan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan

Semai Tanaman Kemiri (Aleurites Moluccana. L. WILD)”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusana masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar

pengaruh pemberian dosis pupuk kandang ayam dengan media tanam terhadap

pertumbuhan semai tanaman kemiri.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh pemberian dosis pupuk kandang

ayam dengan media tanam terhadap pertumbuhan semai tanaman kemiri.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan bacaan dan sumber

referensi bagi penelitian selanjutnya, dan sebagai bahan acuan bagi peneliti yang

tertarik untuk melanjutkan penelitian ini pada tingkat yang lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai