ABSTRACT
Digital images today are very useful in all fields, digital images are needed by users for analysis and
decision making. Various image analyzes are used to produce output images according to needs. The use
of filters on input images is one of the methods used to produce output images as needed. In this study, an
image processing application uses Sobel and Prewitt filters. Filter Sobel and Prewitt to produce edges in
the image. Edge detection in images can be implemented in medical fields, such as analysis of bone
fractures. Broken bones create edges, cracked parts are reinforced with Sobel and Prewitt filters. What
was done in this study were: literature study, the application of the Sobel and Prewitt filters. Next,
analyze and design image processing applications with sobel and prewitt filters. In this study using Sobel
and Prewitt filters to strengthen the edges of the input image. By using these two fiter, it can display the
edge of the image for analysis by the user.
ABSTRAK
Citra digital sekarang ini sangat bermanfaat dalam segala bidang, citra digital dibutuhkan oleh pengguna
untuk analisis dan mengambil keputusan. Berbagai analisis citra digunakan untuk menghasilkan citra
keluaran sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan filter pada citra masukan merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk menghasilkan citra keluaran sesuai kebutuhan. Pada penelitian ini membuat aplikasi
pengolahan citra menggunakan filter Sobel dan Prewitt. Filter Sobel dan Prewitt untuk menghasilkan tepi
pada citra. Deteksi tepi pada citra bisa diimplementasikan pada bidang medis, seperti analisis keretakan
pada tulang. Keretakan pada tulang menciptakan tepi, bagian yang retak diperkuat dengan filter Sobel dan
Prewitt. Yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: studi pustaka, penerapan filter Sobel dan Prewitt.
Selanjutnya melakukan analisis dan desain aplikasi pengolahan citra dengan filter sobel dan prewitt. Pada
penelitian ini menggunakan filter Sobel dan Prewitt untuk memperkuat tepi pada citra masukan. Dengan
menggunakan dua fiter ini sudah bisa menampilkan tepi pada citra untuk analisis oleh pengguna.
Kata Kunci: Citra, Citra Digital, Filter Sobel, Filter Prewitt, Tepi
Citra digital sebagai keluaran dari Sehingga tepi-tepi dari citra dari sumbu X
pengolahan citra dewasa ini sangat di dan Y dapat dipertegas untuk mendapatkan
butuhkan pada era digital dewasa ini. Pada citra keluaran sebagai dasar analisis lebih
penelitian ini dikembangkan dari teori-teori lanjut oleh pengguna data di dalam
pengolahan citra digital mengenai deteksi pengambilan suatu kesimpulan.
tepi (edge detection) dengan filter Sobel
Pengolahan citra digital mengalami
dan filter Prewitt untuk mendapatkan tepi
kemajuan penting dalam bidang kodokteran
dari suatu citra dari sumbu X dan Y.
51
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/jalu Vol.I (No. 2 ) : 7 - 16. Th. 2018
Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx
52
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/jalu Vol.I (No. 2 ) : 7 - 16. Th. 2018
Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx
dari citra masukan menjadi citra keluaran. dinyatakan dengan presisi angka tak
Tujuan mendapatkan tepi-tepi dari citra terhingga, sedangkan diskrit dinyatakan
masukan adalah untuk meningkatkan garis dengan presisi angka terhingga. (Murni,
pada citra masukan menjadi citra keluaran 1992).
(Patidar dkk, 2014).
Secara umum, pengolahan citra
Pada penelitian ini menggunakan digital menunjuk pada pemrosesan gambar
filter Sobel dan filter Prewitt (Adlakha, et 2 dimensi menggunakan komputer. Dalam
all, 2016) untuk mendapatkan tepi dari citra konteks yang lebih luas, pengolahan citra
masukan dan mendapatkan citra keluaran digital mengacu pada pemrosesan setiap
sesuai dengan nilai filter yang dikenakan data 2 dimensi. Citra digital merupakan
pada citra masukan. Citra keluaran ini yang sebuah larik (array) yang berisi nilai-nilai
nantinya sebagai bahan analisis dalam real maupun komplek yang
pengambilan suatu kesimpulan. direpresentasikan dengan deretan bit
tertentu. (Putra, 2010).
Dalam pengertian yang umum citra
adalah gambar. Dalam pengertian yang Sebuah citra dapat didefinisikan
lebih khusus citra adalah gambar visual sebagai fungsi f(x,y) berukuran M baris dan
mengenai suatu objek atau beberapa objek. N kolom, dengan x dan y adalah koordinat
Tentu saja, wujud citra dapat bermacam- spasial, dan amplitude f di titik koordinat
macam, dari foto orang, gambar awan, hasil (x,y) dinamakan intensitas atau tingkat
rontgen, hingga citra satelit. (Kadir, 2013). keabuan dari citra pada titik tersebut.
Apabila nilai x,y, dan nilai ampllitudo f
Citra dibagi menjadi dua jenis,
secara keseluruhan berhingga (finite) dan
yaitu citra analog dan citra digital. Citra
bernilai diskrit maka dapat dikatakan bahwa
analog dijumpai pada kertas (misalnya foto
citra tersebut adalah citra digital. (Putra,
mahasiswa di kartu mahasiswa) atau media
2010). Fungsi f(x,y) seperti pada Gambar 1.
lain seperti film rontgen. Citra adalah: citra
yang dinyatakan dalam kumpulan data
digital dan dapat diproses oleh komputer.
(Kadir, 2013).
Citra sebagai keluaran suatu sistem
perekaman data dapat bersifat optik berupa Gambar 1. Koordinat citra digital f(x,y)
foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal
video seperti gambar pada monitor televisi, Karakteristik operasi pada
atau bersifat digital yang dapat langsung pengolahan citra berdasarkan keterlibatan
disimpan pada suatu pita magnetik (alat piksel pada citra dapat dibagi mejadi 4
penyimpan data). Menurut presisi yang golongan, yaitu: operasi tingkat titik,
digunakan untuk menyatakan titik-titik tingkat lokal, operasi tingkat gelobal, dan
koordinat pada domain spasial atau bidang operasi tingkat objek.
dan untuk menyatakan nilai keabuan atau 1. Operasi tingkat titik, adalah operasi
warna suatu citra, maka secara teoritis citra piksel pada suatu koordinat yang tidak
dapat dikelompokkan menjadi empat kelas
tergantung pada piksel-piksel
citra, yaitu: citra kontinu-kontinu, kontinu-
tetangganya. Nilai keluarannya hanya
diskrit, diskrit-kontinu, dan diskrit-diskrit di
tergantung nilai-nilai yang dimiliki
mana label pertama menyatakan presisi dari
titik-titik koordinat pada bidang citra piksel itu sendiri.
sedangkan label kedua menyatakan presisi 2. Operasi tingkat lokal, adalah operasi
nilai keabuan atau warna kontinu piksel pada suat koordinat yang
53
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/jalu Vol.I (No. 2 ) : 7 - 16. Th. 2018
Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx
54
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/jalu Vol.I (No. 2 ) : 7 - 16. Th. 2018
Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx
4. Semakin tinggi resolusi piksel maka CIELab, CIE, LCH, HCL, Yuv, YCbCr,
akan menghasilkan gambar yang lebih dan YPbPr. (Madenda, 2015).
halus / realitas.
Yang dimaksud dengan tepi (edge)
Cahaya adalah bentuk radiasi adalah perubahan nilai intensitas derajat
elektromagnetik, suatu fluktuasi medan keabuan yang mendadak (besar) dalam
listrik dan magnetik yang bergerak melalui jarak yang singkat. Perbedaan intensitas
ruang sebagai gelombang bergerak inilah yang menampakkan rincian pada
elektromagnetik. Spektrum gelombang ini gambar. Tepi biasanya terdapat pada batas
termasuk gelombang radio, inframerah, antara dua daerah berbeda pada suatu citra.
cahaya tampak, ultraviolet, sinar-x, dan Tepi dapat diorientasikan dengan suatu
sinar gamma. (Madenda, 2015). arah, dan arah ini berbeda-beda tergandung
pada perubahan intensitas. (Munir, 2004),
Sinar X adalah gelombang seperti pada gambar 2.
elektromagnetik yang panjang
gelombangnya berkisar antara 100 sampai
0.01 nm. Sinar ini dihasilkan oleh transisi
elektron dari satu lintasan ke lintasan lain
yang energinya lebih rendah. Karena daya
tembusnya sangat besar sehingga dapat
Gambar 2. Bentuk tepi pada citra
menembus berbagai macam benda, maka
sering digunakan untuk melihat gambar Tepi (edge) didefinisikan sebagai
bagian dalam suatu obyek. (Supurwoko dan perubahan intensitas grey-level secara
Sarwanto, 2010). mendadak, dalam jarak yang singkat. Ada
tiga macam tepi (edge) yang sering muncul
Gelombang cahaya tampak yang
di dalam citra digital: tepi curam, tepi
tertangkap oleh sel-sel cone dan rod dalam
landai, dan tepi yang mengandung noise.
retina mata disampaikan ke syaraf visual
(Fadlisyah, 2008), seperti pada gambar 3.
otak dan membangkitkan berbagai sensasi
warna. Sensasi warna ini secara praktis
telah didefinisikan oleh CIE (Commission
Internationale de l’Eclairage atau
Internasional Commission on Illumination).
Berdasarkan pada berbagai sensasi ini dan
dengan menggunakan hasil akuisisi sensor
warna, selanjutnya dikembangkan Gambar 3. Jenis-jenis tepi citra
bergbagai ruang warna. (Madenda, 2015).
Filtering adalah suatu proses di
Ruang warna dikembangkan mana diambil sebagain sinyal dari frekuensi
dengan tujuan untuk memodelkan, tertentu dan membuang sinyal pada
menghitung dan memvisualisasikan frekuensi yang lain. Filtering pada citra
informasi warna sehingga dapat juga menggunakan prinsip yang sama, yaitu
memudahkan komputer atau sistem digital mengambil fungsi citra pada frekuensi-
lainnya untuk memproses infromasi warna frekuensi tertentu dan membuang fungsi
dan membedakan warna seperti halnya citra pada frekuensi-frekuensi tertentu.
sistem visual manusia. (Madenda, 2015). (Basuki, 2005).
55
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/jalu Vol.I (No. 2 ) : 7 - 16. Th. 2018
Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx
suatu sel bitmap dengan kernel. Pada proses dihitung. Sementara Sobel menggunakan
filtering diperlukan sebuah filter g(x,y) filter di mana pada posisi titik tengah dari
berupa matriks berukuran m x n, pada elemen matriknya bernilai 2 sedangkan
umumnya matriks yang digunakan adalah tetangganya bernilai 1, dengan asumsi
matriks berukuran 3x3 yang tiap-tiap sel-sel berdasarkan jarak antara piksel tetangga
nya berisi nilai bobot. (Mulyana, 2017). bahwa semakin menjauh piksel tetangga
dari titik perhitungan maka semakin kecil
Sobel dan Prewitt masing-masing
kontribusi intensitasnya. Selain itu, asumsi
mengembangkan sebuah operator dengan
ini dapat meningkatkan intensitas tepi yang
mengunakan filter perata dan fungsi
dihasilkan. (Madenda, 2015).
turunan perataan citra. Operator ini
ditunjukkan agar dapat melakukan perataan Pada penelitian ini menggunakan
atau minimalisasi noise oleh filter perata filter Sobel dan Prewitt, untuk
dan sekaligus melakukan pendeteksian tepi menampilkan bagian tepi (sisi) dari suatu
citra. Pemilteran dilakukan secara parsial citra atau mempertegas bagian dari suatu
dengan arah yang berlawanan dengan arah citra yang berupa garis. Sehingga bagian
fungsi turunan pertama. Bila filter tepi atau bagian citra yang berbentuk garis
dilakukan dalam arah y maka turunan akan dianalisis oleh pengguna data citra
pertama dari hasil filter dilakukan dalam untuk menarik suatu kesimpulan sesuai
arah x. (Madenda, 2015). dengan kebutuhan.
Sebaliknya, turunan pertama arah x Pada penelitian ini di desain
akan diikuti oleh pemilteran arah y. sebagai berikut:
Turunan pertama yang digunakan oleh
1. Untuk meningkatkan
Sobel dan Prewitt adalah antara dua titik
(x+1, y) dan (x-1,y) serta (x,y+1) dan (x,y- (mempertegas) sisi-sisi / tepi dari
1). Sehingga, bila diuraikan dalam bentuk citra masukan.
matriks (operator Sobel diberi notasi S, 2. Citra masukan berupa citra dari
operator Prewitt diberi anotasi P) diperoleh, hasil x-ray akan dikenakan proses
(Madenda, 2015), seperti pada gambar 4. grayscalle (membuat citra hitam
putih).
3. Dari citra masukan akan dikenakan
proses filter Sobel dan filter
Prewitt.
4. Dua filter ini sudah memadai untuk
menghasilkan tepi-tepi dari citra
masukan yang meliputi sumbu x
(sisi x) dan sumbu y (sisi y) pada
suatu citra masukan dan
menghasilkan citra keluaran sesuai
Gambar 4. Nilai filter Sobel & Prewitt
dengan filter yang dikenakan pada
citra masukan.
5. Hasil percobaan akan dicatat dan
Dari kedua operator ini terlihat
disimpulkan persentase
bahwa Prewitt menggunakan filter rata-rata
dengan semua elemnnya bernilai 1, dengan keberhasilan untuk mempertegas
asumsi bahwa tiga elemen/piksel kolom tepi-tepi dari citra dengan filter
atau baris memberikan kontribusi intensitas Sobel dan Prewitt.
yang sama pada titik di mana gradien itu
56
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/jalu Vol.I (No. 2 ) : 7 - 16. Th. 2018
Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx
57
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/jalu Vol.I (No. 2 ) : 7 - 16. Th. 2018
Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx
58
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/jalu Vol.I (No. 2 ) : 7 - 16. Th. 2018
Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx
59
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/jalu Vol.I (No. 2 ) : 7 - 16. Th. 2018
Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx
60