Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi

Versi Online: https://journal.ubm.ac.id/index.php/alu Vol.I (No. 2 ) : 51 - 60. Th. 2018


Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx

IMPLEMENTASI DETEKSI TEPI UNTUK MENDETEKSI


KERETAKAN TULANG ORANG LANJUT USIA (MANULA) PADA
CITRA RONTGEN DENGAN OPERATOR SOBEL DAN PREWITT

Implementation Of Edge Detection For Detecting Elderly Bone cracked


In Rontgen Images With Sobel And Prewitt Operators
I Gusti Ngurah Suryantara, gusti@bundamulia.ac.id1)
1)
Teknik Informatika / Fakultas Teknologi dan Desain, Universitas Bunda Mulia

ABSTRACT

Digital images today are very useful in all fields, digital images are needed by users for analysis and
decision making. Various image analyzes are used to produce output images according to needs. The use
of filters on input images is one of the methods used to produce output images as needed. In this study, an
image processing application uses Sobel and Prewitt filters. Filter Sobel and Prewitt to produce edges in
the image. Edge detection in images can be implemented in medical fields, such as analysis of bone
fractures. Broken bones create edges, cracked parts are reinforced with Sobel and Prewitt filters. What
was done in this study were: literature study, the application of the Sobel and Prewitt filters. Next,
analyze and design image processing applications with sobel and prewitt filters. In this study using Sobel
and Prewitt filters to strengthen the edges of the input image. By using these two fiter, it can display the
edge of the image for analysis by the user.

Keywords: Image, Digital Image, Sobel Filter, Prewitt Filter, Edge.

ABSTRAK

Citra digital sekarang ini sangat bermanfaat dalam segala bidang, citra digital dibutuhkan oleh pengguna
untuk analisis dan mengambil keputusan. Berbagai analisis citra digunakan untuk menghasilkan citra
keluaran sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan filter pada citra masukan merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk menghasilkan citra keluaran sesuai kebutuhan. Pada penelitian ini membuat aplikasi
pengolahan citra menggunakan filter Sobel dan Prewitt. Filter Sobel dan Prewitt untuk menghasilkan tepi
pada citra. Deteksi tepi pada citra bisa diimplementasikan pada bidang medis, seperti analisis keretakan
pada tulang. Keretakan pada tulang menciptakan tepi, bagian yang retak diperkuat dengan filter Sobel dan
Prewitt. Yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: studi pustaka, penerapan filter Sobel dan Prewitt.
Selanjutnya melakukan analisis dan desain aplikasi pengolahan citra dengan filter sobel dan prewitt. Pada
penelitian ini menggunakan filter Sobel dan Prewitt untuk memperkuat tepi pada citra masukan. Dengan
menggunakan dua fiter ini sudah bisa menampilkan tepi pada citra untuk analisis oleh pengguna.

Kata Kunci: Citra, Citra Digital, Filter Sobel, Filter Prewitt, Tepi

Citra digital sebagai keluaran dari Sehingga tepi-tepi dari citra dari sumbu X
pengolahan citra dewasa ini sangat di dan Y dapat dipertegas untuk mendapatkan
butuhkan pada era digital dewasa ini. Pada citra keluaran sebagai dasar analisis lebih
penelitian ini dikembangkan dari teori-teori lanjut oleh pengguna data di dalam
pengolahan citra digital mengenai deteksi pengambilan suatu kesimpulan.
tepi (edge detection) dengan filter Sobel
Pengolahan citra digital mengalami
dan filter Prewitt untuk mendapatkan tepi
kemajuan penting dalam bidang kodokteran
dari suatu citra dari sumbu X dan Y.

51
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/jalu Vol.I (No. 2 ) : 7 - 16. Th. 2018
Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx

ketika ditemukan tomografi identifikasi penyakit hati, identifikasi


terkomputerisasi (Computerized penyakit tulang, segmentasi tulang dari otot
Tomography/CT) pada tahun 1990-an dan yang lainnya, klasifikasi gigi, dan analisis
kini teknologi tomografi tersebut sudah citra mikroskopis. Beberapa dari kemajuan
maju sangat pesat. pada bidang kedokteran tersebut karena
kemampuan pengolahan citra digital
Pengolahan citra digital dewasa ini
mampu menginterpretasikan sinar x (x ray).
dapat diterapkan di berbagai bidang seperti:
(Putra, 2010).
• Pada industri film: untuk Latar Belakang
menghaluskan gambar, untuk Dalam pengertian yang umum citra
menajamkan gambar, memberikan adalah gambar. Dalam pengertian yang
visual efek, dan lain sebagainya. lebih khusus citra adalah gambar visual
• Pada bidang fotografi: Dapat mengenai suatu objek atau beberapa objek.
memberikan efek untuk: Tentu saja, wujud citra dapat bermacam-
menghilangkan gangguan citra (noise), macam, dari foto orang, gambar awan, hasil
membuat foto hitam putih, membuat rontgen, hingga citra satelit. (Kadir, 2013).
negative film, mempertajam tingkat Citra dibagi menjadi dua jenis,
keabuan citra, dan lain sebaginya. yaitu citra analog dan citra digital. Citra
• Bidang kedokteran, pengolahan citra analog dijumpai pada kertas (misalnya foto
juga diterapkan pada bidang mahasiswa di kartu mahasiswa) atau media
kedokteran. Seperti untuk lain seperti film rontgen. Citra adalah: citra
mempertajam hasil x-ray atau hasil yang dinyatakan dalam kumpulan data
dari CT-Scan, dan sebagainya. digital dan dapat diproses oleh komputer.
• Pada bidang komunikasi: pengolahan (Kadir, 2013).
citra dapat di gunakan untuk Citra digital pada abad informasi
memperjelas foto citra satelit untuk sekarang ini merupakan suatu data yang
permukaan bumi, atau foto planet- sangat berharga (Bhat, 2014). Citra adalah
palanet lain dari satelit penelitian. metode untuk mengubah gambar menjadi
• Pada keamanan data: data-data yang bentuk digital dan melakukan beberapa
sangat penting perlu diamankan operasi (Kavita, dkk 2013). Data citra
sehingga tidak mudah di salah gunakan digital digunakan pada berbagai bidang,
oleh pihak-pihak yang tidak pendidikan, industri, hiburan, kesehatan,
bertanggung jawab. Dapat digunakan pertahanan negara, dan lain sebagainya.
untuk proteksi hak cipta dengan Untuk mendapatkan kualitas citra yang baik
menggunakan steganografi, maka diperlukan berbagai proses, dari
proses citra yang sederhana sampai dengan
watermark.
proses citra yang rumit. Untuk analisis citra
• Pengenalan Pola: pengolahan citra
yang rumit banyak menggunakan nilai filter
digunakan untuk pengenalan pola, sesuai dengan kebutuhannya.
misalkan pengenalan sidik jari, retina
mata, wajah, dan lain sebagainya. Citra masukan akan dikenakan
• Dan masih banyak penerapan proses digitalisasi, selanjutnya dari proses
pengolahan citra pada bidang lainnya. digitalisasi akan dilakukan proses filtering
sesuai dengan filter yang di gunakan (Tania
Pengolahan citra digital dapat dan Rowaida, 2016). Dalam penelitian ini
digunakan untuk deteksi tomor atau kanker mengunakan filter Sobel dan filter Prewitt
Rahim, identifikasi penyakit paru-paru, (Srishti et all, 2016) untuk mendapatan tepi

52
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/jalu Vol.I (No. 2 ) : 7 - 16. Th. 2018
Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx

dari citra masukan menjadi citra keluaran. dinyatakan dengan presisi angka tak
Tujuan mendapatkan tepi-tepi dari citra terhingga, sedangkan diskrit dinyatakan
masukan adalah untuk meningkatkan garis dengan presisi angka terhingga. (Murni,
pada citra masukan menjadi citra keluaran 1992).
(Patidar dkk, 2014).
Secara umum, pengolahan citra
Pada penelitian ini menggunakan digital menunjuk pada pemrosesan gambar
filter Sobel dan filter Prewitt (Adlakha, et 2 dimensi menggunakan komputer. Dalam
all, 2016) untuk mendapatkan tepi dari citra konteks yang lebih luas, pengolahan citra
masukan dan mendapatkan citra keluaran digital mengacu pada pemrosesan setiap
sesuai dengan nilai filter yang dikenakan data 2 dimensi. Citra digital merupakan
pada citra masukan. Citra keluaran ini yang sebuah larik (array) yang berisi nilai-nilai
nantinya sebagai bahan analisis dalam real maupun komplek yang
pengambilan suatu kesimpulan. direpresentasikan dengan deretan bit
tertentu. (Putra, 2010).
Dalam pengertian yang umum citra
adalah gambar. Dalam pengertian yang Sebuah citra dapat didefinisikan
lebih khusus citra adalah gambar visual sebagai fungsi f(x,y) berukuran M baris dan
mengenai suatu objek atau beberapa objek. N kolom, dengan x dan y adalah koordinat
Tentu saja, wujud citra dapat bermacam- spasial, dan amplitude f di titik koordinat
macam, dari foto orang, gambar awan, hasil (x,y) dinamakan intensitas atau tingkat
rontgen, hingga citra satelit. (Kadir, 2013). keabuan dari citra pada titik tersebut.
Apabila nilai x,y, dan nilai ampllitudo f
Citra dibagi menjadi dua jenis,
secara keseluruhan berhingga (finite) dan
yaitu citra analog dan citra digital. Citra
bernilai diskrit maka dapat dikatakan bahwa
analog dijumpai pada kertas (misalnya foto
citra tersebut adalah citra digital. (Putra,
mahasiswa di kartu mahasiswa) atau media
2010). Fungsi f(x,y) seperti pada Gambar 1.
lain seperti film rontgen. Citra adalah: citra
yang dinyatakan dalam kumpulan data
digital dan dapat diproses oleh komputer.
(Kadir, 2013).
Citra sebagai keluaran suatu sistem
perekaman data dapat bersifat optik berupa Gambar 1. Koordinat citra digital f(x,y)
foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal
video seperti gambar pada monitor televisi, Karakteristik operasi pada
atau bersifat digital yang dapat langsung pengolahan citra berdasarkan keterlibatan
disimpan pada suatu pita magnetik (alat piksel pada citra dapat dibagi mejadi 4
penyimpan data). Menurut presisi yang golongan, yaitu: operasi tingkat titik,
digunakan untuk menyatakan titik-titik tingkat lokal, operasi tingkat gelobal, dan
koordinat pada domain spasial atau bidang operasi tingkat objek.
dan untuk menyatakan nilai keabuan atau 1. Operasi tingkat titik, adalah operasi
warna suatu citra, maka secara teoritis citra piksel pada suatu koordinat yang tidak
dapat dikelompokkan menjadi empat kelas
tergantung pada piksel-piksel
citra, yaitu: citra kontinu-kontinu, kontinu-
tetangganya. Nilai keluarannya hanya
diskrit, diskrit-kontinu, dan diskrit-diskrit di
tergantung nilai-nilai yang dimiliki
mana label pertama menyatakan presisi dari
titik-titik koordinat pada bidang citra piksel itu sendiri.
sedangkan label kedua menyatakan presisi 2. Operasi tingkat lokal, adalah operasi
nilai keabuan atau warna kontinu piksel pada suat koordinat yang

53
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/jalu Vol.I (No. 2 ) : 7 - 16. Th. 2018
Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx

tergantung pada piksel-piksel 1100 untuk nm silicon, dan 800 nm ke 2,0


tetangganya. µm untuk GaAs. (sumber: Wikipedia).
3. Operasi tingkat gelobal, adalah:
Pembentukan citra digital dimulai
operasi piksel pada suatu koordinat dari akuisisi citra, citra ditangkap oleh
yang tergantung pada nilai-nilai piksel sensor citra, dan oleh sensor citra di
yang tergantung pada keseluruhan sampling berdasarkan tingkat kerapatan
citra. sampling-nya.
4. Operasi tingkat objek, adalah: operasi
yang dilakukan pada piksel-piksel Semakin besar tingkat kerapatan
media sampling, dalam hal ini adalah
yang dikenali apaupun akan dikenali
matriks bitmap, maka semakin baik citra
sebagai suatu objek. Operasi ini hanya
yang dihasilkan. Hal ini tergantung pada
dapat dilakukan setelah pengolahan
resolusi dari komponen sensor citra yang
citra melewati proses segmentasi citra. dimiliki. Setelah penentuan piksel, maka
berikutnya adalah menentukan warna yang
Komponen pengolahan citra digital
mengisi piksel hasil sampling. Dalam hal
secara umum terdiri dari pencahayaan,
ini peranan kedalaman bit akan sangat
objek, sensor citra, komputer, media
mempengaruhi proses kuantisasi, semakin
penyimpnanan dan piranti keluaran. Citra
besar jumlah bit, maka akan semakin
analog dari objek yang terkena cahaya
bervariasi nilai warna yang dihasilkan, dan
ditangkap dengan kamera, citra analog yang
akan semakin lebih mirip dengan warna
tertangkap kamera akan diubah menjadi
objek (objek aslinya).
citra digital melalui proses sampling dan
kuantisasi, citra digital disimpan pada Layar monitor tempat menampilkan
media penyimpanan untuk nantinya dapat citra merupakan kumpulan dari piksel.
diolah. Hasil pengolahan citra dapat Piksel-piksel ini menyala sesuai dengan
ditampilkan pada monitor, di cetak spektrum warna RGB yang dipancarkan
disimpan lagi untuk keperluan lain. pada bidang piksel sesuai dengan gambar
yang akan ditampilkan. Resolusi
Proses akuisisi citra tidak terlepas
merupakan ukuran kerapan suatu citra,
dari peran sebuah komponen kecil di dalam
terdapat dua macam persepsi resolusi, yaitu
piranti sensor citra yang photodiode.
resolusi spasial dan resolusi kecemerlangan.
Photodiaoda adalah sebuah semikonduktor
Resolusi spasial dikenal dengan dpi (dot
yang mengubah cahaya menjadi arus listrik.
per inch), yaitu jumlah titik (piksel) per
Arus listrik dihasilkan dari photon yang
inchi. Resolusi kecermerlangan dikenal
diserap ke photodiode. Dalam gelap nilai
sebagai bit depth atau kedalaman bit, ini
tahannya sengat besar hingga tidak ada arus
berhubungan dengan ukuran halus kasarnya
yang mengalir. Semakin kuat cahaya yang
pembagian tingkat gradasi warna pada saat
jatuh pada diode maka makin kecil nilai
kuantisasi. Contoh:
tahannya, sehingga arus yang mengalir
semakin besar. Terbuat dari bahan 1. Bit depth = 1, hanya ada gradasi 21 = 2
semikonduktor. Misalkan silicon (Si) atau warna, rentang nilai 0 dan 1.
gallium arsenide (GaAs), termasuk indium 2. Bit depth = 2, gradasi 22 = 4 warna,
antimonide (InSb), indium arsenide (InAs), rentang nilai 0,1,2, dan 3.
led selenide (PbSe), dan timah sulfide
3. Bit depth = 8. Gardasi 28 = 256 warna,
(PBS) dsb. Bahan-bahan ini menyerap
rentang nilai 0 sampai 255.
cahaya melalui karakteristik jangkauan
panjang gelombang, misalnya: 250 nm ke

54
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/jalu Vol.I (No. 2 ) : 7 - 16. Th. 2018
Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx

4. Semakin tinggi resolusi piksel maka CIELab, CIE, LCH, HCL, Yuv, YCbCr,
akan menghasilkan gambar yang lebih dan YPbPr. (Madenda, 2015).
halus / realitas.
Yang dimaksud dengan tepi (edge)
Cahaya adalah bentuk radiasi adalah perubahan nilai intensitas derajat
elektromagnetik, suatu fluktuasi medan keabuan yang mendadak (besar) dalam
listrik dan magnetik yang bergerak melalui jarak yang singkat. Perbedaan intensitas
ruang sebagai gelombang bergerak inilah yang menampakkan rincian pada
elektromagnetik. Spektrum gelombang ini gambar. Tepi biasanya terdapat pada batas
termasuk gelombang radio, inframerah, antara dua daerah berbeda pada suatu citra.
cahaya tampak, ultraviolet, sinar-x, dan Tepi dapat diorientasikan dengan suatu
sinar gamma. (Madenda, 2015). arah, dan arah ini berbeda-beda tergandung
pada perubahan intensitas. (Munir, 2004),
Sinar X adalah gelombang seperti pada gambar 2.
elektromagnetik yang panjang
gelombangnya berkisar antara 100 sampai
0.01 nm. Sinar ini dihasilkan oleh transisi
elektron dari satu lintasan ke lintasan lain
yang energinya lebih rendah. Karena daya
tembusnya sangat besar sehingga dapat
Gambar 2. Bentuk tepi pada citra
menembus berbagai macam benda, maka
sering digunakan untuk melihat gambar Tepi (edge) didefinisikan sebagai
bagian dalam suatu obyek. (Supurwoko dan perubahan intensitas grey-level secara
Sarwanto, 2010). mendadak, dalam jarak yang singkat. Ada
tiga macam tepi (edge) yang sering muncul
Gelombang cahaya tampak yang
di dalam citra digital: tepi curam, tepi
tertangkap oleh sel-sel cone dan rod dalam
landai, dan tepi yang mengandung noise.
retina mata disampaikan ke syaraf visual
(Fadlisyah, 2008), seperti pada gambar 3.
otak dan membangkitkan berbagai sensasi
warna. Sensasi warna ini secara praktis
telah didefinisikan oleh CIE (Commission
Internationale de l’Eclairage atau
Internasional Commission on Illumination).
Berdasarkan pada berbagai sensasi ini dan
dengan menggunakan hasil akuisisi sensor
warna, selanjutnya dikembangkan Gambar 3. Jenis-jenis tepi citra
bergbagai ruang warna. (Madenda, 2015).
Filtering adalah suatu proses di
Ruang warna dikembangkan mana diambil sebagain sinyal dari frekuensi
dengan tujuan untuk memodelkan, tertentu dan membuang sinyal pada
menghitung dan memvisualisasikan frekuensi yang lain. Filtering pada citra
informasi warna sehingga dapat juga menggunakan prinsip yang sama, yaitu
memudahkan komputer atau sistem digital mengambil fungsi citra pada frekuensi-
lainnya untuk memproses infromasi warna frekuensi tertentu dan membuang fungsi
dan membedakan warna seperti halnya citra pada frekuensi-frekuensi tertentu.
sistem visual manusia. (Madenda, 2015). (Basuki, 2005).

Ada sekitar 10 ruang warna yang Filtering spasial linier merupakan


sering digunakan dalam pengolahan citra filtering yang dilakukan dengan operasi
digital yaitu: RGB, CMYK, HSL, HSV, linear berupa konvolusi antara area lokal

55
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/jalu Vol.I (No. 2 ) : 7 - 16. Th. 2018
Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx

suatu sel bitmap dengan kernel. Pada proses dihitung. Sementara Sobel menggunakan
filtering diperlukan sebuah filter g(x,y) filter di mana pada posisi titik tengah dari
berupa matriks berukuran m x n, pada elemen matriknya bernilai 2 sedangkan
umumnya matriks yang digunakan adalah tetangganya bernilai 1, dengan asumsi
matriks berukuran 3x3 yang tiap-tiap sel-sel berdasarkan jarak antara piksel tetangga
nya berisi nilai bobot. (Mulyana, 2017). bahwa semakin menjauh piksel tetangga
dari titik perhitungan maka semakin kecil
Sobel dan Prewitt masing-masing
kontribusi intensitasnya. Selain itu, asumsi
mengembangkan sebuah operator dengan
ini dapat meningkatkan intensitas tepi yang
mengunakan filter perata dan fungsi
dihasilkan. (Madenda, 2015).
turunan perataan citra. Operator ini
ditunjukkan agar dapat melakukan perataan Pada penelitian ini menggunakan
atau minimalisasi noise oleh filter perata filter Sobel dan Prewitt, untuk
dan sekaligus melakukan pendeteksian tepi menampilkan bagian tepi (sisi) dari suatu
citra. Pemilteran dilakukan secara parsial citra atau mempertegas bagian dari suatu
dengan arah yang berlawanan dengan arah citra yang berupa garis. Sehingga bagian
fungsi turunan pertama. Bila filter tepi atau bagian citra yang berbentuk garis
dilakukan dalam arah y maka turunan akan dianalisis oleh pengguna data citra
pertama dari hasil filter dilakukan dalam untuk menarik suatu kesimpulan sesuai
arah x. (Madenda, 2015). dengan kebutuhan.
Sebaliknya, turunan pertama arah x Pada penelitian ini di desain
akan diikuti oleh pemilteran arah y. sebagai berikut:
Turunan pertama yang digunakan oleh
1. Untuk meningkatkan
Sobel dan Prewitt adalah antara dua titik
(x+1, y) dan (x-1,y) serta (x,y+1) dan (x,y- (mempertegas) sisi-sisi / tepi dari
1). Sehingga, bila diuraikan dalam bentuk citra masukan.
matriks (operator Sobel diberi notasi S, 2. Citra masukan berupa citra dari
operator Prewitt diberi anotasi P) diperoleh, hasil x-ray akan dikenakan proses
(Madenda, 2015), seperti pada gambar 4. grayscalle (membuat citra hitam
putih).
3. Dari citra masukan akan dikenakan
proses filter Sobel dan filter
Prewitt.
4. Dua filter ini sudah memadai untuk
menghasilkan tepi-tepi dari citra
masukan yang meliputi sumbu x
(sisi x) dan sumbu y (sisi y) pada
suatu citra masukan dan
menghasilkan citra keluaran sesuai
Gambar 4. Nilai filter Sobel & Prewitt
dengan filter yang dikenakan pada
citra masukan.
5. Hasil percobaan akan dicatat dan
Dari kedua operator ini terlihat
disimpulkan persentase
bahwa Prewitt menggunakan filter rata-rata
dengan semua elemnnya bernilai 1, dengan keberhasilan untuk mempertegas
asumsi bahwa tiga elemen/piksel kolom tepi-tepi dari citra dengan filter
atau baris memberikan kontribusi intensitas Sobel dan Prewitt.
yang sama pada titik di mana gradien itu

56
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/jalu Vol.I (No. 2 ) : 7 - 16. Th. 2018
Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx

Identifikasi Masalah program. Untuk lebih detailnya akan


Dalam dunia medis, penggunaan dibahas tiap tahapannya:
data hasil x-ray sangat penting, terkadang Tahap I Implementasi filter Sobel,
hasil keluaran dari x-ray agak samar pada tahap ini aplikasi membaca filter
(kabur). Terkadang untuk dasar analisis masukan dan melakukan filter dengan filter
medis diperlukan tepian dari objek x-ray. Sobel, selanjutnya aplikasi akan
menampilkan citra keluaran.
Misalkan untuk mempertegas tepian citra x-
Tahap II Implementasi filter
ray berupa keretakan (patah) tulang. Untuk
Prewitt, pada tahap ini aplikasi membaca
keperluan tersebut pengolahan citra filter masukan dan melakukan filter dengan
khususnya dibidang deteksi tepi dapat filter Prewitt, selanjutnya aplikasi akan
membantu untuk mempertegas tepian citra menampilkan citra keluaran.
pada retakan/patah tulang dari hasil citra x- Prosedur penelitian yang digunakan
ray. seperti langkah-langkah pada gambar 5 dan
gambar 6.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menghasilkan apliksi (software) yang
digunakan untuk menampilkan tepi dari
suatu citra yang dikenal dengan deteksi
tepi. Deteksi tepi dengan filter frekuensi
tinggi (High Pass Filter) digunakan untuk
meningkatkan tepi dari suatu citra. Aplikasi
yang dihasilkan digunakan untuk analisis
citra x-ray pada patah tulang, keretakan Gambar 5. Dengan filter Sobel
tulang pada usia manula (lanjut usia).
Manfaat yang didapatkan dengan adanya
aplikasi ini untuk membantu meningkatkan
sisi-sisi (tepi) dari keretakan, patah tulang,
sehingga mendapatkan beberapa sumber
data analisis untuk pengambilan suatu
kesimpulan.

METODOLOGI PENELITIAN Gambar 6. Dengan filter Prewitt


Pada proses analisis x-ray,
diperlukan proses untuk membuat citra
hitam putih (grayscalle) dari citra retakan HASIL DAN PEMBAHASAN
tulang, atau patah tulang. Pada penelitian Pada penelitian ini menggunakan
ini dilakukan penyusunan metode untuk dua filter yaitu filter Sobel dan filter Prewitt
citra masukan dari citra x-ray hasil dari foto untuk mendapatkan sisi-sisi (tepi) dari citra.
rontegn. Metode disusun dengan
memanfaatkan operasi dasar penglohan Membaca Citra
citra seperti grayscalling untuk Berikut cara membaca berkas citra digital
menghasilkan citra hitam putih, filtering seperti pada gambar 7.
untuk deteksi tepi, filter yang digunakan Menampilkan Citra Masukan
Private Sub BukaFile()
dalam hal ini adalah filter Sobel dan Dim ofd As New OpenFileDialog
Prewitt. Try
ofd.Title = "Browse Image Files"
Tahap I mengimplementasikan ofd.DefaultExt = "bmp"
ofd.Filter = "Image Files|*.bmp;*.jpg;*.png"
filter Sobel pada program. Tahap II If ofd.ShowDialog = DialogResult.OK Then
mengimplementasikan filter Prewitt pada pbInput.Image = New Bitmap(ofd.FileName)

57
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/jalu Vol.I (No. 2 ) : 7 - 16. Th. 2018
Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx

pbInput.SizeMode = For x As Integer = 0 To 2


PictureBoxSizeMode.StretchImage result = result + (sobelX(x, y) *
End If Convert.ToInt16(neighbourList(count)))
Catch ex As Exception count = count + 1
End Try Next x
End Sub Next y
ElseIf (maskType.Equals("Y")) Then
Gambar 7. Membaca berkas citra For y As Integer = 0 To 2
For x As Integer = 0 To 2
result = result + (sobelY(x, y) *
Convert.ToInt16(neighbourList(count)))
Membuat Citra Grayscale count = count + 1
Next x
Berikut cara membuat citra grayscale, Next y
seperti pada gambar 8. End If
Return result
End Function
Gambar 9. Filter Sobel
Membuat Citra Grayscale
Private Sub KonvertKeGrayscale()
Dim source As New Bitmap(pbInput.Image) Filter Prewitt
Dim red, green, blue, grayscale As Integer Setelah menentukan citra masukan
Try yang akan dikenakan filter Prewitt, maka
ProgressBar1.Width = pbInput.Width
ProgressBar1.Show() hasilnya seperti pada Gambar 6. Sebuah
For y As Integer = 0 To source.Height - 1 fungsi yang bekerja dengan filter Prewitt
For x As Integer = 0 To source.Width - 1
red = source.GetPixel(x, y).R dibuat, fungsi filter Prewitt yang dibuat
green = source.GetPixel(x, y).G
blue = source.GetPixel(x, y).B seperti gambar 10.
grayscale = red * 0.299 + green * 0.587 +
blue * 0.114 Fungsi Filter Prewitt
source.SetPixel(x, y,
Private Sub FilterSobel()
Color.FromArgb(grayscale, grayscale, grayscale))
Next x Dim source As New Bitmap(pbInput.Image)
Dim sobelResult As New Bitmap(pbInput.Image)
If y Mod 10 = 0 Then Dim sobelX, sobelY, magnitude As Integer
pbInput.Invalidate() Dim neighbourList As ArrayList = New ArrayList
Me.Text = "Progres Proses Grey Scale : " &
Int(100 * y / (pbInput.Image.Height - 2)).ToString Try
& "%" ProgressBar2.Width = pbInput.Width
ProgressBar1.Value = Int(100 * y / ProgressBar2.Show()
(pbInput.Image.Height - 2)) For y As Integer = 0 To source.Height - 1
pbInput.Refresh() For x As Integer = 0 To source.Width - 1
End If neighbourList.Clear()
Next y
neighbourList = getThreeNeighbourList(x,
pbInput.Image = source
y, source)
pbInput.Refresh()
Catch ex As Exception sobelX = getSobelValue(neighbourList,
End Try "X")
End Sub sobelY = getSobelValue(neighbourList,
"Y")
Gambar 8. Citra grayscale magnitude = Math.Sqrt(Math.Pow(sobelX, 2)
+ Math.Pow(sobelY, 2))
If magnitude > 255 Then
Filter Sobel magnitude = 255
Setelah menentukan citra masukan End If
yang akan dikenakan filter Sobel, maka sobelResult.SetPixel(x, y,
Color.FromArgb(magnitude, magnitude, magnitude))
hasilnya seperti pada Gambar 5. Sebuah Next x
fungsi yang bekerja dengan filter Sobel If y Mod 10 = 0 Then
pbInput.Invalidate()
dibuat, fungsi filter Sobel yang dibuat Me.Text = "Progres Proses Filter Sobel: "
seperti pada gambar 9. & Int(100 * y / (pbInput.Image.Height -
2)).ToString & "%"
ProgressBar2.Value = Int(100 * y /
Fungsi Filter Sobel (pbInput.Image.Height - 2))
Public Function getSobelValue(ByVal neighbourList pbInput.Refresh()
As ArrayList, ByVal maskType As String) As Integer End If
Dim result As Integer = 0 pbOutput.Image = sobelResult
Dim sobelX As Integer(,) = {{-1, 0, 1}, {-2, 0, Next y
2}, {-1, 0, 1}} pbOutput.Image = sobelResult
Dim sobelY As Integer(,) = {{1, 2, 1}, {0, 0, 0},
pbOutput.SizeMode =
{-1, -2, -1}}
Dim count As Integer = 0 PictureBoxSizeMode.StretchImage
Catch ex As Exception
If (maskType.Equals("X")) Then End Try
For y As Integer = 0 To 2 End Sub

58
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/jalu Vol.I (No. 2 ) : 7 - 16. Th. 2018
Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx

Gambar 10. Filter Prewitt

Berdasarkan penelitian deteksi tepi


yang sudah dilakukan, maka dapat diambil
saran sebagai berikut: filter Sobel dan
Prewitt berfungsi pada semua citra masukan
dan menghasilkan citra keluaran dengan
tepi-tepi citra lebih dipertegas sehingga
memudahkan dalam analisis citra bagi yang
membutuhkannya, tampilan aplikasi deteksi Gambar 14. Citra uji ke-4
tepi ini seperti pada gambar 11 sampai
dengan gambar 14. Pada sampel citra Pada gambar 11 menggunakan
gambar 11 menggunakan citra patah tulang sampel citra patah pada tulang lengan. Pada
paha. gambar 13 menggunakan sampel citra patah
pada tangan. Pada gambar 14 menggunakan
sampel citra memar pada pergelangan
tangan.

Tabel Uji Aplikasi


Berikut adalah tabel uji aplikasi
dengan beberapa data citra masukan hasil
dari x-ray.
Gambar 11. Citra uji ke-1 Pada sampel citra x-ray 7 dan 8
dapat mempertegas retakan (patahan) pada
tulang. Pada sampel citra x-ray 9 keretakan
(patahan) pada tulang tangan kurang terlalu
tegas (kurang optimal) hal ini dikarenakan
kondisi hasil x-ray dimana kontras yang
dihasilkan antara tepian patahan dan
jaringan otot memiliki kontras yang hampir
sama. Sehingga filter Sobel maupun Prewitt
tidak dapat menampilkan tepian yang tegas
(kuat).
Gambar 12. Citra uji ke-2 Tabel 1. Contoh Tabel
No Berkas Usia J.K Kondisi Sobel Prewitt
Citra ela
X-Ray mi
n
1 x-ray 60 W Patah Ok Ok
tulang
paha
2 x-ray 65 P Patah Ok Ok
tulang
lengan
3 x-ray 70 W Patah Kurang Kurang
tulang optimal optima
tangan l
4 x-ray 55 P Normal Tidak Tidak
tulang menam menam
tangan pilkan pilkan
retakan. retakan
Ok . Ok

Gambar 13. Citra uji ke-3


Pada sampel citra x-ray dengan
kondisi tulang normal pada gambar 10,
operator Sobel dan Prewitt tidak bekerja

59
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/jalu Vol.I (No. 2 ) : 7 - 16. Th. 2018
Jurnal ALU p-ISSN: 2620-620X
e-ISSN: 2621-9840
E-ISSN: xxxx-xxxx

optimal (Ok) yaitu tidak menampilkan Image Segmentation, International


keretakan (tepi). Journal of Research In Computer
Applications And Robotics, Vol.1
Issue.7, hal: 1-13.
SIMPULAN
[7] Madenda, Sarifudin., 2015. Pengolahan
Berdasarakan penelitian deteksi
Citra & Video Digital Teori, Aplikasi,
tepi yang sudah dilakukan ini, maka dapat
dan Pemorgraman Menggunakan
diambil kesimpulan:
Matlab, Erlangga, Jakarta.
1. Deteksi tepi yang dilakukan dengan
operator Sobel memberikan tepi yang [8] Munir, Renaldi., 2004. Pengolahan
lebih tegas (kuat) sedangkan pada Citra Digital Dengan Pendekatan
operator Prewitt agak kelihatan lebih Aloritmik, Penerbit Informatika,
kabur. Bandung.
2. Kedua operator ini sama-sama dapat
menampilkan tepi dari citra masukan [9] Mulyana, Teady.M.S., 2017, Efek High
berupa keretakan pada tulang dengan Pass Filtering Dengan Koefesien Nol
sampel citra x-ray sebagai analasis Pada Citra Biner, Jurnal Muara, Sains,
lebih lanjut. Teknologi, Kedokteran, dan Ilmu
3. Pada kasus tertentu operator Sobel dan Kesehatan, Vol 1, No. 1, hal 75-83.
Prewitt kurang optimal menampilkan
[10] Srishti P, Verma, T., Prashant,
tepi dari keretakan tulang.
2016. Hybrid Filter of Sobel And
Prewitt, International Journal of Latest
Research in Engineering and
DAFTAR PUSTAKA Technology (IJLRET).
[1] Adlakha, D., Adlakha, D., and Tanwar, [11] Tania, Sheikh., and Rowaida,
R., 2016. Analytical Comparison Raghad, 2016. A Comparative Study of
between Sobel and Prewitt Edge Various Image Filtering Techniques for
Detection Techniques, International Removing Various Noisy Pixels in
Journal of Scientific & Engineering Aerial Image, International Journal of
Research, Volume 7, Issue 1. Signal Processing, Image Processing
[2] Bhat, Muzamil., 2014. Digital Image and Pattern Recognition Vol.9, No.3,
Processing, International Journal of hal.113-124.
Scientific & Technology Research [12] Supurwoko., Sarwanto., 2010.
Volume 3, Issue 1. Deteksi Sisi Citra Tomografi Sinar-X
[3] Basuki, Achmad., Palandi, Jozua F., Menggunakan Operator Laplace,
2005. Pengolahan Citra Digital Seminar Nasional Biologi FKIP UNS,
Dengan Visual Basic, Graha Ilmu, hal 213-219.
Jakarta. [13] Patidar, Pawan Kumar., Lalit.,
[4] Fadlisyah., Taufiq., Zulfikar., Fauzan., Singh, Baldev., Bagaria, Gaurav., 2014.
2008. Pengolahan Menggunakan Image Filtering using Linear and Non
Delphi, Graha Ilmu, Jakarta. Linear Filter for Gaussian Noise,
International Journal of Computer
[5] Kadir., Taufiq., Zulfikar., Fauzan., Applications, Volume 93 – No.8, hal
2008. Pengolahan Menggunakan 29-34.
Delphi, Graha Ilmu, Jakarta.
[14] Putra, Darma., 2010. Pengolahan
[6] Kavita., Saroha, Ritika., Bala, Rajani., Citra Digital, Penerbit Andi,
Siwach, Sunita., 2013. Review paper on Yogyakarta.
Overview of Image Processing and

60

Anda mungkin juga menyukai