Teknologi Sensor
DISUSUN OLEH:
A.A Priyam Deva Arya Maheswara (1705552003)
Kadek Indra Bayu Mahottama (1705552004)
Rizki Dwi Satria (1705552005)
I Made Gede Sunia Pradnyantara (1705552007)
Made Alam Kamajana (1705552023)
Roby Ilham (1705552024)
I Made Ekananda Govinda (1705552029)
TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi komputer pada saat ini telah membawa kemajuan
yang sangat berarti dalam berbagai aspek terutama bagi negara yang sedang
berkembang. Perkembangan yang demikian di dukung tersedianya perangkat keras
dan perangkat lunak yang semakin hebat kemampuannya. Salah satu teknologi yang
mengalami perkembangan yang begitu pesat adalah pengolahan citra.
Pengolahan citra merupakan bidang yang berkembang pesat dan banyak
diterapkan pada ilmu-ilmu murni dan teknik. Pengolahan citra didefinisikan sebagai
proses pengolahan dan analisis citra yang banyak melibatkan persepsi visual. Proses
pengolahan citra mempunyai ciri data masukan dan informasi keluaran berbentuk
citra, sehingga pengolahan citra adalah pemrosesan citra yang telah ada untuk
menghasilkan citra yang lebih tinggi kualitasnya, dalam arti lebih jelas menampilkan
informasi yang diharapkan. Teknik pengolahan citra dapat membantu seseorang untuk
mengenali detail
Aplikasi pengolahan citra mempermudah penggunanya dalam pengenalan
pola yang berperan dalam memisahkan objek dari latar belakang secara otomatis.
Selanjutnya, objek akan diproses oleh pengklasifikasi objek. Selain itu pengolahan
citra berperan untuk mengenali bentuk-bentuk khusus yang dilihat oleh mesin
sehingga mempermudah dalam mengenali suatu objek.
Dengan demikian aplikasi pengolahan citra berperan penting di berbagai
aspek. Selain mempermudah penngunanya juga dapat meningkatkan kinerja dalam
tugas-tugas yang dikerjakan khususnya dalam pengolahan citra. Aplikasi-aplikasi
pengolahan citra tersebut sesungguhnya menggunakan prinsip dasar dalam
pengolahan citra seperti peningkatan keceraham, kontras, penghilang derau pada
citra, dan pencarian bentuk objek.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat .kita buat beberapa rumusan masalah yaitu
sebagai berikut ini.
1. Bagaimana pengolahan citra digital pada gambar panorama 360
2. Ap itu Sensor Aktif dan Pasif
3. Bagaimana pengolahan citra digital pada teknologi sensor wajah
4. Bagaimana pengolahan citra digital pada teknologi sensor sidik jari
5. Bagaimana pengolahan citra digital pada teknologi scanner
6. Bagaimana pengolahan citra digital pada teknologi kamera
7. Bagaimana pengolahan citra digital pada teknologi sensor iris mata
8. Bagaimana pengolahan citra digital pada teknologi USG ¾ dimensi
9. Bagaimana pengolahan citra digital pada teknologi Radar
10. Bagaimana pengolahan citra digital pada teknologi Sinar X-ray
C. Tujuan
Pada penulisan laporan ini memiliki tujuan yaitu sebagai berikut ini
1. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami pengolahan citra
digital pada gambar panorama 360
2. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami pengertian dari
sensor aktif dan pasif
3. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami pengolahan citra
digital pada sensor wajah
4. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami pengolahan citra
digital pada sensor sidik jari
5. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami pengolahan citra
digital pada scanner
6. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami pengolahan citra
digital pada kamera
7. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami pengolahan citra
digital pada sensor iris mata
8. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami pengolahan citra
digital pada sensor USG ¾ dimensi
9. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami pengolahan citra
digital pada sensor radar
10. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami pengolahan citra
digital pada sensor sinar X-ray
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teknologi Pengolahan Gambar Panorama 360 Derajat
Panorama 360 adalah foto yang bisa dilihat atas, bawah, kiri, kanan, depan,
belakang seperti apa yang dilihat oleh photografer. Foto 360 itu ada banyak
formatnya, salah satunya yaitu format Equirectangular atau foto tampilan 360° x 180°
yang populer dengan nama full spherical panorama, juga VR Photo (Virtual Reality
Photography). Metode khusus diperlukan untuk membentuk citra dengan sudut
pandang yang lebar & distorsi yang kecil, berikut ini merupakan penjelasan sebuah
metode untuk memproses sekelompok citra dengan sudut pandang normal (kecil)
menjadi sebuah citra dengan sudut pandang 360˚.
Citra-citra normal tersebut memiliki bagian tumpang-tindih & proses ini akan
membentuk penyambungan yang halus antara setiap pasangan citra normal tersebut. Metode-
metode lain yang sudah umum, bekerja berdasarkan transformasi geometri pada seluruh bagian
citra-citra normal. Dalam metode-metode tersebut, ada citra acuan dan citra yang akan
digabungkan. Citra yang akan digabungkan ditransformasi sehingga obyek-obyek dalam citra
tampak dilihat dari sudut pandang yang sama dengan citra acuan. Metode-metode ini akan
menghasilkan distorsi yang semakin besar untuk penggabungan sudut pandang yang makin
besar sehingga tidak dapat diterapkan untuk pembentukan citra panorama 360. Contoh foto
equirectangular yaitu street view di Google Earth atau Google Maps yang
memanfaatkan pengolahan citra panorama 360 derajat
Gambar Usg
Gambar Scanner
Gambar Sensor Sidik Jari
Gambar Kamera
Gambar Sensor Iris Mata
Pendekatan berbasis penampilan ini memakai nilai pixel pada citra, sehingga
memiliki kelemahan, karena sensitif terhadap pencahayaan dan ekspresi wajah. Hal
ini melatarbelakangi dikembangkannya teknik lain, misalnya berbasis tekstur.
Pendekatan kedua adalah berbasis model, yaitu memodelkan wajah secara matematis
ke 2 dimensi atau 3 dimensi, dengan tujuan agar pemadanan dapat dilakukan
walaupun dengan pose wajah yang bervariasi. Pendekatan terakhir adalah berbasis
tekstur. Hal ini dilakukan dengan melakukan ekstraksi fitur lokal yang invariant
terhadap pose wajah maupun pencahayaan. Teknik yang dipakai antara lain gradient
orientation dan local binary pattern (LBP). Algoritma ini memiliki keunggulan dalam
merepresentasikan wajah, lewat karakterisasi tekstur citra memakai distribusi nilai
pixel lokal.
Adalah metode tertua yang memanfaatkan cahaya saat merekam pola sidik
jari. Jari diletakkan di atas sebuah scanner, biasanya terbuat dari kaca. Selanjutnya
dari bawah pemindai, pemancar cahaya menerangi permukaan ujung jari. Pantulan
cahaya ditangkap alat penerima sehingga foto sidik jari didapat. Teknik ini
menggunakan algoritma untuk mendeteksi pola unik di permukaan sidik jari.
Kemudian menganalisis dengan area gelap yang menandakan cahaya yang lebih
reflektif (bukit) dan area terang yang menandakan cahaya yang kurang reflektif
(lembah).
4.1.2. Capacitive Scanners
Jenis yang paling umum ditemukan dari teknologi pemindai sidik jari yang
digunakan saat ini di smartphone adalah pemindai kapasitif, yakni menggunakan
sensor ultrasonik atau kapasitans (capacitive).Sesuai namanya, sensor kapasitans ini
menggunakan alat elektronik semacam kapasitor untuk memindai sidik jari. Alih-alih
menciptakan citra tradisional sidik jari, kapasitor menyimpan muatan listrik yang
disambungkan dengan piringan konduktif pada layar smartphone sehingga bisa
digunakan melacak detail sidik jari. Muatan listrik pada kapasitor akan sedikit
berubah saat bagian garis menonjol pada sidik jari ditempelkan pada piringan
konduktif. Sementara itu, antar sela garis yang menonjol hampir tidak berpengaruh
terhadap kapasitor. Dari sinilah citra sidik jari didapat.
5. Teknologi Scanner
Sebagaimana arti kata kerja aslinya, yakni ‘to scan’ yang artinya memindai,
alat ini bekerja dengan cara memindai setiap bagian lembaran yang menjadi inputnya
hingga tidak ada bagian yang tersisa. ‘Bahan baku’ yang diolah oleh scanner
merupakan lembaran berkas tipis kasat mata. Setelah lembaran tersebut dipindai,
maka keluaran yang diperoleh memiliki bentuk berupa berkas visual berbentuk digital
yang ukuran maupun kualitasnya dapat diubah guna mencapai kualitas yang
diinginkan oleh penggunanya.
Gambar yang akan dipindai itu diletakan berada di atas permukaan kaca
pemindai.
Sebelum gambar dilakukan pemindaian, komputer akan melakukan
penentuan seberapa jauh motor stepper yang membawa lampu, jaraknya
sudah ditentukan oleh panjang gambar dan posisi gambar di kaca
pemindai. Ketika scanhead sedang melakukan pergerakan scan
menangkap cahaya yang dicerminkan pada area yang dipindai dengan
memiliki ketelitian sekitar 1/90.000 inci.
Lampu mulai menyala dan motor stepper akan melakukan perputara untuk
menggerakan lampu sampai tepat berada diatas objek.
Cahaya lampu yang dipancarkan pada gambar akan segera dipantulkan
pada bagian wilayah yang kosong atau memiliki warna putih tentunya
akan memantulkan lebih bvanyak cahaya ketika dibandingkan daerah
yang tampak gelap atau memiliki warna. Kemudian pantulan yang telah
dihasilkan akan diteruskan oleh beberapa cermin menuju lensa scanner.
Pada pantulan cahaya tersebut akan bergerak menuju sensor CCD.
Sensor CCD akan melakukan pengukuran intensitas cahaya dan panjang
gelombang yang dipantulkan dan mengubahnya menjadi tegangan listrik
analog.
Tegangan analog tersebut akan berubah menjadi nilai digital karena
adanya alat pengubah ADC (Analog to Digital).
Sinyal digital yang berasal dari Sensor CCD akan dikirim ke logic board
dan dikirimkan kembali pada komputer dalam bentuk data digital yang
telah menunjukan warna pada titik-titik gambar yang dipantulkan.
Konsep radar adalah mengukur jarak dari sensor ke target. Ukuran jarak
tersebut didapat dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang
elektromagnetik selama penjalarannya mulai dari sensor ke target dan kembali lagi ke
sensor. Radar digunakan untuk mendeteksi dan menentukan lokasi suatu target
berdasar karakteristik perambatan gelombang elektromaknit (g.e.m.). Hal ini dapat
dilaksanakan dengan jalan mendeteksi pantulan dari g.e.m dengan bentuk tertentu,
seperti bentuk sinusoidal yang dimodulasi pulsa, setelah g.e.m. yang semula
dipancarkan tersebut dipantulkan kembali oleh target / objek yang dikenalinya.
Dengan cara ini Radar telah meningkatkan kemampuan manusia untuk
mengamati/melihat ligkungannya, terutama secara fisik. Walau demikian tidak berarti
bahwa Radar telah bisa menggantikan fungsi dari mata sebagai panca untuk melihat,
sama sekali tidak. Radar hanya dapat memperpanjang jarak jangkau dari mata sampai
batas tertentu, sehingga manusia dapat melihat apa yang tidak dapat diamatinya
secara langsung dengan mata. Pengertian “melihat” yang dilakukan oleh Radar juga
tidak sama dengan pengertian melihat pada mata, karena dalam hal ini Radar tidak
dapat misalnya membedakan warna dari objekyang ditinjaunya. Namun demikian
dalam “melihat” ini Radar punya kelebihan lain yang tidak dimiliki oleh mata, yakni
kemampuannya utk “menembus” kegelapan ,kabut ,awan, salju ataupun bahan-bahan
tertentu lainnya.n Satu hal yang paling penting dan patut dicatat adalah kesanggupan
Radar untuk menentukan jarak yang tepat dari suatu target. Pada dasarnya suatu
sistem Radar terdiri dari bagian-bagian :
1. Oscillator : Sebagai pembangkit g.e.m.
2. Antena Pemancar : Meradiasikan g.e.m. yang dihasilkan Oscillator
3. Antena Penerima :
4. Penerima yang akan mendeteksi enersi g.e.m yang ditangkap oleh antena
Penerima.
Adapun mekanisme lain yang mungkin terjadi adalah emisi foton yang
dialami oleh elektron cepat yang dibelokkan oleh inti atom target atas konsekuensi
dari interaksi coulomb antara inti atom target dengan elektron cepat. Proses
pembelokkan ini melibatkan perlambatan dan karenanya memerlukan emisi energi
berupa foton. Mekanisme ini disebut bremsstrahlung (bahasa jerman dari ‘radiasi
pengereman’).
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Pengolahan citra merupakan bidang yang berkembang pesat dan banyak
diterapkan pada ilmu-ilmu murni dan teknik. Pengolahan citra merupakan bidang
yang berkembang pesat dan banyak diterapkan pada ilmu-ilmu murni dan teknik.
Aplikasi pengolahan citra mempermudah penggunanya dalam pengenalan pola yang
berperan dalam memisahkan objek dari latar belakang secara otomatis, Teknologi
Pengolahan Gambar Panorama 360 Degree dan Teknologi Sensor adalah beberapa
contoh aspek pengolahan citra yang terus berkembang dan sering digunakan sampai
saat ini.