Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode
Penelitian Kualitatif
Dosen Pengampu :
Oleh :
i
2.3.2.1 Kerangka pemikiran.......................................................................................................23
3.1 Pendekatan Penelitian....................................................................................................24
3.2 Paradigma Penelitian......................................................................................................24
3.3 Metode Penelitian............................................................................................................26
3.4 Objek dan Subjek Penelitian.........................................................................................27
3.4.1 Objek Penelitian..............................................................................................................27
3.4.2 Subjek Penelitian.............................................................................................................27
3.5 Teknik Pengumpulan Data............................................................................................27
3.5.1 Data Primer.....................................................................................................................27
3.5.1.1 Observasi..........................................................................................................................29
3.5.1.2 Wawancara......................................................................................................................29
3.5.1.3 Dokumentasi....................................................................................................................29
3.5.2 Data Sekunder.................................................................................................................29
3.5.2.1 Studi Pustaka...................................................................................................................31
3.6 Teknik Analisis Data.......................................................................................................31
3.6.1 Reduksi Data...................................................................................................................31
3.6.2 Rancangan Analisis Data................................................................................................31
3.6.3 Keabsahan Hasil Penelitian............................................................................................32
3.6.4 Membuka Akses dan Menjalin Hubungan dengan Subjek Penelitian......................33
3.6.5 Penarikan Kesimpulan...................................................................................................34
3.7 Lokasi & Waktu Penelitian............................................................................................35
3.7.1 Lokasi Penelitian.............................................................................................................35
3.7.2 Waktu penelitian.............................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................36
ii
ABSTRAK
Dalam majunya teknologi komunikasi, media sosial menjadi salah satu media
komunikasi paling banyak diminati oleh hampir seluruh masyarakat dunia. Termasuk untuk para
conten cretaor atau yang lebih dikenal juga dengan sebutan influencer menjadikan media social
tepat nya media sosial tiktok yang pada saat ini aplikasi tersebut memang banyak diminati di
maKamirakat, dan tiktok juga bisa di manfaatkan sebagai media sosial yang dapat menghasilkan
uang . Namun meski terdengar nya sangat mudah tetapi kenyataan nya seorang influencer atau
content kreator harus dapat dengan konsisten untuk mempertahankan viewes nya. Dalam
memanfaatkan media sosial Tiktok tentu memerlukan suatu strategi untuk membangun viewers
dalam aplikasi Tiktok tersebut. Maka dari itu bagaimana untuk membangun viewers dalam
media sosial Tiktok? Apa yang menjadi faktor hambatan dan keberhasilan dalam membangun
viewers content kreator dalam media sosial Tiktok? Memanfaatkan media sosial tiktok untuk
memasarkan kontent yang telah di buat pada aplikasi Tiktok?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif
dengan teknik pengumpulan data dari hasil wawancara, dokumentasi serta observasi. Hasil dari
penelitian ini yaitu content creator dapat membangun viewers dengan baik dengan pada media
sosial Tiktok. Selain itu faktor yang menjadi hambatan dalam membangun viewers content
kretaor yaitu timming yang tidak tepat saat upload dan juga konsep yang tidak tepat dan juga
faktor keberhasilan dari membangun viewers content kreator dalam media sosial Tiktok yaitu
video yang di upload mampu di lihat oleh banyak orang dan dapat mempengaruhi bagi yang
melihat dan dapat memberikan feedback berupa komisi kepada content kreator tersebut.
iii
ABSTRACT
In the advancement of communication technology, social media has become one of the
most popular communication media by almost the entire world community. Including for content
creators or better known as influencers, making social media precisely social media, tiktok,
which is currently in great demand in the community, and tiktok can also be used as a social
media that can make money. But even though it sounds very easy, the reality is that an influencer
or content creator must be able to consistently maintain his views. In utilizing Tiktok social
media, of course, you need a strategy to build viewers in the Tiktok application. So how to build
viewers on Tiktok social media? What are the obstacles and success factors in building viewers
content creators on Tiktok social media? Utilizing tiktok social media to market content that has
been created on the Tiktok application?
This study aims to describe how to build viewers of content creators on Tiktok social
media and also to describe what are the obstacles and success factors of building viewers on
Tiktok social media.
The method used in this study uses descriptive qualitative methods with data collection
techniques from interviews, documentation and observation. The results of this study are content
creators can build viewers well with Tiktok social media. In addition, the factors that become
obstacles in building creator viewers are inappropriate timings when uploading and also
inappropriate concepts and also the success factor for building creator viewers on Tiktok social
media, namely the uploaded videos can be seen by many people and can be viewed by many
people. influence those who view and can provide feedback in the form of commissions to the
content creator.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kepada ALLAH SWT, karena atas karunia dan rahmatNya
Kami dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul Strategi Untuk Membangun Viewers
Content Creator Dalam Media Sosial Tiktok, sesuai dengan waktu yang ditentukan. Penelitian ini
merupakan salah satu tugas untuk memenuhi mata kuliah Riset Komunikasi Terapan.
Kami berharap laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat, baik dalam keilmuan
akademik maupun dalam kehidupan di masyarakat, terutama di lingkungan perkuliahan. Meski
demikian, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu,
peneliti mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan karya tulis ini. Selain itu, Kami
berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan tercapainya tujuan dari
penulisan penelitian ini. Puji syukur Kami panjatkan kepada ALLAH SWT, karena atas karunia
dan rahmatNya Kami dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul Strategi Untuk
Membangun Viewers Content Creator Dalam Media Sosial Tiktok, sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Penelitian ini merupakan salah satu tugas untuk memenuhi mata kuliah Riset
Komunikasi Terapan.
Kami berharap laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat, baik dalam keilmuan
akademik maupun dalam kehidupan di masyarakat, terutama di lingkungan perkuliahan. Meski
demikian, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu,
peneliti mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan karya tulis ini. Selain itu, Kami
berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan tercapainya tujuan dari
penulisan penelitian ini.
Penulis
v
BAB I
PENDAHULUAN
6
1.2 Permasalahan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka rumusah masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana strategi seorang content creator untuk membangun viewers dalam media
sosial Tiktok?
2. Apa yang menjadi faktor hambatan dan keberhasilan dalam meningkatkan viewers di
media sosial Tiktok?
7
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan penelitian yang telah diuraikan, maka
tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana seorang content creator membangun viewers
dalam media sosial Tiktok
2. Untuk mendeskripsikan apa faktor penghambat dan faktor keberhasilan dalam
meningkatkan viewers media sosial Tiktok
a. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan inovasi yang baru dari topik
penelitian yang diangkat.
b. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam ilmu komunikasi,
terutama dalam strategi membangun viewers seorang content creator.
1.4.2 Manfaat Secara Peraktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana referensi bagi para
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada penelitian terdaulu yang pertama yang bernama Tiara Sukma Melati mengenai
Strategi Produksi Program Berita NAVY NEWS JELASVEVA JAYAMAHE tv di media
sosial youtube dalam meningkatkan viewers. Yang membedakan penelitian ini dengan
penenelitian tiara adalah dipenelitian tiara strategi dalam meningkatkan view pada youtube,
sedangkan pada penelitian ini strategi dalam meningkatkan view tiktok, jadi perbedaannya
pada media sosial yang digunakan. Sedangkan persamaan dari penelitian ini adalah sama
sama meneliti dalam meningkatkan viewers dan juga sama-sama menggunakan teori New
Media.Penelitian terdahulu yang kedua yang bernama Arief Syaifudin mengenai Strategi
Pemasaran Akun YouTube LINCUNG STUDIO Dalam Meningkatkan Viewers. Yang
membedakan antara penelitian ini yaitu strategi dalam meningkatkan viewers youtube
sedangkan pada penelitian ini dalam meningkatkan view tiktok, jadi perbedaan penelitian
ini terletak pada objek yang akan diteliti. selanjutnya, persamaan antar kedua penelitian ini
yaitu memiliki persamaan yaitu mengenai strategi dalam meningkatkan view dan sama-
sama menggunakan teori New Media.Penelitian terdahulu yang ketiga, yang bernama
Nursida mengenai Strategi Penggunaan Youtube Sebagai Sarana Menyebarluaskan Berita
(Studi Terhadap Kompas Tv Jambi). Yang membedakan antara kedua penelitian ini adalah
pada penelitian nursidah berfokus pada kepuasan terhadap konten video yang disajikan,
sedangkan penelitian ini berfokus pada strategi untuk meningkatkan view tiktok. sama-
sama menggunakan penelitian kualitatif sebagai metode dalam melakukan
penelitian.Penelitian terdahulu yang keempat yang bernama Siti Alfiah Solihat mengenai
Analisis Strategi Dakwah Ustadz Syam Tentang Do’a dan Takdir Melalui Aplikasi Tiktok
terhadap Para Followers. Yang menjadi perbedaan dalam penelitian siti alifah yaitu
menggunakan strategi dakwah. Sedangkan persamaan dalam kedua penelitian ini adalah
sama sama untuk meningkatkan view dan sama sama menggunakan teori new media dan
sama-sama menggunakan metode kualitatif dan menggunakan Platfrom tiktok sebagai
9
objek permasalahan dan sama-sama menggunakan Konsep Strategi untuk dapat menunjang
dalam meraih hasil penelitian.
“Universitas Nasional”
2. Arief Syaifudin New Media, Kualitatif Penelitian ini membahas
Strategi bagaimana strategi
Strategi Pemasaran
Publick komunikasi pemasaran
Akun YouTube
Relation akun youtube Lincung
LINCUNG STUDIO
Studio yang mana dalam
Dalam Meningkatkan
membranding setiap
Viewers
kontenya memiliki cara
2022
supaya melekat ke
“IAIN Ponorogo” pengikutnya. Selain
menggunakan Youtube
sebagai platform utamanya
dalam menyajikan konten,
juga menggunakan website
10
sebagai penunjang.
11
3. Nursidah Strategi Kualitatif Hasil penelitian penulis
bernama Nursidah adalah
Strategi Penggunaan
dalam strategi yang
Youtube Sebagai
dilakukan tim Kompas Tv
Sarana
Jambi melakukan sebuah
Menyebarluaskan
strategi yang dimana
Berita (Studi Terhadap
mengakibatkan audiens
Kompas Tv Jambi)
pada youtubenya merasa
2021
puas terhadap konten
“Universitas Islam
video yang disajikan,
Negeri”
subcriber yang ada pada
akun youtube tersebut
memiliki peningkatan
dengan mendapati
Menurut Huotari, dkk (2015, hlm. 372) content creator didasari sebagai kegiatan
dalam bentuk pendistribusian informasi yang digabungkan dalam bentuk gambar,
video, tulisan yang dimaknai sebagai sebuah konten, yang kemudian konten
tersebut disebarkan melalui platform media digital seperti Youtube, instagram dan
media.
2.2.2 Media Sosial
Media sosial atau sering juga disebut sebagai sosial media adalah platform
14
digital yang memfasilitasi penggunanya untuk saling berkomunikasi atau
membagikan konten berupa tulisan,foto,video dan merupakan platform
15
digital yang menyediakan fasilitas untuk melakukan aktivitas sosial bagi
setiap penggunanya. Media sosial juga merupakan sebuah sarana untuk
bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara daring yang
memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan
waktu. Adapun menurut B.K. Lewis dalam karyanya yang berjudul Social
Media and Strategic Communication Attitudes and Perceptions among
College Students yang terbit pada tahun 2010 menyatakan, bahwa media
sosial merupakan suatu label yang merujuk pada teknologi digital yang
berpotensi membuat semua orang untuk saling terhubung dan melakukan
interaksi, produksi dan berbagi pesan.
2.2.2.2 Fungsi Media Sosial
1. Informasi
Fungsi penting lainnya dari media adalah sebagai hiburan yang juga
dipandang sebagai fungsi media yang paling jelas dan sering digunakan.
Sebenarnya hiburan adalah salah satu bentuk pertunjukan yang
memberikan kesenangan kepada orang lain. Media memenuhi fungsi ini
dengan memberikan hiburan kepada orang-orang dengan koran dan
majalah, radio, televisi, dan media online menawarkan cerita, film, serial,
16
dan komik untuk menghibur audiensnya. Olahraga, berita, review film,
17
seni dan fashion adalah contoh lainnya yang membuat waktu rekreasi dan
waktu luang penonton lebih menyenangkan dan menyenangkan.
3. Persuasi
ini adalah fungsi lain dari media massa karena persuasi melibatkan
membuat pengaruh pada pikiran orang lain. Media massa mempengaruhi
audiens dengan berbagai cara mengingat konten media membangun opini
dan menetapkan agenda di benak publik. Itu mempengaruhi suara,
mengubah sikap dan perilaku moderat. Menggunakan tajuk rencana,
artikel, komentar, dan lain-lain, media massa dapat meyakinkan audiens
meski tidak semua audiens tahu tentang itu. Banyak dari mereka menjadi
terpengaruh atau termotivasi tanpa disadari begitu melihat iklan sebagai
contoh yang dirancang untuk membujuk para penonton
4. Sosialisasi
TikTok adalah sebuah jaringan sosial dan platform video musik asal Tiongkok
yang dluncurkan pada September 2016 oleh Zhang Yiming, pendiri Toutiao.
Aplikasi tersebut membolehkan para pemakai untuk membuat video musik
pendek mereka sendiri. Dan secara garis besar Secara garis besar, Aplikasi
TikTok adalah aplikasi untuk membuat dan menyebarkan beragam video pendek
dalam format secara vertikal, yang dimainkan hanya dengan men-scroll layar ke
atas maupun ke bawah. Aplikasi ini adalah aplikasi pembuatan video pendek
18
dengan didukung musik, yang sangat digemari oleh orang banyak termasuk orang
dewasa dan anak-anak dibawah umur. Aplikasi tiktok ini merupakan aplikasi
yang juga bisa melihat video- video pendek dengan berbagai ekspresi masing-
masing pembuatnya.
2.2.3.1 Karakeristik tiktok
1. Menambakan Musik
19
3. Efek video dan filter sticker
20
glasses, animal, vlog, heart, interactive, funny, hair, selfie, classic,
dan hot.
4. Live
Fitur selanjutnya yang ada di TikTok adalah fitur live yang bisa
digunakan oleh para penggunanya. Tetapi, aplikasi ini tidak seperti
aplikasi sosial media lainnya, sebab hanya beberapa pengguna saja
yang bisa menggunakan filter ini seperti pengguna yang mempunyai
minimal 1000 followers yang dapat melakukan live.
5. Fitur auto captions
Fitur terakhir adalah fitur auto caption yang baru dirilis oleh
TikTok. Fitur ini bisa memudahkan para kreator untuk
menyediakan subtitle yang dibuat otomatis oleh TikTok. Fitur ini
dibuat dengan tujuan untuk memudahkan semua pengguna
sehingga bisa menikmati video dengan jelas.
2.2.4 Komunikasi
Komunikasi adalah Hovland (Effendy:2009), komunikasi adalah proses
mengubah perilaku orang lain. Pengertian serupa diungkapkan Arni Muhammad dalam
bukunya Komunikasi Organisasi (2011), komunikasi adalah pertukaran pesan verbal
maupun nonverbal antara si pengirim pesan dengan si penerima pesan untuk mengubah
tingkah laku.
2.2.4.1 Hubungan Komunikasi dengan Media Sosial
Laju perkembangan informasi dan teknologi dalam bingkai
globalisasi yang semakin pesat turut berpengaruh pada meningkatnya
penggunaan media sosial dalam masyarakat. Beberapa media sosial yang
berkembang saat ini, seperti tiktok,facebook, instagram, dan twitter, telah
melahirkan gaya hidup baru dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Dengan
menggunakan media sosial, seseorang dapat menjalin pertemanan dan saling
berinteraksi dengan siapapun, kapanpun, dan di mana saja (Mansyur, 2016).
Adapun hubungan komunikasi dengan media sosial adalah sangat
erat karena dengan adanya media sosial maka komunikasi menjadi semakin
cepat dan mudah untuk dilakukan.
21
2.2.4.2 Level Komunikasi didalam Media Sosial
Level komunikasi terdiri dari komunikasi intrapersonal, komunikasi
interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi publik, dan komunikasi
massa. Tiap level komunikasi memiliki cirri dan karakter tersendiri. Utari
dalam Komunikasi 2.0, menyatakan, bahwa perkembangan media baru
membawa konsekuensi pergeseran dan perubahan dalam teori-teori
komunikasi massa. Karakteristik media yang selama ini dikenal, melebur
dalam media baru. Ini karena terbentuknya mass-self comunication. Dalam
media baru ada kombinasi antara komunikasi interpersonal dengan
komunikasi massa. Karena menjangkau khalayak secara global maka bisa
dikatakan komunikasi massa, dan pada saat yang sama karena pesan yang
ada dibuat, diarahkan, dan dikonsumsi secara personal, maka dikatakan
komunikasi interpersonal. (Utari, 2011:52-53)
Komunikasi interpersonal merupakan dipahami sebagai komunikasi
yang melibatkan dua orang atau komunikasi yang secara kontekstual
merupakan komunikasi in- terpersonal. Komunikasi interpersonal secara
kontekstual memang sangat berbeda dari komunikasi kelompok, meskipun
terjadi dalam kelompok kecil. Komunikasi interpersonal mensyaratkan
keterlibatan penuh pihak yang terlibat. Jika salah satu pihak menarik diri dari
percakapan maka komunikasi interpersonal pun praktis akan berakhir. Jelas,
kondisi ini juga berlaku di media sosial. Dalam media sosial, komunikasi tak
terjadi secara interaktif jika pihak yang diajak berkomunikasi menarik diri
dari percakapan yang ada. Jika pertukaran informasi tidak terjadi, maka
pihak pemberi informasi, dalam hal ini pemilik akun media sosial hanya
melakukan komunikasi searah, namun begitu ada pihak lain yang
menanggapi apa yang dituliskannya dan terjadi interaksi maka komunikasi
interperson- al terjadi. (Adler & Rodman, 2006:188-189)
Komunikasi massa, merupakan level komunikasi terbesar dengan
cakupan sasaran komunikasi terbanyak. Komunikasi massa terdiri dari
pesan- pesan yang ditransmisikan ke sasaran audience yang benyak dan
tersebar luas, dengan menggunakan koran, majalah, televisi, radio, dan
internet. (Adler & Rodman, 2006: 8). Kondisi ini juga ditemui dalam media
22
sosial. Apa yang diungkapkan seseorang dalam media sosial, akan bisa
dilihat khalayak banyak, sehingga komunikasi massa terjadi.
Dalam media sosial, komunikasi interpersonal dan komunikasi massa
melebur menjadi satu. Saat seseorang mengunggah sesuatu kemudian
ditanggapi pihak lain, lalu terjadi interaksi, maka komunikasi interpersonal
terjadi. Disaat yang sama, saat seseorang mengunggah sesuatu, apa yang
diunggahnya bisa dilihat dan dinikmati khalaak banyak, sehingga pada saat
yang sama komunikasi massa juga terjadi, sebab komunikasi massa tidak
mensyaratkan adanya keterlibatan aktif semua pihak.
2.3 Kerangka Teoritis
Teori new media merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy,
yang mengemukakan bahwa new media merupakan teori yang membahas
mengenai perkembangan media dari konvensional ke era digital. New media
adalah jenis media yang menggunakan teknologi digital misalnya media sosial
dan penggunaan internet. Ini berlawanan dengan old media, yang mengacu pada
bentuk media tradisional, seperti media cetak misalnya surat kabar dan majalah,
televisi, dan radio.
New media digunakan untuk mendeskripsikan konten yang tersedia menggunakan
berbagai bentuk komunikasi elektronik yang dimungkinkan melalui penggunaan
teknologi komputer. Umumnya, frase new media ini menggambarkan konten
yang tersedia sesuai permintaan melalui Internet. Konten ini dapat dilihat di
perangkat apa pun dan memberikan cara bagi orang-orang untuk dapat
berinteraksi dengan konten secara real-time dengan menyertakan komentar
pengguna dan memudahkan orang untuk berbagi konten secara online dan sosial
23
dengan teman dan rekan kerja. Dan di kutip dalam The New Media Reader
menjelaskan bahwa media baru adalah objek budaya dan paradigma baru dalam
dunia media massa di tengah masyarakat. Dalam penyebarannya, digunakan
teknologi komputer dan melalui data digital yang dikendalikan oleh aplikasi
tertentu. Dengan kata lain, media baru adalah pembaruan pada model penyebaran
informasi dengan memanfaatkan teknologi seperti perangkat lunak.
2.3.2 Teori Pemasaran
Pengertian pemasaran menurut peristilahan, berasal dari kata “pasar” yang artinya
tempat terjadinya pertemuan transaksi jual-beli atau tempat bertemunya penjual
dan pembeli. Kondisi dinamika masyarakat dan desakan ekonomi, maka dikenal
istilah “pemasaran” yang berarti melakukan suatu aktivitas penjualan dan
pembelian suatu produk atau jasa, didasari oleh kepentingan atau keinginan untuk
membeli dan menjual. Dasar pengertian ini yang melahirkan teori pemasaran
yang dikemukakan oleh Kotler, sebagai teori pasar. Kotler selanjutnya
memberikan batasan bahwa teori pasar memiliki dua dimensi yaitu dimensi sosial
dan dimensi ekonomi. Satu dimensi sosial yaitu terjadinya kegiatan transaksi atas
dasar suka sama suka. Dan dimensi ekonomi yaitu terjadinya keuntungan dari
kegiatan transaksi yang saling memberikan kepuasan. Tinjauan ekonomi, istilah
pemasaran menurut Saladin merupakan aktivitas penjualan suatu produk atau jasa
yang dapat diterima atau dibeli oleh pembeli karena produk atau jasa tersebut
bermanfaat bagi pembeli dan menguntungkan bagi penjual. Dikatakan bahwa
pemasaran melibatkan dua unsur yang berkenaan, yaitu adanya permintaan
(demand) dan penawaran (supply). Dasar ini mengacu pada teori permintaan dan
penawaran. Teori permintaan dan penawaran menurut Douglas dalam Saladin
yaitu bahwa permintaan meningkat apabila produksi kurang dan penawaran
meningkat apabila produksi banyak atau berlimpah. Dasar inilah yang menjadi
acuan terjadinya transaksi dalam kegiatan pemasaran.2 Dibuktikan dari
banyaknya definisi pemasaran menurut para ahli yang berbeda-beda, baik dari
segi konsepsional maupun dari persepsi atau penafsiran, namun semuanya
bergantung dari sudut mana tinjauan pemasaran tersebut, akan tetapi pada
akhirnya mempunyai tujuan yang sama. Umumnya para ahli pemasaran
24
berpendapat bahwa kegiatan pemasaran tidak hanya bertujuan bagaimana menjual
barang dan jasa atau memindahkan hak milik dari produsen ke pelanggan akhir,
akan tetapi pemasaran merupakan suatu usaha terpadu untuk mengembangkan
rencana strategis yang diarahkan pada usaha bagaimana memuaskan kebutuhan
dan keinginan pembeli guna mendapatkan penjualan yang dapat menghasilkan
keuntungan yang diharapkan.
Bertujuan Melihat
1. Pemasaran Strategi Membangun
Viewers Content
Creator
2. New Media
25
BAB III
METODE PENELITIAN
26
dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas sosial itu bersifat
relatif.
27
Menurut Mulyana (2013:9) Paradigma konstruktivisme merupakan cara pandang
untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma konstruktivisme merupakan
sesuatu yang konteksnya penting, absah dan masuk akal. Paradigma ini bersifat
normatif, menunjukkan kepada praktisi apa saja yang harus dilakukan tanpa perlu
melakukan pertimbangan eksistensial atau epitemologis yang panjang.
Alasan peneliti memilih paradigma konstruktivisme disebabkan karena peneliti ingin
mendapatkan pengembangan pemahaman yang membantu proses interpretasi suatu
peristiwa. Peneliti berupaya untuk memahami secara mendalam tentang strategi untuk
membangun viewers content creator dalam media sosial tiktok. Strategi dalam
pembuatan content pada saat ini sangat berpengaruh untuk berhasil menarik perhatian
target pasar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.
Kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada suatu objek yang
alamiah (sebagai lawan dari pengertian eksperimen). Metode deskriptif adalah suatu
metode dalam penelitian status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, atau pun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai sifat-sifat, fakta-fakta serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.
Menurut Arifin dan Zainal (2011 : 54) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
digunakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan persoalan dama suatu fenomena atau
peristiwa yang terjadi saat ini. Penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan suatu
peristiwa atau kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikanperlakuan khusus
terhadap peristiwa tersebut.
Alasan peliti memilih metode ini adalah disebabkan karena peneliti ingin
mendeskripsikan berbagai sumber data dan informasi dari berbagai sumber data
mengenai strategi untuk membangun viewers content creator dalam media sosial tiktok.
28
3.4 Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau milai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetakan oleh peneliti untuk
dipelajarai dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2017:39). Dari
penelitian ini adalah fokus dari permasalahan yang ingin diteliri. Objek penelitian
ini yaitu strategi content creator untuk membangun viewers dan faktor serta
hambatan dalam meningkatkan viewers di media sosial Tiktok.
3.4.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda, maupun
Lembaga (organisasi). Moleong (2012:132) mendeskripsikan : “Subjek penelitian
sebagai informan, yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan
untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Subjek
dari penelitian ini adalah content creator yang memiliki banyak viewers di media
sosial Tiktok.
Pengumpulan data yang akan dilakukan berupa observasi dan wawancara. Tujuan
dalam Teknik pengambilan data seperti observasi dan wawancara yaitu untuk
memperoleh informasi sacara langsung guna menjelaskan suatu hal dan untuk
memperoleh data agar mempengaruhi situasi atau orang tertentu. Teknik
pengumpulan data menurut Sugiyono (2020:104) merupakan proses yang paling
strategis dalam penelitian. Hal ini dikarenakan bertujuan untuk memperoleh data.
Data tidak dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan tanpa adanya teknik
pengumpulan data. Untuk mendapat data penelitian peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder.
3.5.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang di peroleh secara langsung dari sumber data
dengan cara melakukan observasi atau pengalaman langsung dilapangan . Data
29
dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumber data pertama atau tempat yang
menjadi objek penelitian dilakukan.
30
3.5.1.1 Observasi
Menurut Sugiyono (2016:104) data sekunder merupakan sumber data yang secara
tidak langsung memberikan data pada peneliti, data tersebut didapat dari orang
31
lain atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari
32
sumber lainnya diluar lokasi penelitian, data sekunder diperoleh melalui studi
pustaka.
3.5.2.1 Studi Pustaka
Menurut Sugiyono (2020:130) teknik analisis data merupakan proses mencari dan
menyusun data secara sistematis yang sebelumnya diperoleh dari hasil wawancara,
pencatatan yang berlangsung selama dilapangan dan dokumentasi dengan cara
melakukan pengelompokan data kedalam satu kategori, memaparkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih bagian penting yang akan dipelajari
dan kemudian menarik kesimpulan yang dapar dipahami. Aktivitas dalam teknik analisi
data :
33
1. Data Collection merupakan kegiatan pengumpulan data-data yang ada
terlebih dahulu.
2. Data Reduction merupakan kegiatan mereduksi data-data yang diperoleh
setelah dilakukan pengumpulan dengan suatu bentuk analisis yang menajam,
menggolongan, mengarahkan, membuang data yang tidak diperlukan dan
mengorganisasi data.
3. Conculing Drawing atau verification merupakan kegiatan membuat
kesimpulan dengan menggambarkan atau memverifikasi data-data yang
diperoleh. Verifikasi adalah teori filsafat positif logis dalam memilih yang
menyatakan bahwa pengalaman adalah satu-satunya sumber dasar
pengetahuan dan dalam analisis logis dapat dilakukan dengan bantuan
simbol-simbol logika dengan menggunakan metode untuk pemecahan
masalah melalui metode verifikasi empiric maka hasilnya adalah sia-ia.
Pengantu teori radikal ini memiliki masalah konsekuensi untuk filosofi
tradisional, karena jika benar akan menyebabkan banyak pekerjaan sia-sia
pada filosofi masa lalu antara lain pada metafisika dan etika.
34
peneliti juga melakukan cara mengecek kredibilitas data dengan menggunakan
bahan referensi dan member check. Bahan referensi adalah adanya pendukung
untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sedangkan member
check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti dari pemberi data.
Tujuan dan member check supaya informasi yang diberikan oleh sumber data
dapat diketahui ke validannya dan dapat dipercaya.
3.6.4 Membuka Akses dan Menjalin Hubungan dengan Subjek Penelitian
Untuk mengumpulkan data di lapangan, perlu diadakan pendekatan kepada
subjek penelitian pendekatan tersebut dilakukan dua tahapan yaitu membuka
akses dan menjalin hubungan komunikasi, Creswell mengistilahkan dengan
” Gaining Access and Making Rapport” (Creswell, 1998, hal. 116). Peneliti
adalah seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pasundan
Kota Bandung.
Sementara untuk informan merupakan teman SMA dari peneliti yang
berkuliah di Bandung, jadi tidak sulit untuk mendapatkan akses dan menjalin
hubungan dengan subjek penelitian.
Mempelajari penelitian kualitatif tidak terlepas dari tahapan-tahapan
penelitian untuk membuka akses dan menjalin hubungan dengan subjek
penelitian. Tahap tersebut akan menggambarkan kepada peneliti mengenai
keseluruhan perencanaan, pelaksanaan analisis dan penafsiran serta
penulisan laporan dalam meneliti fenomena-fenomena yang terjadi dilapangan.
Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa hal yang harus disuapkan oleh
peneliti pada tahap persiapan penelitian diantaranya :
1. Menyusun rancangan penelitian
2. Memilih lapangan
3. Menyusun pedoman wawancara
4. Menjelajahi dan meneliti keadaan
5. Memnentukan jadwal wawancara
35
1. Memahami dan memasuki lapangan
2. Melakukan wawancara
3. Menarik kesimpulan
36
3.7 Lokasi & Waktu Penelitian
1 2 3 4 5 6
1 Penyusunan
Proposal
2 Penyusunan
Isntrumen
3 Pengujian Validitas
dan Reabilitas
Instrumen
4 Penentuan Sampel
5 Pengumpulan Data
6 Analisis Data
7 Pembuatan Draf
Laporan
8 Penyempurnaan
Laporan
9 Penggandaan
Laporan Penelitian
37
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, Deddy. (2013). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT.
Alfabet.
Moleong, L. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT.
Alfabet.
Widoyoko, Eko Putro. (2014). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Aan Komariah dan Djam’an Satori. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Nazir, Moh. (2013). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
38