Anda di halaman 1dari 57

Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan

Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

TIM PENYUSUN

Penanggung Jawab :
Direktur Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

Penulis :
Zulya Erda, M.Si.
Indra Martias, M.Kes.
Yunita, S.Kep., Ners.
Vina Jayanti, M.Kes.

Kontributor :
Dedi Sartomi, M.Afif Zayan, Asih Febrianingrum, Fajar Surya Ramadhan HR, Nurul Yutami,
Widya Dwi Rahayu Mukti, Jihan Putri Abdila, Zakia Damayanti, Soeci Pratiwi Mandayati
Rahayu.

Editor & Desain Layout :


Ronny Eka Saputra, S.Pd.I.

1|Page
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya
sehingga Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang dapat tersusun.

Buku ini dtujukan sebagai acuan bagi segenap civits akademika dalam Pembinaan dan
Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan di Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.
Diharapkan dengan tersusunnya buku ini dapat menyamakan persepsi dan cara pandang
segenap civitas akademika terhadap kegiatan kemahasiswaan.

Kami masih mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan buku ini
di masa yang akan datang.

Tanjungpinang, Januari 2018


Direktur

Novian Aldo, S.ST., M.M.


Nip. 19611128198803 1 002

2|Page
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN .............................................................................................. 1


KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 5
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 7
1.3 Landasan Hukum ....................................................................................... 7
BAB II KEGIATAN KEMAHASISWAAN
2.1 Pengertian .................................................................................................. 8
2.2 Penghargaan Kegiatan Organisasi Mahasiswa ................................................. 15
BAB III KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TANGGUNGJAWAB
3.1 Sistem Organisasi......................................................................................... 17
3.2 Kedudukan ..................................................................................................... 18
3.3 Fungsi ........................................................................................................... 18
3.4 Tanggungjawab ............................................................................................ 19
3.5 Sistematika Rapat ........................................................................................ 19
3.6 Standar Operasional Prosedur Rapat ................................................................. 24
3.7 Sistem Pelaksanaan Pemilu Raya (Pemira) ......................................................... 27
3.8 Serah Terima Jabatan Kepengurusan ................................................................. 29
3.9 Kepengurusan..................................................................................................... 32
3.10 Sanksi................................................................................................................ 32
3.11 Mekanisme Reshuffle ....................................................................................... 35
3.12 Keanggotaan..................................................................................................... 36
3.13 Masa Bakti ........................................................................................................ 36
3.14 Pembiayaan ...................................................................................................... 36
3.15 Kebijakan Tentang Laporan Keuangan ............................................................. 36
3.16 Tujuan Pelaporan Keuangan ............................................................................. 36
3.17 Tanggung Jawab Pelaporan .............................................................................. 38

3|Page
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

BAB IV TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI KEMAHASISWAAN


4.1 Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) .................................................................. 39
4.2 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ................................................................. 39
4.3 Himpunan Mahasiswa (HIMA) ........................................................................ 40
4.4 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ..................................................................... 41
BAB V STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEGIATAN MAHASISWA
5.1 Program Kerja Organisasi Kemahasiswaan ...................................................... 46
5.2 Sistem Pengajuan Proposal............................................................................. 46
BAB VI TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMBINA ORGANISASI MAUPUN
UNSUR PENDUKUNG KEMAHASISWAAN
6.1 Pembinaan Organisasi Kemahasiswaan ........................................................... 57
6.2 Unsur Pendukung Kemahasiswaan ................................................................. 57

4|Page
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
serta melanjutkan dan meningkatkan pendidikan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (Ekaprasetia Pancakarsa) yang telah mengalami
perkembangan yang memerlukan penyesuaian dan pemantapan baik dalam hal
kebijaksanaan maupun tatanannya, termasuk sebagai wahana dan sarana
pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan
kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan
tinggi. Salah satunya dengan membentuk organisasi kemahasiswaan.
Organisasi Kemahasiswaan adalah organisasi mahasiswa yang memiliki
kedudukan resmi di lingkungan perguruan tinggi yang diatur dalam surat keputusan
Menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan No.155/U/1998 Tentang Pedoman
Umum Organisasi Kemahasiswaan. Hal ini organisasi kemahasiswaan perlu
ditingkatkan peranannya sebagai perangkat perguruan tinggi dan sebagai warga
Civitas akademika sehingga pengembangan organisasi kemahasiswaan perlu
disesuaikan dengan pelaksanaan reformasi di bidang pendididkan tinggi dan
tuntutan globalisasi masa yang akan datang.
Organisasi Kemahasiswaan diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 155 /U/1998 Tentang Pedoman Umum
Organisasi Kemahasiswaan Di Perguruan Tinggi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
bahwa:
“Organisasi Kemahasiswaan intra-perguruan tinggi adalah wahana dan sarana
pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dna peningkatan
kecendikiaan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi.”

5|Page
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

Organisasi Kemahasiswaan menjadi wahana serta sarana pengembangan diri


mahasiswa ke arah perluasan wawasan, peningkatan kecendikiawan serta
intergritas pribadi dalam menyikapi permasalahan kampus, masyarakat dan bangsa.
Dengan demikian sangat besar perannya dalam merancang, melaksanakan dan
mengkoordinasikan kegiatan ekstrakurikuler agar dapat memberikan manfaat yang
optimal bagi seluruh mahasiswa.
Organisasi mahasiswa memiliki banyak peranan dikampus. Sebagaimana
pengalaman mengajarkan banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan
dikampus, di masyarakat, berbangsa dan bernegara yang mengalami perubahan
karena peran serta dari mahasiswa yang tergabung dalam organisasi mahasiswa
tersebut. Kita sering mendengar istilah bahwa mahasiswa adalah “The agent of
change”, hal itu benar adanya karena sama-sama kita saksikan banyak perubahan
yang terjadi karena peran mahasiswa. Di kampus sendiri organisasi mahasiswa ini
berperan sangat penting. Organisasi merupakan sarana untuk menyalurkan aspirasi
mahasiswa pada petinggi-petinggi kampus seperti rektor, dekan, dosen dan
sebagainya. Tidak selamanya keputusan yang dibuat oleh petinggi kampus dapat
diterima begitu saja oleh mahasiswa.
Manfaat kegiatan organisasi kemahasiswaan adalah melatih kerja sama dalam
bentuk tim kerja multi disiplin; membina sikap mandiri, percaya diri, disiplin dan
bertanggung jawab; melatih berorganisasi; melatih berkomunikasi dan
menyatukan dan menyatakan pendapat di depan umum; membina dan
mengembangkan minat dan bakat; menambah wawasan; meningkatkan rasa
kepedulian dan kepekaan pada masyarakat dan lingkungan mahasiswa; dan
membina kemampuan kirtis, prduktif, kreatif dan inovatif.
Kemampuan softskills sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kompetensi
yang harus dimiliki mahasiswa, diukur dan dievaluasi melalui suatu instrument yang
diakomodasi ke dalam Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) yang diatur
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.81 Tahun 2014 Tentang
Ijazah, Sertifikat Kompetensi dan Profesi Pendidikan Tinggi.
Dengan pertimbangan di atas, maka dipandang perlu disusunnya suatu Buku
Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.

6|Page
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

1.2 Tujuan
Memberikan acuan dalam pengelolaan kegaiatn kemahasiswaan di tingkat Direktorat
maupun ditingkat Prodi.

1.3 Landasan Hukum


1. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tenatng Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
3. Undang-Undang RI No.12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
4. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan pemerintah RI No.17 Tahun 2010 tentang pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan
6. Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI
No:298/Menkes-Kesos/SK/IV/2001 tentang Organisasi dan tata kerja Politeknik
Kesehatan
7. Keputusan Menkes RI No.HK.00.06.2.4.3199 tanggal 14 September 2004 tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Jenajng Pendidikan Tinggi Tenaga
Kesehatan
8. Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya
Manusia Kesehatan Nomor HK.02.03/I/III.2/007038/2016 tentang Pedoman
Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan

7|Page
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

BAB II KEGIATAN KEMAHASISWAAN

Organisasi Kemahasiswaan selanjutnya disingkat Ormawa di Poltekkes


Kemenkes Tanjungpinang, terdiri atas lembaga legislatif yang bernama Badan
Legislatif Mahasiswa (BLM), lembaga eksekutif yang bernama Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM), sedang di tingkat prodi bernama Himpunan Mahasiswa (HIMA),
dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

2.1 Pengertian
a) Mahasiswa
Pengertian mahasiswa secara umum merupakan seseorang yang belajar di
bangku perkuliahan dengan mengambil jurusan yang disenangi sekaligus jurusan
yang di dalamnya ada kemungkinan besar untuk mengembangkan bakatnya. Tentu
saja semakin tinggi mahasiswa dalam menuntut ilmu di perguruan tinggi akan
semakin linier dan spesifik terhadap ilmu pengetahuan yang digelutinya.
Pengertian menurut Sarwono adalah orang yang terdaftar aktif di sebuah
perguruan tinggi. Adapun batas umur seorang yang dikatakan mahasiswa 18-30
tahun. Oleh karena terdaftar aktif di perguruan tinggi yang bersangkutan tentu saja
ada ikatan baik untuk mentaati tata tertib maupun ketentuan-ketentuan lainnya.
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang merupakan peserta didik
yang secara sah terdaftar pada salah satu Program Studi/Jurusan di lingkungan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.

b) Kegiatan Mahasiswa
Kegiatan Kemahasiswaan terbagi atas 2 macam, yakni :
 Kegiatan Kurikuler

8|Page
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

Kegiatan Kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan didalam proses belajar


mengajar, baik didalam maupun diluar kampus, sesuai deangn program yang telah
ditetapkan pada awal semester Kartu Rencana Studi (KRS).
 Kegiatan Ko-Kurikuler
Kegiatan Ko-Kurikuler adalah kegiatan yang sangat erat dan menunjang sert
membantu kegiatan kulikuler biasanya dilakukan diluar jadwal kurikuler dengan
maksud agar mahasiswa lebih memahami dan memperdalam materi yang ada di
kurikuler, biasanya kegiatan ini berupa penugasan atau pekerjaan rumah ataupun
tindakkan lainnya yang berhubungan dengan materi kurikuler yang harus
diselesaikan oleh mahasiswa.
 Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kemahasiswaan di luar kegiatan
akademik yang meliputi pembangunan penalaran dan keilmuan, minat dan
kegemaran, upaya perbaikan kesejahteraan mahasiswa, pengabdian pada
masyarakat, pengembangan organisasi kemahasiswaan, yang dapat dilakukan di
dalam maupun di luar kampus perguruan tinggi.
Adapun kegiatan ekstrakurikuler dari:
 Bidang Penalaran dan Keilmuan
Kebutuhan pokok yang harus dipenuhi sesuai dengan tugas utama sebagai
mahasiswa. Kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan penalaran dan
keilmuan berupa simposium, sarasehan, seminar, diskusi ilmiah, debat ilmiah
dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia, lomba karya ilmiah, pusat
Informasi Kesehatan Reproduksi dan sebagainya.
 Bidang Minat dan Bakat
Kebutuhan pokok yang dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan,
apresiasi seni, kesegaran jasmani. Kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan
minat dan bakat dapat berupa UKM:
o Olahraga merupakan UKM berupa kegiatan futsal, sepak bola, voli, basket,
tenis meja, catur, badminton, takraw dan renang
o Kesenian merupakan UKM berupa kegiatan tari,paduan suara, pantun,
gurindam, band/musik dan drama teater
o Pencinta alam

9|Page
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

o Pramuka, dan Pusat Informasi Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK-R/M)


 Bidang Kesejahteraan Mahasiswa
Kebutuhan pokok untuk memenuhi kesejahteraan jasmani dan rohani sehingga
mahasiswa menjadi intelektual yang berbudi dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
Untuk kesajahteraan jasmani dilakukan berbagai usaha agar memperoleh
kesehatan melalui:
o Kesehatan
Upaya meningkatkan kesehatan mahasiswa diberikan layanan melalui unit
Jaminan Pelayanan Kesehatan Mahasiswa (JPKM) di klinik Poltekkes
Kemenkes.
o Kerohanian
UKM kerohanian memfasilitasi mahasiswa untuk meningkatkan iman dan
taqwa baik melalui kegiatan mahasiswa berupa ROHIS utuk agama Islam
maupun Non Islam.
 Pengabdian Masyarakat (Kepedulian Sosial)
Kebutuhan pokok untuk mengembangkan aktualiasi diri, menyalurkan aspirasi
dan melakukan kegiatan sosial berupa pengabdian kepada masyarakat
sebagai aplikasi dari ilmu yang telah didapat. Kegiatan yang dapat memenuhi
kegiatan.

c) Organisasi Kemahasiswaan
Organisasi Kemahasiswaan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang merupakan
wahana pengembangan diri mahasiswa Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang yang
diharapkan dapat menampung kebutuhan, menyalurkan minat dan kegemaran,
meningkatkan kesejahteraan dan sekaligus menjadi wadah kegiatan peningkatan
penalaran dan keilmuan serta arah profesi mahasiswa.
Mengingat bahwa mahasiswa merupakan bagian dari civitas akademika
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.
 Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi adalah wahana dan sarana
pengembangan diri mahasiswa kearah perluasan wawasan dan peningkatan
kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan
pendidikan tinggi. Dimana tujuan pendidikan nasional berdasarkan SK

10 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

menteri pendidikan dan kebudayaan RI Nomor 155/U/1998, tentang


pedoman umum organisasi kemahasiswaan diperguruan tinggi adalah :
 Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan/atau professional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian.
 Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional.
Adapun organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi, yaitu:
 Badan Legislatif Mahasiswa (BLM)
Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) adalah Lembaga Kemahasiwaan
Tertinggi yang merupakan perwakilan dari mahasiswa Jurusan dan
perwakilan mahasiswa yang dipilih. BLM berfungsi sebagai Lembaga
Legislatif. Fungsi BLM adalah memberikan pengawasan dari
kegiatan - kegiatan BEM, menyusun anggaran, dan bersama
BEM menyusun peraturan – peraturan yang berkaitan dengan
organisasi kemahasiswaan.
 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Badan Eksekutif Mahasiswa adalah Organisasi Kemahasiswaan
sebagai Lembaga Eksekutif tertinggi di Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang.
 Himpunan Mahasiswa (HIMA)
Himpunan Mahasiswa Jurusan adalah Organisasi Kemahasiswaan
sebagai Lembaga Ekseskutif di setiap Jurusan, yang hanya
melaksanakan kegiatan penalaran dan keilmuan, dan
bertanggungjawab kepada Badan Legislatif Mahasiswa (BLM).
 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Unit Kegiatan Mahasiswa adalah lembaga pelaksana dalam satu
bidang peminatan di Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang, yang
berkoordinasi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).

11 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

 Organisasi kemahasiswaan antar perguruan tinggi adalah wahana dan


sarana pengembangan diri mahasiswa untuk menanamkan sikap ilmiah,
pemahaman tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama,
serta menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan.

d) Kode Etik Organisasi dan Kegiatan Kemahasiswaan


 Kode Etik Organisasi Kemahasiswaan
1. Tidak bertentangan dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Agama
serta Visi dan Misi Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang serta menunjang
kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
2. Mempunyai Visi dan Misi yang jelas, benar dan rasional.
3. Memiliki Garis-garis Besar Haluan Kerja (GBHK).
4. Pengurus dan anggota organisasi masih berstatus sebagai mahasiswa aktif
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.
5. Mempunyai Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga serta Program
Kerja
6. Mempunyai sekretariat menjalankan proses admimnistrasi.
7. Mempunyai kepengurusan organisasi (struktur organisasi) dan uraian tugas
yang jelas
8. Kepengurusan organisasi bertanggungjawab sesuai dengan struktur
kemahasiswaan di Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.
 Kode Etik Unit Kegiatan Kemahasiswaan (UKM)
1. Tidak bertentangan dengan kode etik organisasi
2. Mendapat izin resmi dari Pimpinan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang
3. Mempunyai disiplin administrasi, disiplin organisasi dan transparansi
4. Kegiatan dan aktifitasnya dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan
formal
5. Kegiatan dapat meningkatkan iman dan taqwa, prestasi bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, olahraga, seni dan budaya.
6. Kegiatan tidak bersifat destruktif dan anarkis
 Tata Tertib Organisasi Kemahasiswaan

12 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

1. Mematuhi kode etik kemahasiswaan


2. Anggotanya mematuhi tata tertib organisasi yang ada di Poltekkes
Kemenkes Tanjungpinang seperti BLM, BEM, HIMA, dan UKM.
3. Mempunyai daftar nama dan data pribadi yang jelas dan benar
4. Terjalin komunikasi yang harmonis, demokratis, terbuka dan kekeluargaan
sebagai civitas akademika Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.
5. Merencanakan dan melaksanakan program kegiatan yang tidak
bertentangan dengan AD dan ART organisasi
6. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang dapat
dipertanggungjawabkan.

 Pembina Organisasi Kemahasiswaan


Pembina Organisasi Kemahasiswaan adalah para dosen atau tenaga
kependidikan di Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang yang ditugaskan untuk
membina kegiatan organisasi kemahasiswaan melalui surat tugas dan
keputusan direktur untuk satu masa periode tertentu.
 Unsur Pendukung Kemahasiswaan
Unsur Pendukung Kemahasiswaan adalah tenaga administrasi yang ditetapkan
oleh pimpinan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan.
 Fasilitas Mahasiswa
Fasilitas Mahasiswa merupakan sarana dan prasarana yang dapat dipergunakan
untuk pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan diantaranya ruang organisasi,
sarana dan prasarana olahraga dan lain-lain.

e) Struktur Organisasi
 Struktur Organisasi Badan Legislatif Mahasiswa
1. Ketua
2. Wakil Ketua; Sekretaris; Bendahara
3. Komisi
a) Komisi I Anggaran

13 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

b) Komisi II Legislasi
c) Komisi III Kondisi Internal
d) Komisi IV Kondisi Eksternal
e) Komisi V Aspirasi

 Struktur Organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa


1. Ketua
2. Wakil Ketua I; Wakil Ketua II; Sekretaris I; Sekretaris II; Bendahara I;
Bendahara II
3. Divisi
a) Divisi Pendidikan
b) Divisi Dalam Negeri
c) Divisi Luar Negeri
d) Divisi Sosial Masyarakat

 Struktur Organisasi Himpunan Mahasiswa


1. Ketua
2. Wakil Ketua; Sekretaris ; Bendahara
3. Divisi
a) Divisi Kerohanian
b) Divisi Minat dan Bakat
c) Divisi Kaderisasi
d) Divisi Perekonomian
e) Divisi Pengabdian Masyarakat

 Struktur Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa


1. Ketua
2. Sekretaris ; Bendahara
3. Anggota

14 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

2.2. Penghargaan Kegiatan Organisasi Mahasiswa

1. Penghargaan
Penghargaan merupakan bentuk penghargaan yang diberikan kepada aktivis
baik perseorangan maupun atas nama organisasi di lingkup Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang. Penghargaan terhadap keikutsertaan mahasiswa dalam setiap
kegiatan organisasi kemahasiswaan baik sebagai pengurus maupun sebagai panitia
yang diselenggarakan oleh Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang ditunjukkan dengan
sertifikat,yang dikeluarkan oleh Bagian Kemahasiswaan dengan ditandatangani oleh
direktur Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang. Penghargaan terhadap panitia dan
peserta kegiatan yang diselenggarakan oleh setiap Organisasi Kemahasiswaan
diberikan oleh Organisasi Kemahasiswaan masing-masing.
Penghargaan diberikan setelah 15 hari pelaksanaan kegiatan. Penghargaan yang
dimaksud terkait beberapa kategori dengan maksud untuk memberikan stimulan
peningkatan kinerja organisasi kemahasiswaan dalam bentuk kegiatan
kemahasiswaan.
Penghargaan diberikan kepada aktivis mahasiswa yang :
1. Berhasil menyelenggarakan kegiatan di lingkup Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang dengan baik yang dimulai dari persiapan (pra kegiatan),
pada pelaksaan kegiatan dan setelah pelaksaan kegiatan.
2. Berperan aktif disetiap kegiatan yang disenggarakan di lingkup Poltekkes
Kemenkes Tanjungpinang. Penghargaan diberikan oleh ketua masing-
masing organisasi atas rekomendasi atau melalui mekanisme rapat
pimpinan berdasarkan hasil pertemuan dan masukan dari masing-masing
ketua bidang.
3. Pemberian penghargaan mengacu kepada kategori yang digunakan secara
umum yang berlaku dalam kegiatan kemahasiswaan. Kategori yang
dimaksud adalah:
a. Aktif; memiliki perangkat organisasi lengkap, menjalankan program
kerja terbaik
b. Prestasi; individu maupun organisasi kemahasiswaan yang
membawa nama Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang berprestasi
di tingkat provinsi, nasional dan internasional.

15 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

c. Jika dibutuhkan bagian kemahasiswaan dapat menambahkan


kategori lainnya seperti Organisasi Mahasiswa terbaik dalam hal
kerjasama dan pemberdayaan masyarakat atau sebutan lainnya.

C. Bentuk-Bentuk Penghargaan
1. Pujian secara lisan, Pemberian ucapan selamat atas keberhasilan dalam
menjalankan suatu event atau tugas.
2. Memberikan sertifikat kepada aktivis maupun kepanitiaan.
3. Surat penghargaan;
4. Hadiah berupa barang/ cindera mata (yang sudah berhenti berdasarkan
berakhirnya masa jabatan)
5. Peningkatan fasilitas;
6. Publisitas.

16 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

BAB III KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB

3.1 Sistem Organisasi


a. Sistem Parlementer (Parliamentary Executive)
Dalam sistem ini, badan eksekutif dan legislatif sangat tergantung satu sama
lain. Ketua Bidang yang ada dalam kepengurusan di badan eksekutif, bisa
dipecat dan diganti oleh legislatif (BLM). Karena dalam sistem ini, eksekutif
bertanggung jawab kepada BLM dan Pudir III (Parlemen). anggota BEM bisa
diganti kapan saja menurut kehendak BLM. Dalam sistem ini ketua BEM
“hanya” dipilih oleh MPM saja. Tidak ada lembaga lain yang ikut memilih.
Legislatif hanya menjadi anggota sidang yang tidak bisa mengkontrol BEM
layaknya pemerintahan yang demokratis.
b. Sistem Presidensial
Dalam sistem ini pimpinan organisasi eksekutif BEM tidak disebut dengan
sebutan “Ketua BEM”. Melainkan mereka menyebut pemimpin BEM mereka
dengan sebutan “Presiden Mahasiswa”.
Sistem ini menjelaskan kelangsungan hidup Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
tidak bergantung pada legislatif (BLM). Sehingga presiden mahasiswa dipilih
secara langsung oleh seluruh mahasiswa di kampus Poltekkes Kesehatan
Kemenkes Tanjungpinang. Ketua Eksekutif dipilih berdasarkan Pemilu Raya
tersendiri.
c. Sistem Campuran
Pemerintahan semi-presidensial (campuran) menggabungkan Ketua terpilih
yang melakukan tugas-tugas politik dengan seorang ketua organisasi lain yang
memimpin organisasi yang bertanggung jawab kepada ketua.ketua bidang lain ,
yang biasanya ditunjuk oleh ketua eksekutif, bertanggung jawab atas
pemerintah jurusan dilingkungan kampus (termasuk hubungan dengan

17 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

mahasiswa) namun ketua eksekutif tetap memegang peran pengawasan,


bertanggung jawab atas urusan luar kampus, dan biasanya dapat mengambil
kekuasaan darurat. Sistem organisasi secara campuran menyangkut beberapa
hal :
 Ketua dipilih langsung oleh mahasiswa untuk masa jabatan 1 tahun ataupun
dipilih langsung oleh anggota legislatif.
 Ketua Eksekutif bertanggungjawab kepada legislatif (BLM ) tetapi tidak
diizinkan menjadi anggota legislatif (BLM).
 Ketua Eksekutif memegang kekuasan untuk mengendalikan
masalah-masalah tertentu dalam masa pemerintahannya. Organisasi di
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang menggunakan sistem campuran.

3.2 Kedudukan
Kedudukan organisasi kemahasiswaan Poltekkes Kemankes Tanjungpinang yang
meliputi BLM, BEM, HIMA dan UKM merupakan kelengkapan non struktual pada
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.
3.3 Fungsi
Organisasi Kemahasiswaan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang mempunyai fungsi
sebagai sarana dan wadah:
 Perwakilan mahasiswa tingkat perguruan tinggi untuk menampung dan
menyalurkan aspirasi mahasiswa, menetapkan garis-garis besar program dan
kegiata kemahasiswaan;
 Pelaksanan kegiata kemahasiswaan;
 Komunikasi antar mahasiswa;
 Pengembangan potensi jati diri mahasiswa sebagai insan akademis, calon ilmuan
dan intelektual yang berguna di masa depan;
 Pengembangan palatihan keterampilan organisasi, manajemen dan
kepemimpinan mahasiswa;
 Pembinaan dan pengembangan kader-kader bangsa yang berpotensi dalam
melanjutkan kesinambungan pembangunan nasional;
 Untuk memelihara dan mengembangkan ilmu dan teknologi yang dilandasi oleh
norma-norma agama, akademis, etika, moral, dan wawasan kebangsaan.

18 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

3.4 Tangung Jawab


Tangung jawab organisasi kemahasiswaan BLM, BEM, HIMA, UKM bertanggung
jawab kepada Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang, karena pimpinan Poltekkes
Kemenkes Tanjungpinang bertanggung jawab untuk semua kegiatan di Poltekkes
Kemenkes Tanjungpinang.
3.5 Sistematika Rapat
 Rapat
 Pengertian
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rapat adalah pertemuan
(kumpulan) untuk membicarakan sesuatu, sidang, majelis.
2. Rapat merupakan komunikasi kelompok secara resmi
3. Rapat merupakan musyawarah kelompok untuk mufakat
4. Rapat merupakan media komunikasi kelompok yang bersifat tatap
muka
 Tujuan Rapat
Rapat ada yang bersifat rutin dan ada yang bersifat kontemporer
(sewaktu-waktu) atau bila terjadi suatu peristiwa yang luar biasa. Beberapa
tujuan diadakannya rapat, yaitu:
1. Untuk memecahkan atau mencari jalan keluar suatu permasalahan
2. Untuk menyampaikan informasi, perintah, pernyataan.
3. Sebagai alat koordinasi antarintern atau antarekstern.
4. Agar peserta rapat dapat ikut berpartisipasi pada masalah-masalah
yang sedang terjadi.
5. Mempersiapkan suatu acara atau kegiatan.
6. Menampung semua permasalahan dari arus bawah (para peserta
rapat), dll.
 Jenis-Jenis Rapat dan Syarat-Syaratnya
Orang-orang sering menggunakan kata rapat dalam keseharian. Baik ketika
situasi formal maupun tidak formal. Dalam setiap kegiatan rapat tentu
mempunyai tujuan rapat dan jenis rapat yang berbeda. Rapat terdiri atas
beberapa jenis, tergantung cara pandangnya atau segi peninjauannya.
1) Berdasarkan tujuan.

19 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

a. Rapat Penjelasan.
Rapat penjelasan adalah rapat yang diselenggarakan untuk tujuan
menyampaikan penjelasan kepada para peserta rapat dari pimpinan.
b. Rapat Pemecahan Masalah.
Rapat pemecahan masalah diselenggarakan untuk menemukan
pemecahan tentang suatu masalah yang sedang terjadi atau dihadapi.
c. Rapat Perundingan.
Rapat perundingan adalah rapat yang diselenggarakan dengan
tujuan menghindari timbulnya suatu perselisihan, mencari jalan
tengah agar tidak merugikan kedua belah pihak.
2) Berdasarkan sifat.
a. Rapat formal.
Rapat formal adalah rapat yang dilaksanakan dengan suatu
perencanaan terlebih dahulu, sesuai dengan aturan yang berlaku
dan semua peserta rapat memperoleh undangan.
b. Rapat informal.
Rapat informal adalah rapat yang dilaksanakan secara tidak resmi
dan tidak berdasarkan suatu rencana yang bersifat resmi.
c. Rapat terbuka.
Rapat terbuka adalah rapat yang dapat dihadiri oleh seluruh anggota
organisasi. Materi rapat yang dibahas merupakan masalah yang
tidak bersifat rahasia.
d. Rapat tertutup.
Rapat tertutup adalah rapat yang diselenggarakan untuk kalangan
tertentu dalam suatu organisasi, biasanya yang dibahas hal-hal yang
menyangkut maslah yang sifatnya rahasia (tidak atau belum boleh
diketahui oleh umum).
3) Berdasarkan jangka waktu.
a. Rapat mingguan.
Rapat mingguan adalah rapat yang diselenggarakan secara rutin
setiap minggu, guna membahas masalah-masalah dan kegitan

20 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

mingguan yang bersifat biasa yang dihadapi oleh setiap seksi


atau subseksi.
b. Rapat bulanan.
Rapat bulanan adalah rapat yang diselenggarakan setiap bulan
dengan rutin, guna membahas masalah-masalah kegiatan bulanan
yang bersifat biasa yang dihadapi oleh setiap seksi atau subseksi.
c. Rapat semester.
Rapat semester adalah rapat yang diselenggarakan setiap enam
bulan sekali, guna mengadakan evaluasi hasil kerja selama
setengah tahun dan mencari serta menentukan rencana-rencana
selanjutnya untuk waktu enam bulan berikutnya.
d. Rapat tahunan.
Rapat tahunan adalah rapat yang diadakan sekali setahun yang
bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan dan hasil dari rencana
jangka pendek dan jangka panjang.

4) Berdasarkan frekuensi.
a. Rapat rutin.
Rapat rutin adalah rapat yang waktunya sudah tertentu Rapat rutin
adalah rapat yang waktunya sudah tertentu atau biasa, missal
mingguan, bulanan, dll.
b. Rapat insidental.
Rapat insidental adalah rapat yang terjadi tanpa direncanakan
terlebih dahulu, karena adanya masalah yang memerlukan
penanganan dengan segera.
5) Berdasarkan nama.
a. Rapat kerja (Musyawarah Kerja)
Rapat kerja adalah rapat atau pertemuan seluruh organisasi guna
membahas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas
suatu instansi.
b. Rapat dinas.

21 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

Rapat dinas adalah rapat yang membicarakan masalah kedinasan


atau pekerjaan (biasanya dilakukan oleh orang-orang yang bertugas
di instansi pemerintah).
c. Rapat Resmi
Rapat Resmi yaitu rapat yang diselenggarakan untuk membahas
masalah yang sangat penting. Peserta rapat sebelumnya mendapat
pemberitahuan terlebih dulu melalui surat undangan. Dalam rapat
resmi berlaku peraturan protokol yang membantu kelancaran rapat.
Apabila terdapat perbedaan pendapat diantara anggota,
peraturannya adalah pendapat mayoritas menjadi keputusan, akan
tetapi hak-hak minoritas dilindungi dengan pembatasan
pembahasan pada pokok-pokok, dan lebih penting adalah
memberikan jaminan bahwa semua peserta diperlakukan dengan
sebaik-baiknya.
d. Rapat tidak resmi
Rapat tidak resmi yaitu rapat yang diselenggarakan oleh pimpinan
dengan stafnya serta diadakan di ruang kantor pimpinan atau ruang
rapat untuk membahas masalah yang mendesak atau terjadi
tiba-tiba. Pada rapat ini biasanya terjadi diskusi dan tukar pendapat
atau informasi untuk mengakrabkan pimpinan dengan stafnya.
Dalam hal ini sekretaris hanya membuat ringkasan-ringkasan
sederhana hasil rapat yang menjadi kesimpulan.

2. Syarat-Syarat Rapat
Rapat dapat dikatakan berlangsung dengan baik dan berhasil, apabila tujuan rapat
yang telah ditentukan tercapai. Untuk dapat mencapai tujuan rapat, ada beberapa
syarat yang harus diperhatikan pihak panitia penyelenggara rapat. Bagaimanakah
syarat-syarat rapat yang baik?
Suatu pertemuan dapat disebut sebagai sebuah rapat apabila memenuhi kriteria
berikut, yaitu:

22 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

a. Membicarakan suatu masalah yang berkaitan dengan tujuan organisasi,


perusahaan, instansi, pemerintah, dan lain-lain, yang harus
dirundingkan/didiskusikan secara bermusyawarah.
b. Pada saat rapat seluruh peserta harus berperan aktif.
c. Setiap pembicaraan ketika rapat berlangsung harus bersifat terbuka ( tidak
ada yang disembunyikan serta prasangka ).
d. Adanya unsur-unsur rapat seperti pimpinan, notulen, moderator, peserta
rapat, masalah yang dibahas.
e. Dalam pelaksanaan rapat tidak dibenarkan kepada seluruh peserta rapat
membuat forumnya tersendiri (berbicara, main HP, dan lain sebagainya)
f. Jumlah peserta rapat sekurang-kurangnya 70% dari jumlah undangan.
g. Apabila terjadi pelanggaran dalam rapat akan diberikan sanksi yang
ditentukan oleh masing masing organisasi.
h. Rapat tidak selamanya dipimpin oleh ketua organisasi, rapat dapat di
alihkan pimpinanya sesuai dengan perintah ketua organisasi (contoh : ketua
pelaksana kegiatan).
i. Apabila ketua organisasi tidak dapat hadir rapat diambil alih oleh jabatan
tertinggi setelah ketua organisasi.
j. Peserta rapat wajib hadir selambat lambatnya 15 menit sebelum rapat
dimulai, kecuali adanya laporan atau koordinasi terlebih dahulu.
k. Setiap peserta rapat wajib mengisi absen yang telah dibuat sekretaris
masing-masing organisasi
l. Untuk mencapai tujuan rapat agar rapat berhasil, setiap peserta rapat harus
mengetahui syarat-syarat rapat yang baik. Syarat-syarat rapat yang baik,
antara lain :
a) Persiapan rapat.
1) Persiapan rapat harus dirancang dan dilaksanakan oleh panitia
penyelenggara rapat. Secara garis besar persiapan yang harus
dilaksanakan, yaitu :
 Penentuan tujuan rapat dan acara rapat.
 Penentuan waktu, tanggal, hari, tahun.
 Penentuan tempat.

23 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

 Media/peralatan.
b) Pelaksanaan rapat.
1) Waktu.
2) Suasana rapat berlangsung terbuka.
3) Para peserta rapat berpartisipasi aktif.
4) Adanya kendali dari ketua rapat
5) Hindarkan perdebatan.
6) Bahasa harus komunikatif.
7) Terdapat keputusan dan kesimpulan rapat.
8) Adanya notulen.
9) Acara rapat.
10) Media rapat.

3.6 Standar Operasional Prosedur Rapat


Rapat/pertemuan dapat digunakan sebagai wahana untuk mengukur dan
mengevaluasi kemajuan kerja organisasi selama masa kepengurusan. Hasil-hasil
rapat, selain diketahui oleh pengurus yang terlibat pada rapat tersebut juga
dimungkinkan semua pengurus organisasi dapat mengetahui hasil rapat tersebut.
A. Pimpinan Rapat

1. Rapat Kerja dipimpin oleh Ketua Organisasi atau Sekretaris atau pihak yang
diberi wewenang oleh Ketua Organisasi.

2. Rapat Pimpinan dipimpin oleh Ketua Organisasi kemahasiswaan tertinggi.

3. Rapat Pengurus Inti dipimpin oleh Ketua Organisasi atau Sekretaris atau
pengurus inti yang diberikan wewenang.

4. Rapat Bidang dipimpin oleh Ketua Bidang atau anggota Bidang yang
diberikan wewenang.

5. Rapat Kepanitiaan dipimpin oleh Ketua Panitia, didampingi oleh panitia


pengarah serta Ketua Bidang yang terkait.

24 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

B. Media Rapat

1. Rapat melalui via online


a. Rapat dipimpin oleh pemimpin rapat serta rapat dibuka oleh moderator
b. Moderator menyampaikan tata tertib rapat,kontra waktu rapat,dan
agenda rapat
c. Rapat akan dilaksakan apabila yang mengikuti rapat ¾ dari jumlah
anggota yang aktif
d. Tata tertib rapat online:
 Pempinan sidang penyampaikan pembahasan selama 5 menit serta
waktu membaca bagi peserta sidang 5 menit
 Selama berlangsung penyampaian pembahasan oleh pemimpin
rapat tidak boleh memotong pembahasan
 Apabila memotong atau mengganggu jalannya rapat akan diberi
teguran oleh moderator
 Apabila sudah 2x teguran maka peserta rapat akan dikeluarkan
dari media rapat
 Apabila ingin bertanya dan memberikan saran maupun usulan
silahkan jaringan pribadi ke moderator, moderator akan
mempersilahkan apabila pembahasan yang disampaikan oleh
pimimpin rapat telah selesai.
e. Diakhir rapat notulen akan menyampaikan hasil dan kesimpulan dari
rapat tersebut dan ditutup oleh moderator

2. Rapat langsung
a. Rapat dipimpin oleh pemimpin rapat (ketua umum/sekretaris umum
organisasi/orang yang ditunjuk untuk menjadi pimpinan rapat) serta
rapat dibuka oleh moderator
b. Rapat akan dilaksakan apabila yang mengikuti rapat ¾ dari jumlah
anggota yang aktif
c. Rapat akan diserahkan kepada pimpinan rapat apabila moderator telah
mempersilahkan

25 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

d. Apabila ingin memberikan usulan/sanggahan maupun pertanyaan


silahkan angkat tangan.Usulan/sanggahan diungkapkan setelah
moderator mempersilahkan
e. Diakhir rapat notulen akan menyampaikan hasil dan kesimpulan dari
rapat tersebut dan ditutup oleh moderator

C. Rapat dalam Organisasi

1. Rapat internal, pimpinan masing-masing ormawa


Merupakan pertemuan untuk membahas dan menyelesaikan masalah
internal organisasi. Serta arah kebijakan dan program-program kegiatannya.
Rapat ini dilaksanakan minimal dua bulan sekali..

2. Rapat Koordinasi Organisasi Kemahasiswaan


Merupakan pertemuan pimpinan umum dan pimpinan bidang yang ada
di BLM, BEM ,HIMA dan UKM.
Macam-macam :
 Rapat koordinasi, antara pimpinan umum ormawa
 Rapat koordinasi, antara pimpinan bidang di BEM, HIMA dan UKM
Tujuan dari rapat koordinasi ini adalah untuk merapikan kegiatan, evaluasi
dan berbagi informasi demi menjalin tujuan bersama.
3. Rapat Kepanitiaan
Merupakan pertemuan internal kepanitiaan teknis kegiatan, dan/atau
bersama SC (Steering Commite/Panitia Pengarah) kegiatan dan OC
(Organizing Committee/Panitia Pelaksana). Rapat kepanitiaan dilaksanakan
sesuai dengan keperluan mereka.Bertujuan untuk berkoordinasi
pelaksanaan kegiatan dan schedulling kegiatan.
4. Rapat Kerja
 Rapat kerja seluruh ormawa / pengurus organisasi mahasiswa untuk
membahas, menetapkan tata tertib dan program kerja;
 Menetapkan standar operasional prosedur (SOP)
 Rapat kerja dan penetapan SOP dilaksanakan satu tahun sekali.
5. Rapat Pleno

26 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

Merupakan rapat yang harus dilakukan oleh masing-masing internal


pengurus ormawa. Rapat ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja seluruh
pengurus dan program-program yang telah dilaksanakan dan diadakan 2-4
kali dalam 1 periode.

3.7 Sistem Pelaksanaan Pemilu Raya (Pemira)


a. Pengertian
Pemira adalah suatu sistem demokrasi bagi para mahasiswa yang ingin
mencalonkan diri menjadi pemimpin sebuah pemerintahan yang ada di
universitas dan perguruan tinggi. Dalam ajang ini sistem dan tata cara
pelaksanaan hampir sama seperti pemilihan umun kepala negaraa hanya saja
dalam ruang lingkup pemerintahan yang ada di universitas dan
perguruantinggi dan dan waktu yang lebih singkat. Dalam pemerintahan
suatu pemerintahan mahasiswa terdapat dua sistem yang berlaku, ada
presidensil dan parlementer.
Adapun presidensil ialah eksekutif tidak dipilih oleh legislatif melainkan
dipilih secara langsung oleh mseluruh mahasiswa secara demokratisdengan
sisitem pemilihan tertentu (contoh seperti coblos dan e-vote). Dalam sistem
presidensil seluruh mahasiswa baik yang organisasi ataupun non
organisasidapat mengikuti pemira ini. Adapun sistem parlementer ialah
eksekutif dipilih langsung oleh legislatif, dan yang mencalonkan hanya intern
dari eksekutif itu sendiri.
 Tujuan dilaksanakannya pemira
Tujuan dilaksanakannya pemira ialah untuk mengkaderisasi pemimpin
baru untuk periode jabatan berikutnya.
 Manfaat
Terpilihnya pemimpin baru secara demokrasi
 Sistem pemira
 Pembentukan KPU- ORMAWA
Merupakan pembentukan panitia komisi pemilihan umum organisasi
mahasiswa yang mana pada pembentukan ini akan terdapat
pembagian bidang bidang untuk melaksanakan pemilu raya, KPU

27 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

berasal dari legislatif. KPU bersifat netral. Pada pembentukan panitia


sekuligus membentuk peraturan peraturan pelaksanaan pemilu raya.
Pembentukan KPU-ORMAWA berdasarkan Surat Keputusan (SK) yang
ditanda tangani oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang
 Sosialisasi pemira
Sosialisasi pemira bertujuan untuk mengumpulkan seluruh mahasiswa
untuk diberikan pembekalan pemira hasil dari rapat pembentukan
panitia KPU-ORMAWA untuk calon calon yang ingin mendaftarkan diri
menjadi bakal calon ketua organisasi
 Pendaftaran calon
Pada tahap ini para bakal calon akan mendaftarkan diri untuk pengajuan
menjadi calon ketua organisasi yang dipilihnya.
 Penetapan pencalonan atau nomor urut
Pencabutan undian dilakukan untuk para calon menentukan nomor
undian yang didapatnya dan sebagai sarana untuk kampanye dan
promosi
 Penentuan pasangan
Penentuan pasangan dilakukan sesuai dengan hasil keputusan bersama
KPU-ORMAWA.
 Kampanye
Kampanye ialah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mempromosikan
dirinya dengan berbgai macam hal dan kampanye dibatasi sesuai dengan
ketentuan yang ditentukan oleh KPU-ORMAWA agar tidak terjadi
permasalahan akibat saling menjatuhkan lawan.
 Masa kampanye
Masa kampanye dilakukan selama 15x24 jam, setelah masa kampanye
semua hal hal yang berkaitan dengan kampanye harus dihentikan,
dilepaskan dan diselesaikan.
 Pemilihan
Pemilihan ialah tahap pemilihan yang dilakukan secara demokratis
oleh seluruh mahasiswa melalui sistem coblos ataupun voting.
Perhitungan suara dilakukan secara terbuka dan disaksilan oleh seluruh

28 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

mahasiswa kampus dan ditambah dengan staff dan dosen sebagai tamu
luar biasa yang tidak memiliki hak suara melainkan sebagai penguat
adanya pemira.
 Pelantikan
Pelantikan dilaksanakan setelah dapatnya hasil pemira.

3.8 Serah Terima Jabatan Kepengurusan


1. Pengertian Serah Terima Jabatan (Sertijab)
Serah terima jabatan (Sertijab) adalah serah terima untuk kepengurusan yang
lama ke pengurusan yang baru berdasarkan surat keputusan yang telah
dikeluarkan oleh pemegang jabatan terkait Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.
2. Tujuan Serah Terima Jabatan (Sertijab)
Tujuan dilaksanakan serah terima jabatan adalah untuk membentuk suatu susunan
kepengurusan yang baru didalam organisasi BLM, BEM, HIMA dan UKM Poltekkes
Kemenkes Tanjungpinang.
3. Sistematika Serah Terima Jabatan (Sertijab)
a) Memiliki kepengurusan yang baru
b) Memiliki SK kepengurusan yang baru
c) Setiap organisasi memiliki bendara merah putih dan bendera organisasi
d) Proses Serah Terima Jabatan
 Susunan Acara
1) Pembukaan
2) Menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars dan/atau Hymne Poltekkes
Kemenkes Tanjungpinang
3) Mengheningkan Cipta dipimpin oleh pembina upacara pelantikan.
4) Pembacaan Keputusan Direktur tentang susunan pengurus baru
5) Pelantikan pengurus baru ormawa oleh Direktur.
6) Serah terima kepengurusan dari pengurus lama ke pengurus baru
ditandai dengan pelepasan atribut kepengurusan lama dan
penyematan atribut serta penyerahan bendera organisasi dan
laporan pertanggungjawaban ke pengurus baru
7) Pengucapan janji pengurus baru (dipimpin oleh ketua terpilih)

29 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

8) Penanaman Bela Negara (Menyanyikan lagu Bagimu Negeri)


9) Laporan /Sambutan
a) Ketua yang lama
b) Ketua yang baru
c) Direktur/Pudir III
10) Penyerahan piagam kepada pengurus lama secara simbolis oleh
Direktur
11) Doa bersama
12) Penutupan/Pemberian Ucapan Selamat

30 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

b. Naskah Pelantikan

NASKAH PELANTIKAN
PENGURUS BLM, BPK, BEM, HIMA DAN UKM PERIODE TAHUN…

SEBELUM SAUDARA DILANTIK, SAYA INGIN BERTANYA:


 APAKAH SAUDARA SIAP DAN BERSEDIA UNTUK DILANTIK
SEBAGAI PENGURUS BLM, BPK, BEM, HIMA, DAN UKM PERIODE
TAHUN…..?
 APAKAH SAUDARA SIAP MENGENBAN TUGAS DAN TANGGUNG
JAWAB YANG DIBERIKAN?
DENGAN MENGUCAPKAN SYUKUR ATAS KE HADIRAT TUHAN YANG
MAHA ESA
PADA HARI INI: ………., TANGGAL……..BULAN…….TAHUN……
SAYA DIREKTUR POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG
DENGAN INI RESMI MELANTIK SAUDARA SEBAGAI PENGURUS
BADAN LEGISLATIF MAHASISWA (BLM), DAN BADAN EKSEKUTIF
MAHASISWA (BEM) POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG
PERIODE TAHUN…..
SAYA PERCAYA SAUDARA-SAUDARA AKAN MELAKSANAKAN TUGAS
SEBAIK-BAIKNYA SESUAI DENGAN TANGGGUNG JAWAB YANG
DIBERIKAN.
SEMOGA TUHAN YANG MAHA ESA SENANTIASA BERSAMA KITA.

TANJUNGPINANG,
……….

DIREKTUR,

TTD

(………………………..)

31 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

3.9 Kepengurusan
1. Pengurus organisasi kemahasiswaan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang
pada masing-masing tingkat sekurang-kurangnya terdiri atas ketua umum,
sekretaris, bendahara, dan anggota pengurus.
2. Pengurus ditetapkan melalui pemilihan yang tata cara dan mekanismenya
ditetapkan oleh organisasi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang,
dan dilaksanakan secara transparan dan demokratis.

3.10 Sanksi
1. Bentuk Pelanggaran
a. Pelanggaran Anggota
Hal-hal yang dapat dianggap sebagai suatu bentuk pelanggaran antara
lain:
1) Melakukan kegiatan yang dapat mencemarkan nama baik organisasi
2) Terbukti melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan
putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
b. Pelanggaran Pengurus Organisasi
1) Melakukan tindakan yang dapat mencemarkan nama baik organisasi
2) Terbuktimelakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan put
usan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
3) Melakukan kegiatan penyalahgunaan jabatan dalam organisasi
4) Tidak mengikuti musyawarah organisasi tanpa pemberitahuan dan
alasan yang jelas.

2. Bentuk Sanksi
a. Sanksi Anggota
Bagi anggota-anggota yang melanggar ketentuan yang telah disepakati
dapat dikenai sanksi-sanksi sebagai berikut:

1) Teguran langsung sebanyak 2x


2) Pemberian surat peringatan oleh ketua organisasi sebanyak 2x
b. Sanksi pengurus Organisasi

32 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

1) Teguran langsung sebanyak 2x


2) Pemberian surat peringatan oleh Ketua organisasi sebanyak 2x
3) Pemberian skorsing atau penghentian status keanggotaan sementara
dilakukan apabila tidak mengindahkan surat peringatan selama 2x24
jam.
4) Bentuk sanksi bagi pengurus, kecuali ketua yang melakukan tindak
pidana kejahatan berdasarkan putusan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap adalah pencabutan jabatan secara tetap
seluruh anggota yang diperoleh dari hasil rapat luar biasa yang di
pimpin oleh BLM atau pembina organisasi
c. Sanksi BLM akan ditetapkan melalui musyawarah istimewa
organisasi
3. Tata Cara Pemberian Sanksi
a. Tata cara pemberian sanksi teguran langsung
1) Teguran langsung diberikan oleh ketua dengan memperhatikan
pertimbangan dari BLM apabila anggota atau pengurus organisasi
melakukan pelanggaran.
2) Teguran langsung diberikan kepada anggota atau penguru
s yangmelakukanpencemaran nama baik organisasi, pengurus
yang tidak aktif lagi atau vakum tanpa keterangan yang jelas,
dan/atau pengurus yang menyalah gunakan jabatan dalam organisasi
3) Teguran langsung hanya diberikan dua kali
b. Tata cara pemberian sanksi tertulis dan korespondensi selanjutnya
1) Pemberian surat peringatan diberikan kepada anggota atau pengurus
jika teguran langsung telah diberikan;
2) Pemberian surat peringatan dilakukan oleh ketua dengan
memperhatikan pertimbangan dari BLM
3) Surat peringatan diberikan kepada pengurus yang tidak mengikuti
agenda wajib bagi seluruh pengurus sebanyak dua kali tanpa disertai
keterangan yang jelas, pengurus yang melakukan
pencemaran nama baik organisasi, dan/atau pengurus yang
menyalahgunakan jabatan dalam organisasi.

33 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

4) Peringatan tertulis pertama diberikan saat terjadi kesalahan dan


harus ditanggapi selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah peringatan
pertama diberikan;
5) Peringatan kedua diberikan setelah peringatan pertama tidak
ditanggapi dan harus ditanggapi selambat-lambatnya 1 x 24 jam
setelah peringatan kedua diberikan;
6) Apabila peringatan kedua tidak ditanggapi dalam batas waktu yang
ditentukan, pengurus akan dikenai sanksi selanjutnya berupa
pemberhentian.
c. Tata cara pencabutan jabatan secara tetap
1) Pencabutan jabatan secara tetap diberikan kepada pengurus di
karenakan melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
2) Pencabutan jabatan anggota secara tetap diberikan kepada pengurus
melalui mekanisme surat keputusan ketua dengan memperhatikan
pertimbangan dari BLM
3) Pencabutan jabatan ketua melalui mekanisme musyawarah istimewa.
4. Tata Cara Pemberian Pembelaan
Pembelaan bagi anggota atau pengurus yang dikenai peringatan langsung
dan peringatan tertulis dilakukan selambat-lambatnya 2x24 jam setelah
peringatan diterima dengan suatu pembelaan tertulis yang ditunjukan
kepada BLM dan ketua organisasi

a. Mekanisme Penyusunan Pembelaan Tertulis


Dalam hal menggunakan kesempatan membela diri sebagaimana
dimaksud dalam pedoman maka dapat melakukan hal-hal berikut :
1) Membuat surat pernyataan tentang pembelaan diri dengan
melampirkan dokumen pendukung dan disampaikan kepada ketua
dan BLM dalam kurun waktu yang ditetapkan.
2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya
memuat :
1. Keterangan dan alasan pelanggaran;

34 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

2. Keterangan saksi dan bukti apabila ada;


3. Permohonan maaf dan koreksi atas kesalahan yang telah
dilakukan;
4. Apabila pembelaan pengurus diterima, memorandum dihentikan
dan di anggap akan ikut aktif kembali di organisasi.

3.11 Mekanisme Reshuffle


Reshuffle dapat diartikan sebagai kegiatan merubah, mengganti,
mengocok atau memutar serta mengulang.
Menurut id.wikipedia.org, Organisasi mahasiswa merupakan wahana
dan sarana pengembangan diri, kreativitas, dan kemandirian mahasiswa.
Organisasi kemahasiswaan diharapkan dapat menampung dan
memenuhi kebutuhan akan pengembangan penalaran dan keilmuan,
minat dan kegemaran, kesejahteraan, serta pengabdian pada
masyarakat
Menurut id.wikipedia.org, Reshuffle Anggota Organisasi adalah suatu
peristiwa di mana kepala pemerintahan memutar atau mengganti
komposisi anggota dalam kepengurusannya. Biasanya
perombakan pengurus dilakukan dengan memindahkan seorang anggota
dari satu posisi ke posisi yang lain.
Syarat dan Mekanisme Reshuffle Pengurus, Pengurus dapat direshuffle karena
beberapa hal :
 Memberhentikan diri
 Meninggal dunia
 Tidak aktif dalam kepengurusan (tidak menjalankan tupoksinya selama 2
bulan)
 Mencemarkan nama baik organisasi
 Kebijakan Organisasi
 Melanggar kode etik organisasi , dan
 Mendapatkan surat peringatan

35 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

Reshuffle kepengurusan hanya dilakukan maksimal 1 kali dalam kepengurusan.


Reshuffle dapat dilakukan apabila memang dianggap penting dan mendesak, dan atas
kebijakan pimpinan organisasi.

3.12 Keanggotaan
Keanggotaan organisasi kemahasiswaan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang
adalah seluruh mahasiswa yang terdaftar dan masih aktif dalam kegiatan
akademik di Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.
3.13 Masa Bakti
Masa Bakti pengurus organisasi kemahasiswaan maksimal 1 (satu) tahun dan
khusus untuk ketua umum tidak dapat dipilih kembali.
3.14 Pembiayaan
1. Pembiayaan untuk kegiatan organisasi kemahasiswaan di Poltekkes
Kemenkes Tanjungpinang dibebankan pada DIPA Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang dan/atau usaha lain seizin pimpinan Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang dan dipertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Penggunaan dana dalam kegiatan kemahasiswaan harus dapat
dipertangung jawabkan akuntabilitasnya.

3.15 Kebijakan Tentang Laporan Keuangan


Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
yang digunakan dalam standar ini antara lain:
1. Historical Cost Principle
Penerimaan dan belanja organisasi dicatat sebesar penerimaan dan belanja
tersebut.
2. Objective Principle
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh organisasi harus didukung oleh
bukti/evidence yang memadai.
3. Full Disclosure Principle
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh organisasi harus dipublikasikan dan
diinterpretasikan.

36 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

4. Matching Principle
Dalam menentukan kelebihan/kekurangan dana organisasi diperlukan
perbandingan antara penerimaan dan belanja selama periode pelaporan.
5. Conservative Principle
Setiap transaksi yang dilakukan hendaknya memenuhi prinsip kehati-hatian
agar tidak terjadi pengeluaran yang inefisien dan inefektif. Untuk itu perlu
peerencanaan (estimasi) terlebih dahulu.

3.16 Tujuan Pelaporan Keuangan


1. Laporan keuangan merupakan laporan terstruktur mengenai kondisi
keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu organisasi
kemahasiswaan. Tujuan umum dari pelaporan keuangan adalah untuk
menyajikan inforamsi mengenai kondisi keuangan suatu organsisasi
kemahasiswaan.
2. Laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai hal-hal berikut:
a. Lembar pengesahan
b. Pendahuluan
c. Nama kegiatan yang dilaksanakan
d. Tema Kegiatan
e. Tujuan
f. Manfaat
g. Sasaran
h. Target
i. Sumber dana
j. Susunan kepanitiaan
k. Jadwal kegiatan
l. Tabel rincian penggunaan dana

No. No. Nama Kegiatan Volume Harga Jumlah Biaya


Kegiatan keuangan Satuan
1 1 PPSMB
 Persiapan

37 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

 konsumsi 30 org x 2 kali Rp.5000 Rp.300.000


snack x 5 hari
= 60 oh

m. Penutup
n. Lampiran (Proposal kegiatan; Absensi; Dokumentasi; Kuitansi)
3. Penyusunan laporan keuangan harus mampu mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas seluruh organisasi kemahasiswaan Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang.

3.17 Tanggung Jawab Pelaporan


Tanggung jawab peyusunan dan penyajian laporan keuangan berada pada
Bendahara dan Ketua organisasi.
Petunjuk penyajian laporan keuangan organisasi Kemahasiswaan Poltekkes
Kemenkes Tanjungpinang.Laporan ini harus menunjukkan seluruh penerimaan dan
belanja yang dikeluarkan khusus untuk suatu kegiatan dari organsiasi.

38 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

BAB IV
TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI KEMAHASISWAAN

4.1 Badan Legislatif Mahasiswa (BLM)


Tugas Pokok dan Fungsi Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) antara lain:
A. Merencanakan dan menetapkan garis-garis besar program kegiatan
kemahasiswaan di Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.
B. Menyelenggarakan pemilihan umum.
C. Mengajukan Pelantikan BEM dan HIMA pada Pudir III.
D. Mengawasi pelaksanaan program dan tugas BEM dan HIMA.
E. Meminta pertanggungjawaban ketua setiap organisasi mahasiswa pada akhir
masa jabatannya.
Anggota BLM terdiri dari: anggota yang dipilih melalui perekrutan yang mewakili
setiap kelas pada program studi minimal satu orang setiap kelas menjadi anggota
BLM.
Kepengurusan BLM terdiri atas: Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta Ketua-ketua
Komisi. Masa bakti kepengurusan BLM satu tahun dan Ketua Umum tidak dapat
dipilih kembali untuk kepengurusan masa bakti berikutnya.
Kepengurusan BLM disahkan oleh Sidang Umum BLM dan dikukuhkan oleh Direktur
melalui Surat Keputusan. Pengurus BLM bertanggungjawab kepada Sidang Umum
BLM.
4.2 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
BEM berfungsi sebagai organisasi pelaksana kegiatan pengembangan
kemahasiswaan di Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang, terutama yang berkaitan
dengan pengembangan penalaran dan keilmuan, pengembangan sikap
kepemimpinan dan keterampilan manajemen, serta pengembangan pengabdian
kepada masyarakat. Disamping itu, BEM juga merupakan koordinator kegiatan
pengembangan kemahasiswaan di lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

39 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

BEM mempunyai tugas pokok antara lain:


1. Melaksanakan ketetapan-ketetapan BLM
2. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pengembangan
kemahasiswaan di Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang sesuai garis-garis besar
program yang ditetapkan oleh BLM
3. Mengkoordinasikan kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kemahasiswaan
yang dilaksanakan oleh HIMA dan UKM
Dalam melaksanakan tugasnya, BEM melakukan koordinasi dan konsultasi dengan
Pudir III. Ketua Umum BEM dipilih dan ditetapkan secara langsung oleh mahasiswa
melalui Pemilihan Umum yang diselenggarakan oleh BLM.
Kepengurusan BEM terdiri atas: Ketua, Wakil Ketua I dan II, Sekretaris I dan II,
Bendahara I dan II dan Ketua-Ketua Divisi.
Masa bakti kepengurusan BEM satu tahun dan Ketua tidak dapat dipilih kembali
untuk kepengurusan masa bakti berikutnya. Kepengurusan BEM disahkan oleh
Direktur dengan Surat Keputusan. Pengurus BEM bertanggungjawab kepada BLM.

4.3 Himpunan Mahasiswa (HIMA)


HIMA berfungsi sebagai organisasi pelaksana kegiatan pengembangan
kemahasiswaan di tingkat jurusan, yang berkaitan dengan pengembangan
penalaran dan keilmuan, serta sikap profesi sesuai dengan bidang ilmu dan program
studi jurusan.
HIMA mempunyai tugas pokok antara lain:
1. Melaksanakan ketetapan-ketetapan BLM dan BEM.
2. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan ekstra-kurikuler pengembangan
kemahasiswaan di tingkat jurusan yang berkaitan dengan pengembangan
penalaran dan keilmuan serta sikap profesi sesuai bidang ilmu dan program
studi, serta sesuai garis-garis besar program yang ditetapkan BEM.
3. Melakukan koordinasi kegiatan dengan BEM.
Dalam melaksanakan tugasnya, HIMA melakukan koordinasi dan
konsultasi dengan Bidang Kemahasiswaan dan disetujui oleh Ketua Program
Studi. Ketua HIMA ditetapkan dan dipilih secara langsung oleh mahasiswa
melalui Pemilihan Umum yang diselenggarakan oleh BLM.

40 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

Kepengurusan HIMA terdiri atas: Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris I dan II,
Bendahara I dan II dan Ketua-Ketua Divisi. Masa bakti kepengurusan HIMA
satu tahun dan Ketua tidak dapat dipilih kembali untuk kepengurusan masa
bakti berikutnya. Kepengurusan HIMA disahkan oleh Ketua Program Studi
dengan Surat Keputusan. Pengurus HIMA bertanggungjawab kepada BLM
dan BEM.
4.4 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
UKM berfungsi sebagai wahana dan sarana pengembangan kegiatan
ekstra-kurikuler di tingkat Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang, terutama yang
berkaitan dengan pengembangan minat, bakat dan kegemaran mahasiswa, serta
kesejahteraan mahasiswa.
UKM mempunyai tugas pokok yaitu merencanakan dan melaksanakan kegiatan
ekstra-kurikuler di Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang dalam bidang tertentu
terutama yang berkaitan dengan pengembangan minat, bakat dan kegemaran
mahasiswa serta kesejahteraan mahasiswa, baik yang bersifat fisik maupun non
fisik, sesuai pilihan yang ditetapkan dan selalu melakukan koordinasi kegiatan
dengan BEM.
Dalam melaksanakan tugasnya, UKM melakukan koordinasi dan konsultasi
dengan Pudir III.
UKM dapat didirikan apabila memiliki sedikitnya 25 (dua puluh lima) orang
anggota, dan dapat disahkan apabila telah melaksanakan kegiatan paling sedikit 5
(lima) kegiatan, sesuai ketentuan yang ditetapkan BLM. Anggota UKM adalah para
mahasiswa yang secara resmi mendaftarkan diri kepada pengurus UKM yang
bersangkutan.
Ketua UKM dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah anggota UKM yang
bersangkutan. Kepengurusan UKM dijabat oleh anggota UKM yang bersangkutan,
yang terdiri dari: Ketua, Sekretaris, Bendahara dan seksi-seksi. Kepengurusan UKM
disahkan oleh Direktur melalui Surat Keputusan.
Masa bakti kepengurusan UKM satu tahun dan Ketua tidak dapat dipilih kembali
untuk kepengurusan masa bakti berikutnya.Pengurus UKM bertanggungjawab
kepada Musyawarah Anggota UKM yang bersangkutan dan kepada BLM.

41 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

1. SISTEM PEMBENTUKAN UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM)


a) Pengertian
Unit Kegiatan Mahasiswa merupakan organisasi kemahasiswaan di tingkat
Universitas yang fungsinya menampung berbagai minat dan bakat dari para
mahasiswa.Lembaga ini merupakan partner organisasi kemahasiswaan intra
kampus lainnya seperti senat mahasiswa dan badan eksekutif mahasiswa, baik
yang berada di tingkat program studi, maupun universitas. Lembaga ini bersifat
otonom, dan bukan sebagai cabang dari badan eksekutif maupun senat
mahasiswa.
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) merupakan kegiatan ekstrakurikuler atau
aktivitas non-akademik yang ada dalam perguruan tinggi untuk melatih
kemampuan atau keterampilan mahasiswa dalam suatu organisasi. Di dalam unit
kegiatan mahasiswa (UKM) para mahasiswa bisa lebih bebas mengapresiasikan
kegemarannya.
Sebagai seorang mahasiswa, kita layak untuk memanfaatkan unit kegiatan
mahasiswa (UKM) tersebut sebagai sarana pengembangan diri. Banyak manfaat
yang akan kita dapatkan jika kita meluangkan waktu untuk belajar di UKM
tersebut, tentunya sesuai minat kita.
b) Tujuan dan Manfaat UKM
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) merupakan tempat untuk mengasah
kemampuan dan juga keterampilan mahasiswa. Bagi UKM itu sendiri, dengan
adanya UKM itu akan mempererat hubungan UKM dengan dunia kampus serta
terbantunya masalah UKM karena adanya pertukaran ilmu/pengetahuan dalam
UKM tersebut.
Unit kegiatan mahasiswa (UKM) ini selain untuk menghilangkan rasa jenuh
karena rutinitas kuliah, juga banyak sekali sisi positif yang bisa diambil salah
satunya dengan mengikuti UKM ini kita akan mengetahui atau bahkan mengenl
mahasiswa dari jurusann lain lebih banyak. Lebih banyak teman memungkinkan
kita untuk lebih bisa banyak lagi mendapatkan berbagai info yang mungkin
berguna untuk kita nantinya.
c) Jenis-jenis Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Poltekkes Tanjungpinang

42 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

Di Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang terdapat beberapa bidang unit kegiatan


mahasiswa seperti :

 Bidang Penalaran dan Keilmuan


Kebutuhan pokok yang harus dipenuhi sesuai dengan tugas utama sebagai
mahasiswa. Kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan penalaran dan
keilmuan berupa simposium, sarasehan, seminar, diskusi ilmiah, debat
ilmiah dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia, lomba karya ilmiah,
pusat Informasi Kesehatan Reproduksi dan sebagainya.
 Bidang Minat dan Bakat
Kebutuhan pokok yang dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan,
apresiasi seni, kesegaran jasmani. Kegiatan yang dapat memenuhi
kebutuhan minat dan bakat dapat berupa UKM:
 Olahraga merupakan UKM berupa kegiatan futsal, sepak
bola, voli, basket, tenis meja, catur, badminton, takraw dan
renang
 Kesenian merupakan UKM berupa kegiatan tari,paduan
suara, pantun, gurindam, band/musik dan drama teater
 Pencinta alam
 Pramuka, dan Pusat Informasi Konseling Remaja/Mahasiswa
(PIK-R/M)

 Bidang Kesejahteraan Mahasiswa


Kebutuhan pokok untuk memenuhi kesejahteraan jasmani dan rohani
sehingga mahasiswa menjadi intelektual yang berbudi dan bertaqwa
kepada Tuhan YME. Untuk kesajahteraan jasmani dilakukan berbagai
usaha agar memperoleh kesehatan melalui:
a. Kesehatan
Upaya meningkatkan kesehatan mahasiswa diberikan layanan
melalui unit Jaminan Pelayanan Kesehatan Mahasiswa (JPKM) di klinik
Poltekkes Kemenkes.
b. Kerohanian

43 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

UKM kerohanian memfasilitasi mahasiswa untuk meningkatkan iman


dan taqwa baik melalui kegiatan mahasiswa berupa ROHIS utuk agama
Islam maupun Non Islam.
 Pengabdian Masyarakat (Kepedulian Sosial)
Kebutuhan pokok untuk mengembangkan aktualiasi diri, menyalurkan
aspirasi dan melakukan kegiatan sosial berupa pengabdian kepada
masyarakat sebagai aplikasi dari ilmu yang telah didapat. Kegiatan yang
dapat memenuhi kegiatan.

2. Syarat Pembentukan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)


 Pembina
Sebelum membentuk sebuah unit kegiatan mahasiswa terlebih dahulu
melaksanakan rapat koordinasi dari direktur dan pudir 3 terhadap penentuan
pembina dari unit kegiatan mahasiswa. Adapun sayarat pembina antara lain
 Pembina dipilih sesuai dengan rapat koordinasi direktur dan pudir 3,
yaitu sesuai dengan kriteria unit kegiatan mahasiswa tertentu
 Pembina yang dipilih harus memiliki surat keopengurusan sebagai dosen
atau staff yangh berada di poltekkes tanjungpinang
 Perekrutan anggota
Setelah terbentuknya pembina dilanjutkan dengan perekrutan anggota
organisasi yangbertujuan untuk memenuhi syarat dari adanya sebuah unit
kegiatan mahasiswa (UKM)
 Anggaran dasar an anggaran rumah tangga (AD/ART)
 Pengertian
Anggaran dassar dan anggaran Rumah tangga merupakan ketentuan
dasar dan ketentuan operasional bagi suatu unit kegiatan mahasiswa
(UKM) yg mencerminkan aspirasi, visi dan misi sauatu organisasi.
 Pengikat persatuan dan kesatuan unit kegiatan mahasiswa (UKM)
dalam prinsip, idealisme, tindaklaku, baik organisatoris, sosial, maupun
budaya

44 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

 Suluh & landasan gerak unit kegiatan mahasiswa (UKM) dalam


mencapai tujuannya
 Landasan manajemen & pemberdayaan sumberdaya unit kegiatan
mahasiswa (UKM)
 Fungsi
AD/ART merupakan landasan kerja dan landasan gerak unit kegiatan
mahasiswa (UKM) dalam mewujudkan visi dan misinya.
 Pembuatan proposal unit kegiatan mahasiswa (UKM)
Pada tahap ini setiap unit kegiatan mahasiswa (UKM) harus membuat proposal
pembentukan sebuah unit kegiatan mahasiswa (UKM) dengan ketentuan
tertentu. Proposal ini layaknya proposal pada umumnya hanya saja yang
membedakan terletak pada tujuannya yaitu pengajuan pembentukan sebuah
unit kegiatan mahasiswa (UKM). Dalam proposal ini sudah terdapat semua
susunan struktural mulai dari direktur, pudir, pembina dan anggota unit
kegiatan mahasiswa (UKM).

45 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

BAB V
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEGIATAN MAHASISWA

5.1 Program Kerja Organisasi Kemahasiswaan


A. Kegiatan Berdasarkan Program Kerja
1. Kegiatan-kegiatan harus terencana dan terstruktur dalam satu periode
kepengurusan sesuai visi, misi, dan tujuan organisasi.
2. Kegiatan-kegiatan tersebut harus disyahkan oleh Organisasi Kemahasiswaan
yang bersangkutan dan dikoordinasikan dengan pihak terkait
B. Kegiatan Non Program Kerja
1. Kegiatan-kegiatan yang bersifat isidental sesuai kebutuhan organisasi
2. Kegiatan-kegiatan yang berdasarkan undangan dari pihak luar organisasi
kemahasiswaan yang bersangkutan.

5.2 Sistem Pengajuan Proposal


A. BLM dan BEM
1. Kegiatan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang harus mendapat
izin dari Pudir III dan diketahui oleh Direktur Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang
2. Panitia Kegiatan Mahasiswa mempersiapkan proposal yang ditujukan
kepada BLM/BEM yang akan memverifikasi sesuai progam kerja.
3. Proposal dan surat pengantar ditujukan kepada Pudir III
4. Pudir III melakukan pemeriksaan data serta menyetujuinya
5. Pudir III akan memberikan intruksi kepada BPK untuk mencairkan dana
apabila proposal disetujui
6. Proposal diperbanyak dan dikumpulkan ke BPK
7. Ketua panitia dan bendahara kegiatan melakukan koordinasi dengan BPK

46 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

B. HIMA (Himpunan Mahasiswa Jurusan)


1. Kegiatan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang harus mendapat
izin dari Ketua Program Studi dan Diretur Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang
2. Panitia Kegiatan Mahasiswa mempersiapkan proposal yang diperiksa dan
disetujui oleh Kemahasisswaan jurusan serta diketahui oleh Ketua Jurusan
(Ka. Prodi)
3. Panitia Kegiatan Mahasiswa mempersiapkan proposal dan surat pengantar
proposal yang tujukan kepada Pudir III apabila membuat kegiatan yang
bersifat universal
4. Pudir III akan melakukan pemeriksaan data serta menyetujuinya
5. Apabila proposal disetujui Pudir III akan mengintruksikan BPK
mengeluarkan dana.
6. Proposal diperbanyak dan dikumpulkan ke BPK
7. Ketua panitia dan bendahara kegiatan melakukan koordinasi dengan BPK

C. UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)


1. Kegiatan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang harus
mendapat izin dari Pembina UKM dan Pudir III serta diketahui Diretur
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang
2. Ketua panitia kegiatan melakukan koordinasi dengan bidang BEM
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang yang sesuai dengan kegiatan yang
akan dilaksanakan
3. Panitia Kegiatan Mahasiswa mempersiapkan proposal dan surat pengantar
proposal yang tujukan kepada Pudir III
4. Pudir III melakukan pemeriksaan data serta menyetujuinya
5. Pudir III akan memberikan intruksi kepada BPK untuk mencairkan dana
apabila proposal disetujui
6. Proposal diperbanyak dan dikumpulkan ke BPK
7. Ketua panitia kegiatan melakukan koordinasi dengan BPK
D. Pencairan dana BPK
1. Setelah Ditanda Tangani oleh Pudir III

47 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

Pencairan anggaran sesuai dengan jumlah yang ditanda tangani oleh Pudir
III
2. Sebelum Mencairkan Dana
BPK mengeluarkan surat yang ditanda tangani oleh ketua organisasi dan
bendehara organisasi.
3. Ketua BPK beserta Bendehara satu (I) menandatangani lampiran pencairan
4. Nomor proposal dan nomor kuitansi harus di sesuaikan oleh bendahara
dua (II) BPK
5. Dana dicairkan paling lama tiga hari sebelum kegiatan.
E. Kerangka Acuan Kegiatan atau Proposal
1. Format KAK atau Proposal
a. Halaman Sampul Muka
b. Halaman Isi
c. Menggunakan Kop surat organisasi kemahasiswaan yang
bersangkutan atau kepanitiaan dengan ketentuan :
 Logo PoltekkesKemenkes Tanjungpinang disebelah kiri atas dan
Logo Organisasi / Kepanitiaan disebelah kanan sejajar
 Ukuran kertas A4 (21 x 29,7 cm) atau F4 (legal)
 Bentuk huruf Time New Roman Font size 12
 Spasi 1 ½ spasi
 Mencantumkan alamat organisasi kemahasiswaan yang
bersangkutan, nomor telepon dan Kontak perorangan/HP/Email
 Stempel organisasi dan kepanitiaan serta PoltekkesKemenkes
tanjungpinang
d. Jilid Proposal
Dijilid dengan sampul belakang warna putih untuk BLM dan BEM,
warna kuning untuk UKM, warna merah untuk HMKP, warna biru
untuk HMJK, dan hijau untuk HMKL.
e. Sistematika Penyusunan Proposal, harus berisi :
 Latar Belakang
Memuat segala hal yang melatar belakangi kegiatan
 Nama dan Tema

48 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

 Nama kegiatan singkat, padat dan menarik serta mudah


dimengerti sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang
bertentangan dengan tema (bila ada)
 Tema harus ada apabila kegiatan yang sifatnya berskala besar
1. Jenis Kegiatan
Berupa Kalimat singkat yang menggambarkan
pelaksanaan kegiatan.
2. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan harus mencerminkan Visi dan Misi
organisasi dan selaras dengan program kerja
3. Sasaran Kegiatan
Mencangkup perorangan / kelompok / Institusi yang
mudah dimengerti.
4. Waktu dan Tempat
Memuat :
Hari/Tanggal : cantumkan nama hari (koma) tanggal
sesuai lama
Waktunya :
Waktu : Pukul berapa sampai berapa
Tempat : Lokasi kegiatan dengan alamat
lengkap
5. Susunan Kepanitiaan
Personal kepanitiaan harus mencantumkan Nomor
Induk Mahasiswa
6. Acara
Mencantumkan susunan acara secara rinci lengkap
dengan alokasi waktu perkegiatan beserta narasumber
7. Anggaran Dana
Cantumkan anggaran yang rasional / sesuai yang
diperlukan, kalau perlu dari satuan, hingga sub total,
perkelompok, baru dari beberapa sub. Total dijumlah
menjadi total (jumlah keseluruhan dari sub-sub total),

49 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

sehingga bisa terlihat perhitungan dana yang diperlukan


dalam kegiatan itu
8. Penutup
Berisi antara lain berisi ucapan terimakasih kepada
pimpinan, semua pihak yang membantu hingga dapat
dilaksanakannya kegiatan, mohon maaf bila terdapat
segala kekurangan dalam pembuatan proposal tersebut.
9. Lembar Pengesahan :
a. Berisi tempat, tanggal pembuatan proposal pada
sudut atas (centring)
b. Sebelah kiri Ketua BEM, BLM, HIMA , UKM
c. Sebelah kanan Ketua Pelaksana Kegiatan
d. Sebelah bawah (centring) mengetahui Pembantu
Direktur III atau Ketua Jurusan yang bersangkutan

2. Persyaratan Pengajuan KAK atau Proposal


Persyaratan pengajuan proposal melalui Urusan Kemahasiswaan
PoltekkesKemenkes Tanjungpinang, dengan :
a. Melampirkan surat permohonan dana ditujukan kepada Direktur dan
Mengetahui Pembantu Direktur III PoltekkesKemenkes Tanjungpinang
b. Surat izin kegiatan ditujukan kepada Pembantu Direktur III
PoltekkesKemenkes Tanjungpinang.
c. Pengajuan proposal paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum hari “H”
d. BPK, BLM, BEM, HIMA , dan UKM, yang telah selesai melaksanakan
kegiatan, namun belum menyampaikan Laporan Pertanggung
Jawabannya (LPJ), maka tidak diperkenankan pengajuan proposal
berikutnya.
e. Kegiatan sudah dilaksanakan, harus dilaporkan secara tertulis (LPJ),
kepada Pembantu Direktur III, paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja.

50 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

f. Laporan Pertanggung Jawaban diserahkan ke BPK untuk dievaluasi dan


diparaf (disahkan), selanjutnya diserahkan ke Pembantu Direktur III
untuk ditanda tangani
g. Proposal dan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) harus dijilid /
berbentuk buku, dengan ketentuan ; untuk proposal : 1 asli, 2 fotocopy
dan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) 1 asli 1 Fotocopy.
h. Proposal dari BLM, harus diparaf Ketua Organisasi dan Sekretaris
Organisasi, Mengetahui / ditanda tangani oleh Pembantu Direktur III.
i. Proposal dari BEM, harus diparaf Ketua Organisasi dan Sekretaris
Organisasi, Mengetahui / ditanda tangani oleh Pembantu Direktur III.
j. Proposal dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HIMA ), harus diparaf
Ketua Organisasi dan Sekretaris Organisasi, Mengetahui / ditanda
tangani oleh Ketua Jurusan yang bersangkutan.
k. Proposal dari UKM, harus diparaf Ketua Organisasi dan Sekretaris
Organisasi, Mengetahui / ditanda tangani oleh Pembantu Direktur III.
l. Setiap mencantumkan nama mahasiswa dalam Proposal, wajib
mencantumkan juga Nomor Induk Mahasiswa yang bersangkutan.
m. Pengeluaran Dana kegiatan oleh bagian keuangan pada proposal yang
diajukan adalah : 3 (tiga) hari kerja sebelum hari “H” (hari
pelaksanaan kegiatan).
3. Sponsor Kegiatan
a. Sponsor yang mendukung / mendanai kegiatan harus sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut :
 Sponsor kegiatan harus saling menguntungkan
 Bukan berasal dari dan untuk kepentingan partai politik
 Bukan produk minuman keras atau produk rokok
 Bukan produk yang berkonotasi seks
 Bukan produk ilegal atau barang terlarang
 Bukan produk yang belum tercantum dalam ketentuan diatas, akan
diatur kemudian.
b. Pemasangan atribut sponsor harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :

51 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

 Mendapatkan izin secara tertulis dari Kajur atau Pembantu Direktur


III
 Ditempatkan pada lokasi yang sudah ditetapkan oleh panitia
 Tidak mengganggu ketertiban, keindahan dan kebersihan
F. Syarat Pembuatan LPJ
Format LPJ
a. Pendahuluan
Pada pendahuluan disebutkan tentang :
 Latar belakang kegiatan.
 Maksud dan tujuan kegiatan.
b. Isi Laporan
Pada bagian ini dimuat segala sesuatu yang ingin dilaporkan antara lain
:
 Sasaran Kegiatan.
 Nama Kegiatan.
 Tema Kegiatan.
 Bentuk Kegiatan.
 Pelaksanaan Kegiatan.
 Realisasi Acara.
 Susunan Kegiatan.
 Rincian Anggaran.
 Hasil Kegiatan.
 Hambatan.
 Saran.

c. Penutup
Pada bagian ini ditulis ucapan terima kasih kepada yang telah
membantu penyelenggaraan kegiatan itu, dan permintaan maaf bila
ada kekurangan-kekurangan. Juga dengan maksud apa laporan itu
dibuat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Laporan diusahakan agar :

52 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

 Singkat dan padat.


 Runtut atau sistimatis.
 Mudah dipahami isinya.
 Isinya lengkap.
 Menarik penyajiannya.
 Berpegangan pada fakta, data dan persoalannya.
 Tepat pada waktunya.
 Lain – lain.
 Dalam laporan dapat dilampirkan : photo-photo kegiatan,
tanda bukti, surat-surat keterangan dan sebagainya.
 Untuk mempermudah penyusunan laporan sebaiknya tetap
mengacu pada proposal yang pernah diajukan.
 Memberikan Laporan kegiatan dengan tembusan kepada
satuan/ lembaga yang terkait.

G. Sistematika Pembuatan Surat


1. Kepala surat
Kepala surat menunjukkan resminya sebuah surat. Kepala surat dapat berfungsi sebagai
alamat (identitas) pengirim surat karena dalam kepala surat memuat nama instansi atau
organisasi, dan alamat, serta mencantumkan nomor telepon.

Contoh:

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


TANJUNGPINANG
Jalan Arif Rahman Hakim No 1.Tanjungpinang Telp.0771-24086
Fax.0771-312060 Kepulauan Riau
Email: bempoltan1@gmail.com

2. Tanggal Surat

Tanggal surat diketik sebelah kanan atas, terutama pada surat bentuk lurus atau
setengah lurus. Nama tempat tidak perlu dicantumkan lagi sebab sudah termuat dalam
kepala surat.

53 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

Contoh:

Tanjungpinang,3 Februari 2017

Ingat bahwa tanggal surat itu dibubuhkan segera setelah surat itu ditandatangani oleh
yang berwenang. Tanggal surat berguna untuk mengetahui batas waktu dan
cepat-lambatnya penyelesaian hal yang dipersoalkan dalam surat itu.

1. Nomor pada Surat resmi


Surat resmi selalu diberi nomor urut surat yang dikirimkan (surat keluar), kode
surat, dan tahun. Nomor surat ini berguna untuk:
a) Memudahkan mengatur penyimpanan,
b) memudahkan mencarinya kembali,
c) mengetahui banyak surat yang keluar,
d) mempercepat penyelesaian surat-menyurat,
e) memudahkan petugas kearsipan.

Contoh:

Nomor : A/001/BEM-POLTAN/VI/2017

A : kode untuk surat internal (misalnya surat undangan untuk anggota, surat
apapun yang berkaitan dengan anggota organisasi / jaringan dalam
institusi). Sehingga kode
B : kode surat untuk pihak luar organisasi. Maka boleh juga memberikan
kode
C : untuk Jenis Surat Tugas dan Surat Keterangan lainnya.

001 : Nomor surat keluar


BEM-POLTAN : Nama organisasi
VI : Bulan ketika surat di keluarkan
2017 : Tahun surat dikeluarkan

1. Lampiran
Melampirkan berarti menyertakan sesuatu dengan yang lain. Jika bersama surat
yang dikirimkan itu disertakan surat-surat lain, pada lampiran dituliskan berapa
lembar surat atau keterangan yang akan dilampirkan itu.
Contoh:
Lampiran : satu lembar

54 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

2. Hal/ Perihal
Bagian ini menunjukkan isi atau inti surat secara singkat. Dengan membaca
hal/perihal, secara cepat dapat diketahui masalah yang dituliskan dalam surat
tersebut.
Contoh:
Hal : Surat Peminjaman
3. Alamat Surat
Ada dua macam alamat surat, yaitu alamat dalam (pada helai surat) dan alamat
luar (pada amplop). Alamat surat merupakan petunjuk langsung bagi penerima
surat. Penulisan alamat lebih leluasa ditempatkan di sebelah kiri sehingga
kemungkinan pemenggalan nama orang/instansi/organisasi, dan sejenisnya tidak
terjadi.
Contoh:
Yth. Ketua BEM A
Di Tanjungpinang

Surat yang selesai diketik hendaknya dilipat dengan model lipatan ganda sejajar
dengan kepala dan alamat surat tersebut. Hal ini berguna untuk mengetahui
dengan cepat dari mana surat itu dan untuk siapa surat itu ditujukan.
4. Salam Pembuka
Salam pembuka merupakan tanda hormat pengirim surat. Dalam surat resmi
biasanya digunakan salam pembuka Dengan hormat.
5. Isi (Tubuh) Surat
Isi surat umumnya terdiri atas tiga bagian, yaitu pembukaan, isi yang
sesungguhnya, dan penutup.
Contoh:
a. Pembukaan
AssalamualaikumWr.Wb
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang
telah diberikan kepada kita shalawat dan salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW.

b. Isi yang Sesungguhnya


Sehubungan akan diadakannya kegiatan Hari Ulang Tahun Badan Eksekutif
Mahasiswa yang Ke-5 kami selaku Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
mengajukan surat permohonan peminjaman Kostum Tari demi terlaksana nya
kegiatan kami.yang insyaAllah akan dilaksanakan pada:

Hari : Jum’at
Tanggal : 3 Februari 2017

55 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

Tempat : Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang


Pukul : 19.00 s/d selesai

KETUA PELAKSANA SEKRETARIS KEGIATAN

M.AFIF ZAYAN JIHAN PUTRI ABDILLA


NIM. P07233315 446 NIM.P07224216 1679

c. Penutup
Maka dengan ini kami memohon kepada Bapak/Ibu untuk dapat memberikan
izin peminjaman tempat berupa panggung beserta tenda agar terlaksananya
kegiatan tersebut. Demikianlah surat ini kami sampaikan, atas izin dan
perhatiannya kami mengucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

6. Salam Penutup
Pada surat resmi, salam penutup nama jabatan, tanda tangan, nama nomor
induk siswa atau pegawai.

56 | P a g e
Buku Petunjuk Teknis Kegiatan Kemahasiswaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

BAB VI
TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMBINA ORGANISASI MAUPUN UNSUR
PENDUKUNG KEMAHASISWAAN

6.1 Pembina organisasi kemahasiswaan


a) Membimbing dan mengarahkan kegiatan ekstrakulikuler,agar kegiatan
organisasi berjalan dengan baik dan terarah
b) Membimbing kegiatan/aktivitas organisasi yang sifat nya adminisratif maupun
organisatoris
c) Bertanggungjawab atas organisasi yang dibina/dibimbingnya untuk mencapai
prestasi yang terbaik dalam penalaran dan keilmuan,minat dan
bakat,kesejahteraan dan bakti sosial
d) Ikut serta merencanakan dan melaksanakan kegiatan/aktifitas organisasi para
anggotanya bersama staf pembantu direktur III Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang dan orang yang ditunjuk pemimpin
e) Bertanggung jawab kepada pimpinan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang serta
melaporkan kegiatan organisasi yang dibinanya apabila diperlukan oleh institusi
ataupun pembantu direktur Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

6.2 Unsur Pendukung Kemahasiswaan


a) Pelayanan administrasi kegiatan kemahasiswaan
b) Menangani proses pengajuan proposal kegiatan kemahasiswaan
c) Pelayanan pengajuan klaim asuransi kecelakaan
d) Pegurusan beasiswa
e) Pelayanan kebutuhan perlengkapan kegiatan kemahasiswaan
f) Melaksanakan tugas yang di berikan oleh pembantu Direktur III

57 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai