Anda di halaman 1dari 28

PRAKTIKUM ONLINE PTI III

TUGAS PENDAHULUAN
FAKULTAS TEKNIK
MODUL 10 PERANCANGAN ORGANISASI
Struktur Organisasi dan Matrik SWOT

Oleh:
Anisa Nur Fadjriani
D1061181014

LABORATORIUM STUDIO INOVASI DAN MANAJEMEN


INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
HALAMAN PENGESAHAN PRAKTIKUM PTI III
LAPORAN VISIS MISI & TUJUAN PERUSAHAAN
Modul Modul 10 (Perancangan Organisasi)
ID Praktikum TA20202021_KelasA_09_D1061181014_An
isaNurFadjriani_TgsVisiPraktikumPTI3
Nama Anisa Nur Fadjriani
Nim D1061181014
TA/Urutan Absen TA 2010-2021 / 09
Jurusan Teknik Industri
Fakultas Fakultas Teknik UNTAN
Nomor HP 085348320928
Alamat Email anisafadjriani@student.untan.ac.id
Alamat Tinggal Jalan Karya Baru, Gang Karya 9, Perumahan
Purnama Plama, NO. A34

Mengetahui Pontianak, 6 Juli 2021


Ketua Lab.SIMI Praktikan

Tri Wahyudi, ST, MT Anisa Nur Fadjriani


NIP. 198105292010121002 NIM. D1061181014
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN PRAKTIKUM PTI III.............................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
RINGKASAN..........................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5
1.1 Latar Belakang Perusahaan............................................................................5
1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah............................................................6
1.2.1 Perumusan Masalah................................................................................6
1.2.2 Tujuan.....................................................................................................6
1.2.3 Pembatasan Masalah...............................................................................7
BAB II TINJUAN PUSTAKA................................................................................8
2.1 Visi dan Misi Perusahaan...............................................................................8
2.1.1 Visi Perusahaan.......................................................................................8
2.1.2 Misi Perusahaan....................................................................................10
2.2 Tujuan Jangka Pendek, Menengah dan Panjang..........................................12
2.2.1 Tujuan Jangka Pendek..........................................................................13
2.2.2 Tujuan Jangka Menengah.....................................................................14
2.2.3 Tujuan Jangka Panjang.........................................................................15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................17
3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan.................................................................17
3.2 Flowchart Praktikum...................................................................................17
3.3 Uraian Flowchart.........................................................................................18
BAB IV PENGOLAHAN DATA..........................................................................19
4.1 Profil Perusahaan.........................................................................................19
4.2 Visi Misi Perusahaan...................................................................................19
4.2.1 Visi Perusahaan.....................................................................................19
4.2.2 Misi Perusahaan....................................................................................19
4.3 Tujuan Perusahaan.......................................................................................19
4.3.1 Tujuan Perusahaan Jangka Pendek.......................................................19
4.3.2 Tujuan Perusahaan Jangka Menengah..................................................20
4.3.3 Tujuan Perusahaan Jangka Panjang......................................................20
BAB V ANALISA.................................................................................................21
5.1 Analisa Visi Misi Perusahaan......................................................................21
5.2 Analisa Tujuan Perusahaan..........................................................................21
5.3 Analisa Tujuan Perusahaan Jangka Pendek............................................21
5.4 Analisa Tujuan Perusahaan Jangka Menengah.......................................22
5.5 Analisa Tujuan Perusahaan Jangka Panjangan.......................................22
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................23
6.1 Kesimpulan..................................................................................................23
6.2 Saran.............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
RINGKASAN
Visi dari perusahaan mainan PT Graha adalah “Menjadi perusahaan mainan yang
mampu mengedukasi dan memuaskan keinginan seluruh konsumen”. PT Graha
Meta merupakan perusahaan industri manufaktur yang berfokus pada produksi
mainan dengan tetap menjaga kualitas mainan yang diproduksi.
Misi perusahaan PT Graha Meta adalah Menjadi perusahaan memproduksi
produk-produk best qulity dengan selalu mengikuti perkembangan zaman dan
melakukan inovasi produk.
Tujuan jangka pendek perusahaan adalah memproduksi mainan yang dapat
bersaing dengan perusahaan lain, Melakukan penjaminan mutu dari mainan yang
telah diproduksi, dan Memastikan ketersediaan produk dalam daerah
pemasarannya. Tujuan jangka menengah perusahaan adalah Melakukan kontrol
terhadap distribusi produk mainan yang telah diproduksi, dan mengembangkan
jenis mainan agar sesuai dengan perkembangan zaman. Tujuan jangka panjang
perusahaan adalah menjadi perusahaan yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan dan sosial, Menjadi pengembang bagi industri mainan di Indonesia,
dan Memproduksi mainan yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perusahaan
Transportasi di Indonesia mengalami pertumbuhan sangat pesat, baik itu
transportasi udara, laut, maupun darat. Peran transportasi terbanyak ada pada
kegiatankegiatan perekonomian, pengiriman barang, angkutan, dan
sebagainya. Hal ini akan dapat berjalan dengan lancar jika didukung dengan
transportasi yang aman, nyaman, dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Secara garis besar, fungsi dan kegunaan transportasi dapat dipergunakan untuk
membantu seseorang baik secara individual atau berkelompok untuk mencapai
sarana dan tujuannya.
Seiring berjalannya waktu perkembangan industri pembuat alat
transportasi seperti alat berat yaitu bulldozer mengalami persaingan yang
semakin ketat. Suatu pabrik diharapkan dapat membuat hasil karya baru yang
lebih berkualitas dari segi mutu dan rancangan inovasinya dibandingkan
dengan yang sudah ada sehingga mampu bersaing di pasar bisnis. Dalam
memproduksi barang diperlukan prototype yang berguna untuk menguji
kelayakan sebuah produk hasil karya sebelum diproduksi dalam skala besar
dan selanjutnya dijual. Prototype merupakan suatu alat yang digunakan
sebagai media pembelajaran yang mempunyai bentuk dan fungsi sama seperti
alat atau unit yang aslinya.
PT Graha Meta adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
mainan yang terletak di Kalimantan Barat dan juga memiliki produksi mainan
bulldozer dengan desain yang menarik dan berkualitas. Perusahaan ini
menduduki peringkat 10 besar tingkat nasional berdasarkan produk yang
sangat mengedukasi anak-anak. Perusahaan ini selalu memberikan inovasi
terhadap produk yang diproduksi pada kalangan banyak. PT Graha Meta
memerlukan sebuah protorype mainan bulldozer untuk dijadikan acuan
sebelum memproduksi mainan bulldozer yang asli.
Perancangan atau desain produk-produk pada PT Graha Meta dilakukan
menggunakan software CAD (Computer Aided Design). Tujuan penggunaan
software CAD dalam perancangan atau desain ini dimaksudkan supaya produk
yang nantinya dihasilkan dapat memiliki tingkat presisi yang tinggi, serta
lebih efektif apabila hendak dilakukan perbaikan terhadap desain sebelumnya.
Setelah desain produk telah ditetapkan, maka selanjutnya dilakukan
prototyping guna mengetahui wujud fisik dari produk yang didesain. Dalam
melakukan prototyping ini, dilakukan pencatatan proses-proses prototyping
melalui logbook. Prototype yang dirancang untuk melakukan beberapa uji
coba, seperti untuk mengetahui apakah konsep yang sudah dipaparkan bisa di
implementasikan dan sesuai survey pasa.r
Selain dari segi perancangan, PT Graha Meta juga berupaya dalam
meningkatkan Quality Control, dengan melakukan analisis terhadap kegiatan
prototyping yang telah dilakukan sebelumnya. Analisis yang dilakukan berupa
FTA dan Fishbone untuk mengetahui permasalahan yang terdapat selama
proses pembuatan prototipe tersebut. Penyusunan SOP juga dilakukan oleh
PT. Graha Meta guna meningkatkan pengendalian kualitas. Demikian uraian
singkat mengenai latar belakang PT Graha Meta. Adapun tujuan dari
penulisan laporan ini yaitu untuk merumuskan visi, misi, dan tujuan
perusahaan dari PT Graha Meta sehingga kedepannya perusahaan dapat
berorientasi terhadap tujuan bersama yang telah ditetapkan dalam visi, misi,
maupun tujuan perusahaan tersebut.
1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah
Perumusan dan pembatasan masalah pada praktikum ini dapat dijabarkan
sebagai berikut.
1.2.1 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dari Praktikum Perancangan Organisasi adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana menyususn struktur organisasi pada PT. Graha Meta?
2. Bagaimana menyusun matrik SWOT pada PT. Graha Meta?
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Praktikum Perancangan Organisasi adalah
sebagai berikut.
1. Mengetahui struktur organisasi PT. Graha Meta.
2. Mengetahui matriks SWOT PT. Graha Meta.
1.2.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dari Praktikum Perancangan Organisasi adalah
sebagai berikut.
1. Praktikum dilakukan secara daring atau secara online, serta
menerapkan prokol kesehatan secara ketat.
2. Prakitkum dilakukan dalam lingkup Lab. Studio Inovasi dan
Manajemen Industri, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah kerangka kerja formal organisasi dimana
tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan
(Robbins, 2003)
Terdapat dua bentuk dasar struktur organisasi, yaitu struktur fungsional
dan struktur produk. Pilihan mengenai bentuk dasar yang akan digunakan
merupakan masalah utama dalam merancang bentuk organisasi. Struktur
organisasi merupakan cerminan dari kondisi organisasi yang bersangkutan
dalam melaksanakan tugas-tugas guna mencapai tujuan organisasi. Tugas-
tugas tersebut dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi sesuai dengan
pengelompokan dan pembagian tugasnya dan fungsinya. Dengan demikian
penyusunan struktur organisasi, pada awal pendiriannya, haruslah
memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dilakukannya perubahan guna
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di sekelilingnya.
Fungsi struktur dalam sebuah organisasi adalah memberikan informasi
kepada seluruh manusia yang menjadi anggotanya untuk mengetahui kegiatan
atau pekerjaan yang harus ia kerjakan, berkonsultasi atau bertanggung jawab
kepada siapa, sehingga proses kerjasama menuju pencapaian tujuan
organisasi dapat terwujud sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Kejelasan gambaran struktur organisasi akan memberikan
kemudahan bagi pimpinan untuk mendistribusikan jabatan kepada seseorang
yang tepat, sehingga daya guna dan hasil guna dapat terwujud.
Fungsi atau kegunaan struktur dalam sebuah organisasi dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Kejelasan Tanggung Jawab
Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang harus
dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung
jawab kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan,
karena pelaksanaan kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.
2. Kejelasan Kedudukan
Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya
mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena
adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada
seseorang.
3. Kejelasan Uraian Tugas
Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu
pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan
bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu
pekerjaan karena uraiannya yang jelas.
4. Kejelasan Jalur Hubungan.
Dalam rangka pelaksaan tugas dan tanggung jawab setiap karyawan atau
pegawai dalam sebuah organisasi, maka dibutuhka kejelasan hubungan
yang tergambar dalam struktur, sehingga jalur penyelesaian pekerjaan
akan semakin efektif dan dapat saling menguntungkan.
Adapun struktur- struktur organisasi sebagai berikut:
1. Struktur Fungsional
Pada organisasi yang menggunakan struktur fungsional, kegiatan
pada seluruh tingkatan dikelompokkan sedemikian rupa sehingga
kegiatan yang fungsinya sama terkumpul pada suatu bagian. Mendesain
struktur berdasar fungsi-fungsi yang ada dalam suatu organisasi/unit/sub
unit. Misal fungsi niaga, fungsi SDM dan fungsi teknik. Tipe ini
memiliki kelebihan seperti berikut :
a. Mempromosikan ketrampilan yang terspesialisasi.
b. Mengurangi duplikasi penggunaan sumber daya yang terbatas.
c. Memberikan kesempatan karir bagi para tenaga ahli spesialis.
Dan tipe fungsional ini relevan untuk situasi seperti berikut:
a. Lingkungan stabil.
b. Tugas bersifat rutin dan tidak banyak perubahan terjadi.
c. Mengutamakan efisiensi dan kapabilitas fungsional.
Namun tipe fungsional juga memiliki sejumlah keterbatasan, seperti :
1. Menekankan pada rutinitas tugas — kurang memperhatikan aspek
strategis jangka panjang.
2. Menumbuhkan perspektif fungsional yang sempit.
3. Mengurangi komunikasi dan koordinasi antar fungsi.
4. Menumbuhkan ketergantungan antar-fungsi — dan kadang
membuat koordinasi dan kesesuaian jadwal kerja menjadi sulit
dilakukan.

Contohnya:
PIMPINAN
PERUSAHAAN

BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN


LITBANG PRODUKSI KEUANGAN PEMASARAN

Gambar Struktur Fungsional


2. Struktur Produk
Struktur produk terdiri dari bagian yang masing-masing merupakan
unit organisasi yang lengkap memiliki seluruh fungsi yang diperlukan.
Pengelompokan bisa juga dulakukan menurut aspek lainnya, seperti
sekelompok jenis pelayanan yang dihasilkan, jenis pasar, jenis
konsumen, lokasi pasar atau konsumen, atau menurut program.

PIMPINAN
PERUSAHAAN

BAGIAN BAGIAN BAGIAN


PRODUK A PRODUK A PRODUK A

BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN


BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN
KEUANG PEMASA KEUANG PEMASA KEUANG PEMASA
LITBANG PRODUKSI LITBANG PRODUKSI LITBANG PRODUKSI
AN RAN AN RAN AN RAN

Gambar Struktur Produk


Kelebihan dari tipe Output Based Structure adalah:
 Mendorong akuntabilitas yang lebih besar terhadap hasil akhir
(output yang dihasilkan)
 Memungkinkan terjadinya diversifikasi ketrampilan (cross
functional skills)
 Koordinasi antar fungsi didalam tiap posisi menjadi lebih mudah
Sedangkan Kekurangannya adalah:
 Berpeluang menggunakan ketrampilan dan sumber daya secara
tidak efisien
 Menuntut adanya ‗multiple role‘ pada para karyawan
sehingga dapat menimbulkan work stress.
 Hanya terpaku pada satu produk tertentu (output)
3. Struktur Matriks
Pada beberapa organisasi, dirasakan bahwa perlu kelebihan dari
struktur fungsional maupun kelebihan dari struktur produk secara
bersamaan. Struktur matriks ini digunakan apabila struktur fungsional
maupun kombinasi struktur produk dengan pemakaiannya alat kontribusi
horizontal, untuk mencapai tingkat koordinasi tertentu, ternyata tidak
mampu lagi menjawab tuntutan lingkungan terhadap organisasi.
PIMPINAN
ORGANISASI
PIMPINAN
PRODUK

PIMPINAN
PIMPINAN PIMPINAN PIMPINAN FUNGSIONAL
PIMPINAN
BAGIAN BAGIAN BAGIAN
PRODUK
PEMASARAN PRODUKSI LOGISTIK

PRODUK 1
BAWAHAN

ALIRAN
HORIZONTAL
PRODUK 2 BAWAHAN WEWENANG DAN
TANGGUNG JAWAB
BAWAHAN
MENURUT PRODUK

BAWAHAN
PRODUK 3

Gambar Struktur Matriks


Mendesain struktur berdasar kombinasi antara tipe fungsional dan tipe
unit/produksi. Tipe ini memiliki kelebihan seperti berikut :
 Mendorong penggunaan orang secara fleksibel
 Mengoptimalkan penggunaan sumber daya keahlian yang dimiliki
 Menumbuhkan koordinasi dan integrasi yang kohesif
Kekurangan :
 Berpeluang menumbuhkan role ambiguity
 Tanpa keseimbangan wewenang antara manajer fungsional
dengan output- based coordinator, kinerja akan terganggu
 Memberi kesempatan bagi inkonsistensi permintaan antara
fungsional dan output-based people.
Sebagai pendekatan dalam mengklasifikasi organisasi, terdapat lima
elemen dasar, yaitu:
 Operating Core: para pegawai yang melaksanakan
pekerjaan dasar yang berhubungan dengan produksi dari produk
dan jasa
 Strategic Apex: manajer tingkat puncaknay yang diberi tanggung
jawab keseluruhan untuk organisasi tersebut
 Middle Line: para manajer yang menjadi penghubung
operating core dengan strategic apex
 Techo Structure: para analis yang mempunyai tanggung jawab
untuk melaksanakan bentuk standarisasi tersebut dalam organisasi
 Supporting Staff: orang-orang yang mengisi unit staff, yang
memberikan jasa pendukung tidak langsung pada organisasi
Menurut Mintzberg, terdapat desain konfigurasi struktur organisasi
sebagai berikut:
a. Struktur Sederhana
Struktutr sederhana memilkii kompleksitas yang rendah, sedikit
fomalisasi, dan mempunyai wewenang yang disentralisasi pada
seseorang. Struktur sederhana digambarkan sebagai sebuah organisasi
yang datar, dengan operating core yang organik dan hampir esmua orang
melapor kepada seorang strategic apex dimana pembuatan keputusan
disentralisasi
b. Birokrasi Mesin
Birokrasi mesin mempunyai tugas operasi yang sangat tinggi, peratruran
yang sangat diformalisasi, tugas yang dikelompokan ke dalam
departemen- departemen fungsional, wewenang yang disentralisasi,
pengambilan keputusan yang mengikuti komando dan stuktur adminisrasi
yang rumit. Unit yang penting dari birokrasi mesin adalah technostucture,
karena di sinilah ditempatkan para ahli staf analisis melalu standarisasi –
para insinyur time and motion, pembuat uraiaan pekerjaan, perencana,
pembuat anggaran keuangan, auditor, ahli analisis sistem dan prosedur.
c. Birokrasi Profesional
Struktur ini diciptakan untuk memberi kesempatan kepada organisasi
untuk memperkerjakan spesialis yang sangat penting bagi operating
corenaya. Smabil tetap memperoleh efiiensi dan standarisasi.
Birokrasi ini mengunakan standarisasi dengan desentralisasi. Kekuatan
desain ini terletak pada operating core karena desain ini mempunyai
kemampuan krtis yang dibutuhkan organisasi dan mempuyai kekuatan
yang diberikan melalui desentralisasi – untuk menerapkan keahlian
mereka.
d. Struktur Unitonal
Struktur ini ditandai dengan adanya julah unit yang otonom, masing-
masing secara khas adalah birokrasi mesin, yang dikordinasi secara
terpusat oleh kantor pusat. Karena unit-unit tersebut berdiri sendiri, ia
memberi kontrol pada manajemen (para anajer unit).
e. Adhocrazy
Adhocrazy merupakan desain yang paling berbeda dari yang lain, karena
mempunyai sedikit standarisasi atu formalisasi. Tehnostructurenya
hampir tidak ada. Hal ini karena middle management, support staff, serta
operating core semuanya adalah profesional, perbedaan tradisional antara
supervisor dan pegawai serta garis dan batas menjadi tak jelas.
Hasilnya adalah sebuah kumpulan dari banyak keahlian yang dapat
digunakan untuk melakukan inovasi, memecahkan masalah yang unik, dan
menggunkan aktivitas yang fleksibel. Keputusan mengalir pada semua orang
yang mempunyai keahlian adhocrazy, tanpa memperhatikan kedudukannya.
2.2 Matrik SWOT
Analisis SWOT adalah evaluasi mengenai kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman bagi perusahaan dan merupakan cara untuk mengamati
lingkungan pemasaran secara eksternal dan internal (Baroto &
Purbohadningrat,2014). Analisis SWOT juga merupakan suatu bentuk
analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara
sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang
matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan
jangka panjang. Definisi analisis SWOT yang lainnya yaitu sebuah bentuk
analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu
gambaran).
Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) adalah alat perumusan strategi
yang digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
utama dalam area-area fungsional bisnis, dan juga menjadi landasan untuk
mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan diantara area tersebut, Matriks
IFE dapat dikembangkan dengan empat tahap yaitu (Freddy Rangkuti, Hal
36-40): 1. Langkah pertama buat faktor-faktor internal utama sebagaimana
yang disebutkan dalam proses audit internal. Masukan beberapa faktor yang
termasuk kekuatan dan kelemahan yang mempengaruhi perusahaan dan
industrinya. Masukkan terlebih dahulu kekuatan, kemudian kelemahan.
Usahakan untuk spesifik mungkin menggunakan persentase, rasio, dan nilai
komparatif jika dimungkinkan. 2. Langkah kedua yaitu menentukan bobot,
rating, dan skor. Bobot ditentukan berdasarkan tingkat kepentingan atau
urgensi penanganan dengan skala 1 sampai 5 (1 = tidak penting, 5 = sangat
penting).
Selanjutnya menjumlahkan bobot kekuatan dan bobot kelemahan.
Kemudian dihitung bobot relatif untuk masing-masing indikator yang
terdapat pada kekuatan dan kelemahan, sehingga total nilai bobot tersebut
menjadi 1 atau 100%. 3. Langkah ketiga adalah menentukan rating. Rating
adalah analisis kita terhadap kemungkinan yang akan terjadi dalam jangka
pendek (misalnya satu tahun ke depan). Nilai rating untuk variabel kekuatan
diberi nilai 1 sampai 4. Diberi nilai 1 kalau kemungkinan indikator tersebut
kinerjanya semakin menurun dibandingkan pesaing utama. Diberi nilai 2
kalau indikator itu kinerjanya sama dengan pesaing utama. Sedangkan diberi
nilai 3 atau 4, kalau indikator tersebut lebih baik dibandingkan pesaing utama.
Semakin tinggi nilainya artinya kinerja indikator tersebut tahun depan akan
semakin baik dibandingkan pesaing utama. Nilai rating variabel kelemahan
diberi nilai 1 sampai 4. Diberi nilai 1 kalau indikator tersebut semakin banyak
kelemahannya dibandingkan pesaing utama. Sebaliknya diberi nilai 4 kalau
kelemahan indikator tersebut semakin menurun dibandingkan pesaing utama
pada tahun depan. Artinya pemberian nilai rating untuk variabel kelemahan
atau variabel Ancaman berkebalikan dengan pemberian nilai rating untuk
variabel kekuatan dan variabel peluang. 4. Langkah keempat nilai skor
diperoleh berdasarkan hasil nilai bobot dikali nilai rating. Total nilai skor
untuk internal faktor menunjukkan bahwa semakin nilainya mendekati 1,
semakin banyak kelemahan dibandingkan kekuatannya. Sedangkan semakin
nilainya mendekati 4, semakin banyak kekuatannya dibandingkan
kelemahannya. Untuk rumus yang digunakan dapat dilihat dibawah ini: Nilai
Skor = Bobot x Rating.
Matriks EFE (External Factor Evaluation), memungkinkan para penyusun
strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi sosial,
budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan
persaingan. Matriks evaluasi faktor eksternal dapat dikembangkan dalam
empat langkah yaitu (Freddy Rangkuti, Hal 36-40) :
1. Langkah pertama buat faktor-faktor eksternal utama sebagaimana yang
disebutkan dalam proses audit eksternal. Masukan beberapa faktor yang
termasuk peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan dan
industrinya. Masukkan terlebih dahulu peluangnya, kemudian ancamannya.
Usahakan untuk spesifik mungkin menggunakan persentase, rasio, dan nilai
komparatif jika dimungkinkan.
2. Langkah kedua yaitu berikan pada setiap faktor tersebut nilai bobot.
Bobot ditentukan berdasarkan tingkat kepentingan atau urgensi penanganan
dengan skala 1 sampai 5 (1= tidak penting, 5= sangat penting). Selanjutnya
menjumlahkan bobot peluang dan ancaman. Kemudian dihitung bobot relatif
untuk masing-masing indikator yang terdapat pada peluang dan ancaman,
sehingga total nilai bobot tersebut menjadi 1 atau 100%.
3. Langkah ketiga adalah menentukan rating. Rating adalah analisis kita
terhadap kemungkinan yang akan terjadi dalam jangka pendek (misalnya satu
tahun ke depan). Nilai rating untuk variabel kekuatan diberi nilai 1 sampai 4.
Diberi nilai 1 kalau kemungkinan indikator tersebut kinerjanya semakin
menurun dibandingkan pesaing utama. Diberi nilai 2 kalau indikator itu
kinerjanya sama dengan pesaing utama. Sedangkan diberi nilai 3 atau 4, kalau
indikator tersebut lebih baik dibandingkan pesaing utama. Semakin tinggi
nilainya artinya kinerja indikator tersebut tahun depan akan semakin baik
dibandingkan pesaing utama. Nilai rating variabel kelemahan diberi nilai 1
sampai 4. Diberi nilai 1 kalau indikator tersebut semakin banyak
kelemahannya dibandingkan pesaing utama. Sebaliknya diberi nilai 4 kalau
kelemahan indikator tersebut semakin menurun dibandingkan pesaing utama
pada tahun depan. Artinya pemberian nilai rating untuk variabel kelemahan
atau variabel Ancaman berkebalikan dengan pemberian nilai rating untuk
variabel kekuatan dan variabel peluang.
4. Langkah keempat nilai skor diperoleh berdasarkan hasil nilai bobot
dikali nilai rating. Total nilai skor untuk faktor eksternal menunjukkan bahwa
semakin nilainya mendekati 1, semakin banyak ancamannya dibandingkan
dengan peluang. Sedangkan apabila total nilai skor mendekati 4, artinya
semakin banyak peluang dibandingkan ancaman.

Gambar Matriks SWOT


Sumber : Freddy Rangkuti (2013)
Empat alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT diatas adalah
sebagai berikut :
1. Strategi SO Memanfaatkan kekuatan internal perusaan untuk menarik
keuntungan dari peluang eksternal. Semua manajer menginginkan
organisasi yang mereka pimpin berada dalam posisi di mana kekuatan
internal dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari berbagai
trend dan kejadian eksternal. Jika sebuah perusahaan memiliki kelemahan
besar, maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan
mengubahnya menjadi kekuatan. Ketika organisasi di hadapkan pada
ancaman yang besar, maka perusahaan akan berusaha menghindarinya
untuk berkonsentrasi pada peluang.
2. Strategi WO Bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang peluang-
peluang besar muncul tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal
yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut.
3. Strategi ST Menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan
berarti bahwa suatu organisasi yang kuat harus selalu menghadapi
ancaman secara langsung di dalam lingkungan eksternal.
4. Strategi WT Merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi
kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Sebuah
organisasi yang menghadapi berbagai ancama eksternal dan kelemahan
internal benar-benar dalam posisi yang membahayakan. Dalam
kenyataannya, perusahaan yang semacam itu mungkin harus berjuang
untuk bertahan hidup, melakukan merger, penciutan, menyatakan diri
bangkrut atau memilih likuidasi

Gambar Diagram Analisis SWOT


Sumber: (Roza Mardhatillah, 2015)
Keterangan diagram:
Kuadran I : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan.
Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada.
Kuadran II : Meskipun menghadapi beberapa ancaman, perusahaan ini
masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan
adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
panjang dengan strategi diversifikasi (produk/jasa).
Kuadran III : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar,
tetapi dilain pihak, perusahaan menghadapi beberapa kendala atau
kelemahan internal. Kuadran
IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat dan bahan yang digunakan dalam Praktikum Perancangan Organisasi
adalah sebagai berikut.
1. Laptop
Laptop digunakan untuk melakukan penulisan laporan dan melakukan
input data Praktikum.
2. Software Microsoft Word
Microsoft word digunakan sebagai media utama dalam melakukan
penulisan laporan praktikum.
3. Software Microsoft Visio
Microsoft visio digunakan sebagai media untuk melakukan pembuatan
flowchart praktikum.
4. Data Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri I & II.
3.2 Flowchart Praktikum
Adapun flowchart Praktikum Perancangan Organisasi dapat dilihat pada
gambar berikut.
Mulai

Studi Literatur
1. Struktur Organisasi
2. Matriks Swot

Pengolahan Data
1. Profit Perusahaan
2. Visi, misi dan tujuan perusahaan
3. Struktur Organisasi
4. Matrik SWOT

Analisa Data
1. Analisa Visi Mis i dan Tujuan perusahaan
2. Analisa Struktur Organisasi
3. Analisa Matrik SWOT

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Praktikum


3.3 Uraian Flowchart
Uraian flowchart Praktikum Perancangan Organisasi adalah sebagai berikut.
1. Mulai.
2. Studi Literatur
Studi literatur berkaitan dengan dasar teori yang digunakan dalam
Praktikum Perancangan Organisasi, seperti visi, misi, dan tujuan
perusahaan.
3. Pengolahan Data
Pengolahan data yaitu mengolah suatu data sehingga diperoleh dalam
bentuk informasi yang dapat disampaikan ke khalayak umum. Pengolahan
data yang dilakukan pada praktikum ini yaitu penyusunan visi, misi, dan
tujuan perusahaan PT Graha Meta.
4. Analisa Data
Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisa untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi data dalam pengolahan data yang
dilakukan. Analisa data meliputi analisa visi dan misi perusahaan, serta
analisa tujuan perusahaan, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah,
maupun jangka panjang.
5. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan mencakup hasil yang diperoleh dari pengolahan data
kemudian disampaikan dalam bentuk informasi. Sedangkan saran
merupakan rekomendasi tindakan ataupun ulasan mengenai praktikum
agar kedepannya dapat lebih baik.
6. Selesai.
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Profil Perusahaan
Profil perusahaan dari PT Graha Meta dapat dijabarkan sebagai berikut.
Nama Perusahaan : PT Graha Meta
Pendiri Perusahaan :
Tanggal Berdiri : 12 Desember 2012
Alamat Kantor : Jalan Babai Anjungan, No. 12, Kota Pontianak, Kalimantan
Barat
Nomor Telepon : 0561-842880
Alamat Website : https://Grahameta.profile.ac.id
Alamat Email : grahameta_id@gmail.com
Akun Media Sosial : @Graha.metaoriginal (Instagram)
4.2 Visi Misi Perusahaan
PT Graha Meta memiliki visi dan misi perusahaan, yaitu sebgaai berikut :
4.2.1 Visi Perusahaan
Visi PT Graha Meta adalah “Menjadi perusahaan mainan yang
mampu mengedukasi dan memuaskan keinginan seluruh konsumen”
4.2.2 Misi Perusahaan
Adapun Misi PT Graha Meta adalah :
4. Menciptakan produk-produk best quality.
5. Produk mengikuti perkembangan zaman.
6. Melakukan inovasi terhadap produk.
7. Bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.
4.3 Tujuan Perusahaan
Tujuan dapat didefinisikan sebagai keadaan atau target yang ingin dicapai
oleh suatu organisasi. Perbedaannya dengan misi ialah tujuan lebih
operasional, jika misi berfokus pada who we are and what we do, maka
tujuan berfokus pada pertanyaan how much of what will be accomplished by
when.
4.3.1 Tujuan Perusahaan Jangka Pendek
Tujuan jangka pendek PT Graha Meta adalah sebagai berikut :
1. Memastikan safety stock perusahaan.
2. Menghasilkan produk dengan proporsi cacat <0.5% pada 2 periode
pertama.
3. Melakukan penjaminan mutu dari mainan yang telah diproduksi
4.3.2 Tujuan Perusahaan Jangka Menengah
Tujuan perusahaan jangka menengah PT Graha Meta adalah sebagai
berikut :
1. Melakukan kontrol terhadap distribusi produk mainan yang telah
diproduksi
2. Penurunan persentase produk cacat setalah 1 tahun pertama
sebanyak 0.1 %
3. PayBack Period < 3 tahun.
4.3.3 Tujuan Perusahaan Jangka Panjang
Tujuan perusahaan jangka panjang adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan jenis mainan agar sesuai dengan perkembangan
zaman
2. Memperluas pasar hingga ke pasar International
3. Menjadi perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan
dan sosial
BAB V
ANALISA
5.1 Analisa Visi Misi Perusahaan
Visi dari perusahaan mainan PT Graha Meta adalah “Menjadi perusahaan
mainan yang mampu mengedukasi dan memuaskan keinginan seluruh
konsumen”. PT Graha Meta merupakan perusahaan industri manufaktur yang
berfokus pada produksi mainan. Mainan yang diproduksi adalah berupa
mainan anak-anak, mainan edukasi, dan mainan pengasah motorik untuk
anak. PT Graha Meta mengupayakan agar mainan yang diproduksi dapat
memenuhi permintaan konsumen. Kualitas merupakan aspek yang sangat
dikedepankan, maka dari itu PT Graha Meta berupaya untuk selalu menjaga
kualitas dari mainan yang diproduksinya melalui prosedur quality control
yang baik. Apabila kualitas produk mainan telah terjamin, maka produk pun
akan siap untuk bersaing di pasaran.
5.2 Analisa Tujuan Perusahaan
Misi pertama perusahaan mainan PT Graha Meta adalah “menciptakan
produk-produk best quality”. PT Graha Meta yang merupakan produsen dari
produk manufaktur berupaya untuk menjaga kualitas dari setiap produknya.
Misi selanjutnya adalah produk mengikuti perkembangan zaman. Seiring
berjalannya waktu, trend yang adapun berubah-ubah. Hal ini menyebabkan
keinginan konsumen pun berubah. Oleha karena itum untuk memenuhi
keinginan konsumen, PT Graha Meta selalu mengikuti perkembangan zaman
yang ada dengan selalu mengeluarkan produk mainan bulldozer yang up to
date dan trendy serta selalu melakukan inovasi-inovasi produk yang ada, guna
melakukan perkembangan produk sehingga perusahaanpun bisa lebih baik
dari sebelumnya.
1.3 Analisa Tujuan Perusahaan Jangka Pendek
Tujuan jangka pendek perusahaan adalah memproduksi mainan yang
dapat bersaing dengan perusahaan lain, Melakukan penjaminan mutu dari
mainan yang telah diproduksi, dan Memastikan ketersediaan produk dalam
daerah pemasarannya. Perencanaan tujuan ini tidak dilakukan secara
mendetail. Mainan yang diproduksi akan disesuaikan dengan pasaran tempat
mainan dipasarkan. Mutu yang terdapat pada mainan juga akan
dikembangkan agar sesuai dengan kebutuhan pasar. Ketersediaan produk juga
harus diperhatikan, agar pasar tidak mengalami lost stock atau kekurangan
stock mainan.
1.4 Analisa Tujuan Perusahaan Jangka Menengah
Tujuan jangka menengah perusahaan adalah Melakukan kontrol terhadap
distribusi produk mainan yang telah diproduksi, Mengembangkan jenis
mainan agar sesuai dengan perkembangan zaman. Mainan yang diproduksi
akan dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman. PT Graha Meta
bertujuan untuk menjaga eksistensinya di tengah arus globalisasi yang sedang
berlangsung. Distribusi produk mainan di pasar juga akan dikontrol dengan
baik, agar tidak terjadi penyimpangan dan kesalahan dalam pendistribusian
produk.
1.5 Analisa Tujuan Perusahaan Jangka Panjangan
Tujuan jangka panjang perusahaan adalah menjadi perusahaan yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial, Menjadi pengembang
bagi industri mainan di Indonesia, dan Memproduksi mainan yang sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). PT Graha Meta bertujuan untuk
menjadi perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.
Maka dari itu, semua sistem produksi yang ada pada PT Graha Meta akan
menerapkan sistem go green untuk menjaga kebersihan lingkungan produksi
dan meminimalisasi global warming. Mainan yang diproduksi oleh PT Graha
Meta akan disesuaikan dengan standar nasional indonesia agar aman ketika
dimainkan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum perancangan organisasi kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Visi dari perusahaan mainan PT Graha Meta adalah “Menjadi
perusahaan mainan yang mampu mengedukasi dan memuaskan
keinginan seluruh konsumen”.
1. Misi dari perusahaan PT Graha Meta adalah menjaga quality produk,
mengikuti perkembangan zaman dan melakukan inovasi produk.
2. Tujuan jangka pendek perusahaan adalah memproduksi mainan yang
dapat bersaing dengan perusahaan lain, Melakukan penjaminan mutu
dari mainan yang telah diproduksi, dan Memastikan ketersediaan
produk dalam daerah pemasarannya. Tujuan jangka menengah
perusahaan adalah Melakukan kontrol terhadap distribusi produk
mainan yang telah diproduksi, dan mengembangkan jenis mainan agar
sesuai dengan perkembangan zaman. Tujuan jangka panjang
perusahaan adalah menjadi perusahaan yang bertanggung jawab
terhadap lingkungan dan sosial, Menjadi pengembang bagi industri
mainan di Indonesia, dan Memproduksi mainan yang sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI).
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Pahami materi yang telah diberikan sebelum menjalankan praktikum
2. Visi dan misi yang terdapat pada perusahaan harus dianalisa dengan baik
dan terstruktur.
DAFTAR PUSTAKA
Carol A. O’Connor, 2002, Kepemimpinan yang Sukses dalam Sepekan, terj.
Sugeng Panut, Kesaint Blanc, Jakarta
Crown Dirgantoro, 2001, Manajemen Stratejik, Konsep, Kasus, dan
Implementasi, Grasindo, Jakarta
Devi Lastina dan Sunarni Theresia. 2019. “Peningkatan Produktivitas Pemasaran
UMKM Catering Mpok Atiek Dengan Pendekatan Bussiness Model Canvas
Dan Analisis SWOT”. Jurnal DINAMIKA TEKNIK, Vol .XII, No. 2 Juli
2019 ISSN: 1412-3339.
Dian Dwi Anisa, 2015, Be A Super Leader, Cemerlang Publishing, tt, Cet.I
Ferddy, Rangkuti. 2011, SWOT Balanced Scorecard: Teknik Menyusun strategi
Korporat Yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja dan risiko, PT.
Gramedia Pustaka
Fred R. David & Forest R. David, 2016, Manajemen Strategik: Suatu Pendekatan
Keunggulan Bersaing-Berbasis Konsep, Salemba Empat, Jakarta
Moh. Muslim dan Sururin: “Kepemimpinan Kharismatik yang Visioner” dalam
Jurnal Esensi, Vol. 19 No. 2/2016.
Mudrajad Kuncoro, 2005, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif ?,
Erlangga, Jakarta
Pohan, Husni Iskandar & Bahri, Kusnasriyanto Saifung, 1997, Pengantar
Perancangan Sistem, Erlangga, Jakarta.
Ruliana, Poppy. Komunikasi Organisasi: Teori dan Studi Kasus, Cet. I. Jakarta:
Rajawali Pers, 2014.
Sudaryono, 2014, Leadership Teori dan Praktek Kepemimpinan, Lentera Ilmu
Cendekia, Jakarta
Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud RI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai