Anda di halaman 1dari 4

Nama : Awi Juni Manurung

NIM : D1061181045

Kasus:
a. Informasi Utama
Kue binke “Kembang Manggis” (KM) adalah salah satu produk unggulan dari suatu perusahaan produsen kue
binke yang cukup terkenal di Pontianak. Meskipun kue binke bermerk sudah cukup banyak eksistensinya di
Pontianak sehingga segmen pasar kue tersebut boleh dikatakan sudah sarat, namun tingkat penjualan yang cukup
tinggi pada tahun pertama dan kedua setelah produk tersebut diluncurkan menunjukkan minat konsumen pada
binke KM tersebut sebenarnya cukup menjanjikan. Boleh jadi hal tersebut tidak hanya disebabkan oleh rasa binke
KM orisinal yang lebih nikmat dan harum dibandingkan pesaing tapi juga disebabkan tersedianya sejumlah varian
produk binke KM yang cukup menarik.
Pada tahun ke-3 ini produsen binke KM mulai merasa kewalahan dengan overstock cukup besar (berkisar 40%-
50%) yang terjadi hampir setiap hari baik pada produk binke KM original maupun variannya. Kerugian yang
disebabkan masalah ini mulai menggangu kesehatan perusahaan. Jika hal ini berlanjut, diperkirakan tahun depan
perusahaan akan kehabisan modal kerjannya.
b. Informasi dan Data Pendukung Hasil Observasi
 Produsen binke KM telah menggandeng toko-toko ritel kue dan warung-warung kopi untuk ikut memasarkan
produk mereka secara lebih luas namun, sejauh ini belum menjalin hubungan strategis apapun dengan seluruh
pemasok bahan baku mereka.
 Sebagai perusahaan yang tumbuh dari usaha kecil (UKM), produsen binke KM sama sekali buta dalam hal
pengelolaan persediaan dan tidak mengerti bagaimana menentukan jumlah produksi yang tepat selain
melakukan trial and error.
 Meskipun keberadaan varian produk binke KM adalah faktor yang cukup menentukan bagi produsen tersebut
dalam memenangkan persaingan, agaknya hal tersebut dirasakan mulai membebani efisiensi proses produksi.
 Kontras terhadap overstock yang terjadi di tahun ke-3 seperti yang telah diungkapkan diatas, Produsen binke
KM sering mengalami kehilangan kesempatan penjualan di musim-musim puncak penjualan binke yaitu pada
momen ramadhan dan liburan sekolah antara 50%-80% karena keterbatasan kapasitas.
c. Informasi dan Data Tambahan

Rencana Strategis dan Operasional Bagi Perusahaan Produsen Kue Binke “Kembang Manggis”
Adapun proses-proses bisnis kunci dalam manajemen rantai pasok antara lain: Customer Relationship
Management (CRM), Supplier Relationship Management (SRM), Customer Service Management (CSM), Demand
Management (DM), Proses Order Fulfillment (OF), Proses Product Development and Commercialization (PDnC),
Proses Manufacturing Flow Management (MFM), serta Return Management (RM).
Berikut ini penjabaran dari setiap proses-proses bisnis kunci yang dapat membantu produk kue binke “Kembang
Manggis” dalam mengatasi permasalahan yang dialami.
1. Customer Relationship Management (CRM)
CRM adalah proses yang berhubungan dalam penyediaan struktur tentang bagaimana hubungan dengan
konsumen harus dibangun dan dijaga dalam menjalankan suatu usaha. Tujuannya ialah membagi konsumen
menjadi beberapa level, sehingga dapat memberikan pelayanan sesuai dengan keinginan konsumen pada masing-
masing level yang ada. CRM merupakan proses bisnis kunci paling dasar yang berguna untuk mendukung
implementasi proses bisnis kunci lainnya. Pada proses CRM terdapat dua sub proses yaitu sub proses strategis
dan sub proses operasional. Sub proses strategis bertujuan untuk mengatur karyawan dalam mengidentifikasi
konsumen yang dapat mendukung kesuksesan perusahaan saat ini dan di masa depan serta membuat keputusan
tentang bagaimana hubungan dengan konsumen harus berjalan dengan baik. Adapun sub proses yang ada pada
level strategis yaitu meninjau ulang strategi perusahaan dan pemasaran, membuat panduan untuk menentukan
tingkat perbedaan pada PSA, mengembangkan kerangka bagi metode pengukuran, serta membuat panduan
untuk berbagi keuntungan dari hasil yang telah diperoleh. Sedangkan sub proses operasional bertujuan untuk
menyusun segmentasi atau level dari konsumen serta menulis dan mengimplementasikan PSA (Product Service
Aggreements) yaitu berupa kesepakatan mengenai pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen sesuai
dengan levelnya, sehingga kebutuhan dari konsumen dapat terpenuhi. Adapun sub proses yang ada di level
operasional yaitu membuat segmentasi pelanggan, menyiapkan tim untuk mengelola tiap segmen,
pengevaluasian, mengidentifikasi peluang segmen, membuat PSA dan melakukan pengukuran kinerja serta
membuat laporan profitability.
Perusahaan produsen kue binke Kembang Manggis harus menganalisis ulang semua hal yang menjadi akar dari
permasalahan yang ada, salah satunya mengenai promosi, dikarenakan produsen kue binke Kembang Manggis
hanya menggandeng toko-toko ritel dan warung kue saja yang mengakibatkan produsen kue binke belum bisa
mendapatkan hasil yang memuaskan. Produsen kue binke Kembang Manggis sebaiknya memanfaatkan teknologi
yang ada pada jaman sekarang yaitu dengan melakukan promosi di sosial media seperti facebook, Instagram dan
sosial media yang lainnya, sehingga bisa menarik pemasok atau supplier dari produsen kue binke untuk menjalin
hubungan kerjasama dikarenakan pemasok atau supplier melihat bisnis yang cukup menjanjikan pada produsen
kue binke tersebut. Dalam melakukan promosi pada sosial media, produsen kue binke Kembang Manggis juga
harus memperhatikan penampilan dari kue binke bukan hanya varian rasa dari kue binke saja. Dengan kue binke
yang memiliki tampilan serta packaging yang menarik, dapat menjadi poin penting untuk menarik perhatian dari
konsumen akan kue binke tersebut sehingga produsen kue binke Kembang Manggis dapat memperoleh banyak
pemasok atau supplier.
Perlunya perusahaan untuk mengidentifikasi konsumen kedalam PSA dengan kriteria yang berbeda sesuai
level atau golongan setiap konsumen kue binke Kembang Manggis. Adapun level PSA yang diterapkan pada
perusahaan yaitu platinum, gold, silver, dan bronze. Untuk kriteria platinum yaitu konsumen yang sudah sering
atau selalu membeli kue binke dengan jumlah yang banyak, untuk kriteria gold yaitu konsumen yang sudah sering
membeli kue binke namun dalam jumlah yang tidak selalu besar, untuk kriteria silver yaitu konsumen yang tidak
sering membeli kue dengan jumlah tidak banyak, dan untuk kriteria bronze yaitu konsumen yang baru atau hanya
membeli sesekali saja dengan jumlah yang tidak menetap. Penggolongan konsumen ini bertujuan untuk
meberikan pelayanan yang sesuai, pengurangan harga pesanan serta royalty khusus sesuai dengan level tiap
konsumen. Hal ini juga mampu menarik perhatian konsumen baru dan tetap mebuat konsumen lama merasa
nyaman dan tidak beralih ke produsen kue binke milik kompetitor. Perusahaan kemudian membentu sebuah tim
untuk mengelola konsumen sesuai dengan golongan atau level yang di miliki konsumen itu sendiri. Sehingga
tercipta hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan konsumen. Pada akhir periode, ketika
perusahaan melakukan analisis dan evaluasi maka perusahaan memperoleh peningkatan kinerja dan laporan dari
profit penjualan yang diperoleh dengan hasil yang memuaskan.
2. Supplier Relationship Management (SRM)
SRM merupakan proses bisnis yang mirip dengan proses bisnis CRM yaitu tentang bagamana hubungan
dengan pemasok harus dibangun dan dipertahankan. SRM meningkatkan peluang kesuksesan bagi pencarian
pemasok strategik dan pengembangan inisiatif-inisiatif proses pengadaan bahan baku. Pada proses ini terdapat
dua sub proses yaitu sub proses strategis dan sub proses operasional. Sub proses strategis bertujuan untuk
mengidentifikasi pemasok yang berperan penting dalam kesuksesan suatu perusahaan dimasa ini maupun dimasa
yang akan datang dan memutuskan bagaimana hubungan dengan para pemasok dibangun dan dipertahankan.
Sedangkan sub proses operasional bertujuan untuk mengelompokkan pelanggan berdasarkan nilai sepanjang
waktu dan mengidentifikasi kesempatan untuk menciptakan nilai secara bersama.
Perusahaan produsen kue binke Kembang Manggis melakukan peninjauan ulang terhadap strategi
perusahaan, marketing, pabrikasi dan pasokan untuk menganalisis serta menentukan segmen pemasok yang
berperan penting dalam kemajuan perusahaan produsen kue binke Kembang Manggis, sehingga perusahaan
dapat menjalin hubungan yang erat untuk mencapai kesuksesan dan meningkatkan pemasukan atau keuntungan
bagi perusahaan produsen kue binke Kembang Manggis. Selanjutnya menentukan segmen atau level pemasok
yang cocok dengan keinginan dari perusahaan, dikarenakan setiap pemasok pasti memiliki kriteria masing-masing
dan tidak semua kriteria diperlukan oleh perusahaan, dikarenakan perusahaan hanya memerlukan kriteria yang
sesuai serta bisa menunjang kemajuan perusahaan. Perusahaan produsen kue binke Kembang Manggis juga
harus menentukan kriteria dari masing-masing tingkatan segmentasi atau level dan membentuk sebuah tim
untuk mengelola pemasok sesuai dengan segmennya, sehingga perusahaan dapat terus menjalin kerja sama yang
saling menguntungkan dan dapat memperoleh banyak peluang mengenai penambahan pemasok dari tiap-tiap
segmen yang telah dibuat. Pemasok dan perusahaan juga harus saling berbagi keuntungan dari hasil yang
diperoleh dengan tetap menjaga hubungan kerjasama yang terjalin sehingga kepercayaan dari kedua belah pihak
tetap terjaga. Hasil pengukuran kinerja baik bagi produsen ataupun pemasok mencapai apa yang diinginkan dan
memperoleh hasil yang memuaskan.
3. Customer Service Management (CSM)
CSM adalah proses yang mempresentasikan wajah atau citra seseorang yang menggambarkan suatu
perusahaan bagi pelanggannya, tujuan dari CSM yaitu sebagai penyedia informasi bagi suatu perusahaan kepada
pelanggannya mengenai informasi ketersediaan produk, waktu pengiriman, status pemesanan, dan pelaksanaan
persetujuan suatu produk atau jasa. Komponen penting bagi CSM adalah berkererjasama dengan salah satu
proses bisnis kunci lainnya yaitu Order Fulfillment (OF) yang berfungsi untuk mengurus bagian permintaan dan
pesanan dari pelanggan. Pada proses ini terdapat dua sub proses yaitu sub proses strategis dan sub proses
operasional. Sub proses strategis bertindak sebagai penyusun rencana dan struktur pengelolaan dan lebih bersifat
jangka panjang. Pada sub proses strategis terdapat empat sub-sub proses yaitu pengembangan strategi CSM,
pengembangkan prosedur untuk merespon suatu kejadian, pengembangannya infrastruktur untuk merespon
prosedur tersebut, dan pengembangan kerangka kerja terhadap pengukuran kinerja. Sedangkan sub proses
operasional bertindak sebagai eksekutor dari rencana yang telah disusun dan lebih bersifat jangka pendek. Pada
sub proses operasional juga terdapat empat sub-sub proses yaitu mengenali kejadian, mengevaluasi sebuah
situasi dan memilih alternatif pemecahan solusi, mengimplementasikan solusi, dan monitoring serta pelaporan.
Dalam fungsi logistik, pelayanan menggambarkan luaran dari sistem logistik yang mewakili gambaran dari kinerja
sistem logistik dalam menciptakan nilai dan tempat serta sebagai tolak ukur bagi perusahaan untuk memuaskan
dan menarik pelanggan baru.
Perusahaan produsen binke Kembang Manggis haruslah mengembangkan strateginya untuk menentukan
pelayanan yang sesuai dengan keinginan pelanggan, strategi yang sesuai yaitu dengan membuat suatu aplikasi
system informasi dan akun social media seperti facebook, instagram, dan sisoal medial lainnya yang berguna
untuk sarana penyampaian informasi atau keinginan pelanggan kepada perusahaan. Maka perusahaan dapat
merespon setiap pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh pelanggan dan mempelajari secara menyeluruh
dan mendalam keinginan yang disampaikan oleh pelanggan, sehingga hal-hal yang sebelumnya mengganggu atau
tidak disukai pelanggan tidak terulang lagi untuk pembelian selanjutnya dan pada pelanggan yang lain juga.
Setelah perusahaan mengetahui maksud atau keinginan dari pelanggan, maka perusahaan haruslah memilih
solusi terbaik untuk menangani hal tersebut serta membentuk tim yang bertugas untuk mengolah sistem
informasi tersebut, sehingga pelanggan bisa dilayani secara penuh selama 24 jam dan membuat pelanggan
merasa puas akan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Tim yang dibentuk juga dapat merekap dan
mengarsip seluruh pernyataan dari para pelanggan yang dapat digunakan sebagai referensi untuk periode
mendatang dan seluruh solusi yang dibuat menjadi lebih baik dari solusi sebelumnya.
(tambah informasi apa aja yg ada)
4. Demand Management (DM)
Demand Management (DM) merupakan penyesuaian permintaan konsumen dengan kapasitas output
perusahaan, koordinasi dengan produksi, peramalan permintaan, dan pembeliaan serta distribusi. Demand
Management bertujuan untuk menyeimbangkan permintaan pelanggan dengan kemampuan dari rantai pasok,
serta bertugas untuk menemukan cara mengurangi variabilitas permintaan dan memperbaiki fleksibilitas operasi.
Pengurangan variabilitas permintaan akan membantu dalam menjaga konsistensi perencanaan serta
pengurangan ongkos. Sedangkan peningkatan fleksibelitas akan membantu perusahaan dalam merespon dengan
cepat berbagai kejadian internal maupun eksternal. Sehingga perbaikan dari proses ini akan memberikan manfaat
yang sangat baik untuk perusahaan ataupun bagi pemasoknya. Terdapat dua sub proses yaitu sub proses strategis
dan sub proses operasional. Pada sub proses strategis berhubungan dengan pengembangan struktur bagi
pengelolaan proses. Sedangkan pada sub proses operasional berhubungan dengan proses-proses Demand
Management yang diaktualisasikan dalam aktivitas hari demi hari.
Perusahaan produsen kue binke Kembang Manggis diharuskan mampu memperkirakan permintaan dan
menentukan bagaimana setiap permintaan dapat disinkronisasikan. Perusahaan juga harus memilih metode
peramalan yang tepat serta sesuai dengan kemauan perusahaan. Perusahaan menggunakan data permintaan
pada tahun pertama dan kedua masihlah kurang cukup, sehingga menyebabkan perusahaan menyimpan
inventory yang berlebihan pada tahun ketiga dan membuat perusahaan mengalami kerugian yang besar. Pada hal
seperti ini seharusnya perusahaan mengumpulkan data-data permintaan pelanggan lebih dari dua periode,
sehingga perusahaan dapat mengetahui dan melakukan peramalan untuk periode berikutnya. Hal ini akan lebih
membantu perusahaan dalam meramalkan permintaan untuk persediaan dikarenakan peramalan akan lebih
mudah dilakukan jika menggunakan lebih banyak data dari periode sebelumnya dan biasanya digunakan dalam
empat atau lima periode sebelumnya. Sehingga perusahaan tidak kehilangan kesempatan penjualan pada musim-
musim puncak seperti saat Ramadhan dan libur sekolah. Dan juga perusahaan sebaiknya memproduksi kue binke
dengan varian rasa yang sedikit, dikarenakan relatif lebih mudah untuk merencanakan peramalan permintaan
pada varian yang sedikit daripada varian yang banyak. Memproduksi banyak varian belum tentu membuat
pelanggan menyukai seluruh varian yang diproduksi, maka sebaiknya memproduksi varian yang tetap untuk
varian yang lebih diminati dan melakukan inovasi varian pada kue binke di musim-musin tertentu atau tidak
dilakukan secara terus menerus sehinggal hal ini akan membuat perusahaan mendapatkan data permintaan yang
pasti. Perusahaan produsen kue binke Kembang Manggis tidak perlu menggunakan metode trial and error dalam
menentukan jumlah produksi, hal ini dikarenakan data permintaan yang diperoleh sudah pasti dan perusahaan
tidak perlu mengalami kerugian yang besar akibat dari overstock dan keterbatasan kapasitas bahan baku bahkan
pada musim Ramadhan atau libur sekolah.
(tambah perhitungan)

Anda mungkin juga menyukai