Anda di halaman 1dari 15

Skenario 1 :

Struktur Organ GenitaliaInterna dan


SiklusMenstruasiPadaWanita

Abstrak

Wanita pada masa tertentu akan mengalami pematangan organ-organ reproduksi. Masa itu
biasa dibilang sebagai pubertas dimana akan diawali dengan menstruasi pertama. Organ
genitalia wanita dapat dibagi menjadi bagian yang dapat dilihat langsung pada bagian luar
yaitu bagian externa, dan bagian yang terdapat didalamnya yaitu bagian interna. Pada masa
pubertas, wanita akan mengalami perubahan pada organ genitalianya sehingga siap untuk
dibuahi dan mengalami menstruasi bila tidak dibuahi sehingga membentuk siklus, rata-rata
per bulan, yang juga di pengaruhi oleh hormon sepanjang siklusnya berjalan.

Kata kunci: genitalia feminina interna, pubertas, siklus menstruasi, hormon

Abstract

Women in certain periods will experience maturation of reproductive organs. It is commonly


regarded as puberty where it will begin with the first menstruation. Female genital organs
can be divided into parts that can be seen directly on the outside of the externa, and the part
contained therein is the internal part. At puberty, women will experience changes in their
genital organs so that they are ready to be fertilized and menstruate if not fertilized to form a
cycle, a monthly average, which is also influenced by hormones throughout the cycle runs.

Keywords: internal feminine genitalia, puberty, menstrual cycle, hormone


Pendahuluan

Manusia merupakan makhluk hidup yang terus bertumbuh dan berkembang. Laki-laki
dan perempuan memiliki perbedaan dalam susunan tubuhnya. Seperti halnya pada organ
reproduksinya. Laki-laki memiliki penis, testis, scrotum dan lain lain, sedangkan wanita
memiliki uterus, tuba uterina, ovarium, vagina dan lain lain. Manusia akan mengalami masa
pubertas dimana menandakan bahwa mereka memasuki masa dimana beberapa organnya
mengalami pematangan. Menstruasi adalah pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel
tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita.Menstruasi dimulai saat pubertas
dan menandai kemampuan seorang wanita untuk bereproduksi.Panjang rata-rata siklus
menstruasi adalah 28 hari, namun bervariasi antar wanita. Siklus menstruasi ini sendiri
dipengaruhi oleh berbagai hormon dalam tubuh yang ikut berperan pada perubahan organ
genitalia wanita, terutama organ-organ interna.1

Pengeluaran ovum dan sekresi hormon-hormon seks wanita membentuk sebuah


siklus.Saluran reproduksi wanita dipersiapkan untuk fertilisasi dan implantasi ovum yang
dikeluarkan dari ovarium pada waktu ovulasi. Jika tidak terjadi pembuahan, siklus akan
berulang. Jika memang terjadi pembuahan, siklus akan berhenti, sementara sistem wanita
beradaptasi untuk pertumbuhan dan perlindungan organisme yang baru terbentuk sampai ia
memiliki kemampuan individual untuk hidup di lingkungan luar. Selain itu, wanita
melanjutkan tugas reproduksinya untuk melahirkan dengan menghasilkan susu atau laktasi.1,2

Pada makalah ini akan dibahas mengenai struktur makroskopis dan mikroskopis organ
genitalia wanita interna, hormon yang terkait dan siklus menstruasi.

Makroskopis Genitalia Feminina Interna

Uterus

Uterus merupakan organ berdinding otot yang tebal berbentuk seperti buah pir yang
sedikit gepeng dan ukurannya kira-kira sebesar telur ayam dan mempunyai rongga sempit
ditengahnya. Uterus terletak diantara vesica urinaria dan rectum, terletak di dalam pelvis
dengan posisi normal antefleksi. Uterus terdiri dari dua bagian utama yang tidak setara,
bagian atas yang berbentuk segitiga disebut korpus atau badan dan bagian bawah yang
berbentuk silindris atau fusiform disebut serviks, yang menonjol ke vagina. Ismus adalah
bagian uterus antara os serviks internus dan rongga endometrium. Struktur ini penting untuk
obstetrik karena membentuk segmen bawah uterus selama kehamilan. Bagian- bagian lain
dari uterus yaitu fundus uteri dan kornu uteri. Uterus dilapisi tiga dinding yaitu endometrium,
miometrium, dan perimetrium. Uterus berfungsi untuk menyiapkan tempat untuk ovum yang
telah mengalami fertilisasi, memberi makan ovum yang telah dibuahi selama masa
kehamilan, mengeluarkan hasil konsepsi setelah cukup umur dan mengadakan involusi
setelah kelahiran bayi. Pada serviks uteri terdapat ostium uteri externum di bagian dalam dan
ostium uteri externum di bagian luar.3,4

Saraf yang menuju ke uterus meliputi pleksus hipogastrika inferior. Arteri uterina
(cabang terminal a. hipogastrika) merupakan sumber darah utama ke uterus dan a. ovarika
hanya mengaliri sedikit. A. uterina melewati anterior ureter di dekat sambungan uteroserviks.
Aliran darah balik uterus terutama adalah v. uterina dan yang kedua adalah vena ovarii.V.
Uterina ke V. Iliaca interna lalu V. Iliaca communis dan masuk ke V. Cava inferior. Aliran
getah bening dapat melalui serviks ke rantai iliaka eksterna atau melalui ismus ke nodus
sacrum lateral. Peredaran limfe dalam ligamentum rotundum dapat meluas ke nodus inguinal
superficial, kemudian ke femoral dan akhirnya ke rantai iliaka eksterna. Drainase melalui
ligamentum suspensorium ovarii berlanjut ke nodus lumbal sepanjang aorta, di atas atau di
bawah ginjal.3,4

Uterus ditopang oleh beberapa ligament antara lain:3,4

1. Ligamentum kardinale sinistra dan dekstra. Fungsinya untuk mencegah supaya uterus
tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal.
2. Ligamentum sacrouterinum sinistra dan dekstra. Fungsinya menahan uterus supaya
tidak banyak bergerak, berjalan dan serviks bagian belakang kiri dan kanan, ke arah
os. Sacrum kiri dan kanan.
3. Ligamentum rotundum sinistra dan dekstra. Fungsinya untuk menahan uterus dalam
antefleksi.
4. Ligamentum infundibulo pelvikum. Ligamentum yang meliputi tuba, berjalan dari
uterus ke arah sisi, tidak banyak mengandung jaringan ikat.

Tuba Uterina

Tuba uterina atau tuba fllopi berasal dari cornu uteri, masing-masing berjalan ke
kedua sisi pelvis, kemudian membelok ke bawah dan ke belakang sebelum mencapai dinding
lateral pelvis. Kedua tuba ini terletak didalam ligamentum latum. Panjang masing-masing
tuba kira-kira 10 cm. Bagian-bagian tuba uterina adalah isthmus tuba uterina, bagian tuba
yang paling sempit.Ampulla tuba uterina, bagian yang paling lebar dan tempat terjadinya
fertilisasi.Infundibulum, bagian berbentuk corong dan mempunyai fimbriae. Pars intertitialis,
bagian tuba yang terdapat dalam dinding uterus. Fungsi tuba uterina adalah sebagai jalan
yang dilalui sperma untuk mencapai ovum.3,4

Persarafan saluran ovum berasal dari pleksus simpatis dan parasimpatis ovarii dan
pelvis.Pendarahan tuba berasal dari A. Uterina cabang A. Iliaca interna dan A. Ovarica
cabang aorta abdominalis. Aliran pembuluh balik mengikuti aliran pembuluh nadinya.3

Ovarium

Ovarium merupakan sepasang organ berbentuk oval, sedikit pipih, dan pada
permukaan tidak beraturan. Kedua ovarium terletak di dalam cavitas peritonealis pada
cekungan kecil di dinding posterior ligamentum latum. Kedua ovarium terletak pada ujung
tuba fallopi yang mengandung fimbriae pada kira-kira setinggi pintu masuk pelvis, beratnya
5-8 gr. Ovarium terletak dalam fossa ovarii waldeyer pada dinding lateral pelvis. Di bagian
atas, ovarium dibatasi oleh A.V. iliaka externa, di bagian distal yaitu A. uterina, di bagian
dorsal oleh A.V. iliaca interna dan N. obturatorius, dan di ventral oleh pelekatan ligamentum
latum dengan pelvis. Tuba uterina terletak di atas permukaan medial ovarium.3-5

Ovarium merupakan tempat produksi ovum (oogenesis). Ovum yang matang


diovulasikan kedalam cavitas peritonealis dan secara normal diarahkan oleh fimbriae tubae
pada ujung tuba uterina ke dalam ostium abdominale tubae uterinae yang
berdekatan.Pendarahan dari A.ovarika merupakan suplai darah utama ovarium.Namun
demikian, darah juga dialirkan dari anastomosis cabang ovarium arteri uterina.Vena berjalan
mengikuti arteri membentuk pleksus pampiniformis di dalam mesovarium.Darah dari vena
ovarika kanan mengalir ke vena kava inferior, sedangkan dari vena ovarika kiri biasanya
masuk ke vena renalis kiri lalu ke vena cava inferior. Aliran getah bening dari ovarium
mengikuti A.V. ovarica menuju nnll. Para aortae setinggi vertebra lumbal 1.3-5

Vagina

Vagina merupakan organ kopulasi wanita. Vagina adalah sebuah tabung


fibromusculorum yang dapat melebar, yang memanjang dari perineum melewati dasar pelvis
dan masuk ke dalam cavitas pelvis. Merupakan bumbung buntu disebelah cranial, di caudalis
bermuara pada introitus vagina, dari vulva sampai serviks. Dinding anterior vagina
berhubungan dengan basis vesica urinaria dan urethra, bahkan urethrae tertanam didalam atau
menyatu dengan dinding anterior vagina. Ke arah posterior vagina terutama berkaitan dengan
rectum. Ke inferior vagina membuka ke dalam vestibulum vaginae dari perineum tepat
diposterior dari ostium urethrae externum. Serviks menonjol beberapa sentimeter ke bagian
atas vagina membentuk cekungan yang disebut forniks, diantaranya fornix anterior dan
posterior.3-5

Vagina pada bagian proximal di sokong oleh M. Levator ani dan juga beberapa
ligamentum yaitu lig. Transversum cervicis, lig. Pubocervicale, dan lig. Sacrocervicale.
Bagian tengah diaphragma urogenitale. Bagian distal oleh parineal body (centrum perineum
perinei). Persarafan berasal dari plexus hypogastricus inferior. Untuk pendarahan berasal dari
A. Vaginalis (cabang A. Iliaca interna), R. Vaginalis A. Uterina, dan R. Vaginalis A. Pudenda
interna. Pembuluh getah bening untuk 1/3 proximal yaitu nnll. Iliaca externa dan interna, 1/3
tengah yaitu nnll. Iliaca interna, dan 1/3 distal vagina yaitu nnll. Inguinalis superficialis.3-5

Gambar 1. genitalia feminina interna

Sumber: https://www.google.co.id/search?
q=gambar+organ+genitalia+interna+wanita&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwjt_ZShssPWAhUIO48
KHYHYAlQQsAQIJQ&biw=1280&bih=590#imgrc=ZZ0CySMB93GyJM:

Mikroskopis Genitalia Feminina Interna

Uterus

Struktur berbentuk pir yang menempel pada tuba uterina di bagian ujung atas dan ke
vagina di ujung bawah. Terdapat tiga lapisan pada dinding uterus yaitu,endometrium,
miometrium, dan adventitia atau serosa.6

Pada endometrium epitelnya merupakan epitel selapis silindris. Sel bersilia dan sel
ada sel sekret. Pada lamina proprianya merupakan jaringan ikat longgar. Terdapat dua zona
di endometrium yaitu lapisan fungsional dan lapisan basal. Pada lapisan fungsional, lapisan
permukaan luruh selama menstruasi, diganti selama setiap siklus menstruasi. Lapisan basalm
merupakan lapisan yang lebih dalam dan dipertahankan setelah menstruasi, nantinya sel
kelenjar menimbulkan epitel baru. Ada juga pembuluh darah di endometrium yaitu arteri
arkuata di miometrium yang berjalan dari lapisan basal sampai fungsional.6,7

Miometrium merupakan lapisan paling tebal. Terdapat empat lapisan otot polos yang
dipisahkan oleh jaringan ikat. Lapisan dalam dan luar kebanyakan kebanyakan diorientasikan
longitudinal. Pada lapisan tengahnya lebih sirkular. Lapisan tengah mengental pada
kehamilan dengan sel otot lebih halus dan kolagen meningkat.6,7

Lapisan adventisia atau serosa yaitu terdapat jaringan ikat yang tidak beraturan
dengan mesothelium terlampir (serosa), jaringan ikat yang tidak teratur (adventitia), dan juga
terdapat pembuluh darah.6,7

Gambar 2. Mikroskopik uterus

Tuba Uterina

Tuba uterina merupakan saluran seperti tabung berotot sepanjang 12 cm, pada ujung
bagian atas membuka rongga peritoneum di dekat ovarium. Sedangkan ujung bawah
melewati dinding rahim. Tuba uterina umumnya terdiri dari empat segmen yaitu, bagian
intramural di dinding rahim, isthmus bersebelahan dengan dinding rahim, ampula adalah
bagian yang melebar, dan infundibulum adalah bagian berbentuk corong di dekat ovarium
dengan fimbriae. Bagian isthmus tuba uterina susunan lapisannya sesuai dengan bagian
ampula hanya mukosanya tidak demikian berlipat-lipat dan lumennya lebih sempit. Lapisan
otot relatif lebih tebal dibandingkan ampula terutama lapis melingkarnya. Pada intramural
tuba uterina, lipatan mukosa rendah dan tidak rumit. Lapis ototnya bersatu dengan lapis
dinding rahim.6-8
Pada dinding lapisan pertama tuba uterina, terdapat mukosa. Terdapat epitel selapis
silindris, sel yang bersilia dan yang tidak bersilia, silia dekat ovarium yang menyapu ke arah
uterus, silia ke arah rahim lebih banyak dari pada ke arah ovarium, dan juga pada lamina
propria merupakan jaringan ikat padat yang longgar. Pada lapis ke dua terdapat tunika
muckularis dan tunika serosa atau adventisia. Pada tunika muskularis dibagian lebih dalam
terdapat tunika muskularis sirkularis, dibagian agak keluar ada tunika muskularis
longitudinalis, dan pada tunika muskularis ini terdapat gerakan peristalits. Pada tunika serosa
atau adventisia jaringan ikatnya tidak teratur dan terdapat pembuluh darah.6-8

Gambar 3. Mikroskopis Tuba uterina

Ovarium

Ovarium berbentuk seperti kacang almond berbentuk sekitar 3 cm x 1,5 cm. Jaringan
korteks ovarium yang berada dibawah tunika albuginea, ditandai dengan adanya folikel-
folikel ovarium dari berbagai fase perkembangannya yaitu primordial, primer, sekunder,
tersier dan graaf (matang). Jaringan medula ovarium tampak lebih longgar, banyak
mengandung serat elastin, serat otot polos pembuluh darah arteri dan vena dan juga pembuluh
limfe. Stroma kortikal memiliki sel mirip fibroblas.6

Folikel primordial merupakan bangunan bulat atau lonjong dengan garis tengah
sebesar kira-kira 40 mikron. Paling luar dibatasi epitel selapis gepeng. Di dalmnya terdapat
sel telur yang mempunyai inti besar dengan anak inti yang jelas. Folikel primer besarnya
kurang lebih sama dengan folikel primordial tetapi epitel yang membatasinya merupakan
epitel selapis kubis sampai torak.6-8

Folikel sekunder lebih besar dari folikel primer. Epitel yang membatasi sudah lebih
dari selapis sel granulosa mulai terdapat ruangan-ruangan yang berisi cairan folikel tetapi
belum bersatu membentuk antrum. Disekeliling sel telur dapat dilihat bingkai berwarna cerah
yang disebut zona pelusida. Di sekitar folikel, jaringan stroma membentuk lapisan teka
interna dan teka eksterna, akan tetapi batas keduanya tidak terdapat batas yang tegas.6-8

Folikel tersier, ruang-ruang di antara sel folikel bersatu membentuk antrum ditengah
folikel dan disebut antrum folikel. Sel telur terdorong ke tepi tetapi masih diliputi sel-sel
granulosa dan terletak di bagian yang menonjol ke dalam antrum yang disebut kumulus
ooforus. Sel-sel folikel disekitar sel telur tersusun secara radier dan disebut korona radiata
yang tetap dipisahkan dari sel telur oleh zona pelusida.6-8

Folikel graaf sebenarnya merupakan folikel tersier yang telah siap lepas (ovulasi). Ia
memenuhi seluruh ketebalan korteks bahkan menjorok ke medula, dan menonjol ke
permukaan ovarium. Selain folikel yang berkembang terdapat pula folikel atretis yaitu folikel
yang mengalami degenerasi.6-8

Gambar 4. Mikroskopis ovarium

Vagina

Dinding vagina dibentuk oleh mukosa yang terdiri atas epitel berlapis gepeng tanpa
lapisan tanduk. Selain itu dibawahnya terdapat lapisan otot polos yang terdiri atas berkas-
berkas serat otot polos yang berjalan dalam berbagai arah. Di vagina tidak dilengkapi
kelenjar. Pada lamina propria merupakan jaringan ikat longgar, terdapat pembuluh darah
dengan banyak serat elastis. Lapisan otot polos terdiri dari tunika muscularis sirkularis dan
longitudinalis. Lapisan adventisianya merupakan jaringan ikat yang tidak beraturan dan padat
dengan serat elastis, banyak pembuluh dan saraf.6-8
Gambar 5. Mikroskopis Vagina

Pubertas

Pubertas adalah suatu keadaan dimana terjadinya perubahan-perubahan dalam tubuh


yang mengiringi rangkaian pendewasaan. Pubertas dapat terjadi atu justru sebalikny lebih
lambat. Pada perempuan biasanya sekitar usia 7-13 tahun dan laki-laki sekitar usia 9-15
tahun. Biasanya masa pubertas ditandai dengan adanya menstruasi (haid) pada perempuan
atau mimpi basah pada laki-laki. Pubertas bukan merupakan peristiwa yang tiba-tiba terjadi,
tetapi merupakan suatu refleksi maturasi yang bertahap dari aksis hipotalamus-
hipofisisgonad yang dimulai sejak masa janin sampai masa pubertas, dimana tiap periode
mempunyai karakteristik tertentu.9,10

Pubertas terjadi sebagai akibat dari peningkatan sekresi gonadotropin releasing


hormone (GnRH) dari hipotalamus dan diikuti oleh sekuen perubahan sistem endokrin yang
komplek serta timbulnya sistem umpan balik negatif dan positif. Sekuen ini akan diikuti oleh
timbulnya tanda seks sekunder, pacu tumbuh dan kesiapan untuk bereproduksi.9-11

Pada perempuan, awal pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche),


diikuti pertumbuhan payudara, dan pertumbuhan rambut disekitar kemaluan. Sejak awal usia
pubertas sampai usia 18 tahun terjadi pertumbuhan tinggi badan yang cepat. Setelah itu
pertumbuhan mulai melambat justru ketika memasuki usia dewasa muda. Biasanya
pertumbuhan tinggi pada wanita selesai di usia sekitar 18 tahun, akan tetapi angka itu tidak
dapat menjadi patokan dan tidak berlaku bagi semua orang.9-11

Sekresi esterogen menginduksi pertumbuhan dan pematangan saluran reproduksi


wanita serta perkembangan karakteristik seks sekunder wanita. Efek estrogen yang menonjol
pada karakteristik seks sekunder tersebut adalah mendorong penimbunan lemak di lokasi-
lokasi strategis, misalnya payudara, bokong dan paha, sehingga terbentuk sosok melekuk-
lekuk wanita.9-11
Siklus Haid

Siklus Haid adalah serangkaian periode dari perubahan yang terjadi berulang pada
uterus dan organ-organ yang dihubungkan pada saat pubertas dan berakhir pada saat
menopause. Siklus menstruasi ini bervariasi dari 18 sampai 40 hari, rata-rata 28 hari. Siklus
menstruasi dibagi menjadi empat fase yang ditandai dengan perubahan pada endometrium
uterus, yaitu fase menstruasi, fase proliferasi/folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal.12

Fase Menstruasi

Awal dari menstruasi dipertimbangkan sebagai hari pertama dari siklus. Siklus
menstruasi kadang-kadang digambarkan pada istilah siklus uterus dan ovarium karena
perubahan yang bersamaan terjadi pada organ-organ tersebut. Perubahan ini terjadi sebagai
respons terhadap kedua hormon gonadotropik yang amat kuat dari kelenjar pituitari, (FSH)
dan (LH).12

Fase menstruasi adalah periode pengeluaran cairan darah dari uterus, yang disebabkan
oleh rontoknya endometrium. Kira-kira 2-7 hari.Jumlah rata-rata darah yang keluar yaitu 50-
150 ml. Darah haid mengandung darah, debris endometrium dan leukosit (berperan dalam
pertahanan endometrium terhadap infeksi). Pada awal menstruasi, kadar estrogen,
progesteron, dan LH menurun atau pada kadar terendahnya selama siklus, dan kadar FSH
baru mulai meningkat. Pada ovarium, ovum baru mulai matur dalam vesikula atau ovisak
yang disebut folikel graafian.12-14

Fase Proliferasi

Pada fase ini lapisan dinding uterin tumbuh dan menebal delapan sampai sepuluh kali
lipat, sampai seluruh dindingnya menebal saat ovulasi. Pertumbuhan ini sebagai akibat dari
peningkatan kadar estrogen yang dihasilkan oleh folikel graafian yang tumbuh pada ovarium.
Hipotalamus akan mengeluarkan GnRH yang akan merangsang sekresi hormon FSH dan LH.
FSH akan merangsang perkembangan folikel yang akan menyekresikan estrogen. LH sendiri
menyebabkan terjadinya ovulasidan pembentukan korpus luteum. Secara umum yang terjadi
pada fase ini yaitu berlangsung sampai saat ovulasi, pertumbuhan endometrium agar
menerima ovum yang telah dibuahi, sebagai persiapan kehamilan, pematangan folikel di
ovarium (pengaruh FSH), folikel hasilkan estradiol dalam jumlah banyak, mulut serviks kecil
dan tertutup, dan juga getah dapat di tarik seperti benang. Fase proliferasi berakhir sekitar 9
hari, atau sampai hari ke 14 dari siklus 28 hari.12-14
Fase ovulasi

Fase ini adalah puncak dari semua kerja keras tubuh selama fase menstruasi
sebelumnya. Atas perintah otak melalui produksi hormon LH (Luteinizing hormone) sel telur
yang sudah matang akan dilepaskan dari folikel di ovarium ke saluran tuba (tuba fallopi) dan
akan bertahan selama 12-24 jam.Kejadian ini terjadi pada hari ke-14 dari siklus, sel telur
yang dilepaskan berpindah ke tuba fallopi dibantu oleh silia fimbriae. Fimbriae adalah
struktur berbentuk seperti jari-jari yang terletak diujung tuba fallopi dekat dengan ovarium.
Sedengkan silia yang merupakan rambut getar rahim yang halus yang dapat menghantarkan
sel telur menuju ke rahim. Pada fase ini estrogen dan testosteron meningkat ke tingkat
puncak, sehingga meningkatkan efek dari fase folikular.12-14

Secara umum pada fase ini terjadi ovulasi. Pembentukan estradiol akan terus
meningkat, hingga pada kurang lebih hari ke-13 terjadi kenaikan sekresi LH (umpan balik
positif dari estradiol). Suhu badan basal naik kurang lebih 0,5 oC. Getah serviks encer dan
bening. Mulut serviks terbuka sehingga memungkinkan masuknya sperma.12-14

Fase Luteal

Fase luteal atau sekresi merupakan fase terbentuknya korpus luteum dari folikel
graafian akibat rupturnya ovum, juga menghasilkan jumlah progesteron dan estrogen yang
banyak sehingga terjadi perubahan pada kelenjar endometrium sehingga pembuluh darah
berkelok-kelok seperti spiral. Progesteron dan estrogen ini juga menyebabkan sel-sel pada
kelenjar ini mensekresi lendir kental yang mengandung glikogen. Ketiga lapisan uterus yang
matur dipersiapkan untuk menerima dan memelihara ovum yang dibuahi. Implantasi tersebut
pada umumnya terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah ovulasi, atau pada hari ke 23 pada
siklus 28 hari.12-14

Secara umum yang terjadi pada fase ini yaitu terbentuk korpus luteum dan perubahan
pada kelenjar endometrium menjadi pembuluh darah yang berkelok-kelok seperti spiral.
Pengaruh dari progesteron terhadap endometrium paling jelas terjadi pada hari ke-22, yaitu
saat nidasi seharusnya terjadi. Jika tidak terjadi kehamilan maka estrogen dan progesteron
menghambat FSH dan LH dan menyebabkan korpus luteum tidak berkembang. Karena
turunnya estrogen dan progesteron maka terjadi penyempitan pembuluh-pembuluh darah
endometrium yang nantinya endometrium terlepas dan timbul perdarahan (haid).12-14

Hormon Menstruasi
Secara umum terdapat hormon-hormon yang berperan saat wanita mengalami
menstruasi yaitu Gonadotopin-releasing hormone (GnRH) yang dihasilkan oleh hipotalamus,
Follicle-stimulating hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH) yang dihasilkan oleh
hipofisis anterior sebagai respons atas GnRH, serta estrogen dan progesteron yang dihasilkan
oleh ovarium sebagai respons atas FSH dan LH.12

Gonadotopin-releasing hormone (GnRH)merupakan hormon peptida yang dihasilkan


oleh hipotalamus, yang menstimulasi sel-sel gonadotrop pada hipofisis anterior.Di
hipotalamus sendiri pengeluaran GnRH diatur oleh nukleus arkuata. Neuron pada
nukleus arkuata memiliki kemampuan untuk memproduksi dan melepas gelombang
GnRH ke hipofisis.12,14

Gonadotropin pada wanita meliputi Follicle-stimulating hormone (FSH) dan Luteinizing


hormone (LH). Baik FSH dan LH disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior pada usia
antara 9-12 tahun. Efek dari sekresi hormon tersebut adalah siklus menstruasi yang terjadi
pada usia sekitar 11-15 tahun. Periode ini dikatakan pubertas sedangkan siklus menstruasi
pertama disebut menarche.12,14

FSH dan LH bekerja menstimulasi ovarium dengan berikatan pada reseptor FSH dan
reseptor LH. Reseptor yang teraktivasi akan meningkatkan laju sekresi sel, pertumbuhan, dan
proliferasi sel. Aktivitas ini diperantarai oleh cAMP.FSH merupakan hormon yang memiliki
struktur glikoprotein, diproduksi di sel gonadotrop hipofisis, distimulasi oleh hormon aktivin
dan dihambat oleh hormon inhibin.FSH berfungsi dalam pertumbuhan, perkembangan,
maturasi saat pubertas, dan reproduksi.Pada wanita, FSH menstimulasi maturasi sel-sel
germinal, menstimulasi pertumbuhan folikel terutama pada sel-sel granulosa dan mencegah
atresia folikel.Pada akhir fase folikular kerja FSH dihambat oleh inhibin dan pada akhir fase
luteal aktivitas FSH kembali meningkat untuk mempersiapkan siklus ovulasi berikutnya,
demikian seterusnya.Kerja FSH juga dihambat oleh estradiol (estrogen) yang dihasilkan oleh
folikel matang sehingga menyebabkan folikel tersebut dapat mengalami ovulasi sedangkan
folikel lainnya mengalami atresia.12,14

Luteinizing hormone (LH)merupakan hormon yang memiliki struktur glikoprotein


heterodimer, diproduksi di sel gonadotrop hipofisis dan kerjanya tidak dipengaruhi oleh
aktivitas aktivin, inhibin, dan hormon seks.Pada saat FSH menstimulasi pertumbuhan folikel,
khususnya sel granulosa, maka pengeluaran estrogen akan memicu munculnya reseptor untuk
LH. LH akan berikatan pada reseptornya tersebut dan estrogen akan mengirim umpan balik
positif untuk mengeluarkan lebih banyak lagi LH. Dengan semakin banyaknya LH, maka
akan memicu ovulasi (pengeluaran ovum) dari folikel sekaligus mengarahkan pembentukan
korpus luteum. Korpus luteum yang terbentuk akan menghasilkan progesteron yang berguna
pada saat implantasi.12,14

Estrogen merupakan hormon yang di produksi oleh ovarium yang sangat berperan
didalam tubuh, terutama pada ovulasi dalam siklus reproduksi wanita. Hormon ini juga
berperan pada perubahan tubuh remaja dalam masa pubertas serta terlibat dalam
pembentukan kembali lapisan rahim setelah periode menstruasi. Lebih dari 70% estrogen
yang beredar berikatan dengan sex steroid_Binding Globulin, 25% berikatan dengan albumin
plasma. Hormon ini dihasilkan korpus sel-sel theca interna folikel dan juga dihasilkan oleh
korpus luteum, plasentya, korteks adrenal, dan testis. Sel-sel theca banyak menghasilkan
androgen tetapi kapasitas mengubah androgen menjadi estrogen terbatas. Sel-sel granulosa
tidak mampu membentuk androgen, tetapi mudah mengubah androgen menjadi estrogen. LH
merangsang pembentukan androgen, FSH bekerja pada sel-sel granulosa untuk meningkatkan
perubahan androgen theca (yang berdifusi kedalam sel granulosa dari sel theca) menjadi
estrogen.12,14

Beberapa jenis estrogen yaitu estradiol yang merupakan estrogen utama yang
disekresi oleh ovarium. Estrone merupakan estrogen yang lemah. Estriol merupakan estrogen
paling lemah, disintesis oleh plasenta dan hati bukan oleh ovarium, pada wanita tidak hamil
estriol dibentuk di dalam hati sebagai produk konversi dari estradiol dan estrone.12,14

Beberapa efek fisiologi dari estrogen adalah sebagai berikut. Terhadap alat kelamin
wanita yaitu menaikkan motilitas tuba fallopi, menaikkan pertumbuhan miometrium dan
endometrium, menaikkan aliran darah ke uterus, mempertahankan tebal mukosa vagina dan
keasamannya, dan merangsang sekresi mukus serviks uteri. Terhadap organ endokrin lain
yaitu menurunkan sekresi FSH, menghambat (negatif feedback), dan dapat merangsang
(positif feedback) sekresi LH. Terhadap kelenjar mammae yaitu merangsang pertumbuhan
duktus laktiferus dan pembesaran kelenjar mammae pada pubertas, pigmentasi areola
mammae. Terhadap sifat kelamin sekunder wanita yaitu membentuk tubuh dengan distribusi
lemak khas wanita, larings tidak membesar dan suara tetap kecil tinggi. Terhadap air dan
elektrolit yaitu meningkatkan retensi air dan garam, sehingga meningkatkan berat badan
beberapa saat sebelum perdarahan sebelum menstruasi.12,14
Hormon progesteronbekerjasama dengan estrogen guna menjaga siklus reproduksi
dan menjaga kehamilan. Sama dengan estrogen, progesteron juga diproduksi di ovarium dan
berperan dalam penebalan dinding rahim. Progesteron tidak terikat pada sex hormone binding
globulin (SHBG), tetapi pada albumin dan transcortin. Progesteron dihasilkan oleh: korpus
luteum dan plasenta, sedikit disekresi oleh sel granulosa folikel ovarioum, dalam bentuk 17
alfa progesteron, dan sedikit oleh korteks adrenal dan testis.12,14

Beberapa efek fisiologi dari progesteron adalah sebagai berikut. Terhadap alat
kelamin wanita yaitu berperan dalam merangsang kelenjar-kelenjar di endometrium,
perubahan siklik dalam serviks dan vagina, menurunkan kepekaan miometrium terhadap
oksitosin serta meningkatkan potensial membran istirahat. Terhadap kelenjar mammae yaitu
merangsang perkembangan lobuli dan alveoli kelenjar mammae. Progesteron bersifat
termogenik karena menaikkan suhu basal tubuh pada saat ovulasi. Terhadap adenohipofisis
pada konsentrasi tinggi akan menekan sekresi LH.12,14

Kesimpulan

Menstruasi adalah pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina
yang berasal dari dinding rahim wanita. Manusia memiliki organ reproduksi yang dalam
waktu tertentu akan mengalami pematangan atau masuk dalam masa pubertas. Organ-organ
pada wanita yang berperan pada menstruasi meliputi organ genitalia internanya. Menstruasi
memiliki siklus dimana dalam siklus ini terjadi fase-fase menstruasi. Dalam menstruasi
terdapat beberapa hormonyang berperan dalam siklus menstruasi.
Daftar Pustaka

1. Benson RC, Pernoll ML. Buku saku obstetric dan ginekologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009.78-92.
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2010, h.353-8.
3. Drake LR, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray dasar-dasar anatomi. Singapore: Elsevier;
2014.h. 227-30.
4. Megasari M, Triana A, Andriyani R, Ardhiyanti Y, Damayanti IP. Panduan belajar
asuhan kebidanan. Yogyakarta: Deepublish; 2015.h. 15-22.
5. Leveno KJ, Cunningham FG, Gant NF, dkk. Obstetri williams. Jakarta: EGC; 2009.h.
9-15.
6. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas. In: Frans Dany, editor.
Saluran Cerna. Jakarta: EGC; 2007.h.278-307.
7. Craigmyle MBL. Atlas berwarna histologi edisi ke 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009.h.253-62.
8. Eroschenko VP. Atlas histologi diFoire. Ed.11. Jakarta: EGC, 2010, h.453-78.
9. Atikah N. Mekanisme pubertas pada perempuan. Edisi 2015. Diunduh dari
http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/reproduksi-kedokteran-
dasar/mekanisme-pubertas-pada-perempuan/. Diakses pada 23 September 2017.
10. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta: EGC; 2003.h. 387-9.
11. Aprilianti M. 8 tanda-tanda pubertas pada perempuan. Edisi 2017. Diunduh dari
https://mediskus.com/penyakit/8-tanda-tanda-pubertas-perempuan. diakses pada 23
September 2017.
12. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke 8. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2013.h. 803-17.
13. Muhlisin A. Memahami 4 fase siklus menstruasi berurutan. Edisi 2017. Diunduh dari
https://mediskus.com/wanita/4-fase-siklus-menstruasi. Diakses pada 23 September
2017.
14. Manuaba IAC, Manuaba IBGF, Manuaba IBG. Memahami kesehatan reproduksi
wanita. Edisi ke 2. Jakarta: EGC; 2009.h. 49-57.

Anda mungkin juga menyukai