Anda di halaman 1dari 9

Mekanisme Perncernaan dan Sekresi Lambung

Abstrak : Lambung merupakan bagian dari saluran cerna setelah esofagus dan sebelum
duodenum. ulkus dapat terjadi pada mukosa, submukosa, dan kadang-kadang sampai
lapisan muskularis dari traktus gastrointestinal berhubungan dengan asam lambung yang
cukup mengandung HCl. Termasuk tukak yang terdapat pada bagian bawah esofagus,
lambung, dan duodenum bagian atas. Ulkus lambung dapat disebabkan oleh sering
terlambat makan, kebiasaan minum obat yang bersifat asam saat perut kosong, minum
minuman beralkohol dan menghisap rokok berlebihan.

Kata kunci : Gaster, duodenum, ulkus peptikum


Abstrak : Gaster is part of the esophagus and gastrointestinal tract after before duodenum.
ulcer may occur in the mucosa, submucosa, and sometimes until the muscular layer of the
gastrointestinal tract associated with stomach acid containing enough HCl. Including
ulcers found on the bottom of the esophagus, stomach and upper duodenum. Gastric ulcers
can be caused by frequent late eating, drinking acidic drug on an empty stomach, drink
alcohol and smoke cigarettes excessively.

Pendahuluan

Setiap hari kita melakukan berbagai macam kegiatan baik itu bekerja maupun
sekolah. Untuk melakukan kegiatan tersebut kita memerlukan tenaga yang besar, dimana
tenaga yang kita peroleh itu berasal dari makanan yang kita makan. Makanan yang kita
makan masuk kedalam tubuh dan dicerna oleh saluran pencernaan. Sistem pencernaan
adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses makanan sehingga dapat diserap dan
digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia.. Proses pencernaan
tersebut terjadi di organ-organ pencernaan mulai dari mulut,oeseopagus,lambung,usus
besar,usus kecil dan berakhir di anus. Diorgan-organ tersebut terjadi proses pencernaan
yang melibatkan enzim-enzim pencernaan. Enzim-enzim tersebut bekerja secara spesifik
sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Makanan yang kita konsumsi mengandug
karbohidrat, protein, lemk, vitamin dan miniral. Semua bahan makanan tersebut dicerna
dalam tubuh oleh bantuan enzim-enzim pencernan. Dengan demikian kita perlu mengetahui
struktur anatomi organ pencernaan tersebut kemudian fisiologi pencernan yang berbeda
dari masing-masing makanan dan enzim-enzim yang terlibat dalam pencernaan.

Gaster

1
Lambung adalah rongga seperti kantung yang terletak di antara esofagus dan usus
halus. Pada posisi berbaring, lambung terletak di region hypochondriaca kiri, epigastrica
dan umbilicalis. Lambung mempunyai peritoneum visceral yang meliputi permukaan
anterior dan posterior. Kedua lapisan tersebut dari curvature minor ke arah hepar
membentuk ligamentum hepatogastrica yang merupakan bagian dari omentum minus. Ke
bawah kedua lapisan pada curvature major berhubungan dengan omentum gastrolienalis
dan mesocolon transversum, membentuk omentum majus.1

Lambung mempunyai dua lubang (ostium cardiacum dan pylorus), dua lengkungan
(curvature major dan minor) dan dua permukaan (fascies anterior dan posterior). Lambung
terdiri dari lima bagian, yaitu cardia, fundus, corpus, pars pyloric dan pylorus. Cardia
merupakan tempat masuknya esophagus ke dalam lambung. Fundus gastricus yang
berbentuk kubah merupakan bagian lambung yang berada di atas kiri dari ostium
cardiacum. Antara fundus dan pars abdominalis esophagei terdapat sudut tajam, disebut
incisura cardiac. Corpus gastricum yang merupakan bagian utama, terletak kurang lebih
vertical antara fundus dan incisura angularis beralih menjadi pars pylorica. Curvature minor
yang merupakan batas kanan lambung terbentang dari cardiac sampai pylorus. Curvature
major yang lebih besar terbentang dari incisura cardiac terus ke fundus dan pinggir kiri
lambung sampai pylorus. Pada curvature minor di batas antara corpus dengan pars pyloric
terbentuk sudut yang disebut incisura angularis. Pars pylorica terdiri dari antrum pyloricum
yang lebar disebelah proximalis dan canalis pyloricus yang lebih sempit disebelah distalis
yang berakhir pada pylorus. Pylorus merupakan daerah terdapatnya penyempitan berupa
sphincter yang umumnya berada dalam keadaan kontraksi tonik. Sphincter pylorus
mempunyai otot sircularis tebal (musculus sphincter pylorus) yang mengatur aliran isi
lambung ke duodenum.1

Gaster berhubungan dengan sejumlah alat, yaitu hepar diatas, kanan, dan depan,
diaphragm diatas, limpa ke arah kiri, pankreas, ginjal dan glandula suprenalis kiri
dibelakang, kebawah dengan colon dan omentum majus, serta dengan dinding depan
abdomen dan thorax ke depan. Gaster mempunyai permukaan anterior dan posterior yang
bertemu pada curvature major dan minor. Fascies anterior diliputi oleh peritoneum
visceralis dari cavum pertonei dan berhubungan dengan lobus kiri hepar, diaphragm, iga-
iga dan dinding depan abdomen. Hubungan dengan costae dan dinding depan abdomen
2
tergambar pada apa yang disebut lapang lambung (magenfeld), yaitu hubungan lambung
langsung dengan dinding depan thorax dan dinding depan abdomen. Batas-batas lapang
lambung adalah pada hepar disebelah kanan, diaphragma dan paru-paru kiri disebelah atas,
limpa disebelah kiri dan mesocolon transversum dibawah. Bagian lapang lambung yang
berada dibelakang iga yang disebut ruang traube dengan batas-batasnya di medial pada
pinggir kiri sternum, diatas pada garis dari rawan iga ke-6 ke pinggir bawah rawan iga ke-9
pada medioclavicularis, dan dibawah pada arcus costarum.1

Pendarahan:
Arteri : A. gastrica sinistra, A. gastrica dextra, A. gastroepiploica dextra, A. gastroepiploica
sinistra, A. gastrica brevis.
Vena: V. gastrica brevis → V.lienalis, V. gastroepiploica sinistra, V. gastroepiploica dextra,
V. gastrica sinistra, V. gastrica dextra
Persarafan: parasimpatis : N. X kanan ( posterior ), N. X kiri (anterior), simpatis:
serabut.preganglionic (N.splanchnicus Thoracalis), serabut.post ganglionic (ggl.plexus
celiacus).2

Secara mikroskopis dinding lambung tersusun dari empat lapisan dasar utama (dari
dalam keluar) yaitu :

 lapisan mukosa yang terdiri atas epitel permukaan, lamina propia, dan mukularis
mukosa. Epitel permukaan berlekuk-lekuk ke dalam lamina propia membentuk
faveola gastrica yang dilapisi epitel silindris dan mensekresi mukus alkalis. Lamina
propia lambung terdiri atas jaringan ikat longgar yang disusupi otot polos dan sel
limfoid. Muskularis mukosa yang memisahkan mukosa dari submukosa yang
mengandung otot polos.

 lapisan submukosa yang mengandung jaringan ikat, pembuluh darah, sistem lifatik,
limfosit, dan sel plasma serta terdapat pleksus submukosa (Meissner).

 lapisan muskularis eksterna yang terdiri dari tiga lapisan yaitu serabut longitudinal
yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esofagus, serabut sikuler yang paling
tebal yang terletak pada pilorus dan membentuk otot sfingter, dan serabut obliq
3
yang dijumpai pada fundus lambung yang berjalan dari orifisium kardia lalu
membelok kebawah melalui kurvatura minor.

 Lapisan serosa yang tersusun atas epitel selapis kubus dan jaringan ikat aerolar.
Lapisan ini merupakan lapisan paling luar dan merupakan bagian dari viseral
peritoneum.

Sel-sel yang mengeluarkan getah lambung berada di lapisan dalam lambung,


mukosa lambung, yang dibagi menjadi dua daerah yang berbeda, pertama mukosa oksintik
yang melapisi korpus dan fundus, kedua yaitu daerah kelenjar pilorus yang melapisi
antrum. Pada luminal lambung bersisi faveola dengan kantung dalam yang berbentuk oleh
pelipatan masuk mukosa lambung. Pada dinding faveola gaster dan kelenjar mukosa
oksintik terdapat tiga jenis sel sekretorik eksokrin lambung yaitu sel mukus yang
mensekresikan mukus yang encer, bagian paling dalam dilapisi oleh sel utama (chief cell)
dan sel parietal. Chief sel yang mensekresikan enzim pepsinogen, ketiga yaitu sel parietal
(oksintik) yang mengeluarkan HCL dan faktor instrinsik, oksintik berarti tajam yang
mengacu untuk mengasilkan keadaan yang sangat asam. Semua sekresi eksorin ini
dikeluarkan ke lumen lambung untuk membentuk getah lambung. 3,4

Duodenum
Duodenum merupakan saluran berbentuk huruf C dengan panjang sekitar 25 cm
yang merupakan organ penghubung gaster dengan jejunum. Dudoneum melengkung di
sekitar caput pancreatis. Satu inci (2,5 cm) pertama duodenum menyerupai gaster, yang
permukaan anterior dan posteriornya diliputi oleh peritoneum dan mempunyai omentum
minus yang melekat pada pinggir atasnya dan omentum majus yang melekat pada pinggir
bawahnya. Bursa omentalis terletak di belakang segmen yang pendek ini. Sisa duodenum
yang lain terletak retroperitoneal, hanya sebagian saja yang diliputi oleh peritoneum. 2
Duodenum terletak pada regio epigástrica dan umbilicalis dan untuk tujuan deskripsi dibagi
menjadi empat bagian yaitu,2
Pars Superior Duodenum panjangnya 5 cm, dimulai dari pylorus dan berjalan ke
atas dan belakang pada sisi kanan vertebra lumbalis l. Jadi bagian ini terletak pada planum
transpyloricum.

4
Pars Descendens Duodenum panjangnya 8 cm dan berjalan vertikal ke bawah di
depan hilum renale dextra, di sebelah kanan vertebrae lumbales II dan III. Kira-kira
pertengahan arah ke bawah, pada margo medialis, ductus choledochus dan ductus
pancreaticus menembus dinding duodenum. Kedua ductus ini bergabung untuk membentuk
ampula hepatopancreatica yang akan bermuara pada papilla duodeni major. Ductus
pancreaticus acessorius, bila ada, muara ke dalam duodenum sedikit lebih tinggi, yaitu pada
papilla duodeni minor.
Pars Horizontalis Duodenum panjangnya 8 cm dan berjalan horizontal ke kiri pada
planum subcostale, berjalan di depan columna vertebralis dan mengikuti pinggir bawah
caput pancreatis.
Pars Ascendens Duodenum panjangnya 5 cm dan berjalan ke atas dan ke kiri ke
flexura duodenojejunalis. Flexura ini difiksasi oleh lipatan peritoneum, ligamentum Treitz,
yang melekat pada crus dextrum diaphragma.

Pendarahan:

 Arteri: A. gastroduodenalis : cabang A. hepatica communis, A. pancreatico


duodenalis superior.anterior. & posterior à memperdarahi :
duodenum.bagian.proximal, A. pancreatico duodenalis inferior anterior &
posterior : cabang A. mesenterica superior à memperdarahi : duodenum.bagian
distal
 Vena: mengikuti arteri mengalirkan darah ke dalam V. porta, sebagian tidak
langsung melalui V. mesenterica superior dan v. lienalis.2

Secara mikroskopis ditandai dengan banyaknya penjuluran dari mukosa dan yang
menonjol kepermukaan lumen yang disebut villi sehingga perluasan mokusa menjadi lebih
efektif. Pada duodenum villi ini berbentuk seperti daun, diantara villi terdapat muara kecil
dari tubular simplek yang disebut kripte lieberkhun atau kelenjar intestinal. Struktur yang
dapat terlihat pada duodenum yaitu plika sirkularis yang merupakan lipatan-lipatan mukosa
yang khas pada duodenum dan jejunum. Dinding duodenum terdiri atas empat lapisan,
lapisan paling luar disebut serosa yang tersusun atas selapis gepeng sel-sel mesothelial
diatas jaringan ikat longgar dan pembuluh darah. Lapisan muskuler atau tunika muskularis

5
tersusun atas serabut otot longitudinal (luar) dan sirkuler (dalam). Pleksus mesenterikus
aurbach terletak diantara kedua lapisan ini. Lapisan submukosa yang keseluruhan ditempati
oleh kelenjar duodenal yang bercabang-cabang atau disebut dengan kelenjar brunner yang
merupakan ciri khas dari duodenum yang bermuara ke krypta lieberkhun melalui duktus
sekretorius yang berguna melindungi mukosa duodenum terhadap sifat korosif dari getah
lambung yang asam dan mengoptimalkan pH usus bagi kerja pancreas. Mukosa merupakan
lapisan paling dalam yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu muskularis mukosa (dalam),
lamina propia (tengah), dan lapisan paling terdalam terdiri dari selapis sel-sel epitel
kolumnar yang melapisi krypte dan villi.3

Mekanisme pencernaan lambung

Lambung melakukan beberapa fungsi. Fungsi terpenting adalah penyimpanan


makanan yang masuk sampai di salurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk
pencernaan dan penyerapan yang optimal. Makanan yang di konsumsi hanya beberapa
menit memerlukan waktu beberapa jam untuk dicerna dan diserap. Karena usus halus
adalah tempat utama pencernaan dan penyerapan, lambung perlu menyimpan makanandan
menyalurkan sedikit demi sedikit ke duodenum dengan kecepatan yang tidak melebihi
kapasitas usus. Fungsi kedua lambung adalah untuk mensekresikan asam hidroklorida
(HCl) dan enzim-enzim yang memulai pencernaan protein. Akhirnya, melalui gerakan
mencampur lambung, makanan yang masuk dihaluskan dan di campurkan dengan sekresi
lambung untuk menghasilkan campuran kental yang dikenal sebagai kimus.5

Sel-sel parietal secara aktif mengeluarkan HCl ke dalam lumen kantung lambung,
hal ini menyebabkan pH lumen turun sampai 2. Pepsinogen merupakan enzim inaktif yang
disintesa oleh aparatus golgi dan retikulum endoplasma kemudian disimpan di sitoplasma
dalam vesikel sekretorik yang dikenal dengan granula zimogen. Pepsinogen mengalami
penguraian oleh HCl menjadi enzim bentuk aktif yaitu pepsin. Setelah terbentuk, pepsin
bekerja pada molekul pepsinogen lain untuk menghasilkan lebih banyak pepsin yang
disebut dengan proses otokatalis. Pepsin memulai pencernaan dengan memutuskan ikatan
asam amino untuk menghasilkan fragmen-fragmen peptide, dimana enzium ini bekerja
paling efektif dalam lingkungan asam yang dihasilkan oleh HCL. Karena dapat mencerna
protein maka pepsin harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif agar tidak
mencerna protein sel ditempatnya terbentuk. 6
6
Motilistas dilambung dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu:

a. Pengisian Lambung. Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini
dapat mengembang hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan.
Akomodasi perubahan volume ini dapat menyebabkan ketegangan pada dinding
lambung dan meningkatkan tekanan intralambung, tapi hal ini tidak akan terjadi
karena adanya faktor plastisitas otot polos lambung dan relaksasi resesif lambung
pada saat terisi.
b. Penyimpanan Lambung. Adanya sekelompok sel pemacu pada fundus
menghasilkan potensial gelombang lambat yang menyapu kebawah menuju sfingter
pylorus dengan frekuensi tiga kali permenit. Pola ritmik depolarisasi spontan
lambung terjadi terus menerus yang mungkin disertai kontraksi otot polos sirkular
yang akan mencapai ambang dan mengalami potensial aksi. Sekali dimulai
gelombang peristaltic menyebar dari fundus- korpus - antrum dan sfingter pylorus.
Pada bagian fundus dan corpus kontraksi lambat karena lapisan otot yang lemah,
ketika di antrum gelombang kontraksi menjadi lebih kuat. Karena pada fundus dan
korpus gerakan mencampur lemah maka makanan akan disimpan kebagian korpus
yang setelah disalurkan oleh esophagus ke lambung, kemudian makanan secara
bertahap disalurkan dari korpus ke antrum.
c. Pencampuran Lambung. Volume telah menyentuh 1 L, tekanan dalam lambung
akan meningkat. Ketika kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan
penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung, seperti asam dan enzim
pencernaan, dan menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum
mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pilorus. Apabila kimus terdorong oleh
kontraksi peristaltik yang kuat akan melewati sfingter pilorus dan terdorong ke
duodenum tetapi hanya sebagian kecil saja. Sebelum lebih banyak kimus dapat
diperas keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus menyebabkan
sfingter berkontraksi lebih kuat, menutup dan menghambat aliran kimus ke dalam
duodenum. Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi tidak masuk
ke duodenum berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang tertutup dan bertolak
kembali ke dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan bertolak kembali
pada saat gelombang peristaltik yang baru datang. Gerakan maju mundur tersebut

7
disebut retropulsi, menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum.
Motilitas gastric dibawah kontrol saraf dan ini distimulasi oleh distensi lambung.
d. Pengosongan lambung (gastric empyting). Kontraksi peristaltic antrum, selain
menyebabkan pencampuran lambung, juga menghasilkan gaya pendorong untuk
mengosongkan lambung. Jumlah kimus yang lolos ke duodenum pada setiap
gelombang peristaltic sebelum sfingter pirolus tertutup erat terutama bergantung
pada kekuatan peristaltis. Intensitas peristaltis antrum dapat sangat bervariasi di
bawah pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum. Dengan sedikit
menimbulkan depolarisasi atau hiperpolarisasi otot polos lambung, factor-faktor
tersebut mempengaruhi ekstabilitas otot, yang pada gilirannya menentukan tingkat
aktivitas peristaltic antrum. Semakin tinggi ekstabilitas, semakin sering BER
peristaltic di antrum, dan semakin cepat pengosongan lambung.5

Faktor di duodenum yang mempengaruhi kecepatan pengosongan lambung.


Walaupun terdapat pengaruh lambung, faktor diduodenum yang lebih penting untuk
mengontrol kecepatan pengosongan lambung. Duodenum harus siap menerima kimus dan
dapat bertindak untuk memperlambat pengosongan lambung dengan menurunkan aktivitas
peristaltic di lambung sampai duodenum siap mengakomodasi tambahan kimus. Bahkan
sewaktu lambung teregang dan isinya mengosongkan isinya sampai duodenum siap
menerima kimus baru.

Empat factor duodenum terpenting yang mempengaruhi pengosongan lambung


adalah lemak, asam, hipertonisitas, dan peregangan. Ketika kimus menyentuh dinding di
duodenum terdapat 4 jenis hormone, yaitu hormon sekretin, pankreozimin, kolesistokini,
dan enterokinin. Hormon tersebut dihasilkan dengan bantuan organ lain yaitu pancreas dan
hati.
a. Hormon sekretin berfungsi untuk merangsang keluarnya cairan duktus pancreas.
Cairan yang dikeluarkan berupa natrium bikarbonat yang bersifat basa sehingga
mampu menetralkan kimus yang bersifat asam dari lambung.
b. Hormon pankreozimin berfungsi untuk merangsang keluarnya cairan asinus dari
pancreas. Hormone ini kaya akan enzim tripsin, kemotripsin, peptidase, lipase,
amylase dan nukleopolimerase.

8
c. Hormon kolisistokinin berfungsi untung merangsang keluarnya cairan dari kandung
empedu berupa garam empedu.
d. Hormon enterokinin berfungsi untuk merangsang keluarnya cairan berupa brunner
dan lieberkhun yang terdapat di sepanjang usus.7

Enzim lambung

Getah lambung merupakan cairan jernih bewarna kuning pucat yang mengandung
HCl 0,2-0,5% dengan pH 1. Getah lambung terdiri atas 97-99% air dan sisanya musin
(lendir) serta garam anorganik, enzim pencernaan (pepsin dan renin), dan lipase.8
 Pepsin
- Fungsi utama untuk hidrolisis molekul protein menjadi peptide
- Disekresikan dalam bentuk inaktif. Jika diperlukan maka akan berubah bentuk
dari pepsinogen menjadi pepsi.
 Renin
- Fungsi utama mengubah kaseinogen menjadi kasein
- Hanya terdapat pada lambung bayi untuk mengolah susu
 Lipase
- Fungsi utama hidrolisis tri-asilgliserol menjadi asam lemak dan gliserol

Anda mungkin juga menyukai