Anda di halaman 1dari 33

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI)


A. Deskripsi Organisasi
1. Profil SMP Negeri 2 Lintang Kanan
Lintang kanan merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Empat Lawang.
Kecamatan Lintang kanan memiliki jumlah penduduk 25.551 jiwa. Lintang kanan
terdiri dari 16 desa yaitu Babatan, Batu Ampar, Bendalo, Karang Tanding, Lesung
Batu, Lubuk Cik, Lubuk Tapang, Muara Danau, Nibung, Pagar Jati, Rantau Alih,
Rantau Kasai, Sukarami, Tanjung Alam, Tanjung Jati, Umojati. Wilayah Lintang
Kanan ini memiliki jumlah siswa belajar sebanyak 4020 peserta didik dengan jumlah
rombongan belajar 177. SMP Negeri 2 Lintang Kanan Terletak di Jalan Anjangsana
Desa Babatan Kecamatan Lintang Kanan Kabupaten Empat Lawang, Sekolah Ini
sudah terakreditasi dengan nilai B.

Gambar 2.1 Gedung SMP Negeri 2 Lintang Kanan

Informasi Data Sekolah

SMP NEGERI 2 LINTANG KANAN

No Data Keterangan
1 Akreditas B
2 NPSN 10644284
3 Status Sekolah Negeri

1
4 Alamat Sekolah Jl. Anjangsana
a. Desa/Kelurahan Babatan
b. Kecamatan Lintang Kanan
c. Kabupaten/Kota Empat Lawang
d. Provinsi Sumatera selatan
e. Kode Pos 31592
g. Tahun Berdiri 02 Januari 1999
h. Kurikulum K-13
5 Kepala Sekolah Miftahul Jannah, S.Ag
6 Tahun izin operasi 01 Januari 1990
7 Jumlah Guru 38
8 Kepemilikan Tanah Pemerintah
9 Bangunan Sekolah Permanen
a. Luas tanah 8252 m2
10 Ruang Guru 1
11 Siswa Laki-laki 182
12 Siswa Perempuan 188
13 Rombel 13
14 Ruang Kelas 13
15 Ruang Kepsek 1
16 Laboratorium 2
17 Perpustakaan 1
18 Sanitasi 11
20 Akses Internet Ada
21 Email smpn2lintangkanan@gmail.om
22 Website www.smpn2lintangkanan.sch.id

a. STRUKTUR ORGANISASI
Berikut di bawah ini merupakan struktur organisasi SMPN 2 Lintang Kanan :

KOMITE KEPALA SEKOLAH STAKEHOLDER

SUPRIADI 2
MIFTAHUL JANNAH, S. Ag.
Penata Tk I
NIP 197703132007012010
KEPALA TU

YULMI YUSPIKA
NIP. 198307262014102001

WAKA KESISWAAN WAKASEK


WAKA KURIKULUM WAKA SARPRAS

NIRWANA, S. Pd. FRIES MURAMADLAN, S. Pd. I


FRIES MURAMADLAN, S. Pd I. HARIANSYAH
NIP. 197611122012122001 NIP. 199203132019031005
NIP 199203132019031005 NIP.

PEMBINA OSIS PEMBINA OLAHRAGA PEMBINA IMTAQ PEMBINA SENI

IRMA SAFITRI, S.Pd. SUSANTO, S.Pd BENDI IRAWAN, S.Pd ASPIKA AGUSTINAI, AMd.I
NIP. - NIP. - NIP. - NIP. -

PEMBINA 7K

KIKI LIPANA, A. Md.. Kom

Ka. LABORATORIUM FISIKA Guru BK


Ka. PERPUSTAKAAN
ELISKA, S.Pd

KHUSNUL KHOTIMAH, S.Pd.


ARISNA WATI, Si. P.
NIP. NIP. 196812132007012000

GURU / WALI KELAS

Gambar 2.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Lintang Kanan


b. VISI DAN MISI

3
A. VISI SEKOLAH
“SOPAN DALAM PERILAKU, BERSAING DALAM PRESTASI’’
B. MISI SEKOLAH
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap
siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga
sekolah
3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya,
sehingga dapat berkembang secara optimal
4. Menumbuhkan dan mendorong keunggulan dalam penerapan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni
5. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya
bangsa sehingga terbangun siswa yang kompeten dan berakhlak mulia
6. Mendorong lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlak tinggi dan
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
C. TUJUAN SEKOLAH
Tujuan sekolah yang diinginkan sesuai dengan visi dan misi sekolah yang telah
dicanangkan pada SMP Negeri 2 Lintang Kanan adalah :
1. Unggul dalam kegiatan keagamaan dan kepedulian sekolah
2. Unggul dalam perolehan nilai UN
3. Unggul dalam persaingan masuk kejenjang SMA Negeri
4. Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama bidang
sains dan matematika
5. Unggul dalam lomba olahraga, Kesenian dan Pramuka
6. Unggul dalam kebersihan dan penghijauan sekolah.
D. NILAI-NILAI ORGANISASI SMP N 2 LINTANG KANAN
Lima Nilai budaya Kerja Yaitu :
a. Integritas
Keselarasan antara hati, pikiran, perkataan dan perbuatan yang baik dan
benar

b. Profesionalitas

4
Bekerja secara disiplin, kompeten, dan tepat waktu dengan hasil terbaik
c. Inovasi
Menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi hal baru yang lebih baik
d. Tanggung Jawab
Bekerja secara tuntas dan konsekuen
e. Keteladanan
Menjadi contoh yang baik bagi orang lain
E. TUPOKSI GURU (UU No. 15 Tahun 2018 Pasal 3 Ayat 1)
a) Kegiatan pokok pertama adalah merencanakan pembelajaran atau
pembimbingan, yang dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:
1) Mengkaji kurikulum dan silabus pembelajaran, pembimbingan, dan
program kebutuhan khusus pada satuan pendidikan.
2) Menyusun program tahunan dan semester sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing.
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau rencana
pelaksanaan pembimbingan sesuai standar proses.
b) Kegiatan pokok kedua adalah melaksanakan pembelajaran atau
pembimbingan yang dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,
dan ekstrakurikuler. Kegiatan kedua ini merupakan pelaksanaan dari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau Rencana Pelaksanaan
Bimbingan (RPB).
c) Kegiatan pokok ketiga adalah menilai hasil pembelajaran atau
pembimbingan. Menilai merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi hasil pembelajaran atau pembimbingan. Kegiatan penilaian ini
digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik pada
tiga aspek yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
d) Kegiatan pokok keempat adalah membimbing dan melatih peserta didik.
Membimbing dan melatih peserta didik dapat dilakukan oleh pendidik
melalui kegiatan kokurikuler dan/atau kegiatan ekstrakurikuler.
e) Terakhir kegiatan pokok kelima adalah melaksanakan tugas tambahan
yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan Beban
Kerja Guru. Tugas tambahan yang diemban oleh guru memiliki ekuivalensi

5
dengan beban mengajar. Artinya tugas tambahan dari guru disetarakan
dengan jam mengajar tatap muka/minggu

B. Deskripsi Isu / Situasi Problematik


Isu merupakan suatu masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi. Dalam hal
ini, isu yang muncul digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa di
SMP Negeri 2 Lintang Kanan.
Berdasarkan latar belakang masalah isu-isu yang terjadi di SMP Negeri 2
Lintang Kanan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pokok bahasan
kinematika gerak Kelas VIII SMP Negeri 2 Lintang Kanan
Deskripsi isu : Data hasil ulangan semester siswa SMP Negeri 2 Lintang Kanan
menunjukkan rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pokok
bahasan kinematika gerak dengan banyaknya siswa yang tidak mencapai Nilai
KKM (Nilai ketuntasan minimum) sebanyak 45% siswa. Hal ini terjadi karena
kurang optimalnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA.
Kondisi Ideal : Dengan menggunakan bahan ajar berbasis kecerdasan majemuk
yang berisi model dan media pembelajaran yang bervariatif akan membantu
pengoptimalan kecerdasan siswa dalam memahami pembelajaran IPA sehingga
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA lebih optimal.
2. Kemampuan kognitif siswa untuk menyelesaikan operasi hitung rumus
masih sangat rendah
Deskripsi isu : Terbatasnya kemampuan kognitif dasar matematis operasi hitung
siswa pada perkalian, pembagian, hitung satuan waktu, hitung satuan luas, hitung
satuan berat berdampak pada kesulitannya siswa menyelesaikan sekaligus
memahami pembelajaran IPA yang berbentuk operasi hitung rumus fisika IPA.
Selama pelaksanaan pembelajaran banyak siswa yang kesulitan mengerjakan
operasi hitung rumus fisika IPA dibandingkan pembelajaran teoritis karena
rendahnya kemampuan kognitif kemampuan berpikir, rendahnya daya penalaran
siswa terhadap operasi hitung matematis bentuk dasar terutama tingkat tinggi dan
rendahnya daya fokus siswa.

6
Kondisi Ideal : Dengan metode yang tepat dapat membantu memfasilitasi siswa
dengan kemampuan kognitif sangat rendah untuk memahami dan lancar
mengoperasikan rumus fisika matematis IPA.
3. Belum optimalnya penggunaan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran IPA
Deskripsi isu : Selama pelaksanaan pembelajaran IPA jarang menggunakan
media pembelajaran bervariatif, media pembelajaran yang digunakan selama
mengajar terbatas pada alat-alat laboratorium yang ada di sekolah sedangkan
penggunaan media belajar variatif lainnya masih jarang dan masih belum optimal.
Hal ini terjadi karena terkendala waktu, biaya, kurang motivasi, kurang inisiatif,
kurang kreatif.
Kondisi Ideal : Dengan pengoptimalan media pembelajaran sederhana dan
penggunaan media pembelajaran yang bervariatif dapat membantu meningkatkan
pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran IPA.

C. Analisis Isu
Analisis isu dilakukan setelah sebelumnya mendeskripsikan terlebih dahulu.
Isu yang telah di deskripsikan dengan kemudian dijadikan untuk menetapkan kriteria
kualitas isu. Pada penulisan ini, kriteria analisis isu yang dipilih adalah dengan
menggunakan metode Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan (AKPK).
Analisis isu yang telah dilakukan kemudian mendapatkan hasil penetapan isu
dengan kualitas isu yang tertinggi, dan setelah itu isu yang memiliki kualitas tertinggi
akan dipilih dan akan dilakukan pada saat proses habituasi di tempat kerja.
Tidak semua isu dapat dikategorikan sebagai isu yang aktual. Isu aktual
adalah isu yang memenuhi kriteria berdasarkan metode AKPK, yakni; isu yang
mengandung kriteria sebagai berikut:
1. Aktual adalah isu yang sedang terjadi atau dalam proses kejadian, sedang hangat
dibicarakan di kalangan masyarakat, atau isu yang diperkirakan bakal terjadi
dalam waktu dekat. Bukan isu yang sudah lepas dari perhatian masyarakat atau
isu yang sudah basi.

7
2. Kekhalayakan adalah isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang
banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan bukan hanya untuk
kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu saja.
3. Problematik adalah isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentutan yang
menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya.
4. Kelayakan adalah isu yang logis atau masuk akal , pantas, realistis, dan dapat
dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang, dan tanggung jawab
Isu yang penulis angkat, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode
AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan), maka analisis isu
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.3
Analisis Kriteria Isu dengan Analisis AKPK
A K P K
No ISU Jumlah Peringkat
1-5 1-5 1-5 1-5
1. Rendahnya hasil belajar 5 5 5 4 19 1
siswa pada
pembelajaran IPA
pokok bahasan
kinematika gerak Kelas
VIII SMP Negeri 2
Lintang Kanan
2. Kemampuan kognitif 5 4 5 4 18 2
siswa untuk
menyelesaikan operasi
hitung rumus masih
sangat rendah
3. Belum optimalnya 4 3 4 4 15 3
penggunaan media
pembelajaran dalam
proses pembelajaran
IPA

Tabel 2.4

8
Bobot penetapan kriteria AKPK
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

Dari analisis kriteria isu dengan alat analisis AKPK tersebut di atas, ada isu
yang menjadi perhatian dengan nilai tertinggi yang patut diselesaikan yaitu :
“Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pokok bahasan Kinematika
Gerak Kelas VIII SMP Negeri 2 Lintang Kanan ” isu tersebut mendapat rangking
terbesar yang kemudian dilakukan analisis kualitas isu dengan alat analisis USG.
USG (kualitas isu) meliputi:
1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas dan ditindak lanjuti
2. Seriousness : seberapa serius isu itu harus dibahas dan dikaitkan dengan akibat
yang ditimbulkan
3. Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagai mana mestinya.
Analisis kualitas isu dengan menggunakan alat analisis USG, berikut tabel
analisis USG nya:
Tabel 2.5
Analisis USG
Penilaian Kriteria Jumlah Peringkat
No U S G
Masalah 1-5 1-5 1-5
1 Kurang optimalnya
pemahaman siswa
5 4 5 14 1
terhadap mata pelajaran
IPA
2 Kurangnya penggunaan
model pembelajaran 4 4 5 13 2
pada mata pelajaran ipa
3 Kurangnya penggunaan 4 4 4 12 3
media pembelajaran

9
Penilaian Kriteria Jumlah Peringkat
No U S G
1-5 1-5 1-5
Masalah
pada mata pelajaran ipa

Keterangan:

Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)


5 : SangatMendesak 5 : SangatSerius 5 : SangatBerdampak
4 : Mendesak 4 : Serius 4 : Berdampak
3 : Cukup Mendesak 3 : Cukup Serius 3 : Cukup Berdampak
2 : Tidak Mendesak 2 : Tidak Serius 2 : Tidak Berdampak
1 : Sangat Tidak 1 : Sangat Tidak 1 : Sangat Tidak
Mendesak Serius Berdampak

Berdasarkan kualitas isu yang dianalisis dengan AKPK dan USG maka
tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu final dan perlu dicarikan pemecahan
masalahnya yaitu: “Kurang optimalnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran
IPA”.

D. Argumentasi Terhadap Core Isu Terpilih


Berdasarkan hasil analisis AKPK telah ditemukan core issue yaitu Kurang
optimalnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA. Dilihat dari
permasalahannya, core issue tersebut memang memiliki dampak yang buruk bila
tidak diatasi, dan bila diatasi dengan baik dapat membuat kegiatan pembelajaran
lebih meningkat.
Oleh karena itu, untuk memecahkan isu tersebut, penulis akan melakukan
tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut:
1. Menyiapkan materi kegiatan
2. Mengkonsultasikan materi kepada mentor dan coach
3. Meminta persetujuan dari mentor dan coach
4. Menyiapkan kurikulum
5. Melakukan penyusunan RPP Revisi

10
6. Mencetak RPP Revisi
7. Membuat Bahan Ajar berbasis Kecerdasan Majemuk
8. Membuat soal pretest - postest
9. Melakukan pretest
10. Melakukan Kegiatan Pembelajaran
11. Melakukan post test dan evaluasi
Argumentasi penulis terhadap core issue adalah apabila hal ini tidak dilakukan,
maka visi organisasi “Sopan dalam perilaku, Bersaing dalam prestasi’” khususnya
Berprestasi sulit untuk tercapai. Berdasarkan argumentasi penulis terhadap core
issue di atas maka penulis mengambil judul “Peningkatan hasil belajar siswa
melalui penyediaan bahan ajar berbasis multiple Intelligence (Kecerdasan
Majemuk) Pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Lintang Kanan”.

E. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS


Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA) merupakan nilai-nilai dasar ASN yang diaktualisasikan. Adapun penjelasan
terhadap nilai-nilai profesi ASN tersebut adalah sebagai berikut :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggung jawaban yang harus
dicapai sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang
harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama , yaitu untuk menyediakan
kontrol demokratis (peran demokratis); untuk mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu : akuntabilitas vertikal
(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas

11
horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi
terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum,
akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas
berupa : Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja.Dalam
menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari
nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memilki peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
2) Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
3) Integritas: adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4) Tanggung Jawab: adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
5) Keadilan: adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan: Rasa keadilan akanmembawa pada sebuah
kepercayaan, Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7) Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
9) Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

12
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan nilai kedua dalam konsep ANEKA yang
sangat penting dimiliki oleh setiap seorang ASN. Tidak dapat dipungkiri bahwa
Indonesia terdiri dari beragam budaya, suku, ras, agama, sumber daya alam
dan diharapkan dengan nilai nasionalisme yang kuat, maka setiap ASN harus
memiliki mindset yang mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara. ASN juga harus menyadari bahwa salah satu fungsinya adalah
perekat dan pemersatu bangsa dan negara.nilai ini juga diharapkan
membentuk ASN yang berkarakter melalui penanaman nilai-nilai pancasila
dan memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara dalam melaksanakan
tugasnya.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan
tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang
lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik
menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai
ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta
yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila.
Indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Nilai - nilai yang berhubungan dengan butir - butir pancasila
b. Cinta Tanah Air

13
c. Rela Berkorban
d. Persatuan
e. Integritas

3. Etika Publik
Nilai Etika Publik dapat juga diartikan sebagai penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan atau tindakan yang pantas guna
menjamin adanya perlindungan dan pelayanan yang baik atas hak-hak
individu, mencakup cara-cara pengambilan dan menjalankan kebijakan dan
pelayanan yang harus dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut. Hal ini
diperlukan untuk memperbaiki citra ASN di kalangan masyarakat. Dalam
menjalankan nilai Etika Publik beberapa nilai yang harus dipegang antara lain
jujur, bertanggung jawab, integritas tinggi, cermat, disipilin, hormat, sopan,
taat pada peraturan perundang-undangan, taat perintah, menjaga rahasia.
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan
untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut.
Konsep etika sering disamakan dengan moral. Padahal ada perbedaan
antara keduanya. Etika lebih dipahami sebagai refleksi yang baik atau benar.
Sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau
apa yang seharusnya dilakukan. Etika juga dipandang sebagai karakter atau
etos individu/kelompok berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku / etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
adalah:

14
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan
berintegritas.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa kinematika gerak.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi internal negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam undang-
undang ASN, memiliki indikator sebagai berikut :
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

15
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua
mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada
stakeholder. Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai
efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performa untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
2) Efisien

16
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi
merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada
tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3) Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar
menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
4) Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.
Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu :
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi.
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telah dijanjikan.
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap.
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya.

17
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Ada sembilan indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama
bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran
mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang
dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi
diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya dimana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan.
Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkan untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang

18
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani
tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi
pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan
kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan
yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
5) Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6) Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-
besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan
mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.

7) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam
gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar

19
harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan
akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun
semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut
untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila
iaseorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil
kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin
mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan
bangsanya.
Tabel Indikator ANEKA

NO Nilai Dasar Indikator


1. AKUNTABILITAS Tanggung jawab
Jujur
Kejelasan Target
Netral
Mendahulukan kepentingan publik
Adil
Transparan
Konsisten
Partisipatif
2 NASIONALISME Religius (patuh ajaran agama)
Hormat menghormati
Kerjasama
Tidak memaksakan kehendak
Jujur
Amanah (dapat dipercaya)

20
NO Nilai Dasar Indikator
Adil
Persamaan derajat
Tidak diskriminatif
Mencintai sesama manusia
Tenggang Rasa
Membela kebenaran
Persatuan
Rela berkorban
Cinta tanah air
Memelihara ketertiban
Disiplin
Musyawarah
Kekeluargaan
Menghormati keputusan
Tanggung jawab
Kepentingan bersama
Gotong royong
Sosial
Tidak menggunakan hak yang bukan
miliknya
Hidup sederhana
Kerja keras
Menghargai karya orang lain
3. ETIKA PUBLIK Jujur
Bertanggung jawab
Integritas tinggi
Cermat
Disipilin
Hormat
Sopan
Taat pada peraturan perundang-
undangan
Taat perintah
Menjaga rahasia
4. KOMITMEN MUTU Efektivitas
Efisiensi
Inovasi
Berorientasi mutu

5. ANTI KORUPSI Jujur


Disiplin
Tanggung jawab
Kerja keras

21
NO Nilai Dasar Indikator
Sederhana
Mandiri
Adil
Berani
Peduli

6. Peran dan Kedudukan PNS dalam NKRI


1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangan zaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang
dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep
yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN.
a) Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS
merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor
induk pegawai secara nasional
b) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
c) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun
demikian pegawai ASN merupakan kesatuan.

Peran ASN adalah sebagai berikut:

22
a) Pelaksana kegiatan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakanya
yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b) Pelayanan publik
ASN berfungsi,bertugas dan berperan untuk memberikan pelayananpubli
k yang profesional dan berkualitas.
c) Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada
Pancasila, UUD1945, negara dan pemerintah.

2. Whole of Government (WoG)


Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik
dari sisi penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah
dipraktekkan oleh beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level
tertentu.
a. Penguatan koordinasi antar lembaga. Penguatan koordinasi dapat
dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih
terjangkau dan manageable.
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga terpisah
dan permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau
kementrian adalah salah satu cara melakukan WoG.
c. Membangun gugus tugas, gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan
koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang setidaknya tidak
permanen.

23
d. Koalisi sosial, koalisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi.
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek
sebagai berikut:
a. Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah
sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika
pendekatan WoG.
b. Nilai dan budaya organisasi menjadi kendala ketika terjadi upaya
kolaborasi dengan kelembagaan.
c. Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan
WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang
mampu mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisasi serta
meramu SDM yang tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.

Jenis pelayanan publik yang dikenal dan dapat didekati oleh pendekatan
WoG adalah:
1) Pelayanan yang bersifat Administratif
yaitu pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen
resmi yang dibutuhkan warga masyarakat.
2) Pelayanan Jasa
pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan
warga masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan,
perhubungan dan lain-lain.
3) Pelayanan Barang
pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan warga
masyarakat, seperti jalan, jembatan, perumahan, jaringan telepon, listrik,
air bersih, dan lain-lain
4) Pelayanan Regulatif.
pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan perundang-
undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi
kehidupan masyarakat.

24
3. Pelayanan Publik
Menurut UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan
bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.Menurut Departemen dalam Negeri, pelayanan publik suatu
proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang
memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal sehingga tercipta
kepuasan dan keberhasilan.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik yaitu:
a) Organisasi penyelenggara pelayanan publik
b) Penerima layanan atau pelanggan yaitu orang, masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan
c) Kepuasan yang di berikan dan/atau diterima oleh penerima
layanan(pelanggan).
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima
adalah partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan
murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel dan berkeadilan.
Sementara itu, kualitas pelayanan publik untuk mencapai kepuasan
dituntut kualitas pelayanan prima adalah sebagai berikut:
1) Transparansi
2) Akuntabilitas
3) Kondisonal
4) Partisipatif
5) Kesamaan hak
6) Keseimbangan hak dan kewajiban

F. Matrik Rancangan
Unit Kerja : SMP Negeri 2 Lintang Kanan
Identifikasi Isu : Rendahnya hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPA pokok bahasan

25
kinematika gerak Kelas VIII SMP Negeri 2
Lintang Kanan

Isu Yang Diangkat : Kurang optimalnya pemahaman siswa


terhadap mata pelajaran IPA
Gagasan Pemecahan : Peningkatan hasil belajar siswa melalui
Isu penyediaan bahan ajar berbasis multiple
Intelligence (Kecerdasan Majemuk) Pada
siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Lintang
Kanan
Adapun tahapan kegiatan gagasan pemecahan isu sebagai berikut:
1. Menyiapkan materi kegiatan
2. Mengkonsultasikan materi kepada mentor dan
coach
3. Meminta persetujuan dari mentor dan coach
4. Menyiapkan kurikulum
5. Melakukan penyusunan RPP Revisi
6. Mencetak RPP Revisi
7. Membuat Bahan Ajar Kecerdasan Majemuk
8. Membuat soal pretest – postest
9. Melakukan pretest
10. Melakukan Kegiatan Pembelajaran
11. Melakukan post test dan evaluasi

26
Tabel 2.7
Matriks Rancangan Aktualisasi
Konstribusi
Tahap Output/Hasil Nilai-nilai dasar/Keterkaitan Penguatan nilai
No. Kegiatan Terhadap Visi
Kegiatan Kegiatan subtansi MP nilai organisasi
Misi Organisasi
1 Perencanaan 1. Konsultasi dan a. Foto dan AKUNTABILITAS (Tanggung Dengan kegiatan 1. Tanggung jawab
koordinasi dokumentasi Jawab) konsultasi sesuai (INTEGRITAS)
kepada Kepala b. Lembar Proses konsultasi dan koordinasi dengan 2. Sopan Santun
Sekolah persetujuan dengan menter merupakan pengembangan (KOMUNIKASI)
2. Komunikasi aktualisasi pertanggung jawaban rancangan kinerja 3. Musyawarah
membahas isu- tugas aktualisasi kepada mentor sekolah sehingga
isu yang di ETIKA PUBLIK (Komunikasi) dapat mendukung
sepakati Komunikasi yang baik, sopan visi-misi Sekolah
3. Kesepakatan dan santun kepada mentor
penetapan isu NASIONALISME (Musyawarah)
4. Menyampaikan Menetapkan isu melalui mufakat
aktulasi yang WHOLE OF GOVERNMENT
akan dikerjakan (WOG)
Dalam tahap persiapan ini
terkandung nilai whole of
government karena terdapat
koordinasi dengan pimpinan

27
instansi
MANAJEMEN ASN (Nilai
Menjunjung Tinggi Standar Etika)
saat berkoordinasi dan
berkonsultasi dengan pimpinan
instansi dan coch saya akan
berbicara menggunakan bahasa
yang baik, sopan santun dan
menjaga tata perilaku
2 Persiapan 1. Menyiapkan a. RPP AKUNTABILITAS (Tanggung Dengan membuat 1. Tanggung Jawab
Kd, Indikator, b. Soal post Jawab) Perangkat 2. Mandiri
Tujuan test Membuat KD, Indikator, Tujuan pembelajaran 3. Cermat
Pembelajaran c. Soal pre ANTI KORUPSI (Mandiri) menumbuhkan 4. Efektif
2. Menyiapkan test Membuat rencana pembelajaran semangat 5. Inovasi
Rencana d. Bahan ajar ETIKA PUBLIK (Cermat) keunggulan 6. Profesional
pembelajaran berbasis MI Membuat soal post test dengan secara intensif
(RPP) cermat
3. Menyiapkan AKUNTABILITAS (Tanggung
soal post test Jawab) Dengan
dan pretest Melaksanakan tugas sesuai melaksanakan
4. Menyiapkan jadwal tugas bahan agar
bahan ajar KOMITMEN MUTU (Efektif) mendorong siswa

28
berbasis Adanya efektivitas rancangan berprestasi dan
Multiple bahan ajar berkualitas
Intelligence KOMITMEN MUTU (INOVASI)
pokok bahasan Membuat bahan ajar berbasis
kinematika multiple Intelligence pokok
gerak kelas VIII bahasan kinematika gerak
SMP WHOLE OF GOVERNMENT
(WOG)
Pada tahap persiapan akan
banyak koordinasi dengan
pimpinan di instansi sendiri
dalam membuat RPP dan bahan
ajar
MANAJEMEN ASN (Nilai
Profesional)
Saya akan menjalankan tugas
saya sebagai guru IPA,Tahap
awalnya dengan membuat RPP
sebelum memberikan materi
pelajaran

3 Pelaksanaan 1. Guru Mengajar a. Foto dan ANTI KORUPSI (Peduli) 1. Peduli

29
sesuai rencana dokumentasi Guru peduli Pada pemahaman 2. Kepemimpinan
pembelajaran siswa terhadap materi dan tugas 3. Kejelasan
2. Guru memberi AKUNTABILITAS 4. Ramah, Cepat
post test (Kepemimpinan) dan Tepat
3. Guru Guru memimpin siswa 5. Kompetensi
membimbing mengerjakan tugas pada bahan
siswa ajar dan membaca bahan ajar
membaca dan AKUNTABILITAS (Kejelasan)
mengerjakan Guru menjelaskan materi
tugas pada pelajaran
bahan ajar PELAYANAN PUBLIK (Ramah)
berbasis Mengajar membimbing siswa
multiple dengan pelayanan 100% (cepat,
intelligence tepat dan ramah)
MANAJEMEN ASN (Nilai
Kompetensi/Kemampuan
Melaksanakan Tugas)
Saya akan mengoptimalkan
kemampuan saya sebagai guru
IPA dalam melaksanakan
pembelajaran menggunakan
bahan ajar

30
4. Evaluasi 1. Guru a. Laporan ANTI KORUPSI (Adil) Dengan evaluasi 1. Adil
melakukan evaluasi Guru memberi penilaian pretest siswa 2. Jujur
evaluasi hasil belajar terhadap hasil evaluasi hasil dilatih bersaing
terhadap hasil siswa belajar siswa dalam prestasi
belajar siswa (hasil ANTI KORUPSI (Jujur)
(Hasil post posttest dan Guru jujur dan tidak memihak
Test-Hasil hasil saat mengoreksi hasil belajar
pretest) pretest) siswa
2. Guru memberi b. Angket WHOLE OF GOVERNMENT
angket pada c. Hasil (WOG)
siswa untuk angket Pada tahap pengolahan data
menilai bahan penilaian akan banyak koordinasi dengan
ajar berbasis siswa pimpinan di instansi sendiri
multiple terhadap MANAJEMEN ASN (Nilai
Intelligence bahan ajar Kompetensi /Kemampuan)
Saya sebagai Guru IPA dalam
melaksanakan evaluasi
peningkatan hasil belajar siswa
melalui penyediaan bahan agr
mengunakan selisih hasil post
test dan pretest juga presentase

31
kebermanfaatan bahan ajar
dalam meningkatkan hasil belajar
siswa melalui angket siswa

32
G. Jadwal Kegiatan
Tabel Jadwal Tahapan Kegiatan Habituasi

Bulan/Minggu
No Kegiatan Februari Maret
4 1 2 3 4
1. Menyiapkan materi kegiatan
Mengkonsultasikan materi
2.
kepada mentor dan coach
Meminta persetujuan dari
3.
mentor dan coach.
4. Menyiapkan kurikulum
Melakukan penyusunan RPP
5.
Revisi
6. Mencetak RPP Revisi
Membuat Bahan Ajar berbasis
7.
Kecerdasan Majemuk
8. Membuat soal pretest – postest
9. Melakukan pretest
10Melakukan Kegiatan
. Pembelajaran
11Melakukan post test dan
. evaluasi

33

Anda mungkin juga menyukai