Anda di halaman 1dari 62

Antibodi

• Molekul immunoglobulin yang dihasilkan oleh sel


B setelah terpapar antigen
• Antigen : substansi kimia yang mampu berikatan
secara khas dengan antibodi yang homolog
• Imunogen : substansi yang jika masuk tubuh mampu
merangsang tubuh untuk membentuk antibodi
• Epitop : bagian dari antigen yang berikatan secara
khas dengan ab. Setiap molekul antigen dapat
memiliki berbagai epitop yang berbeda sehingga
menhasilkan ab yang berbeda
•Hapten: molekul kecil yang mampu berikatan
dengan antibodi tetapi tidak mampu
menginduksi terbentukknya Ab.
•Jadi hapten : bersifat antigenik tetapi tidak
bersifat immunogenik
•Hapten dapat dibuat immunogenik jika
dikonjugasikan dengan protein karier
•Contoh hapten: antibiotika, antiseptik, hormon
steroid, ecosanoid dll
Keragaman Antibodi

•Keragaman dan spesifsitas: >109 Antibodi


yang berbeda dapat membedakan molekul
yang sangat serupa
•Menandai partikel yang harus dilenyapkan
atau dihancurkan
•Melindungi tubuh dari infeksi
Struktur antibodi
Monomer: molekul berbentuk Y yang fleksibel dengan
4 rantai protein:
• 2 rantai pendek (light chains) yang identik
• 2 rantai panjang (heavy chains) yang identik
Daaerah variabel (Variable Regions): Dua bagian
pada ujung tangan Y yang mengandung tempatnya
berikatan dengan antigen (antigen binding sites/Fab).
Identik pada antibodi yang sama tetapi sangat
bervariasi di antara antibodi yang berbeda.
Daerah konstan (Constant Regions): bagian bawah
dari molekul Y .
Daerah Fc: Bagian bawah dari monomer yang
berikatan dengan kompemen atau sel.
Struktur antibodi

N-terminus Variable region/tempat


Fab Fab
berikatannya antigen
ss ss
Light chain
papain (2 fragmen Fab)
Heavy chain -ss-
pepsin ( 1 fragmen Fab)
C-terminus
Fc
Tempat berikatannya Ab pada
sel
Ikatan –SS- menstabikan struktur Ab dan fungsinya.
Struktur antibodi

Ig domain: 110 amino


acids; globular domain
used in many proteins.
Variable domains,
Constant domains, Hinge.
Fab: fragment antigen
binding
Fc: fragment crystallizable
(effector functions)

© New Science Press Ltd. 2003


Rantai H terdiri atas VH, CH1, CH2 dan CH 3

Rantai L terdidi atas VL dan CL

Gen rantai VH dibedakan lagi


menjadi V, D dan J
Sehingga gen H terdiri atas VDJ dan
C
Gen rantai VL dibedakan lagi
menjadi V, dan J
Sehingga gen L tediri atas VJ dan C
Gen VH
• Gen V dari VH terdiri atas 51 segmen
• Gen D dari VH terdiri atas 27 segmen
• Gen J dari J terdiri atas 6 segmen
Gen CH
Alpha, gamma, delta, miu dan epsilon (α, γ, δ, ε, μ)
Gen VL
• V terdiri atas VL terdiri atas 25 segmen
• J dari VL terdiri atas 5 segmen
Gen CL
• Lamda (λ) 40 segmen
• Kappa κ (30) segmen
Rantai CH dibedakan lagi menjadi 5
yaitu γ (IgG), α (IgA), δ (IgD), ε(IgE)
dan μ (IgM)
Rantai CL dibedakan lagi menjadi
lamda (λ) dan Kappa (κ)
Digesti (pemotongan) molekul Ab dengan enzim

• Dengan Papain
• 3 Fragmen
• 2 Fab dan Fc
• Fab (Antigen Binding)
• Fc (Kristalisasi pd keadaan beku)
• Dengan Pepsin
• 2 F(ab`)
• Fc : memotong ikatan disulfida)
• Dengan mercaptoethanol
• 2 rantai pendek (light chains) yang identik
• 2 rantai panjang (heavy chains) yang identik
KLAS Imunoglobulin
Imunoglobulin G (IgG)

Struktur: Monomer (Rantai C : γ)


Persentase dalam serum: 80%
Lokasi: Darah, limfe, intestinum
Waktu paruh dalam serum: 23 hari
Fiksasi Komplemen: Ya
Tranfer ke anak lewat placental : Ya
Fungsi: meningkatkan fagositosis, neutralisasi toksin
dan virus, proteksi fetus dan anak baru lahir.
Immunoglobulin M (IgM)

Struktur: Pentamer (Rantai :μ)


Persentase dalam serum: 5-10%
Lokasi: darah, limfe, permukaan sel B (monomer)
Waktu paruh dalam serum: 5 hari
Fiksasi Komplemen: Ya
Tranfer ke anak melalui Placenta: tidak
Fungsi: Ab yang pertama dihasilkan setelah infeksi.
Efektif terhadap mikroba dan antigen agglutinatinasi.
Immunoglobulin A (IgA)
Struiktur: Dimer (rantai C: α)
Persentasi dalam serum: 10-15%
Lokasi: Sekresi (air mata, saliva, intestinum, air susu), darah dan
limfe.
Waktu paruh: 6 hari
Fiksasi Komplemen: tidak
Transfer lewat pacenta: Tidak
Fungsi: Kekebalan mukosa untuk molokalisir infeksi. Sangat
berperan untuk melindungi pencernaan bayi
Immunoglobulin D (IgD)

Struktur: Monomer (rantai C :δ)


Persentase dalam serum : 0.2%
Lokast: permukaan sel B, darah, dan limfe
Waktu paruh dalam serum: 3 hari
Fiksasi Komplemen: tidak
Tranfer melalui Placenta: Tidak
Fungsi: Fungsi dalam serum melum diketahui. Pada permukaan
se B berperan dalam memuai respon imune.
Immunoglobulin E (IgE)
Struktur: Monomer (rantai C:ε)
Persentase dalam serum: 0.002%
Lokasi: berikatan dengan sel Mast dan basofil
diseluruh tubuh. darah
Waktu paruh dalam serum: 2 hari
Fiksasi Kompemen: tidak
Transfer lewat placenta: tidak
Fungsi: reaksi alergi. Melisiskan parasit.
Klas dan subklas Ig

 Klas Ig dan yang membedakannya


 1. IgG - Gamma heavy chains
 2. IgM - Mu heavy chains
 3. IgA - Alpha heavy chains
 4. IgD - Delta heavy chains
 5. IgE - Epsilon heavy chains
 Immunoglobulin Subclasses – T
 1. IgG Subclasses
 a) IgG1 - Gamma 1 heavy chains
 b) IgG2 - Gamma 2 heavy chains
 c) IgG3 - Gamma 3 heavy chains
 d) IgG4 - Gamma 4 heavy chains
Gen Imunoglobulin dan keragaman Ig
sebelum terpapar antigen
Gen rantai H Ab
Rantai L

Daerah variable dari gen Ab rantai L juga mirp dengan H tteapi tidak ada D. Jadi Ada 35
VJ
Penghitungan keragaman
Perkembangan sel B dan BCR
Ringkasan Maturasi dan aktivasi Limfosit B dan T
Sumsum HSC dan CLP
tulang
Pre-T Pre-B Maturasi
tidak
Thymus Sumsum bergantung
tulang antigen

Sel T Sel B
dewasa dewasa
Darah tepi

Organ Limfoid sekunder Aktivasi


• Limpa bergantung
• Limfonodus
• Jaringan limfoid lainnya antigen
Perkembangan sel B

Hemopoetic stem cells (HSC)

Dalam sumsum tulang dan


tidak bergantung antigen
Progenitor Limfoid

Prekursor B

Sel B Muda

Sel B dewasa naif

Dalam organ
Sel Plasma Sel B memorii limfoid sekunder
(Penghasil Ab) dan bergantung
antige
Sel B dewasa naif
Sel B dewasa membawa BCR tapi belum pernah terpapar
antigen
IgM expression

IgL expression IgH


chain

IgH
IgD expression
 chain

Antigen-binding sites of IgM & IgD are identical: B cell is still “clonal”
Perkembangan sel B

Stem Cell Pro B awal pro-B akhir pre-B besar

Peripheral

pre-B kecil Sel B muda Sel B dewasa

Stadium ini didasarkan pada pengaturan Ig H, Ig L, expresi


molekul Ig dan adanya reseptor sel B
Pengaturan kembalai gen Ig pd sumsum tulang

Perk sel B Stem cell proB awal proB akhir Pre B besar

Gambaran Gen Ig (H)


Germline DH ke JH VH keDHJH VHDHJH

Reseptor
Pre-B
terekpresi

Ig (L belum belum diatur)


Bermigrasi dr sumsum tulang
ke organ limfoid sekunder

Perk sel B Pr B kecil Sel B muda Sel B dewasa

Gambaran Gen Ig (L)


V ke J V-J V-J
kecil
Reseptor Reseptor B Reseptor -B
Pre-B terekpresi terekpresi
terekpresi

Ig (L belum belum diatur)


Rekombinasi gen H
1V ,D dan J diaatur kembali
secara berurutan.

2. Pada 1 limfosit B hanya satu


segmen D dan 1 segmen J yang
diambil membentuk D-J.

3.1 segmen V bergabung dengan


segmen D-J dan terbentuk
rekombinasi.
4. Gen V-D-J ditranskripsi terbentuk
premRNA
5. Segmen diantara V-D-J
dipotong (splicing) terbentuk
mRNA untuk H
6. mRNA tditranslasi menjadi
protein (Ab) rantai H
V D J constant V D J constant

VDJ recombination #1 VDJ recombination #2

variable constant variable constant

VARIABLE REGION
Misal ada 2 limfosit yang berbeda mengambil segmen
yang berbeda sehingga menciptakan daerah variabel
yang khas untuk setiao antigen .
Misalnya yang 1 khas untuk antigen 1 dan yang 2 khas
untuk antigen 2.
Keragaman Ig setelah sel B terpapar
antigen
Sebelum terpapar antigen
IgM expression

IgL expression IgH


chain

IgH
IgD expression
 chain

Antigen-binding sites of IgM & IgD are identical: B cell is still “clonal”
Dalam kekebalan spesifik,dan B yang berikatan
dengan antigen dari agen penyakit tertentu.

Akan merangsang 2 jenis sel


Sel B dewasa yang untuk membentuk antibodi
mengekpresikan BCR terhadap
berbagai jenis epitop/antigen Antigen dengan 2 epitop
-merah dan biru

Masing-masing epitop akan merangsang sel yang berbeda


Protein
Imunisasi hewan
Antibodi
Immune Response

Epitop

Campuran antibodi yang masing masing


B diproduksi oleh klon sel yang berbeda
sehingga berikatan dengan epitop yang
B berbeda

B
Antibodi poliklonal
B
Class Switching (perunbahan klas Ab)

• Pengaturan
kembali DNA
• Terjadi setelah
terpapar
• VDJ
• sitokin sel TH
mennetukan Ketika terpapar antigen sel B naïve akan
• Hanya terjadi berkembang menjadi sel plasma dan
pada rantai H menghasilkan ab. Molekul Ig pada permukaan
sel B/BCR (igD atau IgM) berubah menjadi Ab
(lepas dari sel B) dengan isotype IgG3, IgG1
IgA2 dst dan ini disebut class switching.
Ig Heavy chain class (isotype) switching
m g e a
VDJ
55 kb

T cell help
(cytokines, CD40L)
IgG+
antigen memory
cell

IgM+ naive
B cell
IgG
secreting
plasma cell
Antibody Class Switching
Class switching in immunoglobulin heavy chain genes
Antibodi monoklonal
Konsep Antibodi Monoklonal

Antigen (Ag) terdiri atas berbagai


jenis epitop dan setiap epitop
menginduksi antibodi yang khas thd
epitope tsb.
AB thd 1 epitope dihasilkan oleh 1
klon sel B yang BCR-nya (Ab
permukaan sel B) hanya mengenali 1
epitop

Di dalam tubuh terdapat sekitar 109 klon sel B dan setiap klon
membawa BCR 1 jenis epitop
Sel Penghasil antibodi Sel B dewasa naif

Pada sel B, molekul antibodi


berada pada permukaan sel IgM
mempunyai reseptor yang disebut
BCR yang dapat berikatan secara
khas dengan 1 epitope
BCR merupakan molekul
antibodi (IgM atau IgD)
yang dapat dilepaskan jika IgD
sel tersebut terpapar oleh
antigen
Populasi sel B Antigen dengan
dewasa naif berbagai epitop

Proliferasi limfosit yang


terpapar antigen.
Ekpansi klonal
Setiap sel B membawa BCR yang khas untuk setiap
epitop pada molekul antigen.

ketika terpapar epitop tertentu sel yang membawa BCR yang


cocok untuk epitop tersebut akan membelah manjadi banyak
(ekpansi klonal). 1 klon sel : sekelompok sel yang berasal dari 1
sel. 1 kolon sel B akan menghasilkan ab yang hanya beraksi
dengan 1 epitop
Diferensiasi sel B naif menjadi sel plasma
Protein
Imunisasi hewan Antibodi

Immune Response
Epitop

B
Campuran antibodi yang masing
masing diproduksi oleh klon sel
B
yang berbeda sehingga berikatan
B dengan epitop yang berbeda
B

Antibodi poliklonal
B

B
Antibodi poliklonal
B (Antiserum)
B

B B B B B B B B

Antibodi monoklonal
Teknik hibridoma
- Sel B penghasil antibodi tidak B
tumbuh secara in vitro

- Fusi sel B dengan sel mieloma


menghasilkan sel hibridoma
M + B

- Sel hibridoma tumbuh in vitro dan


dapat menghasilkan antibodi dalam
jumlah besar

- Sel hibridoma yang ditumbuhkan dr 1


sel akan menghasilkan antibodi yang
hanya mengenali 1 epitope (AbMo)
Limfosist B penghasil antibodi
B
tidak tumbuh in vitro
M
M M M
Tumbuh secara
Sel mieloma M
M M M tidak terbatas
M

Sel hibridoma tumbuh


FUSi invitro dan menghasilkan
Sel hibridoma Ab

Monoclonal
1 sel antibodies
hibridoma
Pembuatan antibodi monoklonal
Produksi Antibodi monoklonal
Pembuatan AbMo dalam jumlah besar
Pemanfaatan AbMo
Pengunaan antibodi
•Diagnosis penyakit
•Terapi
• Transplant rejection Muronomab-CD3
Cardiovascular disease Abciximab
Cancer Rituximab
Infectious Diseases Palivizumab
Inflammatory disease Infliximab

•Diagnose Klinis
Imaging the target
• Pemurnian antigen
Antibodi monoklonal dalam
diagnosis penyakit
• Rapid test
Tumor diagnosis

in vitro in vivo

99mTc-mAb
Detection of rabies virus in the brain of rabid dogs
Engineering to create “immunotoxins”

Figure 6.23d

Anda mungkin juga menyukai