Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja adalah suatu fase dimana dari masa anak-anak menuju tahap dewasa
yang dapat ditandai dengan berubahnya perkembangan tubuh yang cepat. Masa
remaja berkaitan dengan suatu fenomena fisik yang berhubungan dengan pubertas.
Dimana pubertas merupakan suatu bagian penting dari masa remaja yang lebih
menekankan proses biologis yang mengarah pada kemampuan reproduksi. Pada saat
ini wanita akan mengalami ovulasi dan menstruasi yang terkadang juga disertai nyeri
haid dysmenorrhea (Anurogo & Wulandari, 2011). Dysmenorrhea merupakan suatu
fenomena simptomatik meliputi nyeri abdomen kram, sakit punggung gejala
gastrointestinal seperti mual dan diare dapat terjadi sebagai gejala dari menstruasi
(Kusmiran, 2012).

Menurut data dari WHO (World Health Organization) pada tahun 2012 angka
kejadian dismenore di Indonesia, sebanyak 55% perempuan usia produktif yang
menderita dismenore dimana 15% diantaranya mengeluhkan aktivitas terbatas
akibat dismenore (Fahmi, 2017). Sedangkan di Sulawesi Selatan tahun 2010
dinyatakan bahwa persentase perempuan yang mengalami gangguan menstruasi
sebanyak 14,9% dengan latar belakang tinggal di daerah perkotaan (Nurwana,
2016).
Penyebab nyeri haid dismenore antara lain karena faktor hormonal,
kelainan alat reproduksi, dan gangguan psikis. Dismenore juga sering ditemukan
karena faktor gizi yang kurang, mengalami kecemasan sedang hingga berat, serta
kurang melakukan kegiatan atau aktivitas fisik (Anurogo, 2011). Pada umumnya
desminore tidak berbahaya, namun nyeri yang terus menerus akan berdampak
pada kegiatan para wanita. Diantaranya seperti aktivitas menurun, rasa nyaman,
pola tidur, dan selera makan terganggu, serta kesulitan berkonsentrasi. Nyeri juga
memengaruhi status emosional terhadap alam perasaan. Dampak lain yang akan
muncul adalah pusing disertai sakit kepala, mual atau rasa ingin muntah, diare, serta
pingsan (Cicilia dkk., 2013).
Upaya untuk mengurangi nyeri haid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan terapi farmakologis dan terapi non farmakologis. Penanganan farmakologis
biasanya menggunakan obat-obatan analgesik. Sedangkan terapi non farmakologis
yaitu kompres hangat, massase, tidur yang cukup, dan latihan fisik (exercise),
tentunya tanpa efek samping. Salah satu latihan fisik untuk mengurangi intensitas
nyeri haid (dismenore) adalah dengan melakukan senam yoga (Ningsih, 2011).
Senam yoga adalah teknik yang mengajarkan seperti teknik relaksasi,
pernafasan, dan posisi tubuh untuk meningkatkan kekuatan, keseimbangan dan
mengurangi rasa nyeri. Beberapa gerakan senam yoga yang mampu mengubah pola
penerimaan rasa sakit ke fase yang lebih menenangkan yaitu Pose Upavishta
Konasana, Buddha Kosana, Janu Shirsasana, Supta Baddha Konasana, Mudhasana
(Pujiastuti & Shindu, 2014). Latihan senam yoga dapat dilakukan 10-15 menit atau
sebanyak dua kali dalam sepuluh hitungan sambil mengatur nafas dalam (Senior,
2008).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 8
Maret 2021 melalui wawancara pada 15 remaja yang memiliki riwayat
dysmenorrhea di Desa Moncongloe Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros di
dapatkan data bahwa remaja putri yang mengalami nyeri haid ringan sebanyak 7
orang, nyeri haid sedang sebanyak 4 orang, dan nyeri haid berat sebanyak 4 orang.
penderita dysmenorrhea ringan dan sedang, memilih membiarkan saja serta
melakukan aktivitas biasanya, dan Penderita nyeri haid berat mengatasi
dysmenorrhea dengan mengkonsumsi obat jenis analgesik, sedangkan untuk latihan
fisik seperti senam yoga belum pernah dilakukan.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik ingin melakukan
penelitian mengenai terapi alami dengan latihan fisik, yaitu tentang “Pengaruh
senam yoga terhadap penurunan skala nyeri saat dismenore pada remaja putri di
Desa Moncongloe Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros”.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh Latihan senam yoga terhadap penurunan skala nyeri haid
(dismenore) pada remaja putri di Desa Moncongloe Kecamatan Moncongloe
Kabupaten Maros ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh senam yoga terhadap penurunan skala nyeri haid
(dismenore) pada remaja putri di Desa Moncongloe Kecamatan Moncongloe
Kabupaten Maros.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi skala nyeri hadi (dismenore) sebelum melakukan latihan
senam yoga pada remaja putri di Desa Moncongloe Kecamatan
Moncongloe Kabupaten Maros.
b. Mengidentifikasi skala nyeri haid (dismenore) setelah melakukan latihan
senam yoga pada remaja putri di Desa Moncongloe Kecamatan
Moncongloe Kabupaten Maros.
c. Menganalisis pengaruh latihan senam yoga terhadap skala nyeri haid
(dismenore) pada remaja putri di Desa Moncongloe Kecamatan
Moncongloe Kabupaten Maros.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Praktik Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada bidang
pelayanan kesehatan serta menambahkan penatalaksanaan dismenore
dengan menggunakan terapi non farmakologi yaitu dengan latihan Senam
Yoga.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini dapat memberikan pembelajaran dan memperkaya hasil
penelitian yang ada, serta dapat dijadikan sebagai referensi atau dasar pada
penelitian berikutnya.
3. Bagi Riset Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, serta
dapat mengembangkan ide-ide peneliti selanjutnya sehubungan dengan
penanganan non farmakologis nyeri haid (dismenore) pada remaja putri.
1.5 Matriks Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh senam yoga terhadap penurunan skala nyeri
saat dismenore pada remaja putri belum pernah di teliti di Desa Moncongloe
Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros. Penelitian Rahayu (2018) yang berjudul
“Pengaruh Senam Yoga Terhadap Nyeri Haid pada Remaja putri kelas X di MAN 2
Kota Probolinggo”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh senam yoga
terhadap intensitas nyeri haid pada remaja putri Kelas X di MAN 2 Kota Porbolinggo.
Jenis penelitian ini adalah pra eksperimental dengan rancangan one group pretest
dan posttest design. pengambilan sempel menggunakan teknik Sampling
Proportional Random Sampling dengan jumlah sampel 35 responden. Penelitian ini
dilakukan selama 3 hari dan dilakukan 3 kali sehari. Instrumen penelitian
menggunakan lembar pengukuran tingkat nyeri yaitu faces pain scale-revised.
Pengelolahan data menggunakan editing, coding, scoring, tabulating dengan analisa
data spearman Rank.variabel Independent adalah Senam Yoga dan Variabel
Dependent adalah Nyeri Haid.
Berdasarkan penelitian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Senam Yoga terhadap Penurunan Skala Nyeri saat
Dismenore pada Remaja Putri di Desa Moncongloe Kecamatan Moncongloe
Kabupaten Maros”. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
variabel independen dan dependen, tujuan penelitian, serta jenis penelitian.
Penelitian ini dilakukan selama 2 hari dan dilakukan 3 kali sehari selama 10-15 menit
sebanyak 5 langkah gerakan. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi dan
standar operasional prosedur. Penelitian dilaksanakan secara langsung dengan
melibatkan remaja putri yang mengalami dismenore, yang berada di Desa
Moncongloe Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros.
Variabel Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang
Judul Pengaruh senam yoga Pengaruh senam yoga
terhadap nyeri haid pada terhadap penurunan skala
remaja putri Kelas X MAN nyeri saat dismenore pada
2 Kota Porbolinggo remaja putri di Desa
Moncongloe Kecamatan
Moncongloe Kabupaten
Maros
Tempat penelitian Kelas X MAN 2 Kota Desa Moncongloe
Porbolinggo Kecamatan Moncongloe
Kabupaten Maros
Tahun 2018 2021
Peneliti Endah Putri Rahayu Nur Anggia Putri
Variabel independen Senam Yoga Senam Yoga
Variabel dependen Nyeri Haid Nyeri Haid
Frekuensi Penelitian Selama 2 hari dan Selama 2 hari dan
dilakukan 3 kali sehari dilakukan 3 kali sehari
selama 10-15 menit
Sampling Sampling Proportional Purposive sampling
Random Sampling
Instrumen Kuisioner dan lembar Lembar observasi,
pengukuran tingkat nyeri kuesioner dan standar
yaitu faces pain scale- operasional prosedur
revised
Metode penelitian Rancangan One Group Rancangan One Group
Pretest dan posttest Pretest dan posttest
design design
Tabel 1.1 Matriks Penelitian

Anda mungkin juga menyukai