Anda di halaman 1dari 6

Mata Kulia : Komunitas II

TUGAS MID SEMESTER

DI SUSUN OLEH

 NELSIAH 17172037

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNUNG SARI MAKASSAR

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


Soal mid

1. Sebutkan populasi yang termaksud kelompok rentan


2. Dari analisis di bawah ini tentukanlah diagnose keperawatan dan buatlah intervensinya

ANALISIS DATA
di rw 5 terdapat suatu populasi kelompok cacat dengan nama himpunan
penyandang cacat,beberapa dari komunitasnya sebagai kepala keluarga
untuk mencari nafka. Di rw 5 tidak tersedia program untuk meningkatkan
kesejateraan penyandang cacat,sebanyak 23% penyandang cacat
mengalami stress karena factor ekonomi, tidak ada lapangan pekerjaaan
yang tersedia menampung penyandang cacat

3. Apakah yang perlu dikaji secara spesifik terkait kasus TB paru


4. Sebutkan beberapa factor penyebab dari ispa
5. Jelaskan patofisiologi terjadinya pjk
6. Sebutkan pemeriksaan diagnostic yang perlu dilakukan mengetahui pasien terkena diare
7. Sebutkan manifestasi klinis dar DM
8. Bagaimana penatalaksanaan secara non farmakologis pada pasien hipertensi
9. Sebutkan jenis-jenis terapi komplementer
10. Bagaimana peran perwat dalam terapi komlementer
1. Populasi rentan
 Poor and homeless person
 Pregnant adolescent
 Migrant worker
 Severity mentallyi ill individu
 Subtance abusets
 Abuset individuals
 Person with ccommunicable disease and those at risk
 Person
 who are HIV

2. diagnose dan intervensi


 diagnosanya: defisiensi kesehatan komunitas pada himpuanan penyandang cacat di
RW 5 berhubungan dengan keterbatasan sumber daya yang ditandai dengan data
(obyetif)
 intervensinya :
- Perlu adanya keterlibatan masyarakat dalam merumuskan perencanaan
- Perencanaan di susun bersama dengan masyarakat
- Perencanaan yang di susun bersama dengan sumber daya yang tertib
- Penanggung jawab program adalah dari perawat komunitas dan masyarakat
- Perencanaan yang di maksud untuk memberdayakan masyarakat

3. yang perlu dikaji secara spesifik terkait kasus TB Paru yaitu:


 Core/ inti komunitas
 Histori : gambaran terkait kondisi perkembangan suatu wilayah tertentu yang
mencakup semua komponen yang terdapat dalam wilayah tersebut
 Demographic : demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan
mengenai penduduk
 Ethnicitic : Sekelompok etnik adalah sekumpulan individu yang mempunyai
budaya dan sosial yang unik serta menurunkannya kepada generasi berikutnya
 Subsistem
 Lingkungan Fisik : Perumahan : rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan,
sirkulasi, dan kepadatan.
 Pelayanan Kesehatan : Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan
deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah
terjadi
 Ekonomi :Tingkat social ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai
dengan upah minimum regional (UMR), dibawah UMR atau diatas UMR
sehingga upaya kesehatan yang diberikan dapat terjangkau

4. ispa terjadi karena beberapa factor seperti


 rendahnya asupan antioksidan
 status gizi buruk
 buruknya sanitasi lingkungan
penyebab ispa pada umumnya adalah
 streptococcus pneumonia,haemophilus
 influenza, chlamydia spp, dan mycoplasma
 pneumoniae

5. Patofisiologi PJK yaitu


Arterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri
besar. Timbunan ini dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrien
oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan
menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah.
Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan
parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada
lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan
bekuan darah, hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler,
diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering
arterosklerosis.
Berbagai teori mengenai bagaimana lesi arterosklerosis terjadi telah diajukan,
tetapi tidak satupun yang terbukti secara meyakinkan. Mekanisme yang mungkin,
adalah pembentukan trombus pada permukaan plak, konsolidasi trombus akibat efek
fibrin, perdarahan ke dalam plak, dan penimbunan lipid terus menerus. Bila fibrosa
membungkus plak pecah, maka dibris lipid akan terhanyut dalam aliran darah dan
menyumbat arteri dan kapiler di sebelah distal plak yang pecah.

6. pemeriksaan diagnostik untuk pasien terkena diare yaitu:


 Pemeriksaan tinja
 Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan
PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah. AGD : asidosis metabolic ( Ph
menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3 menurun )
 Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
 Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat( Seru)
 elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi).
 Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
 Kultur tinja : Bakteri, virus, parasit, candida
 Pemeriksaan elektrolit; BUN, creatinine, dan glukosa
 Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
 Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni

7. manifestasi klinik penyakit DM yaitu:


 Poliuria
 Polidipsi
 Polifagi
 Penurunan berat badan
 Pandangan kabur
 Lemah
 dan letih

8. Penatalaksanaan Non Farmakologis pada pasien hipertensi yaitu:


 DietPembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam
plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
 Aktivitas: Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,bersepeda atau berenang.

9. jenis- jenis terapi komplementer yaitu:


 Praktek-praktek penyembukan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur.
 Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.
 Homeopati atau jamu-jamuan.
 Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki
 Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.
 Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral

10. peran perawat dlm terapi komplementer yaitu:


 Perawat adalah sebagai pelaku dari terapi komplementer selain dokter dan praktisi
terapi.
 Perawat dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien dalam fungsinya secara
holistik dengan memberikan advocate dalam hal keamanan, kenyamanan dan secara
ekonomi kepada pasien

Anda mungkin juga menyukai