Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PENERAPAN MODEL PRAKTIK

KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP


RUMAH SAKIT GRESTELINA

Arni A. R1, Eka Hasriyanti2,Suarnianti3

1STIKES Nani Hasanuddin Makassar


2
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

ABSTRAK

Model praktik keperawatan profesional adalah suatu model pemberian asuhan keperawatan
yang memberikan kesempatan kepada perawat profesional untuk menerapkan otonominya dalam
merencanakan pelaksana dan mengevaluasi asuha keperawan yang diberikan kepada klien (santa
manurung, 2011;16). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik
dengan penerapan model keperawatan profesiona (MPKP) di ruang rawat inap Grestelina.Penelitian
ini merupakan jenil penelitian cross sectional dengan metode deskriptif korelasi didapatkan 60
responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 60 responden (76,7%) yang memiliki motivassi
intrinsik yang baik dan yang tidak memiliki motivasi instrinsik yang baik (23,3%) dan perawat yang
memiliki motivasi ekstrinsik yang baik (75,0%), motivasi eksrinsik yang kurang baik (18,35%) perawat
yang memiliki model praktek keperawatan profesional yang baik (88,3%) dan yang kurang baik
sebanyak (11,6%). Hasil analisis bivariat diperoleh ada hubungan antara motivasi intrinsik dengan
model keperawatan (p = 0,045 < α = 0,05) artinya Ho ditolak dan Ha diterima atau ada hubungan
antara motivasi instrinsik dengan penerapan MPKP. Tidak ada yang antara motivasi ekstrinsik dengan
penerapan model praktik keperawatan profesional (p = 0,058 < α = 0,05) artinya Ha ditolak dan Ho
diterima atau tidak ada hubungan antara motivasi ekstrinsik dengan MPKP. Disimpulkan bahwa ada
hubungan antara motivasi perawat dengan penerapan model praktik keperawatan profesional di RS
Grestelina. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan bagi RS Grestelina agar meningkatkan model
praktik keperawatan profesional melalui peningkata motivasi intrinsik dan ekstrinsik serta
mempertimbangkan usia, jenis kelamin, dan lama bekerja perawat dalam penerapan MPKP.

Kata Kunci : Motivasi, Motivasi instrinsik, Motivasi ekstrinsik, Model Praktek, dan keperawatan
professional

PENDAHULUAN Indonesia saat ini memacu berbagai


Pada awalnya keperawatan tidak pergeseran dalam aspek praktik keperawatan.
mempunyai cara untuk mengontrol praktiknya Pandangan dan kenyakinan tentang
sendiri, keperawatan seolah-olah bukan suatu keperawatan sebagai suatu profesi
profesi yang mandiri dan didasari ilmu mengakibatkan bergesernya pandangan
pengetahuan keperawatan. Nihtingale dalam tentang pelaksanaan asuhan keperawatan dari
pelaksanaan keperawatan pasien hanya yang tadinya semata-mata menekankan pada
terbatas pada pemberian obat-obat dan tindakan procedural dan bagian dari pelayanan
pemasangan alat kesehatan. Kondisi ini medis menjadi asuhan yang menekankan
berlanjut hingga dalam praktiknya perawat metode ilmiah dan landasan keilmuan yang
hanya melaksanakan tugas dan pekerjaannya kokoh serta bersifat mandiri. Pemberian
berdasarkan instruksi dokter, seperti: asuhan keperawatan sebagai bagian dari
menyuntik, memasang infus, merawat luka, pelayanan keperawatan secara keseluruhan
dan mengambil darah untuk pemeriksaan juga dituntut untuk menyediakan
diagnostik. Seluruh tugas-tugas keperawatan pelayanan/asuhan keperawatan yang
dibebankan kepela ruangan kepada perawat didasarakan pada kaedah-kaedah suatu
pelaksana sebagai tugas rutinitas (Manurung, profesi (Manurung, 2011).
2011). Oleh karna adanya berbagai jenis
Seiring dengan berjalannya waktu, dunia tenaga dalam keperawatan, maka diperlukan
keperawatan sangat berkembang dengan supervise yang adekuat, sehingga pada tahun
pesat. Keperawatan mulai bangkit, proses 1950 dikembangkanlah metode penugasan tim
profesionalisme keperawatan yang terjadi di keperawatan dalam memberikan asuhan

748 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 6 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
keperawatan. Demikian juga Hall (1955) kekuasaan, terutama dalam berprilaku (Suarli
sebagai ahli keperawatan memperkenalkan 2002).
metode pemberian asuhan keperawatan Menurut UU RI NO 23 tahun 1992 tentang
melalui proses keperawatan (Manurung, 2011). Kesehatan, mendefinisikan Perawat adalah
Untuk mencapai asuhan keperawatan mereka yang memiliki kemampuan dan
yang bermutu tinggi, maka reformasi kewenangan melakukan tindakkan
manajemen pelayanan keperawatan sangat keperawatan berdasarkan ilmu yang
diperlukan melalui perubahan struktur dimilikinya, sehingga dapat diperoleh melalui
organisasi pelayanan keperawatan, perubahan pendidikan keperawatan.
pada proses pemberian asuhan keperawatan, PPNI (persatuan perawat nasional
dan revisi pada rumah sakit Grestelina di ruang Indonesia) mendefenisikan perawat adalah
rawat inap terhadap peran dan fungsi tenaga seseorang yang telah menyelesaikan program
keperawatan (Sitorus, 1986). Salah satu pendidikan keperawatan baik didalam maupun
perubahan yang dilakukan adalah penataan diluar negeri yang diakui oleh pemerintah
manajemen pemberian asuhan keperawatan republic Indonesia, teregister dan diberi
melalui penerapan Model Praktik kewenangan untuk melaksanakan praktik
Kaeperawatan Profesioanal (MPKP) keperawatan sesuai dengan peraturan
(Manurung, 2011). prundang-undangan. (Anonim, 2012)
Istilah motivasi (motivation) berasal dari Model praktik keperawatan profesional
bahasa latin yakni movere yang mempunyai (MPKP) adalah suatu model pemberian asuhan
artiyang biasa disebut “menggerakkan” keperawatan yang memberi kesempatan
(Winardi, 2011). kepada perawat profesioanal untuk
Menurut American Enyclopedia (dalam menerapkan otonominya dalam
malayu 2005), menyebutkan bahwa motivasi merencanakan, melaksanakan dan
sebagai kecenderungan (suatu sifat yang mengevaluasi asuhan keperawatan yang
merupakan pokok pertentang) dalam diri diberikan kepada klien (Manurung, 2011)
seseorang yang membangkitkan topangan dan
mengarahkan tindak-tanduknya. Sedangkan BAHAN DAN METODE
menurut G.R. Terry (dalam malayu 2005) Lokasi, Populasi, dan Sampel
mengemukakan bahwa motivasi adalah Penelitian ini adalah penelitian non
keinginan yang terdapat pada diri seseorang eksperimen dengan metode deskriptif korelasi
individu yang merangsangnya untuk dengan rancangan cross sectional yang
melakukan tindakan-tindakan.motivasi itu bertujuan untukmencari hubungan motivasi
tampak dalam dua segi yang berbeda, yaitu intrinsik dan ekstrinsik dalam penerapan model
dilihat dari segi aktif/dinamis, motivasi tampak praktik keperawatan profesional.Penelitian ini
sebagai suatu usaha positif dalam dilaksanakan selama bulan Juli 2013. Pada
menggerakkan, mengerahkan, dan penelitian ini populasinya adalah 155 perawat
mengarahkan daya serta potensi tenaga kerja, yang bertugas diruang rawat inap RS
agar secara produktif berhasil mencapai dan Grestelina.Sampel merupakan bagian populasi
mewujudkan tujuan yang ditetapkan yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
sebelumnya. Sedangkan apabila dilihat dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
segi pasif/statis, motivasi akan tampak sebagai Pengambilan sampel menggunakan teknik
kebutuhan sekaligus sebagai peranggsang sampling yaitu merupakan suatu proses seleksi
untuk dapat menggerakkan, mengerahkan, dan sampel yang digunakan dalam penelitian dari
mengarahkan potensi serta daya kerja manusia populasi yang ada, sehingga jumlah sampel
tersebut ke arah yang diinginkan akan mewakili keseluruhan populasi yang ada
Motivasi adalah karakteristik psikologis Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi
manusia yang memberi konstribusi pada dan kriteria eksklusi, dimana kriteria tersebut
tingkat komitmen seseorang, hal ini termasuk menentukan dapat atau tidaknya sampel yang
factor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan, tersebut digunakan.
dan mempertahankan tingkah laku manusia 1. Kriteria inklusi
dalam arah tekad tertentu (Stoner dan a. Perawat di ruang rawat inap yang
Freeman, 1995). Menurut (Ngalim Purwanto, bersedia menjadi responden
2000) adalah segala sesuatu yang mendorong b. Perawat yang bekerja di ruang rawat
seseorang untuk melakukan inap rumah sakit Grestelina
sesuatu.Sedangkan menurut (Storlell dan c. Perawat yang minimal pendidikan SPK
Kaluzny, 1994) mengartikan motivasi sebagai keperawat
perasaan atau pikiran yang mendorong d. Perawat yang dinas diruang rawat inap
sesorang melakukan atau menjalankan

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 6 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721 749
2. Kriteria eksklusi : Berdasarkan tabel 2 diatas dapat
a. Perawat pelaksana yang sedang diketahui bahwa jumlah responden perawat
melakukan pendidikan/sedang dan bidan di Rumah Sakit Greselina yang
menjalankan cuti/sakit lebih banyak adalah perempuan sebanyak
b. Perawat yang tidak bersedia menjadi 58 responden (96,7%) dan laki-laki
responden sebanyak 2 responden (3,3%).

Pengumpulan dan pengolahan data Tabel 3 Karkteristik Demografi Responden


Pengolahan data sering disebut juga Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Ruang
dengan kegiatan proses penataan data, karena Rawat Inap Rumah Sakit Grestelina.
data hasil pengumpulan dalam rangkaian Tingkat
kegiatan penelitian, masih merupakan data n %
Pendidikan
kasar atau dasar (raw data).Proses kegiatan SPK 6 10,0
pengolahan data ini terdiri dari : Akper/D3 52 86,7
1. Memeriksa data (editing): memeriksa data S1 2 3,3
hasil pengumpulan data, yang berupa daftar
Total 60 100,0
pertanyaan, kartu, buku, register dan lain-
lain.
Berdasarkan tabel diatas dari 60
2. Memberi kode (koding) : untuk
responden terdapat jumlah responden
memudahkan pengolahan data, maka
dengan tingkat pendidikan yang berbeda-
semua jawaban atau data hasil penelitian
dianggap sangat perlu untuk beda antara lain SPK sebanyak 6
disederhanakan agar supaya pada saat Responden (10,0%), Akper/D3 sebanyak 53
pengolahan dapat dilakukan dengan muda. responden (86,7%) dan S1 Sebanyak 2
responden (3,3%).
3. Tabulasi data (tabulating): menyusun dan
mengorganisir data sedemikian rupa,
Tabel 4 Karkteristik Demografi Responden
sehingga dapat dengan mudah untuk
Berdasarkan Status Kepegawaian Di Ruang
dilakukan penjumlahan, disusun dan
Rawat Inap Rumah Sakit Grestelina.
disajikan dalam bentuk tabel atau grafik.
Status
n %
HASIL PENELITIAN Kepegawaian
1. Analisis Univariat Kontrak 29 71,7
Tabel 1 Karkteristik Demografi Responden Magang 12 48,3
Berdasarkan Umur Di Ruang Rawat Inap Pegawai Tetap 19 31,7
Rumah Sakit Grestelina. Total 60 100,0
Umur (Tahun) n %
22-25 52 86,7 Berdasarkan tabel diatas dari 60
26-30 6 10,0 responden yang memiliki status pegawai
>31 2 3,3 kontrak sebanyak 29 responden (71,7%),
Total 60 100,0 dan Magang sebanyak 12 responden
(48,3%) pegawai tetap sebanyak 19
responden (31,7%)
Berdasarkan pada table 1 diatas
menunjukkan bahwa tingkat umur
Tabel 5 Karkteristik Demografi Responden
responden yang berumur 20-25 tahun
Berdasarkan Lama Bekerja Di Ruang Rawat
sebanyak 52 reponden (86,7%), responden
Inap Rumah Sakit Grestelina.
yang berumur 36-30 tahun sebanyak 6
Lama Bekerja n %
reponden (10,0%) dan responden yang
berumur diatas 31 tahun sebanyak 2 1-5 tahun 40 66,7
responden (3,3%). 6-10 tahun 16 26,7
>10 tahun 4 6,7
Tabel 2 Karkteristik Demografi Responden Total 60 100,0
Berdasarkan Jenis Kelamin Di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Grestelina Berdasarkan tabel diatas
Umur n % menunjukkan bahwa dari 60 responden
Laki-laki 2 3,3 perawat yang lama berkerja 1-5 tahun
Perempuan 58 96,7 sebanyak 40 responden (66,7%), 6-10
Total 60 100,0 tahun sebanyak 16 responden (26,7%) dan
>10 tahun sebanyak 4 responden (6,7%).

750 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 6 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan MPKP
Motivasi Intrinsik Di Ruang Rawat Inap Motivasi Total
baik kurang
Rumah Sakit Grestelina. intrinsik
n % n % n %
Motivasi intrinsik n % Baik 32 53,3 12 20,0 44 73,3
Baik 44 26,7 kurang 4 6,7 12 20,0 16 26,7
Kurang 16 73,3 Total 36 60,0 24 40,0 60 100
Total 60 100,0 ρ Value = 0,001

Berdasarkan tabel diatas dari 60 Berdasarkan tabel pada 9 diatas


responden perawat yang memiliki motivasi dapat disimpulkan bahwa dari 60 responden
intrinsik yang baik sebanyak 44 responden terdapat 44 responden (73,3%) yang
(26,7%) dan yang memiliki motivasi intrinsik memiliki motivasi intrinsik yang baik dengan
kurang baik sebanyak 16 responden penerapan Model Praktek Keperawatan
(73,3%). Profesional yang baik sebanyak 32
responden (53,3%) sedangkan 4 responden
Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan (6,7%) diantaranya memiliki model praktek
Motivasi Ekstrinsik Di Ruang Rawat Inap Keperawatan yang krang baik. Dari 16
Rumah Sakit Grestelina. responden yang memiliki Motivasi Instrisntik
Motivasi yang kurang 16 responden (26,7%) dengan
n %
ekstrinsik praktik keperawatan profesional yang baik
Baik 44 26,7 12 responden (20,0%) dan yang memiliki
Kurang 16 73,3 model praktik keperawatan yang kurang
Total 60 100,0 baik 12 responden (20,0%). Berdasarkan uji
chi-square di dapat nilai ρ = 0,001 < α = 0,05
Berdasarkan table 7 diatas dapat yang berarti H0 ditolak atau ada hubungan
dilihat bahwa dari 60 responden yang antara Motivasi Instrinsik dengan model
memiliki motivasi ekstrinsik yang baik praktik keperawatan profesional.
terdapat sebanyak 44 responden (26,7%)
dan yang memiliki motivasi ektrinsik yang Tabel 10 Hubungan Antara Motivasi
kurang baik sebanyak 16 responden Ekstrinsik Dengan Penerapan Model Praktik
(73,3%). Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit
Gestrelina
Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan MPKP
Motivasi Total
Penerapan Model Praktik Keperawatan baik kurang
intrinsik
Profesional Di Ruang Rawat Inap Rumah n % n % n %
Sakit Grestelina. Baik 32 53,3 13 18,3 45 75,0
MPKP n %
Kurang 4 6,7 11 21,7 15 25,0
Baik 36 60,0
Total 36 60,0 24 40,0 60 100
Kurang 24 40,0
ρ Value = 0,003
Total 60 100,0
Berdasarkan tabel 10 dapat
Berdasarkan tabel 8 diatas dapat disimpulkan bahwa dari 60 responden
dilihat bahwa dari 60 responden yang terdapat 45 responden (75,0%) yang
memiliki model praktik keperawatan memeiliki motivasi ekstrinsik yang baik
profesional yang baik terdapat sebanyak 36 dengan model keperawatan profesional
responden (60,0%) dan kurang baik yang baik sebanyak 32 responden (53,3%)
sebanyak 24 responden (40,0%). dan 4 responden (6,7%) memiliki model
praktik keperawatan yang kurang baik. Dari
2. Analisis Bivariat 15 responden (25,0%) yang memiliki
Tabel 9 Hubungan Antara Motivasi Intrinsik motivasi ektrinsik yang kurang terdapat
Dengan Penerapan Model Praktik sebanyak 13 responden (18,3%) yang
Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit memiliki model praktek keperawatan yang
Gestrelina baik diantaranya 11 responden (21,7%)
memiliki model praktik keperawatan
profesional yang kurang.
Berdasarkan uji chi-square test
didapati nilai ρ = 0,003 < α = 0,05 yang
berarti H0 ditolak atau ada hubungan antara

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 6 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721 751
Motivasi Enstrinsik dengan model praktik demikian ketika Pihak rumah sakit ingin
keperawatan profesional. penerapan model keperawatan
profesionalnya semakin baik maka motivasi
PEMBAHASAN instrinsik harus baik.
1. Hubungan Motivasi Intrinsik Dengan 2. Motivasi Ekstrinsik
Penerapan Model Praktik Keperawatan Berdasarkan hasil penelitian
Profesional didapatkan bahwa dari 60 responden,
Berdasarkan hasil penelitian dapat perawat yang memiliki motivasi ekstrinsik
dilihat bahwa dari 60 responden yang yang baik sebanyak 45 responden (75,0%)
memiliki motivasi instrinsik yang baik dan yang memiliki motivasi ektrinsik yang
terdapat sebanyak 44 responden (73,3%) kurang baik 15 responden (25,0%).
dan yang memiliki motivasi instrinsik kurang Berdasarkan uji chi-square test
baik sebanyak 16 responden (26,7%). didapati nilai ρ = 0,003 < α = 0,05 yang
Berdasarkan uji chi-square test berarti H0 ditolak atau ada hubungan antara
didapatkan nilai ρ = 0,001 < α= 0,05 yang motivasi enstrinsik dengan model praktik
berarti H0 ditolak. Artinya ada hubungan keperawatan profesional.
antara Motivasi Enstrinsik dengan model Menurut Woolfock, motivasi ekstrinsik
praktik keperawatan profesional. merupakan motivasi yang timbul akibat
Motivasi kerja adalah suatu kondisi rangsangan dari luar, atau bantuan dari
yang berpengaruh untuk membangkitkan, orang lain. Motivasi ini disebabkn oleh
mengarahakan, dan memelihara perilaku keinginan untuk menerima ganjaran atau
yang berhubungan dengan lingkungan menghindari hukuman, motivasi terbentuk
kerja. Motivasi dan perilaku yang dimaksud oleh faktor-faktor eksternal seperti situasi
adalah training yang dirancang untuk untuk kerja dan gaji. Situasi kerja merupakan
pekerja, staff dan pegawai serangkaian keadaan lingkungan kerja dari
perusahaan/lembaga pemerintah, untuk suatu perusahaan yang menjadi tempat
meningkatkan motivasi dan memperbaiki bekerja para karyawan yang bekerja
perilaku kerja untuk lebih produktif dan dilingkungan tersebut sedangkan gaji
mampu beradaptasi dengan perilaku atasan adalah upah yang dibayarkan pada waktu
dan kerja tim. yang tetap, harga yang dibayarkan kepada
Hasil penelitian ini sejalan dengan orang-orang yang menyelanggarakan jasa.
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Motivasi kerja adalah suatu kondisi
Basudewo (2012), tentang Hubungan yang berpengaruh untuk membangkitkan,
Motivasi Intrinsik menjadi perawat dengan mengarahkan, dan memelihara perilaku
Caring perawat di R.S Mardi Waluyo Metro yang berhubungan dengan lingkungan
Lampung Tengah yang menunjukkan kerja. Motivasi dan perilaku yang dimaksud
bahwa semakin tinggi motivasi intrinsik adalah training yang dirancang untuk untuk
seseorang maka semakin tinggi pula caring pekerja, staff dan pegawai
perawat tersebut terhadap pasien. perusahaan/lembaga pemerintah, guna
Motivasi intrinsik merupakan motivasi untuk meningkatkan motivasi dan
yang timbul dalam diri seseorang atau memperbaiki perilaku kerja untuk lebih
kemauan seseorang tanpa bantuan dan produktif dan mampu beradaptasi dengan
rangsangan orang lain, keyakinan yang perilaku atasan dan kerja tim.
penuh serta tanggungg jawab yang penuh Hasil penelitian ini sejalan dengan
dalam melaksanakan praktik keperawatan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sagala
profesional dengan baik agar mencapai pada tahun 201) tentang Motivasi dan
kepuasan kerja yang maksimal dan ketika Kinerja Perawat dalam memberikan asuhan
perawat memiliki motivasi intrinsik yang keperawatan di RSUP H. Adam Malik
kurang baik akan mengambat model Medan yang menunjukkan bahwa ada
motivasi. hubungan antara motivasi kerja dengan
Berdasarkan pengamatan diatas kiner perawat dalam memberikan asuhan
peneliti berpendapat bahwa semakin baik keperawatan di RSUP H. Adam Malik
motivasi intrinsik perawat maka semakin Medan.
baik penerapan model praktik keperawatan Berdasarkan pengamatan di atas
profesional yang digunakan untuk praktek peneliti berpendapat bahwa semakin baik
keperawatan di RS Grestelina. Peningkatan motivasi ekstrinsik perawat tidak
terhadap Motivasi instrinstik yaitu dengan berpengaruh signifikan terhadap model
motivasi diri terhadap penerapan nilai dan Praktik Keperawatan Profesional. Karena
tanggung jawab yang baik, kepuasan yang gaji yang terbayar dengan upah yahng
dirasakan selama perawatan dan Dengan bayar kurang memuaskan, disamping itu

752 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 6 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
motivasi terdesak yang muncul dalam SARAN
kondisi terjepit itu sangat berpengaruh Berdasarkan hasil penelitian saran yang
terhadap penerapan metode praktik diberikan adalah :
keperawatan profesional. Dengan demikian 1. Bagi Rumah Sakit dan Institusi
ketika pihak rumah sakit ingin meningkatkan Diharapkan bagi pihak rumah sakit agar
model praktik Keperawatan Profesional meningkatkan pelayanan kesehatan yang
maka harus memperbaharui atau sesuai dengan penerapan Model Praktik
meningkatkan motivasi ekstrinsik sebagai Keperawatan Profesioanal (MPKP) tanpa
model praktik keperawatan yang baik. mengesampingkan usia, jenis kelamin, dan
lama bekerja perawat dalam penerapan
KESIMPULAN MPKP.
Berdasarkan hasil penelitian tentang 2. Bagi Akademik
Hubungan Motivasi Perawat Pelaksana Menambah jumlah jam mata kuliah Riset
Dengan Model Praktik Keperawatan Keperawatan dan Manajemen Keperawatan
Profesional Di Rumah Sakit Grestelina dapat guna memberi cukup banyak ilmu sehingga
disimpulkan bahwa : menambah wawasan mahasiswa dalam
1. Ada tingkat Motivasi yang baik (motivasi penyusunan skripsi dan lebih memperdalam
secara umum, intrinsik dan ekstrinsik) pengetahuan tentang manajemen
perawat dalam penerapan model praktik 3. Bagi Peneliti Lanjutan
keperawatan profesional di RS Gestrelina Disarankan mahasiswa yang berminat
Makassar. meneliti judul yang sama, agar variabel yang
2. Ada hubungan antara motivasi intristik diteliti bisa diperdalam dan diteliti dalam
dengan model praktik keperawatan variabel yang lebih besar.
profesional di Rumah Sakit Grestelina
3. Tidak Ada hubungan yang signifikan
antara motivasi ekstrinsik dengan model
praktik keperawatan profesional

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011.http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/ 0810712011 /bab2.pdf. (online). Diakses 08 juli


2011

Anonim. 2012.http://www.scribd.com/doc/49683208/modul-MPKP.(online). Diakses 20 November 2012

Anonim.2012. Standar Kompetensi Perawat Indonesia (online).http://blogs.fkep.unpad.ac.id/ ppnikomisariat/files


/2012/02/andarKompetensiPerawat_Ners_Mercure_Finaldraf_PPNI-1.pdf. Diakses 02 februari 2012

Anonim.2013. (http://Documents/teori-motivasi-menurut-para-ahlinya.html). (online). Diakses 11 april 2013

Basudewo,Yosafat. 2012. Hubungan Motivasi Instrinsik Menjadi Perawat Dengan Caring Perawat di R.S Mardi
Waluyo Metro Lampung. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga. Fakultas Psikologi-UNKRIS Satria Wacana

Hidayat, A.. 2012. Riset Keperawatan dan Tekhnik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika : Jakarta

Manurung, Santa. 2011. Keperawatan Professional. Trans Info Media : Jakarta

Suarli, S.dkk. 2002. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Erlangga Medical Series : Jakarta

Winardi. 2011. Motivasi Permotivasian dalam Manajemen. PT Raja Grafindo Persada:Jakarta

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 6 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721 753

Anda mungkin juga menyukai