ISOLASI SOSIAL
b. Stressor presipitasi
1) Stressor sosial budaya
Stres dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor antara faktor lain dan faktor
keluarga seperti menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang
yang berarti dalam kehidupannya, misalnya karena dirawat di rumah sakit.
2) Stressor psikologis
Tingkat kecemasan berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah
dengan orang dekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
ketergantungan dapat menimbulkan kecemasan tingkat tinggi
(Prabowo, 2019).
5. Komplikasi
Klien dengan isolasi sosial semkain tenggelam dalam perjalanan dan tingkah
laku masa lalu primitif antara lain pembicaraan yang asutik dan timgkah laku yang
tidak sesuai dengan kenyataan sehingga berakibat lanjut menjadi :gangguan sensori
perepsi, halusinasi, mencederai diri, orang lain serta lingkungan. Selain itu juga
nterjadi penurunan aktivitas, sehingga dapat meyebabkan defisit perawatan diri
(Dermawan,2018).
6. Penatalaksanaan
Terdapat beberapa metode untuk penurunan perilaku menarik diri, yaitu :
a. Konseling Kelompok Rasional Emotif Perilaku.
Teknik ini merupakan pendekatan dalam konseling yang menekankan
hubungan kolaboratif antara konselor dan konseli. Konseli didorong untuk
menerima tanggung jawab terhadap kesulitannya sendiri, sekaligus
merencanakan dan melaksanakan perlakuan. Konselor mengajarkan cara-cara
berpikir rasional, membantu mengidentifikasi, memperdebatkan dan
memodifikasi keyakinan irasional, dan memasilitasi upaya-upaya yang lebih
rasional bagi klien. Konseling kelompok rasional emotif perilaku mengajak
anggota kelompok untuk mengidentifikasi permasalahan secara bersama-sama
yang diakibatkan oleh keyakinan atau pemikiran negatif dan mengubah proses
berfikir negatif ke pemikiran lebih positif.
Konseling kelompok Adlerian.
Teknik ini merupakan suatu model konseling yang berorientasi pada
keutuhan dan keunikan individu untuk mengarahkan dirinya sendiri. Tujuan
konseling ini membentuk manusia dewasa yang utuh dan sehat secara pribadi
dan sosial.
b. Pelatihan Strategi Berteman.
Teknik ini merupakan pelatihan yang dilakukan pada remaja yang
menarik diri di sekolah. Pelatihan ini memberikan strategi berteman pada
peserta pelatihan.
c. Terapi Aktivitas Kelompok.
Terapi aktivitas kelompok merupakan terapi modalitas yang dilakukan
kepada sekelompok orang yang memiliki masalah kelompok yang sama
(Yoseph, 2019).
C. POHON MASALAH
Risiko gangguan presepsi sensori halusinasi
(effect)
Isolasi sosial
(core problem)
D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Risiko gangguan presepsi sensori : Halusinasi
2. Isolasi sosial
3. Harga diri rendah kronik
No Pasien Keluarga
SP1p SP1k
1 Identifikasi penyebab isolasi social: siapa yang Diskusikan masalah yang dirasakan dalam
serumah, siapa yang dekat, yang tidak dekat, merawat pasien
dan apa sebabnya
2 Keutungan punya teman dan bercakap- cakap Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan
proses tejadinya isolasi social (gunakan
booklet)
3 Kerugian tidak mempunyai teman dan tidak Jelaskan cara merawat isolasi sosial
bercakap-cakap
4 Latih cara berkenalan dengan pasien dan Latih dua cara merawat berkenalan, berbicara
perawat atau tamu saat melakukan kegiatn harian
5 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan Anjurkan membantu pasien seuai jadwal dan
berkenalan memberi pujian saat besuk
SPIIp SPIIk
1 evaluasi kegiatan bekenalan (beberapa orang). Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/
Beri pujian melatih pasien berkenalan dan berbicara saat
melakukan kegiatan harian. Beri pujian
2 Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan Jelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat
harian (latih 2 kegiatan) melibatkan pasien berbicara saat (makan,
sholat bersama) di rumah
3 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan Latih cara membimbing pasien berbicara dan
berkenalan 2-3 orang pasien, perawat dan memberi pujian
tamu, berbicara saat melakukan 4 kegiatan
harian
4 Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
saat besuk
SPIIIp SPIIIk
1 Evaluasi kegiatan latihan berkenalan (berapa Evaluasi kegiatan keluarga dlam merawat/
orang) & berbicara saat melakukan dua melatih pasien berkenalan, berbicara saat
kegiatan harian. Beri pujian melakukan kegiatan harian. Beri pujian
2 Latih cara berbicara saat meakukan kegiatan Jelaskan cara melatih pasien melakukan
harian (2 kegiatan baru) kegiatan social seperti berbelanja, meminta
sesuatu dll
3 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan Latih keluarga mengajak pasien belanja saat
berkenalan 4-5 orang, orang baru, bebicara besuk
saat melakukan 4 kegiatan harian
4 Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
berikan pujian saat besuk
SPIVp SPIVk
1 Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, bicara Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/
saat melakukan 4 kegiatan. Beri pujian me;atih pasien berkenalan, berbicara saat
melakukan kegiatan harian/ RT, berbelanja.
Beri pujian
2 Latih cara bicara social: meminta sesuatu, Jelaskan follow up ke RSJ/ PKM, tand
menjawab pertanyaan kambuh, rujukan
3 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
berkenalan >5 orang, orang baru, berbicara kegiatan dan memberikan pujian
saat melakukan kegiatn harian dan sosialisasi
SPVp SPVk
1 Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/
berbicara saa melakukan kegiatan harian dan melatih pasien berkenalan, berbcara saat
bersosialisasi. Beri pujian melakukan kegatan harian/ RT, berbelanja &
kegiatan lain follow up. Beri pujian
2 Latih kegiatan harian Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
3 Nilai kemampuan yang telah mandri Nilai kemampuan keluarga melakukan
control ke RSJ/ PKM
4 Nilai apakah isolasi social teratasi
DAFTAR PUSTAKA
Ruswadi, I. (2021). Keperawatan Jiwa : Panduan Praktis Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jawa
Barat: Penerbit Adab ( CV Adanu Abimata).
Wuryaningsih, W. E., & i. (2020). Keperawatan Kesehatan Jiwa 1. Kalimantan: UPT Pecetakan
dan Penerbitan Universitas Jember.
Badar. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa Profesional Isolasi Sosial. Jakarta : In Media
Dermawan, D., & Rusdi. (2018). Keperawatan Jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishin
Muhith, A. (2019). Pendidikan Keperawatan Jiwa( Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Andi.
Prabowo, E. (2020). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Yosep, I., & Sutini, T. (2019). Buku Ajar KeperawatanJiwa. Bandung: PT Refika Aditama.