Anda di halaman 1dari 13

TEORI PENGEMBANGAN KURIKULUM

Di susun untuk memenuhi mata kuliah Pengantar Kurikulum

Dosen pengampu: Drs. H. Khamid M.Pd.I.

DIAN FARHANI (2018220010)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMESTER 4

Jl. Raya Sawangan No.12 Kec. Pancoranmas, Depok 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah menganugerahkan nikmat


kesehatan dan rezeki sehingga penulis dapat menyelesaikan maklah ini tepat pada
waktunya. Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad saw yang
memberikan kesadaran bagi kita semua akan pentingnya ilmu pengetahuan.
Makalah ini dapat diselesaikan karena dukungan dan bimbingan berbagai
pihak dan kami mengucapkan terima kasih kepada mereka, diantaranya :
1. Ketua STAI Al-Hamidiyah Jakarta dan Dosen pengampu mata kuliah.
2. Orang tua, dan kakak, yang selalu memberikan dukungan kepada penulis
dalam penyelesaian makalah ini.
3. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan ide-idenya sehingga
penulis dapat menyempurnakan makalah ini.
Tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan hasil makalah ini
yang tidak luput dari berbagai penulis mohon kepada semua pihak akan kritik dan
sumbang sarannya terhadap penyempurnaan makalah ini.
Dengan harapan semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri sebagai langkah awal dalam berkarya dan berjuang serta menjadi
rujukan bagi generasi esok demi makalah yang lebih baik lagi.
Semoga Allah SWT. Membalas kebaikan berbagai pihak dan menjadikan sebagai
amal sholeh.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH 1

B. RUMUSAN MASALAH 1

C. TUJUAN PENULISAN 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. TEORI PENGEMBANGAN KURIKULUM 2

B. MACAM-MACAM TEORI PENGEMBANGAN KURIKULUM


5

C. FUNGSI TEORI PENGEMBANGAN KURIKULUM 6

BAB III PENUTUP 8

A. SIMPULAN 8

DAFTAR PUSTAKA 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Membicarakan masalah teori pengembangan kurikulum pada
haikatnya sama dengan memusatkan pembicaraan pada apa yang
dimaksud. Pertanyaan ini mengandung maksud, bahwa teori kurikulum
pada dasarnya bukanlah hal yang stabil keberadaanya, namun selalu
berkembang mengikuti arus dua arah perkembagan yaitu ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Teori pengembangan kurikulum merupakan konsepsi yang sangat
penting dalam bidang kurikulum dan pendidikan yang berusaha
menjelaskan secara sistematis terhadap kurikulum.
Beauchamp (1975) mengemukakan bahwa teori kurikulum lebih
dikenakan pada hubungan antara unsur-unsur yang ada dari sekolah
sehingga dapat digunakan sebagai pengarahan pengembangan,
penggunaan dan evaluasinya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu teori pengembangan kurikulum?
2. Sebutkan macam-macam teori kurikulum?
3. Apa saja fungsi dari teori pengembangan kurikulum itu?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui teori-teori pengembangan kurikulum.
2. Untuk mengetahui macam-macam teori pengembangan kurikulum.
3. Untuk mengetahui Fungsi teori pengembangan kurikulum.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI PENGEMBANGAN KURIKULUM


Teori merupakan suatu perangkat pernyataan yang bertalian satu sama
lain, yang disusun sedemikian rupa sehingga memberikan makna yang
fungsional terhadap serangkaian kejadian. perangkat pernyataan tersebut
dirumuskan dalam bentuk definisi deskriptif atau fungsional, suatu
konstruksi fungsional, asumsi-asumsi, hipotesis, generalisasi, hukum, atau
term-term. Isi rumusan-rumusan tersebut ditentukan oleh lingkup dari
rentetan kejadian yang dicakup, jumlah pengetahuan empiris yang ada, dan
tingkat keluasan dan kedalaman teori dan penelitian di sekitar kejadian-
kejadian tersebut.
Sedangkan teori kurikulum adalah suatu perangkat pernyataan yang
memberikan makna terhadap kurikulum sekolah.1 Dengan demikian di
dalam sekolah teori kurikulum itu sangat penting, karena dijadikan sebagai
rujukan dalam penyusunan, pengembangan, pembinaan, pelaksanaan dan
evaluasi kurikulum.
Berikut dibawah ini diantara para ahli pendidikan yang
mengemukakkan teori tentang pengembangan kurikulum.
1. Menurut Bobbit, inti teori kurikulum itu sederhana, yaitu kehidupan
manusia. Kehidupan manusia meskipun berbeda-beda pada dasarnya
sama, terbentuk oleh sejumlah kecakapan pekerjaan. Pendidikan
berupaya mempersiapkan kecakapan-kecakapan tersebut dengan teliti
dan sempurna. Kecakapan-kecakapan yang harus dikuasai untuk dapat
terjun dalam kehidupan sangat bermacam-macam, bergantung pada
tingkatnya maupun jenis lingkungan. Setiap tingkatan dan lingkungan
kehidupan menuntut penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap,
kebiasaan, apresiasi tertentu. Hal hal itu merupakan tujuan dari
kurikulum. Untuk mencapai hal-hal itu ada serentetan pengalaman
1
Nur ahid, KONSEP DAN TEORI KURIKULUM DALAM DUNIA PENDIDIKAN, journal,
hlm. 12

2
yang harus dikuasai anak. Seluruh tujuan beserta pengalaman-
pengalaman tersebut itulah yang menjadi bahan kajian teori kurikulum.
Werret W. Charlters (1923) setuju dengan konsep Bobbit tentang
analisis kecakapan/pekerjaan sebagai dasar penyusunan kurikulum.
Charlters lebih menekankan pada pendidikan vokasional. Ada dua hal
yang sama dari teori kurikulum Bobbit dan Cahrlters.
Pertama, keduanya setuju atas penggunaan teknik ilmiah dalam
memecahkan masalah-masalah kurikulum. Dalam hal ini mereka
dipengaruhi oleh gerakan ilmiah dalam pendidikan yang dipelopori
oleh El.Thorndike, Charles Judd, dll. Kedua, keduanya bertolak pada
asumsi bahwa sekolah berfungsi mempersiapkan anak bagi kehidupan
sebagai orang dewasa. Untuk mencapai hal tersebut, perlu analisis
tentang tugas-tugas dan tuntutan dalam kurikulum disusun
keterampilan, pengetahuan, sikap, nilai, dll yang diperlukan untuk
dapat berpartisipasi dalam kehidupan orang dewasa. Bertolak pada hal-
hal tersebut mereka menyusun kurikulum secara lengkap dalam bentuk
yang sistematis.
2. Perkembangan teori kurikulum selanjutnya dibawakan oleh Hollis
Caswell. Dalam peranannya sebagai ketua divisi pengembangan
kurikulum di beberapa negara bagian di Amerika Serikat, yang
mengembangkan konsep kurikulum yang berpusat pada masyarakat
atau pekerjaan (Society Centered) maka Caswell mengembangkan
kurikulum yang bersifat interaktif. Dalam pengembangan
kurikulumnya, Caswell menekankan pada partisipasi guru,
berpartisipasi dalam menentukan kurikulum, menentukan struktur
organisasi dari penyusunan kurikulum, dalam merumuskan pengertian
kurikulum, merumuskan tujuan, memilih isi, menentukan kegiatan
belajar, desain kurikulum, menilai hasil, dsb.2
3. Johann Amos Comenus (1592)
Comrennus mengemukakkan teori untuk mengajar yang dikenal
dengan nama Didactia Magna, yang artinya “didaktik besar” yang

2
Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Jakarta, PT. Remaja Rosdakarya, 1997, hlm. 29

3
berisikan teori-teori tentang cara mengajar yang dapat mudah diterima
oleh peserta didik.
4. Ralph W. Taylor (1949) sebagaimana dikutip Sukmadanata
mengemukakan 4 pertanyaan pokok yang menjadi inti kajian
kurikulum: (1) Tujuan pendidikan yang manakah yang ingin dicapai
oleh sekolah, (2) pengalaman pendidikan yang bagaimanakah yang
harus disediakan untuk mencapai tujuan tersebut?, (3) Bagaimana
mengorganisasikan pengalaman pendidikan tersebut secara efektif? (4)
Bagaimana menentukan bahwa tujuan tersebut telah tercapai? empat
pertanyaan pokok tentang kurikulum dari teori ini banyak dipakai oleh
Para pengembang kurikulum berikutnya. Dalam Konferensi nasional
perhimpunan pengembangan dan pengawasan kurikulum tahun 1963
dibahas dalam makalah penting dari George A. Beauchamp dan
Othanel Smith.
5. Hilda Taba (1962)
Teori yang dikemukakkan oleh Hilda Taba tidak jauh beda dengan apa
yang dikemukakkan oleh Ralph Taylor, hanya saja ia membuat deretan
kegiatan sebagai rincian untuk masing-masing tahapan, sehingga
memperjelas bagi para pelaksana dalam mengembangkan pelaksanaan
pengembangan kurikulum.
6. Harlod B. Alberty (1962)
Berbeda dengan Taylor dan Hilda Taba yang mengemukakan
kurikulum dalam bentuk langkah-langkah pengembangan saja, Alberty
mengemukakkan sebagai unsur penting dalam pengembangan
kurikulum adalah sebagai sumber belajar yang disebut dengan istilah
resource unit.
7. David Warwick (1975)
Model pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh David
Warwick adalah model pengembangan kurikulum dengan langkah-
langkah yang langsung berbicara tentang materi, tidak mulai dari
perumusan tujuan.
8. Evelina M. Vicencio (1995-1996)

4
Ia mengemukakan adanya empat tahapan dalam pengembangan
kurikulum, yaitu designing-merancang, planning-merencanakan,
implementing-penerapan, dan evaluating-mengevaluasi.
9. George A. Beauchamp merangkumkan perkembangan teori kurikulum
antara 1960 sampai dengan 1965. Ia menganalisis pendekatan ilmiah
tentang tugas-tugas pengembangan teori dalam kurikulum, menurut
Beuchamp, teori kurikulum secara konseptual berhubungan erat
dengan pengembangan teori ilmu lain. Ia juga mengidentifikasi adanya
enam komponen kurikulum sebagai bidang studi, yaitu: landasan
kurikulum, isi kurikulum, design curriculum, rekayasa kurikulum,
evaluasi dan penelitian, dan pengembangan teori.
10. Alizabeth S. Maccia dari hasil analisisnya menyimpulkan adanya
empat teori kurikulum yaitu: (1) teori kurikulum (Curriculum theory),
(2) teori kurikulum-formal (formal-curriculum theory), (3) teori
kurikulum valuational ( valuational curriculum theory), dan (4) teori
kurikulum praksiologi (praxiological curiculum theory).3
B. MACAM-MACAM TEORI KURIKULUM
Teori kurikulum dapat digunakan untuk melukiskan, menjelaskan,
dan meramalkan hal yang harus dilakukan atau kemungkinan baru yang
akan terjadi. Disamping itu, teori kurikulum juga mengadakan analisis
tentang keadaan pendidikan dan dampaknya terhadap masyarakat luas.
Menurut Pinar teori kurikulum dapat diklasifikasikan atas teori
tradisionalis, konseptualis-empiris, dan rekonseptualis. Teori tradisionalis
adalah teori yang mementingkan transmisi sejumlah pengetahuan dan
pengembangan kebudayaan agar fungsi masyarakat berjalan sebagaimana
mestinya. Teori konseptualis-empiris adalah teori kurikulum yang
menerapkan metode penelitian dalam sains untuk menghasilkan
generalisasi yang memungkinkan pendidik untuk meramalkan dan
mengendalikan apa yang terjadi di sekolah. Sedangkan teori
rekonseptualis adalah teori yang menekankan pada pribadi, pengalaman

3
Ibid, hlm. 31

5
eksistensial dan interpretasi hidup untuk melukiskan perbedaan dalam
masyarakat.
Ahli lain yaitu Glatthorn mengklarifikasikan teori kurikulum
berdasarkan pada ranah penyelidikan kurikulum sehingga teori ini dapat
dikelompokkan menjadi:4
1) Teori yang berorientasi pada struktur
Teori ini berkaitan dengan usaha untuk menganalisis komponen-
komponen kurikulum dan hubungan antar komponen tersebut.
Tujuannya adalah untuk memberikan kejelasan interaksi atau
hubungan komponen kurikulum dengan lingkungan. Teori ini
menjelaskan fenomena kurikulum secara umum dan secara lembaga.
2) Teori yang berorientasi pada nilai
Teori ini didukung oleh para rekonseptualis yang membahas
masalah kemanusiaan. Analisis teori ini didasarkan atas analisis nilai
yang bersifat kritis. Tujuannya adalah untuk memperlancar
perkembangan individu secara otonom dalam mewuujudkan
pendidikan.
3) Teori yang berorientasi pada bahan
Sesuai dengan orientasinya, teori ini berkaitan dengan pemilihan
dan pengorganisasian bahan-bahan kurikulum. Semua kegiatan
pendidikan terpusat pada anak.
Dalam perkembangannya dikenal dengan dikenal ada tiga jenis
kurikulum yang terpusat pada anak, yaitu: pendidikan yang efektif,
pendidikan yang terbuka, pendidikan berdasar perkembangan.
4) Teori yang berorientasi pada proses
Teori ini menitikberatkan pada proses perkembangan kurikulum,
dengan mengadakan analisis sistem dan mengadakan pengkajian
strategi unsur pembentukan kurikulum.
C. FUNGSI TEORI PENGEMBANGAN KURIKULUM
Dalam hal ini, fungsi dari teori kurikulum meliputi:

4
Subandijah, Pengembangan Inovasi Kurikulum, Jakarta, Raja Grafindo persada, 1993, hlm.
6-9.

6
1. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan
memberikan alternatif secara rinci dalam perencanaan kurikulum
2. Sebagai landasan sistematis dalam pengambilan keputusan,
memilih, menyusun, dan membuat urutan isi kurikulum.
3. Sebagai pedoman atau dasar bagi evaluasi formatif bagi
kurikulum yang sedang berjalan
4. Membantu orang (yang berkepentingan dengan kurikulum) untuk
mengidentifikasi kesenjangan pengetahuannya sehingga
merangsang untuk diadakannya penelitian lebih lanjut.
Fungsi menurut para ahli
1. Menurut Alexander, seperti yang dikutip oleh Wiryokusomo,
bahwa kurikulum itu fungsinya adalah penyesuaian,
pengintegrasian, diferensiasi, persiapan pemilihan dan
diagonistic ( Wijoyokusumo,1988: 8-9)
2. Menurut Nurgiantoro (1988: 45-46), bahwa kurikulum
mempunyai fungsi tiga hal. Pertama, fungsi kurikulum bagi
sekolah dari dari alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan. Kurikulum juga dapat dijadikan pedoman untuk
mengatur kegiatan kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di
sekolah. Misalnya, bidang studi, alokasi waktu, pokok bahasan,
serta termasuk strategi pembelajaran. Kedua, kurikulum dapat
mengontrol dan memelihara keseimbangan proses pendidikan.
Dengan mengetahui tingkat tertentu, kurikulum pada tingkat
atasnya dapat mengadakan penyesuaian, sehingga tidak terjadi
pengulangan kegiatan pengajaran sebelumnya. Ketiga,
kurikulum dimaksud untuk menyiapkan kebutuhan masyarakat
atau lapangan kerja, sehingga kurikulum mencerminkan hal yang
menjadi kebutuhan masyarakat. Karena itu lulusan sekolah
paling tidak dapat memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan
(vokasional), dan dipersiapkan untuk melanjutkan ke jenjang
sekolah berikutnya (akademis).5

5
https://www.silabus.web.id/teori-kurikulum/

7
8
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, saya sebagai penulis menyimpulkan sebagai
berikut:
1. Teori merupakan suatu perangkat pernyataan yang bertalian satu
sama lain, yang disusun sedemikian rupa sehingga memberikan
makna yang fungsional terhadap serangkaian kejadian. Sedangkan
teori kurikulum adalah suatu perangkat pernyataan yang
memberikan makna terhadap kurikulum sekolah
2. Macam-macam teori diantaranya: (1). Teori yang berorientasi pada
struktur, (2). Teori yang berorientasi pada nilai, (3). Teori yang
berorientasi pada proses.
3. Fungsi terdiri dari dua yaitu menurut secara umum dan menurut
para ahli.

9
DAFTAR PUSTAKA

ahid., N. (2006). KONSEP DAN TEORI KURIKULUM DALAM DUNIA


PENDIDIKAN. 1.
M.Pd., P. D. (2008.). KURIKULUM dan PEMBELAJARAN. Jakarta.: PRENADA
MEDIA GROUP.
Subandijah. (1993.). Pengembangan Inovasi Kurikulum. . Jakarta.: Raja Grafindo
persada.
Sukmadinata. (1997.). Pengembangan Kurikulum. Jakarta.: PT. Remaja Rosdakarya.

10

Anda mungkin juga menyukai