Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TENTANG INFORMASI TAK TENTU ARAH

DI MASA WABAH COVID-19

KEPEMIMPINAN (TUGAS 10)

Dosen Pengampu : Nurwanto Nurcahyo, M.M

DISUSUN OLEH :

Nama : ANNISA APRILIA NURJANAH


NIM : 18.11.1826
Kelas : 18 - S1IF - 01

UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

INFORMATIKA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

Corona Virus atau COVID-19 masalah baru yang muncul didunia pada
akhir tahun 2019. Kemudian mulai meluas keberbagai negara termasuk di
Indonesia. Menyebabkan berbagai kerugian baik dari segi kesehatan maupun
ekonomi. Berbagai upaya pencegahan telah dilakukan bahkan sampai bulan ini.
Krisis – krisis mulai muncul menyebabkan kekhawatiran untuk semua.

Setiap negara pasti mempunyai cari sendiri-sendiri dalam menghadapi dan


menangani Corona Virus atau COVID - 19 termasuk di Indonesia. Pemerintah
telah mengumpumkan dan memberi kebijakan – kebijakan kepada masyarakat.
Mulai dari cara pencegahan Corona Virus atau COVID – 19, penanggulangan atau
perbaikan di bidang ekonomi, peningkatan kesehatan terutama untuk tim medis.

Dalam memimpin suatu negara banyak sekali cara atau misi yang
dilakukan oleh pemimpin untuk mencapai visi atau tujuan tertentu. Pastinya
dengan adanya pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan yang baik, dapat
mencapai tujuan tersebut secara bersama baik dengan anggota pemerintahan
maupun masyarakat yang terlibat.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Apakah hubungan Gaya Kepemimpinan Situasional dengan prestasi Kerja


para Menteri Kabinet Indonesia Maju, (khusunya menteri Terawan,
Menteri Budi Karya Sumadi, dan Menteri Juliari Batubara)?

Jawab :
Dalam mencapai suatu tujuan tertentu setiap orang memiliki
caranya sendiri -sendiri, terutama dalam hal kepemimpinan. Sebagai
seorang pemimpin dalam suatu organisai kepemerintahan pasti dalam
mewujudkan suatu visi memiliki misi yang berbeda sesuai dengan gaya
kepemimpinan masing -masing.

Pada masa wabah COVID-19 saat ini banyak kebijakan yang telah
diberikan oleh pemerintah. Sebagai contoh yaitu Mentri Terawan, Menteri
Budi Karya Sumadi dan Menteri Juliari Batubara. Gaya kepemimpinan
yang mereka miliki yaitu Telling atau Pemberitahu. Mereka lebih banyak
memberi opini kepada masyarakat Indonesia. Selain itu ada juga Selling
atau penjual yaitu memberikan dukungan. Pemerintah dalam menghimbau
masyarakat harusnya juga mementingkan kematangan atau kesiapan
semua dalam menghadapi pandemik Corona Virus atau COVID-19

Menteri Terawan mengumumkan tentang Panduan Pencegahan


dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri
dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.
Dalam melakukan aktivitas diluar rumah terutama bekerja diharuskan
menggunakan masker, membawa cairan pembersih tangan dan menjaga
pola hidup sehat serta mengatur waktu jam kerja.
Kemudian menteri Budi Karya Sumadi berkata bahwa akan
membuka kembali seluruh moda transportasi. Tetapi tetap ada syarat
tertentu bagi mereka yang akan menggunakan moda transportasi umum.
Antara lain yang diperbolehkan untuk bepergian adalah untuk kepentingan
tugas negara atau kepemerintahan bagi para pejabat negara dan anggota
DPR

Dan Menteri Sosial Juliari P Batubara memastikan program


perlindungan sosial dan stimulus ekonomi untuk jaring pengaman sosial
saat menghadapi dampak Covid-19 di Indonesia segera dilaksanakan.
Kementerian Sosial segera menyalurkan semua bantuan, baik dalam
Program Sembako maupun Program Keluarga Harapan atau PKH.

Gaya kepemimpinan bergantung kepada kesiapan atau kematangan


para individua tau kelompok yang merupakan pengikut seperti masyarakat
yang mematuhi peraturan dan kebijakan yang dibuat pemerintah.
Kemudian dengan gaya kepemimpinan yang berbeda pada setiap
pemimpin membuat prestasi kerja atau cara tersendiri dalam mencapai
tujuan yang diinginkan.

2. Jelaskan Kebijakan para Menteri tersebut dengan lengkap !

Jawab :
a. Kebijakan Menteri Terawan
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menerbitkan
Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/328/2020
tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat
Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan
Usaha pada Situasi Pandemi. Kepmen itu salah satunya mengatur
pembagian shift bagi masyarakat yang masih harus bekerja di
lapangan. Aturan itu mengimbau jika memungkinkan, shift 3 atau
waktu kerja yang dimulai pada malam hingga pagi hari, ditiadakan.

"Bagi pekerja shift 3, atur agar yang bekerja terutama pekerja


berusia kurang dari 50 tahun," tulis peraturan tersebut, seperti dikutip
dari rilis Kementerian Kesehatan, Sabtu, 24 Mei 2020.
Dalam peraturan itu, Terawan meminta perusahaan menentukan
pekerja esensial yang perlu tetap bekerja atau datang ke tempat kerja
dan pekerja yang dapat melakukan pekerjaan dari rumah. Ia juga
meminta agar di pintu masuk tempat kerja pengukuran suhu dengan
menggunakan thermogun dilakukan.

"Sebelum masuk kerja terapkan Self Assessment Risiko Covid-19


untuk memastikan pekerja yang akan masuk kerja dalam kondisi
tidak terjangkit Covid-19," tulis peraturan tersebut.
Selain itu, pengaturan waktu kerja ia minta juga agar tidak terlalu
panjang (lembur). Pasalnya, hal tersebut akan mengakibatkan pekerja
kekurangan waktu untuk beristirahat yang dapat menyebabkan
penurunan sistem kekebalan/imunitas tubuh.

Terawan juga mewajibkan pekerja menggunakan masker sejak


perjalanan dari/ke rumah, dan selama di tempat kerja. Selain itu,
perusahaan juga diminta memenuhi asupan nutrisi makanan. Ia
menganjurkan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C
seperti jeruk, jambu, dan sebagainya untuk membantu
mempertahankan daya tahan tubuh. Jika memungkinkan pekerja
dapat diberikan suplemen vitamin.

"Tempat kerja sebagai lokus interaksi dan berkumpulnya orang


merupakan faktor risiko yang perlu diantisipasi penularannya," kata
Terawan. Dalam rilis Kementerian, Terawan mengatakan
meski Pembatasan Sosial Berskala Besar menyatakan harus
meliburkan tempat kerja, namun dunia kerja tidak mungkin
selamanya dilakukan pembatasan. Ia menyebut roda perekonomian
harus tetap berjalan.

"Untuk itu setelah pemberlakuan PSBB dengan kondisi pandemi


Covid-19 yang masih berlangsung, perlu dilakukan upaya mitigasi
dan kesiapan tempat kerja seoptimal mungkin sehingga dapat
beradaptasi melalui perubahan pola hidup pada situasi Covid-19 atau
New Normal," ujar Mantan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan
Darat (RSUD) Gatot Subroto tersebut. (TEMPO.COM – Jakarta)

b. Menteri Budi Karya Sumadi


Menhub Budi Karya membuka kembali seluruh moda transportasi,
Kamis (7/5). Pembukaan moda transportasi merupakan salah satu
penjabaran dari Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun
2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Musim Mudik
Idulfitri 1441 Hijriah Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19.

Namun, tidak untuk semua orang. Ada kriteria khusus bagi mereka
yang akan menggunakan moda transportasi umum. Antara lain yang
diperbolehkan untuk bepergian adalah untuk kepentingan tugas negara
atau kepemerintahan bagi para pejabat negara dan anggota DPR.

Selain itu, kalangan pengusaha juga diperkenankan selama itu


menyangkut fungsi ekonomi. (JPNN.COM – Jakarta)
c. Menteri Juliari Batubara
Menteri Sosial Juliari P Batubara memastikan program
perlindungan sosial dan stimulus ekonomi untuk jaring pengaman
sosial saat menghadapi dampak Covid-19 di Indonesia segera
dilaksanakan. Kementerian Sosial segera menyalurkan semua bantuan,
baik dalam Program Sembako maupun Program Keluarga Harapan
atau PKH, sesuai keputusan Presiden Joko Widodo.

”Sudah pasti akan terlaksana, kan, bantuannya dikirim melalui


rekening masing-masing penerima manfaat. Datanya sudah ada untuk
perluasan Program Sembako dan PKH. Tinggal proses pembuatan
kartu tambahan/pembukaan rekening dan pengiriman kartu ke
penerima manfaat,” ujar Juliari, Rabu (1/4/2020), di Jakarta.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo mengumumkan


penetapan status kedaruratan kesehatan masyarakat di Indonesia atas
dampak pandemi Covid-19. Bersamaan dengan itu, disampaikan juga
pemerintah memberikan jaring pengaman sosial untuk masyarakat
bawah selama menghadapi penyakit akibat virus korona baru itu.
Kebijakan ini memperbesar jumlah penerima dan dana yang diberikan
kepada masyarakat dari program yang selama ini dijalankan
Kementerian Sosial, selain juga ada beberapa program tambahan lain.

Menurut Juliari, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp


110 triliun untuk jaring pengaman sosial, yang terdiri dari tiga
komponen. Pertama, penambahan penyaluran PKH untuk 10 juta
keluarga penerima manfaat (KPM). Jika penyaluran PKH yang
sebelumnya dilakukan per tiga bulan, saat ini menjadi per bulan.
Adapun kebutuhan per bulan mulai April 2020 sebesar Rp 2,6 triliun.
Untuk bulan April sampai Juni 2020, KPM akan menerima PKH 2
kali. (KOMPAS.COM – Jakarta)
3. Menurut saudara apa yang seharusnya dilakukan oleh para Menteri
tersebut !

Jawab :
Dalam memberi suatu gagasan atau opini terutama untuk
masyarakat jangan terlalu ribet atau membuat bingung masyarakat, sebisa
mungkin tegas, jelas dan dimengerti. Dikarenakan banyak masyarakat
bahkan anggota pengurus pemerintahpun juga masih banyak yang ngeyel
atau kurang peduli terhadao kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan.
Selalu memberi contoh yang terbaik untuk bersama. Selain itu perlunya
komunisaksi yang tepat dalam mengambil kebijakan atau keputusan yang
akan ditetapkan untuk semua bersama dengan Presiden dan pengurus
pemerintah lainnya, sehingga keputusan yang telah diambil bisa singkron
antara Menteri, Presiden dan pengurus pemerintah lain.

4. Dalam Kepemimpinan Situasional, dalam kasus tersebut di atas, Apa saran


Saudara bagi kepemimpinan Republik Indonesia !

Jawab :
Sebagai Kepeminpinanan Indonesia harus lebih mempertanggung
jawabkan semua kinerja baik diri sendiri maupun anggota
kepemerintahannya, menjalin hubungan yang baik dalam kerja
professional antara pemimpin dengan bawahannya. Harus bisa lebih tegas
lagi dalam mengambil keputusan dan memikirkan kembali visi dan misi
dengan matang sehingga dapat mengurangi konflik dan keresahan yang
terjadi antara masyarakat dengan pemerintah.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dalam menghadapi dan melawan wabah Corona Virus atau COVID – 19


ini diperlukan kerjasama yang kuat antara pemerintah dan masyarakatnya.
Presiden, Menteri dan anggota pemerintah lain sebaiknya bersama memberi solusi
atau kebijakan yang tepat untuk negara terutama masyarakat. Diperlukannya
ketepatan dan ketegasan sehingga kebijakan yang telah ditetapkan tersampaikan
dengan benar dan dapat dilaksanakan sesuai keadaan.
Masyarakat yang baik pasti mematuhi dan menaati kebijakan yang tekah
ditetapkan untuk kebaikan bersama. Bukan hanya menyuruh masyarakat saja yang
melaksanakan tetapi pemerintah juga harus memberi contoh yang baik untuk
masyarakatnya Diharuskan untuk menghilangkan keegoisan demi kebersamaan
dalam mencapai tujuan yaitu melawan Corona Virus atau COVID – 19.

Anda mungkin juga menyukai