Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Thoriqo Haqqi

NIM :1208010131

Matkul : Ilmu Fiqih

5 soal dan 5 jawaban

1. Apa itu ilmu Ushul Fiqh?


Jawaban : Menurut Prof H Satria Effendi Muh Zein, dalam Ensiklopedi Tematis
Dunia Islam, kata al-ushul adalah bentuk jamak dari al-asl, yang berarti "landasan tempat
membangun sesuatu''.  Sedangkan, ulama terkemuka dari Damaskus, Suriah, Syekh
Wahbah az-Zuhaili, mengartikan kata al-asl sebagai "dalil''. Sedangkan secara
bahasa, fiqh atau fikih berarti 'pemahaman.' Secara istilah menurut Prof. Satria, fikih
adalah pengetahuan tentang hukum syarak yang berhubungan dengan dengan perbuatan
mukalaf (orang yang layak dibebani hukum taklif) yang dalilnya digali satu per satu.
Dengan kata lain, Ushul Fiqh adalah kaidah-kaidah yang menjelaskan tentang cara
(metode) pengambilan (penggalian) hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan
manusia dari dalil-dali syar'i.

2. Bagaiman metode pelaksanaan Istinbath Hukum?


Jawaban : metode dan kaidah yang digunakan untuk melakukan istinbāṭ hukum
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu melalui pendekatan kebahasaan (ṭuruq lafẓiyyah) dan
dan pendekatan makna atau ruh nash (ṭuruq ma’nawiyah atau maqāṣid asy-syarīah.

3. Bagaimana islam bisa masuk ke Indonesia?

Jawaban : Islam datang ke Indonesia berkat peran pedagang yang terlebih dahulu memeluk
agama Islam. Selain berdagang, mereka juga melakukan penyebaran agama Islam. Terdapat 3
terori yang mampu menjelaskan datangnya Islam di Indonesia.

A. Teori Mekkah

Menurut teori ini, Islam dibawa oleh pedagang yang berasal dari Mekkah di abad 7 masehi.
Terdapat tiga bukti yang mendukung teori ini. Pertama, adanya perkampungan Islam di Barus,
Sumatera di tahun 674 masehi. Sesuai namanya, penghasilan utama dari kampung ini adalah
kapur barus. Benda ini menjadi kesukaan dari Timur Tengah. Sehingga mengundang pedagang
dari sana untuk datang ke Indonesia.Kedua, ditemukannya makam Islam tertua Indonesia,
tepatnya di Gresik, Jawa Tengah. Makam bernama Fatimah binti Maimun tersebut ditulis
menggunakan ukiran kaligrafi arab bergaya kufi. Ketiga, adanya pemakaman Islam di wilayah
Majapahit di Trowulan. Diyakini bahwa pada era kerajaan Majapahit sudah banyak orang yang
memeluk agama Islam.
B. Teori Persia

Teori ini menyatakan bahwa, selain disebarkan oleh pedagang dari Mekkah, Islam juga
disebarkan oleh pedagang yang berasal dari Persia yang kira-kira kini letaknya ada di negara
Iran. Menurut teori ini, Islam dibawa oleh pedagang yang asalnya dari Iran pada abad 11.
Terdapat dua hal yang bisa membuktikan teori ini. Pertama, setiap tanggal 10 Muharram, di
Bengkulu dan Sumatera Barat selalu diadakan upacara Tabuik. Upacara ini diadakan untuk
mengenang cucu Nabi Muhammad SAW, Husain bin Ali. Upacara ini adalah upacara tahunan
yang juga dilakukan di Persia. Kedua, Bukti kedua, adanya kesamaan ajaran sufi yang dianut
oleh Syekh Siti Jenar, seorang ulama sufi asal Jepara, dengan sufi Iran beraliran Al-Hallaj.

C. Teori Gujarat

Menurut teori ini, Islam dibawa ke Indonesia oleh pedagang yang berasal dari Gujarat pada abad
ke 13 Masehi. Bukti pertama yang mendukung teori ini adalah bentuk batu nisan Sultan Malik
Al-Saleh, sultan dari Kerajaan Samudra Pasai. Batu nisan ini mirip dengan batu nisan yang ada
di Gujarat.Bukti lainnya adalah tulisan dari Marco Polo, pedagang dari Venesia. Tulisan itu
menyatakan bahwa Marco Polo pernah mendatangi Perlak, Aceh Timur. Dia menuliskan bahwa
di Perlak terdapat Kerajaan Islam Pertama dan sudah banyak penduduk yang beragama Islam.

4. Siapa yang pertamakali mengkodifikasikan hukum islam?

Jawaban : Syari’at Islam sering juga disebut dengan hukum Islam atau fiqh Islam.

Term syari’at Islam telah sempurna ketika ayat terakhir turun dan alquran dikodifikasi oleh
Khalifah Abu Bakr demikian pula dengan selesainya Hadis Nabi yang kemudian dikodifikasi
para mujtahid. Syari’at Islam tersebut kemudian dipahami oleh para ulama dengan berbagai
bentuk penalaran fiqh dan inilah yang kemudian disebut oleh kalangan barat dengan istilah
hukum Islam.
5. Bagaimana pandangan islam dalam feminism?
Jawaban : Di dalam Islam, feminisme dipandang sebagai upaya untuk melakukan
penyetaraan dan perlakukan yang adil terhadap kaum perempuan sebagai makhluk Allah
SWT. Sebagian cendekiawan Muslim dan ulama berpendapat bahwa feminisme tidak
menjadi masalah bagi Islam. Pasalnya, prinsip yang diperjuangkan oleh feminisme
memiliki titik temu dengan teologi Islam. Terutama teologi yang ingin menciptakan
kehidupan yang adil dan setara antara laki-laki dan perempuan. Sudah barang tentu ada
aspek-aspek di mana feminisme menjadi persoalan dan masalah bagi teologi Islam.
Masalah terjadi apabila feminisme berkehendak untuk melakukan supremasi dan
eksploitasi terhadap lawan jenis kelamin, yang dalam hal ini adalah kaum laki-laki.
Feminisme seperti demikian tidak sejalan dengan cara pandang Islam. Pasalnya, cara
pandang Islam menginginkan antara laki-laki dan perempuan berinteraksi secara adil,
setara, dan manusiawi.

Anda mungkin juga menyukai