Anda di halaman 1dari 4

Nama Anggota :

Ananda Desy Rahmadhany P3.73.24.2.19.003

Dwi Anggorowati P3.73.24.2.19.008

Heksa Agnesya Maulana P P3.73.24.2.19.014

Putri Tarisa Salsabila P3.73.24.2.19.027

Yulianan Nur fajri P3.73.24.2.19.039

Kelas 2A

Praktikum 2

Nomor peraturan / UU / No pasal yang perlu diperhatikan dan


Keputusan dipahami

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK Bab III Pasal 23 (Pelimpahan Kewenangan)


INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2017 (1) Kewenangan memberikan pelayanan
berdasarkan penugasan dari
pemerintah sesuai kebutuhan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
huruf a, terdiri atas:
a. kewenangan berdasarkan program
pemerintah; dan
b. kewenangan karena tidak adanya
tenaga kesehatan lain di suatu wilayah
tempat Bidan bertugas.
(2) Kewenangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diperoleh Bidan setelah
mendapatkan pelatihan. (3) Pelatihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat
atau Pemerintah Daerah bersama
organisasi profesi terkait berdasarkan
modul dan kurikulum yang
terstandarisasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. (4)
Bidan yang telah mengikuti pelatihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berhak memperoleh sertifikat pelatihan.
(5) Bidan yang diberi kewenangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus mendapatkan penetapan dari
kepala dinas kesehatan kabupaten/kota
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang BAB VI (PRAKTIK KEBIDANAN)
Kebidanan Pasal 44
1. Bidan lulusan pendidikan profesi yang
menjalankan Praktik Kcbidanan di Tempat
Praktik Mandiri Bidan wajib memasang papan
nama praktik.
2. Ketentuan mengena1 papan nama praktik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Bidan yang tidak memasang papan nama
praktik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikenai sanksi administratif berupa:
a. teguran lisan;
b. peringatan tertulis;
c. denda administratif; dan/atau
d. pencabutan izin.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pengenaan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diatur dengan
Peraturan Menteri.
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK BAB III (STANDAR KOMPETENSI BIDAN)
INDONESIA NOMOR 5. Keterampilan Klinis Dalam Praktik Kebidanan
HK.01.07/MENKES/320/2020 TENTANG a. Kompetensi Inti
STANDAR PROFESI BIDAN
Mampu mengaplikasikan ketrampilan klinis
dalam pelayanan kebidanan berlandasakan
bukti (evidence based) pada setiap tahap dan
sasaran pelayanan kebidanan.
b. Lulusan Bidan mampu
1) Melakukan asuhan kebidanan komprehensif
dan berkualitas pada bayi baru lahir (neonatus),
bayi, balita dan anak prasekolah, remaja, masa
sebelum hamil, masa kehamilan, masa
persalinan, masa pasca keguguran, masa nifas,
masa antara, masa klimakterium, pelayanan
Keluarga Berencana, kesehatan reproduksi dan
seksualitas perempuan yang fisiologis.
2) Melakukan identifikasi kasus yang
bermasalah pada bayi baru lahir (neonatus),
bayi, balita dan anak prasekolah, remaja, masa
sebelum hamil, masa kehamilan, masa
persalinan, masa pasca keguguran, masa nifas,
masa antara, masa klimakterium, pelayanan
Keluarga Berencana, kesehatan reproduksi dan
seksualitas perempuan.
3) Melakukan skrining terhadap masalah dan
gangguan pada bayi baru lahir (neonatus), bayi,
balita dan anak prasekolah, remaja, masa
sebelum hamil, masa kehamilan, masa
persalinan, masa pasca keguguran, masa nifas,
masa antara, masa klimakterium, pelayanan
Keluarga Berencana, kesehatan reproduksi dan
seksualitas perempuan.
4) Melakukan edukasi dan konseling berbasis
budaya dan etiko legal terkait hasil skrining
pada bayi baru lahir (neonatus), bayi, balita dan
anak prasekolah, remaja, masa sebelum hamil,
masa kehamilan, masa persalinan, masa pasca
keguguran, masa nifas, masa antara, masa
klimakterium, pelayanan Keluarga Berencana,
kesehatan reproduksi dan seksualitas
perempuan.
5) Melakukan kolaborasi dengan profesi terkait
masalah yang dihadapi pada bayi baru lahir
(neonatus), bayi, balita dan anak prasekolah,
remaja, masa sebelum hamil, masa kehamilan,
masa persalinan, masa pasca keguguran, masa
nifas, masa antara, masa klimakterium,
pelayanan Keluarga Berencana, kesehatan
reproduksi dan seksualitas perempuan.
6) Melakukan prosedur tatalaksana awal kasus
kegawatdaruratan pada bayi baru lahir
(neonatus), bayi, anak balita dan anak
prasekolah, masa kehamilan, masa persalinan,
pasca keguguran, masa nifas, pelayanan
keluarga berencana.
7) Melakukan rujukan pada kasus
kegawatdaruratan bayi baru lahir (neonatus),
bayi, anak balita dan anak prasekolah, masa
kehamilan, masa persalinan, pasca keguguran,
masa nifas, pelayanan keluarga berencana
sesuai prosedur.
8) Melakukan dukungan terhadap perempuan
dan keluarganya dalam setiap memberikan
pelayanan kebidanan masa bayi baru lahir
(neonatus), bayi, balita dan anak pra sekolah,
remaja, masa sebelum hamil, masa kehamilan,
masa persalinan, masa pasca keguguran, masa
nifas, masa antara, masa klimakterium,
pelayanan Keluarga Berencana, kesehatan
reproduksi dan seksualitas perempuan.
9) Melakukan keterampilan dasar praktik klinis
kebidanan dalam memberikan pelayanan pada
bayi baru lahir, bayi dan anak balita, remaja,
masa sebelum hamil, masa hamil, masa
bersalin, masa nifas, masa antara, masa
klimakterium, pasca keguguran, pelayanan
keluarga berencana, kesehatan reproduksi
perempuan dan seksualitas.
10) Melakukan penilaian teknologi kesehatan
dan menggunakan alat sesuai kebutuhan
pelayanan kebidanan dan ketentuan yang
berlaku.
Kesimpulan :

Anda mungkin juga menyukai