BAB I
PENDAHULUAN
(Pranarka,
2018).
lanjut mengalami tingkat harapan hidup tertinggi sejak tahun 2000. Populasi usia
didapatkan proporsi tertinggi pada usia lanjut sebesar 8,1% dari total populasi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, di Indonesia pada
tahun 2011 memiliki tingkat populasi usia lanjut yang tinggi dengan persentase
7,8 %. Data yang diperoleh BPS kota Medan tahun 2015 jumlah penduduk usia
lanjut mencapai 117.216 orang yang meningkat jumlahnya dari tahun 2015
ini bukanlah masalah kesehatan nasional yang utama, walaupun demikian sudah
1
2
penanganan masalah kesehatan bagi wanita usia lanjut khususnya wanita yang
Suatu penelitian epidemiologi yang dilakukan oleh Iosif dan Bekasy (1984)
bahwa 50% wanita sehat yang berusia 61 tahun mengeluh tentang masalah
urin, sedangkan 70% dari kelompok ini inkontinensia urin yang terjadi
pula prevalensi inkontinensia urin ini bahkan gejala ini menjadi problem utama
3
mengalami Inkontinensia urin berkisar antara 4% - 6% . Menurut hasil penelitian
Inkontinensia urin pada wanita usia lanjut dalam komunitas berkisar antara 5%
4
-20% . Sedangkan menurut Brown kemungkinan usia lanjut bertambah berat
Inkontinensia urinnya 25% - 30% saat berumur 65-74 tahun (Martin, 2015).
Geriatri Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Dr. Cipto
(Setiati, 2018).
Proses menua pada usia lanjut dapat menimbulkan gejala yang meliputi
Masalah ini dapat menyebabkan angka kematian yang signifikan dalam keadaan
yang buruk pada usia tua yang lemah. Inkontinensia urin merupakan salah
satu
terkendali pada waktu yang tidak dikehendaki dan tanpa melihat frekuensi
penambahan usia. Sehingga hal ini juga merupakan faktor predisposisi bagi
usia lanjut di atas 60 tahun memiliki prevalensi wanita dua kali lebih banyak
dari pria. Prevalensi inkontinensia urin meningkat hingga 53% pada usia lanjut
yang dirawat, 30% usia lanjut di perawatan akut rumah sakit serta 40-60%
usia lanjut berada di Panti. Hasil penelitian inkontinensia urin yang dilakukan
tahun 2018 mendapatkan angka kejadian inkontinensia urin yang relatif tinggi.
penurunan kualitas hidup, salah satunya penyakit fisik. Berbagai penyakit fisik
yang sering terjadi pada usia lanjut dapat menyebabkan gejala-gejala depresi.
adalah suatu perasaan sedih dan pesimis yang berhubungan dengan suatu
penderitaan, dapat berupa serangan yang ditunjukkan pada diri sendiri atau
paling sering terjadi pada usia lanjut adalah depresi. World Health Survey
merupakan gangguan psikologis umum yang diderita oleh hampir 150 juta
orang didunia, dimana 60% dialami oleh usia lanjut. Prevalensi depresi pada
mengalami depresi (Komisi Nasional Lansia, 2015). Pada tahun 2020 depresi
memperoleh data 3 dari 5 orang memiliki status kesehatan yang buruk, yaitu
mengalami gejala depresi dengan keluhan merasa tidak berdaya, tidak berguna,
kesepian, malas mengikuti aktivitas dan sosialisasi dengan lansia lainnya. Hasil
6
hanya untuk buang air kecil, merasa kandung kemihnya penuh walaupun
depresi pada usia lanjut di Panti Jompo Harapan Jaya Medan Marelan.
Hubungan Inkontinensia Urin Dengan Tingkat Depresi Pada Usia Lanjut Di Panti
Tingkat Depresi Pada Usia Lanjut Di Panti Jompo Harapan Jaya Medan Marelan
Tahun 2019 “
Pada Usia Lanjut Di Panti Jompo Harapan Jaya Medan Marelan Tahun 2019
Inkontinensia Urin terhadap Tingkat Depresi Pada Usia Lanjut Di Panti Jompo
Dapat memberikan manfaat terhadap kemajuan ilmu dan penulisan ini juga
Inkontinensia Urin Dengan Tingkat Depresi Pada Usia Lanjut Di Panti Jompo
Harapan Jaya Medan Marelan, dan menambah variabel lainnya dalam penelitian
selanjutnya.
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
bahwa usia lanjut adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan
biologis, fisik, kejiwaan dan sosial yang memberikan pengaruh pada seluruh
dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Ketika manusia mencapai usia
dengan usia lanjut kemudian mati. Bagi manusia normal tentu telah siap
menerima keadaan baru dalam setiap fase kehidupan dan menyesuaikan diri
Usia pertengahan (Middle age) berusia 45-59 tahun, usia lanjut (elderly) 60-74
tahun, usia lanjut tua (old) antara 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very
9
old) diatas 90 tahun. kesehatan. Lansia potensial adalah lansia yang masi mampu
melakukan pekerjaan atau kegiatan yang masih menghasilkan barang dan jasa.
Lansia tidak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
sebagai berikut :
a. Perubahan fisik
1. Sel
2. Sistem Persyarafan
3. Sistem Pendengaran
10
suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, otosklerosis akibat atropi
4. Sistem Penglihatan
menurunnya daya untuk membedakan warna biru atau hijau. Pada mata
bagian dalam, perubahan yang terjadi adalah ukuran pupil menurun dan
5. Sistem Kardiovaskuler
perifer.
otot.
7. Sistem Respirasi
bronkus, oksigen pada arteri menurun, karbon dioksida pada arteri tidak
8. Sistem Pencernaan
saraf pengecap terhadap rasa asin, asam dan pahit, esophagus melebar,
9. Sistem Perkemihan
masuk keginjal disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang
pria.
testosteron menurun.
kuku jari menjadi keras dan rapuh, jumlah dan fungsi kelenjar keringat
berkurang.
b. Perubahan mental
beberapa perubahan), dan kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit,
1. Penyebab penyakit
(endogen), dan pada orang dewasa berasal dari luar tubuh (eksogen). Hal
ini disebabkan karena pada lansia telah terjadi penurunan fungsi organ-
(multipatologi).
didapati demam tinggi dan batuk darah, gejala terlihat ringan padahal
seperti hati dan ginjal yang berperan dalam mengolah obat yang masuk
diberikan dosis yang sama dengan orang dewasa. Oleh karena itu,
dosis obat pada lansia perlu dikurangi. Efek samping obat pada
Pada lansia yang telah lama menderita sakit sering mengalami tekanan
gangguan fisiknya saja yang diobati, tetapi juga gangguan jiwanya yang
tanpa disadari serta dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sering sehingga
inkontinensia urin merupakan eliminasi urin dari kandung kemih yang tidak
keluhan atas kebocoran urin yang tidak disadari. Selain itu, Mauk (2017) juga
disengaja
disadari dan tidak terkendali yang terjadi diluar keinginan dalam jumlah dan
1. Inkontinensia stress
pada saat batuk, bersin, tertawa, atau latihan yang disebabkan oleh
melemahnya otot dasar panggul. Melemahnya otot dasar panggul juga dapat
menerus, konstipasi, luka pada dasar panggul atau uretra, melahirkan, atau
Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita usia lanjut walaupun pada pria
dapat terjadi.
2. Inkontinensia Urgensi
toilet, keinginan yang kuat dan tiba-tiba diikuti keluarnya urin tanpa
17
2015).
3. Inkontinensia Overflow
Kondisi keluarnya urin dalam jumlah sedikit dari kandung kemih yang
anatomis, seperti pada hipertrofi prostat, akibat faktor saraf (pada diabetes)
atau obat-obatan. Keluhan yang terjadi sedikitnya urin keluar tanpa ada
4. Inkontinensia fungsional
mendukung sehingga sulit untuk mencapai kamar mandi, dan adanya faktor
pasien geriatrik sering pula terjadi inkontinensia tidak satu tipe melainkan
5. Inkontinensia reflex
18
Kondisi keluarnya urin secara involunter terjadi pada interval atau jarak
waktu tertentu yang dapat diprediksi bila isi kandung kemih terpenuhi.
Biasanya terjadi karena kondisi sistem saraf pusat yang terganggu, dalam
tidak ada.
6. Inkontinensia total
Menurut Potter dan Perry (2005) Inkontinensia total disebabkan karena adanya
uretra, fistula yang berada diantara kandung kemih dan vagina. Gejalanya
antara lain urin tetap mengalir pada waktu-waktu yang tidak dapat
inkontinensia.
inkontinensia urin juga memiliki kualitas hidup yang lebih rendah di setiap
domain (fungsi fisik, fungsi peran, fungsi sosial, kesehatan mental, persepsi
kesehatan, dan nyeri). Sedangkan dari segi ekonomi, biaya terkait konsekuensi
di antaranya:
kemasyarakatan.
tidak berdaya.
institusi kesehatan.
waktu.
2.3 Depresi
Depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan
kehilangan gairah hidup, tidak ada semangat, dan merasa tidak berdaya,
perasaan bersalah atau berdosa, tidak berguna dan putus asa (Yosep, 2017).
(2015) depresi itu adalah suatu perasaan sedih dan pesimis yang berhubungan
dengan suatu penderitaan, dapat berupa serangan yang ditunjukkan pada diri
Menurut PPDGJ III gejala depresi di bedakan menjadi 2 yaitu gejala utama
meningkatkan keadaan, rasa mudah lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja,
konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri rendah, merasa bersalah dan
tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesemistis, perbuatan
membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu dan nafsu makan
berkurang.
sama selama rentang kehidupan, dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama,
2. Penyakit fisik
Berbagai penyakit fisik yang sering terjadi pada usia lanjut dapat
fisik juga dapat memicu depresi karena dapat menyebabkan nyeri kronis,
(Stanley&Beare, 2016).
3. Inkontinensia urin
23
4. Jenis kelamin
Depresi lebih sering terjadi pada wanita. Ada dugaan bahwa wanita lebih
5. Status perkawinan
Gangguan depresi mayor lebih sering dialami individu yang bercerai atau
menderita depresi, hal ini juga dapat terjadi sebaliknya yaitu depresi
pada orang yang tinggal sendiri dibandingkan dengan yang tinggal bersama
6. Geografis
Di Negara maju, depresi lebih sering terjadi pada wanita. Penduduk kota
2015)
7. Kepribadian
hipersensitif dan lebih bergantung pada orang lain lebih rentah terhadap
depresi (Amir, 2005). Seseorang yang sehat jiwanya bisa saja jatuh dalam
psikososial yang dialaminya. Selain itu ada juga orang yang lebih rentan
8. Usia
merupakan gangguan psikiatrik yang paling banyak terjadi pada usia lanjut.
Tetapi hampir 80% penderita depresi serius berhasil diobati dan kembali sehat.
Depresi dapat menguras habis emosi dan finansial seseorang yang terkena juga
pada keluarga dan sistem pendukung sosial informal dan formal yang dimilikinya.
25
Akhirnya angka bunuh diri yang tinggi menjadi konsekuensi yang serius dari
Kuesioner ini terdiri dari 15 item pertanyaan dengan pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak”.
Geriatric Depression Scale (GDS) bentuk singkat oleh Brink dan Yesavage
pada nomor 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 13, 15, 16, yang akan diberi skor 1 apabila
menjawab“ Ya” dan untuk jawaban “tidak” diberi skor 0. Sedangkan untuk 5
pertanyaan dengan pernyataan negatif pada nomor 1, 6, 8, 12, dan 14, untuk
setiap jawaban “ tidak” diberi skor 1, untuk skor jawaban “Ya” diberi skor 0.
Untuk jumlah Skor 0-4 dikatakan normal, untuk jumlah skor 5-8 dikatakan
ringan, untuk jumlah skor 9-11 dikatakan sedang, dan untuk jumlah skor 12-15
akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema
kerangka konsep dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah
Hubungan Inkontinensia Urin Dengan Tingkat Depresi Pada Usia Lanjut Di Panti
Keterangan :
2.5. Hipotesis
Hipotesa berasal dari kata hipo (lemah) dan tesis (pertanyaan), yaitu suatu
apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak, berdasarkan fakta atau data
Usia Lanjut Di Panti Jompo Harapan Jaya Medan Marelan Tahun 2019 .
27
BAB 3
METODE PENELITIAN
Salah satu bentuk statistik yang digunakan untuk mencari hubungan dua
bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat
(Hidayat, 2015).
Dengan Tingkat Depresi Pada Usia Lanjut Di Panti Jompo Harapan Jaya Medan
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point
time approach).
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
27
penelitian. Variabel dapat di bedakan atas yang kuantitatif dan kualitatif. Contoh
variabel kuantitatif misalnya luas kota, umur, banyaknya jam dalam sehari,dan
(Arikunto, 2018).
independent) atau variabel x dan satu variabel terikat (variabel dependent) atau
sedangkan variabel terikat adalah Tingkat Depresi Pada Usia Lanjut Di Panti
Adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah adanya masalah yaitu
29
Adanya kasus tentang Inkontinensia Urin pada lansia, Responden yang cukup.
Belum ada pernah meneliti tentang Hubungan Inkontinensia Urin Dengan Tingkat
Depresi Pada Usia Lanjut Di Panti Jompo Harapan Jaya Medan Marelan Tahun
2019 .
Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Desember 2019 sampai Januari
2020 yaitu dimulai dari pengajuan judul sampai dengan selesai penelitian.
ini adalah semua lansia di Panti Jompo Harapan Jaya Medan Marelan dengan
Menurut Sugiyono (2016), definisi sampel yaitu bagian dari jumlah dan
merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dalam
melaksanakan suatu penelitian. Selain itu juga diperhatikan bahwa sampel yang
sampel yang dipilih, dengan kata lain sampel harus dapat menggambarkan
sampel dengan Total Sampling dimana seluruh populasi adalah sampel dari
penelitian sampel dalam penelitian ini sebayak 45 lansia yang berada di panti
atau tentang apa yang diukur oleh variable yang bersangkutan (Notoadmodjo,
2015).
Tabel 3.1.
Defenisi Operasional
Variabel Defenisi
Independen operasional Alat ukur Hasil ukur Skala
Adapun etika penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan serta dampak yang mungkin
terjadi sebelum dan sesudah meneliti. Jika responden bersedia maka mereka
menolak, maka penelitian tidak akan memaksa dan akan tetap menghargai
hak-haknya.
masing
c. Confidentiality (Kerahasian)
Kerahasian data akan dijaga oleh penelitian, hanya sekelompok data saja
Dalam penelitian ini, seluruh data diambil secara langsung dari responden
pendidikan.
mengajukan surat izin penelitian kepada Kepala Panti Jompo Harapan Jaya
Medan Marelan
responden.
lembar kuesioner.
analisa data.
yang telah disediakan sesuai dengan petunjuk dengan tujuan supaya lebih
33
Dalam penelitian ini tidak perlu dilakukan uji validitas dan reabilitas
Inkontinensia Urin Dengan Tingkat Depresi Pada Usia Lanjut (Melina Br.
Gultom, 2016) dan sudah melakukan uji validitas isi (content validity index)
dilakukan peneliti di Yayasan Sosial Karya Kasih Medan pada bulan April
2017 terhadap usia lanjut yang mempunyai karakteristik yang sama dengan
Cronbach’s Alpha dengan nilai α = 0,799 dimana α > 0,7 artinya reliabilitas
data yang telah diteliti dirubah dalam bentuk angka (kode). Nama responden
menggunakan :
1. Analisa Univariat
agama, suku, Inkontinensia Urin dan Tingkat Depresi Pada Usia Lanjut Di
2. Analisa Bivariate
a. Nilai P value < 0,05, maka Ha diterima yang artinya data sampel
b. Nilai P value > 0,05, maka Ho ditolak yang artinya data sampel tidak
DAFTAR PUSTAKA
Pidato Guru Besar bagian Obstetri dan Ginekologi FK. Undip, Semarang,1998
Setiati, (2018). Perubahan tubuh menjelang menopause dan gejala serta tanda
yang menyertainya Dalam : pakasi LS (ed). Menopause masalah dan
penanggulangannya, FK-UI.2006; 1-19.
Soejoenoes,( 2018). Masalah Inkontinensia Urin pada Pasien Usia Lanjut dan
Penatalaksanaannya. Dalam: Markum HMS, Hardjodisastro D, Sudoyo
AW, dkk.Perkembangan Mutakhir Ilmu Penyakit Dalam. FKUI,
Jakarta.1996: 139-49
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
Medan , 2020
Hormat saya
(Sri Masita)
38
Lampiran 2
Medan,..................2020
( )
39
Lampiran 4
LEMBAR KONSUL
Judul : Hubungan inkontinesia urin dengan tingkat depresi pada usia lanjut di
panti jompo depresi pada usia lanjut di panti jompo harapan jaya
medan marelan tahun 2019
Nama : Sri Masita
Nim : 1814201142
Prodi : Ilmu Keperawatan
Institusi : Stikes RS Haji Medan
Sabtu / 7
4 Januari 2019 Acc bab 1, 2, dan 3 Perbaikan
kuesioner
Dosen Pembimbing