PERUBAHAN ATAS
RENCANA STRATEGIS BISNIS (RSB)
RSUP Dr. SARDJITO TAHUN 2015 – 2019
Jl. Kesehatan 1 Sekip, Yogyakarta, Telepon: (0274) 587333, Faksimil: (0274) 565639
E mail: sardjito@yogya.wasantara.net.id, Web site: www.sardjitohospital.co.id
i
KATA PENGANTAR
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Rumah Sakit Jejaring RSUP Dr. Sardjito dalam Bentuk Perjanjian
Kerjasama 3 (Tiga) Pihak : RSUP Dr. Sardjito, FKKMK UGM dan RS Jejaring ... 16
Tabel 2. Kinerja Satker BLU RSUP Dr. Sardjito Tahun 2010 – SM I 2014 ......................... 18
Tabel 3. Jumlah Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Pelayanan Kanker RSUP Dr.
Sardjito Tahun 2014 ............................................................................................. 18
Tabel 4. Impact Factor Berkaitan dengan Publikasi Internasional RSUP Dr. Sardjito ........ 21
Tabel 5. Jumlah Tenaga Medis Pelayanan Jantung RSUP Dr. Sardjito Tahun 2014 ......... 21
Tabel 6. Aspirasi Stakeholders Inti diperinci berdasarkan Komponen Stakeholders Inti,
Harapan dan Kekhawatiran Stakeholder Inti RSUP Dr. Sardjito ........................... 27
Tabel 7. Analisa SWOT Faktor-Faktor yang Membentuk Kekuatan dan Kelemahan
serta Peluang dan Ancaman pada RSUP Dr. Sardjito .......................................... 32
Tabel 8. Analisa TOWS RSUP Dr. Sardjito ........................................................................ 36
Tabel 9. Sasaran Strategis RSUP Dr. Sardjito ................................................................... 37
Tabel 10. Matriks Indikator Kinerja Utama (IKU) RSUP Dr. Sardjito................................... 39
Tabel 11. Kamus Indikator Kinerja Utama (IKU) RSUP Dr. Sardjito ................................... 43
Tabel 12. Program Kerja Strategis RSUP Dr. Sardjito Tahun 2015 - 2019 ........................ 75
Tabel 13. Jenis Risiko berdasarkan Perspektif danSasaran Strategis ............................... 77
Tabel 14. Matrik Risiko untuk Menentukan Tingkat Risiko RSUP Dr. Sardjito.................... 78
Tabel 15. Hasil Pengukuran Tingkat Risiko RSUP Dr. Sardjito .......................................... 79
Tabel 16. Penentuan Rencana Mitigasi Risiko RSUP Dr. Sardjito ..................................... 82
Tabel 17. Estimasi Pendapatan RSUP Dr. Sardjito Tahun 2014 - 2019 ............................. 85
Tabel 18. Estimasi Anggaran Operasional RSUP Dr. Sardjito Tahun 2014 - 2019 ............ 86
Tabel 19. Estimasi Anggaran Program Pengembangan RSUP Dr. Sardjito Tahun 2014 -
2019..................................................................................................................... 87
Tabel 20. Rencana Pendanaan RSUP Dr. Sardjito Tahun 2014 - 2019 ............................. 87
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kunjungan Pasien Kanker di Klinik TULIP RSUP Dr. Sardjito Tahun 2007 –
Semester I 2014 ............................................................................................... 19
Gambar 2. Kunjungan Pasien Radioterapi di RSUP Dr. Sardjito Tahun 2007 –
Semester I 2014 ............................................................................................... 19
Gambar 3. Data Demografi Asal Pasien Kanker di RSUP Dr. Sardjito ............................... 20
Gambar 4. Kunjungan Rawat Jalan Pasien Jantung RSUP Dr. Sardjito Tahun 2010 –
Semester I 2014 ............................................................................................... 22
Gambar 5. Kunjungan Pasien Jantung dalam Rawat Intensif dan IMCC Tahun 2010 –
Semester I 2014 ............................................................................................... 23
Gambar 6. Kunjungan Diagnostik Non Invasif Tahun 2010 – Semester I 2014 .................. 23
Gambar 7. Kunjungan Diagnostik Invasif Tahun 2010 – Semester I 2014 ......................... 24
Gambar 8. Kunjungan Bedah Jantung (ASD Closure, VSD Closure, Myxoma)
Tahun 2010 – Semester I 2014 ........................................................................ 24
Gambar 9. Kunjungan Kunjungan Bedah Jantung (MVR, DVR, CABG) Tahun 2010 –
Semester I 2014 ............................................................................................... 25
Gambar 10. Data Demografi Asal Pasien Jantung di RSUP Dr. Sardjito ........................... 25
Gambar 11. Diagram Kartesius Analisis Posisi Bersaing RSUP Dr. Sardjito ..................... 35
Gambar 12. Peta Strategis Balanced Scorecard (BSC) RSUP Dr. Sardjito ....................... 38
ix
x
xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rencana Strategis Bisnis (RSB) Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis Vertikal
(Satker UPT Vertikal) Kementerian Kesehatan merupakan suatu dokumen
perencanaan yang memuat arah dan kebijakan untuk lima tahun ke depan, yang
disusun oleh tim dengan melibatkan seluruh manajemen puncak di Satker UPT
Vertikal.
Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) bagi suatu organisasi
pemerintah khususnya bagi Satker UPT Vertikal merupakan suatu kegiatan yang
mesti dilakukan untuk mewujudkan sebuah dokumen yang mencerminkan suatu
upaya mewujudkan tata kelola dalam sistem yang akuntabel dan modern (Good
Governance). RSB merupakan salah satu perangkat strategis bagi pimpinan
organisasi pemerintah yang memandu dan mengendalikan arah gerak serangkaian
prioritas pengembangan organisasi, berbagai unit kerja di bawahnya, dan mitra
kerjanya untuk bergerak searah dan bersinegis dalam mencapai tujuan organisasi.
RSB berperan dan bertindak sebagai dasar dan arah dalam pengambilan keputusan
di berbagai tingkatan organisasi untuk mengetahui kapan “bertahan di jalur” dan
kapan perlu "mengubah jalur" strategi organisasi dalam menghadapi dinamika
tuntutan stakeholders dan masyarakat dan ilmu pengetahuan.
RSB bagi sebuah organisasi pemerintah juga merupakan perwujudan amanah
dan aspirasi yang bersumber dari kepentingan stakeholders kuncinya, dan sekaligus
sebagai bentuk tanggung jawab utama pimpinan organisasi pemerintah terhadap
pemenuhan kepentingan stakeholders kuncinya. Karena itu, RSB organisasi
seharusnya menjadi pedoman utama bagi setiap jajaran manajemen puncak dari
suatu organisasi pemerintah dalam menilai kemajuan status pencapaian visinya dan
target kinerja organisasi jangka pendek dan panjangnya serta sekaligus
mengendalikan arah pengelolaan dan pengembangan roda organisasinya agar
sejalan dengan tuntutan utama stakeholders.
1
Prinsip-prinsip tata kelola organisasi modern (Good Governance) dapat
dicapai dengan inisiatif strategis transformasi kelembagaan pemerintahan. Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan (Ditjen BUK) memandang perlu disusun RSB guna
efektifitas pelaksanaan penetapan kinerja bagi Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Vertikal yang mencakup Rumah Sakit (umum dan khusus) dan Balai yang di
bawah binaan dan kendalinya (Keputusan Dirjen BUK No HK.02.04/I/1568/12). Selain
itu, Ditjen BUK juga akan memantau dan mengendalikan mutu eksekusi RSB
organisasi tersebut melalui penerapan sistem manajemen kinerja pada berbagai
Rumah Sakit dan Balai di Lingkungan Ditjen BUK.
Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil
yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun
dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin
timbul.
Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN), yang merupakan amanat Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025 dalam
tahapan ke–3 periode tahun 2015–2019 Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Bidang Kesehatan terintegrasi dengan Pembangunan dibidang
Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama, telah ditetapkan sepuluh isu strategis
RPJMN Tahap III yaitu:
1. Peningkatan kesehatan ibu, anak remaja, dan lansia;
2. Perbaikan status gizi masyarakat;
3. Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan;
4. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas;
5. Pemenuhan ketersediaan farmasi, alat kesehatan, pengawasan obat dan
makanan;
6. Pemenuhan sumber daya manusia kesehatan;
7. Peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;
8. Peningkatan manajemen, penelitian dan pengembangan, serta sistem
informasi;
2
9. Pengembangan dan peningkatan efektifitas pembiayaan kesehatan;
10. Pengembangan jaminan kesehatan nasional.
Sejalan dengan itu maka dalam pengembangan pelayanan, RSUP Dr. Sardjito
menetapkan Layanan Unggulan yaitu :
1. Pusat Pelayanan Kanker Terpadu/International Cancer Center (ICC);
2. Pusat Jantung dan Vaskuler Terpadu (PJVT);
3. Health Tourism.
Ketiga layanan tersebut ditetapkan menjadi layanan unggulan dikarenakan:
1. Potensi pasar, perubahan pola penyakit, dimana Penyakit Kanker dan Penyakit
Jantung merupakan kelompok penyakit tidak menular (Non-communicable
diseases atau NCD). NCD merupakan penyebab kematian terbesar di dunia.
Dari 57 juta kematian pada tahun 2008, 63% (36 juta kematian) disebabkan
oleh NCD, terutama oleh karena penyakit kardiovaskuler (17 juta kematian),
kanker (7,6 juta kematian), penyakit paru kronis (4,2 juta kematian) dan
diabetes (1,3 juta kematian). Kematian akibat NCD justru terdapat di negara-
negara dengan berpendapatan rendah-menengah. NCD merupakan penyebab
kematian tertinggi di sebagian besar negara-negara di Amerika selatan,
Mediterania Timur, Eropa, Asia Tenggara dan Pasifik Barat (WHO, 2010);
2. Kompetensi dan Profesionalisme SDM mencukupi;
3. Pengembangan pelayanan berstandar internasional sangat penting mengingat
fakta secara umum bahwa jumlah warga Indonesia yang berobat ke luar negeri
semakin meningkat dari tahun ke tahun. General Manager National Healthcare
Group International Business Development Unit (NHG IBDU) mengungkapkan
bahwa wisatawan medis yang berobat ke Singapura mencapai 200.000 orang
per tahun, dan 50% nya adalah warga negara Indonesia. Artinya ada sekitar
100.000 warga Indonesia berobat ke Singapura tiap tahun, atau sekitar 273
pasien setiap harinya. Data lainnya menyebutkan jumlah pasien Indonesia yang
berobat ke RS Larn Wah Ee Malaysia mencapai 12.000 per tahun atau sekitar
32 pasien per hari. Di RS Adventist Malaysia jumlah pasien Indonesia yang
terjaring mencapai 14.000 per tahun atau sekitar 38 pasien per hari;
3
4. Dalam rangka penyelamatan devisa Negara;
5. Cakupan pelayanan pasien Kanker dan Jantung RS Dr Sardjito Yogyakarta
meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah Bagian Selatan dan
beberapa Provinsi hampir seluruh Indonesia.
Selain isu strategsi terkait dengan RPJMN, RSB RSUP Dr. Sardjito juga
disusun untuk mendukung tercapainya tujuan dalam MDG’s yaitu menurunkan angka
kematian anak, menurunkan angka kematian ibu, dan memerangi HIV dan AIDS,
malaria serta penyakit lainnya (TBC). Dari kelima alasan tersebut, pembangunan ICC
Jogjakarta dan PJVT sudah selayaknya menjadi prioritas, sebagai layanan “one stop
services” yang menyediakan pelayanan yang komprehensif, berstandar internasional,
bagi pasien kanker dan jantung guna mewujudkan Visi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta
“Menjadi Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan Nasional Berstandar
Internasional yang Terkemuka pada Tahun 2019”.
Dalam rangka peningkatan efisien dan efektivitas serta agar mampu eksis dan
unggul dalam persaingan yang semakin ketat di lingkungan yang berubah sangat
cepat seperti dewasa ini, maka suatu instansi pemerintah harus terus-menerus
melakukan perubahan ke arah perbaikan. Perubahan tersebut harus disusun dalam
suatu tahapan yang konsisten dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan
akuntabilitas dan kinerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil.
Perencanaan strategis ini akan diawali dari capaian kinerja 5 (lima) tahun
sebelumnya, harapan dan kekawatiran stakeholders, tantangan strategis kemudian
dimanifestasikan dan diarahkan uktuk mencapai visi, misi, tujuan rumah sakit. Posisi
rumah sakit ditetapkan berdasarkan analisis SWOT yang mengacu pada rumah sakit
lain sebagai benchmark. Analisis TWOS menghasilkan sasaran-sasaran strategis.
Selanjutnya sasaran-sasaran strategis yang ada dipetakan dalam Peta Strategis dan
disusun indikator-indikator kinerjanya (KPI) serta target pencapaiannya tahun 2015-
2019. Program dan kegiatan tahun 2015-2019 dibuat berdasarkan sasaran strategis
yang ada.
Rencana Strategi Bisnis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta ini disusun sebagai
panduan untuk mencapai visi dan misi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta selama 5 tahun
4
terakhir dan rencana kerja tahun 2015 sampai 2019 menuju RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta menjadi lembaga yang efisien, transparan, akuntabel, dan profesional.
5
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.
29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah No. 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU (Lembaran
Negara RI Tahun 2012 Nomor 171);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/MENKES/ PER/XII/2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Kementerian Kesehatan;
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1174/MENKES/ SK/X/2004 tanggal 18
Oktober 2004 tentang Penetapan Kelas RSU Dr. Sardjito sebagai Rumah Sakit
Umum Kelas A;
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1243/MENKES/ SK/VIII/2005 tanggal
11 Agustus 2005 tentang Penetapan 13 (tiga belas) eks Rumah Sakit
Perusahaan Jawatan (PERJAN) menjadi unit pelaksana tehnis (UPT)
Kementerian Kesehatan dengan menerapkan pola pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum;
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 4 tahun 2013 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Badan Layanan Umum (BLU)
Rumah Sakit di Linngkungan Dirjen Bina Upaya Kesehatan;
12. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 085/MENKES/ SK/II/2012 tanggal 23
Februari 2012 tentang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Dalam
dan Dari Jabatan Struktural di lingkungan Kementerian Kesehatan;
13. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 445/MENKES/ SK/XII/2012 tanggal 28
Desember 2012 tentang Izin Operasional Tetap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta;
14. Keputusan Dirjen BUK No HK.02.04/I/1568/12 tentang Efektifitas Pelaksanaan
Penetapan Kinerja.
6
D. SISTEMATIKA LAPORAN
1. Pendahuluan
Menggambarkan tentang latar belakang dan landasan atau dasar hukum
penyusunan Rencana Bisnis Strategis serta sistematika penyajian.
2. Gambaran Kinerja
Menggambarkan pencapaian kinerja organisasi tahun-tahun sebelumnya dan
saat ini yang berisikan kinerja pelayanan, kinerja keuangan, aspek sarana
prasarana, dan aspek SDM.
3. Arah dan Prioritas Strategis
Menggambarkan Visi, Misi, Tata Nilai, Aspirasi Stakeholders Inti, Tantangan
Strategis, Benchmarking, Analisis SWOT, Diagram Kartesius Pilihan Prioritas
Strategis, Analisis TOWS, Rancangan Peta Strategi Balanced Scorecard (BSC).
4. Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Strategis
Menggambarkan Matrik IKU, Kamus IKU dan Program Kerja Strategis
5. Analisis dan Mitigasi Risiko
Menggambarkan Identifikasi Risiko, Penilaian Tingkat Risiko, Rencana Mitigasi
Risiko (RMR).
6. Proyeksi Finansial
Menggambarkan Estimasi Pendapatan, Rencana Kebutuhan Anggaran, Rencana
Pendanaan.
7. Implementasi Rencana Strategis Bisnis
Berisi lima mekanisme yang harus diterapkan oleh suatu UPT Vertikal yaitu
Mekanisme Penetapan Kinerja dengan Dirjen Bina Upaya Kesehatan,
Mekanisme Kontrak Kinerja di Internal UPT Vertikal.
8. Penutup
7
BAB II
GAMBARAN KINERJA SAAT INI
Milestone
1. Tahun 1946
Sejarah berdirinya RSUP Dr. Sardjito, tidak dapat dipisahkan dari sejarah
penetapan berdirinya Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM).
Buku 60 tahun Fakultas Kedokteran UGM tertulis bahwa setelah semua
dianggap cukup untuk menyelenggarakan pendidikan maka pada tanggal 4
Maret 1946 di Surakarta dibuka Perguruan Tinggi Kedokteran bagian klinik.
Tanggal 5 Maret 1946 Perguruan Tinggi Kedokteran bagian pre-klinik
dibuka di Klaten. Tanggal 5 Maret inilah yang menjadi dasar bagi peringatan hari
ulang tahun Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Pimpinan Perguruan Tinggi Kedokteran bagian pre-klinik di Klaten dijalankan
oleh Prof. Dr. Sardjito sebagai dekan. kemudian Sri Sultan Hamengkubuwono IX
memberi tanah di Bulaksumur dan Karangmalang untuk didirikan perguruan
tinggi.
2. Tahun 1962
Mulai tahun 1962 didirikan gedung-gedung tempat perkuliahan dan sedikit
demi sedikit fakultas-fakultas yang tersebar dipindahkan menjadi satu.
3. Tahun 1964
Termasuk di sini Fakultas Kedokteran (pada tahun 1964), namun
demikian karena besarnya dan banyaknya bagian hanya bagian yang dirasa
mendesak membutuhkan ruang yang lebih luas yang pindah terlebih dahulu,
yaitu Bagian Farmakologi pindah ke Karangmalang bersama dengan Fakultas
Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi yang waktu itu sudah berdiri sendiri. Baru
kemudian sedikit demi sedikit mulai tahun 1974 pindah ke Sekip.
9
4. Tahun 1975
Pelaksanaan perkuliahan tahun 1975 dan koas masih terpencar antara
Mangkubumen dan Sekip. Mahasiswa harus hilir mudik melintasi kota
Yogyakarta setiap hari untuk mengikuti kuliah sebagian besar masih di
Mangkubumen, sedangkan beberapa praktikum seperti Biokimia, Farmakologi,
dan Mikrobiologi di Sekip. Sementara itu rumah sakit pendidikan masih di
Pugeran, Mangkuyudan untuk ilmu Kandungan dan Kebidanan, dan
Mangkuwijayan untuk Ilmu Bedah.
5. Tahun 1981
Gedung Fakultas Kedokteran yang tersebar di seluruh kota Yogyakarta
(Bagian Mata pernah di Loji Kecil, Jenggotan, Bagian Anak di Bugisan,
Kandungan dan Kebidanan di Pugeran dan Mangkuyudan, dan Bedah di
Mangkuwilayan), berhasil dipindahkan ke kampus UGM di Sekip. Untuk
menunjang lancarnya pendidikan Kedokteran, Kementrian Kesehatan RI
membangun Rumah Sakit yang dapat digunakan untuk pendidikan dan
berdekatan dengan fasilitas pendidikan lain di kampus UGM yaitu RS Dr.
Sardjito, yang merupakan rumah sakit umum sekaligus rumah sakit pendidikan.
Khususnya pendidikan bagi calon dokter dan spesialis Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada. Secara operasional pelayanan kepada masyarakat
RS Dr Sardjito telah dimulai atau berdiri sejak tahun 1981.
6. Tahun 1982
Setelah RS Dr. Sardjito dipercantik secara fisik maka Presiden Soeharto
meresmikan RSUP Dr. Sardjito setahun kemudian yaitu pada tanggal 8 Februari
1982.
7. Tahun 1993
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito sejak tanggal 1 November 1993
oleh Menteri Keuangan RI telah ditunjuk menjadi RS Unit Swadana bersama
tujuh RS Pemerintah yang lain dan pada tanggal 10 Desember 1993, RSUP Dr.
Sardjito dengan SK Menteri Kesehatan RI No. 1131/MenKes/SKIXII/1993 telah
resmi ditunjuk sebagai rumah sakit swadana. Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
10
Sardjito adalah Rumah Sakit Umum tipe B2 yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Departemen Kesehatan RI melalui
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Selain sebagai Rumah Sakit Pusat
Rujukan untuk Propinsi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian Selatan, Rumah
Sakit Dr. Sardjito juga digunakan sebagai tempat pendidikan calon dokter dan
dokter spesialis.
8. Tahun 1997
Akreditasi Rumah Sakit 5 Pelayanan (1997)
RSUP Dr. Sardjito telah terakreditasi 5 Pelayanan oleh Menteri
Kesehatan RI pada 22 April 1997 dengan Peringkat Akreditasi Penuh. Masa
berlaku akreditasi mulai dari 22 April 1997 s.d. 22 April 2000 (3 tahun) dengan 5
jenis pelayanan, yaitu Pelayanan Administrasi & Manajemen, Pelayanan Medis,
Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, dan Pelayanan Rekam
Medis.
9. Tahun 2001
Citra Pelayanan Prima Bagi RSUP Dr. Sardjito (2001)
Pada Era kepemimpinan Ibu Dr. Sri Endarini, MPH., RSUP Dr. Sardjito
menerima penghargaan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Feisal
Tamin) tepatnya pada tgl. 1 Nopember 2001. Penghargaan ini layak diterima
karena RSUP Dr. Sardjito selalu berprinsip Siap Melayanai Pasien khususnya
Pelayanan di Instalasi Bedah Sentral (Indikator : kesiapan dokter sebelum
pembedahan).
12
Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Rekam
Medis, Pelayanan Farmasi, K3B, Pelayanan Radiologi, Pelayanan Laboratorium,
Pelayanan Kamar Operasi, Pengendalia Infeksi di RS, Pelayanan Perinatal
Risiko Tinggi (Peristi), Pelayanan Rehab. Medis, Pelayanan Gizi, Pelayanan
Intensi, dan Pelayanan Darah.
14
2. Jenis layanan (Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito No.
HK.02.04/I/11287/2016)
a) Pelayanan Rawat Jalan
Klinik Akupuntur, Klinik Anesthesi dan Reanimasi, Klinik Bedah
Orthopedi dan Traumatologi, Klinik Bedah Mulut, Klinik Bedah, Klinik
Bedah Saraf, Klinik Edelweis, Klinik General Check Up (GCU), Klinik
Geriatri, Klinik Gigi dan Mulut, Klinik Mata, Klinik THT-KL, Klinik Paru
(Pulmonologi), Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Klinik Kulit
dan Kelamin dan Skin Centre, Klinik Kesehatan Jiwa, Klinik Saraf,
Klinik Jantung (Kardiologi), Klinik Penyakit Dalam, Klinik Gizi, Klinik
Urologi, Klinik Elektromedik Terpadu, Klinik Memori dan Gangguan
Tidur, Klinik Kesehatan Reproduksi (Permata Hati), Klinik Kontrasepsi
Mantap (Kontap), Poliklinik Kesehatan Anak (Klinik Tumbuh
Kembang), Klinik Herbal, Klinik Kanker Terpadu (Tulip), Poliklinik
Konsultan/ Perjanjian (Cempaka Mulya, Klinik Bedah Mulut di Poli
Bedah Mulut), Klinik Psikologi, Unit Perlindungan Kekerasan
Terhadap Perempuan dan Anak (UPKT-PA) “Sekar Arum”, Unit
Homecare.
b) Pelayanan Gawat Darurat
c) Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan Rawat Inap I, Instalasi Rawat Inap II (INSKA),
Instalasi Rawat Inap III (Ayodya, Amarta, Indraprastha), Instalasi
Rawat Inap IV (Kesehatan Jiwa "Teratai"), Instalasi Rawat Inap V
(Cendrawasih), Unit Stroke, Instalasi Maternal Perinatal (IMP)
(Neonatus (NICU) dan Maternal), Instalasi Rawat Intensif Anak (IRIA)
(Luka Bakar dan PICU), Instalasi Rawat Intensif IRI/Dewasa/ICU,
Instalasi Rawat Jantung (IMCC, ICCU, Echocardiografi, Cathlab dan
Rehabilitasi).
15
d) Pelayanan Penunjang
Instalasi Bedah Sentral (IBS), Instalasi Hemodialisis (HD),
Instalasi Laboratorium Klinik (Lab Klin), Instalasi Patologi Anatomi
(PA), Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD), Instalasi Anestesi dan
Reanimasi (Pelayanan Post Anesthesia Care Unit / PACU), Instalasi
Radiologi (Pelayanan Kedokteran Nuklir, Pelayanan Radiotherapi,
Pelayanan Radiologi), Instalasi Gizi, Instalasi Kedokteran Forensik
(IKF), Pelayanan Rohani, Pelayanan Ambulance, Instalasi Farmasi
(IF), Instalasi Catatan Medik (ICM), Instalasi Pusat Pelayanan
Sterilisasi (IP2S), Instalasi Rehabilitasi Medik (IRM), Instalasi
Perpustakaan dan Peningkatan Kualitas SDM (IP2KSDM), Instalasi
Pejaminan (Pelayanan BPJS, Pelayanan Kerjasama, Pelayanan
Jamkesda, dan Pelayanan Jamkesos), Pos Pelayanan Terpadu
Korban Kecelakaan Lalu Lintas, Instalasi Binatu, Instalasi Sanitasi
Lingkungan, Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasarana RS, Instalasi
Pengamanan dan Penertiban RS, Instalasi Teknologi Informasi
(INSTI).
3. Pembina Jejaring
B. KINERJA SATKER BLU RSUP Dr. SARDJITO TAHUN 2010 – SMT 1 TAHUN 2014
35,000
30,614
30,000 27,474 27,270 27,877
24,697
25,000 22,733 22,125
20,000 16120
15,000
10,000
5,000
-
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 smt I
2014
5000
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 smt I
2014
20
as first-line therapy in patients with metastatic nasopharyngeal cancer, Head &
Neck, 2012, 34 (9): 1225-1230.
Impact Study
No Journal Total Paid Status
Factor Name
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Journal of Clinical 18.04 Gemcitabine and 2 Abstracts Primary
Oncology (JCO) Capecitabine in Investigator
NPC /Co-author
2. Annals of 7.38 Various 6 Abstracts Primary
Oncology Investigators
3. Head & Neck 3.13 Capecitabine in 1 Original Co-Author
Oncology NPC Article
4. New England 51.64 IPASS 1 Original Participating
Journal of Article Center
Medicine (NEJM)
5. Lancet Oncology 25.12 FASTACT II 1 Original Co-author
Article
6. Lung Cancer 3.39 IPASS 1 Original Co-Author
Biomarker Article
22
Gambar 5. Kunjungan Pasien Jantung dalam Rawat Intensif dan IMCC
RSUP Dr. Sardjito Tahun 2010 – Semester I 2014
23
700
600
TPM
500
PPM
400 PTCA
Primary
300
ADO/ASO
200 Percd. Syntesis
100 Angio Vask
Stdy Ablasi
0
2010 2011 2012 2013 smt I 2014
24
Gambar 9. Kunjungan Kunjungan Bedah Jantung (MVR, DVR, CABG)
RSUP Dr. Sardjito Tahun 2010 – Semester I 2014
Gambar 10. Data Demografi Asal Pasien Jantung di RSUP Dr. Sardjito
25
BAB III
ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS
2. MISI
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima, berstandar internasional dan
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat melalui pembinaan akuntabilitas
korporasi dan profesi,
b. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan untuk
menghasilkan SDM yang berkualitas,
c. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi Kedokteran dan Kesehatan (IPTEKDOKKES) yang berwawasan
global,
d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
3. TATA NILAI
Tata Nilai atau Nilai-nilai Dasar (CORE VALUES) terdiri atas:
a. Profesionalisme (Profesionalism)
b. Kepedulian (Responsiveness)
c. Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction)
d. Efisiensi (Efficiency)
26
B. ASPIRASI STAKEHOLDERS INTI
Tabel 6. Aspirasi Stakeholders Inti diperinci berdasarkan
Komponen Stakeholders Inti, Harapan, dan Kekhawatiran Stakeholder Inti
RSUP Dr. Sardjito
Komponen
No Harapan Kekhawatiran
Stakeholders Inti
(1) (2) (3) (4)
RS Sardjito dapat berintegrasi dgn FK UGM sbg RS
Pendidikan yg menjadi Rujukan Nasional dan Budaya kinerja yang kurang
berstandar internasional
1 Dirjend BUK Flexibilitas tata kelola RS belum berorientasi pada
Sistem rujukan dan jejaring dapat berjalan lebih baik
peningkatan pelayanan
Menjadi RS BLU yang mandiri
Integrasi dengan FK RSA sangat diharapkan Perubahan Direksi yang mengubah visi misi
Masalah internal RSS terutama yang berkaitan dengan
Menjadi rujukan pelayanan nasional kepuasan pelanggan internal (tentang transparansi jasa
2 Dekan FK UGM dan keuangan)
Memiliki Renstra bersama untuk kemajuan bersama Beda sistem keuangan BLU dan PTNBH
RSUP Dr. Sardjito dapat memenuhi standar pendidikan Dengan sistem BPJS sekarang, kasus-kasus untuk
dokter spesialis karena RSS sebagai RS rujukan utama pendidikan PPDS dikhawatirkan menjadi berkurang
Rumah Sakit Pusat Rujukan Tertier yang bermutu,
Kekurangan tempat tidur, SDM dan Sarana Prasarana
termasuk didalamnya sebagai pusat rujukan tertier
serta lingkungan tidak mendukung
untuk KIA di DIY
3 Dinkes DIY Menjadi RS Percontohan dalam pelayanan kesehatan
Jejaring kerja antar profesi internal kurang
yang bermutu
Pembina Rumah Sakit se DIY Kurang mengutamakan kepuasan pelanggan
Rumah Sakit yang melaksanakan rujukan balik Rujukan berjenjang tidak berjalan
Alur berkas klaim kurang melibatkan RM secara aktif Jika RM tidak terlibat aktif maka klaim akan terlambat
Kurang koordinasi, sehingga terjadi perbedaan
Optimalisasi bridging sistem utk pelayanan dalam
pelayanan. Hal ini dapat ditanggulangi dengan
4 menyingkat waktu tunggu
BPJS Kesehatan koordinasi rutin
Penerapan IUR biaya VIP terhadap peserta BPJS Akan muncul tuntutan dari pasien atas IUR biaya yg
sesuai surat dirjen BUK tidak sesuai dengan edaran dirjen BUK
27
No Komponen
Harapan Kekhawatiran
Stakeholders Inti
(1) (2) (3) (4)
Saat ini terdapat keluhan obat dari pasien tentang Akan muncul tuntutan dari pasien atas IUR biaya yg
biaya yang penuh dibayar oleh pasien tidak sesuai dengan edaran dirjen BUK
Perlu dibuat site plan, yang didalamnya mencakup Penataan pembangunan tidak tertata, Ruang Terbuka
seluruh kebutuhan secara terpadu Hijau (RTH) tidak terpenuhi
Ada ruang/lahan parkir yang nyaman bagi pengunjung,
Parkir di tepi jalan akan mengganggu lalu lintas
dokter, karyawan dan lainnya
Menyediakan tempat untuk PKL PKL di tepi jalan mengganggu lalu lintas
Bangsal kelas I, II, III dan VIP termasuk NICU, PICU, Keluhan masyarakat untuk tidak mendapat ruang inap
ICCU dan VIP diperbanyak dan bila di VVIP mahal
Loket BPJS diperbanyak Antrian yang panjang dan lama dikeluhkan masyarakat
Masyarakat bingung mencari ruang inap, laboratorium
Perlu ada peta lokasi dan tahapan pelayanan
dan ruang periksa
Telepon tidak diterima menjadi hambatan dalam
Telepon gawat darurat pada jam 23.00 - 07.00 dapat
merujuk pasien gawat darurat yang kondisinya terus
mudah diakses
menurun
MOU penanganan orang terlantar terealisasi dengan Bila tidak lancar akan menghambat tindak lanjut dan
baik administrasi pembiayaannya
5 Dinkes Sleman Mohon segera ditindaklanjuti surat dari Dinas
Ada peserta PBI JKN Warga Sleman yang ditarik biaya
Kesehatan Sleman No. 440/2705 tanggal 5 Juni 2014,
untuk pemulangan jenazah padahal menurut aturan
tentang biaya pemulangan jenazah PBI warga sleman
tidak boleh ada cost sharing dari pasien
untuk tahun anggaran 2014
Perlunya SDM yang terlatih untuk penanganan Sering adanya kesalahan administrasi SKP, double
administrasi JKN / jamkesda SKP, sehinggan penanganan administrasi tidak lancar
Perlunya perluasan ruang IGD, adanya tempat yang
Penunggu pasien tidak tertib dan tidak nyaman
layak bagi penunggu pasien IGD
Pengembangan sistem informasi tentang kamar di
Kurangnya informasi kamar pasien secara terbuka
ruang pendaftaran (sistem digital)
Warga miskin agar mendapat prioritas pelayanan Warga miskin dimungkinkan akan terlantar
Penguatan koordinasi dengan pemerintah kabupaten Penanganan case by case tidak tertangani dengan baik
sleman agar penanganan case by case tertangani
dengan baik
28
No Komponen
Harapan Kekhawatiran
Stakeholders Inti
(1) (2) (3) (4)
Terselenggaranya Manajemen RS secara terbuka RS lain lebih maju
Sistem pembayaran jasa medis transparan Korupsi di lingkungan RS / Komunikasi Manajemen
dengan Spesialis tidak baik / kesejahteraan menurun
Peningkatan peran masing-masing KSM/Bagian Mutu pendidikan dan penelitian menurun
Peningkatan kualitas / kompetensi SDM Mutu layanan menurun ancaman tuntutan pihak lain
Peningkatan pelayanan di IGD,ICU, ICCU, PICU, PACU RS tak mampu melayani pasien rujukan dengan baik
& Resusitasi
Aspirasi staf tidak sekedar ditampung tetapi ditindak Staf menjadi apriori terhadap kebijakan atasan
lanjuti
Jenjang karier & ijin belajar bagi dokter umum Jenjang karier & pendidikan berkelanjutan bagi dokter
KSM Bedah,
diperjelas / dipermudah umum tidak jelas
Bedah Syaraf,
6 Alur pengurusan berkas kepegawaian / kenaikan Mengurus kenaikan pangkat berbelit-belit
Anestesi , UPA,
Dokter Umum pangkat diperjelas
Pembangunan/Rehab Gedung UPA yang baru Gedung sudah tua, sempit kurang memadai untuk
pelayanan
Pembangunan HDNC untuk Intermediate Load PICU melimpah, pasie IRNA sulit masuk PICU
demikian juga sebaliknya
Terselenggaranya SIM RS yang aplikatif SIM RS tidak bisa diakses oleh dokter
RS yang mudah diakses oleh masyarakat Pintu masuk yang kurang Feasibel buat masyarakat
RS yang bersih, rapi, aman, nyaman untuk paisen dan Maintenance infra struktur RS jelek
pegawai
Terpenuhinya alat medis yang lengkap & baik, seperti Ketersediaan alat medis tidak memadai
USG, Tool Tumbuh-kembang dan Endoscopy pediatri
Kurangnya sinkronisasi informasi antara dokter yang
Komunikasi antar dokter ditingkatkan menangani sebelumnya dengan dokter yang menangani
saat ini (untuk keluhan yang sama/kontrol)
Staf RS lebih empati, ramah dan lebih sabar Kapok periksa lagi di RS Sardjito
7 Pasien RS yang mudah diakses oleh masyarakat Mau masuk RS susah, sampai di dalam sulit cari parkir
Sistem rujukan berjenjang bikin pasien tambah sakit (
Permudah sistem rujukan
mumet )
Perbanyak obat yang bisa masuk ASKES/BPJS Pasien harus wira-wiri cari obat
Jadwal operasi yang pasti, jangan mudah membatalkan Pindah Rumah Sakit
29
C. TANTANGAN STRATEGIS
1. Mewujudkan integrasi RSUP Dr. Sardjito dengan FK UGM dan RS Akademik
UGM sebagai RS Pendidikan yang menjadi Rujukan Nasional dan berstandar
internasional
2. Menjadi RS BLU yang sehat
3. Memelihara dan meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM
4. RSUP Dr. Sardjito memenuhi standar pendidikan dokter spesialis 1 dan Sub-
spesialis (Sp2)
5. Pemanfaatan teknologi informasi untuk pelayanan kepada pelanggan dan
manajemen RS
6. Sistem rujukan dan jejaring dapat berjalan lebih baik
7. Pembina Rumah Sakit se DIY
8. Memfasilitasi pendidikan dokter Layanan Primer
9. Memfasilitasi pelaksanaan translational research
10. Standar pelayanan kepada pasien yang berbasis bukti yang kuat
11. Pengembangan pelayanan ICC, PJVT dan Health Tourism
12. Pembinaan staf berbasis kinerja dan konsekuensi
D. BENCHMARKING
Dalam rangka mencapai/mewujudkan Visi, misi, Tata Nilai, RSB Terintegrasi
dan layanan unggulan di bidang Kanker (ICC), Jantung (PJVT) dan Health Tourism
maka diperlukan benchmark ke rumah sakit- rumah sakit yang sudah terakreditasi
Nasional maupun Internasional dalam pelayanan-pelayanan tersebut di atas. Untuk itu
RSUP Dr. Sardjito berencana benchmark ke :
1. Benchmark level nasional dengan
a. RSCM
b. RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Karena kedua RS tersebut sebagai Rujukan Pasien Jantung Nasional
2. Benchmark level internasional dengan National Taiwan University Hospital,
karena RS tersebut sebagai :
a. Hospice care
b. Cancer center
30
E. ANALISIS SWOT
Dalam mencapai Sasaran Strategis Organisasi, perlu dianalisis Kekuatan kita/
Strength (S), Kelemahan/ Weakness (W), Peluang/ Opportunity (O) dan Ancaman/
Threat atau Analisis SWOT, sebagai berikut
Kekuatan (Strength)
1. Pusat Rujukan Pelayanan
2. Rumah Sakit Pendidikan utama
3. Pelayanan kesehatan yang terakreditasi nasional
4. Tersedia tenaga medis spesialis, sub spesialis
5. Jumlah pasien yang banyak
6. SDM yang kompeten
7. Tingkat Kesehatan Rumah Sakit BLU
8. Koordinasi dan komunikasi yang baik dengan FK UGM
Kelemahan (Weakness)
1. Waktu tunggu operasi
2. SIMRS belum terintegrasi (FOBO)
3. Fasilitas pelayanan yang belum optimal
4. Disiplin dan komitmen pegawai yang belum optimal
5. Standardisasi dan pemeliharaan alat medis/kesehatan yang belum optimal
6. Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang belum optimal
7. Inefisiensi dalam penggunaan Sumber Daya
Peluang (Opportunity)
1. Bersama dengan FK UGM bekerjasama dengan Rumah Sakit lain, Institusi
Pendidikan dan Institusi penelitian
2. Kecenderungan masyarakat segmen tertentu berobat ke luar negeri
3. Kerjasama dengan pihak penjamin
4. Perkembangan teknologi informasi
5. Kerjasama dengan pihak lain untuk pelayanan
6. Pelayanan Health Tourism
31
7. Meningkatkan pelayanan melalui hibah dan KSO
8. Pengembangan Pendidikan Dokter Layanan Primer
Ancaman (Threat)
1. Berkembangnya Rumah Sakit Pesaing
2. Stigma masyarakat terhadap Rumah Sakit Pendidikan
3. Akses masyarakat ke rumah sakit
4. Pelayanan oleh peserta didik yang lama
5. Kerusakan alat medis/kesehatan oleh peserta didik
6. Tuntutan dari masyarakat terhadap KTD
7. Ketidakpatuhan pihak lain terhadap prosedur dan kebijakan rumah sakit
Strength
Bobot Rating
No Keterangan BXR
(B) (R)
(1) (2) (3) (4) (5)
Total 1 44,20
32
Weakness
Bobot Rating
No Keterangan BXR
(B) (R)
(1) (2) (3) (4) (5)
Oportunities
Bobot Rating
No Keterangan BXR
(B) (R)
(1) (2) (3) (4) (5)
Total 1 67,50
33
Threats
F. DIAGRAM KARTESIUS
Hasil analisis SWOT diperoleh nilai untuk Variabel/Sumbu X (kekuatan = 44,20
dan kelemahan sebesar = 57,00). kemudian untuk Variabel/Sumbu Y (peluang = 67,5
dan tantangan sebesar 49,5), Selanjutnya untuk menentukan posisi dalam diagram
Kartesius dilakukan penghitungan dengan cara mengurangkan Kekuatan dengan
Kelemahan serta Peluang dengan ancaman. Posisi strategis untuk RSUP Dr. Sardjito
ternyata berada pada kuadran II atau posisi bersaing dimana kondisi kelemahan lebih
menonjol daripada kekuatan dan nilai peluang lebih tinggi dari ancaman. Berdasarkan
total nilai peluang usaha yang lebih tinggi daripada total nilai ancaman, kondisi ini
menggambarkan RSUP Dr. Sardjito dinilai masih mempunyai peluang usaha yang
masih terbuka lebar.
Dengan demikian RSUP Dr. Sardjito disarankan untuk memfokuskan arah
pengembangannya di masa mendatang menjaga kestabilan organisasi atau
penguatan mutu kelembagaan (stability). Artinya, melakukan prioritas strategis untuk
34
melakukan investasi penyempurnaan dan penataan kemampuan organisasi,
kemampuan sistem manajemen dan proses bisnis, serta kemampuan personilnya dan
sambil memantapkan tingkat penguasaan layannya.
Berdasarkan data dua varaibel di atas langkah selanjutnya adalah
menggambarkannya dalam Diagram Kartesius yang merupakan pendeskripsian bagi
posisi strategis yang dikaji. Berikut ini adalah posisi strategis RSUP Dr. Sardjito.
50
40
30
20
(-12,8; +18)
W 10
S
- 100 10 20 30 40 50 100
- 50 - 40 - 30 -20 - 10
-20
-30
-40
-50
- 100
T
12/11/2018 Rencana Strategik Bisnis RSUP Dr Sardjito 56
G. ANALISIS TOWS
Bagian ini merupakan gambaran atas berbagai sasaran strategis yang akan
dilakukan oleh RSUP Dr. Sardjito dalam kurun waktu tahun 2015-2019. Kajian
strategis dihasilkan dari analisis TOWS sebagai matriks atas kajian Treath,
Oppurtunity, Weakness dan Strength dalam sebuah media yang mempertemukan
secara cross section atas keempat aspek yang ada.
Sasaran strategis yang dihasilkan mencerminkan upaya strategis yang akan
diperjuangkan oleh RSUP Dr. Sardjito dalam rangka merealisasikan visi dan misi yang
diembannya. Untuk dapat merumuskan apa saja upaya strategis, analisis dilakukan
35
dengan mendasarkan pada masing-masing kondisi sebagai berikut, yakni dengan cara
mempertemukan:
a. hasil identifikasi kekuatan dan peluang
b. hasil identifikasi kekuatan dan ancaman
c. hasil identifikasi kelemahan dan peluang
d. hasil identifikasi kelemahan dan ancaman
Untuk setiap kondisi di atas, ditentukan apa saja upaya strategis RSUP Dr.
Sardjito yang perlu dilakukan dari segi Perspektif Stakeholder, Keuangan, Proses
Bisnis Internal, Pengembangan SDM dan Organisasi dalam kurun waktu periode RSB.
OPPORTUNITY THREAT
o Terwujudnya pelayanan medis o Tercapainya akreditasi nasional dan
spesialis & sub spesialis berstandar internasional guna menghapus stigma
STRENGTH
36
H. SASARAN STRATEGIS
37
Gambar 12. Peta Strategis Balanced Scorecard (BSC) RSUP Dr. Sardjito
38
BAB IV
INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS
SASARAN TARGET
PERSPEKTIF STRATEGIS IKU / INDIKATOR STANDAR PIC
2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (1)
1 Terwujudnya 1 Angka kepuasan pasien ≥85 % Dir. MedWat 85% 85% 85% 90% 90%
kepuasan 2 Angka kepuasan peserta Dir. SDM &
> 85 % 85% 85% 85% 90% 90%
stakeholder didik Dik
3 Dir. SDM &
Angka kepuasan peneliti > 85 % 85% 85% 85% 90% 90%
Dik
4 Kecepatan respon
≥75 % Dir. UmOp 80% 90% 90% 95% 100%
terhadap complain
2 Terwujudnya 5 Bed Occupancy Rate 70 – 80 % Dir. MedWat 80% 80% 75% 80% 75%
pelayanan, 6 Emergency Response ≤120 150 150 140 135
pendidikan, Dir. MedWat 140 menit
Time 2 menit menit menit menit menit
dan penelitian
Perspektif 7 Waktu Tunggu Rawat 60 31.5 45 40
stakeholder
yang prima ≤ 60 menit Dir. MedWat 45 menit
Jalan menit menit menit menit
8 Waktu tunggu operasi
≤ 48 jam Dir. MedWat 48 jam 60 jam 48 Jam 40 jam 40 jam
elektif
9 Waktu tunggu pelayanan ≤ 30 ≤ 30 30 30 30
Dir. MedWat 29 menit
resep obat jadi menit menit menit Menit menit
10 Waktu Tunggu 1 jam
Pelayanan Radiologi ≤ 3 jam Dir. MedWat ≤ 3 jam 40 2 jam 2 jam 2 jam
(WTPR) menit
11 Waktu Tunggu
110
Pelayanan Laboratorium ≤ 2 jam Dir. MedWat ≤ 2 jam ≤ 2 jam 100 menit 2 jam
menit
(WTPL)
39
SASARAN TARGET
PERSPEKTIF STRATEGIS IKU / INDIKATOR STANDAR PIC
2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (1)
12 Pengembalian rekam
medis lengkap dalam >80% Dir. MedWat 60% 55% 60% 65% 70%
waktu 24 jam
13 Rasio Dokter dengan Dir. SDM &
1:5 1:5 1:5 1:5 1:5 1:5
Mahasiswa Kedokteran Dik
3 Terwujudnya 14 Kepatuhan penggunaan
sistem 95% Dir. MedWat 95% 100% 100% 100% 100%
gelang identitas pasien
peningkatan 15 Penggunaan metode
mutu &
readback dalam 95% Dir. MedWat 95% 95% 90% 95% 95%
Keselamatan
konsultasi pasien
Pasien
16 Kepatuhan pemakaian
95% Dir. MedWat 95% 95% 90% 95% 95%
label High Alert
17 Penerapan Keselamatan
100% Dir. MedWat 100% 93% 100% 99% 100%
Operasi
18 Penandaan lokasi
operasi sebelum pasien 100% Dir. MedWat 95% 80% 90% 95% 95%
Perspektif dioperasi
Proses 19 Kejadian Nyaris Cidera
Bisnis Peresepan Obat <5% Dir. MedWat 20% 30% 30% 25% 15%
Internal (Medication Error)
20 Pemakaian resiko tanda
95% Dir. MedWat 95% 95% 95% 95% 95%
jatuh
21 % Kejadian pasien jatuh ≤3% Dir. MedWat ≤ 3% 0.08% 0.1% 0.1% 0.1%
22 Infeksi Daerah Operasi ≤2% Dir. MedWat ≤ 2% 0.5% 0.5% 1.5% 1.5%
23 Ventilator Associated
≤ 5.8‰ Dir. MedWat ≤ 5.8 ‰ 5.65 ‰ 5‰ 4‰ 4‰
Pneumonia
24 Dekubitus ≤1,5‰ Dir. MedWat 2‰ 1,85 ‰ 1,8 ‰ 1,5 ‰ 2‰
25 Infeksi Saluran Kencing
≤ 4,7‰ Dir. MedWat 0,8 ‰ 0,7 ‰ 0,7 ‰ 2‰ 0,6 ‰
(ISK)
26 ≤ 5‰ (RSB
Phlebitis = ≤ 5 %)
Dir. MedWat 1,1‰ 1‰ 0,95‰ 2‰ 2‰
40
SASARAN TARGET
PERSPEKTIF STRATEGIS IKU / INDIKATOR STANDAR PIC
2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (1)
27 Nett Death Rate ≤ 24 ‰ Dir. MedWat ≤ 24 ‰ ≤ 24 ‰ ≤ 24 ‰ ≤ 24 ‰ 24 ‰
28 Kejadian operasi salah
0% Dir. MedWat 0% 0% 0% 0% 0%
sisi
29 Waktu lapor hasil test
100% Dir. MedWat 100% 100% 100% 100% 100%
kritis laboratorium
30 Waktu lapor hasil tes
100% Dir. MedWat 65% 75% 80% 80% 100%
kritis Radiologi
31 Angka kematian di IGD ≤ 2.5 % Dir. MedWat ≤ 2.5% 0.63 % 0.75% 0.75% 0.56%
32 Angka Kematian Ibu
≤1% Dir. MedWat 20% 5% 5% 5% 1%
karena Perdarahan
33 Angka Kematian Ibu
≤ 0.2 % Dir. MedWat 0.2% 0% 0% 0% 0%
karena Sepsis
34 Angka Kematian Ibu
≤ 30 % Dir. MedWat 3% 0.70% 3% 3% 0.55%
karena Eklamsia
4 Terwujudnya 35
sistem
% Rujukan yang balik 100% Dir. MedWat 50% 55% 60% 65% 100%
rujukan yang
efektif
5 Terwujudnya 36
Adanya dokumen Dir. SDM &
translational 5 Dok 5 dok 10 dok 5 dok 10 dok 10 dok
translational research Dik
research
6 Terwujudnya 37 Kepatuhan terhadap 100 % (5 CP
5 CP sudah
perilaku clinical pathway (CP) diimplemen sudah
budaya diimplement
tasi & Dir. MedWat 3 CP 100% 100% asi dan
100%
Perspektif kinerja integrasi integrasi
Pengembang dengan RM dengan RM)
an SDM &
38 Kepatuhan penggunaan
Organisasi ≥ 80% Dir. MedWat > 80% 90% 91% 92% 93%
formularium nasional
39 Kepatuhan terhadap
> 80% Dir. MedWat 80% 83% 85% 90% 90%
prosedur hand hygiene
41
SASARAN TARGET
PERSPEKTIF STRATEGIS IKU / INDIKATOR STANDAR PIC
2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (1)
7 Tersedianya 40 Terlaksananya 20 jam
Dir. SDM &
SDM yang pelatihan per karyawan 80% 80% 30% 40% 70% 80%
Dik
Kompeten per tahun
8 Terwujudnya 41 % Tingkat Kehandalan 80%,(2015,
fasilitas yang Sarpres 2016)
memenuhi 85% (2017) Dir. UmOp 80% 80% 85% 90% 90%
90% (2018)
standar 100% (2019)
42 Tingkat Penilaian Proper Biru Dir. UmOp Biru Biru Biru Biru Biru
9 Terwujudnya 43 Proporsi pencapaian
Peningkatan pendapatan terhadap 100% Dir. Keu 100% 100% 100% 100% 100%
Pespektif revenue target
Keuangan 10 Tercapainya 44 Rasio pendapatan PNBP
efisiensi usaha terhadap biaya > 65 % Dir. Keu 80% 91% 65% 65% 89,24%
operasional (POBO)
42
B. KAMUS IKU
Tabel 11. Kamus Indikator Kinerja Utama (IKU)
RSUP Dr. Sardjito
Kepuasan pasien
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Terwujudnya kepuasan stakeholder
Judul IKT Angka Kepuasan Pasien
Dimensi mutu Kualitas pelayanan
Tujuan Mengetahui kepuasan pasien
Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah angka yang diperoleh dari hasil
survey kepuasan pelanggan dengan menggunakan Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM).
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Periode Analisa Triwulanan
Formula
Standard 85%
Sumber Data Angket survey kepuasan pasien
Standar/ Target 81,26% - 100% Sangat Puas
62,51% - 81,25% Puas
43,76% - 62,50% Kurang Puas
25% - 43,75% Tidak Puas
PIC Dir Umum dan Operasional
43
Standard 85%
Sumber Data Angkat survey kepuasan peserta didik
Standar/ Target 81,26% - 100% Sangat Puas
62,51% - 81,25% Puas
43,76% - 62,50% Kurang Puas
25% - 43,75% Tidak Puas
PIC Dir SDM dan Pendidikan
Standard 8 5%
Sumber Data Angkat survey kepuasan Peneliti
Standar/ Target 81,26% - 100% Sangat Puas
62,51% - 81,25% Puas
43,76% - 62,50% Kurang Puas
25% - 43,75% Tidak Puas
PIC Dir SDM dan Pendidikan
Standard 82,5%
Sumber Data Survey kepuasan pelanggan, Laporan, Rekapitulasi
komplain/keluhan
Standar/ Target *info Hukmas*
81,26% - 100% Sangat Puas
62,51% - 81,25% Puas
43,76% - 62,50% Kurang Puas
25% - 43,75% Tidak Puas
*IKI DIRUT*
75 s/d 100 % skor = 100
50 s/d 75 % skor = 75
25 s/d 50 % skor = 50
Haper < 25 % skor = 25
PIC Dir Umum dan Operasional
45
Bed Occupancy Rate (BOR)
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Terwujudnya pelayanan, pendidikan dan penelitian yang prima
Judul IKT Bed Occupancy Rate (BOR)
Dimensi mutu Efektivitas dan Mutu Pelayanan
Tujuan Tergambarnya pemanfaatan pelayanan rawat inap
Definisi Operasional Bed Occupancy Rate adalah prosentase pemakaian tempat
tidur pada satuan waktu tertentu
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Periode Analisa Tahunan
Formula
umlah hari pera atan di rumah sakit
umlah tempat tidur umlah hari dalam satu periode
Standard 70 – 80%
Sumber Data Rekam Medik
Standar/ Target Parameter ideal : 70 – 80 % Skor :
BOR ≥ 100 25
90 ≤ BOR < 100 50
80 ≤ BOR < 90 75
70 ≤ BOR < 80 100
60 ≤ BOR < 70 75
50 ≤ BOR < 60 50
BOR < 50 25
PIC Dir MedWat
46
Standard < 120 menit
Sumber Data Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Catatan : Survey observasi langsung (Sampling) bila jumlah
pasien > 50 pasien per bulan
Standar/ Target ERT (menit) :
WTRJ ≤ 60 100
60 < WTRJ ≤ 80 75
80 < WTRJ ≤ 100 50
100 < WTRJ ≤ 120 25
WTRJ > 120 0
PIC DirMedWat
47
Waktu Tunggu Operasi Elektif
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Terwujudnya pelayanan, pendidikan dan penelitian yang prima
Judul IKT Waktu Tunggu Operasi elektif
Dimensi mutu Efektifitas, efisiensi dan kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan bedah dalam penjadwalan
operasi.
Definisi Operasional Waktu Tunggu Operasi Elektif adalah Rata-rata tenggat
waktu sejak pasien masuk rawat inap dengan rencana
operasi sampai dengan operasi dilaksanakan
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Periode Analisa 3 bulan
Formula
umlah aktu tunggu operasi yang terencana dari seluruh pasien yang dioperasi
umlah seluruh sampel atau seluruh pasien dengan operasi yang terencana
WTE ≤ 48 100
48 < WTE ≤ 72 75
72 < WTE ≤ 96 50
96 < WTE ≤ 120 25
WTE > 120 0
PIC Dir MedWat
48
Formula
Standard 3 jam
Sumber Data Instalasi Radiologi
Catatan : Sampling bila jumlah pasien > 50 pasien per bulan
Standar/ Target WTPR (jam) : Skor :
WTPR ≤ 3 100
3 < WTPR ≤ 4 75
4 < WTPR ≤ 5 50
5 < WTPR ≤ 6 25
WTPR > 6 0
PIC Dir MedWat
49
Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium (WTPL)
Area Manajerial
Kategori Indikator Ketepatan Waktu Pelayanan
Perspektif Proses bisnis internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Ketepatan Waktu Pelayanan
Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi dan kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium.
Definisi operasional Waktu tunggu pelayanan laboratorium adalah rata-rata waktu
yang dibutuhkan sejak pasien mulai mendaftar di loket
laboratorium dilanjutkan dengan pengambilan sampel darah
sampai dengan keluarnya hasil yang sudah di ekspertise dan
divalidasi oleh dokter spesialis patologi klinik
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan Data
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu sejak pasien mendaftar di loket
laboratorium sampai dengan keluarnya hasil yang sudah
diekspertise
Denominator Jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pemeriksaan darah
rutin
Inklusi pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, Leu, Tr)
Eksklusi --
Formula
umlah kumulatif aktu tunggu sejak pasien mendaftar di loket laboratorium
sampai dengan keluarnya hasil yang sudah di ekspertise
umlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pemeriksaan darah rutin
50
medik dalam waktu ≤ 24 jam setelah pasien pulang.
52
Tujuan Agar hasil konsultasi dipahami penerima konsultasi
Definisi Operasional Readback konsultasi lewat telpon adalah penerima instruksi dari
konsultan mengucapkan ulang apa yang diinstruksikan konsultan
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Periode Analisa 3 bulanan
Formula
Jumlah bukti tanda tangan dokter konsultan yang dikonsuli
pasien rawat inap secara telpon X 100%
semua sampel pasien yang dikonsultasikan lewat telepon
54
Formula
Jumlah pasien yang diberi tanda di lokasi operasi sebelum
dioperasi X 100%
semua pasien yang akan dilakukan operasi
Sumber Data Instalasi Farmasi ; sampling dilakukan bila jumlah lembar resep>
50 per bulan
Standar < 5%
Kriteria Penilaian Hasil < 5% 2
5% ≤ Hasil < 10% 1.5
10% ≤ Hasil < 15% 1
15% ≤ Hasil < 20% 0.5
Hasil ≥ 20 % 0
PIC Dir MedWat
55
Pemakaian risiko tanda jatuh
Perspektif Proses bisnis internal
Sasaran Strategis Terwujudnya system peningkatan mutu dan keselamatan pasien
Judul IKT Pemakaian risiko tanda jatuh
Dimensi mutu Keselamatan Pasien
Tujuan Terlaksananya evaluasi sasaran keselamatan pasien untuk
Identifikasi kepatuhan Pemakaian Tanda risiko jatuh
Definisi Operasional Pemberian tanda risiko jatuh pada pasien rawat inap dan IGD
Frekuensi 3 Bulanan
pengumpulan data
Periode Analisa 3 bulanan
Formula
Jumlah pasien yang diberi tanda risiko jatuh di rawat inap
maupun IGD X 100%
semua pasien rawat inap maupun IGD
Standard 95%
Sumber Data Observasi langsung (Sampel 100)
Standar/ Target 95%
PIC Dir MedWat
56
Infeksi daerah Operasi (IDO)
Perspektif Proses bisnis internal
Sasaran Strategis Terwujudnya system peningkatan mutu dan keselamatan pasien
Judul IKT Infeksi daerah operasi (IDO)
Dimensi mutu Efektivitas dan keselamatan pasien
Tujuan Menurunkan kejadian infeksi Daerah operasi (IDO)
Definisi Operasional Infeksi Daerah Operasi adalah Infeksi yang terjadi pada daerah
insisi daerah operasi dalam waktu 30 hari tanpa implan dan
satu tahun dengan implan pasca bedah.
Kriteria :
1. Pus keluar dari luka operasi atau drain yang dipasang
diatas fascia
2. Biakan positif dari cairan yang keluar dari luka atau jaringan
yang diambil secara aseptic
3. Sengaja dibuka oleh dokter karena terdapat tanda
peradangan kecuali hasil biakan negatif (paling sedikit
terdapat satu dari tanda – tanda infeksi berikut ini : nyeri,
bengkak lokal, kemerahan dan hangat lokal) dan
4. Dokter yang menangani menyatakan terjadi infeksi
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Periode Analisa Bulanan
Formula
umlah kasus DO
umlah kasus operasi
Standard < 2%
Sumber Data Rekam Medik
Standar/ Target Hasil ≤ 2 % 100
2% < Hasil ≤ 3% 75
3% < Hasil ≤ 4% 50
4% < Hasil ≤ 5% 25
Hasil > 5 % 0
PIC Dir MedWat
Standard ≤ 5.8‰
Sumber Data Rekam Medik
Standar/ Target Hasil ≤ 5.8‰ 100
5,8‰ < Hasil ≤ 8,3‰ 75
8,3‰ < Hasil ≤ 10,8‰ 50
10,8‰ < Hasil ≤ 13,6‰ 25
Hasil > 13,6 ‰ 0
PIC Dir MedWat
Dekubitus
Area Klinis
Kategori Indikator Tindakan pengendalian Infeksi RS
Perspektif Proses Bisnis internal
Sasaran Strategis Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan keperawatan
berbasis mutu dan keselamatan pasien
Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan pasien
Tujuan Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang aman dan efektif
58
Definisi operasional Kejadian dekubitus adalah terjadinya pasien yang mengalami
dekubitus selama dalam perawatan di rawat inap RS.
Dekubitus adalah luka pada jaringan kulit yang disebabkan oleh
tekanan yang berlangsung lama dan terus menerus (Doh, 1993
dalam Martin, 1997)
Kriteria :
1. Pasien paling tidak mempunyai 2 gejala dan tanda berikut,
yang tidak diketahui penyebab lainnya : kemerahan sakit
atau pembengkakan ditepian luka dekubitus
2. Minimal ditemukan 1 dari bukti berikut :
a. Hasil kultur positif dari cairan atau jaringan yang diambil
secara benar
b. Hasil kultur darah positif
3. Dokter yang merawat menyatakan adanya dekubitus dan
diberi pengobatan antimikroba.
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan Data
Numerator Jumlah kejadian dekubitus
Denominator Jumlah hari tirah baring
Inklusi Pasien rawat inap tirah baring
Eksklusi Pasien yang masuk rawat inap RS sudah mengalami dekubitus
Formula
umlah kejadian dekubitus
1000
umlah hari tirah baring
Standard ≤ 24‰
Sumber Data Rekam Medik
Standar/ Target Hasil ≤ 24‰ 100
24‰ < Hasil ≤ 40‰ 75
40‰ < Hasil ≤ 65‰ 50
65‰ < Hasil ≤ 70‰ 25
Hasil > 70‰ 0
61
PIC Dir MedWat
Untuk lisan harus ada bukti TBaK (Tulis, Baca, Konfirmasi) yang
dituliskan di rekam medik
63
Definisi operasional Waktu lapor hasil tes kritis radiologi adalah Waktu yang
diperlukan untuk memberikan jawaban kepada dokter yang
mengirim setelah keluar hasil pemeriksaan dan mulai dibaca oleh
dokter spesialis radiologi sampai hasilnya diterima oleh dokter
yang mengirim (lisan atau tulisan).
Untuk lisan harus ada bukti TBaK (Tulis, Baca, Konfirmasi) yang
dituliskan di rekam medik
64
Angka Kematian IGD
Perspektif Proses bisnis internal
Sasaran Strategis Terwujudnya penyelenggaraan system pelayanan kegawat
daruratan berbasis mutu dan keselamatan pasien
Judul IKT Angka Kematian di IGD
Dimensi mutu Efektivitas dan keselamatan pasien
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu
menyelamatkan pasien gawat darurat yang ditangani di IGD
Definisi Operasional Kematian di IGD adalah kematian pasien yang terjadi dalam
periode ≤ 8 jam sejak pasien datang ke IGD
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode Analisa 3 bulanan
Formula
umlah pasien meninggal di GD 8 jam
100 %
umlah seluruh pasien di GD
Standard ≤ 2,5%
Sumber Data ICM
Standar/ Target Hasil ≤ 2,5% 100
2,5% < Hasil ≤ 3% 75
3% < Hasil ≤ 3,5% 52
3,5% < Hasil ≤ 4% 25
Hasil > 4% 0
PIC Dir MedWat
Standar Perdarahan ≤ 1 %
Sumber Data Rekam Medik
Kriteria Penilaian Hasil ≤ 1% 100
1% < Hasil ≤ 3 % 75
3% < Hasil ≤ 6 % 50
6% < Hasil ≤ 10 % 25
Hasil > 10% 0
PIC Direktur Medik dan Keperawatan
Standar Preeklamsi/eklamsi ≤ 30 %
Sumber Data Rekam Medik
Kriteria Penilaian Hasil ≤ 30% 2
30% < Hasil ≤ 35% 1.5
35% < Hasil ≤ 40% 1
40% < Hasil ≤ 45% 0.5
hasil > 45% 0
PIC Direktur Medik dan Keperawatan
% Rujukan balik
Perspektif Proses bisnis internal
Sasaran Strategis Terwujudnya system rujukan yang efektif
Judul IKT % jawaban rujukan
Dimensi mutu Efektivitas dan kelanjuttan penanganan pasien
67
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan berkelanjutan
Definisi Operasional Jumlah jawaban rujukan dibagi jumlah pasien yang dirujuk keRS
Sardjito X 100%
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Periode Analisa 3 bulanan
Formula
Jumlah jawaban rujukan X 100%
jumlah pasien yang dirujuk ke RS Sardjito
Standard 100%
Sumber Data Bidang Pelayanan Medik
Standar/ Target 100%
PIC Dir MedWat
% Translational Research
Perspektif Proses bisnis internal
Sasaran Strategis Terwujudnya system rujukan yang efektif
Judul IKT % Translational research
Dimensi mutu Mutu penelitian klinis
Tujuan Terdokumentasikannya translational research
Definisi Operasional Jumlah translational research yang dilakukan oleh Staf Pendidik
maupun pemberi layanan
Frekuensi semesteran
pengumpulan data
Periode Analisa 1 tahun
Formula
68
variasi asuhan klinis dan memberikan asuhan klinis yang tepat
waktu serta penggunaan sumber daya yg efisien dan konsisten
sehingga menghasilkan mutu pelayanan yang tinggi dengan
menggunakan praktek klinik yang berbasis bukti.
Definisi Operasional Kepatuhan terhadap clinical pathway adalah kepatuhan para
staf medis/ DPJP dalam menggunakan clinical pathway untuk
memberikan asuhan klinis pasien secara terstandarisasi dan
terintegrasi sehingga dapat meminimalkan adanya variasi
proses asuhan klinis.
Setiap RS menetapkan paling sedikit 5 clinical pathway dari
data 5 penyakit terbanyak dengan ketentuan high volume,
high cost, high risk dan diprediksi sembuh.
Evaluasi atau cara penilaian penerapan ke-5 clinical pathway
tersebut adalah :
1. Dilakukan audit clinical pathway berupa kegiatan monitoring
dan evaluasi terhadap kepatuhan pelaksanaan asuhan klinis
(indikator proses) dan terhadap lama hari perawatan /LOS
(Indikator output).
2. Dokumen clinical pathway diintegrasikan pada berkas rekam
medis. Kepatuhan diukur dengan ketepatan LOS sesuai CP
pada kasus tanpa varian tambahan.
Audit clinical pathway dilakukan berkala setiap bulan.
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Periode Analisa 1 tahun
Formula Telusur dokumen :
1. Ada CP
2. Ada CP yang diimplementasikan terintegrasi di Rekam Medik
3. Ada CP yang diimplementasikan, terintegrasi dan dievaluasi
Bobot IKT Ada 5 CP yang diimplementasikan di Rekam Medik dan dievaluasi
Sumber Data Rekam Medik
Standar/ Target 1. Ada 5 CP yang diimplementasikan di Rekam Medik dan 100
dievaluasi
2. Ada 5 CP yang diimplementasikan, tapi belum 75
dievaluasi 50
3. Ada CP, belum diimplementasikan 25
4. Belum ada CP
PIC Dir MedWat
Standard 100%
Sumber Data Rekam Medik
Standar/ Target Hasil ≥ 80% 100
70% ≤ Hasil < 80% 75
60% ≤ Hasil < 70% 50
50% ≤ Hasil < 60% 25
Hasil < 50 0
PIC Dir MedWat
Standard 80%
Sumber Data Bag. Diklit dan IP2KSDM
Standar/ Target 2015 2016 2017 2018 2019
80% 85% 90% 100% 100%
PIC Dir SDM dan Pendidikan
71
Sumber Data 1. Data alat yang akan dinilai kehandalannya
2. Laporan monitoring ketersediaan, kinerja dan kualitas dari
peralatan tsb
Standar 2015 --> 80 %
2016 --> 80 %
2017 --> 85%
2018 --> 90 %
2019 --> 100 %
Kriteria Penilaian RS Pendidikan
Tahun 2016 :
OEE Skor
OEE ≥ 80% 2
70% ≤ OEE < 80% 1.5
60% ≤ OEE < 70% 1
50% ≤ OEE < 60% 0.5
OEE < 50% 0
RS Non Pendidikan
Tahun 2016:
OEE Skor
OEE ≥ 80% 3
70% ≤ OEE < 80% 2.25
60% ≤ OEE < 70% 1.5
50% ≤ OEE < 60% 0.75
OEE < 50% 0
PIC Dir Umum & Operasional
Proper Skor
Emas ; Hijau ; Biru 2
Merah 1.5
Hitam 1
PIC Dir Umum dan Operasional
Standard 100%
Sumber Data Bag. Perbendaharaan dan MD (PBMD)
Standar/ Target 2015 2016 2017 2018 2019
100% 100% 100% 100% 100%
PIC Dir Keuangan
Standard ≥ 65%
Sumber Data Bag. Akuntansi
Standar/ Target Rasio PNBP terhadap Biaya Operasional (%) (PB) Skor
PB > 65 100
57 < PB <= 65 90
50 < PB <= 57 80
42 < PB <= 50 70
35 < PB <= 42 60
28 < PB <= 35 50
20 < PB <= 28 40
12 < PB <= 20 30
4 < PB <= 12 20
0 <= PB <= 4 0
2015 2016 2017 2018 2019
80% 91% 80% 80% 80%
PIC Dir Keuangan
74
C. PROGRAM KERJA STRATEGIS
2 Pelayanan Radiotheraphy (Linac 2 Peningkatan Pelayanan Klinik : 8 2 Pelayanan Diagnostic & Terapi radiasi 2 USG 2 Pengembangan SDM
+TPS + CT Simulator) ruangan onkologis dengan Gamma Camera
3 Pelayanan Klinik 5 Ruang 3 Layanan CT Simulator 3 Peningkatan Pelayanan Radiotheraphy, 3 Mesin Anestesi & Bedside Monitor 3 Kontrak service alat radioterapi
(Radiotheraphy, KHOM/2 ruang, 1 Unit Linac & TPS compatible MRI
Obsgin & Bedah)
5 Pelayanan X-Ray, Mammografi, USG 5 Pelayanan Kemotheraphy 5 Pembuatan ruang isolasi perlindungan
Color Dopler 6 Peningkatan Pelayanan Farmasi di Bougenvil 3 (dewasa)
f PABX
g OK Bedah Jantung
h Cathlab
3 Pengembangan Pelayanan Rawat 1 Pengadaan fasilitas rawat inap Penambahan ruang untuk pemisahan 1 Penambahan peralatan penunjang
Inap bersih-kotor, tindakan pelayanan rawat inap
4 Pengembangan Pelayanan Rawat 1 Pemindahan IRIA ke Gedung PJT (10 1 Pengadaan alat kesehatan
Intensif bed)
2 Penambahan/ perbaikan fasilitas ICU
di GBST
3 Penyiapan kelengkapan Ruang Isolasi 2 Pengembangan ICU Surgical
Airborne ICU
75
NO Program dan Kegiatan Target
2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
5 Pengembangan Pelayanan Pengembangan SDM Persiapan layanan stemcell melalui
Stemcell peningkatan kompetensi SDM
6 Pusat Layanan Ginjal Terpadu 1 Pemenuhan peralatan untuk 1 Pemenuhan peralatan untuk mendukung
(Instalasi Renal) mendukung layanan operasi cangkok layanan operasi cangkok ginjal
ginjal
2 Peningkatan kompetensi SDM 2 Peningkatan kompetensi SDM
10 Pengembangan Kapasitas 1 Pengolahan air limbah mandiri serta 1 Pengolahan air limbah mandiri serta 1 Pengembangan kapasitas air limbah
Pengolahan Limbah pengangkutan dan pemusnahan pengangkutan dan pemusnahan
limbah B3 oleh pihak ketiga. limbah B3 oleh pihak ketiga.
11 Pembangunan Gedung Blok Penyusunan proposal gedung pelayann Pembentukan manajemen proyek, PMU,
Pediatri ibu dan anak terpadu MIU dan pengadaaan konsultan
perencana
12 Pembangunan Gedung Parkir Proses negosiasi dengan UGM agar Pembangunan Gedung Parkir Sepeda
UGM melalui program kemitraan Motor
membangun gedung parkir di food
court
14 Rehabilitasi Gedung Pendukung 1 Pembuatan 3 ruang airborne isolation 1 Pembuatan Clean Room di Ruang Rehabilitasi ruang di Instalasi Radiologi
Pelayanan di Melati 5 IRNA I Produksi Instalasi Farmasi
15 Pengembangan SIMRS 1 Front Office 100% 1 Back Office 100% 1 Sistem informasi Penunjang 100% Integrasi FOBO & Sistem informasi Sistem informasi Klinis/ Medis 100%
Terintegrasi Penunjang 100%
16 Penambahan Sarana Penyediaan 1 Penambahan sumur dalam, water
Air Bersih treatment dan penampungan air bersih
76
BAB V
ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO
A. IDENTIFIKASI RISIKO
Bagian ini menjelaskan analisis risiko yang akan dihadapi dalam mewujudkan
berbagai sasaran strategis untuk merealisasikan visi RSUP Dr. Sardjito pada kurun
waktu tahun 2015 -2019 dan menjelaskan penilaian risiko serta mitigasi risiko yang
harus diambil oleh manajemen RS agar tidak terjadi hal yang menghalangi tercapainya
Visi, Misi dan sasaran strategis.
78
Tabel 15. Hasil Pengukuran Tingkat Risiko
RSUP Dr. Sardjito
Perspektif Stakeholder
Kemungkinan Dampak Tingkat
No Perspektif / Sasaran Risiko Warna
Risiko Terjadi Risiko risiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Terwujudnya kepuasan Buruknya penanganan complain Sangat Besar Mayor Extrim Merah
stakeholder Buruknya tindak lanjut hasil Sedang Mayor Extrim
evaluasi kepuasan stakeholder Merah
Skor/Bobot Penilaian Tingkat Besar Mayor Extrim
Kesehatan BLU yang terus
menurun Merah
2 Terwujudnya pelayanan, Survey Angka kepuasan peserta Sedang Medium Tinggi
pendidikan, dan penelitian yg didik belum optimal Kuning
prima Kredensial untuk menilai Tingkat Besar Mayor Extrim
kompetensi dan Profesionalisme
Staf Pendidik belum optimal Merah
Rendahnya Fasilitas Finansial Sedang Medium Tinggi
dan Non-finansial untuk
melakukan Penelitian Kuning
79
Perspektif Pengembangan SDM & Organisasi
Kemungkinan Dampak Tingkat
No Perspektif / Sasaran Risiko Warna
Risiko Terjadi Risiko risiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Tersedianya SDM yg Kendala Finansial & Non- Sedang Medium Tinggi Kuning
Kompeten finansial dalam pengembangan
SDM melalui Pendidikan
Formal
Kendala Finansial & Non- Sangat Besar Mayor Extrim Merah
finansial dalam pengembangan
SDM melalui Pendidikan Non-
formal/ pelatihan SDM
2 Terwujudnya fasilitas yang Kendala Finansial & Non- Sedang Medium Tinggi Kuning
memenuhi standar finansial dalam Pengadaan
Fasilitas
Kendala Finansial, Non-finansial Sangat Besar Mayor Extrim Merah
& Rekanan dalam Pemeliharaan
Fasilitas tepat waktu
Perspektif Keuangan
Kemungkinan Dampak Tingkat
No Perspektif / Sasaran Risiko Warna
Risiko Terjadi Risiko risiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Terwujudnya Peningkatan Kendala regulasi dalam Sedang Medium Tinggi Kuning
revenue penetapan tarip
Regulasi sistim rujukan Sedang Medium Tinggi Kuning
berjenjang menjadi kendala
dalam peningkatan jumlah
pasien
2 Tercapainya efisiensi usaha Rendahnya budaya efisiensi Sangat Besar Mayor Extrim Merah
Akurasi penghitungan unit cost Sangat Besar Mayor Extrim Merah
yang masih rendah
80
C. RENCANA MITIGASI RISIKO
Pada bagian ini, rencana mitigasi risiko didefinisikan berdasarkan tahap
sebelunya. Rencana mitigasi risiko merupakan upaya nyata yang dibutuhkan rumah
sakit untuk menangani kemungkinan dan dampak risiko tertentu pada sasaran
strategisnya. Rencana mitigasi yang disusun diutamakan untuk mengedalikan risiko
yang kemungkinan terjadi di rumah sakit.
Tabel berikut di bawah ini menyajikan sasaran strategis, risiko, dan rencana
mitigasinya, terutama untuk menangani risiko yang berstatus ekstrim atau tinggi
terhadap pencapaian visi, misi dan sasaran strategis.
81
Tabel 16. Penentuan Rencana Mitigasi Risiko
RSUP Dr. Sardjito
Perspektif Stakeholder
Perspektif / Kemungkinan Dampak Tingkat Rencana Mitigasi
No Risiko Warna PIC
Sasaran Risiko Terjadi Risiko risiko Risiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Terwujudnya Buruknya Sangat Besar Mayor Extrim Merah - Membuat Kebijakan Huk-Mas
kepuasan penanganan dan SPO
stakeholder komplain Penanganan
Komplain
- Kebijakan reward &
consequence
Buruknya tindak Sedang Mayor Extrim Merah Membentuk/mengoptim Dir YMum &
lanjut hasil evaluasi alkan Tim/Unit Survey Operasional
kepuasan stakeholder Pangsa Pasar, Promosi
dan Kepuasan
Stakeholder
Skor/Bobot Penilaian Besar Mayor Extrim Merah Optimalisasi Tim Mutu, Dir Med-Wat
Tingkat Kesehatan Bidang Yan-Med, Bid.
BLU yang terus Keperawatan dan Huk-
menurun Mas
2 Terwujudnya Survey Angka Sedang Medium Tinggi Kuning Memaksimalkan Huk-Mas
pelayanan, kepuasan peserta subyek survey
pendidikan, didik belum optimal termasuk Peserta Didik
dan Kredensial untuk Besar Mayor Extrim Merah Optimalisasi Tim Dir Med-Wat
menilai Tingkat Komite Kredensial
penelitian yg kompetensi dan
prima Profesionalisme Staf
Pendidik belum
optimal
Rendahnya Fasilitas Sedang Medium Tinggi Kuning Kebijakan reward & Dir SDM &
Finansial dan Non- consequence bagi Pendidikan
finansial untuk Peneliti
melakukan Penelitian
82
Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif / Kemungkinan Dampak Tingkat Rencana Mitigasi
No Risiko Warna PIC
Sasaran Risiko Terjadi Risiko risiko Risiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Terwujudnya Sistem peningkatan Sangat Besar Mayor Extrim Merah - Optimalisasi Unit Dir Med-
sistem mutu & Peningkatan Mutu Wat
peningkatan Keselamatan Pasien - Optimalisasi/
mutu & belum menjadi Kontinuitas Tim
Keselamatan budaya kerja Standar IPSG
Pasien
2 Terwujudnya Sistem rujukan yang Sedang Medium Tinggi Kuning Kolaborasi & Direktur
sistem rujukan belum efektif Optimalisasi PERSI Utama
yang efektif
Terwujudnya Kendala Finasial & Sedang Minor Moderat Kuning Kebijakan reward & Direktur
translational Non-finansial Muda consequence bagi Utama
3 research mewujudkan Peneliti
translational
research
83
Perspektif Pengembangan SDM & Organisasi
Perspektif / Kemungkinan Dampak Tingkat Rencana Mitigasi
No Risiko Warna PIC
Sasaran Risiko Terjadi Risiko risiko Risiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2 Terwujudnya Kendala Finansial & Sedang Medium Tinggi Kuning Lobi ke Kementerian Direktur
fasilitas yang Non-finansial dalam Kesehatan Gr mendapat Utama
memenuhi Pengadaan Fasilitas alokasi anggaran yang
standar lebih
Kendala Finansial, Sangat Besar Mayor Extrim Kuning Meningkatkan Alokasi Direktur
Non-finansial & Anggaran untuk Keuangan
Rekanan dalam Pemeliharaan Fasilitas
Pemeliharaan
Fasilitas tepat waktu
Perspektif Keuangan
Perspektif / Kemungkinan Dampak Tingkat Rencana Mitigasi
No Risiko Warna PIC
Sasaran Risiko Terjadi Risiko risiko Risiko
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Terwujudnya Kendala regulasi Sedang Medium Tinggi Kuning Lobi Direksi ke Dir
Peningkatan dalam penetapan kementerian terkait Keuangan
revenue tarip
Regulasi sistim Sedang Medium Tinggi Kuning Optimalisasi RS Direktur
rujukan berjenjang Jejaring Utama &
menjadi kendala Dir Mwd-
dalam peningkatan Wat
jumlah pasien
2 Tercapainya Rendahnya budaya Sangat Besar Mayor Extrim Merah Perencanaan service Dirrektur
efisiensi usaha efisiensi exelent, Penetapan Utama
komitmen melalui fakta
integritas
Akurasi Sangat Besar Mayor Extrim Merah Pelatihan Dir SDM &
penghitungan unit Penghitungan Unit Cost Pendidikan
cost yang masih
rendah
84
BAB VI
PROYEKSI FINANSIAL
A. ESTIMASI PENDAPATAN
85
B. RENCANA KEBUTUHAN ANGGARAN
1. Anggaran Program Kelangsungan Operasional/Estimasi Anggaran Operasional Selama 5 Tahun Periode RSB
86
2. Estimasi Anggaran Program Pengembangan
C. RENCANA PENDANAAN
Tabel 20. Rencana Pendanaan RSUP Dr. Sardjito
Tahun 2014 - 2019
87
BAB VII
IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGIS BISNIS
Agar RSB RSUP Dr. Sardjito dapat diimplementasikan maka ada lima mekanisme
yang perlu diterapkan, yaitu Mekanisme Penetapan Kinerja dengan Dirjen Bina Upaya
Kesehatan, Mekanisme Kontrak Kinerja di internal UPT vertical, Mekanisme Monitoring,
Mekanisme Dialog Kinerja (Performance Dialogue) dan Mekanisme Reward &
Consequences.
88
2. Mekanisme Kontrak Kinerja di internal RSUP Dr. Sardjito
Berdasarkan hasil Penetapan kinerja dengan Dirjen Bina Upaya Kesehatan,
maka Direksi juga melakukan kontrak kinerja dengan pimpinan Satuan Kerja lapisan di
bawahnya, baik Satuan Kerja Medis maupun Administratif (SPI, Komite, KSM,
Bidang/Bagian, Instalasi dan Unit).
Kontrak kinerja berisi :
a. Apa saja sasaran strategis RSUP Dr. Sardjito dan target IKU (Indikator Kinerja
Utama) RSUP Dr. Sardjito yang perlu dilakukan oleh suatu Satuan Kerja tersebut.
b. Sasaran strategis serta target IKU suatu Satuan Kerja yang diusulkan ke pihak
manajemen untuk suatu tahun penilaian kinerja.
c. Kontrak kinerja antara manajemen dan pimpinan suatu Stuan Kerja
disarankan/dilakukan di awal tahun penilaian kinerja (sesudah pelaksanaan
kontrak kinerja dengan Dirjen Bina Upaya Kesehatan). Dengan harapan isi RSB
RSUP Dr. Sardjito dapat dilaksanakan pada tingkatan organisasi yang lebih
rendah (Satuan Kerja).
3. Mekanisme Monitoring
Mekanisme monitoring ini merupakan fase pemantauan atas pencapaian target
IKU dalam mengawal pelaksanaan suatu sasaran strategis RSUP Dr. Sardjito atau
suatu Satuan Kerja yang sudah disepakati dalam kontrak kinerja. Untuk itu proses
pemantauan kemajuan status pelaksanaan berbagai target IKU RSB dan suatu Stuan
Kerja di bawahnya dilakukan melalui pusat data (data base) berbasis teknologi
informasi agar membantu manajemen puncak dan para pimpinan suatu Stuan Kerja
dalam mengambil keputusan dan tindakan terhadap status kemajuan pencapaian RSB
dan kontrak kinerja para pimpinan suatu Stuan Kerja. Nantinya data base RSB UPT
akan terhubung dengan data base Ditjen BUK Kemenkes.
89
mengevaluasi status pencapaian kontrak kinerja. Setiap pertemuan dialog kinerja
membutuhkan waktu maksimal 1 (satu) jam.
Ada tiga tujuan utama dari pelaksanaan mekanisme dialog kinerja:
a. Mengidentifikasi dan mengevaluasi mana saja target IKU pada kontrak kinerja
suatu Satuan Kerja yang belum dicapai dan apa saja tindak lanjut dari pertemuan
dialog kinerja pada periode sebelumnya yang belum bisa dilakukan.
b. Menentukan apa saja penyebab utama target IKU pada kontrak kinerja Satuan
Kerja belum tercapai.
c. Merumuskan tindak lanjut yang dibutuhkan agar target IKU dalam kontrak kinerja
Satuan Kerja dapat dicapai di kemudian hari dan berbagai risiko penyebab
ketidaktercapaian target IKU dapat dihindari atau ditiadakan. Tindak lanjut
tersebut diwujudkan dalam suatu dokumentasi komitmen antara Direksi dan
pimpinan Satuan Kerja agar ditindaklanjuti oleh Direksi dan pimpinan Satuan Kerja
dalam operasional keseharian pelayanan RSUP Dr. Sardjito.
90
BAB VIII
PENUTUP
Rencana Strategis Bisnis (RSB) RSUP Dr Sardjito Yogyakarta ini diharapkan dapat
digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kinerja RSUP
Dr Sardjito Yogyakarta dalam kurun waktu lima tahun (2015 – 2019) sehingga hasil
pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja
tahunan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
Semoga kinerja RSUP Dr Sardjito Yogyakarta sampai dengan tahun 2019 dapat
lebih terarah dan terukur. Dalam kaitannya dengan pengukuran kinerja dan sebagai
masukan bagi perencanaan selanjutnya, RSB RSUP Dr Sardjito Yogyakarta 2015-2019 ini
dievaluasi pada pertengahan tahun 2017 dan akhir periode 5 tahun (tahun 2019) sesuai
ketentuan yang berlaku.
Penyusunan RSB RSUP Dr Sardjito Yogyakarta 2015 – 2019 melibatkan
stakeholder terkait. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan RSB ini
diucapkan terima kasih. RSB RSUP Dr Sardjito Yogyakarta tahun 2015 – 2019 ini dapat
dilaksanakan dan mencapai tujuannya, bila dilakukan dengan dedikasi yang tinggi dan
kerja keras dari segenap sivitas hospitalia RSUP Dr Sardjito Yogyakarta dan Instansi-
instansi lain terkait, seperti FK UGM dan RS Jejaring.
91