Luka
Luka
KONSEP LUKA
Ester Inung Sylvia, Ns., M.Kep. Sp.MB
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh
trauma benda tajam atau tumpul perubahan suhu, zat kimia, sengatan listrik atau gigitan hewan.
Luka operasi merupakan suatu bentuk luka yang sangat mudah dalam proses penyembuhannya.
Namun sering kali ditemui dalam praktek sehari-hari setelah empat belas hari yang seharusnya
luka dalam keadaan intact atau sempuma, temyata mengalami kegagalan dalam proses
penyembuharmya, baik luka tersebut mengalami infeksi maupun makin kedalam stadium menjadi
fistula.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka, untuk menghindari kerusakan yang
lebih lanjut pada luka, faktor-faktor tersebut haruslah dikontrol dan dimonitor untuk memberikan
lingkungan yang optimal pada penyembuhan luka.
Setiap kerusakan jaringan kulit atau organ atau luka, akan memberikan perubahan bentuk
(anatomi) dan fungsi. Perawat perlu memahami penyebab luka dan patofisiologi yang
mendasarinya serta proses penyembuhan luka. Hal ini penting untuk diketahui agar perawat
mampu mengkaji luka secara akurat dan mampu mengidentifikasi beberapa faktor yang dapat
menunda penyembuhan luka. Sehingga akhimya perawat mampu memilih intervensi manajemen
luka yang tepat serta proses penyembuhan luka berlangsung sesuai dengan yang diharapkan.
A. INTEGRITAS KULIT
Kulit adalah salah satu organ tubuh yang terus menerus terpapar terhadap perubahan
lingkungan. Mempertahankan integritas adalah suatu proses yang kompleks, kerusakan pada
kulit yang mengganggu integritas kulit seperti: insisi pembedahan, injury, atau luka bakar jika
tanpa intervensi yang tepat akan dapat mengancam kehidupan.
Kulit yang merupakan pelindung tubuh beragam luas dan tebalnya dan menerima 1/3 sirkulasi
volume darah tubuh. Luas kulit orang dewasa adalah satu setengah sampai dua meter persegi.
Tebalnya antara 1,5 - 5 mm, tergantung dari letak, umur, jenis kelamin, suhu dan keadaan gizi.
Kulit paling tipis di kelopak mata, penis, labium minor, dan bagian lengan atas. Sedangkan
kulit tebal terdapat di telapak tangan dan kaki, punggung, bahu dan bokong.
Organ tambahan kulit pun berbeda menurut tempatnya. Kelenjar sebasea paling banyak
terdapat di muka tetapi tidak ada di telapak kaki atau tangan sementara kelenjar keringat
terdapat di seluruh tubuh. Asam laktat dalam keringat dan asam amino hasil keratinisasi
mempertahakan keasaman permukaan kulit antara 4 - 6, sehingga pertumbuhan bakteri
terhambat. Namun, beberapa jenis streptokokus dan stafilokokus hidup komensal di kulit.
Bakteri tersebut berada di lapisan keratin, muara rambut serta kelenjar sebasea.
Lapisan kulit
1
Epidermis
Adalah lapisan yang paling luar dan avaskular. Lapisan ini dibentuk oleh sel epitel
squamousa atau keratin dan dibagi dalam lima lapisan yaitu : stratum corneum, stratum
lucidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum germinativum.
Dermis
Adalah lapisan kulit yang paling tebal. Protein utama yang ditemukan dalam lapisan ini
adalah kolagen dan elastin. Fibroblas adalah distribusi sel dalam lapisan ini yang
mensintesa dan mensekresi protein. Lapisan ini dibagi dalam dua area yaitu papillary
dermis dan reticular dermis.
Jaringan subkutis
Lapisan ini tebal dan memberikan suport pada kulit. Terdiri dari jaringan adiposa dan
jaringan konektif yang memberikan perlindungan dibawahnya.
Fungsi Kulit :
1. Proteksi
Kulit memberikan proteksi terhadap serangan mekanik dan kimia, bakteri dan virus
patogen, serta radiasi ultra violet (UV). Juga mencegah kehilangan cairan dan elektrolit
secara berlebihan untuk mempertahankan lingkungan yang homeostasis. Kolagen
merupakan protein yang paling banyak terdapat dalam mamalia, merupakan 25 % dari
total berat badan dan memberikan kekuatan, yang membuat kulit tahan terhadap
kekuatan robekan. Elastin jumlahnya lebih sedikit dari kolagen, konsentrasi terbesamya
terdapat dalam pembuluh darah khususnya lengkungan aorta dekat jantung.
Proteksi terhadap zat kimia, bakteri dan virus patogen diberikan oleh stratum corneum,
sekresi dari kelenjar keringat dan sistem imun tubuh. Garis pertahanan utama
terhadap serangan seluruh agent ini adalah stratum corneum. Proteksi terhadap radiasi
sinar ultra violet diberikan oleh pigmentasi kulit yang mana dihasilkan dari sintesa
pigmen melanin. Sistem Immune kulit juga memberikan proteksi terhadap masuknya
microorganisme dan antigen. Sel kulit yang memberikan proteksi imune adalah sel
langerhans, antigen-presenting sel ditemukan dalam epidermis, makrofak jaringan dan
mast sel yang mengandung histamin (dilepaskan oleh reaksi radang). Kedua makrofag
dan mast sel ditemukan dalam dermis.
2. Termoregulasi
Termoregulasi tubuh diatur oleh kulit yang mana merupakan barrier antara
lingkungan luar dan dalam untuk mempertahankan temperatur tubuh. Ada dua
mekanisme primer termoregulasi yaitu sirkulasi dan berkeringat. Pembuluh darah
melakukan dilatasi untuk mengeluarkan panas atau melakukan vasokontriksi untuk
menahan panas. Saat dilatasi pembuluh ini meningkatkan aliran darah & melepaskan
panas melalui konduksi, konveksi, radiasi & evaporasi.
3. Sensasi
Reseptor saraf terdapat pada kulit yang sensitif terhadap nyeri, sentuhan, temperatur
dan tekanan. Saat distimulasi, reseptor ini mengirim impuls ke korteks cerebral untuk
diinterpretasikan.
2
4. Metabolisme
Sintesa vitamin D terjadi dikulit dengan adanya sinar matahari. Vitamin ini
berpatisipasi dalam metabolisms kalsium dan phospat dan penting dalam mineralisasi
tulang.
5. Komunikasi
Kulit manusia fungsinya juga sebagai organ komunikasi dan identifikasi. Khususnya
kulit wajah penting untuk mengidentifikasi seseorang dan memainkan peranan pada
pengkajian internal dan ekstemal kecantikan. Injuri pada kulit mmgakibatkan tidak
hanya gangguan pada fisik dan fungsi tetapi juga perubahan pada "body image".
2. Matahari
Terpaparnya kulit dengan ultra violet secara berlebihan dapat memberi pengaruh yang
berbahaya yang meningkatkan penuaan pada kulit juga meningkatkan risiko terjadinya kanker
kulit seperti sel basal atau squamosa carsinoma dan malignant melanoma.
3. Hidrasi
Adekuat hidrasi kulit normalnya diberikan oleh sekresi sebum dan keutuhan stratum corneum
dengan sel keratin. Beberapa faktor yang mempengaruhi hidrasi kulit selain hal tersebut diatas
juga dipengaruhi oleh kelembaban dan umur. Masing-masing faktor ini meningkatkan
kehilangan air dari kulit. Pemberian pelembab pada kulit menggantikan fungsi barier dari
kehilangan sebum atau menurunkan evaporasi saat kelembaban renda.
4. Sabun
Membersihkan atau mandi dengan sabun yang bersifat alkalin menurunkan ketebalan dan
jumlah sel pada lapisan di stratum comeum. Menggunakan sabun alkalin meningkatkan pH
kulit, yang membuat perubahan resistensi bakteri. Agen yang lain yang menyebabkan
delipidisasi dan dehidrasi pada kulit adalah alkohol dan aseton.
5. Nutrisi
3
Kesehatan integritas kulit dapat dipertahankan melaluli pemasukan diet yang adekuat dari
protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Diet dari protein dipecah untuk mensuplai
asam amino untuk sintesa protein. Lemak dipecah kedalam asam lemak esensial yang
digunakan oleh sel untuk membentuk lapisan lemaknya. Karbohidrat dicerna untuk
memberikan energi dalam metabolisms sel. Vitamin C, D, dan A, vitamin B pyridoxine dan
riboflavin, element mineral besi, zinc, dan copper dibutuhkan untuk mempertahankan kulit.
6. Obat-obatan
Beberapa obat-obatan diketahui mempengaruhi kulit. Salah satunya yang dipelajari adalah
kortikosteroid yang diketahui menggangu regenerasi epidermal dan sintesa kolagen.
Ikatan bekuan darah ini menutupi luka sehingga mencegah kehilangan darah dan plasma.
Platelet juga melepaskan zat kimia yang meningkatkan pembekuan seperti adenosine diphos-
phate (ADP) & prostaglandin. Platelets juga melepaskan "Growth factors" yang menstimulasi
penyembuhan 10 s/d 30 menit setelah injury. Pembuluh darah dilatasi setelah serotonin
dilepaskan oleh platelets. Dilatasi kapiler memungkinkan nutrient dibawa ke jaringan &
membawa fagosit ke dalam area. Saat pembuluh darah dilatasi aliran darah perlahan & ekstra
darah & oksigen dibawa ke daerah luka. Dilatasi kapiler menyebabkan tanda-tanda seperti
hangat & kemerahan.
4
masuk kelapisan endothel kapiler seperti sel mast basofil dan platelet dan mengeluarkan
histamine. Kecuali mengakibatkan vasodilatasi substansi tersebut dapat meningkatkan
permeabilitas dinding kapiler sehingga cairan plasma dan protein intra vaskuler akan keluar ke
ekstra vaskuler/jaringan. Pada tahapan yang berlangsung 3 hari ini akan terjadi pembersihan
sel mati, benda asing dan mikro organisms.
Klinis tanda-tanda inflamasi dapat dijurnpai dalam bentuk: kemerahan (rubor), tumor
(pembengkakan), panas (color), dan nyeri (dolor). Monosit adalah salah satu jenis lekosit yang
menghasilkan sel makrofag yang mempunyai peranan penting dalam proses fagositosis yaitu
melakukan upaya lingkungan luka menjadi asepsis. Dengan enzim yang dihasilkan seperti
kolangenase sel makrofag mampu melakukan pernbersihan luka secara autolisis.
b. Fase Proliferasi
Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira-kira akhir minggu ke 3. Pada fase ini
kerusakan kulit diisi dengan jaringan connective yang baru & luka ditutup dengan epitel yang
baru. Komponen utama dari fase ini adalah granulasi dan epitilasasi.
2) Epitelisasi
Komponen terakhir pada fase proliferasi adalah epitelisasi. Ini meliputi migrasi sel epitel
dari pinggir luka untuk melapisi permukaan luka. Pada luka dengan minimal kerusakan
jaringan, seperti pada insisi pembedahan, migrasi epitel terjadi bersamaan dengan sintesa
kolagen. Pada luka terbuka, epitelisasi dihambat sampai jaringan granulasi dibentuk, sebab
sel epitel tidak akan bermigrasi ke permukaan yang kering atau pada jaringan yang
nekrotik.
c. Fase Maturasi
Fase terakhir pada proses penyembuhan luka adalah maturasi atau fase remodeling. Fase ini
dimulai pada saat luka telah tertutup oleh jaringan granulasi & epitelisasi. Pada fase ini terjadi
5
proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali jaringan yang berlebih, pengerutan
sesuai dengan gaya gravitasi & akhimya jaringan baru terbentuk. Fase ini dapat berlangsung
berbulan-bulan & dinyatakan berakhir kalau semua tanda radang sudah lenyap. Tubuh
berusaha menormalkan kembali semua yang menjadi abnormal karena proses penyembuhan.
Udem & sel radang diserap, sel muda menjadi matang, kapiler baru menutup & diserap kembali,
kolagen yang berlebihan diserap & sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada. Selama
proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis & lemas serta mudah digerakkan dari
dasar. Terlihat pengerutan maksimal pada luka. Pada akhir fase ini penyembuhan luka kulit
mampu menahan regangan kira-kira 80 % kemampuan kulit normal. Hal ini tercapai kira-kira
3 bulan s/d 1 tahun atau lebih setelah penyembuh, kecepatan mencapai maturasi bervariasi
sesuai beban yang mengenai luka.
6
b. Status Nutrisi
Yang sama pentingnya untuk proses penyembuhan luka selain oksigen adalah status nutrisi.
Nutrisi memberikan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memperbaiki luka & mencegah
infeksi. Dibawah ini, merupakan nutrient yang penting untuk proses penyembuhan luka.
1) Adekuat simpanan protein dibutuhkan untuk sintesa kolagen & proliferasi epidermis,
immunokompeten & mencegah infeksi.. Rata-rata dewasa muda membutuhkan 0,8
s/d 0,9 gr/kg/hari untuk maintenance. Jumlah yang lebih besar dibutuhkan pada
pasien tua & pasien dengan luka tertentu atau luka yang terinfeksi.
2) Kalori dibutuhkan untuk memberikan energi untuk pertahanan jaringan &
perbaikan luka. Biasanya kalori yang dibutuhkan untuk orang dewasa antara 1500
s/d 3500 kalori / hari. Bagaimanapun infeksi atau kerusakan jaringan meningkatkan
kebutuhan kalori.
3) Vitamin C, adalah kofaktor yang penting pada sintesa kolagen dan juga dibutuhkan
untuk mempertahankan integritas dinding kapiler. Suplemen vitamin C yang
direkomendasikan adalah 250 sampai 500 mg/hari.
4) Vitamin A, diindikasikan untuk pasien yang menerima kortikosteroid. Vitamin A
menghi-langkan sebagian efek dari steroid pada penyembuhan luka. Dosis yang
direkomendasikan adalah 20.000 - 25.000 IU/hari selama 10 hari
5) Vitamin B complex dibutuhkan untuk keefektifan ikatan serta kolagen.
6) Besi dibutuhkan untuk support transport oksigen dan juga merupakan kofaktor pada
sintesa kolagen
7) Tembaga, dibutuhkan untuk support ikatan serabut kolagen.
8) Zinc, merupakan kofaktor yang penting untuk pembentukan kolagen dan sintesa
protein. Stress dan penurunan BB akan menurunkan penyimpanan Zinc. Pemberian
steroid yang terus menerus juga diketahui menurunkan nilai zinc. Walaupun
suplemen zinc penting untuk mengkoreksi defisiensi keuntungan pemberian
suplemen zinc pada pasien dengan nilai zinc normal masih kontroversial.
7
komponen sistemik tubuh mampu mengatasi hal ini dan kolonisasi bakteri tidak
melebihi dari jumlah normal teknik pencucian dan perawatan yang benar, cukup
mampu mengatasi hal tersebut.
d. Diabetes Mellitus
DM merupakan faktor sistemik, terbesar penyebab menurunnya proses penyembuhan luka.
Kunci dalam perawatan luka DM adalah dengan pengontrolan gula darah yang adekuat.
e. Pemberian kortokosteroid
f. Immunosuppresan
g. Penuaan
Secara umum faktor usia berpengaruh terhadap proses penyembuhan disebabkan karena
adanya gangguan sistem fisiologis disertai adanya malnutrisi dan penurunan integritas
vaskularisasi.
i. Terapi Topikal