Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

   


Puji sukur penulis aturkan kepada Allah SWT atas segala hidayah dan
rahmat-Nya sehingga penulis diberikan kemampuan dan kekuatan untuk dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan judul : “Beberapa Pengertian Dasar
Tentang Akidah”
Penulis menemukan banyak kesulitan dalam penulisan dan penyelesaian
Makalah ini. Dengan adanya bantuan, arahan dari berbagai pihak akhirnya penulis
dapat mengatasi segala kesulitan yang ditemukan dalam penyusunan Makalah ini.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis.
Dalam penulisan Makalah ini penulis menyadari bahwa penulisan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan krtik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan ini

Ujung Gading, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Akidah................................................................... 2
B. Penamaan Akidah....................................................................
3
1. Menurut Ahlussunnah........................................................
3
2. Menurut Selain Ahlussunnah.............................................
4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................... 7
B. Saran.......................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aqidah merupakan ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang
mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah
berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah
dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari aqidah adalah aqa-id.
Aqidah Islam itu sendiri bersumber dari Al-Qur’an dan As Sunah, bukan
dari akal atau pikiran manusia. Akal pikiran itu hanya digunakan untuk
memahami apa yang terkandung pada kedua sumber aqidah tersebut yang mana
wajib untuk diyakini dan diamalkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apakah Pengertian Akidah?
2. Apasaja Penamaan Akidah?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akidah
‘Aqidah (ُ‫ )اَ ْل َعقِ ْي َدة‬menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata
ْ yang berarti ikatan, at-tautsiiqu(ُ‫ )التَّوْ ثِ ْيق‬yang berarti kepercayaan
al-‘aqdu (ُ‫)ال َع ْقد‬
ْ yang artinya mengokohkan
atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (‫ا ُم‬MM‫)ا ِإلحْ َك‬
(menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (‫ َّو ٍة‬M ُ‫طُ بِق‬M ‫ )ال َّر ْب‬yang berarti mengikat
dengan kuat.1
Akidah diartikan sebagai isi kepercayaan dasar, keyakinan pokok,
ikatan, sangkutan, iman, cread dan credo. Akidah adalah ikatan
menghubungkan dua sudut sehingga bertemu dan bersambung secara kokoh.
Ikatan tersebut berbeda dengan terjemahan kata ribath yang juga berarti
ikatan, tetapi ikatan yang mudah dibuka, karena akan mengandung unsur yang
membahayakan. Karena itu, akidah secara bahasa ialah sesuatu yang
dipercayai, diyakini dan dipegang teguh serta terhunjam kuat di dalam lubuk
jiwa dan tak dapat beralih dari padanya.2
Sedangkan menurut istilah (terminologi): ‘aqidah adalah iman yang
teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang
meyakininya. Menurut Abû Bakar Jâbir al-Jazâiry, pengertian akidah secara
istilah (terminologi), adalah Akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat
diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah,
terpatri di dalam hati serta diyakini kebenarannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu. Karena itu, akidah
adalah keimanan yang teguh dan pasti, tidak ada keraguan bagi orang yang
meyakininya, sebagai pendapat dan pikiran atau anutan yang mempengaruhi
jiwa manusia, lalu menjadi suatu bagian dari manusia sendiri, dibela,
dipertahankan dan dii’tiqadkan bahwa hal itu adalah benar.3

1
Shalih bin Fauzan al-Fauzan, Penjelasan Ringkas Matan al-Aqidah ath-Thahawiyah,
Akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, (Jakarta: Pustaka Sahifa, 2012), h. 9
2
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 84
3
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah Pengantar Ilmu Tauhid (Kalam),
(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009), h. 31-32.
Akidah merupakan suatu perkara yang harus dibenarkan oleh hati,
yang dengannya jiwa dapat menjadi tenang, yakin serta mantap tidak
dipengaruhi oleh keraguan dan prasangka.. Berdasarkan paparan di atas, dapat
disimpulkan akidah adalah keimanan, kepercayaan, keyakinan yang teguh dan
pasti, terhujam kuat dalam lubuk hati, dipertahankan, diyakini kebenarannya,
jiwa dapat menjadi tenang dan mantap serta tidak dipengaruhi oleh keraguan
dan prasangka.

B. Penamaan Akidah
1. Menurut Ahlussunnah
Nama-nama ‘aqidah menurut Ahlus Sunnah wal Jama'ah,
sinonimnya aqidah Islamiyyah mempunyai nama lain, di antaranya, Al-
Iman, I’tiqaad, Tauhid, As-Sunnah, Ushuluddiin, Al-Fiqbul Akbar dan
Asy-Syari'iah.
a. Iman
Istilah iman terdiri dari tiga komponen yaitu membenarkan dengan
hati, mengikrarkan dengan lidah, dan mengamalkan dengan anggota.
Kata ”iman” berasal dari bahasa Arab ‫ ايمان‬artinya percaya. Istilah
iman dalam berbagai bentuk ditemukan sebanyak 718 kali dalam
Alquran. Di dalam Alquran, lafal iman sering digandengkan dengan
amal saleh. Kalau iman merupakan aspek teoritis, amal saleh
merupakan aspek praktisnya. Hal ini menunjukkan bahwa antara
akidah atau iman dan amal tidak boleh dipisahkan.
b. Aqidah (I’tiqaad dan ‘Aqaa-id)
Para ulama Ahlus Sunnah sering menyebut ilmu ‘aqidah dengan istilah
‘Aqidah Salaf: ‘Aqidah Ahlul Atsar dan al-I’tiqaad di dalam kitab-
kitab mereka.
2. Tauhid
Aqidah dinamakan dengan Tauhid karena pembahasannya berkisar seputar
Tauhid atau pengesaan kepada Allah di dalam Rububiyyah, Uluhiyyah dan
Asma’ wa Shifat. Jadi, Tauhid merupakan kajian ilmu ‘aqidah yang paling
mulia dan merupakan tujuan utamanya. Oleh karena itulah ilmu ini disebut
dengan ilmu Tauhid secara umum menurut ulama Salaf.
3. As-Sunnah
As-Sunnah artinya jalan. ‘Aqidah Salaf disebut As-Sunnah karena para
penganutnya mengikuti jalan yang ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan para Sahabat Radhiyallahu anhum di dalam masalah
‘aqidah. Dan istilah ini merupakan istilah masyhur (populer) pada tiga
generasi pertama.
4. Ushuluddin dan Ushuluddiyanah
Ushul artinya rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam dan masalah-masalah
yang qath’i serta hal-hal yang telah menjadi kesepakatan para ulama.
5. Al-Fiqhul Akbar
Ini adalah nama lain Ushuluddin dan kebalikan dari al-Fiqhul Ashghar,
yaitu kumpulan hukum-hukum ijtihadi.
6. Asy-Syari’ah
Maksudnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah Azza
wa Jalla dan Rasul-Nya berupa jalan-jalan petunjuk, terutama dan yang
paling pokok adalah Ushuluddin (masalah-masalah ‘aqidah). 4

2. Menurut Selain Ahlussunnah


a. Ilmu Kalam
Ilmu kalam ialah ilmu yang membicarakan tentang wujudnya
Tuhan (Allah), sifatsifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang
tidak ada padaNya dan sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya dan
membicarakan tentang Rasul-rasul Tuhan, untuk menetapkan
kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada padanya, sifat-
sifat yang tidak mungkin ada padanya dan sifatsifat yang mungkin
terdapat padanya.5

4
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, (Bogor:
Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2006). h. 27.
5
Ahmad Hanafi, Teologi Islam (Ilmu Kalam), (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), h. 3.
Menurut Harun Nasution, teologi dalam Islam disebut `ilm al-
Tauhid. Kata tauhid mengandung arti satu atau Esa dan keEsaan dalam
pandangan Islam, sebagai agama monotheisme merupakan sifat yang
terpenting di antara segala sifat-sifat Tuhan. Teologi Islam disebut pula
`ilm al-Kalam. Kalam adalah kata-kata, sehingga dengan pengertian
kalam ini muncul dua pemahaman. Pertama, kalam ialah sabda Tuhan.
Karena soal kalam sebagai sabda Tuhan atau al-Quran di kalangan
umat Islam pada abad ke sembilan dan ke sepuluh Masehi pernah
menimbulkan pertentangan-pertentangan keras sehingga timbul
penganiayaan dan pembunuhan-pembunuhan terhadap sesama muslim
pada masa itu. Kedua, yang dimaksud kalam adalah kata-kata manusia,
karena kaum teolog Islam bersilat lidah dengan kata-kata dalam
mempertahankan pendapat dan pendirian masing-masing. Teolog
dalam Islam dinamai dengan mutakallimun yaitu ahli debat yang
pandai memakai kata-kata.6
Menurut Nurcholish Madjid, ilmu kalam sering diterjemahkan
sebagai teologia, sekalipun sebenarnya tidak seluruhnya sama dengan
pengertian teologia dalam agama Kristen. Misalnya dalam pengertian
teologi Kristen, ilmu fiqih dalam Islam termasuk teologi. Karena itu
sebagian di kalangan ahli ada yang menghendaki pengertian yang lebih
praktis untuk menerjemahkan ilmu kalam sebagai teologis dialektis
atau teologi rasional, dan mereka melihatnya sebagai suatu disiplin
ilmu yang sangat khas dalam Islam7

b. Filsafat
Istilah ini dipakai oleh para filosof dan orang yang sejalan dengan
mereka. Ini adalah nama yang tidak boleh dipakai dalam ‘aqidah,

6
Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, (Jakarta:
UI H-Press, 1978), h. ix.
7
Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban. Sebuah Telaah Kritis tentang
Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemoderenan, (Jakarta: Paramadina, 1992), h. 201-202
karena dasar filsafat itu adalah khayalan, rasionalitas, fiktif dan
pandangan-pandangan khurafat tentang hal-hal yang ghaib.
c. Tashawuf
Istilah ini dipakai oleh sebagian kaum Shufi, filosof, orientalis serta
orang-orang yang sejalan dengan mereka. Ini adalah nama yang tidak
boleh dipakai dalam ‘aqidah, karena merupakan pe-namaan yang baru
lagi diada-adakan. Di dalamnya terkandung igauan kaum Shufi, klaim-
klaim dan pengakuan-pengakuan khurafat mereka yang dijadikan
sebagai rujukan dalam ‘aqidah. Penamaan Tashawwuf dan Shufi tidak
dikenal pada awal Islam. Penamaan ini terkenal (ada) setelah itu atau
masuk ke dalam Islam dari ajaran agama dan keyakinan selain Islam
d. Illahiyat
Illahiyat adalah kajian ‘aqidah dengan metodologi filsafat. Ini adalah
nama yang dipakai oleh mutakallimin, para filosof, para orientalis dan
para pengikutnya. Ini juga merupakan penamaan yang salah sehingga
nama ini tidak boleh dipakai, karena yang mereka maksud adalah
filsafatnya kaum filosof dan penjelasan-penjelasan kaum mutakallimin
tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala menurut persepsi mereka.8

8
Nurcholish Madjid (Ed.), Khazanah Intelektual Islam (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1994),
10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Aqidah
Islamiyyah adalah suatu cabang keilmuan terapan yang wajib diketahui dan
dipahami oleh seluruh umat islam. Sebagai pengajaran akan pokok keimanan
yang membentuk mentalitas dan keyakinan, maka aqidah islamiyyah akan
berpengaruh menggerakkan seseorang untuk lebih bersemangat di dalam
upaya mengisi hidupnya sebagai bekal menempuh perjalanan setelah masa
kematiannya. Selain itu, aqidah juga penting agar manusia dapat meyakini dan
mempercayai bahwa keberadaan semua makhluk yang ada merupakan ciptaan
Allah, serta manusia dapat menjadikannya pedoman dalam mengarungi alam
beserta segala isinya.
Ada beberapa istilah lain aqidah islam menurut ulama Ahlus
Sunnah diantaranya : 1. Al-Iman, 2. ‘Aqidah (I’tiqaad dan ‘Aqaa-id), 3.
Tauhid, 4. As-Sunnah, 5. Ushuluddin6. Al-Fiqhul Akbar, 7. Asy-Syari’ah.
Dan ada juga penamaan yang dipakai oleh firqah (sekte) selain Ahlus Sunnah
sebagai nama dari ilmu ‘aqidah seperti : Ilmu Kalam,
Filsafat, Tashawwuf, Ilaahiyyat

B. Saran
Kami dari Kelompok menyadari bahwa masih kurang sempurnanya
makalah yang kami sajikan ini, untuk itu kami mengharapkan kritikan dan
saran yang membangun untuk memperbaiki dan kesempurnaan dari makalah
kami ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Sejarah Pengantar Ilmu Tauhid


(Kalam), (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009

Hanafi, Ahmad, Teologi Islam (Ilmu Kalam), Jakarta: Bulan Bintang, 1974

Nata, Abudin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003

Madjid, Nurcholish (Ed.), Khazanah Intelektual Islam, Jakarta: Pustaka Pelajar,


1994

Madjid, Nurcholis, Islam Doktrin dan Peradaban. Sebuah Telaah Kritis tentang
Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemoderenan, Jakarta:
Paramadina, 1992

Nasution, Harun, Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan,


Jakarta: UI H-Press, 1978

Shalih bin Fauzan al-Fauzan, Penjelasan Ringkas Matan al-Aqidah ath-


Thahawiyah, Akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Jakarta: Pustaka Sahifa,
2012

Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah,
Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2006

Anda mungkin juga menyukai