Anda di halaman 1dari 80

KOMPROMI PERLAHAN-LAHAN

(CREEPING COMPROMISE)

JOE CREWS
Pendiri Amazing Facts

Edisi Kenangan
Naskah Asli

UNTUK KALANGAN SENDIRI


TIDAK DIPERJUALBELIKAN
KOMPROMI PERLAHAN-LAHAN
(CREEPING COMPROMISE)

JOE CREWS
Pendiri Amazing Facts

Edisi Kenangan
Naskah Asli

Penerbit: Homeward Publishing


PO Box 111 Earlton, NY 12058
Hak Cipta © 2002

Penerjemah: N.K. Mirahayuni


Penyunting: Jimmy W. Senduk

2
Dari Penyunting

Umat Masehi Advent Hari Ketujuh percaya bahwa mereka sudah dipanggil secara
khusus oleh Allah untuk menyiarkan Kabar Baik tentang Kedatangan Kristus yang segera
kepada dunia yang sedang bingung dan sekarat ini. “Kepedihan hebat harus dialami
untuk menghadapkan masalah ini kepada orang banyak” (Fundamentals of Christian
Education, 336), karena “BANYAK ORANG sedang pergi dengan arah yang
berlawanan dengan terang yang Tuhan sudah berikan kepada umatNya, karena
mereka tidak membaca buku-buku yang berisi terang dan pengetahuan yang di
dalamnya ada teguran dan amaran” (3 Testimonies, 254). Oleh karena itu “penipuan
yang terakhir dari Setan ialah membuat agar TIDAK ADA FAEDAH APA-APA DARI
KESAKSIAN ROH NUBUAT ITU” (3 Testimonies, 255).
“Kita sedang hidup dalam masa paling genting sejarah dunia ini. Nasib orang
banyak di dunia ini tidak lama lagi ditentukan. Keselamatan masa depan kita sendiri dan
juga keselamatan orang-orang lain, tergantung pada jalan yang kita tempuh sekarang” (8
Alfa Omega, 632). “Saya [E.G. White] melihat bahwa BANYAK yang melalaikan
persiapan yang sangat dibutuhkan dan sedang mengharapkan waktu “penyegaran”
dan “hujan akhir” untuk melayakkan mereka berdiri pada Hari Tuhan dan hidup dalam
pemandanganNya. ADUH, BETAPA BANYAK ORANG SAYA LIHAT TANPA
PERLINDUNGAN PADA MASA KESUKARAN!” (Maranatha, 242). “Sebagian orang
tidak mempunyai pendirian yang teguh. Mereka seperti gumpalan dempul yang bisa
dibentuk sesuka hati. Mereka tidak mempunyai bentuk pendirian, sehingga tidak
berguna di dunia ini. Ketidaksanggupan dalam membuat keputusan ini, yang adalah
KELEMAHAN, haruslah dikalahkan. Tabiat Kristen sejati tidak akan bisa
dipengaruhi dan diubah oleh keadaan yang sukar sekalipun. Manusia harus memi-
liki kekuatan moral, kejujuran yang tidak rapuh walau disanjung, disogok, bahkan
ditakut-takuti” (5 Testimonies, 297). Biarlah kita: “berdiri tegak untuk membela
Kebenaran pada saat MAYORITAS meninggalkan kita, melaksana-kan pertempuran
Tuhan pada waktu pahlawan-pahlawan HANYA SEDIKIT. Inilah ujian yang harus
kita tempuh nanti” (5 Testimonies, 136). “Pria dan wa-nita yang PEKA TERHADAP
DOSA DAN BENCI KEPADA KEJAHATAN, yang memiliki pandangan mata rohani
untuk melihat kekurangan-kekurangan pekerjaan Allah dan untuk bekerja dengan
minat yang tekun dan tidak mementingkan diri serta selalu menyembunyikan diri
dalam Yesus... MEMI-LIKI ROH PERIBADATAN YANG PRAKTIS, YANG MEMILIKI
HATI NURANI YANG CEPAT MERASAKAN ADANYA BAHAYA; pria dan wanita yang
tidak mau menonjolkan diri dan tidak mau berusaha menyembunyikan cacat jiwa
dalam rupa peribadatan; orang-orang yang merasakan kelemahan dan
ketidaksempurnaan tabiat, dan yang mau menggantungkan jiwa mereka pada
Yesus Kristus” (Testimonies on Sabbath School Work, 22-26).
Sebagai umat yang menantikan Kedatangan Tuhan Yesus Kedua kali, Tuhan
merindukan agar kita menyadari bahwa “kebutuhan dunia yang terbesar ialah
manusia yang TIDAK DAPAT DIPERJUALBELIKAN, manusia yang JUJUR DAN
SETIA DI DALAM JIWA, manusia yang TIDAK TAKUT MENYEBUT DOSA DENGAN
NAMA YANG SEBENARNYA, manusia yang HATI NURANINYA SETIA PADA TUHAN
seperti jarum kompas selalu menunjuk ke utara, dan manusia yang
MEMPERTAHANKAN KEBENARAN sekalipun langit runtuh” (Education, 57).
“Agar beroleh kemajuan, dalam setiap jemaat harus terdapat orang-orang
yang diharapkan dan dipercaya pada masa yang sukar; orang-orang yang
BERPENDIRIAN TEGUH seperti baja, orang-orang yang TIDAK MEMENTINGKAN
DIRI SENDIRI, yang MENARUH MINAT DAN HATI MEREKA TERHADAP
PEKERJAAN ALLAH lebih dari pendapat-pendapat ataupun perhatian duniawi
mereka” (2 Testimonies, 637).
“Seorang anggota yang mengasihi Kristus dan penuh penyerahan akan berbuat
lebih banyak kebajikan di dalam jemaat daripada seratus pekerja yang setengah

3
bertobat, dan tidak disucikan, serta terlalu percaya kepada diri sendiri” (5 Testimonies,
114).
Buku ini tidak dituliskan atau diterjemahkan bagi orang-orang yang tidak
merindukan reformasi dan kebangunan rohani. Sesungguhnya, buku ini hanya akan
tampak sebagai kebodohan bagi dunia.
Mohon tidak menggunakan buku ini untuk memaksakannya kepada keluarga atau
sahabat anda yang belum diperbaharui. Dengarkanlah amaran ini:
“Anda tidak akan mungkin mengubah hati ... Bagi orang-orang yang
menjadikan diri mereka sendiri berhala, tidak ada sesuatupun dalam ujian-ujian
manusiawi [mis. standar-standar perilaku seperti berpakaian, gaya hidup, musik,
hiburan, dll.] harus disampaikan, karena itu hanya akan memberikan mereka alasan
untuk melakukan loncatan terakhir ke dalam kemurtadan.” Our Health Message, hlm.
429-430. TERAPKANLAH PRINSIP-PRINSIP DALAM BUKU INI KE DALAM
KEHIDUPAN ANDA SENDIRI.
Buku-buku yang kami terjemahkan atau tuliskan bukan untuk tujuan komersial.
Buku-buku ini adalah salah satu sarana kecil untuk mempersiapkan umat Tuhan
menyambut KedatanganNya yang semakin dekat. Semoga bermanfaat dan Tuhan
memberkati.

Penyunting

4
KOMENTAR REKAN-REKAN CREWS

Doug Batchelor, Presiden, Pembicara, Amazing Facts: “Dengan ga-yanya yang


langsung, dan unik, Saudara Crews mengemukakan ma-salah-masalah yang paling
sensitif dan kontroversial dengan pende-katan tanpa kompromi dan tegas. Karya klasik
ini muncul 25 tahun yang lalu dan sejak saat itu telah mengaduk-aduk orang-orang
Kristen Laodikea.”

Penatua E.E. Cleveland, Pengajar di Dept. Religion di Oakwood Col-lege: “Karya-karya


Penatua Crews menganjurkan sendiri melalui ke-ortodoks-an Alkitabiahnya dan
kejelasannya yang menjadi gaya penu-lis dalam berbicara dan menulis.Meski saya tidak
selalu setuju dengan metode pengungkapannya, saya percaya kepada kesimpulan-ke-
simpulan Alkitabiahnya dan dengan sepenuh hati menganjurkan karya tulis ini.”

Alvin M. Kibble, Wakil Presiden, MAHK Divisi Amerika Utara: “Seba-gai seorang
pemimpin yang penuh visi dan berani, Pendeta Joe Crews menekuni panggilan dan
pelayanannya secara bersungguh-sungguh. Dengan memegang teguh kepada nilai-
nilai tradisional, ia berkhotbah dan mengajarkan suatu doktrin yang keras dan per-
caya kepada apa yang diajarkannya. Ia berusaha keras untuk me-megang prinsip-
prinsip “imannya.” Tidak selalu bersemangat dengan sesama pemimpin, Pendeta Crews
mengajukan keberatan yang tegas kepada keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan
yang dirasanya memiliki efek kompromi terhadap misi dan perintah Gereja. Dengan
selalu berusaha bekerja di dalam organisasi gerejanya, pelayanannya memberi
keseimbangan di kalangan pelayanan rekan-rekan seang-katannya, dengan mengangkat
hati nurani masyarakat beriman ten-tang masalah-masalah standar dan praktek Kristiani.”

Pendeta Langley, Koordinator Doa, Konferens MAHK North-eastern, Pendidikan


Kehidupan Keluarga: “Saya tanpa keraguan menganjur-kan buku Creeping
Compromisi. Buku ini telah mengubah kehi-dupan saya, dan akan demikian juga
dengan kehidupan anda.”

JAN PAULSEN, PRESIDEN GENERAL CONFERENCE MASEHI ADVENT HARI


KETUJUH: “Perenungan akan pelayanan dan kesak-sian Penatua Joe Crews dan
Amazing Facts menyatakan seorang pria yang memahami bahwa ia diperintahkan
oleh Allah untuk membagikan pengharapan yang penuh berkat yang ada di dalam
Yesus kepada anggota-anggota gereja dan juga ‘orang asing.’ Dari perkataannya,
dan dari buku-buku dan majalah, yang ditulis-kan dan diterbitkan oleh Penatua
Crews, banyak orang telah me-ngenal Yesus secara lebih pribadi. Pelayanan orang
ini telah menjadi berkat bagi banyak orang.”

Don C. Schneider, Presiden, Divisi Amerika Utara: “Kita mengalami masa-masa sulit
menjangkau kota-kota di masa kini. Kita juga telah melakukannya 40 tahun yang lalu,
namun Penatua Joe Crews meng-ambil tantangan Penatua Cyril Miller dan Penatua Bill
May untuk memulai sebuah pelayanan yang akan menjangkau Baltimore. The Amazing
Facts Ministry yang dimulai oleh Joe Crews sebagai tanggapan atas tantangan itu
telah menjangkau jauh melampaui Baltimore—dan gereja berterima kasih
kepadanya.”

Benjamin D. Schoun, Presiden Uni Atlantik MAHK, mantan Wakil Dekan Theological
Seminary, Andrews University: “Bagi umat percaya Kristiani yang telah menerima
kasih karunia Kristus dan telah memiliki jaminan keselamatan, buku ini
menunjukkan praktek-praktek gaya hidup yang dapat melindungi dan menguatkan
per-baktian dan penyerahan seseorang kepada Kristus. Sementara banyak orang
Kristen secara sadar menarik garis batas praktek di tempat-tempat yang berbeda,

5
prinsip-prinsip yang disampaikan di sini adalah berharga untuk dipertimbangkan
dan diikuti.”

G. Ralph Thompson, pensiunan Sekretaris GC MAHK: “Selama ber-tahun-tahun saya


mendapatkan kesempatan istimewa untuk mende-ngarkan Joe Crews dalam acara
radionya yang disebut “Amazing Facts.” Gaya penyampaiannya yang dinamis dan
tanpa rasa takut tentang Injil Kekal memberikan kesan yang luar biasa kepada
ribuan pendengarnya dan BANYAK YANG KEMUDIAN DITUNTUN UNTUK
MENERIMA PEKABARAN ADVENT.
“Siarannya ada pada beberapa acara radio di wilayah Karibia di wilayah di mana
saya menjadi Ketua Konferens, dan kemudian, Ketua Uni, dan kami diberkati oleh
pelayanannya. Saya juga menjadi pembi-cara pada Radio Barbados dalam acara siaran
mingguan “Faith for Today” setiap hari Minggu selama 25 tahun dan juga umat kita bisa
mendengarkan “Amazing Facts” dari Montserrat dan di tempat-tempat lainnya pada
waktu yang berbeda, adalah berkat yang besar. Kami memiliki semangat persaudaraan,
terlibat dalam jenis penjangkauan dan pemenangan jiwa yang sama, yaitu mengabarkan
kabar baik Pekabaran Advent.
“Sesuatu yang bahkan lebih aneh terjadi pada kami ber-dua bertahun-
tahun kemudian. Di tahun 1990, saya harus masuk Rumah Sakit Advent Washington
untuk menjalani angioplastik untuk memperbaiki masalah jantung.
“Joe Crews masuk di rumah sakit yang sama dengan jenis ma-salah yang sama.
Operasi berhasil, dan ia menunggu saat pulang un-tuk menyelesaikan siarannya ketika ia
tiba-tiba mendapat serangan dan yang mengejutkan keluarga dan sahabat, ia tidak
pernah kembali.
“Sebagai sesama penyiar, saya sangat merasakan kehilangan dia, namun karya
dan pengorbanannya hidup terus menjadi inspirasi bagi orang lain yang tak terhitung
jumlahnya.
“Joe Crews benar-benar seorang PRAJURIT BAGI KRISTUS YANG
PEMBERANI. Semoga suku bangsanya bertambah-tambah!”

6
PRAKATA

Hari itu musim panas yang terik di bawah sebuah tenda kanvas yang besar dalam
sebuah pertemuan perkemahan di Negara Bagian Mary-land. Kami adalah orang-orang
Kristen yang baru saja dibaptis yang pada hari itu duduk di mimbar di bawah tenda di
mana kami telah di-undang untuk memberikan kesaksian dan musik pujian. Duduk di se-
belah kami pada altar adalah pembicara utama bagi pertemuan perke-mahan tersebut.
Dan dia benar-benar berbicara!
Dengan cara yang berhati-hati dan anggun, ia menyampaikan kebenaran yang
tajam yang mendorong pendengarnya untuk menca-pai standar Kristen yang lebih
tinggi secara mental, fisik, dan rohani. Ia berbicara sebagai seseorang yang secara
tulus memikirkan tentang keselamatan kekal bagi setiap orang yang mendengarkannya.
Inilah perkenalan pertama kami dengan Joe Crews.
Ada hanya SEDIKIT ORANG yang tegas pada masa kini, yang bukan saja
melihat kejahatan-kejahatan dan kekejian-keke-jian pada zaman ini,melainkan juga
dapat menyampaikannya tan-pa rasa takut, berhati-hati dan penuh kasih kepada
umat Tuhan. Ketika ada kesempatan bagi kami untuk menerbitkan buku kami sen-diri,
Thy Nakedness, Lord, What Shall I Wear?, kami ingin seseorang membaca dan
menuliskan komentarnya untuk sampul belakang. Joe Crews menerimanya dengan
kebaikan hati.
Selama sekian tahun ia telah menjadi inspirasi dan penghiburan bagi pelayanan
kami. Ia menggembalakan, mengajar dan menginjil secara pribadi melalui televisi, radio,
bukuk-buku dan Amazing Facts Study Guides (1-14), selalu memberikan informasi yang
tepat bagi za-man akhir di mana kita hidup. Berbagai aspek pelayanannya telah menjadi
sarana dalam memperkenalkan ribuan orang kepada Yesus Kristus.
Tidak pernah kami bayangkan sebelumnya, sementara duduk di bawah tenda
pertemuan, bahwa bertahun-tahun kemudian kami dapat memperoleh kesempatan
mengambil bagian kecil dalam menyampai-kan warisan Joe Crews dengan menjadi
penerbit dari salah satu buku-nya yang pertama dan yang terpenting, Creeping
Compromise.
Prinsip-prinsip dan “penalaran” yang baik yang disampaikan da-lam Creeping
Compromise telah menguatkan dan menghibur kami un-tuk tetap berjalan pada jalurnya
ketika kami membaca dan membaca kembali nasihat Tuhan pada halaman-halamannya.
Doa kami adalah bahwa anda, para pembaca, akan memperoleh pengalaman yang
sama.
Direktur Homeward Publishing
Rick dan Gwen Shorter

7
Daftar Isi

Dari Penyunting . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
Komentar Rekan-Rekan Crews . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
Prakata . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
Musuh Kita—Dunia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
Apakah Ketelanjangan itu Sopan? . . . . . . . . . . . . . . . . 27
Standar Ganda Diungkapkan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36
Uniseks . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 44
Kosmetik dan Perhiasan Aneka Warna . . . . . . . . . . . . 50
Perangkap Televisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 75
Dipersatukan Secara Hukum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 83
Musik dan Suasana Hati . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 89
Daging atau Bukan Daging . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 94
Makan Bersama dan Prinsip-Prinsip . . . . . . . . . . . . . . 101
Menghancurkan Kesaksian Kita . . . . . . . . . . . . . . . .. . 107
Legalisme atau Kasih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 115

8
JIKA ENGKAU MAKAN ATAU JIKA ENGKAU MINUM,
ATAU JIKA ENGKAU MELAKUKAN SESUATU YANG
LAIN, LAKUKANLAH SEMUANYA ITU UNTUK
KEMULIAAN ALLAH. 1 KORINTUS 10:31

AKU DATANG SEGERA. PEGANGLAH APA YANG


ADA PADAMU, SUPAYA TIDAK SEORANG PUN
MENGAMBIL MAHKOTAMU. WAHYU 3:11

9
PENDAHULUAN

Topik tentang standar-standar kekristenan barangkali adalah salah satu dari ajaran-
ajaran yang paling terlupakan di dalam gereja modern. Sangat sedikit dituliskan pada
masa kini yang dapat memberi-kan bahkan petunjuk dasar dalam bidang yang amat vital
ini. Hanya sedikit saja buku-buku kecil atau traktat-traktat yang telah mencoba
membahas prinsip-prinsip dasar dan praktis yang seharusnya membedakan kehidupan
Kristen dari dunia.
Alasan dari keengganan untuk menulis perilaku Kristen secara terperinci ini
barangkali disebabkan oleh dua ketakutan: Pertama, ke-takutan untuk menyinggung
MAYORITAS yang agak besar dari anggota jemaat yang hidup jauh di bawah
standar Alkitab. Kedua, ketakutan dicap menghakimi, legalis, lebih-kudus-dari-
kamu sekalian, dan tidak punya hubungan pribadi dan penuh kasih dengan Kristus.
Kami terpaksa mengakui bahwa kedua ketakutan ini adalah beralasan.Sudah ada
terlalu banyak tulisan tentang roh farisi-isme. Setan telah memanfaatkan pandangan-
pandangan yang fanatik dan vokal dari sebagian kecil orang dan menggunakannya untuk
mengintimidasi orang-orang yang hendak menulis dengan kepala dingin tentang po-kok
persoalan ini. Dan terlalu sering, di dalam kebencian khususnya kepada kebenaran ini,
Setan telah menyebabkan banyak orang di da-lam gereja untuk menganggap bahwa
setiap pembahasan tentang standar Kristen adalah ekstremis dan tidak pantas.
Faktor-faktor inilah telah bergabung menyebabkan kurangnya bahan bacaan
dalam topik ini. Inilah sebabnya, terdapat kebutuhan yang luar biasa untuk mendidik
jemaat tentang prinsip-prinsip alkitab-iah yang seimbang tentang perilaku—prinsip-prinsip
yang tidak ber-tentangan dengan konsep pembenaran oleh iman yang seharusnya
menjadi dasar bagi gaya hidup setiap orang Kristen yang sejati.
Kita juga harus mengakui bahwa amat sedikit yang dapat dikata-kan tentang
perkara ini. Lagipula, tindakan bukanlah sarana untuk memperoleh keselamatan. Kita
diselamatkan oleh kasih karunia mela-lui iman dan bukan karena jasa perbuatan,
penurutan, ataupun perila-ku lahiriah kita. Setiap penekanan yang berlebihan tentang
perkara-perkara lahiriah dapat dengan mudah disalahpahami sebagai peno-lakan
terhadap pembenaran oleh iman.
Jelaslah, pada masa penulisan buku ini, tidak ada penekanan yang berlebihan
pada tingkatan denominasi. Hanya terkadang suara-suara satu dua terdengar tentang
topik ini. Di lain pihak, muncul seca-ra spektakuler khotbah-khotbah tentang doktrin
pembenaran oleh iman, yang memang seharusnya demikian. Ketika dikhotbahkan da-
lam waktu dan tempat yang tepat, kebutuhan terbesar gereja saat ini adalah untuk
mengetahui lebih banyak tentang hubungan antara pem-benaran dan pengudusan dalam
pengalaman mereka. Namun dalam menyampaikan kebenaran-kebenaran rohani yang
dalam tentang ke-selamatan, tidak boleh ada perkataan yang meremehkan arti penting
penurutan. Sebagian tampaknya hampir tidak mampu untuk memeli-hara keseimbangan
yang indah antara iman dan perbuatan. Padahal ini adalah begitu penting dan perlu!
Jikalau kasih karunia atau-pun perbuatan disalahpahami, ini sama artinya dengan
memati-kan semangat pengalaman dan mengerdilkan kesaksian pribadi.
Sebagian orang barangkali keberatan dan menganggap buku seperti ini tidak
diperlukan, karena perilaku lahiriah adalah pertumbuh-an lahiriah yang alami dan spontan
dari pertobatan kepada Kristus. Maka, kehidupan akan secara otomatis menghasilkan
buah dari pembenaran dan penurutan yang benar. Namun apakah ini sepenuhnya
benar? Memang benar bahwa tindakan muncil dari sikap batin pertobatan, namun
tuntunan diperlukan bagi orang Kristen yang paling berserah.
Banyak orang yang telah bertobat memelihara hari Minggu mau-pun merokok
hanya karena tidak ada seorangpun yang menjelaskan kepada mereka tentang
keberatan-keberatan alkitabiah tentang tin-dakan tersebut. Apakah kita menjadi legalis
ketika mengajar mereka untuk mengubah perilaku mereka atas dasar Firman Tuhan?

10
Maka apakah salah berbicara tentang perkara-perkara lain dalam hal perilaku lahiriah
yang mungkin perlu berselaras dengan Alkitab?
Satu pengamatan terakhir harus dilakukan sebelum anda mulai membaca
halaman-halaman berikutnya. Buku ini tidak dituliskan bagi orang yang tidak
bertobat. Sesungguhnya, ini hanya tampak sebagai kebodohan bagi kelompok
duniawi.
Mohon untuk tidak mengambil apapun yang disampaikan di dalam buku ini
dan berusaha memaksakannya kepada anggota keluarga atau teman-teman anda
yang belum diperbaharui. Khususnya kita dinasihati untuk tidak memaksakan standar
berpakaian kepada orang-orang yang tidak bertobat. Dengarkanlah peringatan ini:
“Anda tidak akan mungkin mengubah hati. Memulai dengan gaya
berpakaian yang berbeda tidak akan mengubahkannya. Kesulitannya adalah,
GEREJA PERLU BERTOBAT SETIAP HARI... Mereka yang berani MELANGGAR
pernyataan-pernyataan ilham yang paling jelas tidak akan mendengarkan setiap
usaha manusia untuk mendorong mereka mengenakan pakaian yang seder-hana,
rapi, tanpa perhiasan dan pantas... Bagi mereka yang men-jadikan diri mereka
sebagai berhala, tidak ada sesuatupun dalam ujian manusiawi yang harus
disampaikan, karena itu hanya akan memberikan mereka satu alasan untuk
membuat lompatan ter-akhir ke dalam kemurtadan.” Our Health Message, hlm. 429-
430.
Terapkanlah prinsip-prinsip di dalam buku ini ke dalam ke-hidupan anda
sendiri. Sebagiannya telah jarang muncul di dalam buku-buku yang telah terbit
sebelumnya. Tahanlah dorongan untuk menyebutnya fanatik sebelum anda membaca
seluruh isi buku ini dan meminta kepada Tuhan untuk menunjukkan kepada anda apa
yang harus dilakukan saat ini ketika sinar matahari senja terakhir di bumi ini semakin
meredup.

11
MUSUH KITA—DUNIA

Dunia saat ini berada dalam keadaan perubahan terus menerus yang luar biasa.
Pandangan-pandangan dan nilai-nilai tradisional telah di-gantikan dan hampir
berkebalikan di dalam waktu yang relatif pendek. Di bawah pengaruh televisi yang
membungkam dan media elektro-nik yang bergerak amat mudah, pikiran-pikiran telah
dimanipulasi, pola-pola pikir telah diatur, dan keputusan-keputusan didiktekan. Dan
sebagian besar dari jutaan orang telah menjadi begitu terpenga-ruh sehingga hampir
tidak menyadari alat-alat artifisial yang penuh kuasa yang digunakan untuk mengubah
pikiran dan moral mereka.
Tidak diragukan lagi bahwa Setan sedang menarik tali-tali dan mengatur
kekuatan-kekuatan halus yang dirancang untuk menghan-curkan kita secara rohani. Di
bawah pengaruh yang membius dari ke-kuatan-kekuatan ini, pikiran-pikiran orang
Kristen telah dicuci otak secara berhasil sebagaimana halnya orang berdosa yang
paling tidak diperbaharui.
Satu-satunya keamanan kita adalah mengetahui kamuflase mu-suh kita yang
cerdik. Ribuan perangkap kematian yang tersamar telah ditanam di sekeliling kita.
Hampir tidak disadari pemikiran kita telah dipengaruhi oleh apa yang kita lihat dan
dengar.Kepekaan rohani telah dikikis dan hilang sepenuhnya. Kepekaan yang
halus terha-dap dosa telah dibutakan oleh pajanan (exposure) yang terus me-nerus
kepada apa yang tampak sebagai pengaruh-pengaruh yang tak berbahaya dari
masyarakat kita yang telah termakan umpan.
Di dalam Alkitab, senjata-senjata serangan Setan ini semata-mata disebut
sebagai “dunia.” Dan tidak seorangpun dapat berkata bahwa kita tidak diperingatkan
terhadap pengaruhnya yang meren-dahkan moral. Paulus, Yakobus dan Yohanes
kesemuanya menulis-kan dengan kemendesakan yang dramatis tentang bahaya-bahaya
bersekutu dengan dunia:

”Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalam-nya. Jikalau
orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa ti-dak ada di dalam orang itu.
Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan
mata serta ke-angkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari
dunia. 1 Yohanes 2:15, 16.

“Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa
persahabatan dengan dunia adalah permusuhan de-ngan Allah? Jadi
barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh
Allah. Yakobus 4:4.

“Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya.
Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melain-kan Aku telah memilih kamu dari
dunia,sebab itulah dunia mem-benci kamu. Yohanes 15:19.

“Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka,dan pisahkan-lah dirimu dari
mereka,firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan
menerima kamu. 2 Korintus 6:17.

“Yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebas-kan kita dari
segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat,
kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbu-at baik. Titus 2:14.

Para penulis ini memiliki obsesi yang berasal dari ilham untuk menyatakan
kesalahan yang paling mematikan sebagai akibat dari mencampurkan antara yang
kudus dan yang profan (yang bukan sakral). Mereka berkata kepada kita dengan satu

12
suara, “JANGANLAH MENGASIHI DUNIA INI. KAMU TIDAK BERASAL DARI DUNIA
INI. KELUARLAH DARI DUNIA INI DAN JADILAH UMAT YANG ISTIMEWA DAN
TERPISAH.”
Ayat-ayat ini tidak boleh dipandang sebagai perintah-perintah untuk meninggalkan
pekerjaan fisik di dunia. Jelaslah, mereka memperingatkan terhadap pengaruh-
pengaruh, kebiasaan-kebiasaan, dan gagasan-gagasan tertentu yang akan sangat
merusak jalan hidup Kristen. Selanjutnya, Yesus Sendiri menyatakan bahwa perkara-
perkara dunia AKAN TAMPAK sangat bersih di mata manusia. Ia meletakkan prinsip-
prinsip kekal ketika Ia mengucapkan perkataan ini kepada kaum Farisi: “Kamu
membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang
dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.” Lukas 16:15.
Pelajarilah pernyataan itu secara seksama. Kristus sedang me-ngatakan bahwa
perkara-perkara yang paling mulia dan terhormat di dalam masyarakat akan menjadi
musuh terbesar kebenaran. Ia me-ngatakan bahwa umatNya hendaklah berdiri di sisi
yang berlawanan dengan praktek-praktek dunia. ORANG KRISTEN YANG SEJATI
HARUSLAH MENOLAK GAYA HIDUP YANG MENJADI NORMA YANG DITERIMA
DAN DISETUJUI SELURUH DUNIA. Apakah anda memahami apa yang terlibat di dalam
pengambilan posisi seperti itu? Tidaklah mudah berdiri melawan pandangan-pandangan
yang tulus dan keras dari tokoh-tokoh nasional yang populer. Kemudian akan ada
dukungan penuh dari sistem-sistem gereja yang besar yang bahkan memberikan lebih
banyak kepercayaan atau mandat kepada perkara-perkara yang “sangat dikagumi
manusia.” Jalan hidup yang salah ini akan dianggap begitu wajar sehingga setiap
pembelokan akan dipandang sebagai kebodohan dan tidak masuk akal. “Ketika kita
mencapai standar yang dikehendaki oleh Tuhan agar kita capai, SELURUH DUNIA
akan menganggap umat Masehi Advent Hari Ketujuh sebagai orang-orang
ekstremis yang ANEH, SENDIRIAN DAN KETAT.” Fundamentals of Christian
Education, hlm. 289.
Ini membawa kita kepada satu pertanyaan paling penting: Apa-kah akibat dari
seluruh pendekatan yang menyamar dan glamor ini terhadap gereja yang sisa? Tujuan
utama dari musuh besar kita adalah menjadikan agar dosa tidak perlu ditolak, dan
sekiranya memungkinkan, memasuki perkemahan orang-orang kudus. Satu-satunya
benteng kekuatan, pertahanan yang berdiri melawan yang tidak taat hukum adalah benih
perempuan itu. Menurut Wahyu 12:17, “Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu,
lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan
memiliki kesaksian Yesus.”
Setan membenci hukum Tuhan. Ia membenci Sabat. Dan ia membenci orang-
orang yang berdiri memegang teguh keabsahan hukum tersebut. Sepanjang abad iblis
telah merancang senjata-senjata khusus untuk digunakan mewalan umat Tuhan.
Senjata-senjata tersebut telah bervariasi dari generasi ke generasi. Seringkali ujung
tajam aniaya digunakan untuk melawan umat sisa yang kecil yang berdiri setia kepada
hukum-hukum Tuhan.
Aniaya dan hukuman mati akan muncul lagi ketika iblis yang pu-tus asa
melepaskan senjata yang terburuk yang telah dimilikinya untuk melawan gereja yang
benar. Ia mengetahui bahwa ini adalah peperangan antara hidup dan mati yang akan
menyelesaikan permasa-lahan pertentangan besar bagi seluruh kekekalan. Saat ini ia
tidak akan mengabaikan setiap kesempatan. Dengan bersandar kepada keahlian
psikologisnya dengan pengalaman selama 6000 tahun dalam usaha untuk membelokkan
pikiran manusia, ia telah memulai suatu rencana operasional yang halus terhadap umat
yang dibencinya itu. Rencana itu meliputi pelemahan secara bertahap dari
pertahanan rohani umat MAHK melalui KOMPROMI DUNIAWI. Inilah senjata
pamungkas yang telah dirancang secara cerdas oleh Setan untuk menghancurkan iman
dari setiap anggota gereja yang sisa.
Seberapa sukseskah itu? BERAPA BANYAKKAH YANG AKAN TERGONCANG
KELUAR DI DALAM KRISIS YANG MENJELANG KARENA MEREKA MENYERAH
KEPADA PERKARA-PERKARA DUNIA? Kita tidak perlu heran.Jawabannya telah

13
diberikan berulang-ulang di dalam Roh Nubuat. Itu adalah jawaban yang membuat mual,
dan kita ingin percaya bahwa itu tidak benar. Namun bacalah dan pikirkanlah:
“Saya hendak mengatakan bahwa kita sedang hidup di masa yang paling
khidmat. Di dalam khayal terakhir yang diberikan kepada saya, saya ditunjukkan
kenyataan yang mengejutkan bahwa HANYA SATU BAGIAN KECIL SAJA DARI
ORANG-ORANG YANG SEKARANG MENGAKUI KEBENARAN AKAN DIKUDUS-
KAN OLEH KEBENARAN ITU DAN SELAMAT. Banyak yang akan mencapai lebih
dari kesederhanaan pekerjaan itu. Mereka akan berKOMPROMI dengan dunia,
menyambut berhala-berhala, dan menjadi MATI SECARA ROHANI.” Testimonies for
the Church, Vol. 1, hlm. 608-609.
Alangkah luar biasa! MAYORITAS TERBESAR dari orang-orang yang
sekarang bersukacita AKAN MENINGGALKAN IMAN MEREKA DAN HILANG.
Mereka akan HILANG karena mereka “BERKOMPROMI DENGAN DUNIA.”
Penampilan Setan yang tam-paknya murni namun berakal busuk, dengan gaya hidup
yang sangat dihormati akan melucuti mereka,melemahkan mereka,dan pada akhir-nya
membinasakan mereka. Pernyataan lain bahkan lebih spesifik: “SEJUMLAH BESAR
dari orang-orang yang sekarang tampaknya tulus akan terbukti sebagai logam
dasar (bukan logam mulia)”. Testimonies for the Church, Vol. 5, hlm. 136.
Strategi musuh yang halus ini secara jelas digambarkan oleh E. G. White dalam
perkataan ini: “Saatnya tidak terlalu jauh ketika ujian akan dikenakan kepada setiap
jiwa. Pemeliharaan sabat palsu akan dipaksakan kepada kita. Pertandingan akan
terjadi antara hukum-hukum Tuhan dan hukum-hukum manusia. Mereka yang telah
menyerah setapak demi setapak kepada TUNTUTAN DUNIA-WI, DAN
BERKOMPROMI DENGAN KEBIASAAN-KEBIASAAN DUNIAWI, kemudian akan
menyerah kepada kuasa-kuasa itu, daripa-da menjadikan diri mereka sebagai
sasaran ejekan, cemoohan, ancaman penjara dan kematian. Pada saat itu emas
akan dipisah-kan dari sampahnya. Kesalehan yang sejati akan dengan mudah
dibedakan dari penampilan dan sepuhan. Banyak bintang yang sebelumnya kita
kagumi karena kecemerlangannya kemudian akan hilang di dalam kegelapan.
Mereka yang telah mengenakan perhiasan-perhiasan bait suci, namun tidak
dikenakan kebenaran Kristus, kemudian akan tampak dalam kemaluan
ketelanjangan mereka sendiri.” Prophets and Kings, hlm. 188.
Janganlah melewatkan bagian yang menjelaskan alasan bagi kemurtadan massal
ini. “MEREKA YANG TELAH MENYERAH SETAPAK DEMI SETAPAK KEPADA
TUNTUTAN DUNIAWI, DAN BERKOMPROMI DENGAN KEBIASAAN-KEBIASAAN
DUNIAWI, KEMUDIAN AKAN MENYERAH KEPADA KUASA-KUASA ITU.”
Bukan saja MAYORITAS akan digoncangkan keluar dari gereja, melainkan
mereka sesungguhnya berbalik melawan saudara-saudara mereka sebelumnya dan
menjadi musuh pahit kebenaran.
“Ketika badai mendekat, SATU KELOMPOK BESAR yang telah mengakui
beriman di dalam pekabaran malaikat ketiga,namun tidak dikuduskan melalui
penurutan kepada kebenaran, meninggalkan kedudukan mereka dan bergabung
dengan musuh. De-ngan BERSATU DENGAN DUNIA dan mengambil bagian dalam
semangatnya, mereka memandang segala sesuatu hampir di dalam terang yang
sama; dan ketika ujian ini diberlakukan, mereka menjadi siap untuk memilih sisi
yang mudah dan populer. Orang-orang yang bertalenta dan berkedudukan yang
menyenangkan, yang pernah bersukacita di dalam kebenaran, menggunakan ke-
kuasaan mereka untuk menipu dan menyesatkan jiwa-jiwa. Mere-ka menjadi musuh
yang paling pahit dari saudara-saudara mere-ka sebelumnya. Ketika para
pemelihara Sabat dibawa ke hadapan pengadilan-pengadilan untuk menjawab iman
mereka, orang-orang murtad ini adalah alat-alat yang paling efisien bagi Setan
untuk mendustakan dan menuduh mereka, dan dengan laporan-laporan dan
tuduhan-tuduhan palsu untuk menggiring para pe-nguasa untuk melawan mereka.”
The Great Controversy, hlm. 608.

14
Lagi-lagi kita heran dengan pernyataan, “DENGAN BERSATU DENGAN DUNIA
...MEREKA MENJADI SIAP UNTUK MEMILIH SISI YANG MUDAH DAN POPULER.”
Perhatikanlah bahwa ini adalah sebuah pekerjaan persiapan-- ... mereka menjadi siap ...”
Di sini kembali dinyatakan program psikologis Setan yang fantastis untuk
menghancurkan penghalang-penghalang moral. KOMPROMI dengan dunia.
BERSEKUTU dengan dunia. “Pekerjaan yang telah gagal dilaku-kan oleh gereja di
masa damai dan makmur, harus dilakukannya di dalam suatu krisis yang
mengerikan, di dalam keadaan yang paling mengecewakan dan penuh larangan.
Peringatan-peringat-an yang telah dibungkam atau dihalangi melalui
PERSEKUTUAN DENGAN DUNIA, harus disampaikan di bawah tentangan yang
paling kejam dari musuh-musuh iman. Dan pada saat itu, kelompok konservatif
yang lahiriah, akan meninggalkan iman mereka, dan berdiri dengan musuh-musuh
mereka, yang kepadanya sim-pati mereka telah mengarah sejak lama. Orang-orang
murtad ini kemudian akan menjadi musuh yang paling pahit, yang melaku-kan
segalanya di dalam kuasa mereka untuk menekan dan mem-fitnah saudara-saudara
mereka sebelumnya dan memicu api me-lawan mereka. Hari ini telah ada di depan
kita.” Testimonies for the Church, Vol. 1, hlm. 278.
Perkataan “kompromi dengan dunia” muncul lagi dari pernya-taan ini.
Berulang-ulang kita telah diperingatkan tentang serangan be-sar-besaran oleh Setan
melalui KEDUNIAWIAN. Namun, kita mende-ngar begitu sedikit tentang perkara khusus
ini. Ribuan umat MAHK telah dibutakan kepada rencana operasional si jahat ini.
Sebagian dari kita telah digiring untuk percaya bahwa sikap legalislah yang
mempermasalahkan standar dan gaya hidup. Bagi mereka, ini adalah sikap berdalih dan
menghakimi. Ini pastilah cara Setan agar mereka merasa demikian. Mereka berbicara
dan berpikir banyak tentang ujian terakhir Sabat yang benar, namun gagal melihat
bagaimana hasil dari ujian itu sedang ditentukan sekarang ini.
Kata Ellen White:“Mereka yang BERSEKUTU DENGAN DUNIA sedang
menerima bentukan dunia dan bersiap bagi tanda binatang. MEREKA YANG TIDAK
MEMPERCAYAI DIRI MEREKA SENDIRI, YANG MERENDAHKAN DIRI MEREKA DI
HADAPAN TUHAN, DAN MEMURNIKAN JIWA-JIWA MEREKA DENGAN MENURUT
KEPADA KEBENARAN—MEREKA SEDANG MENERIMA BEN-TUKAN SURGAWI
DAN BERSIAP BAGI METERAI TUHAN PADA DAHI MEREKA.” Testimonies for the
Church, Vol. 5, hlm. 216.
Tanda binatang akan diberlakukan. Setiap jiwa harus akan memilih pihak Sabat
yang benar atau pihak yang palsu, yaitu hari Ming-gu. Umat MAHK akan menghadapi
hukuman mati karena iman mereka. Dan tragisnya, MAYORITAS Tidak akan dapat
berdiri di dalam krisis itu. Mereka akan terbukti tidak setia karena kompromi dan
terombang-ambing tentang standar-standar Kristen. Dengan me-nyerah secara
perlahan-lahan kepada kebiasan dan selera dunia-wi, kekuatan kehendak dan
keputusan mereka akan menjadi begitu dipengaruhi sehingga mereka tidak akan
bertahan di dalam ujian itu. Dan kompromi ini adalah sedang berjalan sekarang juga!
Saat ini ju-ga MAYORITAS BESAR DARI ANGGOTA JEMAAT kita sedang
membungkuk ke arah dunia sedemikian sehingga mereka akan hilang ketika tanda itu
diberlakukan.
Ini adalah pertanyaan yang mengganggu saya: Apakah saya sedang
membungkuk bersama mereka? Bagaimanakah saya bisa yakin bahwa saya tidak
mengikuti arus yang akan membawa penggoncangan besar di dalam dunia? Apakah
metode kejam yang tersamar de-ngan cerdik yang telah digunakan Setan untuk
membutakan mata be-gitu banyak umat Tuhan sehingga mereka pada akhirnya memilih
du-nia daripada kebenaran? Ini tentulah mahakarya yang halus dari se-gala rencana
penipuan yang pernah digunakannya melawan orang-orang kudus. Orang-orang yang
sebelumnya telah dikenal karena standar-standar tinggi mereka akan ditipu untuk
meninggalkan gaya hidup mereka yang terpisah. Rata-rata umat Advent sekarang ini
akan dengan ragu menolak bahwa mereka telah menjadi duniawi. Mayoritas dari anggota
kita akan menyatakan jaminan penuh bahwa mereka tidak akan meninggalkan iman

15
mereka, sekalipun dihadang oleh ke-matian. Namun kita baru saja membaca bahwa
mereka AKAN ME-NYERAH!
Apakah artinya ini? Ini berarti bahwa sebagian TERBESAR dari anggota kita
terperangkap di dalam KEDUNIAWIAN dan bahkan tidak menyadarinya. Mereka
memanjakan diri di dalam kom-promi yang berbahaya dan mengira bahwa itu sama
sekali tidak berbahaya dan dapat diterima. Mereka telah begitu dibutakan se-
hingga mereka tidak dapat mengetahui perkara-perkara duniawi yang sedang
mereka lakukan.
Mengapa mereka tidak dapat melihat keterlibatan mereka de-ngan dunia? Karena
penurunan standar-standar terjadi begitu per-lahan sehingga tidak seorangpun
menyadari apa yang sedang terjadi. Rencana si iblis bukanlah untuk menjadikan
gereja tiba-tiba meninggalkan kedudukan sejarahnya terhadap daging dan dunia. Ia
terlalu amat pandai untuk mengira bahwa kita akan membuat suatu pengumuman
terbuka bahwa tidak-apa-apa pergi ke bioskop, meng-gunakan make-up dan perhiasan,
atau minum kopi dan teh.
Namun Setan mengetahui bagaimana cara kerja pikiran di ba-wah daya sugesti
dan asosiasi. Dengan kesabaran yang tak terbatas ia memperkenalkan gambar-gambar,
kata-kata, gagasan-gagasan, dan praktek-praktek yang tidak dapat dikutuk secara
adanya. Kenya-taannya, banyak dari sarana-sarana Setan “yang tidak berbahaya” bu-
kan saja sangat dihormati di kalangan manusia, melainkan juga seba-gian memiliki
kualitas dan ciri-ciri yang patut dipuji. Satu contoh yang sempurna dari sarana seperti itu
adalah TELEVISI. Dan berapa ba-nyak dari antara kita yang telah mendengar pendapat-
pendapat yang meyakinkan untuk acara-acara berita yang baik, dokumenter, dan acara
keagamaan. Tidak seorangpun dapat mengatakan bahwa TELEVISI di ruang keluarga
adalah sesuatu yang jahat. Sarana itu sendiri adalah satu perabotan yang bagus dan
sumber informasi yang baik.
Kemudian mulailah proses yang amat bagus dari serangan psikologis di mana
Setan tidak ditinggikan. Dengan amat perlahan kemampuan membedakan ditumpulkan
oleh kilasan-kilasan dan potongan-potongan komedi yang tak menentu, kekerasan, dll.
Pikiran menyesuaikan dengan tingkat masukan yang baru, dan hampir tanpa disadari
mulai bertoleransi terhadap kualitas pemandangan dan bunyi yang berubah-ubah.
Dua pernyataan ilham akan menolong kita melihat bagaimana pekerjaan musuh
berkembang:
“Setan akan memulai memasukkan dirinya melalui anak-anak bayi kecil,
yang menjadi semakin melebar setelah semakin masuk ke dalam. Sarana-sarana
Setan yang tampak bagus akan dibawa masuk ke dalam pekerjaan khusus Tuhan
pada masa kini.” Selected Messages, Buku 2, hlm. 21.
“Pekerjaan musuh bukanlah tiba-tiba... Ini adalah suatu perusakan rahasia
terhadap benteng-benteng prinsip. Ini dimulai dengan perkara-perkara yang
tampaknya kecil.” Patriarchs and Prophets, hlm. 718.
Betapa pentingnya mengenali arah ke mana kita dibawa oleh suatu pengaruh
tertentu. Cara seekor burung puyuh terperangkap memberi gambaran tentang taktik
Setan. Biji gandum diletakkan beberapa kaki jauhnya dari tempat di mana sebuah
perangkap dipicu untuk memerangkap si burung puyuh. Pertama-tama, burung itu akan
men-dekati biji yang menarik dengan keraguan yang tampak nyata, namun karena tidak
tampak ada bahaya dalam pemandangan mereka, maka rasa takut itu diabaikan.
Hari berikutnya, biji gandum diletakkan sedikit lebih dekat dengan perangkap, dan
burung itu semakin tidak waspada dengan biji-biji yang tersebar. Hari demi hari, biji-biji itu
diletakkan sedikit lebih dekat kepada perangkap, hingga si burung puyuh benar-benar
percaya diri bahwa tidak ada bahaya dengan gandum yang lezat itu. Kemudi-an, tentu
saja, biji gandum diletakkan di dalam perangkap, dan burung itu tetap datang. Tanpa
perasaan waspada, burung itu percaya bahwa makanan yang baik itu tetap baik, dan
pesta yang aman tetap aman. Kemudian perangkap itu tertutup.
Saya tidak mengatakan bahwa burung puyuh itu harus berhenti makan gandum
ataupun orang Kristen harus menghentikan semua kegiatan-kegiatan yang baik. Intinya

16
adalah bahwa kita harus cukup waspada untuk mempertimbangkan arah ke mana kita
digiring dan mau meninggalkan bahkan perkara-perkara “yang baik” jikalau itu akan
membawa kita ke arah yang berbahaya secara rohani.
Dapatkah perkara-perkara yang baik menggiring ke arah yang salah?
Sesungguhnya dapat. Orang-orang Kristen digiring untuk me-ninggalkan standar-standar
mereka yang tinggi setahap demi setahap, seringkali melalui suatu proses yang
tampaknya sama sekali tidak berbahaya.
Inilah caranya bagaimana kompromi selalu masuk menyelinap ke dalam gereja.
Setan memperkenalkan suatu kegiatan yang hanya sedikit meragukan. Sesungguhnya,
mungkin sangat sulit mengatakan secara tepat mengapa kegiatan itu tidak baik. Dan
karena pembelok-annya adalah sedemikian halus tidak seorangpun benar-benar ingin
mempermasalahkannya. Beberapa anggota gereja yang setia merasa tidak nyaman
tentang masalah itu, namun mereka enggan untuk me-ngatakan apapun karena takut
dikatakan fanatik. Mereka memutus-kan untuk menunggu hingga ada masalah yang
lebih besar sebelum mereka menyatakan pendirian mereka.
Sayangnya, tidak akan pernah ada masalah yang lebih besar. Iblis memastikan
bahwa seluruh langkah kompromi adalah langkah yang amat kecil. Ia mengetahui bahwa
hampir tidak akan ada orang yang memiliki keberanian untuk menyatakan keberatan
terus menerus terhadap tingkat pergeseran yang amat kecil.
Pada suatu waktu, perkataan iblis yang paling disukai adalah, “Semua orang
melakukannya.” Meskipun orang-orang muda masih sesekali menggunakan perkataan
ini, satu istilah baru disebarkan un-tuk membenarkan kompromi kepada dunia: “Sedikit
saja tidak apa-apa.” Gaun yang dikenakan sedikit agak pendek. Minuman mengan-dung
sedikit kafein. Acara televisi menunjukkan sedikit kekerasan. Cincin kawin hanya kecil
saja, dan kosmetik menambah hanya sedikit warna. Kita dapat melanjutkan terus.
Tampaknya kita tidak belajar dari Lot ketika ia meninggalkan kota Sodom.
Sebagian anggota keluarganya menolak untuk meninggalkan kota yang terkutuk itu. Ia
telah kehilangan segala yang dimilikinya dengan memilih hidup di dalam lingkungan yang
jahat itu -rumahnya, kekayaannya, dan putri-putrinya yang cantik. Namun ketika malaikat-
malaikat itu mendesaknya untuk melarikan diri ke pegunungan, ia memohon izin untuk
pergi ke kota lain! Dan alasannya adalah,“Bukankah kota itu kecil?” Kejadian 19:20.
Bagaimana mungkin ia melakukan itu? Tentulah Lot telah belajar bahwa kota-kota
itu hampir membinasakannya. Sejak hari ia “memasang kemahnya ke arah Sodom”
keluarganya telah menapak sedikit demi sedikit hampir tanpa disadari ke arah
keterlibatan dengan ma-syarakat yang telah rusak di dalam kota. Sedikit demi sedikit
perubahan terjadi dari kenetralan di perbatasan menuju keterlibatan sebagian demi
sebagian.
Ketika Lot memohon untuk tinggal di kota lain, ia menunjukkan secara dramatis
betapa KOMPROMI perlahan-lahan dapat membutakan indera dan membelokkan
penilaian.
Berapa banyakkah di dalam gereja modern yang telah menancapkan kemah
mereka ke arah Sodom? Berapa banyakkah yang telah mengambil langkah pertama
yang mudah dan cukup beralasan menuju kompromi? Dan berapa banyakkah saudara-
saudara Kristen yang merasa tidak nyaman tentang itu namun tidak memiliki keberanian
untuk membunyikan sebuah peringatan? Kemudian, apakah yang terjadi? Orang-orang
Kristen yang telah menjadi tidak peka itu mulai membela keterhanyutan pelan-
pelan dari standar-standar yang semakin menurun dengan argumen yang sama,
“Bukankah kota itu kecil?” Bukankah ini menjelaskan bagaimana KEDUNIAWIAN telah
menyelinap perlahan-lahan bahkan ke dalam gereja yang sisa? Sebagai contoh:
Bagaimanakah kekejian rok mini menjadi suatu peman-dangan yang biasa di dalam
gereja-gereja MAHK pada hari Sabat pagi? Saudari White menjelaskan bagaimana itu
terjadi dengan rok-rok bergelung-gelung di generasi lainnya, dan anda dapat melihat
bagaimana Setan menggunakan kehalusan yang sama untuk memperkenalkan rok mini.
“Kuasa TELADAN adalah besar. Saudari A datang dengan mengenakan rok
bergelung kecil. Saudari B berkata: Tidaklah lebih buruk kalau saya menggunakan

17
gelung-gelung daripada Sau-dari A, dan ia mengenakan rok bergelung yang sedikit
lebih lebar. Saudari C meniru teladan dari Saudari A dan B, dan mengenakan
gelung-gelung yang sedikit lebih lebar daripada A dan B, namun semuanya
mengatakan bahwa gelung-gelung mereka itu adalah kecil.” Testimonies for the
Church, Vol. 1, hlm. 278.
Apakah ini kedengaran akrab? Gadis-gadis dan wanita-wanita di gereja yang sisa
perlahan-lahan mulai menaikkan garis-garis keliman rok mereka. Jika rok setinggi lutut itu
baik, lalu apa salahnya dengan setengah inci di atas lutut? Jikalau masih sopan setengah
inci di atas lutut, lalu bagaimana mungkin naik setengah inci lagi menjadikannya tidak
sopan?
Mengapa sangat sedikit keberatan disampaikan tentang hal ini? Karena setiap
tahapan proses peragian adalah terlalu kecil untuk dapat menghidupkan tanda
peringatan. Bahkan penatalayanan pun bahkan tidak menyadari apa yang sedang terjadi.
Banyak yang berani berbicara keras, namun mereka dengan segera dibungkamkan
oleh tuduhan-tuduhan bahwa mereka mempunyai pikiran jahat. SANGAT SEDIKIT
yang terus meniupkan serunai peringatan ter-hadap pelanggaran kesopan yang
semakin berkembang.
Bagaimanakah kita dapat menjelaskan selimut kebungkaman yang seringkali
mengikuti masuknya arus duniawi yang semakin besar ini? Tampaknya banyak berakar
di dalam ketakutan untuk menyinggung perasaan.
“Saya melihat bahwa pribadi-pribadi akan bangkit MELAWAN kesaksian-
kesaksian yang gamblang. Itu tidak sesuai dengan perasaan-perasaan alamiah
mereka. Mereka akan memilih untuk memiliki perkara-perkara yang halus dikatakan
kepada mereka, dan damai diserukan di telinga mereka. Saya memandang gereja di
dalam suatu keadaan yang LEBIH BERBAHAYA daripada yang pernah ada
sebelumnya. AGAMA PENGALAMAN HANYA SEDIKIT DIKENAL ORANG.
PENGGONCANGAN HARUS SEGERA TERJADI UNTUK MEMURNIKAN GEREJA.
“Para pengkhotbah hendaknya tidak keberatan untuk menyampaikan
kebenaran sebagaimana terdapat di dalam Firman Tuhan. Biarlah kebenaran itu
tampak. Saya telah ditunjukkan mengapa PARA PENDETA tidak memiliki lebih
banyak keberhasilan, adalah karena mereka TAKUT menyakiti perasaan, TAKUT
dianggap tidak sopan, dan mereka MENURUNKAN STANDAR KEBENARAN DAN
MENYEMBUNYIKANNYA BILA PERLU TENTANG KEKHASAN IMAN KITA. Saya
melihat bahwa Tuhan tidak dapat membuat yang demikian menjadi berhasil.
Kebenaran haruslah dijadikan tajam, dan pentingnya suatu keputusan didesakkan.
Dan ketika GEMBALA-GEMBALA PALSU itu berseru, Damai, dan mengkhotbahkan
perkara-perkara yang halus, hamba-hamba Tuhan harus berseru keras-keras dan
jangan ditahan-tahankan, dan membiarkan hasilnya kepada Tuhan.” Spiritual Gifts,
Vol. II, hlm. 284-285.
“Ada sebagian orang yang mengelak dari kesaksian yang hidup. Kebenaran-
kebenaran yang tajam tidak boleh dihindari. Diperlukan disamping teori untuk
menjangkau hati saat ini. Diperlukan kesaksian yang mengejutkan untuk
memperingatkan dan membangkitkan; yang akan mengaduk tawanan-tawanan
musuh, dan kemudian jiwa-jiwa yang jujur akan dituntun untuk membuat
keputusan bagi kebenaran. Telah ada, dan masih ada, di dalam sebagian orang,
suatu kecondongan agar segala sesuatu berjalan dengan sangat halus. Mereka
tidak melihat perlunya kesaksian yang langsung.
“Dosa-dosa ada di dalam gereja, dan Tuhan membenci itu, namun mereka
hampir tidak pernah disentuh karen takut membuat musuh. PERLAWANAN TELAH
MUNCUL DI DALAM GEREJA TERHADAP KESAKSIAN YANG GAMBLANG.
Sebagian orang mungkin tidak akan tahan terhadapnya. Mereka mengharapkan
perkara-perkara yang halus dikatakan kepada mereka. Jikalau ke-salahan-
kesalahan pribadi disentuh, mereka mengeluhkan keke-jaman,dan bersimpati
dengan orang-orang yang bersalah...Ketika gereja berpaling dari Tuhan mereka
menolak kesaksian yang gamblang, dan mengeluhkan kekejaman dan kekasaran.

18
Ini ada-lah bukti yang menyedihkan dari keadaan gereja yang suam-suam kuku.”
Spiritual Gifts, Vol. II, hlm. 283-284.
Kebutuhan yang besar saat ini adalah pendeta-pendeta yang berani yang akan
berbicara dengan keras tentang yang benar dan yang salah. Pendeta yang benar-benar
mengasihi kawanan domba-nya dan Tuhannya tidak akan ragu-ragu untuk menyebut
dosa dengan nama yang sebenarnya di dalam setiap perkataannya. Khotbah yang
langsung apa adanya, yang menimbulkan keprihatinan terhadap per-buatan yang salah,
adalah pernyataan yang paling tulus dari kasih yang sejati. Orang-orang seperti ini akan
menangis banyak demi ka-wanannya dan dengan kawanannya, namun mereka tidak
akan mena-hankan pekabaran yang dapat menyembuhkan dan memulihkan.
Dietrich Bonhoeffer di dalam bukunya Life Together membuat pernyataan yang
penting ini: “Tidak ada yang lebih kejam daripada kelembutan yang menyerahkan
seseorang kepada dosanya.Tidak ada yang lebih panjang sabar daripada teguran
keras yang me-manggil seorang saudara untuk kembali dari jalan dosanya.” Se-
buah alinea dari buku Patriarch and Prophets (Pada Nabi dan Bapa) telah mempengaruhi
pelayanan saya sendiri lebih daripada hal-hal la-innya yang saya baca selain Alkitab.
Pekabarannya yang khidmat te-lah membakar di dalam jiwa saya dari sejak pertama kali
saya mem-bacanya segera setelah diurapi. Ini juga berlaku bagi para orangtua dan para
pendeta. Maka, bagi saya ini memiliki dampak ganda.
“Mereka yang memiliki terlalu sedikit keberanian untuk menegur kesalahan,
atau yang melalui kelambanan atau kekurang-berminatannya TIDAK MELAKUKAN
USAHA YANG TULUS UN-TUK MEMURNIKAN KELUARGA ATAU GEREJA TUHAN,
DITUN-TUT BERTANGGUNG JAWAB BAGI KEJAHATAN YANG DAPAT MENJADI
AKIBAT DARI PENGABAIAN KEWAJIBAN. Kita sama bertanggung jawab bagi
kejahatan-kejahatan yang mungkin kita periksa pada orang lain dengan melakukan
kewajiban sebagai orangtua atau wewenang sebagai pendeta, seolah-olah
tindakan-tindakan itu adalah milik kita.” Patriarchs and Prophets, hlm. 578.
Jangan lewatkan inti dari pernyataan itu. Jikalau saya takut me-niupkan serunai
dan memperingatkan umat Tuhan terhadap bahaya rohani yang semakin mendekat, dan
mereka digiring ke dalam dosa sebagai akibatnya, maka saya dituntut bertanggung jawab
atas dosa-dosa itu seolah-olah itu adalah perbuatan kita. Saya tidak mau ber-tanggung
jawab bagi dosa-dosa orang lain. Itulah satu alasan saya mengapa saya menuliskan
buku ini. Terlalu sedikit yang mendengar-kan tentang taktik-taktik tersembunyi dari
musuh besar kita untuk menghancurkan kekuatan gereja saat ini.
Satu-satunya jalan bagi kita untuk menghentikan gangguan ke-duniawian ini
adalah membuat suatu garis batas, dan berdiri di situ. Penggerogotan terhadap standar-
standar kita akan berlanjut terus hingga kita mengerahkan keberanian kita untuk
melawan kompromi yang pertama. Nyonya White mengatakan, “Jarak SEMAKIN MELE-
BAR antara Kristus dan umatNya, dan SEMAKIN MENYEMPIT ANTARA MEREKA
DAN DUNIA.” Spiritual Gifts, Vol. IV, hlm. 68. Lagi ia menulis: “Satu-satunya keamanan
kita adalah berdiri seba-gai umat Tuhan yang istimewa. Kita tidak boleh menyerah
satu inci pun kepada KEBIASAAN DAN GAYA ZAMAN YANG SEMA-KIN MENURUN
INI, melainkan berdiri di dalam ketidakbergan-tungan moral, tidak berkompromi
dengan praktek-prakteknya yang penuh berhala dan rusak.” Testimonies for the
Church, Vol. 5, hlm. 78.
Tujuan kita di dalam bab-bab berikutnya adalah mempelajari wi-layah-wilayah
yang luas dari standar-standar Kekristenan yang telah dijadikan pusat perhatian khusus
oleh Setan dalam rencananya bagi kompromi secara perlahan-lahan.

19
APAKAH KETELANJANGAN ITU SOPAN?

Pertanyaan tentang pakaian barangkali telah menjadi wilayah yang paling peka dalam
menarik garis batas atas dasar prinsip Alkitab. Per-bedaan pendapat terhadap definisi
istilah telah menakutkan banyak pendeta untuk tidak membahas perkara ini. Apakah
kesopanan dan ketidaksopanan itu? Pembicara-pembicara gereja yang prihatin lain-nya
telah menjadi susah hati oleh tuntutan-tuntutan penuh kemarahan dari kalangan liberal
bahwa pengeritik pakaian itu sediri adalah terob-sesi oleh pikiran-pikiran jahat.
Sebagian bahkan telah membuat kesalahan dalam penerapan tentang
pembenaran oleh iman dan telah mengambil posisi bahwa se-tiap perbincangan tentang
perilaku lahiriah adalah penyangkalan lega-lis terhadap pembenaran yang telah
dikaruniakan oleh Kristus.
Apakah perkara ini pantas mendapatkan pengamatan-penga-matan khusus?
Apakah ini telah ditekankan secara berlebihan? Bera-pa banyakkah buku telah
dikeluarkan oleh gereja kita yang menekan-kan perkara ini? Tidak ada seorangpun yang
dapat mengatakan bah-wa itu telah terlalu dilebih-lebihkan.Hampir tidak ada suatu traktat
atau leaflet yang menyampaikan masalah ini, dan sedikit buku-buku kita memberikan
pengakuan yang menghargainya sebagai suatu masalah kerohanian.
Apakah ini suatu masalah kerohanian? Dengarkanlah pernyata-an ini dari
Testimonies for the Church, Vol. 4, hlm. 647: “MODE PA-KAIAN ADALAH MERUSAK
INTELEK DAN MEMAKAN HABIS KE-ROHANIAN UMAT KITA. Penurutan kepada
gaya berpakaian se-dang meliputi gereja-gereja MAHK, dan berbuat lebih banyak
di-bandingkan kuasa lain apapun untuk memisahkan umat kita dari Tuhan.” Jikalau
ini dikatakan sebagai masalah berpakaian sejak lebih dari seratus tahun yang lalu,
apakah yang dapat dikatakan tentang hal ini di zaman uniseks, bikini dan topless ini?
Meskipun rok mini datang dan pergi di panggung gaya busana, akan selalu ada
unsur ketelanjangan di dalam gaya-gaya yang ada yang perlu diketahui sebagai sesuatu
yang tidak sopan dan tidak Kris-tiani. Kecuali ada orang yang berdalih dengan kata
“kesopanan”, mari-lah kita tidak mencoba mendefinisikannya secara tepat di sini. Namun
tidak akan ada perdebatan tentang kenyataan bahwa segala sesuatu yang dapat
menyakiti sesama Kristen adalah salah. Dan tentulah se-gala jenis pakaian yang
menyebabkan saudara pria kita berbuat dosa haruslah dikelompokkan sebagai yang
salah.
Lalu marilah kita cukup jujur untuk mengakui bahwa tubuh ma-nusia yang terbuka
adalah sangat mampu memicu dosa baik dalam pikiran maupun tindakan. Terlalu banyak
yang telah dilakukan dengan keluguan terhadap masalah ketelanjangan yang semakin
menjamur. Inilah saatnya untuk berbicara secara terang-terangan sehingga baik pria
maupun wanita memahami sifat sesungguhnya dari kejahatan ini.
Ann Landers menerbitkan surat ini di dalam kolomnya pada sa-at puncak demam
rok mini beberapa tahun yang lalu:
“Ann Landers Yang Terhormat,
“Ini adalah sebuah pesan dari seorang pria tua yang kotor—usia 22 tahun. Saya
adalah mahasiswa tingkat tiga sebuah perguruan ting-gi dan sudut pandang yang saya
sampaikan di sini mencerminkan pe-mikiran banyak lelaki. Tidak ada yang begitu
menggelikan seperti se-orang gadis mengenakan rok mini setinggi paha, duduk di
sebuah kur-si atau sofa, menarik-narik roknya, berusaha menariknya turun untuk
menutupi status kehormatannya. Wajahnya memerah dan bertanya dengan mata
sebesar alas cangkir, “Apakah duduk saya sudah baik?” Atau, “Apakah ada yang
kelihatan?”
“Jikalau mereka tidak ingin menunjukkan apapun, mengapa me-reka tidak
membeli rok dengan lebih banyak bahan? Lebih dari sekali saya mendapatkan
pandangan marah karena saya ketahuan meme-lototi.

20
“Tolong katakan kepada Si Pura-pura Besar itu yang berpura-pura bahwa
cemoohan menjauh daripadanya. Alasan mengapa mere-ka keluar setengah telanjang
adalah karena mereka ingin mencipta-kan sedikit kegelisahan. Katakan kepada mereka
bahwa tindakan itu seharusnya dibatalkan ketika mereka menerima garis batas yang me-
ninggi dan berkata ‘menuju Kekosongan’ secara sopan.”
Banyak wanita telah mengabaikan kritik tentang rok pendek me-reka dengan
menyalahkan segala sesuatunya pada pria tua yang ko-tor dengan pikiran-pikiran jahat
mereka. Namun apakah itu kesalahan yang mendasar? Beberapa bulan yang lalu saya
menerima sebuah panggilan telepon ketika sedang mengadakan rangkaian penginjilan di
negara bagian Texas. Seorang tukang potong rambut yang mende-ngarkan acara radio
harian saya ingin mengadakan wawancara priba-di di ruang penginapan saya. Sebagai
seorang penganut Katolik ia merasa tidak bebas untuk menghadiri pelayanan umum
tersebut, na-mun ia menyatakan di dalam telepon bahwa ia sangat memerlukan nasihat
rohani.
Pria ini ternyata adalah seorang lelaki Kristen yang baik. Ia me-ngatakan
keinginan besarnya untuk diselamatkan dan menghidupkan suatu kehidupan yang saleh.
Kemudian ia membukakan masalahnya. Wanita-wanita dengan mengenakan rok mini
masuk ke dalam salon-nya hari demi hari. Ia berdoa dan bergumul agar pikirannya tetap
mur-ni. Dengan penuh air mata ia bertanya kepada saya, “Apakah Tuhan akan
membinasakan saya karena saya tidak selalu dapat memelihara akan pikiran saya bersih
dan kudus? Tolong katakan apa yang harus saya lakukan. Saya ingin selamat dan saya
ingin menjaga agar pikiran saya tertuju kepada Tuhan, namun bagaimanakah mungkin
saya me-lakukannya dengan wanita-wanita berpakaian sebagian di hadapan mata saya?
Saya kasihan kepada tukang potong rambut ini. Ia sedang ber-tempur dengan
masalah yang sama yang harus dihadapi oleh setiap pria dan pemuda Kristen. Ini tidak
hanya berlaku bagi “pria tua yang kotor.”Setiap pria,wanita, dan anak-anak di dunia
memiliki sifat daging dari sejak lahir. Namun pria bergumul untuk menjaga agar pikiran te-
tap lurus didasarkan lebih dari sekedar sifat daging. Ini berakar dari kenyataan bahwa
Tuhan menciptakan pria dengan rancangan sek-sual yang sama sekali berbeda
dengan wanita.
Tuhan menjadikan pria pada mulanya dengan sifat seksual yang amat peka
sehingga dapat dengan mudah dibangkitkan me-lalui PANDANGAN atas
ketelanjangan wanita. Di lain pihak, wani-ta diciptakan dengan sifat seksual yang
tidak begitu mudah di-bangkitkan, khususnya melalui PANDANGAN. Ia dijadikan
lebih memberi tanggapan terhadap sentuhan dan kelembutan. Seksualitas-nya yang
lebih halus dapat dibangkitkan melalui perhatian fisik yang terlibat dalam pertalian suami
istri.
Tuhan memberikan pria dengan sifat seks yang emosional de-ngan tujuan
menjadikan perkawinan lebih menyenangkan dan baha-gia. Suami hendaklah yang lebih
agresif di dalam hubungan. Di dalam rencana Tuhan yang indah, instink seks dari suami
dan istri dapat di-bangkitkan secara sah. Namun ingatlah ini: Tuhan tidak pernah ber-
maksud bahwa emosi seks pria dirangsang di luar kamar perni-kahan. Dan untuk
melindunginya, Tuhan meletakkan di dalam wanita suatu sikap hati-hati kesopanan
yang halus, sehingga ia tidak akan memamerkan tubuhnya kecuali kepada
suaminya sendiri.
Rencana itu sempurna, namun itu telah dirusakkan di satu wila-yah. Setan telah
berhasil menghancurkan hingga taraf yang besar ke-sopanan yang sudah menjadi
pembawaannya, yang dengannya Sang Pencipta mengaruniakan kewanitaannya. Di
bawah kutukan pelang-garan yang semakin berkembang, WANITA TELAH
MELEMPARKAN BATASAN-BATASAN MORAL. Ketelanjangan yang tanpa malu-
malu atau pakaian setengah telanjang yang provokatif telah men-jadi norma gaya
berpakaian yang diterima. Di setiap sisi, orang Kristen, dan bukan Kristen, dipaksa
untuk melihat pemandangan ketelanjangan yang sama sekali asing dalam rencana
mula-mula Sang Pencipta.

21
Apakah yang telah menjadi akibat dari keteraturan segala sesu-atu yang telah
dibelokkan? Ini telah menghasilkan suatu masyara-kat yang telah dirasuki oleh seks
yang kualitas-kualitas moralnya sama dengan zaman pra-Air Bah. Yesus berkata,
“Sebab sebagai-mana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada ke-
datangan Anak Manusia.” Matius 24:37. Dan bagaimanakah keadaan di zaman Nuh
yang akan diulang di akhir zaman? Kejadian 6:5 me-ngatakan bahwa, “segala
kecenderungan hatinya selalu membu-ahkan kejahatan semata-mata.”
Kita hanya perlu melihat keadaan yang menyedihkan dari media hiburan dan
komunikasi saat ini untuk mengetahui betapa nubuat-an ini telah digenapi
sepenuhnya.Pornografi telah dilegalkan. Sa-luran-saluran televisi disesaki oleh
seks yang cabul, baik secara terbuka maupun tersamar. Dunia iklan, dan bahkan
komentar be-rita harian, diperciki dengan keprofanan dan perkataan ganda yang
mengarah. Imajinasi manusia modern tampaknya terobsesi dengan topik seks,
seringkali menyimpang dan berbelok. Homo-seksualitas bukan saja menerima
keberadaan penuh toleransi yang diinginkannya, melainkan telah memperoleh
pengakuan oleh mayoritas psikiatri sebagai perilaku seks yang normal.
Dan bagaimanakah dengan orang-orang Kristen yang dikelilingi oleh
penghargaan kepada daging ini? Sayangnya, ini tidak ditinggal-kan di luar pintu-pintu
gereja. PERLAHAN-LAHAN DUNIA MASUK KE DALAM GEREJA YANG SISA. Sedikit
demi sedikit PEMAN-DANGAN LUTUT DAN PAHA bahkan di dalam bait suci mulai
DI-TOLERANSI. Rasa kemarahan menghilang SEMENTARA KITA MENJADI BIASA
DENGAN PAMERAN MINGGUAN TERSEBUT.
Bagaimanakah dengan pria-pria Kristen yang sifat seks alamiah-nya adalah
begitu mudah dipengaruhi oleh ketelanjangan? Apakah mereka menanggapi rangsangan
luar itu dengan memikirkan pikiran jahat dan melakukan perzinahan mental? Melalui
kasih karunia Tuhan orang-orang Kristen yang sejati dapat memegang kemenangan,
bah-kan terhadap kuasa imajinasi hati. Melalui penyerahan dan doa seti-ap orang
dapat menuntut kuasa pikiran yang murni, namun gaya berpakaian menjadikannya
sebuah pergumulan yang lebih berat.
Yesus menjelaskan bahwa pria lebih mudah digiring ke dalam pemikiran yang
salah. Ia berkata, “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata
kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah
berzinah de-ngan dia di dalam hatinya. Matius 5:27, 28.
Dan apakah yang dapat dikatakan tentang wanita yang menge-nakan pakaian
sedemikian sehingga mereka merangsang pemikiran seperti ini? Mereka sama
bersalahnya di mata Tuhan. Dengan alasan inilah tidak ada wanita Kristen yang sejati,
yang memahami akibat dari perbuatan seperti itu, akan mengenakan pakaian yang
terbuka yang menciptakan nafsu-nafsu yang haram tersebut. Sementara rok sema-kin
naik inci demi inci di atas lutut, iklim dosa diciptakan. Bagi lelaki daging, yang tidak
memiliki kuasa Injil di dalam kehidupannya, tidak ada kesempatan apapun untuk
menahan pencobaan ini. Setiap rok mini adalah bahan bakar yang memicu pikiran untuk
memikirkan per-kara-perkara yang paling rendah yang dapat dipikirkan sifat daging.
WANITA KRISTEN SEHARUSNYA TIDAK BOLEH TERLIBAT DA-LAM DAYA PIKAT
SEPERTI INI.
Sesungguhnya, hukum terbesar kedua Yesus akan dilanggar dengan perbuatan
seperti itu. Kristus berkata, “Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.”Bagaimanakah
mungkin seorang wanita me-ngenakan pakaian yang dirancang untuk
menyebabkan suami te-tangganya melakukan perzinahan mental, dan tidak
bersalah me-langgar hukum kasih?Akankah ia mengasihi sesamanya seperti diri-nya
sendiri jikalau ia dengan sengaja melakukan sesuatu yang me-nyebabkan suami
tetangganya melakukan dosa terhadap istri dan ter-hadap Tuhannya?
Di sini kita berbicara tentang tindakan-tindakan yang menyebab-kan orang lain
berdosa. Masalah-masalah moral terlibat secara lang-sung di sini. Kita dinasihatkan
untuk menutup setiap pintu pencobaan.

22
“Teladan dan pengaruh kita haruslah menjadi suatu kuasa di sisi reformasi.
Kita harus berhenti dari setiap praktek yang akan menumpulkan hati nurani atau
mendorong pencobaan. Kita tidak boleh membuka pintu yang akan memberikan
Setan jalan masuk kepada pikiran seorang manusia yang dibentuk di dalam citra
Allah.” Testimonies for the Church, Vol. 5, hlm. 360.
Karena reaksi wanita terhadap ketelanjangan adalah begitu ber-beda dengan
pria, WANITA SERINGKALI MENGECILKAN ARTI MASALAH KEROHANIAN YANG
SEDANG KITA BICARAKAN DI SINI. Terlalu sering sikap mereka adalah bahwa pria
seharusnya menggunakan lebih banyak kuasa menguasai diri dan mengalahkan citra-
citra mental mereka. Mereka sama sekali gagal memahami per-bedaan penting yang
Tuhan Sendiri letakkan di dalam sifat pria. Sifat alamiah tidak dapat dibalik oleh usaha
atau ketetapan manusia. Ini dapat dikontrol melalui komitmen Kristen sepenuhnya,
namun wanita Kristen harus bekerja sama dalam menutup setiap pintu jiwa menuju
pencobaan.
“Satu-satunya keamanan kita adalah dilindungi oleh perisai kasih karunia
Tuhan setiap saat, dan tidak mengenakan mata ro-hani kita sendiri sehingga kita
akan menyebut kejahatan sebagai kebaikan, atau kebaikan sebagai kejahatan.
Tanpa keraguan atau penolakan, kita harus menutup dan menjaga jalan-jalan
masuk ji-wa terhadap kejahatan. Dibutuhkan usaha untuk memelihara ke-hidupan
kekal. Hanyalah melalui usaha-usaha yang penuh kete-kunan dan panjang, disiplin
yang ketat, dan pertentangan yang kencang, maka kita akan menjadi pemenang-
pemenang.” Testi-monies for the Church, vol. 3, hlm. 324.
Barangkali kita dapat memahami secara lebih baik tentang cara Setan beroperasi
saat ini jikalau kita mengingat beberapa manuver kunonya di masa lalu.Dalam 1
Korintus 10 kita membaca bahwa pe-ngalaman bangsa Israel kuno dituliskan untuk
memberikan kita nasi-hat dan teladan. Disebutkan ketika mereka meninggalkan Mesir,
me-lakukan perjalanan di padang belantara, dan masuk ke tanah perjan-jian. Ada
kesejajaran langsung antara umat Tuhan pada masa itu dan umat Tuhan masa kini.
Kita tidak dapat mengabaikan kenyataan bahwa serangan tera-khir atau serangan
menang atau kalah dari Setan terhadap Israel ada-lah menghalangi mereka agar tidak
masuk ke tanah pernjanjian meli-batkan pertemuan haram di Baalpeor. Wanita Moab
kafir yang tidak bermoral merubungi kemah-kemah Israel dengan kebebasan penuh
sukaria dan menyebabkan ribuan pria Israel jatuh ke dalam dosa. Tuhan
menggambarkan kejadian itu sebagai berikut: “Sebab mereka telah melawan kamu
dengan daya upaya yang dirancang mereka ter-hadap kamu dalam hal Peor." Bilangan
25:18.
Bukankah ada kesejajaran yang mengherankan dengan cara Setan berusah
menghalangi Israel modern agar tidak memasuki Ka-naan surgawi? MELALUI TIPU
MUSLIHAT KEBEBASAN SEKS YANG DIDORONG OLEH KETELANJANGAN YANG
TIDAK TAHU MALU, USAHA TERAKHIR TELAH DILUNCURKAN UNTUK
MEMBELOKKAN INTEGRITAS MORAL GEREJA YANG SISA. Di dalam bala
penghakiman yang menyapu kemah bangsa Israel, 24.000 ORANG MATI—24.000 PRIA
yang dikuasai oleh kecantikan eksotis dari wanita-wanita pemikat, dan kehilangan
kesempatan istimewa untuk memasuki tanah perjanjian.
Berapa ribu orangkah umat Tuhan hari ini yang akan dipikat dan dibinasakan oleh
pengulangan dari hafsu daging seperti itu? Paulus, setelah menceritakan kembali
peristiwa tragis di Baalpeor menyeru-kan: “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai
contoh dan ditulis-kan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di
mana zaman akhir telah tiba. Sebab itu siapa yang menyangka, bah-wa ia teguh berdiri,
hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” I Korintus 10:11, 12.
Tidak ada seorang pria atau wanitapun yang dapat menyom-bongkan diri dengan
kekuatan besar terhadap keglamoran yang me-resap dari zaman duniawi ini. Sama
seperti indera kita diperangkap oleh kecantikan Moab yang menyerbu ke dalam kemah
bangsa Israel, demikianlah rumah-rumah Israel modern diserbu oleh pikatan yang
gemerlapan dari ketelanjangan dan kedagingan di dalam TELEVISI yang penuh

23
warna. BANYAK orang yang mengira me-reka dapat bertahan ternyata telah
berkompromi dan bahkan ti-dak menyadarinya.
Parade tanpa pakaian dari gaya dan busana terakhir juga te-lah memecahkan
pertahanan rohani banyak orang di dalam gereja. Hanya waktu dan kekekalan yang akan
membukakan berapa banyak pikiran yang telah menyerah kepada bujuk rayu sensual
dari gaya berpakaian yang tidak sopan. Kita heran apakah Baalpeor itu lebih berani
dalam serangan yang disengaja terhadap moral bangsa Israel. Perhatikanlah bualan
terbuka Mary Quant, si penemu rok mini. Pe-rancang mode ini menyatakan bahwa
karya ciptanya adalah untuk tujuan menjadikan seks (yang haram) semakin
tersedia di sore hari. Dalam sebuah wawancara ia ditanya wanita masa kini ingin
menjadi seperti apa, dan ia menjawab: “Seorang makhluk seks. Ia memamerkan
seksualitasnya sebagai ganti usaha malu-malu untuk menyembunyikannya. Hari ini
ia berpakaian dan berkata: “Aku seksi. Aku suka lelaki. Aku menikmati
kehidupan.’” Kemudi-an ia membuat pernyataan yang berani ini: pakaian-pakaian mini
adalah lambang dari gadis-gadis yang ingin memikat lelaki itu.”
Kita mengira bahwa bangsa Israel itu lugu dan bodoh sehingga jatuh ke dalam
intrik seksual yang cerdik dari Bileam di masa lalu, na-mun apakah yang dapat kita
katakan bagi RIBUAN WANITA MAHK YANG DENGAN SEMANGAT MENGENAKAN
ROK MINI MEREKA mengingat pengakuan Mary Quant?
Salah satu bukti awal dari penguasaan Setan adalah pencopot-an pakaian. Kita
memiliki buktinya di dalam Lukas 8 di mana seorang pria yang dirasuki roh jahat dirantai
di kuburan Gadara. Alkitab men-ceritakan dia sebagai, “orang itu dirasuki oleh setan-
setan dan sudah lama ia tidak berpakaian.” Lukas 8:27. Kemudian setelah ia dibebas-
kan dari satu legiun roh jahat, ia diceritakan sebagai “duduk di kaki Yesus; ia telah
berpakaian dan sudah waras.” Ayat 35. Jelaslah tin-dakan pertamanya setelah
dibebaskan dari kuasa Setan adalah me-ngenakan lagi pakaiannya. Dan implikasi yang
jelas adalah bahwa HANYA ORANG-ORANG YANG TIDAK MEMILIKI PIKIRAN YANG
WARAS YANG AKAN PERGI BERKELIARAN TANPA PAKAIAN.
Dapatkan kita menyimpulkan bahwa kegilaan massal akan ke-telanjangan
barangkali disebabkan oleh kerasukan oleh iblis modern? Bukankah statistik tentang
sakit mental dan emosional mendukung kesimpulan juga bahwa sejumlah besar orang-
orang benar-benar se-dang tidak waras? Dan orang-orang ini saat ini sedang
dieksploi-tasi oleh para promotor Holywood, penulis cabul, penganut sekte cabul,
dan para perancang yang aneh.
Paul Harvey, seorang penulis koran terkemuka, mengutip kebe-tulan yang
mengejutkan tentang statistik kejahatan dan rok pendek. Daftar kejahatan di FBI
menyatakan bahwa pemerkosaan dengan pe-maksaan meningkat tajam hampir sejajar
dengan naiknya batas rok. Konsensus para pejabat penegakan hukum di 50 negara
bagian me-nyetujui bahwa ada suatu hubungan antara rok mini dan kejahatan seks.
Pejabat penegak hukum yang menjawab pertanyaan, “Apakah rok pendek mengundang
kejahatan seks? Sebanyak 91 persen men-jawab mengiyakan. Pandangan itu
disimpulkan oleh komandan divisi remaja di sebuah kota besar ketika ia mengatakan,
“Beberapa keja-hatan seks diperbuat oleh pribadi-pribadi yang dibangkitkan oleh
persepsi indra mereka, dan rok-rok pendek sebagian gadis dapat memicu serangan
seperti itu.”
Sebuah artikel koran dari Toronto, Kanada, mengakui bahwa polisi Kanada setuju
dengan laporan AS: “91 persen polisi Toronto menganggap bahwa seorang wanita yang
mengenakan rok mini yang terbuka akan lebih cenderung menjadi korban pemerkosaan
daripada saudarinya yang lebih sopan,’ seorang pembicara dari kepolisian To-ronto
berkata pada hari Selasa. Sejak tahun 1964, tahun ketika rok mini diperkenalkan kepada
pasar gaya busana wanita, pemerkosaan telah meningkat 68 persen di AS dan 90 persen
di Inggris,” tulis The Law Officers, sebuah koran kepolisian. “Kostum yang dipendekkan
tidak diragukan lagi adalah sebuah faktor di dalam pelanggaran terha-dap wanita,” kata
Sersan george Gough dari Toronto Morality Squad. “Ketika seorang gadis yang
mengenakan rok mini diikuti oleh seorang pria setelah ia keluar dari kendaraan umum

24
pada malam hari, tidak ada banyak keraguan lagi tentang apa yang menarik si peng-
ganggu gadis itu.”
Dr. Luchenstein, seorang dokter di Penjara Tombs di Kota New York, bekerja
dengan 170.000 narapidana selama periode 12 tahun. Ia mengatakan, “Yang disebut
dengan kejahatan nafsu semakin me-ningkat secara mengejutkan dan akan berlanjut
terus demikian... hing-ga penyebab utamanya dihilangkan. Ini, tampaknya menurut saya,
adalah gaya berpakaian masa kini, yang, setidaknya, adalah tidak sopan. Pakaian
yang tidak sopan memiliki pengaruh langsung terhadap dorongan kejahatan,
betapapun lugunya orang yang mengenakannya.”
Kecuali ada yang menyimpulkan dari data ini bahwa jenis makh-luk manusia pria
adalah pion atau bidak dari dorongan-dorongan yang tidak dapat dikontrol, biarlah saya
segera mengatakan bahwa setiap pribadi tetap bertanggung jawab kepada Tuhan atas
dasar keputusan pribadinya. Setiap orang membawa tanggung jawab atas pengadilan
tertinggi dan pilihan yang disengaja, tanpa ada alasan bagi pelanggar-an akan hukum
Tuhan.
Pada akhirnya, kita berdiri atau jatuh bukan karena dorongan pencobaan,
melainkan karena tindakan pikiran yang disengaja untuk menurut kepada kebenaran
atau menolaknya.Pengaruh pakaian yang provokatif secara terus menerus menang di
dalam pikiran yang tidak dibentengi oleh Roh Kudus.

25
STANDAR GANDA DIUNGKAPKAN

Tidak ada pembahasan tentang pakaian yang sopan akan men-jadi lengkap tanpa
menyentuh pokok persoalan yang peka tentang berenang campur. Hanya di wilayah
inilah rok mini dianggap re-latif lebih sopan. Namun, di sini, kita juga menemukan
bahwa wila-yah gelap di dalam standar berpakaian MAHK. Karena beberapa alasan
yang aneh sangat sedikit dikatakan ataupun dituliskan tentang ketidak-konsistenan yang
nyata ketika menangani orang muda kita. Sementara kita hanya mengambil posisi buku
petunjuk yang lembut tentang rok mini, kita tidak menyatakan posisi yang resmi tentang
sa-ma sekali tentang masalah berenang campur.Dan bahkan pandang-an-pandangan
yang tidak resmi dari sebagian besar pelayan dan ang-gota tampaknya tidak memiliki
hubungan yang konsisten dengan prin-sip-prinsip historis yang kita pegang sebagai
sebuah gereja.
Meskipun berenang adalah salah satu jenis kegiatan rekreasi yang paling halus,
pakaian renang modern menutupi semakin se-dikit bagian tubuh dibandingkan
dengan rok mikromini yang pa-ling hemat sekalipun. Sebenarnya, sangat sedikit
tersisa bagi imaji-nasi. Jikalau kita mengutuk rok mini, jikalau kita mendukung setiap
prinsip berpakaian yang sopan, betapapun janggalnya, bagaimana-kah mungkin kita
dapat menyetujui pakaian mandi sebagai busa-na Kristen yang dapat diterima?
Tentulah tidak ada seorangpun yang terlalu buta untuk tidak memahami ini. Orang-orang
muda kita ti-dak buta, dan inilah salah satu alasan mengapa mereka tampaknya ti-dak
mendengarkan lagi ketika kita berbicara kepada mereka tentang kesopanan. Mereka
melihat standar ganda sedang dipraktekkan.
Adalah suatu kebiasaan umum di dalam sekolah-sekolah kita memasukkan di
dalam buku tahunan tentang pakaian yang sopan. Kemudian, barangkali ada banyak
atau sedikit dikatakan tentang pan-jang rok,termasuk leher rendah, punggung terbuka,
dan tanpa lengan. NAMUN DALAM PRAKTEKNYA, seluruh sekolah kita, kadangkala
dalam masa sekolah, para murid dan guru keluar ke daerah pan-tai, dan
menghabiskan waktu bermain bersama dengan pakaian yang lebih sedikit
dibandingkan dengan yang dikenakan oleh PELACUR yang berjalan di sepanjang
jalan-jalan kota. Sesung-guhnya, jikalau murid-murid dan guru-guru itu berjalan di jalan-
jalan utama di kota kecil dengan mengenakan pakaian mandi mereka, me-reka akan
ditolak masuk ke sebagian besar tempat-tempat bisnis. Me-reka akan menjadi skandal
bahkan bagi masyarakat yang tidak berto-bat, dan beresiko ditangkap karena berpakaian
tidak sopan. Namun demikian, kita secara buta menerima jenis pakaian ini sebagai
yang pantas dikenakan oleh orang-orang Kristen MAHK dalam kelompok
campuran. Ironisnya adalah bahwa apa yang disebut oleh dunia sebagai tidak
sopan di satu tempat, gereja akan me-nyebutnya sopan di tempat lain. Apakah ini
masuk akal? Tempat tidak ada hubungannya—PRINSIPNYALAH YANG
MENENTUKAN. PRINSIP MELARANG MEMAMERKAN TUBUH BERLAKU DI JA-
LAN, DI PANTAI, ATAU DI PUSAT PERBELANJAAN.
Jikalau anda menginginkan satu contoh yang mengejutkan ten-tang bagaimana
kompromi perlahan-lahan ini telah merendahkan kita kepada tingkatan dunia di sekeliling
kita, ambilah sensus tentang pan-tai-pantai umum yang paling populer di bulan Juli dan
Agustus. RIBU-AN UMAT MAHK akan berbaur dengan kerumunan orang banyak yang
kasar. Dan selain daripada itu, anda tidak akan menemukan cara apapun untuk
membedakan mereka dari KAUM ATEIS, PE-LACUR, DAN PENCURI yang setengah
berpakaian, yang sering mengunjungi wilayah itu. Semua tubuh tampak sama.
Apakah tem-pat di depan samudera menjadikannya sopan untuk melepaskan pa-kaian
kita? Apakah kita percaya bahwa prinsip kesopanan haruslah diberlakukan di tempat dan
waktu tertentu saja? Apakah reaksi para pria kepada ketelanjangan wanita tidak
meningkat selama pesta pan-tai dan berenang bersama?
Saya menemukan banyak anggota kita yang telah menanyakan kepada diri
mereka sendiri pertanyaan yang sama, namun karena ti-dak satupun orang lain yang

26
tampaknya mempertanyakan kegiatan itu, mereka melanjutkan tampa mengatakan
apapun. Perasaan umum tampaknya bahwa tujuan membenarkan cara dalam hal ini.
Mereka memperoleh gerak badan yang baik dan bersenang-senang.
Orang lain telah menganggap bahwa karena semua orang bera-da dalam
keadaan tidak berpakaian yang sama, tidak seorangpun mengizinkan sebuah pikiran
buruk yang besar masuk ke dalam kepa-la. Juga, mereka sudah begitu terbiasa melihat
satu sama lain sete-ngah telanjang dan mereka tidak lagi memberi tanggapan terhadap-
nya. Argumen-argumen ini bukan saja dangkal, melainkan juga tidak benar. Jikalau
benar, maka kita akan memiliki satu alasan yang be-sar untuk bergabung dengan
KOLONI KAUM TELANJANG.
Keyakinan saya menentang berenang campur bertumbuh ketika saya melihat
buah dari perbuatan itu. Sebagai seorang pendeta muda di Florida, tugas saya di sebuah
kota pantai adalah mengawal orang muda di sebuah pesta berenang. Saya terkejut
melihat bagaimana ke-sopanan menurun karena perbauran bebas antara jejaka dan
ga-dis di dalam pakaian renang mereka. Kebebasan fisik terjadi, dan keakraban
yang tidak pantas tampak selama pertandingan yang dimainkan baik di dalam
maupun di luar air. Saya tidak akan per-nah melupakan satu hal yang saya lihat pada
hari itu. Saya menjadi sangat terkejut sehingga untuk pertama kalinya saya mengambil
posi-si melawan berenang campur. Salah satu wanita pengawal menaiki pundak salah
satu pria yang juga membantu mengawasi kegiatan itu. Wanita ini adalah salah satu
pemimpin kerohanian di dalam gereja dan si pria adalah seorang
diakon.Kesopanannya pada hari Sabat pagi selalu menjadi teladan. Jikalau ada
angin yang mengangkat roknya bahkan sedikit menampakkan lututnya, ia akan menjadi
sangat malu. Namun, saya melihat dengan keheranan ketika ia duduk di atas pundak
seorang pria yang bukan suaminya, dan menyetirnya berkeli-ling di air,dengan tertawa-
tawa, dan berpakaian renang yang minim. Tampaknya wanita ini tidak merasakan
apapun tentang ketidak-pantasan dari apa yang dilakukannya.
Sejak itu saya memutuskan bahwa ini adalah akibat dari bere-nang campur dan
saya harus menunjukkan pendirian saya bahwa itu adalah SALAH. Selama tiga puluh
tahun sejak hari itu, saya tidak me-lihat apapun yang telah mengubah perasaan saya
terhadap pengaruh jahatnya.
Beberapa waktu yang lalu, saya diminta untuk menyampaikan prinsip-prinsip
berpakaian sopan ini di dalam sebuah pertemuan per-kemahan. Setelah pertemuan itu,
yang telah berlangsung selama dua jam di dalam auditorium utama, lima orang muda
sedang menunggu untuk berbicara dengan saya. Tiga orang gadis dan dua pemuda, se-
mua seumuran mahasiswa, amat marah dengan apa yang saya kata-kan. Salah seorang
gadis yang cantik, yang tampaknya berbicara me-wakili semua yang lainnya, adalah yang
paling kesal. Ia berkata, “Ba-gaimana mungkin anda mengatakan bahwa berenang
campur adalah salah? Kami menghabiskan seluruh waktu musim panas dengan satu
kelompok bersaksi di pantai Ocean City. Kami menghabiskan sebagi-an besar waktu
kami dalam pakaian mandi, memberikan pelajaran Al-kitab kepada orang muda lainnya di
sepanjang jalanan pantai. Dan ini adalah Tom yang kami temui di sana, dan ia akan
dibaptiskan hari Sabat depan. Bagaimanakah anda bisa mengatakan kami berbuat salah
ketika kami dapat memenangkan dia bagi Kristus di pantai?”
Saya menyatakan sukacita kepada pria muda yang hendak di-baptiskan itu, dan
memuji mereka karena menuntunnya kepada Kris-tus. Kemudian saya bertanya kepada
Tom, “Tom, ketika berteman de-ngan gadis-gadis ini di pantai dengan pakaian mandi
mereka, apakah kamu pernah memiliki pikiran jahat ataupun tidak suci yang masuk ke
dalam pikiranmu karena cara mereka berpakaian?” Tom menunduk-kan kepada sesaat,
dan kemudian menjawab, “Ya, tentu saja.” Segera gadis-gadis itu seperti paduan suara
menyatakan kekecewaan mere-ka. “Mengapa kamu tidak mengatakannya kepada kami
waktu itu?” salah satunya bertanya. Mereka tampaknya benar-benar kaget bahwa para
pemuda itu tidak menegur mereka di pantai dan mengatakan bahwa pakaian mereka
provokatif.

27
Mereka berlalu pada hari itu sebagai wanita yang lebih bijaksa-na, namun apakah
mereka serta merta meninggalkan kebiasaan me-reka berenang campur? Saya
menemukan bahwa dalam sebagian besar kasus, PARA WANITA TIDAK MENGUBAH
GAYA PAKAIAN MEREKA BAHKAN SETELAH MENGETAHUI BETAPA MERUSAK-
NYA PENGARUH MEREKA. Dewi gaya busana adalah penguasa yang lalim, dan
sangat sedikit yang cukup berserah untuk menyerah-kan pemanjaan yang mereka
sayangi, khususnya ketika pakaian me-reka mendukung sifat diri mereka. Dr. Harold
Shryock memberikan nasihat ini kepada pasangan muda yang sedang pacaran:
“Hindarilah berenang campur. Berenang itu sendiri adalah sebuah rekreasi
yang sehat. Namun ketika anggota kedua jenis berenang bersama di sana
diperkenalkan suatu unsur pameran pribadi yang bagi setiap makhluk manusia
yang normal, menga-rahkan pikiran ke arah ciri-ciri fisik yang khas dari jenis yang
ber-lawanan. Usaha berenang campur adalah untuk menjadikan bia-sa
pertimbangan tersebut, yang bagi seorang Kristen adalah ku-dus. Berenang
campur cenderung menurunkan standar pribadi tentang kepantasan, menjadikan
keakraban fisik tampaknya ku-rang ditolak.” The Youth’s Instructor, 19 Juli 1960.
Dalam majalah Ministry edisi bulan Maret 1971, sebuah surat kepada editor
diterbitkan yang layak mendapatkan perhatian luas. Su-rat itu dituliskan oleh Penatua
Don Hawley, editor dari majalah Life and Health.
“Dalam majalah Ministry edisi Januari 1970, salah satu pendeta kita menulis
tentang masalah kesopanan. Ia menunjukkan bahwa kri-tik kita terhadap rok mini
tampaknya tidak berhubungan dengan sama sekali tidak adanya perhatian kita terhadap
mandi campur berlainan jenis. Ia, bersama dengan para editor, meminta orang lain
menyata-kan pendapat mereka tentang masalah ini, namun itu diikuti dengan
kebungkaman yang aneh.
“Apakah mungkin bahwa kita mengetahui secara intuitif bahwa mandi berlainan
jenis adalah tidak pantas, namun karena itu dilaku-kan secara begitu universal di
dalam gereja maka yang terbaik adalah mengabaikan keadaan ini? Jikalau demikian, ini
adalah sebu-ah pendekatan “kepala di dalam pasir.” Betapapun universalnya suatu
ketidaksopanan, kita masih harus menjawab secara pribadi dalam penghakiman.
“Barangkali ada orang-orang yang memang memiliki keyakinan, namun yang
merasa bahwa tidak bijaksana secara politis menyampai-kannya. Saya pernah
mendengar SEORANG KETUA KONFERENS MERENDAHKAN SEORANG PENDETA
TERTENTU karena ‘ia agak fanatik; ia tidak percaya dengan mandi bercampur jenis.’
“Kita menentang pemakaian celana pendek, punggung terbuka, dan garis leher
yang rendah,dan rok mini,dan menyebut orang seperti itu ‘setengah telanjang.’ Namun
jikalau orang itu beralih kepada posisi tiga perempat telanjang (yaitu mengenakan
pakaian renang), maka semuanya baik-baik saja. Tampaknya jikalau kita ingin
melakukan se-suatu yang cukup buruk, seperti terlibat dalam berenang campur, ma-ka
hukum kesopanan dapat dilanggar untuk sementara waktu.
“Hingga beberapa tahun yang lalu, seseorang yang meninggal-kan pantai umum
dalam pakaian renang dan berjalan melewati satu daerah pemukiman menuju sebuah
tempat perbelanjaan, akan bere-siko ditangkap karena ‘buka-buka yang tidak sopan.’
Bukankah agak aneh bahwa apa yang diberi label oleh dunia sebagai tidak sopan, ge-
reja malah menerimanya?
“Di dalam sebuah konferens peraturan-peraturan berikut ini di-berlakukan selama
pertemuan perkemahan: “bagi yang berenang di-mohon untuk menggunakan topi renang
dan berpakaian yang pantas dan sopan menuju dan keluar dari kolam renang. Gunakan
piyama mandi.’ Pikirkanlah ini sesaat. Kesimpulan yang tidak terelakkan ada-lah bahwa
sekali masuk ke dalam kolam renang, maka boleh saja menggunakan hanya pakaian
mandi dan berpakaian tidak sopan...”
Sebagian telah bertanya apakah E. G. White berbicara tentang perihal berenang
campur. Menurut the White Estate, tidak ada catatan tentang nasihat seperti itu. Jelaslah
bahwa mengenakan bikini dan pakaian renang yang minim bukanlah masalah di
dalam aura Vik-torian pada pertengahan tahun 1800-an.

28
Ketika saya menulis surat memintakan informasi tentang perihal ini kepada the
White Estate, mereka mengirimi saya salinan dari se-buah surat yang telah dituliskan
kepda seseorang yang telah menga-jukan pertanyaan yang serupa. Sekretaris the Estate
menulis surat tanggal 8 Desember 1953:
‘Pertanyaan tentang berenang campur yang anda tuliskan bebe-rapa waktu yang
lalu tentulah sebuah masalah yang paling sulit dita-ngani dalam kondisi masa kini.
Sayangnya kami tidak memiliki satu pernyataanpun dalam tulisan Ellen G. White di mana
perihal ini dise-butkan secara langsung. Kesimpulan harus dibuat berdasarkan
prinsip-prinsip di dalam Alkitab dan Roh Nubuat daripada melalui tuntunan
tertentu. Tentu saja ini berlaku bagi banyak perihal lainnya ketika kita harus membuat
keputusan-keputusan secara teratur. Anda bertanya tentang keyainan saya tentang
permasalahan ini, maka saya akan menyampaikannya dengan beberapa pernyataan
prinsip-prinsip yang terlibat di dalam pengambilan keputusan.
“Sehubungan dengan ratusan orang muda yang saya temui se-lama masa-masa
mengajar saya, saya telah menemukan apa yang juga telah anda temukan—bahwa,
sementara barangkali sulit meme-gang prinsip tentang beberapa standar dan aktivitas,
lebih mudah me-megang daripada kembali kemudian setelah menyerah kepada tekan-an
untuk mengikuti suatu tindakan yang tidak terlalu jelas sebagai se-suatu yang benar.
Sejauh yang saya pelajari, sekolah-sekolah kita yang memiliki kolam renang masih
mengatur pemisahan waktu bere-nang. Itulah posisi yang dianjurkan oleh Missionary
Volunteer Depart-ment kita, dan saya percaya posisi ini adalah yang masuk akal.
“Anda mungkin tertarik untuk mengetahui bahwa Missionary Vo-lunteer Advisory
Council, dalam pertemuan sebelum Autum Council baru-baru ini, menyetujui kembali
dengan penuh penekanan kepada kedudukan sebelumnya bahwa KITA TIDAK BOLEH
MENDUKUNG KELOMPOK-KELOMPOK BERENANG CAMPUR. Sementara aksi itu
tidak menyebutkan seluruh situasi yang termasuk di dalamnya, pembahasan dipusatkan
di dalam gereja dan MV Society, sekolah, dan perkemahan. Para pria merasa bahwa
keadaan-keadaan mendo-rong persetujuan kembali dengan sudut pandang ini.
Pengamatan mereka adalah bahwa ketika sebagian orang tidak mengikuti penda-pat ini,
akibat yang paling tidak menguntungkan telah diperoleh.
“Anda menyebutkan bahwa orang muda kita lebih dari terkejut oleh apapun yang
mereka akan lihat sehubungan dengan pesta bere-nang. Saya percaya bahwa ini berlaku
untuk semuanya. Salah satu pertanyaan besar saya adalah apakah kita sebagai
pemimpin-pemim-pin gereja harus mensponsori perkara-perkara yang hanya berfungsi
untuk mendukung kecenderungan menjadi bebas keterkejutan. Kita harus mengakui
bahwa pemajanan(ekspose) berulang-ulang kepa-da pengaruh-pengaruh yang
mematikan hati nurani telah memba-wa orang-orang muda kita kepada keadaan
mereka saat ini. Bu-kankah menjadi tanggung jawab kita untuk melakukan yang terbaik
untuk menghindarkan dari apapun yang akan meneruskan pengaruh-pengaruh ini?
Gantinya memberikan lebih banyak alasan pada saat ini untuk meneruskan mandi
campur dibandingkan dengan di masa lalu, tampaknya dengan bertambahnya
kebebasan berteman dan ham-pir tidak adanya kehati-hatian pada orang muda,
alasan-alasan un-tuk menghindarkan dari kebebasan yang lebih banyak menjadi sema-
kin berlipat-lipat.
“Sejauh alasan yang diberikan bahwa orang-orang telah begitu terbiasa dengan
melihat ketidaksopanan sehingga pakaian mandi yang tidak sopan tidak berarti
apa-apa bagi mereka, saya percaya bahwa ini adalah sepenuhnya salah. Tuntunan
Alkitab adalah bahwa ORANG-ORANG KRISTEN HARUSLAH BERPAKAIAN SOPAN
APAPUN YANG DILAKUKAN OLEH ORANG LAIN. Kenyataan bah-wa banyak hati
nurani menjadi dikeraskan tidak menghapuskan prin-sip-prinsip dasar. Dibutuhkan orang-
orang yang lebih berbakat untuk mencari alasan-alasan untuk membuktikan bahwa versi
modern dari pakaian mandi adalah “pakaian yang sopan.”Sementara banyak orang
menolak untuk mengakuinya, bagi pemuda dan pria dewasa berhu-bungan dekat
dengan gadis dan wanita dalam keadaan hampir telanjang yang didorongkan oleh
pakaian mandi saat ini adalah sumber pencobaan yang nyata. Yang perlu dilakukan

29
orang adalah melihat sekilas kepada IKLAN PAKAIAN MANDI WANITA, untuk me-
nemukan bahwa tujuan utama pembuatnya adalah memusatkan per-hatian pria kepada
bentuk wanita. Jikalau gereja mendorong persa-habatan atas dasar ini, maka ini
bukanlah usaha memenangkan jiwa.
“Sementara memang benar bahwa banyak orang muda, khusus-nya
remaja,menganggap kita tidak realistis dalam pendekatan kepada masalah seperti ini, ini
bukanlah suatu sikap yang baru. Sejarah telah memberikan pelajaran kepada saya
bahwa setiap generasi orang muda selalu menganggap orang-orang yang lebih tua
sebagai sa-ngat ketinggalan zaman. SEBAGAI ORANGTUA DAN PEMIMPIN
KRISTEN, TUHAN TELAH MELETAKKAN DI TANGAN KITA TANGGUNG JAWAB
UNTUK MENGAJAR ORANG MUDA SEDE-MIKIAN SEHINGGA, SEMENTARA
MEREKA MUNGKIN TIDAK SEPENUHNYA SETUJU DENGAN KITA PADA SAAT INI,
SAAT-NYA AKAN TIBA KETIKA MEREKA AKAN MELIHAT HIKMAT DA-
RIPADANYA. Saya telah mengetahui banyak orang muda bertahun kemudian
berterima kasih kepada saya karena larangan-larangan yang menyebabkan mereka
dongkol ketika pertama kali mereka men-dengarkannya.
“Anda menyebutkan bahwa mereka yang tertarik dengan pesta berenang tidak
mendukung kegiatan-kegiatan sosial lainnya di dalam gereja. Namun, jikalau anda
hendak mengesahkan berenang dengan dukungan gereja, sebagian besar dari orang-
orang ini masih akan te-tap tidak mendukung apapun kecuali berenang. Mereka tidak
akan se-gera berminat dengan kegiatan-kegiatan lainnya hanya karena anda telah
menyerah kepada desakan mereka dalam hal ini.
“Semuanya ini mungkin kedengaran seolah-olah saya adalah salah satu dari
orang yang “paling tidak realistis” yang disebutkan oleh orang muda. Saya meyakinkan
anda bahwa ini tidaklah benar. Hanya karena saya hidup dengan orang muda setiap hari
selama bertahun-tahun maka saya menjadi amat waspada dengan akibat-akibatnya ke-
tika kita menyerah kepada sebagian dari desakan-desakan mereka yang tidak bijaksana.
Pada saat ini kita perlu meletakkan di hadapan orang muda kita setiap insentif karena
berpikir dan bertindak benar. Mandi campur bukanlan insentif seperti itu.
“Berenang adalah salah satu dari gerak badan yang terbaik, dan tentulah ini
adalah kegiatan fisik yang baik bagi orang-orang Kristen ketika dilakukan dengan
secukupnya dan di dalam keadaan yang pan-tas. Jikalau keuntungan fisik yang
dikehendaki, tujuan ini dapat diper-oleh dengan mendukung berenang bagi orang muda
pria dan wanita secara terpisah di tempat-tempat yang pantas. Saya sangat kehilang-an
kesempatan berenang sesering yang saya inginkan, karena kesu-litan untuk menemukan
tempat-tempat yang pantas untuk rekreasi ini. Saya tahu banyak orang merasakan yang
sama, namun orang muda kita harus belajar untuk memiliki sikap yang benar terhadap
penolak-an kesenangan-kesenangan saat ini demi keuntungan di masa de-pan.
“Saya bersimpati dengan anda dalam masalah anda ini. Ini ada-lah masalah terus
menerus di sekolah-sekolah kita, dan saya telah mencoba untuk mengatasinya selama
belasan tahun. Tampaknya ini adalah sesuatu yang harus menjadi keputusan keluarga.
Jikalau orangtua yang kudus hendak menemani anak-anak mereka sebagai keluarga
atau kelompok keluarga, tentulah kita tidak akan mengutuk mereka, namun jikalau gereja
mendukung pesta berenang seperti ini, tentulah ini adalah masalah yang sama sekali
berbeda.”

30
UNISEKS

Setiap pembahasan tentang pakaian saat ini tidak akan lengkap tanpa pertimbangan
tentang topik uniseks. Salah satu fenomena di zaman kita adalah pertumbuhan yang
menjamur dari butik dan salon rambut yang semua tampak sama. Toko-toko dan tanda-
tanda uniseks mun-cul di seluruh bagian negeri yang menawarkan pakaian dan tatanan
rambut yang hampir sama baik untuk pria maupun wanita. Apa-kah arti penting dari
perkembangan ini? Apakah ada bahaya-bahaya kerohanian yang melekat di dalam
kecenderungan yang semakin me-ningkat ini?
Pertama, kita perlu mencatat pertumbuhan tajam homosek-sualitas dalam
beberapa tahun belakangan ini. Amerika telah di-banjiri oleh berita koran dan kisah
dalam majalah tentang gerakan gay, dan bagaimana ini dengan bangga keluar dari
persembunyian-nya untuk menuntut hak-haknya. Parade dan demonstrasi gay mena-rik
perhatian banyak orang dan publikasi yang meluas. Forum-forum televisi secara terbuka
telah membahas masalah ini di hadapan jutaan pemirsa, dengan baik lesbian maupun
homoseksual ikut mengambil bagian.
Psikiatri telah memberikan pengakuan formal kepada prak-tek ini sebagai
perilaku seks yang NORMAL. Organisasi-ORGANI-SASI GEREJA PROTESTAN
YANG BESAR tidak hanya membuka pintu bagi keanggotaan, melainkan juga
mengurapi orang yang me-ngakui sebagai homoseksual untuk menjadi pelayan
jemaat. Ge-reja-gereja telah didirikan secara eksklusif bagi perbaktian kaum ho-
moseksual, dan sebagian perkawinan telah dilakukan dan dicatat secara terbuka
antara dua orang berjenis kelamin sama.
Banyak yang telah ditulis tentang penyebab-penyebab pening-katan yang
spektakuler dari kecenderungan yang amat tua ini. Sangat sedikit tampaknya yang
memahami secara pasti mengapa terjadi ke-munculan yang tiba-tiba, namun saya
percaya kita dapat menemukan alasan-alasan dengan meneliti beberapa perkembangan
sosial yang sejajar yang telah memberikan dorongan nyata kepada gerakan gay. Selalu
ada penyebab dari suatu akibat, dan selama berabad-abad ke-adaan yang sama telah
menghasilkan akibat yang sama.
Semua pelajar Alkitab mengenal kutukan keras terhadap sodo-mi yang tercatat
baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Tuhan menyebut ini sebagai
salah satu kekejian yang terburuk, dosa yang amat merusak dan membinasakan. Dunia
kafir kuno berte-ka-teki dengan perbuatan buruk. Nama ini diambil dari kota Sodom
yang menjadi pelabuhan bagi homoseksual militan. Paulus berbi-cara dalam Roma
1:26 dan 27 tentang “hawa nafsu yang memalu-kan, sebab isteri-isteri mereka
menggantikan persetubuhan yang wa-jar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-
suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala
dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan
kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu me-reka menerima dalam diri
mereka balasan yang setimpal untuk kese-satan mereka.” Pikiran-pikiran bangsat yang
“melakukan hal-hal demi-kian, PATUT DIHUKUM MATI, mereka bukan saja
melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukan-nya.”
Kata Paulus dalam ayat 32.
Tanah Kanaan,yang harus dikuasai oleh bangsa Israel, dipenuhi dengan
kejahatan sodomi atau homoseksualitas. Ini adalah salah satu alasan Tuhan
memberikan petunjuk-petunjuk tersurat kepa-da mereka untuk tidak kawin campur
atau berbaur dengan pen-duduk negeri itu. Mereka harus menghindarkan setiap
kontak yang memberi pengaruh kepada bangsa Israel untuk bergabung dalam praktek-
praktek bejat mereka. Selanjutnya, mereka diberikan perintah-perintah khusus terhadap
gaya berpakaian yang dapat menciptakan iklim melakukan dosa ini. "Seorang
perempuan janganlah memakai pakaian laki-laki dan seorang laki-laki janganlah
mengenakan pa-kaian perempuan, sebab setiap orang yang melakukan hal ini
adalah KEKEJIAN BAGI TUHAN, ALLAHMU.” Ulangan 22:5.

31
Karena sodomi meliputi perubahan peran seks yang biasanya diikuti dengan
suatu pola tindakan dan gaya berpakaian seperti lawan jenis, Tuhan memperingatkan
umatNya agar tidak membuka pintu ba-gi pencobaan dalam masalah ini.Mereka harus
menjaga garis batas yang jelas antara pakaian pria dan wanita. Perjanjian Baru
mene-gaskan prinsip pemisahan dalam penampilan.Paulus menulis, “Bukan-kah alam
sendiri menyatakan kepadamu,bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut
panjang, tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang?
Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.” 1 Korintus 11:14,
15.
Sekarang kita siap untuk melakukan pengamatan terhadap pe-mandangan sosial
modern yang dapat menjelaskan mengapa kita me-lihat peningkatan yang mengejutkan
tentang homoseksualitas. Jikalau Tuhan melihat bahwa identitas seksual yang kabur
dapat menye-babkan masalah, maka kita harus mengakui sedang memiliki sebuah
masalah besar. Kita sedang melihat tiga faktor yang sedang bekerja saat ini yang belum
pernah bekerja sebelumnya dalam sejarah manu-sia pada saat yang sama. Secara
terpisah, tidak satupun dari faktor ini akan begitu berkesan. Namun ketika kita melihat
akibat gabungan dari pengaruhnya, ini menjadi menakutkan bahkan untuk dipikirkan saja.
Ketiga keadaan masa kini tersebut adalah:
1. Gerakan Kebebasan Perempuan, yang tujuan utamanya adalah pergantian peran
antara pria dan wanita dalam banyak kehidupan sosial, ekonomi dan keagamaan.
2. Revolusi gaya busana celana panjang, yang telah menyebabkan mayoritas
perempuan menolak gaya berpakaian feminin yang tradi-sional.
3. Kecenderungan yang semakin berkembang pada pria untuk berpakaian
berjumbai-jumbai, dengan gaya rambut feminin, dan demaskulinisasi yang
mengikutinya.
Kombinasi dari keadaan-keadaan yang saling berhubungan ini barangkali telah
bertanggung jawab mendorong ribuan homoseksual di perbatasan melintasi batas
menuju perbuatan yang tidak wajar. Ba-nyak di antara mereka hanya memerlukan sedikit
kebingungan psiko-tis agar ketiga gerakan populer ini menusuk mereka.
Dr. Charles Winck, profesor Sosiologi di Universitas Kota New York, adalah
salah satu tokoh utama yang merasakan bahwa mode masa kini dalam berpakaian
yang saling bertukar membawa kita kepada bahaya besar. Dalam bukunya yang
provokatif, The New People, ia menggabungkan berbagai cara bahwa uniseks
menye-babkan deseksualisasi pada orang Amerika.Ia percaya bahwa bah-kan
kelompok di atas usia 30-an dapat dipengaruhi secara kritis oleh perubahan-perubahan
radikal di sekeliling mereka, meskipun mereka tidak sepenuhnya menyadari bagaimana
itu terjadi.
Dr. Winick menunjukkan bahwa bahkan pria pebisnis yang te-nang sekalipun
masuk ke dalam kemeja dan celana panjang berpola dan bercorak pastel. Toko pakaian
pria melakukan bisnis cepat dalam perhiasan, alat-alat dandan beraroma, tata tambut,
perawatan kuku, krim wajah,dan pengharum badan. Jaring rambut dan gelombang per-
manen secara diam-diam diberi nama seperti “pelatih” dan ”perawatan rambut.”
Dalam bukunya Dr. Winick mendaftar beberapa ratus halaman barang-barang di
dalam kebudayaan kita yang telah menjadi netral, lunak dan sebagai akibatnya
membosankan. Sebagai contoh: Orang-tua memberikan semakin banyak nama yang
dapat saling bertukar kepada anak-anaknya seperti Kim, Chris, Leslie, Gene,Lee dan
Dana. Ia percaya bahwa kekaburan dalam perbedaan antara laki-laki dan perempuan
sedang menggiring masyarakat kita kepada kesulitan be-sar, karena orang tidak dapat
mengatasi situasi-situasi kehidupan yang kritis hingga mereka menjadi pasti tentang
identitas seksual mereka. Pakaian uniseks adalah membingungkan mereka dan men-
ciptakan krisis emosional yang serius bagi banyak orang. Ahli sosiolo-gi Winick tidak
mempermasalahkan bagaimana definisi maskulinitas dan femininitas sepanjang definisi
itu jelas. “Setiap kombinasi dalam hubungan peran lelaki dan perempuan dapat menjadi
sehat dan efek-tif kecuali jikalau peran-peran tersebut dikaburkan.” Tulisnya didalam
Medical Opinion and Review, sebuah majalah kedokteran.

32
Dengan baik para penulis Alkitab maupun ahli sosial memusat-kan kepada
pakaian uniseks sebagai sebuah faktor dalam mencipta-kan kebingungan seksual,
bagaimanakah seharusnya sikap pribadi kita terhadap mode yang semakin menyebar
ini? Sebagai anggota da-ri gereja yang sisa kita tidak dibiarkan tanpa tuntunan dalam
masalah ini. E.G. White memberikan komentar tentang kedudukan Alkitab da-lam
perkataan berikut ini:
“Saya ditunjukkan kepada Ulangan 22:5: "Seorang perem-puan janganlah
memakai pakaian laki-laki dan seorang laki-laki janganlah mengenakan pakaian
perempuan, sebab setiap orang yang melakukan hal ini adalah kekejian bagi
TUHAN, Allahmu.” ADA KECENDERUNGAN YANG SEMAKIN MENINGKAT DALAM
PENAMPILAN DAN PAKAIAN WANITA MENJADI SEMAKIN SE-RUPA DENGAN
JENIS LAINNYA, DAN MENATA PAKAIAN MERE-KA SANGAT SERUPA DENGAN
PAKAIAN PRIA, NAMUN TUHAN MENYATAKAN ITU SEBAGAI KEKEJIAN.”
Testimonies for the Church, Vol. 1, hlm. 457.
Perhatikanlah bahwa ia menyebut KEKEJIAN BAGI WANITA mengenakan
pakaian mereka serupa dengan pakaian pria. Maka masalahnya bagi kita adalah
bukan lagi apakah pakaian itu sesung-guhnya pakaian lawan jenis. Pakaian itu
barangkali dibuat hanya un-tuk satu jenis saja, namun dirancang seperti lawan jenis.
Maka penga-ruhnya barangkali adalah mendorong biseksual atau homoseksual
melintasi batas ke dalam satu tenda yang pasti.
Sekarang pertanyaannya muncul: Di manakah harus ditarik ga-ris pembatas
antara gaya berpakaian pria dan wanita? Tampaknya ti-dak ada perbedaan pendapat
tentang mengenakan pakaian yang se-sungguhnya bagi jenis kelamin lain. Ini jelas
dilarang. Tampaknya ada banyak perbedaan pendapat tentang tingkat keserupaan yang
ada tanpa menjadi kekejian.
Banyak orang yakin bahwa setelan celana panjang adalah di-ciptakan sesuai
dengan celana panjang pria. Namun jikalau tidak, berapa banyak perubahan kecil yang
harus dilakukan untuk menjadi-kan kategori ini dirancang demikian? Tentang ini Nyonya
White me-ngatakan ini adalah kekejian. Sementara setelan celana panjang se-makin
lebar dan gaya jas berubah menjadi semakin maskulin, apakah masih memungkinkan
untuk melacak titik perubahan dari gaya menu-ju kekejian?
Setiap bulan ketika setelan celana panjang semakin disesuai-kan ke arah
uniseks, wanita-wanita MAHK terus membelinya dari gaya-gaya yang ada. Pada
akhirnya, satu perubahan kecil dapat me-nempatkan mereka dalam kategori “dirancang
sangat serupa seper-ti pakaian pria.” Selaras dengan strategi akhir zamannya yang
perla-han-lahan, Setan dapat menggiring gereja yang sisa ke dalam ten-da uniseks
sama seperti ia telah menggiring begitu banyak orang dalam skandal rok mini. Dan
ini akan dilakukan dengan cara sede-mikian sehingga hanya sedikit yang akan
mengetahui ke mana lang-kah-langkah kecil ini menuju. Ingatlah gelung-gelung kecil dari
Sau-dari A? Dengan cara tersamar yang sama setelan celana panjang wanita dan
gaya feminin pria dapat membawa kelemahan dan kemaluan kepada GEREJA
YANG SISA.
Banyak umat MAHK yang tulus percaya bahwa Roh Nubuat me-maafkan gaya
celana panjang.Kebenarannya adalah bahwa NYONYA WHITA MENGAMBIL POSISI
YANG BERLAWANAN. IA MENGU-TUKNYA. Kostum populer Amerika pada zaman
Nyonya White di-gambarkannya dalam perkataan ini: “Itu terdiri atas rompi, celana
panjang, dan pakaian yang menyerupai jaket dan mencapai te-ngah-tengah antara
paha dan lutut. Pakaian ini saya tentang, dari apa yang telah ditunjukkan kepada
saya, sebagai yang tidak se-laras dengan Firman Tuhan.” Testimonies for the
Church, Vol. 1, hlm. 465.
Dalam hal apakah pakaian ini berbeda dengan setelan celana panjang modern?
Ia menggambarkan hampir sama persis dengan apa yang kita lihat sekarang sedang
dikenakan oleh sebagian besar wanita masa kini, kecuali bahwa pakaian atasnya adalah
lebih pendek pada masa kini. Kemudian, Nyonya White menggambarkan keberat-an-
keberatan terhadap pakaian tertentu yang menjadikannya tidak dapat diterima. Ia melihat

33
dalam khayal tiga kelompok wanita melin-tasinya. Kelompok kedua mengenakan pakaian
yang disebutnya se-bagai Busana Amerika. Berikut ini komentarnya: “Pakaian dari ke-
lompok yang kedua yang lewat di depan saya dalam banyak hal sudah seharusnya.
Lengannya tertutup dengan baik. Mereka be-bas dari beban yang telah ditekankan
oleh Gaya Busana, si lalim itu, kepada kelompok wanita yang pertama; namun
telah menjadi ekstrim dalam baju pendek yang menyebabkan kejijikan dan pra-
sangka bagi orang baik-baik, dan menghancurkan pengaruh me-reka dalam jumlah
yang besar. Inilah gaya dan pengaruh dari “Busana Amerika” yang diajarkan dan
dikenakan oleh banyak orang di “Our Home” di Dansville, New York. Pakaian itu
tidak mencapai lutut. Saya tidak perlu mengatakan bahwa gaya pakai-an yang
ditunjukkan kepada saya ini terlalu pendek.” Present Truth and Review and Herald
Articles, Vol. 1, hlm. 73.
Sekarang gambarannya memperoleh fokus yang jelas. Pakaian yang
digambarkan sebagai “Itu terdiri atas rompi (blus), celana panjang, dan pakaian atas
yang menyerupai jaket dan mencapai tengah-tengah antara paha dan lutut” tidak
dapat diterima karena tidak mencapai lutut. Dengan kata lain, celana panjang
tampaknya tidak ditolak jikalau ditutupi dengan pakaian atas yang setidak-nya
mencapai lutut. Ini tentu saja tidak terdapat pada pakaian se-telan celana panjang.
Maka tidak beralasan jikalau kita menyimpul-kan bahwa Nyonya White setuju dengan
versi Busana Amerika masa kini, setelan celana panjang. Ia dengan jelas mengatakan
“Saya me-lihat bahwa aturan Tuhan telah dibalik, dan petunjuk-petunjuk
khususNya diabaikan, oleh orang-orang yang mengenakan Busa-na Amerika. Saya
ditunjukkan Ulangan 22:5.” Testimonies for the Church, Vol. 1, hlm. 457.
Memang benar bahwa beberapa pakaian atas untuk setelan ce-lana panjang
sangat feminin dalam gaya dan potongannya, sementa-ra yang lain amat maskulin.
Banyak wanita Kristen yang baik membe-la pemakaian jenis yang feminin, dan yang lain
yang sama salehnya tidak melihat bahaya mengenakan yang lebih maskulin. Bukanlah
tu-juan dalam pelajaran ini untuk menentukan garis pembatas antara kedua gaya
tersebut yang memisahkan antara yang benar dan salah.
Sepanjang yang saya ketahui, tidak seorangpun akan mengeta-hui di mana garis
pembatasnya dapat ditarik. Setiap saudari MAHK harus mempertimbangkan bahaya-
bahaya yang terlibat dalam meng-ambil langkah pertama yang akan mendorong trend
uniseks. Lang-kah-langkah kecil itu yang digunakan oleh Setan untuk menggi-ring
ke arah perangkapnya seringkali begitu tidak berbahaya se-hingga dapat dibela
dengan semangat yang benar.
Memang sulit untuk mendebat pendapat bahwa setelan celana panjang adalah
lebih sopan dibandingkan dengan banyak gaya gaun masa kini. Namun dengan
mempertimbangkan pengetahuan kita ten-tang “modus operandi” Setan dan pelajaran
tentang biji gandum yang baik dan burung puyuh, kita harus bertanya, Kemanakah ini
akan menggiring kita? Akankah itu menjadi selangkah lebih dekat dengan kekejian yang
disebutkan oleh Nyonya White? Dan apakah ini akan mendorong Saudari B untuk
menjadikan setelah celana panjangnya sedikit lebih kelaki-lakian? Dan bagaimana
dengan Saudari C, yang akan melangkah lebih jauh lagi?—dan mereka, bersama dengan
se-tiap wanita lainnya yang mengenakannya, semuanya memprotes bah-wa mereka
sama sekali tidak mengenakan pakaian pria.

34
KOSMETIK DAN PERHIASAN ANEKA WARNA

Salah satu keluhan yang paling sering dan salah yang disampaikan orang terhadap
agama adalah bahwa agama itu terlalu ketat. Di za-man yang serba boleh ini ketika
segala penekanan tampaknya adalah “melakukan kesenanganmu sendiri,” suatu sikap
yang tidak masuk akal dari kehendak diri pribadi telah berkembang. Sikap ini bahkan
menyerbu masuk ke dalam agama. Anggota-anggota gereja dan bu-kan anggota
tampaknya mencari sesuatu yang sama: suatu agama yang tidak mencampuri hak dan
kebebasan pribadi. Kecurigaan di-bangkitkan secara langsung terhadap setiap doktrin
yang menuntut agar “meninggalkan” sesuatu.
Sementara semangat liberal ini bertumbuh semakin kuat, banyak anggota gereja
yang telah berbalik menjadi semakin kritis terhadap standar kerohanian tinggi yang
dipegang oleh gereja. Karena secara jelas malu dengan jurang yang semakin lebar
anta-ra gereja dan dunia, dan tidak rela menghadapi stigma sosial se-bagai satu
kelompok “minoritas yang lain”, anggota-anggota ini telah berusaha membenarkan
kompromi mereka di wilayah stan-dar-standar Kristen. Mereka sering berpendapat
bahwa gereja sem-pit dan legalistik dan banyak orang baik tidak terdorong untuk berga-
bung dengan gereja karena “penekanan atas aturan-aturan yang se-wenang-wenang.”
Jikalau keluhan-keluhan ini adalah sah, maka beberapa peru-bahan mendasar
tentulah perlu dilakukan dalam doktrin gereja. Jika-lau tidak sah, maka kita sangat perlu
untuk mengetahui bagaimana menyampaikan standar-standar perilaku Kristen di dalam
konteks Alkitabiah yang benar. Dengan perkataan lain, kita harus menetapkan secara
pasti apakah aturan-aturan itu dibuat oleh Tuhan atau oleh ge-reja. Kita juga harus
menemukan apakah ada larangan-larangan se-wenang-wenang atau peraturan Tuhan
yang penuh kasih demi keba-hagiaan kita sendiri.
Berlawanan dengan perlawanan populer terhadap hukum abso-lut dalam perilaku
individu, kita harus mempertimbangkan fakta-fakta Alkitab tentang kehidupan Kristen
secara umum, dan kehidupan moral secara khusus. Seberapa cocokkah tuntutan-
tuntutan modern bagi ke-bebasan pribadi ini dengan standar Firman Tuhan? Marilah kita
meng-anggap bahwa kedudukan Alkitab yang benar dapat dinyatakan dengan segala
kasih dan bujukan dari malaikat dari Surga. Apakah kebenaran akan menjadi mudah
diterima oleh setiap orang?
Marilah kita pikirkan. Jalan menuju kehidupan kekal tidak lunak, dan berbunga-
bunga dan mudah. Yesus memberikan penekanan ter-hadap ini dalam berbagai ayat
sehingga kita tidak bisa menutup mata terhadapnya. Ia berkata, “Karena sesaklah pintu
dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapati-
nya." Matius 7:14. Salah satu prinsip pertama menjadi orang Kris-ten adalah
PENYANGKALAN DIRI. Kristus berkata, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salib-nya setiap hari dan mengikut Aku.”Lukas 9:23.
MENJADI SEORANG KRISTEN MELIBATKAN PENYERAHAN SEPENUHNYA.
Perumpa-maan Tuhan kita tentang mutiara dan pedagang menyatakan bahwa kita harus
mau menginvestasikan setiap hal yang kita miliki untuk memperoleh upah hidup kekal
yang tak ternilai. Jikalau kita membiar-kan satu hal atau seseorang menghalangi kita dan
melakukan kehen-dak Kristus, kita tidak akan dapat diselamatkan.
Apakah kita telah bersalah mengurangi harga sebagai murid Tuhan sehingga
orang tidak akan merasakan bahwa jalan itu terlalu sempit dan terbatas? Yesus
berkata,“Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya
dari segala miliknya, ti-dak dapat menjadi murid-Ku.” Lukas 14:33. Penguasa muda
yang kaya raya diberitahukan oleh Yesus bahwa ia hanya kekurangan satu hal di dalam
persiapannya demi Surga, namun satu hal itu ia tidak akan mau lakukan. Ia harus
menyerahkan segala kekayaannya untuk dapat selamat, namun ia tidak rela
menyerahkannya. Ia mengasihi sesuatu lebih daripada ia mengasihi Tuhannya, dan ia
berlalu dengan penuh kesedihan dan hilang. Posisi Kristus begitu keras pada perkara ini
sehingga Ia bahkan berkata: “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-

35
Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan
lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” Matius 10:37.
Sekarang, saya percaya bahwa kita harus mencari cara yang paling baik,
menyentuh dan penuh kasih untuk menyampaikan tun-tutan-tuntutan Kristus kepada pria
dan wanita. Namun saya juga per-caya bahwa hanya akan ada sedikit perubahan karena
cara penyam-paiannya, jikalau pribadi-pribadi tidak memiliki kasih kepada Tuhan Yesus.
Kesalahan tidak terletak pada pekabarannya; beberapa ke-salahan terdapat pada
jurukabarnya dalam cara mereka menyam-paikannya, namun banyak kesalahan
terletak pada sikap orang Kris-ten yang mengeluh yang merasa memberontak terhadap
kebenaran karena itu menuntut tingkatan penyangkalan diri.
Biarlah saya mengilustrasikan bagaimana perasaan-perasaan dan sikap pribadi
dapat membawa perubahan di dalam dunia. Perni-kahan adalah pengalaman yang
paling membatasi yang setiap makhluk manusia dapat dengan sukarela lakukan di
dalam dunia ini, selain komitmen kerohaniannya kepada Kristus. Sang pengan-tin
pria berjanji untuk menyerahkan banyak ikatan dan praktek sebe-lumnya. Ia
menyerahkan kebebasannya untuk berkencan dengan ga-dis-gadis lain, dan dengan
khidmat mengikatkan dirinya kepada satu orang saja sepanjang sisa hidupnya.Pengantin
perempuan juga mem-buat janji pembatasan yang serupa, dan bersedia untuk
meninggalkan semua yang lain dalam kesetiaannya kepada pria yang ada di sisinya.
Janji pernikahan tidak diragukan lagi adalah komitmen yang paling sempit dan ketat yang
dapat dibuat manusia dalam kehidupannya. Jikalau pembatasan dan aturan adalah
penyebab dari begitu banyak penderitaan, lalu perkawinan seharusnya menjadi
pengalaman yang paling menyedihkan dan tidak menyenangkan bagi semua orang yang
terlibat di dalamnya. Namun tidak demikian! Itu adalah peristiwa yang membahagiakan.
Mengapa? Mengapa pengantin wanita begitu berse-ri-seri ketika ia berdiri untuk
menyerahkan kehidupannya kepada pe-ngantin laki-laki? Bagaimana mungkin si pria
begitu bahagia membuat janji yang akan membatasi aktivitasnya sepanjang sisa
hidupnya? Ja-wabannya sederhana. Mereka mengasihi satu sama lain. Sikap dan
perasaan mereka terhadap satu sama lain inilah yang menjadikan pembatasan-
pembatasan itu diterima dengan sukacita.
Pernahkah anda mendengar seorang pengantin wanita menge-luh setelah
upacara perkawinan? Barangkali tidak seorangpun pernah mendengar dia berkata
dengan pahit, “Sekarang saya tidak dapat ber-kencan lagi dengan Jim dan Andy. Ini tidak
adil. Negara memaksa sa-ya agar setia kepada suami saya. Urusan perkawinan ini
terlalu mem-batasi.” Tidak, anda tidak pernah mendengar seperti itu, juga anda ti-dak
pernah mendengar si pengantin baru pria mengeluh bahwa ia se-karang terpaksa harus
memberikan sebagian dari gajinya untuk mem-biayai istrinya. Memang benar, hukum
menuntut bahwa itu harus di-taati dengan tuntutan penjara, namun ia bahkan tidak
menyadari hu-kum tersebut. Hukum negara siap menuntut si pengantin perempuan
jikalau ia melakukan perzinahan, namun ia bahkan tidak memikirkan hukum seperti itu.
Mereka saling mencintai, dan cinta mengubah segalanya. Mereka setia bukan
karena takut hukuman. Mereka setia karena mereka ingin menyenangkan orang
yang sangat me-reka cintai.
Pria dan wanita yang paling menderita di dunia ini adalah orang-orang yang telah
menikah dan tidak lagi mencintai satu sama lain. Di sini bisa dikatakan neraka di atas
bumi. Mereka menggerutu dan me-ngeluh tentang batasan-batasn dan tekanan-tekanan
terhadap mere-ka. Serupa dengan itu, anggota gereja yang paling tidak berbaha-gia
di seluruh dunia adalah orang-orang yang dinikahkan dengan Kristus melalui
baptisan, namun tidak mencintai Dia. Mereka se-ringkali dengan pahit
menyalahkan gereja dan pengajar mereka karena memaksakan kepada mereka
agama yang sempit dan pe-nuh pembatasan.
Namun apakah agamanya atau pendetanya yang salah? Kenya-taan yang
menyedihkan adalah bahwa orang-orang itu tidak pernah masuk ke dalam hubungan
kasih secara pribadi yang merupakan batu penjuru dari seluruh agama yang benar.
Banyak dari antara mereka yang telah belajar teks-teks yang benar bagi kursus belajar

36
Alkitab dan sangat mampu untuk menjelaskan urutan peristiwa akhir zaman, namun
mereka TIDAK MEMILIKI HUBUNGAN PRIBADI DENGAN YESUS KRISTUS. Di suatu
tempat, dan barangkali di berbagai tem-pat, sepanjang jalur indoktrinasi mereka tidak
diajarkan, atau tidak memilih untuk menerima, dasar yang sesungguhnya dari agama
hati. Agama bukanlah seperangkat aturan atau daftar ajaran, melain-kan suatu
keterlibatan pribadi yang mendalam di dalam suatu ki-sah kasih dengan manusia
Yesus Kristus.
Kesulitan pada jutaan orang Kristen adalah motif mereka menja-di anggota
gereja. Mereka memiliki agama pelarian dari bencana api neraka.Mereka melakukan hal-
hal tertentu hanya karena mereka takut pada api pada ujung jalan. Mereka melayani
Tuhan dengan perasaan takut karena mereka gemetar ketika memikirkan dilemparkan ke
da-lam danau api. Tidaklah mengherankan bahwa mereka muram dan menderita! Betapa
suatu pembelokan dari kebenaran! ORANG-ORANG KRISTEN SEHARUSNYA
MENJADI ORANG-ORANG YANG PALING BERBAHAGIA DI DUNIA—LEBIH
BAHAGIA DARI-PADA PENGANTIN BARU KETIKA MEREKA MENINGGALKAN
GEREJA TEMPAT UPACARA PERNIKAHAN! ORANG KRISTEN SEHARUSNYA
MENGASIHI TUHAN BAHKAN LEBIH DARIPADA SUAMI ATAU ISTRI.
Apakah anda menganggap suatu rumah tangga dapat berbaha-gia jikalau si istri
mempersiapkan makanan kesukaan suaminya setiap hari karena ia takut si suami akan
menceraikannya? Hubungan dunia-wi akan hancur di bawah tekanan ini. Si istri
mempersiapkan makanan itu karena ia mencintai suaminya dan ingin menyenangkan dia.
Ketika ulang tahun si istri mendekat, seorang suami Kristen yang penuh ka-sih seringkali
memperhatikan dan mendengarkan suatu tanda apa yang ingin dimiliki oleh istrinya. Dan
biasanya ia tidak perlu mengata-kannya agar ia tahu! Si suami dengan senang hati
membelikan untuk-nya hadiah karena ia mencintainya dan ingin menyenangkannya. De-
ngan cara yang sama orang Kristen akan mencari di dalam Alkitab se-tiap hari untuk
menemukan jalan untuk menyenangkan Tuhan.Ia akan terus menerus mencari tanda-
tanda dan indikasi-indikasi bagaimana menyenangkan Dia yang dikasihinya mengatasi
segalanya. Dalam terjemahan abad ke-20 dari Alkitab kita membaca perkataan ini, “Dan
ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.” Efesus 5:10. Betapa sebu-ah motto bagi
setiap orang Kristen! Sesungguhnya inilah kerinduan tertinggi dari mereka yang
mencintai Tuhan dengan sepenuh hati. Ti-dak heran Kristus menyimpulkan loh batu
pertama hukum itu dalam perkataan ini: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hu-kum
yang terutama dan yang pertama.” Matius 22:37, 38.
Alasan sesungguhnya mengapa beberapa orang Kristen me-ngeluh dan jengkel
dengan peraturan dan keketatan adalah karena mereka hanya memiliki agama yang
cukup untuk membuat mereka menderita. Lingkup “pengalaman” Kristen mereka adalah
didasarkan pada pergumulan terus menerus untuk menghidupkan peraturan ter-sebut—
usaha untuk memelihara hukum. Tentulah tidak ada yang salah dengan menuruti
hukum-hukum Tuhan lebih daripada suami menuruti hukum negara untuk membiayai
istrinya. Namun jikalau tun-tutan hukum adalah satu-satunya alasan untuk menurutinya,
maka se-suatu yang sangat salah dengan orang Kristen dan suami ini. Kasih
mengangkat beban hukum dan menjadikan apa yang dapat menjadi beban dan tekanan
sebagai kesenangan.
Seorang ibu beranak tiga orang lelaki sedang mengalami pergu-mulan yang berat
berusaha untuk menegakkan hukum kerapian dan kebersihan. Seperti sebagian besar
anak-anak lelaki ketiga anak ini menolak aturan tentang membersihkan telinga, menyisir
rambut, dan menyikat sepatu. Itu adalah pertempuran harian yang selalu dime-nangkan
oleh sang Ibu hanya melalui tangan panjang otoritas dan pe-maksaan. Namun suatu hari
si anak tertua, dalam usia awal remaja-nya, berjalan ke luar kamarnya tampak seperti
model kerapian yang tak bercacat. Setiap helai rambut tampak berada di tempat yang se-
mestinya, dan sepatu di bawah tampak mengkilap sempurna. Sang ibu hampir pingsan.
Hampir tidak dapat menahan keterkejutannya, ia dengan bijaksana memutuskan untuk
menunggu dan melihat jawaban dari perubahan peristiwa ini. Jawaban teka-teki ini

37
muncul tidak lama. Keesokan harinya sang Ibu mengetahui bahwa sebuah keluarga baru
telah pindah ke kompleks di bawah, dan ada seorang gadis di dalam keluarga itu.
Barangkali gadis itu belum melihat Johny, namun ia telah melihat gadis itu dan
tampaknya sangat mengesankan baginya. Kita tidak mengatakan bahwa cintalah yang
mengubah sikapnya terhadap hukum-hukum kerapian, namun yang pasti ia tidak
membersihkan diri karena takut akan paksaan ibunya lagi.
Inti dari kehidupan Kristen bukanlah terdiri atas apa yang “boleh” dan “tidak
boleh.” Ada batasan-batasan, hal ini tentu, di dalam perni-kahan rohani, sama seperti
adanya di dalam pernikahan fisik. Namun batasan-batasan ini diberlakukan dengan kasih
yang selalu berusaha untuk menyenangkan sasaran kasih tersebut.ORANG-ORANG
KRIS-TEN YANG MENCINTAI KRISTUS WAJAHNYA BERSERI-SERI,
MEMANCARKAN KESAKSIAN BAHWA INILAH JALAN MENUJU KEBAHAGIAAN
SEJATI. Sayangnya, ada SEJUMLAH BESAR ke-lompok anggota gereja yang
mengalami secara menyedihkan apa yang seharusnya menjadi kesukaan yang penuh.
Mereka merasakan kepahitan dan mengeluhkan tidak bisa makan apa yang mereka
senangi dan mengenakan pakaian yang mereka inginkan. Mereka menyalahkan
gereja karena mereka dipaksa untuk “meninggal-kan” begitu banyak hal. Agama
mereka tampaknya sama seperti se-seorang yang kena sakit kepala. Ia tidak ingin
memotong kepalanya namun itu menyakitkan jikalau dibiarkan. Sikap mereka yang tanpa
sukacita tampaknya menyatakan bahwa agama mereka adalah pro-duk dari beberapa
komite penginjil yang muram yang memaksakan termasuk peraturan-peraturan yang
melarang yang dapat menjadikan pria, wanita dan orang muda menjadi tidak bahagia.
Apakah ini benar? Bagaimanakah dengan prinsip-prinsip rohani yang membentuk
doktrin yang kita sebut dengan standar-standar Kris-ten? Apakah itu suatu hukum gereja
yang sewenang-wenang sehing-ga orang tidak boleh menonton teater?Apakah itu
keputusan Tuhan atau keputusan manusia bahwa berdansa tidak pantas bagi orang
Kristen? Dan bagaimana dengan penggunaan kosmetika yang ber-warna warni dan
perhiasan—apakah itu menyenangkan Tuhan atau tidak menyenangkan? Kebenarannya
adalah bahwa setiap butir iman dan doktrin kita seharusnya didasarkan secara masuk
akal pada prin-sip melakukan kehendak Tuhan sebagaimana yang dinyatakan dalam
Alkitab. Kasih kepada Dia akan selalu menimbulkan pertanyaan, ba-gaimana saya selalu
dapat mencoba menemukan apa yang terbaik yang menyenangkan Tuhan?
Jawaban dari pertanyaan itu terdapat dalam belasan ayat-ayat Alkitab yang
memberikan indikasi dan tanda-tanda yang jelas tentang bagaimana menyenangkan Dia
daripada diri kita sendiri. Inilah satu-satunya pertanyaan yang benar-benar relevan
tentang setiap aktivitas atau praktek kegiatan kita. Apakah yang dipikirkan Tuhan tentang
hal ini? Tidak penting apa yang dipikirkan oleh pengkhotbah ini atau itu tentang hal ini,
atau apa yang diyakini oleh gereja ini atau itu. Perta-nyaan terbesar dan terpenting
adalah ini: Apakah ini menyenangkan atau tidak menyenangkan Tuhan? Jikalau kita
menemukan ayat-ayat yang menyatakan bahwa TUHAN TIDAK MENYETUJUINYA,
seharusnya TIDAK ADA PERDEBATAN lagi bagi orang Kristen yang sejati. Kita
mengasihi Dia telalu besar sehingga kita tidak mau beresiko tidak menyenangkan
Dia. Kesukaan kita seharus-nya adalah untuk mencari dan melakukan perkara-
perkara yang menyenangkan Dia yang kita kasihi, dan mengurangi dari kehi-dupan
kita perkara-perkara yang tidak menyenangkan Dia.
Ketika seseorang sedang jatuh cinta mereka tidak perlu meng-ancam satu sama
lain atau mengatakan suatu ultimatum. Mereka te-rus menerus mencari jalan untuk
menunjukkan kasih mereka dan me-nyenangkan satu sama lain. Mereka yang memenuhi
hukum agung Kristus yang pertama tidak akan merasakan terbebani untuk menurut.
Tuhan sedang mencari orang-orang yang akan peka terhadap indikasi sekecil apapun
dari kehendakNya. Ia tidak senang dengan mereka yang harus terus menerus ditarik ke
dalam garis karena takut akan hukuman. Tuhan berkata, “Aku hendak mengajar dan
menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasi-hat,
mata-Ku tertuju kepadamu. Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang

38
kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan
mendekati engkau.” Mazmur 32:8,9.
BANYAK ORANG KRISTEN adalah pengikut “tali les dan ke-kang.” Mereka
hanya memberi tanggapan terhadap ancaman, dan menurut karena takut hukuman.
Tuhan berkata, “Aku mengingin-kan agar kamu diperbaiki hanya dengan aku
memandang kepadamu.” Hanya mereka yang mengasihi Dia mengatasi yang lain dan
mencari tanda-tanda kesenanganNya akan mengetahui pandangan teguran yang penuh
kasih. Dengan mencari di dalam Alkitab dengan satu tujuan—menemukan apa yang
menyenangkan Dia—mereka akan segera menurut kepada pengungkapan terkecil
sekalipun dari ke-hendakNya. Inilah intisari dari Kekristenan yang sejati—mengatur
setiap tingkatan kehidupan selaras dengan kehendakNya yang dinyatakan, karena
kasih.
Dengan sedikit latar belakang tentang bagaimana menjadikan kasih sebagai
faktor motivasi untuk menentapkan standar-standar Kristen, sekarang kita siap untuk
mengilustrasikan bagaimana prinsip ini bekerja dalam praktek. Meskipun setiap standar
“perilaku” gereja dapat digunakan, marilah kita memilih satu yang telah memicu keluh-an
yang cukup besar—kosmetika warna warni dan perhiasan. Ba-nyak anggota yang
tulus telah mengesampingkan penggunaan perhi-asan artifisial ini “karena gereja
mengatakan demikian.” Ini adalah alasan yang buruk untuk melakukan apapun dalam
kehidupan Kristen. Diharapkan bahwa bacaan dalam bab ini akan menyebabkan penje-
lasan akan aturan-aturan gereja yang sewenang-wenang tentang per-kara ini menjadi
keyakinan pribadi yang didasarkan atas kasih dan menyenangkan Tuhan.
Secara berulang-ulang, para pendeta telah menghadapi perta-nyaan: “Apa yang
salah dengan cincin kawin kecil saya ini? Apakah menurut anda Tuhan akan
meninggalkan saya di luar Surga hanya karena saya mengenakan perhiasan kecil ini?”
Hati saya telah disu-sahkan dan dikecewakan dalam banyak kesempatan atas
pendekatan negatif terhadap Kekristenan. Tolong perhatikan apa yang diisyarat-kan oleh
pertanyaan ini. Si penanya jelas sekali ingin mengetahui be-rapa banyak yang boleh ia
lakukan, dan masih ingin masuk Surga. Si-kapnya mencerminkan keinginan legalis untuk
melakukkan hanya per-kara-perkara yang dinyatakan sebagai hukum-hukum “lakukanlah
itu kalau tidak awas!”
Namun pendekatan ini adalah salah, salah dan salah! Seorang Kristen sejati
tidak akan bertanya, “Berapa banyakkah yang ha-rus saya lakukan untuk tetap
menjadi anak Tuhan?” MELAINKAN “Berapa banyakkah yang harus saya lakukan
untuk menyenang-kan Yesus yang saya kasihi?” ini adalah pendekatan positif yang
di-dasarkan atas usaha mencari kehendak Tuhan tentang pertanyaan dan mengasihi Dia
cukup besar sehingga kita menuruti Dia dengan senang hati sebagaimana yang
dinyatakan di dalam Alkitab. Sekali pernyataan kasih dengan hati terbuka ini diterima,
maka hanya diper-lukan mencari di dalam Alkitab tanda-tanda kehendak Tuhan tentang
penggunaan kosmetik dan perhiasan warna-warni. Inilah yang hendak kita lakukan
sekarang.
Dalam Kejadian 35:1-4, Yakub diperintahkan oleh Tuhan untuk membawa
keluarganya ke Betel di mana mereka harus dihadapkan ke altar Tuhan. Ini adalah
tempat yang amat kudus bagi Yakub—tem-pat ia bertobat di hari-hari sebelumnya,
setelah melihat tangga surga-wi di dalam mimpinya. Namun sebelum mereka dapat
diasingkan ke tempat kudus ini, Yakub memerintahkan seisi rumahnya, “jauhkanlah
dewa-dewa asing yang di tengah-tengah kamu.” Ayat 2. tampaknya keluarga ini telah
membawa kebiasaan-kebiasaan kafir dalam perhen-tian mereka di negeri itu. Ada benda-
benda yang harus dikesamping-kan sebelum mereka menuju ke altar, karena benda-
benda itu adalah benda kafir. Perhatikanlah, dalam ayat 4, apakah benda-benda ter-
sebut:”Mereka menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang dipunyai mereka
dan anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub menanamnya di bawah
pohon besar yang dekat Sikhem.” Dalam Hakim 8:24 kita diyakinkan bahwa anting-
anting dikenakan oleh orang-orang Ismail. Konteks ini dengan keras MENYIRATKAN
BAHWA MEREKA MENGGUNAKAN PERHIASAN ITU SEBAGAI TANDA

39
KEMURTADAN MEREKA DARI TUHAN YANG SEJATI. Bab 34 dari Kejadian
menyatakan bahwa anak-anak Yakub telah me-lakukan dosa-dosa yang paling
menyedihkan, dan Yakub datang ke hadapan Tuhan untuk mengadakan pendamaian
yang khidmat bagi mereka dan bagi keluarganya. Itulah saat pencarian hati dan pertobat-
an. Segala sesuatu yang dilakukan untuk membuat yang salah menja-di benar dan
membuka jalan bagi berkat Tuhan datang ke atas mere-ka. Kebiasaan mengenakan
perhiasan kafir dihentikan, bersama dengan dewa-dewa asing. Anting-anting
dikesampingkan.
Dalam keadaan yang sama, suatu reformasi terjadi dalam Kelu-aran 33:1-6.
suatu kemurtadan yang mengerikan telah berkembang di dalam bab sebelumnya
sementara Musa berada di atas gunung untuk menerima Sepuluh Hukum. Sejumlah
besar orang Israel telah me-nyembah patung anak lembu, yang menyebabkan bala dan
kebinasa-an yang mengancam bangsa itu. Musa memanggil mereka untuk ber-tobat
dalam perkataan berikut: "Baktikanlah dirimu mulai hari ini kepa-da TUHAN, masing-
masing dengan membayarkan jiwa anaknya laki-laki dan saudaranya -- yakni supaya
kamu diberi berkat pada hari ini." Keluaran 32:29.
Dalam bab berikutnya, Musa pergi ke kemah suci untuk memo-hon kepada Tuhan
bagi bangsa itu, yang masih dihiasi dengan pe-rangkap-perangkap kafir dari sejak
hari mereka memanjakan diri dan berdosa. Perintah Tuhan bagi pemulihan bangsa Israel
meliputi perubahan pakaian, sama seperti yang terjadi sebelumnya dalam ka-sus Yakub
dan keluarganya. Tuhan berkata: "Katakanlah kepada orang Israel: Kamu ini bangsa
yang tegar tengkuk. Jika Aku berjalan di tengah-tengahmu sesaat pun, tentulah Aku akan
membinasakan kamu. Oleh sebab itu, tanggalkanlah perhiasanmu, maka Aku akan
melihat, apa yang akan Kulakukan kepadamu." Demikianlah orang Israel tidak memakai
perhiasan-perhiasan lagi sejak dari gunung Horeb.” Keluaran 33:5, 6.
Kita tidak dibiarkan ragu tentang sikap Tuhan tentang menge-nakan perhiasan-
perhiasan itu. Tuhan, yang tidak berubah, meme-rintahkan mereka untuk melepaskan
benda-benda itu dan hadir untuk menerima penghakiman, menjawab bagi kemurtadan
mereka. Amat menarik bahwa larangan ini ditetapkan sehubungan dengan perjalan-an
mereka menuju ke tanah perjanjian. Tuhan berkata, “Aku akan mengutus seorang
malaikat berjalan di depanmu dan akan mengha-lau orang Kanaan, orang Amori, …
Sebab Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu, karena engkau ini bangsa yang
tegar tengkuk." Ke-luaran 33:2,3. Adalah penting bahwa mereka diperintahkan untuk
melepaskan perhiasan-perhiasan sebelum mereka dapat masuk ke tanah
perjanjian. Apakah ini ada hubungannya dengan kita? Tentu saja. Paulus meyakinkan
kita dalam 1 Korintus 10:11 bahwa “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai
contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana
zaman akhir telah tiba.” Ia membandingkan pengalaman Laut Merah dengan baptisan
dalam ayat 2, dan dalam ayat 7 dan 8 ia mengacu kepada pengalaman kemurtadan
besar bangsa Israel dalam Keluar-an 32, ketika mereka membuat patung anak lembu.
Kemudian sege-ra ia menjelaskan dalam ayat 11 bahwa semuanya ini yang telah me-
nimpa mereka adalah menjadi “peringatan bagi kita.” Ini hanya dapat berarti bahwa
cara Tuhan menangani mereka dalam kemurtadan mereka adalah untuk
mengajarkan sesuatu kepada kita. Perintah-Nya agar mereka melepaskan
perhiasan-perhiasan sebelum ma-suk ke dalam tanah Kanaan berlaku bagi kita
SEBELUM MASUK KE DALAM KANAAN SURGAWI. Kesejajarannya adalah jelas da-
lam konteks ini.
Catatan paling awal yang ada tentang penggunaan kosmetika warna-warni
terdapat dalam 2 Raja 9:30. banyak orang telah mem-pertanyakan asal usul dari
ungkapan “bercalak mata seperti Izebel.” Jawabannya terdapat dalam ayat ini.
“Sampailah Yehu ke Yizreel. Ke-tika Izebel mendengar itu, ia mencalak matanya,
dihiasinyalah ke-palanya, lalu ia menjenguk dari jendela.” Kisah tentang ratu kafir yang
terkenal itu, yang menyebabkan kematian ratusan nabi Tuhan, amat dikenal oleh para
pelajar Alkitab. Melacak asal usul Alkitabiah dari ke-biasaan Izebel tentulah memberikan
bayangan tidak kudus atau ce-mar dari praktek tersebut. Namun kita akan melihat bahwa

40
PENGGU-NAAN KOSMETIKA WARNA-WARNI ADALAH SUATU TANDA YANG
KONSISTEN DARI PEREMPUAN KAFIR DAN PEREMPUAN TIDAK SETIA DI
SEPANJANG CATATAN ALKITAB.
Melalui nabi Yesaya, Tuhan mengirimkan salah satu kutukan yang paling
mengerikan tentang perhiasan yang dapat ditemukan di dalam Alkitab. Tidak ada
pengungkapan lain yang lebih langsung dan terang-terangan tentang perasaan Tuhan
terhadap penggunaan perhi-asan. Dalam Yesaya 3:16 Tuhan tidak menggeneralisir
tentang perhi-asan, melaikan memberikan satu daftar panjang tentang benda-benda
tertentu yang dikenakan oleh “wanita Sion.” Sekarang perhatikanlah apakah Tuhan, yang
sama pada hari kemarin, hari ini dan selama-la-manya, menjadi senang dengan
perhiasan-perhiasan tersebut. “TUHAN berfirman: Oleh karena wanita Sion telah menjadi
sombong dan telah berjalan dengan jenjang leher dan dengan main mata, berjalan
dengan dibuat-buat langkahnya dan gemerencing dengan giring-giring kakinya, maka
Tuhan akan membuat batu kepala wa-nita Sion penuh kudis dan TUHAN akan
mencukur rambut sebelah dahi mereka. PADA WAKTU ITU TUHAN AKAN
MENJAUHKAN SE-GALA PERHIASAN MEREKA: gelang-gelang kaki, jamang-
jamang dan bulan-bulanan; perhiasan-perhiasan telinga, pontoh-pontoh dan
kerudung-kerudung; perhiasan-perhiasan kepala, gelang-gelang rantai kaki, tali-tali
pinggang, tempat-tempat wewangian dan jimat-jimat; cincin meterai dan anting-
anting hidung.” Yesaya 3:16-21.
Marilah kita berhenti sebentar dari pernyataan daftar ini dan me-ngajukan
pertanyaan, Bagaimanakah Tuhan menjauhkan semua ini? Dalam bab selanjutnya, ayat
4, kita membaca: “Apabila TUHAN telah membersihkan kekotoran puteri Sion...dengan
roh yang mengadili dan yang membakar.” Jangan meremehkan kenyataan bahwa Tuhan
me-nyebut semua benda-benda perhiasan ini sebagai “kekotoran.” Ia selanjutnya
menggambarkan secara paling grafis orang-orang yang bertahan dalam pembersihan
dari perhiasan-perhiasan itu: “Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan TUHAN akan
menjadi kepermaian dan kemuliaan, dan hasil tanah menjadi kebanggaan dan
kehormatan bagi orang-orang Israel yang terluput. Dan orang yang tertinggal di Sion dan
yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus, yakni setiap orang di Yerusalem yang
tercatat untuk beroleh hidup.’ Yesaya 4:2,3.
Dengan tulisan yang berani dan jelas nabi ini menyatakan keji-jikan Tuhan atas
manifestasi kebanggaan dalam mengenakan perhiasan. Setelah pembersihan dari
segala kekotoran artifisial ini, Tuhan menggambarkan perempuan sebagai “kehormatan,
kudus, dan kepermaian.” Tampaknya Dia menghargai keindahan dengan cara yang tidak
sama dengan kita. Perempuan-perempuan mengenakan seluruh perhiasannya untuk
menjadikan diri mereka cantik, na-mun TUHAN MENGATAKAN ITU KOTOR. Ketika
semuanya itu di-tanggalkan, Ia mengatakan bahwa mereka itu permai dan cantik.
Jangan meremehkan arti penting yang ekstrim dari kebenaran ini, Tuhan menggunakan
kata “kepermaian” untuk menggambarkan mem-pelai perempuannya, yaitu gereja.”I have
likened the daughter of Zion to a comely and delicate woman” (Bahwa puteri Sion itu
seperti taman yang permai dan seperti padang lezat), Yesaya 6:2.
Seolah hendak menegakkan penilaianNya terhadap jenis ke-banggaan yang
sedang dibahas, Tuhan membuat pengamatan berikut ini: “Air muka mereka
menyatakan kejahatan mereka, dan seperti orang Sodom, mereka dengan terang-
terangan menyebut-nyebut do-sanya, tidak lagi disembunyikannya.Celakalah orang-
orang itu! Sebab mereka mendatangkan malapetaka kepada dirinya sendiri.” Yesaya 3:9.
Tidak ada lagi ada ruang untuk pertanyaan tentang ketidakpan-tasan perhiasan
lahiriah. Wajah yang dihiasi adalah kesia-siaan yang sedemikian sehingga Tuhan
menggunakan MAKE-UP PE-REMPUAN sebagai contoh perasaan tanpa malu-malu
yang besar.
Perlu dicatat pada butir ini bahwa Tuhan menyebutkan cincin sebagai bagian
dari “kekotoran wanita Sion.” Cincin jenis apakah yang dibicarakan ini?Murid SMA
tingkat lanjut akan menjawab segera, “Cincin kelas saya adalah lambang dari saya
sebagai murid senior. Ini bukan dikenakan sebagai perhiasan. Tuhan berbicara tentang

41
cincin jenis lain.” Kelompok Mason akan membela cincin Masonik dengan perkataan
yang hampir serupa: “Tuhan tidak berbicara tentang cincin saya. Ini hanya menyatakan
keanggotaan saya dalam Lodge itu.” Dan ada cincin tanda lahir, cincin pertunangan, dan
cincin kawin—yang ke-semuanya memiliki arti simbolis. Betapa mudah mencari alasan
bagi apa yang kebetulan kita pakai dan mengaku bahwa Tuhan tidak se-dang
membicarakan barang yang sedang kita pakai. Namun bagai-manakah kita
mengetahui bahwa Tuhan tidak sedang membicara-kan benda itu?Bukankah itu
hanya anggapan kita mengira bahwa Tuhan membuat perkecualian bagi cincin
yang kita kenakan, ha-nya karena kita TIDAK INGIN MELEPASKANNYA?
Lagipula, mengapa kita mencari di dalam Alkitab tentang perka-ra ini? Apakah
kita tidak sedang mencari apa yang terbaik yang me-nyenangkan Dia? Kita tidak sedang
mencari cara-cara untuk meng-hindarkan apa yang menyenangkan Dia. TUJUAN
UTAMA KITA ADALAH MENCARI KEHENDAKNYA DAN MELAKUKANNYA. KITA
BEGITU MENGASIHINYA SEHINGGA KITA TIDAK AKAN MENGAMBIL RESIKO
UNTUK TIDAK MENYENANGKANNYA. Inilah sebabnya mengapa seorang Kristen
sejati TIDAK AKAN BERDALIH dengan urusan jenis cincin, atau MENCARI-CARI
ALASAN ATAS TINDAKAN YANG BERLAWANAN DENGAN KE-HENDAK TUHAN.
Singkirkanlah segala jenis cincin. Bukankah amat jelas bahwa jikalau satu cincin
simbolis dapat dibela, maka se-gala jenis cincin simbolis dalam dibela? TIDAK ADA DI
DALAM CA-TATAN ALKITAB suatu preseden untuk mengenakan tanda per-
kawinan secara fisik. Sejarah cincin perkawinan adalah bertalian dengan
penyembahan kafir terhadap matahari dan takhayul ke-pausan. Tidak ada satu
pendapat pun yang dikemukakan yang men-dukung dibandingkan dengan satu fakta
besar bahwa itu tidak me-nyenangkan Tuhan! Seorang Kristen daging dapat berdebat
bahwa tidaklah jelas apakah seseorang akan hilang karena mengenakan sebuah cincin.
Namun orang Kristen yang mengasihi Tuhan melebihi segalanya akan menjawab bahwa
tidaklah cukup untuk mengetahui bahwa itu tidak menyenangkan Kekasih dan Sahabat
kita.
Secara tidak sengaja terdapat banyak bukti sejarah tentang asal usul kafir dari
penggunaan cincin kawin. John Henry Newman, se-telah ia meninggalkan
Anglikanisme dan kemudian menjadi seorang kardinal di dalam gereja Katolik Roma,
menulis perkataan berikut: “Constantine, dalam usaha untuk mendorong agama baru
itu ke-pada orang kafir, memindahkan ke dalamnya perhiasan lahiriah yang telah
biasa mereka kenakan di dalam agama kafir mereka. Tidaklah perlu membahas
perihal ini yang oleh penulis-penulis Protestan yang tekun telah dibahas sehingga
menjadi biasa bagi kita. Penggunaan kuil-kuil,dan ini dipersembahkan kepada
orang-orang kudus tertentu ... pedupaan...lilin... air suci... prosesi upa-cara ...
cincin dalam perkawinan...beralih ke timur, patung-patung di masa kemudian...
kesemuanya berasal dari kekafiran, dan di-kuduskan melalui pemakaiannya di
dalam Gereja.” An Essay On the Development of Christian Doctrine, hlm. 373.
Nabi Yeremia, sebagaimana penulis lainnya dari Perjanjian La-ma,
menambahkan nasihat tentang jenis umat yang menggunakan perhiasan artifisial. Tuhan
menggerakkan orang-orang kudus untuk menggambarkan gereja secara nubuatan
sebagai seorang perempu-an. Ketika umat Tuhan mundur, mereka digambarkan oleh
nabi itu se-bagai seorang PELACUR atau seorang istri yang tidak setia. Ma-ka kita
membaca ayat-ayat seperti yang berikut: “Dan engkau, yang dimusnahkan, apakah yang
hendak kaulakukan, mengapa engkau mengenakan pakaian kirmizi, menghiasi dirimu
dengan perhias-an emas, memalit matamu dengan celak? Sia-sia engkau memper-
elok dirimu, pencinta-pencintamu menolak engkau, bahkan mereka ingin mencabut
nyawamu.” Yeremia 4:30.
Melalui Yehezkiel,Tuhan melambangkan umatNya yang murtad, Yehuda dan
Israel, melalui dua pelacur yang bernama Aholah dan Aholibah. penggambaranNya
tentang PERHIASAN mereka yang berani cocok dengan KECABULAN PERILAKU
mereka. “Tambah-an lagi mereka meminta orang-orang datang dari tempat yang jauh
dengan menyuruh suruhan memanggil mereka, dan sungguh, mereka datang. Demi

42
kedatangan mereka engkau mandi bersih-bersih, MEN-CALAK ALISMU dan menghias
dirimu dengan PERHIASAN-PER-HIASAN.” Yehezkiel 23:40.
Hosea mengungkapkan pikiran yang sama ketika ia menggam-barkan
kemunafikan bangsa Israel. Lagi-lagi, ketidaksetiaan digam-barkan secara bagus
melalui seorang perempuan yang berhias. “Dan Aku akan menghukum dia karena
hari-hari ketika dia membakar korban untuk para Baal, BERHIAS DENGAN ANTING-
ANTINGNYA DAN KALUNGNYA, dan mengikuti para kekasihnya dan melupakan Aku,"
demikianlah firman TUHAN.” Hosea 2:12.
Berulang-ulang, Alkitab menghubungkan antara pengguna-an kosmetika
warna warni dan perhiasan dengan dosa, kemur-tadan dan kekafiran. Ketika
mereka berpaling dari Tuhan mereka mengenakan perhiasan-perhiasan yang,
seperti dikatakan oleh Yesaya, “menyatakan kejahatan mereka.” Tidak kurang ayat
yang menyatakan kebenaran secara jelas dan tanpa tersamar—TUHAN SURGAWI
YANG AGUNG tidak senang dengan benda-benda itu dan menggunakannya untuk
melambangkan tindakan menjauh dari kehendak Tuhan.
Di dalam Perjanjian Baru, gambaran ini bahkan menjadi fokus yang semakin
tajam. Yohanes, dalam kitab Wahyu, menggambarkan perempuan berdosa berpakaian
ungu (melambangkan gereja yang palsu) sebagai berikut, “Dan perempuan itu memakai
kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di
tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan
percabulannya.” Wahyu 17:4.
Sebaliknya, gereja yang benar digambarkan dalam Wahyu 12:1 sebagai
seorang perempuan cantik yang berselubungkan mata-hari. Perempuan ini disebut
sebagai pengantin perempuan Kristus da-lam Wahyu 21:9. perhatikanlah bahwa TIDAK
ADA PERHIASAN YANG DIKENAKAN OLEH MEMPELAI PEREMPUAN KRISTUS.
Kedua jenis sistem agama yang benar dan yang palsu ini menunjuk kepada pandangan
Tuhan terhadap penggunaan perhiasan artifi-sial.
Dua ayat terakhir dari tulisan Petrus dan Paulus akan menyata-kan pandangan-
pandangan gereja mula-mula yang tetap dan konsis-ten tentang praktek ini. Kedua
pendukung ini memiliki pengaruh di ka-langan para murid, dan surat-surat yang dipenuhi
Roh Kudus meng-gambarkan pandangan yang pasti gereja zaman para rasul. Paulus
menulis, “Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia ber-dandan dengan
pantas, dengan sopan dan sederhana, rambut-nya jangan berkepang-kepang,
JANGAN MEMAKAI EMAS ATAU MUTIARA ATAUPUN PAKAIAN YANG MAHAL-
MAHAL, tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak
bagi perempuan yang beribadah.” 1 Timotius 2:9, 10.
Petrus menulis dengan cara yang serupa, kecuali bahwa ia se-cara khusus
membahas tentang perempuan Kristen yang memiliki su-ami yang tidak beriman.
“Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduk-lah kepada suamimu, supaya jika ada di
antara mereka yang tidak ta-at kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan
dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan saleh-
nya hidup isteri mereka itu. Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan
MENGEPANG-NGEPANG RAMBUT, MEMAKAI PER-HIASAN EMAS ATAU DENGAN
MENGENAKAN PAKAIAN YANG INDAH-INDAH, tetapi perhiasanmu ialah manusia
batiniah yang ter-sembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh
yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.” 1 Petrus 3:1-4.
Perkataan Petrus ini berisikan nasihat bagi setiap istri Kristen di dalam gereja
saat ini, dan nasihat itu berkenaan dengan salah satu dari masalah yang paling
membebani pikiran yang dihadapi oleh pe-rempuan Kristen yang suaminya tidak seiman
dengan mereka. Sebe-rapa jauhkan istri yang beriman ini harus berusaha untuk
menyenang-kan suaminya yang belum diperbaharui ini? Seberapa besarkah ia ha-rus
berkompromi dengan kebenaran Tuhan dalam perkara-perkara kecil agar rumah
tangganya tetap tenteram dan barangkali dapat me-nolong memenangkan suaminya?
Nasihat Petrus adalah sederhana dan tegas. Jangan mengkompromikan kebenaran
dan prinsip sa-ma sekali. Bahkan jikalau si istri tidak diizinkan untuk berbicara ten-tang

43
imannya ia dapat memenangkan suaminya melalui KELAKU-AN HIDUPNYA. Kata
“kelakuan” ini adalah lebih tepat daripada “per-cakapan” (dalam naskah berbahasa
Inggris, conversation).
Perhatikanlah bagaimana perilaku istri Kristen akan nyata. Petrus menekankan
bahwa ia akan memenangkan suaminya lebih se-gera dengan melepaskan perhiasan
lahiriah. Tentulah Roh Kudus mengantisipasi dilema istri yang merasa bahwa ia perlu
mengenakan sebuah cincin kawin untuk menyenangkan suaminya, meskipun ia tahu itu
tidak menyenangkan Tuhan. Ayat ini menjadikannya amat je-las bahwa Tuhan haruslah
didahulukan, dan keputusan seperti itu ju-ga akan lebih bermanfaat untuk memenangkan
suaminya daripada cara yang lain. Ratusan penginjil dan pendeta dapat memberikan ke-
saksian bahwa ini adalah benar. Para perempuan yang pada akhir-nya membawa
suaminya ke dalam iman adalah dia yang berpe-gang teguh kepada standar Firman
Tuhan. Mereka yang tidak me-menangkan pasangan mereka adalah orang-orang yang
akan meng-abaikan standar dalam perkara-perkara kecil agar lebih sesuai de-ngan
suami-suami mereka yang tidak beriman.
Ini barangkali kedengaran kontradiktif, namun hasil-hasilnya yang nyata adalah
mudah dilihat. Sepanjang si istri tidak menghidup-kan seluruh butir keyakinannya,
suaminya menganggap bahwa itu pasti tidaklah terlalu penting.Ia tidak dapat menjadi
senang melakukan sesuatu yang bahkan tidak diturut oleh istri Kristennya yang cantik je-
lita. Namun jikalau si istri benar-benar berdiri teguh untuk menyenang-kan Tuhan
mengatasi segalanya, bahkan dengan resiko tidak menye-nangkan suaminya,maka si
suami akan menjadi sangat terkesan bah-wa “bagian agama” ini pastilah penting. Ia
barangkali tidak akan ber-kata apa-apa tentang perasaannya yang sesungguhnya.
Sesungguh-nya, ia barangkali merasa jengkel, namun penghormatan dan keka-
gumannya secara diam-diam akan didorong oleh pendirian yang te-guh dan sadar dari
istrinya.
Kita harus mengantisipasi di sini pendapat yang diajukan oleh para istri yang
cenderung tidak mau berpisah dengan cincin kawinnya. Mereka berkata, “ Saya tidak
mau melepaskan cincin saya karena ini menunjukkan saya telah menikah. Saya bangga
dengan suami saya. Saya ingin agar setiap orang mengetahui bahwa saya menikah.
Saya menganggap pernikahan adalah sesuatu yang paling penting dan sa-kral.” Tidak
seorangpun melihat kesalahan dengan perasaan yang tu-lus ini. Setiap istri haruslah
mengasihi suaminya, dan bangga terha-dapnya. Perkawinan adalah penting, dan ia
tentulah ingin agar setiap orang mengetahui bahwa ia telah menikah. Namun marilah kita
aju-kan pertanyaan ini: Apakah ada sesuatu di dalam kehidupan seseo-rang yang lebih
penting daripada pernikahan? Ya, hanya ada satu hal yang lebih penting daripada
seorang istri yang menikah dengan seo-rang suami, atau sebaliknya, dan itu adalah
pernikahan dengan Kristus. Pengakuan akan kasih Kristus adalah satu-satunya pe-
ngakuan yang harus selalu menjadi prioritas mengatasi kasih ke-pada suami atau
istri. Dengan begitu banyak bukti Alkitab, kita telah menemukan bahwa perhiasan
adalah tidak menyenangkan Tuhan, Kekasih kita. Benar bahwa cincin kawin akan
mengatakan kepada setiap orang bahwa istri ini telah menikah kepada suaminya,
na-mun ini juga mengatakan sesuatu yang lain. Ini mengatakan bah-wa IA TELAH
MEMILIH UNTUK MENYENANGKAN SUAMINYA DA-RIPADA MENYENANGKAN
TUHAN YESUS. Ini akan menyatakan bahwa ia meletakkan kehendak seseorang lain di
atas kehendak Tuhan yang dinyatakan di dalam Alkitab. Dengan demikian, ia mem-bawa
kesaksian yang salah kepada dunia.
Sebagian mungkin keberatan bahwa kesimpulan seperti itu ada-lah terlalu
keras.Sebagian cenderung mengatakan,“Anda menghakimi dan menguji Kekristenan
saya dengan perkara kecil seperti cincin atau perhiasan.”Bukan, bukan itu
masalahnya.Kasih kepada Tuhan-lah yang sedang diuji, dan Alkitab secara jelas
menunjukkan kri-teria ujian tersebut. Ujian itu bukan saja meliputi memelihara hu-
kum-hukum Tuhan yang dinyatakan secara jelas, melainkan juga
mengesampingkan segala sesuatu lainnya yang kita temukan ti-dak
menyenangkan Dia. Inilah buktinya: “Dan apa saja yang kita minta, kita

44
memperolehnya dari pada-Nya, karena KITA MENU-RUTI SEGALA PERINTAH-NYA
DAN BERBUAT APA YANG BER-KENAN KEPADA-NYA.” I Yohanes 3:22.
Tolong jangan anggap remeh dua perkara yang selalu akan dila-kukan oleh
orang-orang Kristen sejati. Mereka menuruti tuntutan-tun-tutan yang nyata dan langsung
yang Tuhan letakkan di dalam hukum-Nya, namun mereka lebih lanjut juga mencari
setiap perkara yang akan menyenangkan hatiNya. Dengan kata lain, mereka akan menu-
ruti perintah untuk berbuat “apa yang berkenan kepada Tuhan.” Efe-sus 5:10. Yesus
memberikan teladan dan menunjukkan prinsip ilahi ini di dalam kehidupan dan
pengajaranNya. Ia berkata, “Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak
membiarkan Aku sen-diri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-
Nya." Yohanes 8:29. Perintah-perintah yang utama ini adalah jelas bahkan bagi seorang
manusia daging sekalipun, namun perkara-per-kara kecil yang menyenangkan Tuhan
hanya dinyatakan kepada hati seorang Kristen yang penuh kasih yang mencari di dalam
Firman tan-da-tanda dari kehendakNya. Adalah suatu kenyataan yang khidmat bahwa
mereka yang akan diselamatkan pada saat kedatangan Yesus dilambangkan dengan
Henokh, yang “Karena iman Henokh terang-kat, supaya ia tidak mengalami kematian,
dan ia tidak ditemukan, ka-rena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia
terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.” Ibrani 11:5.
Paulus menggambarkan kedatangan Kristus yang penuh kemu-liaan dalam 1
Tesalonika 4:16. Dalam teks yang sama ia menggam-barkan kebangkitan orang benar
yang telah mati, dan pengangkatan orang benar yang masih hidup. Namun berbicara
tentang orang-orang kudus yang seharusnya siap untuk diubahkan, Paulus berkata,
“Akhir-nya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus:
...bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah.” 1 Tesalonika 4:1.
Salah satu tanda dari mereka yang ditebus dari dunia ini adalah kerelaan mereka untuk
menyenangkan Tuhan dalam segala perkara.
Dengarkanlah, jikalau anda mengetahui sesuatu perkara yang menyenangkan
Tuhan, namun menolak untuk melakukannya, apakah sesungguhnya yang sedang anda
lakukan?Anda sedang menyenang-kan seseorang lain lebih daripada Tuhan. Anda
mungkin berkata, “Te-tapi inikan hanya perkara yang sangat, sangat kecil.” Tentu saja itu
adalah perkara kecil, namun kasih sesungguhnya diuji dan dibuktikan melalui perkara-
perkara kecil yang kita lakukan satu sama lain.Tanya-kanlah setiap istri apakah tidak
demikian.Suaminya mungkin membe-likan dia sebuah mesin cuci pada hari ulang
tahunnya dan ia meng-hargainya. Namun jikalau ia membawa pulang bunga di
pertengahan minggu dan berkata, “Sayang, biarlah saya mencuci piring-piring,” se-tiap
istri akan berkata kepada anda bahwa itu lebih berarti daripada mesin cuci. Mengapa?
Karena itu menyatakan lebih tentang perasa-annya yang sesungguhnya ketika
melakukan perkara-perkara kecil di-bandingkan melakukan perkara-perkara besar yang
kurang lebih telah terduga. Tuhan menjadi senang ketika kita memelihara Sepuluh
HukumNya, namun kita benar-benar lebih menunjukkan kasih ki-ta dengan
melakukan lebih dari hukum-hukum itu, menyenang-kan hatiNya di dalam perkara-
perkara kecil yang dinyatakan di dalam Alkitab.
Benar dan salah tidak pernah, dan tidak boleh pernah diukur de-ngan jumlah.
Kualitas dosalah, bukan jumlahnya, yang menjadi masa-lah yang lebih besar bagi orang
Kristen. Alkitab menyatakan fakta bahwa kosmetika warna-warni, cincin, dll, adalah
tidak menye-nangkan Tuhan. Firman Tuhan tidak menyatakan bahwa sejum-lah
tertentu kosmetika warna-warni adalah salah, atau sejenis atau jumlah cincin
tertentu adalah tidak menyenangkan Tuhan, bahkan pelanggaran terkecil yang
disengaja dari kehendak Tuhan yang dinyatakan adalah serius. INI MENUNJUKKAN
PEM-BERONTAKAN BATIN TERHADAP MENEMPATKAN TUHAN SE-BAGAI YANG
UTAMA. Pendapat iblis yang paling favorit saat ini adalah, “Sedikit saja tidak apa-apa.”
Ini adalah pendapat Lot yang bodoh ketika ia diperintahkan oleh malaikat-malaikat
untuk melarikan diri ke pegunungan. Ia memohon izin untuk pergi ke kota lain yang de-
kat dengan Sodom dan Gomora. Alasannya adalah, “Bukankah kota itu kecil?” Kejadian
19:20. Dapatkah anda memahami mengapa ia ingin pergi ke kota lain setelah kehilangan

45
segalanya di Sodom? NA-MUN ALASAN YANG SAMA DIGUNAKAN OLEH BANYAK
ORANG KRISTEN SAAT INI.MEREKA BERDEBAT DAN BERSUNGUT TEN-TANG
UKURAN CINCIN MEREKA, ATAU JUMLAH KETIDAKSO-PANAN MEREKA.
Setan bergembira mendengar orang berusaha untuk memutus-kan berapa
banyak mereka boleh melanggar kehendak Tuhan. Ja-nganlah lupakan ini: bukanlah
tingkatan pergeseran dari standar Al-kitab yang penting, melainkan kenyataan bahwa
adanya suatu perge-seranlah yang menjadi masalah yang sesungguhnya. Ukuran
langkah bukanlah yang terpenting, melainkan arah yang dituntun oleh langkah itu.
Kadangkala pendeta dituduh membesar-besarkan masalah ten-tang cincin
kawin, karena mereka menunggu calon baptisan mele-paskannya sebelum dibaptiskan.
Sesungguhnya, pengalaman ini membuktikan bahwa cincin bukanlah masalah sama
sekali. Cincin itu hanyalah gejala dari satu masalah yang jauh lebih serius—kurangnya
penyerahan yang penuh. Ketika hati berserah, dan Tuhan dijadi-kan yang terutama
di dalam kehidupan, tidak seorang beriman-pun yang akan mengizinkan sebuah
cincin kecil menghalangi ja-lan persatuan dengan tubuh Kristus di dalam baptisan.
Ketika ka-sih kepada Kristus lebih besar daripada kasih kepada diri sendiri atau
suami atau istri, maka tidak ada sesuatupun yang akan menghalangi, meskipun itu
adalah sebuah cincin logam yang kecil.
Sekarang kita akan mempertimbangkan aspek lain dari bukti Alkitab tentang
perkara ini yang dianggap oleh sebagian orang seba-gai yang paling memaksa atau
menekan. Ini menjawab keberatan yang diajukan oleh beberapa orang yang masih tidak
diyakinkan bah-wa perhiasan adalah tidak menyenangkan Tuhan. Melalui cara yang
paling eksplisit ini merubuhkan benteng pertahanan yang terakhir bah-kan bagi cincin
kawin sekalipun.
Sebelum masuk ke dalam pembahasan Paulus yang fasih ten-tang butir ini,
marilah kita menetapkan sebuah fakta yang amat dike-nal oleh semua orang yang terlibat
dalam pemenangan jiwa secara penuh waktu. Mereka yang tetap mengenakan
perhiasan mereka, setelah menjadi anggota gereja, telah bertanggung jawab mele-
takkan BATU SANDUNGAN bagi jiwa yang tertarik. Hampir setiap penginjil atau
pendeta dapat menceritakan kisah yang menyedihkan hati tentang pria dan wanita yang
berbalik hampir pada saat baptisan karena ketidakkonsistenan dari sebagian anggota
gereja. Setelah diajarkan tentang seluruh kebenaran Alkitab tentang standar-standar
Kekristenan,calon baptisan ini menjadi terkejut melihat anggota-ang-gota jemaat, dan
kadangkali MAJELISNYA, mengenakan cincin atau perhiasan lainnya. BANYAK
YANG MUNDUR DALAM KEKE-CEWAAN DAN MENOLAK UNTUK BERGABUNG
DENGAN GE-REJA.
Ada orang yang cenderung beralasan, “Baiklah, mereka tidak boleh terlalu melihat
kepada orang-orangnya. Mereka harus meneri-ma kebenaran karena itu adalah
kebenaran.” Ini adalah amat baik dan benar, namun ingatlah juga bahwa kita berurusan
dengan jiwa-jiwa yang mencari lubang-lubang di sekitar pekabaran Injil yang tidak
populer. Sudah menjadi tugas kitalah untuk menutup setiap lubang dengan sabar
dan menghadapi setiap pendapat sehingga pada akhirnya mereka akan menyerah
dalam penurutan yang penuh. Kenyataannya adalah bahwa orang-orang ini memiliki
hak untuk mengharapkan gereja melaksanakan apa yang diajarkan. Sedikit ang-gota
yang tidak konsisten dapat menjadi lawan bagi waktu berbulan-bulan yang dihabiskan
dalam pelajaran yang penuh doa dan persiap-an bagi calon baptisan oleh pendeta.
Tidaklah benar jikalau ada orang yang menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Paulus menuliskan peringatan yang khidmat ini kepada mereka yang
mengecewakan satu jiwa di dalam pertumbuhan Kristen. “Kare-na itu janganlah kita
saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita
membuat saudara kita jatuh atau tersandung!” Roma 14:13. Yesus berbicara tentang
topik yang sama kecuali bahwa Ia menggambarkan akibat yang besar dari me-
nyebabkan anak-anak tersandung. Barangkali perkataanNya akan memiliki arti yang
lebih besar jikalau kita membacakannya dengan membayangkan guru-guru sekolah
Sabat anak-anak. "Tetapi barang-siapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini

46
yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada
lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.” Matius 18:6. Benar-benar perkataan
yang serius! Namun tidak lebih serius daripa-da pelanggaran yang dinyatakannya—yaitu
salah dalam menuntun anak-anak kecil yang melihat guru-guru mereka sebagai teladan.
Be-tapa sering anak-anak perempuan bertanya tentang standar Alkitab tentang cincin
setelah melihat sebuah cincin di jari guru favoritnya.
Di sebuah gereja tertentu, seorang guru taman kanak-kanak yang mengenakan
sebuah cincin kawin menjadi idola dari seorang anak kecil di kelasnya. Selama acara
kebaktian gereja, anak perem-puan ini diizinkan duduk bersama guru dan suaminya.
Karena mereka tidak mempunyai anak, pasangan ini dengan senang hati mengizinkan
anak yang sopan ini duduk bersama mereka. Anak ini akan menyibuk-kan diri dengan
benda-benda yang ada di dalam tas gurunya, namun karena sifatnya yang penuh
perhatian, ia akan memegang tangan gu-runya sepanjang waktu. Pada suatu hari Sabat
selama jam khotbah, wanita ini melirik ke arah anak perempuan ini dan
memperhatikannya melepaskan cincin kawin itu dan memasangnya pada jarinya yang
kecil. Karena terganggu, ia mengambil cincin itu dan memasangkan-nya kembali di
jarinya.
Minggu demi minggu berlalu, yang amat menyedihkan hatinya, ia memperhatikan
betapa terobsesinya anak perempuan ini kepada cincin itu. Ia memandang dan
mengelus cincin itu, dan seringkali ber-usaha untuk melepaskannya dengan perlahan-
lahan, sehingga ia da-pat mengenakannya di jari kecilnya. Kekeguman yang semakin
ber-tumbuh dari anak kecil ini terhadap cincin emas itu menjadi perhatian yang sungguh-
sungguh dari wanita dewasa ini. Karena mengetahui ajaran Alkitab tentang perhiasan,
hati nuraninya menjadi tidak nyaman dari sejak saat ia mengenakan cincin itu. Sekarang
ia merasa tidak dapat menikmati acara kebaktian, karena ia berusaha mengalihkan
perhatian anak kecil ini dari benda perhiasan tersebut.
Pada akhirnya ia tidak tahan lagi. Dengan keyakinan bahwa ia telah meletakkan
batu sandungan di jalan anak kecil ini, ia melepas-kan cincin yang mengganggu itu
selama-lamanya. Kemudian, ia menceritakan pengalaman itu dengan pendeta, dan
menggambarkan perasaan bersalahnya yang menderanya karena meletakkan penco-
baan di hadapan seorang anak kecil yang tidak berdosa.
“Tetapi saya tidak melihat apa yang salah dengan cincin. Me-ngapa saya harus
menjadi seorang munafik dan melepaskannya ha-nya karena saya ingin mengesankan
kepada seseorang?” Inilah per-tanyaan yang dijawab oleh Paulus dengan akibat yang
menyedihkan dalam 1 Korintus 8:1-13. seluruh pasal ini berkenaan dengan masa-lah
makanan yang dipersembahkan kepada berhala. Gereja mula-mu-la amat terpecah
karena masalah ini. Orang-orang Kristen yang bukan Yahudi yang berasal dari kekafiran
percaya bahwa adalah salah me-makan makanan seperti itu. Mereka ingin
mempersembahkan makan-an dalam persembahan kepada berhala. Meskipun mereka
sekarang adalah orang-orang Kristen, mereka masih merasa bahwa itu adalah
menyatakan kesetiaan kepada berhala jikalau makan makanan terse-but. Di lain pihak,
orang-orang Kristen Yahudi yang masuk ke da-lam gereja dari Yudaisme merasa
bahwa makanan itu adalah baik untuk dimakan. Karena daging itu tidaklah “haram”
dan karena itu dijual bersama dengan daging yang ada di pasar, orang-orang Kristen
Yahudi membelinya tanpa mempertanyakan hati nurani apapun.
Pertentangan menjadi semakin sengit antara kedua kelompok tersebut sehingga
Paulus pada akhirnya harus menanganinya dengan cukup panjang lebar dalam 1
Korintus 8. Perhatikanlah keputusan-nya tentang perkara ini: “Tentang hal makan
daging persembahan berhala kita tahu: "TIDAK ADA BERHALA DI DUNIA dan
TIDAK ADA ALLAH LAIN DARI PADA ALLAH YANG ESA." ... Tetapi bu-kan semua
orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat
pada berhala-berhala, makan daging itu se-bagai daging persembahan berhala. Dan oleh
karena hati nurani me-reka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya. ... Tetapi
jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mere-ka yang
lemah. Karena apabila orang melihat engkau yang mempu-nyai "pengetahuan", sedang

47
duduk makan di dalam kuil berhala, bu-kankah orang yang lemah hati nuraninya itu
dikuatkan untuk makan daging persembahan berhala? Dengan jalan demikian orang
yang le-mah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi bi-nasa karena
"pengetahuan"mu. Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu
dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap
Kristus.” Ayat 4-12.
Ayat-ayat yang luar biasa ini, dengan fokus rohani kepada kasih bagi sesama,
berlaku bahkan dengan kekuatan yang lebih besar ke-pada mereka yang merasa bebas
untuk mengenakan cincin kawin di dalam gereja. Penerapan in lebih besar karena
perhiasan adalah dikutuk oleh Tuhan, sementara daging yang dipersembahkan kepa-
da berhala tidak dikutuk. Namun, Paulus berkata bahwa adalah ber-dosa memakan
makanan itu karena itu menjadi batu sandungan, atau penghalang, bagi orang lain.
Karena cincin telah menjadi batu san-dungan dengan cara yang sama, kepada sesama
orang Kristen, kita tidak bisa membebaskan diri dari kesimpulan bahwa pelanggaran se-
perti itu adalah juga “dosa terhadap Kristus.”
Ini membawa kita kembalil kepada tema utama dari buku kecil ini—kasih. Apakah
kita sedang melihat kepada standar-standar Kris-ten dari sudut pandang kasih dan
menyenangkan Tuhan, atau menga-sihi sesama kita, akibatnya adalah sama. Gagasan
utamanya adalah menempatkan diri paling belakang. Sebuah agama yang didasarkan
oleh kasih seperti ini tidak hanya akan menggenapi kata-kata da-lam Sepuluh
Hukum melainkan akan mencari di dalam Firman Tuhan setiap hari akan tanda-
tanda kehendakNya. Sebagaimana Yohanes mengingatkan kita, “kita menuruti segala
perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” 1 Yohanes 3:22.
Bolehkah saya mengajukan pertanyaan tentang apa yang telah anda baca hingga
titik ini? Apakah ini telah menimbulkan keraguan tentang mengenakan perhiasan?
Apakah bukti-bukti dari seluruh ayat di atas, yang tersebut di dalam Alkitab, menyatakan
bahwa praktek ini meragukan? Satu pasangan berkata, “Kami belum diyakinkan bahwa
Tuhan akan membiarkan kami di luar Surga karena mengenakan se-potong perhiasan.”
Saya bertanya kepada mereka, “Meskipun anda ti-dak merasa bahwa anda akan hilang
karena mengenakannya, apakah banyak ayat tersebut menimbulkan setidaknya
beberapa pertanyaan tentang praktek memenuhi seluruh perkenan Tuhan?” “Oh ya, “
kata mereka, “Kita tidak bisa mengatakan bahwa masalah ini tidak begitu kabur.”
Pertanyaan saya berikutnya adalah ini: “Apakah menurut anda ada kesempatan 10 %
untuk tidak menyenangkan Tuhan?” Setelah berpikir sesaat, keduanya setuju bahwa ada
setidaknya kemungkinan sebanyak itu bahwa itu dipertanyakan. Kemudian saya
menanyakan lebih lanjut: “Karena anda berdiri di ujung baptisan dan penyerahan hi-dup
anda sepenuhnya kepada Tuhan Yesus Kristus, apakah anda mau beresiko 10 % tidak
menyenangkan Tuhan yang telah menyerah-kan hidupNya bagi anda?”
Perlahan mereka terdiam dan mulai melepaskan cincin mereka. “Tidak,” kata si
suami, “Kami tidak mau beresiko sekecil apapun untuk tidak menyenangkan Dia. Kami
semua ingin berjalan sejalan dengan Yesus. Karena tidak ada keraguan, kami akan
memberikan Dia man-faat dari keraguan.”
Saya tidak akan berusaha berpura-pura bahwa penyerahan se-perti ini adalah
mudah. Yesus berkata, “Setiap orang yang mau meng-ikut Aku, ia harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Lukas 9:23. Mengatakan
“Tidak” kepada diri sen-diri adalah apa yang dikatakan oleh Tuhan kita. Ia sedang
mengata-kan bahwa setiap orang harus memerangi sesuatu yang diri sen-diri tidak
ingin menyerahkannya. Orang yang datang kepada Kristus belajar jalan-jalanNya
harus menyangkal dirinya, atau berkata, “Tidak” kepada sesuatu yang seluruh
dirinya meng-inginkan agar dipelihara. Inilah yang dimaksud dengan penyang-
kalan diri.Sebagian orang gagal dalam ujian pada satu titik, dan yang lain gagal pada
titik lainnya. Saya telah melihat beberapa orang yang tidak dapat menyangkal diri pada
masalah uang. Menurut Tuhan mungkin membahayakan pekerjaannya atau mengurangi
gajinya, dan mereka tidak mau mengatakan tidak kepada kecintaan mereka kepa-da
uang. Yang lain harus meninggalkan teman-temannya untuk me-ngikut Kristus. Selera

48
sering menghalangi banyak orang yang tidak mau untuk menyangkal dirinya tentang
alkohol, tembakau, atau ma-kanan yang tidak halal sebagaimana dituntut oleh Alkitab.
Sebagian kecil orang gagal dalam ujian tentang kesombongan dan kebanggaan. Mereka
tidak mau menyangkal diri mereka dalam kebanggaan yang luar biasa akan pakaian.
Selalu menarik melihat bagaimana kebenaran membersihkan banyak orang dari
pengunjung acara penginjilan. Tidak satupun ber-henti hadir hingga kita menyampaikan
tuntutan-tuntutan Tuhan yang menuntut pengubahan kehidupan dan praktek-praktek.
Jikalau kita tidak menyampaikan seluruh nasihat Tuhan,sebagian pendengar akan
dengan senang hati menanggapi undangan itu.Pergumulan terjadi ke-tika kebenaran
menantang suatu pemanjaan diri yang disukai. Uji-an Sabat, persepuluhan, dan
makanan kesemuanya ditujukan pada suatu unsur sifat alamiah kita. Banyak orang gagal
pada salah satu dari butir ini. Namun yang cukup aneh, peperangan terbesar tampak-nya
ketika kehendak Tuhan menyentuh wilayah kebanggaan pribadi. Kesombongan begitu
mendalam dan meresap. Cinta diri memiliki ri-buan muka dan memamerkan dirinya
dalam berbagai cara yang halus.
Catatlah, di suatu bagian dari jiwa, iblis akan menggunakan diri untuk membuat
usaha mati-matian yang terakhir melawan kehendak Tuhan. Hanya orang-orang yang
mengasihi Kristus dengan sepenuh hati, jiwa dan pikirannya yang akan mampu atau rela
membuat penye-rahan 100 persen kepada Dia seperti yang dituntutkan. Orang-orang
yang paling berbahagia di dunia ada mereka yang tidak membiarkan apapun
menghalangi jalan mereka menyenangkan Tuhan dalam se-gala perkara.
Telah disebutkan bahwa orang-orang Kristen yang hidup untuk menyenangkan
Tuhan adalah orang-orang yang paling berbahagia di dunia. Yesus berkata, “Jikalau
kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti
perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu,
su-paya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi pe-nuh.” Yohanes
15:10, 11. maka tidaklah mengherankan, bahwa orang-orang Kristen yang berserah
sepenuhnya amat mudah di-kenali. Ada cahaya kudus dan sukacita bersinar dari
dalam dan bahkan menembus ke wajah mereka. Meskipun mereka telah me-
lepaskan perhiasan-perhiasan dunia, mereka telah mengenakan perhiasan lain dari
Roh, yang dapat menjadi pengenal mereka de-ngan cepat. Sebagian wanita merasa
seperti hampir telanjang sete-lah melepaskan perhiasan mereka, namun segera mereka
menyadari bahwa Tuhan telah menggantikan perhiasan yang artifisial dengan yang
sesungguhnya. Daud menulis, “Tujukanlah pandanganmu kepa-da-Nya, maka mukamu
akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu.” Mazmur 34:6.
“Penampilan baru” dari orang Kristen yang terlahir baru ini-lah yang telah
menyebabkan DUNIA HERAN. Untuk setiap perkara jahat yang ditinggalkan, anak
Tuhan menerima sebuah pengganti ro-hani. Seperti kata Paulus, “Sebab itu marilah kita
menanggalkan per-buatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata
terang!” Roma 13:12. Dan cobalah perhatikan betapa dramatis peru-bahan ini terjadi
ketika melibatkan pakaian dan perhiasan pribadi. Mempelai perempuan Kristus
memperoleh perhatian istimewa. Yesa-ya membandingkan pakaian perkawinan umat
Tuhan dengan pakaian dunia. “Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di
da-lam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan
menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang
mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai
perhiasannya.” Yesaya 61:10. Ketika kita dinikahkan kepada Kristus, dan mengambil
namaNya, kita tidak boleh menghiasi diri kita sendiri sebagai pengantin pria dan
wa-nita duniawi. Kita dengan sukacita dikenakan dengan “pakaian keselamatan”
dan “jubah kebenaran.” Inilah apa yang menerangi wajah dan memberikan
penampilan dengan cahaya baru yang mengherankan dunia.
Butir yang vital harus diberikan pertimbangan yang seksama. Wajah dapat
berkata banyak tentang tabiat dan pengalaman sese-orang. Kesaksian Kristen kita
yang paling berkuasa barangkali adalah kesaksian wajah kita yang bercahaya. Dari
pendapat yang paling meyakinkan yang pernah saya dengar melawan pemakaian

49
kosmetika warna-warni didasarkan atas fakta berikut ini. Frances Parkinson Keyes,
seorang penulis Katolik yang terkenal, menjelaskan mengapa ia tidak pernah “memulas”
wajahnya atau rambutnya dengan perhias-an artifisial: “Hidup seperempat abad hendak
memberikan banyak pa-da wajah seorang perempuan di samping beberapa kerut dan
bebera-pa lipatan yang tidak dikehendaki di sekeliling dagunya. Sepanjang waktu itu ia
menjadi sangat akrab dengan penderitaan dan kesenang-an, sukacita dan kesedihan,
kehidupan dan kematian. Ia telah meng-alami pergumulan dan bertahan, gagal, dan
berhasil.Ia telah kehilang-an dan memperoleh kembali iman. Dan sebagai hasilnya ia
seharus-nya menjadi lebih bijaksana, lembut, sabar dan lebih tenggang rasa daripada
ketika ia lebih muda.Selera humornya seharusnya lebih lem-but, dan wawasannya
menjadi lebih luas, simpatinya lebih mendalam. Semuanya ini seharusnya tampak.
Jikalau ia berusaha menghapus-kan coretan usia, pada saat yang sama, ia akan
beresiko kehilangan coretan pengalaman dan tabiat.” Words of Inspiration, hlm. 198.
Betapa suatu kebenaran yang luar biasa yang terdapat di dalam pernyataan ini!
Wanita Kristen memiliki kesaksian yang disampai-kan melalui wajah-wajah mereka.
Kebenaran, kehormatan, ke-murnian, dan iman yang tenang di dalam Tuhan—
semuanya ini SERINGKALI SECARA NYATA DIUNGKAPKAN MELALUI WAJAH
SEMATA. Barangkali inilah apa yang dimaksudkan oleh Yesus ketika Ia berkata,
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memulia-kan Bapamu yang di sorga." Matius 5:16. Terang
dan cahaya rohani dari wajah yang tidak berhias dapat menarik lebih banyak
perha-tian kepada agama Yesus Kristus dibandingkan dengan lusinan khotbah
atau pelajaran Alkitab.
Kita telah menggunakan banyak waktu untuk membahas perhi-asan artifisial
untuk menunjukkan bagaimana kasih membawa kepada Alkitab, mencari apa yang
menyenangkan hati Tuhan. Kita dapat juga menerapkannya kepada contoh-contoh lain
dalam standar Kristen. Prinsip-prinsip yang sama memberikan motivasi untuk mencari
dan selalu berusaha untuk menyenangkan Tuhan dalam apapun yang kita lakukan
tentang berdansa, bioskop, judi, makanan dan pakaian. Da-pat ditunjukkan dengan cara
yang sama jelasnya bahwa standar-stan-dar gereja yang tinggi ini tidak didasarkan atas
tindakan-tindakan ko-mite manusia, melainkan dari kehendak Tuhan yang dinyatakan di
da-lam FirmanNya.

50
PERANGKAP TELEVISI

Telah banyak dituliskan tentang masuknya peralatan televisi yang tampaknya tidak
berbahaya ke dalam rumah tangga. Karena ada be-berapa acara-acara yang lulus dalam
ujian Alkitab dalam hal kebenar-an, kesucian, dll, maka kita dengan mudah terserap ke
dalam penda-pat yang mengatakan bahwa peralatan ini akan digunakan sebagai sarana
pendidikan bagi keluarga. Keputusan khidmat seringkali dibuat tentang kualitas yang
tinggi dari acara yang akan disetujui untuk diton-ton.Namun marilah kita jujur dan berkata
benar.Berapa lamakah pera-turan-peraturan yang membatasi ini berlangsung untuk
mengatur tele-visi? Mengawasi hampir tidaklah mungkin karena sifat perbatasan
dari banyak acara. Ketidakpastian tentang di mana harus menarik garis batas, apakah
beberapa kata yang kasar merusak program do-kumenter sepanjang satu jam, dan
keputusan-keputusan lain yang menekan segera menjadi tidak dapat ditoleransi lagi.
Pintu telah ter-buka lebih lebar dan dan semakin lebar, dan indra pembeda menye-
suaikan dengan aliran gambar dan pemandangan yang semakin turun dari standar.
Adalah mudah membenarkan bahasa yang agak longgar karena penggunaan kata-kata
seru di mana-mana oleh pembawa be-rita televisi yang populer. Banyak iklan juga
dihiasi dengan naik tu-run yang merendahkan standar moral Kristen.
Menjadi semakin sulit untuk dipercaya bahwa bahkan tontonan yang dipilih secara
paling berhati-hati sekalipun tidak akan menghasil-kan ketidak-pekaan rohani.
Perkataan-perkataan dan gambar-gam-bar pendek dari percakapan pasaran secara
perlahan masuk ke da-lam pertunjukan pendidikan yang sangat dipuji-puji. Banyak yang
ber-pendapat bahwa kita harus belajar hidup dengan bahasa seperti ini karena itu ada di
sekitar kita setiap saat. Memang benar bahwa kita sering mendengar kekasaran dunia
di sekeliling kita, namun apakah kita harus dengan sengaja memajankan (exposed) diri
kita kepada se-suatu yang seharusnya dapat kita hindarkan?
Kebenarannya adalah bahwa sebagian besar dari kita mengha-dapi pergumulan
yang berat untuk berpaling dari pemandangan-pe-mandangan kejahatan yang memikat
yang tidak dapat kita hindarkan ketika kita berada di jalanan. Ada cukup banyak
pencobaan yang me-menuhi seluruh waktu dan usaha kita, tanpa perlu secara sengaja
membawa masuk sumber pencobaan ke dalam ruang keluarga.
Apa yang gagal dipahami oleh banyak orang adalah bahwa ada dosa di dalam
pemandangan. Jikalau seseorang ada di belakang Ibu Hawa di Taman Eden dan
bertanya kepadanya apakah yang dilaku-kannya di depan pohon larangan itu, ia
barangkali akan menjawab, “Saya hanya melihat-lihat.” Namun apa yang dilihat-lihat
oleh Hawa membawa kepada penderitaan berlipat ganda dan pada akhirnya ke-matian
dari milyaran umat manusia selama lebih dari enam ribu tahun yang tragis.
Raja Daud bangun dari tidur sore, dan dengan diam-diam, dan tidak sengaja,
melihat istri tetangganya yang cantik sedang mandi di taman di atas atap rumah
Mediterania-nya. Tampaknya, jikalau sese-orang bertanya kepada Daud apa yang
sedang dilakukannya, ia akan menjawab, “Cuma melihat-lihat saja.” Namun apa yang
dilihatnya membawa kepada perzinahan dan pembunuhan, dosa yang mempe-ngaruhi
suatu bangsa untuk melupakan Tuhan. Akibat ketidakbermo-ralannya dengan Batseba
berbekas tajam di dalam keluarga Daud se-hingga empat dari anak-anaknya sendiri
diambil daripadanya melalui tragedi atau kemurtadan. Betapa pahitnya ia kemudian
meratapi aki-bat-akibat yang mengerikan dari “melihat-lihat” yang tampaknya ti-dak
berbahaya.
Pengaruh yang tetap melekat dari pola-pola mental adalah perlu diperhatikan.
Dengan melihat kita diubahkan. Pikiran-pikiran dihasil-kan dari apa yang dilihat oleh
seseorang. “ Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri
demikianlah ia." Amsal 23:7. Ini membawa kita kepada salah satu argumentasi yang
paling khidmat bahwa televisi dapat merusak kehidupan Kristen. Ini dida-sarkan atas
prinsip partisipasi mental atau dari pengalaman orang lain di dalam dosa. Yesus
menyatakan, “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata

51
kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah
berzinah de-ngan dia di dalam hatinya.” Matius 5:27, 28.
Tolonglah perhatikan bahwa pikiran dapat menciptakan suatu gambar mental
yang realistis bahwa orang sesungguhnya menjadi be-gitu terlibat dalam gambar-gambar
imajinasi.Partisipasi menjadi begitu nyata sehingga Yesus mengatakan bahwa kita
bertanggung jawab atas apa yang kita izinkan masuk ke dalam pikiran kita, seolah kita
melakukannya melalui tindakan fisik itu sendiri. Karena otak adalah pusat keputusan bagi
seluruh tubuh, setiap tindakan yang dilakukan haruslah pertama-tama terbentuk di dalam
pikiran sebelum diterje-mahkan ke dalam tindakan. Otak, melalui sistem komunikasi
syaraf yang luas, mengirimkan pesan ke tangan, kaki dan organ tubuh lain-nya untuk
melakukan tindakan. Namun, ini adalah titik persis penco-baan terberat. Menyimpan
gambar mental hingga mengirimkan perin-tah untuk dilakukan oleh tubuh adalah sangat
congkak dan melemah-kan bagi kehendak sehingga sedikit orang yang mampu berbalik
dari menuruti perintah itu.
Satu-satunya perlindungan yang pasti dari dosa bagi orang Kristen adalah
menolak imajinasi atau pikiran jahat yang berusa-ha dimasukkan oleh Setan ke
dalam pikiran. Sekali perbuatan ja-hat telah diterima dan direnungkan, meskipun
hanya sebagai pi-kiran, hubungan akrab yang luar biasa antara pikiran dan tubuh
mulai menghasilkan reaksi-reaksi fisik. Dengan kecepatan listrik otak mengirimkan
pesan yang memperingatkan seluruh tubuh terhadap tindakan yang dipikirkan.
Sekarang pikiran dan tubuh bersatu menekan seseorang untuk melakukan
tindakan itu.
Namun marilah kita menganggap bahwa tidaklah mungkin bagi seseorang untuk
melakukan pemanjaan fisik yang dipicu oleh pi-kiran. Barangkali suatu sikap penuh
hawa nafsu telah dihasilkan di dalam pikiran, namun tidak seorangpun yang diajak
berpartisipasi di dalam tindakan dosa. Atau jikalau dia adalah seorang Kristen, ia
mungkin memiliki kecenderungan keras melawan tindakan yang di-pikirkan itu sehingga
ia menolak melakukan dorongan pikiran itu. Da-lam hal ini, dosa ada hanya di dalam
imajinasinya. Namun demikian-lah kuasa pikiran, sehingga di mata Tuhan, pelaksanaan
dosa secara mental tanpa partisipasi nyata dianggap serius sebagai pemanjaan fisik itu
sendiri.
Sekarang marilah kita menerapkan prinsip ini kepada menon-ton televisi. Tidak
ada penggambaran lain yang lebih hidup dari parti-sipasi dengan melihat. Meskipun
penonton mungkin cukup dewasa untuk mengetahui bahwa pemandangan itu hanyalah
situasi pura-pu-ra yang dikarang saja, namun ia menjadi begitu terlibat secara emosi-onal
dengan gambaran seolah-olah ia benar-benar menghidupkan pe-ngalaman itu. Jantung
berdegup karena takut, mata dipenuhi air mata, dan penonton secara mental
memproyeksikan dirinya ke dalam pe-mandangan itu. Apakah berperang atau
melemparkan dirinya dari si-tuasi yang menyedihkan itu, penderitaan trauma dari
penyakit yang ti-dak dapat disembuhkan, atau menyerah kepada kesenangan akan
pemandangan tempat tidur yang provokatif, penonton terperangkap di dalam alur cerita,
berpartisipasi secara perwakilan dalam penjelajahan si pahlawan. Yesus berkata bahwa
partisipasi seperti ini adalah sama salahnya dengan keterlibatan fisik yang nyata.
Cobalah bayangkan strategi fantastis Setan dalam penggunaan media televisi.
Menegangkan pikiran bahkan jikalau kita memikirkan-nya. Inilah suatu keadaan yang
dinspirasikan oleh iblis menjadi satu tindakan dari dosa yang disimulasikan; misalnya,
gambaran perzinah-an yang pura-pura dan artifisial. Namun melalui manipulasi emosi,
Setan dapat mengubah satu dosa yang dilakukan itu menjadi jutaan dosa perzinahan
yang sesungguhnya, karena jutaan orang akan memproyeksikan dirinya ke dalam
gambar itu. Dan di dalam pikiran mereka itu bukanlah pura-pura. Itu begitu nyata bahkan
tubuh mereka ikut bereaksi. Emosi hawa nafsu dan ketakutan begitu penuh terobse-si si
penonton sehingga meskipun mereka tidak dapat mengambil ba-gian secara fisik di
dalam dosa itu, pikiran dan kehendak dipengaruhi melalui cara yang sama seolah
mereka mengambil bagian. Dan yang lebih serius lagi, Tuhan menuntut mereka sama
bersalahnya seolah mereka sendiri telah melakukannya.

52
Betapa suatu cara yang cerdik dan penuh muslihat untuk meng-ubah orang
menjadi pencuri, pembunuh dan pezinah! Setan hanya perlu bekerja dengan penulis
naskah dan aktor untuk menghasil-kan alur-alur cerita yang yang paling
emosional, realistis, dan memikat. Dari titik itu, hukum alam pikiran mengambil
alih, dan penonton menjadi terperangkap secara emosional dari apa yang mereka
izinkan untuk dilihat. Suatu hari mereka akan menghidup-kan pengalaman sebagai
pencuri toko, keesokan harinya sebagai pembunuh, dan kemudian pelaku amoral
atau perzinahan. Bagi si aktor di layar, itu adalah kepura-puraan yang tidak masuk akal,
namun bagi si penonton, itu setidaknya untuk sesaat adalah suatu kesempat-an untuk
melakukan perkara-perkara yang menyenangkan yang dila-rang oleh Tuhan dan
masyarakat, tanpa harus menghadapi akibat-aki-bat dari melakukannya. Namun apakah
kita harus menghadapi akibat-akibatnya? Barangkali bukan secara fisik, melainkan
tanggung jawab moral karena perbuatan-perbuatan tanpa partisipasi yang harus diha-
dapi setiap orang dalam penghakiman. Bagi mereka yang tidak me-ngakui dan
meninggalkan dosa-dosa itu, betapa suatu tanggung jawab yang mengerikan yang
harus ditanggung karena pelacuran terhadap kuasa-kuasa kudus dari pikiran dan
kehendak.
Tentulah prinsip dosa ini dapat menjelaskan mengapa Alkitab berbicara begitu
keras tentang perkara lima panca indra kita. Yesus menjelaskan bahwa tidak boleh
ada usaha setengah-setengah un-tuk melindungi jalan-jalan masuk ke dalam
pikiran. Segera setelah perkataanNya tentang memandang seorang perempuan dengan
hawa nafsu, Ia berkata: “Maka jika matamu yang kanan menyesatkan eng-kau, cungkillah
dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari
pada tubuhmu dengan utuh dicam-pakkan ke dalam neraka.” Matius 5:29.
Ayat ini sering disalahmengertikan. Yesus tidak sedang berbi-cara tentang
mata jasmani. Seseorang bisa saja kehilangan satu mata dan masih jahat dan bengkok.
Yesus sedang berbicara tentang perkara-perkara yang difokuskan oleh mata. Jikalau
mata melihat ke-pada sesuatu yang dapat menggiring pikiran untuk memikirkan dosa,
Yesus berkata bahwa tindakan yang paling dramatis harus dilakukan untuk
menghapuskan pemandangan ini dari pandangan. Dengan per-kataan lain, “Janganlah
melanjutkan melihat sesuatu yang bersifat menyinggung atau melanggar dan provokatif
secara rohani.” Melaku-kan itu dapat membawa ke dalam dosa dan menyebabkan
seseorang “dicampakkan ke dalam neraka.”
Perintah Kristus adalah “cungkillah,” yaitu berpalinglah dari apa yang sedang
dilihat oleh mata. Pilihannya ada pada kita. Satu-satunya cara untuk memiliki pikiran
yang murni adalah melihat, men-dengarkan, dan berbicara hanya tentang perkara-
perkara yang murni. Paulus berkata, “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang
benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua
yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah
semuanya itu.” Filipi 4:8. Rahasia untuk menjadi suci, jujur, penuh kebajikan adalah
berpikir dengan cara itu, dan cara kita berpikir adalah ditentukan oleh apa yang kita lihat,
de-ngar dan katakan. Daud berkata, “Tiada kutaruh di depan mataku per-kara dursila;
perbuatan murtad aku benci, itu takkan melekat padaku.” Mazmur 101:3.
Tentang faktor-faktor rohani ini kita dapat menambahkan berha-laman-halaman
statistik yang mengejutkan tentang efek kekerasan televisi terhadap pikiran dan
moral, terhadap dorongan kejahat-an, dan prestasi skolastik. Ini sangat dikenal dan
seringkali diulang. Tak seorangpun akan pernah mengetahui secara pasti berapa banyak
cetak biru kejahatan telah diceritakan secara rinci di dalam sebuah ki-sah dalam
televisi, dan kemudian dilaksanakan melalui berbagai-bagai perampokan,
pencurian, dan pemerkosaan.
Masyarakat saat ini berada di ujung kepuasan yang semakin berkembang menuju
kekerasan dan penderitaan manusia. Melalui televisi secara terus menerus melihat
kejahatan dan ketidakma-nusiawian telah menciptakan suatu iklim
ketidakperdulian yang luar biasa terhadap sesama manusia. Orang tidak mau
terlibat. Bia-sanya mereka melintasi korban penyerangan. Reaksi umum terhadap

53
bencana alam seperti gempa bumi,banjir,atau kelaparan hampir kelu. Gambar-gambar
ribuan orang mati di Amerika Selatan atau Turki da-lam berita jam 6 sore bahkan
memberi semakin sedikit kesan diban-dingkan pemandangan dalam film larut malam
semalam. Penggam-baran kartun yang aneh yang telah dipersiapkan secara komersial
untuk mengesankan tanggapan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kisah yang
sesungguhnya tentang penderitaan dan kematian. Kepekaan yang halus terhadap
perasaan iba hati telah ditumpul-kan dan hampir dihancurkan oleh serangan emosi
terus menerus oleh para ahli “ketegangan dan kengerian” Hollywood.
Dampak kematian dikecilkan oleh pemajanan yang berlebihan. Bahkan laporan
gambar dan berita tentang pembunuhan dan kemati-an ditunjukkan berulang-ulang
dalam acara berturut-turut. Seolah-olah korban pembunuhan itu hidup kembali untuk
dibunuh dan dibangkit-kan berulang-ulang. Layar yang berkepanjangan tentang
pembunuh-an oleh Lee Harvey Oswald adalah contoh dari kekerasan televisi se-perti
ini.Pikiran pada akhirnya hampir menolak kenyataan tentang apa yang sedang ditonton.
Efek apakah yang pada akhirnya terdapat pada hati nurani dan tabiat manusia?
Tidak diragukan lagi, terdapat keinginan yang ti-dak wajar untuk menyaksikan
kekerasan tanpa perasaan bersa-lah. Sebagai penonton yang tidak berdosa, penonton
TV bukanlah pe-nyerang juga bukan korban.Dengan hanya menonton, dan tidak mam-pu
turut campur, ia secara perlahan-lahan menyesuaikan diri kepada suatu mentalitas tidak
bertindak yang memikat. Di bawah serangan te-rus menerus, pikiran sesungguhnya
mengaburkan antara fantasi dan realitas. Inilah mengapa begitu banyak orang yang
bisa ber-tahan dan menonton kebrutalan dan kekerasan di dalam kehidup-an nyata
tanpa mengangkat satu jari pun.
Seorang mempelai pria beberapa waktu yang lalu berkata,“Kami memulai hanya
dengan kebutuhan-kebutuhan hidup yang seadanya; sebuah tempat tidur, sebuah
kompor, dan sebuah televisi.” Dengan 98 persen rumah tangga Amerika memiliki satu
pesawat televisi, cobalah menggambarkan efek menyalanya selama 6½ jam.
Anak-anak menghabiskan sepertiga dari waktu terjaga mereka di bawah
pengaruh gagasan dan falsafah yang mendera dan artifisial ini yang tidak dimulai oleh
orangtua mereka dan seringkali mereka bahkan tidak menyadarinya. Telah ditemukan
bahwa seperempat dari jumlah anak-anak antara 5-20 tahun menonton televisi lebih dari
5 jam setiap hari dalam hari sekolah mereka. Ini bahkan lebih panjang dari-pada ketika
mereka dibawah pengawasan langsung oleh guru kelas mereka; lebih panjang daripada
waktu mereka bermain setiap hari, ataupun waktu makan. Hanya waktu tidur yang lebih
panjang daripada waktu menonton televisi mereka.
Jenis pesan apakah yang secara harafiah dimasukkan ke dalam pikiran-pikiran
terbuka dari anak-anak ini? Dari seluruh acara televi-si, 83 persen berisikan
KEKERASAN, dan 98 persen kartun me-nunjukkan TINDAKAN KEKERASAN.
Sesungguhnya, ketika anak-anak anda menonton kartun, mereka disuguhi dengan rata-
rata 30 tin-dak kekerasan dalam setiap dua menit. Drama-drama Barat dan de-tektif
tidak lebih baik, karena 97 persen berisikan kekerasan.
Namun bagaimanakah dengan anak-anak yang belum cukup umur untuk
bersekolah? Terdapat hampir 12 juta anak usia antara 3 hingga 5 tahun. Menurut Indeks
Televisi Nielsen, anak-anak usia pra-sekolah ini duduk di depan televisi selama rata-rata
54,1 jam setiap minggu. Pikirkanlah kekuatan yang dimasukkan ke dalam pikiran dan
emosi yang masih labil dari anak-anak yang masih bayi ini. Selama hampir 64 persen
dari jam-jam terjaga mereka, mereka menyerap ke-tegangan, kekerasan, dan
kekosongan yang menegangkan saraf dari televisi komersial. Apakah kita heran
mengapa generasi anak muda yang lebih tua tampaknya menghadapi kesulitan
menyesuaikan diri dengan kehidupan nyata dan dengan orang banyak?
Dr. Victor B. Cline dari Universitas Utah telah memperkirakan bahwa antara
usia taman kanak-kanak dan 14 tahun, seorang anak menyaksikan kematian dengan
kekerasan dari lebih 13.000 manusia di layar televisi. Karena anak-anak di bawah usia
pra-taman kanak-kanak menonton televisi dalam 64 persen waktu siang mereka, coba-
lah bayangkan berapa banyak pembunuhan yang mereka saksikan melampaui 13.000

54
tersebut. Tidak ada seorang veteran perang yang berperang setiap hari sekalipun yang
mencapai kengerian dan pem-bunuhan seperti dalam televisi setiap hari.
Barangkali penelitian yang paling lengkap tentang serangan te-levisi
didokumentasikan oleh Alfred Bandura and Associates, dan diterbitkan dalam Journal
of Abnormal and Social Psychology. Ke-simpulan-kesimpulan mereka diambil dari
pengamatan nyata terhadap anak-anak normal, diukur melalui reaksi-reaksi kelompok
perlakuan, ketika ditontonkan kekerasan di layar televisi. Kesimpulan mereka yang
mengesankan adalah bahwa serangan yang difilmkan mening-katkan sikap agresif
pada anak-anak. Mereka secara pasti meniru perilaku kekerasan yang mereka
tonton dalam acara televisi.
Di tahun 1969 Komisi Nasional bagi Penyebab dan Pencegahan Kekerasan
menyampaikan laporan penelitian mereka yang menda-lam. Beginilah intisari kesimpulan
mereka: “Sejumlah besar bukti-bukti penelitian yang ada secara keras
menunjukkan...bahwa kekerasan dalam acara-acara televisi dapat dan memang memiliki
akibat buruk terhadap penonton khususnya penonton anak-anak.”
Salah satu akibat yang nyata dan menyedihkan dari kecanduan televisi pada anak
adalah putusnya hubungan komunikasi yang tragis dengan orangtua. Selama lima
jam terpenting setiap hari mut-lak tidak terjadi interaksi dengan siapapun. Dr. D.M. Azimi,
Ketua Ju-rusan Sosiologi dan Antropologi di Universitas Pennsylvania di India-na,
Pennsylvania, percaya bahwa anak-anak dapat “berhalusinasi” dengan pertunjukan-
pertunjukkan dan diisi dengan kekerasan, seks, dan serangan. “Cobalah sela
seseorang yang sedang menon-ton televisi dan perhatikanlah kerasukan yang mendalam
yang se-dang dialaminya. Ia akan menjadi jengkel kepada anda karena me-nyerobot
masuk ke dalam lamunannya seperti sedang kecanduan, namun jikalau anda
menanyakan apa yang baru saja dikatakan dalam acara itu, ia tidak akan dapat
mengatakannya.
“Para orangtua menjadi “pendorong” televisi kepada anak-anak mereka. Sebagian
besar anak-anak, pada usia yang amat dini, ingin memiliki hubungan yang akrab dan
hangat dengan orangtua mereka. Namun orangtua mereka berkata, ‘Pergilah menonton
televisi saja. Saya sibuk.’
“Segera saja kebiasaan menguasai mereka dan mereka mulai duduk dengan
mata menatap ke layar, dalam keadaan kelenger, ‘ter-paku’ oleh TV. Dan sekali mereka
memperoleh kebiasaan itu, sa-ngatlah sulit menjauh daripadanya sebagaimana
sulitnya men-jauh dari obat-obatan.”
Jikalau orangtua tidak melindungi anak-anak mereka sendiri dari serangan
emosional televisi yang terus menerus, siapakah yang akan melakukannya?Perusahaan
ini tidak memikirkan anak-anak siapapun. Mereka hanya menginginkan satu hal—
komsumsi. Tidak diperlukan seorang ahli untuk melihat bahwa seruan utama mereka
adalah kesia-siaan manusia, nafsu dan keserakahan. Ahli psikologi pemasaran me-
ngarahkan iklan-iklan mereka kepada anak-anak yang tidak berdosa yang matanya
terbelalak yang tidak memiliki pertahanan. Namun, pe-ngakuan-pengakuan munafik dan
spektakuler mereka segera tidak terbuktikan, dan kepalsuannya terbuka. Akibat
sesudahnya yang me-nyedihkan adalah sikap sinisme yang merusak dan
ketidakpercayaan anak-anak muda.
Apakah anda pernah melihat apakah stereotipe yang digambar-kan pada rata-rata
acara televisi? Guru-guru biasanya digambarkan orang-orang salah tempat yang tidak
berkemampuan dan penuh balas dendam. Kebahagiaan adalah menjadi muda dan seksi.
Perkawinan digambarkan sebagai jerat dungu, atau sesuatu yang dipamerkan de-ngan
ketidaksetiaan yang menyenangkan. Orangtua seringkali dipro-yeksikan sebagai
pasangan yang ketinggalan zaman, cerewet, tanpa memiliki wewenang ataupun
kemampuan untuk membuat keputusan yang masuk akal. Landasan rumah tangga dan
masyarakat diru-sak secara halus oleh sebagian terbesar pertunjukan-pertunjuk-an
televisi, termasuk beberapa acara-acara yang paling populer. Maka tidaklah
mengherankan bahwa masalah sosial terbesar kita saat ini adalah bagaimana
memelihara keluarga dari kemusnahan sebagai unit terkecil masyarakat.

55
DIPERSATUKAN SECARA HUKUM

Cobalah menggambarkan dua jenis pemandangan keluarga sebagai perbandingan. Di


dalam rumah tangga yang pertama ada tiga istri, se-mua menikah dengan satu pria yang
sama, masing-masing memiliki satu anak atau lebih. Keluarga ini hidup bersama dan
suami dan ayah dari ketiga keluarga ini selalu ada untuk memberikan otoritas disiplin dan
keamanan bagi seluruh rumah tangga.
Sekarang gambarkan situasi yang kedua. Seorang pria menikah dengan tiga
wanita secara berurutan. Ketiga wanita ini telah melahir-kan anak-anak dan telah
berpisah melalui perceraian demi percerai-an. Keluarga ini hidup terpisah, dan anak-anak
bertumbuh di bawah trauma ketidak-amanan secara emosional dan keuangan tanpa se-
orang ayah.
Yang manakah dari situasi karangan ini yang anda anggap ter-buruk? Hukum
negeri itu melarang yang satu dan mengakomodasi yang lain. Barangkali jikalau kita
dapat melihat kepada seluruh aspek murni dari sudut pandang humanitarian dan sosial,
kita akan menga-takan bahwa pemandangan yang kedua adalah lebih buruk daripada
yang pertama. Dipandang dari posisi Kristen-Yahudi tradisional, kita barangkali akan
mengutuk keluarga pertama karena secara jelas da-lam kedudukan yang salah.
Dilihat semata-mata dari perspektif Alkitabiah, apakah benar-benar ada
perbedaan moral antara kedua situasi tersebut? Menurut Alkitab, perkawinan adalah
sebuah komitmen seumur hidup.Men-ceraikan pasangan yang tidak bersalah dan
kemudian menikahi seseorang yang lain adalah bahkan sangat dikutuk
dibandingkan poligami populer yang dipraktekkan di zaman Perjanjian Lama.
Keduanya mengecewakan rencana dan tujuan Tuhan. Anak-anak barangkali menderita
lebih besar dalam prosedur perceraian di-bandingkan dengan dalam rencana
poligami, namun keduanya tidak dapat dipertahankan ataupun ditoleransi di bawah
terang pencarian wahyu. Apakah beberapa istri dinikahi dalam waktu yang sama,
ataupun secara berurutan, kehendak Tuhan telah di-langgar.
Bagaimanakah kita menjelaskan kontradiksi antara praktek Kris-ten dan prinsip
Alkitab pada butir ini? SEMAKIN BANYAK ANGGO-TA GEREJA YANG BERTINDAK
SEOLAH-OLAH TIDAK ADA BA-TASAN DALAM JUMLAH PERNIKAHAN YANG
MEREKA DAPAT LAKUKAN. Kesadaran moral seluruh denominasi telah beralih dan
disesuaikan dengan sejumlah besar kejadian-kejadian perceraian di dalam gereja.
Meskipun mayoritas lembaga-lembaga Kristen telah memberi-kan persetujuan
resmi tentang apa yang diajarkan Alkitab tentang per-ceraian, tampaknya sangat sedikit
yang dilakukan dalam mempublika-sikan posisi mereka. Pejabat-pejabat dan pendeta-
pendeta gereja te-lah ditekan dalam pernyataan yang amat jelas tentang kedudukan
ajaran secara resmi. Alasannya barangkali disebabkan karena sejum-lah yang
memalukan dari orang-orang yang menjadi pemimpin gereja yang telah bercerai dengan
persetujuan yang nyata, setidaknya di dalam jemaat.
Sayangnya, jikalau masalah perceraian tidak ditangani pada sa-at
kemunculannya, tidaklah mungkin menyelesaikan masalah itu sela-manya dan berbuat
sesuatu tindakan kemudian.Karena banyak kasus melibatkan tuduhan dan tuduhan
balasan, seringkali tidak didukung dengan bukti-bukti,para pendeta menjadi segan untuk
ditarik ke dalam kekacaubalauan yang meledak.Majelis gereja juga menjauh dari tugas
yang tidak menyenangkan untuk bersikap melawan salah satu anggo-ta mereka yang,
barangkali, sebelumnya adalah pemimpin yang dihor-mati di dalam gereja. Sebagai
akibatnya, masalah ini dibiarkan kabur. Lebih mudah memberikan keuntungan dari
keraguan dan banyak pa-sangan yang bersalah dibiarkan di dalam keadaan persekutuan
tanpa syarat bahkan setelah menikah kembali.
Diakui, ada banyak kerumitan yang sulit yang tampaknya meng-halangi
penyelesaian manusiawi.Setiap kasus pribadi ditandai dengan keadaan-keadaan yang
membingungkan. Barangkali tidak ada jawab-an yang memuaskan yang akan
sepenuhnya adil dan wajar bagi seti-ap pihak yang terlibat. Namun apapun tindakan yang

56
diambil gereja, itu seharusnya dilakukan dalam keselarasan sepenuhnya dengan na-sihat
Alkitab tentang perceraian, dan nasihat itu tidak kabur atau ber-makna ganda. Yesus
menyatakan dalam bahasa yang paling posi-tif bahwa hanya satu keadaan yang
dapat membenarkan tindakan perceraian dan perkawinan kembali, dan itu adalah
perzinahan. “Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali
karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah." Matius 19:9.
Perhatikanlah bahwa Kristus menuduhkan perzinahan terha-dap seorang
suami atau istri yang menceraikan seorang pasang-an dan menikahi orang lain,
kecuali jikalau pasangan itu tidak se-tia. Jikalau pasangan telah bersalah karena
percabulan (porneia, bhs Yunani, ketidaksucian seksual) menjadi perkecualian
bahwa pihak yang tidak bersalah dapat menceraikan pasangannya dan menikah
kembali tanpa bersalah.
Pandangan keras Yesus tentang pokok permasalahan percerai-an telah menjadi
topik perdebatan yang tidak pernah selesai. Bahkan para muridNya sendiri keheranan
dengan watak tanpa kompromi sikap Yesus. Mereka berkata, “Murid-murid itu berkata
kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan
kawin." Matius 19:10. Tidak ada makna ganda di dalam pi-kiran para murid itu
tentang apa yang dimaksudkan oleh Yesus. Mereka memahami bahwa Ia melarang
semua perceraian dan per-nikahan kembali kecuali atas dasar perzinahan.
Tanggapan Kristus terhadap keheranan mereka menegaskan bahwa mereka memiliki pe-
ngertian yang tepat atas pernyataanNya.Hingga akhir-akhir ini,banyak atas jasa mereka,
dapat dikatakan bahwa sebagian besar tubuh gere-ja Katolik dan Protestan telah
mengartikan perkataan Yesus sama se-perti para murid yang mendengarkan
itu.Sayangnya, dengan tingkat perceraian yang semakin menjamur, doktrin
alkitabiah telah tam-pak semakin menekan dan tidak dapat disetujui oleh sejumlah
besar perceraian di dalam gereja. Usaha-usaha telah dilakukan un-tuk menafsirkan
ulang posisi doktrin dari beberapa gereja tentang pe-rihal ini, termasuk MAHK.
Pada titik ini, akan tepatlah mempertimbangkan satu sampling dari nasihat Roh
Nubuat yang menuntun gereja MAHK awal dalam kedudukan alkitabiah yang tegas yang
diambil gereja tentang masalah perceraian.
“Seorang perempuan dapat diceraikan secara sah dari sua-minya dengan
hukum negara namun demikian tidak diceraikan dalam pandangan Tuhan dan
menurut hukum yang lebih tinggi. Hanya ada satu dosa, yaitu perzinahan, yang
dapat menempat-kan suami atau istri dalam posisi di mana mereka dapat bebas
dari sumpah perkawinan di mata Tuhan. Meskipun hukum negara mungkin
mengizinkan perceraian, namun mereka adalah suami dan istri di dalam terang
Alkitab, menurut hukum-hukum Tuhan.” The Adventist Home, hlm. 344.
“Gagasan anda tentang hubungan perkawinan telah salah. Tidak ada selain
pelanggaran pelaminan perkawinan yang dapat mematahkan atau menghapuskan
sumpah perkawinan ... Pria ti-dak bebas membuat sebuah standar hukum bagi
dirinya sendiri, menghindari hukum Tuhan dan standar kebenaran... Tuhan mem-
berikan hanya satu penyebab mengapa seorang istri harus me-ninggalkan
suaminya atau suami meninggalkan istrinya, yaitu perzinahan. Biarlah landasan ini
dipertimbangkan dalam doa.” The Adventist Home, hlm. 341, 342.
“Ada banyak perkawinan yang tidak bahagia karena begitu banyak
ketergesa-gesaan. Dua orang menyatukan minat mereka di altar perkawinan, tanpa
sebelumnya menimbang permasalah-an, dan menyediakan waktu untuk
perenungan yang waras dan doa yang sungguh-sungguh. Banyak yang digerakkan
oleh do-rongan emosi. Mereka tidak memiliki pengetahuan yang menda-lam
dengan sifat-sifat satu sama lain. Mereka tidak menyadari bahwa kebahagiaan
dalam kehidupan mereka secara keseluruh-an sedang dalam bahaya. Jikalau
mereka bertindak salah dalam perkara ini, dan kehidupan rumah tangga mereka
terbukti tidak bahagia, itu tidak dapat diambil kembali. Jikalau mereka menda-pati
bahwa mereka tidak mampu membuat satu sama lain baha-gia, mereka harus
menanggungnya sebaik mungkin.” Spiritual Gifts, Vol. III, hlm. 120.

57
Dalam satu kesempatan Nyonya White menasihatkan bahwa PELANGGAR
MORAL haruslah dikeluarkan secara permanen da-ri keanggotaan gereja. Rincian
dari kejatuhan moral tidak dijelaskan dalam surat tersebut (kemudian dicantumkan dalam
Vol. 1 dari Testi-monies). Tindakan yang dianjurkan menunjukkan bahwa beberapa
pelanggar hukum Tuhan haruslah percaya akan keselamatan di luar gereja.
“Tidaklah mungkin bagi E untuk dipersekutukan dengan gereja Tuhan. Ia telah
menempatkan dirinya di mana ia tidak dapat ditolong oleh gereja, di mana ia tidak dapat
memiliki persekutuan dengan gere-ja atupun memiliki suara di dalam gereja. Ia telah
menempatkan diri-nya di sana di hadapan terang dan kebenaran. Ia dengan keras kepa-
la telah memilih jalannya sendiri, dan menolak untuk mendengarkan teguran. Ia telah
menuruti kecenderungan hatinya yang korup, telah melanggar hukum Tuhan yang kudus,
dan telah menghinakan peker-jaan kebenaran masa kini. Jikalau ia bertobat dengan
sepenuh ha-tinya, gereja harus membiarkan kasusnya ini sendiri. Jikalau ia pergi
ke surga, itu harus sendiri, tanpa persekutuan dengan gere-ja. Suatu teguran yang
keras dari Tuhan harus selalu tinggal padanya, bahwa standar moralitas tidak boleh
direndahkan hingga ke tanah.” Testimonies for the Church, Vol. 1, hlm. 215.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan seperti itu dari Roh Nubuat dan pernyataan-
pernyataan Kristus yang tak terbantahkan tentang perkara ini, kedudukan diambil dan
dipegang sepanjang masa bahwa seseorang yang secara sengaja mengabaikan
pasangannya yang ti-dak bersalah demi memasuki suatu hubungan perkawinan dengan
orang lain adalah melakukan perzinahan. Mereka hendaklah dikeluar-kan dari
persekutuan gereja, dan selanjutnya,sepanjang mereka tetap hidup di dalam hubungan
dosa tersebut dengan seseorang yang se-cara Alkitabiah adalah terlarang baginya,
mereka tidak dapat diterima kembali ke dalam keanggotaan gereja.
Ini adalah selaras sempurna dengan tuntutan-tuntutan Alkitab tentang bertobat
dan meninggalkan dosa. “Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung,
tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.” Amsal 28:13.
Selama bertahun-tahun gereja bekerja di dalam prinsip rohani yang masuk akal
dengan suatu kontroversi dan ketidaksesuaian mini-mal. Namun setelah perceraian
menjadi biasa di dunia, kebiasaan berpisah mulai masuk ke dalam jemaat yang
sisa. Mengikuti cara menyerang yang menjadi kesukaannya, Setan masuk sedikit demi
se-dikit ke dalam keluarga Allah dengan kompromi perlahan-lahan yang merusak.
Perceraian karena alasan-alasan yang tidak Alkitabiah menjadi semakin sering.
Kemudian, pasangan-pasangan yang ber-salah dan menikah lagi membawa pasangan
baru mereka dan men-daftar untuk menjadi anggota kembali di dalam gereja. Seringkali
pen-daftar ini adalah orang-orang yang bertalenta yang pernah melayani sebagai
pemimpin-pemimpin dan pejabat-pejabat gereja yang dihor-mati. Simpati dibangkitkan,
dan perasaan-perasaan emosional yang mendalam mulai mengusahakan untuk
menemukan suatu cara agar orang-orang yang dipecat dari gereja kembali ke dalam
gereja.
Hampir setiap orang dapat berempati dengan orang-orang yang berbakat dan
sopan yang meminta dibaptis, khususnya ketika mereka tampak sangat tulus dan
sepenuh hati. Adalah mudah mengambil po-sisi atas dorongan hati bahwa para pendaftar
ini haruslah diterima dan diberi tanggung jawab gereja sesuai dengan kemampuan
mereka. Na-mun apakah keputusan seperti itu dibuat atas dasar perasaan-perasa-an
kita,atau haruskah itu dibuat atas dasar Firman Tuhan? Sekalipun kita ingin
mengabaikannya atau menyangkalnya, orang-orang ini telah melakukan
perzinahan, dan terus hidup di dalam suatu hu-bungan yang oleh Alkitab disebut
dengan dosa. Jikalau Tuhan mengutuk keadaan seperti ini, dapatkah gereja berani
memberi-kan persetujuannya?
Dengan membaptis dan menerima mereka di dalam tubuh Kris-tus, kita menjamin
para calon ini bahwa mereka adalah anak-anak Tuhan dan diterima olehNya. Namun
bagaimanakah kita menghibur orang-orang ini dengan jaminan jikalau mereka masih
hidup tidak se-laras dengan hukum Tuhan, dan bahwa Tuhan tidak setuju dengan
mereka? Bukankah itu akan menawarkan penghiburan yang berbaha-ya yang mungkin

58
akan membuai mereka ke dalam penerimaan yang fatal tentang keamanan yang
sesungguhnya tidak ada?
Sebagian orang mungkin keberatan terhadap cara ini atas dasar bahwa
meninggalkan dosa dalam hal ini akan melibatkan memecah pernikahan yang lain, dan
dua kesalahan tidak pernah menjadi satu kebenaran. Jawaban bagi keberatan ini adalah
bahwa kita tidak boleh memaksakan kepada mereka apa yang harus dilakukan tentang
hu-bungan mereka. Kita dapat dan harus mengatakan kepada mereka apa persisnya
yang dikatakan Alkitab tentang perkara ini. Sesungguh-nya orang-orang ini mengetahui
kebenaran itu jauh sebelum mereka dengan sengaja melibatkan diri mereka di dalam
perkawinan perzi-nahan ini. Inilah apa yang menjadikan situasi mereka begitu serius.
Gereja seharusnya menjelaskan bahwa gereja tidak dapat memberi-kan penghiburan dan
persetujuan kepada mereka lebih dari apa yang diberikan oleh Alkitab.
Tidak ada seorang pendetapun yang berhak membuat suatu perkecualian kepada
apa yang diajarkan Firman dan Tuhan tentang perzinahan. Gereja dan para pendetanya
haruslah membiarkan pa-sangan ini mengetahui bahwa tidak ada wewenang duniawi
yang me-miliki hak untuk melampaui nasihat Tuhan; oleh karenanya mereka ti-dak layak
secara Alkitabiah untuk masuk ke dalam tubuh Kristus. Ini bukanlah berarti bahwa
mereka tidak dapat diselamatkan. Tuhan memiliki wewenang untuk membuat setiap
perkecualian yang dike-hendakiNya pada hari penghakiman. Dalam kemaha-
tahuanNya, Ia memahami motif dan keadaan-keadaan yang tersembunyi,namun Ia
tidak memberikan gerejaNya hak untuk membuat perkecualian, demikian juga
syarat-syarat bagi perkecualian tersebut. Garis te-gas harus ditarik di mana mereka
ditarik ke dalam Alkitab, dan simpati-simpati emosional pribadi tidak boleh
dibiarkan mele-mahkan keputusan itu.
Sekalipun seorang pendeta jemaat ada yang menerima sebuah pasangan ke
dalam keanggotaan gereja, meskipun mereka hidup di dalam hubungan perzinahan, ini
tidak akan mempercepat kesempatan bagi mereka untuk diselamatkan. Ketidaksetujuan
Tuhan atas dosa perceraian dan perzinahan haruslah dicatas untuk memberikan kesan
kepada orang-orang yang bersalah tentang betapa mengerikan sifat pelanggaran ini.Di
bawah tuntunan Roh Kudus mereka harus membu-at keputusan apa yang harus
dilakukan tentang perkawinan mereka yang melanggar hukum tersebut. TIDAK
SEORANGPUN BOLEH MENDESAK MEREKA UNTUK MEMUTUSKAN
PERKAWINAN ME-REKA SAAT INI.Mereka harus memutuskan apa yang harus
mere-ka lakukan demi keselamatan mereka sendiri. Apapun keputusan mereka,
gereja kemudian harus mendorong mereka untuk setia, datang ke gereja dan
percaya kepada kasih kemurahan Tuhan. Namun untuk menerima mereka kembali
ke dalam gereja berarti menahan Firman Tuhan demi menuruti kehendak kita
sebagai gantinya syarat-syarat Tuhan.

59
MUSIK DAN SUASANA HATI

Tidak ada pelajaran tentang standar-standar Kristen yang lengkap tanpa


mempertimbangkan pengaruh musik. Jutaan orang muda di se-luruh dunia telah dibawa
di bawah pengaruh mantra hipnotis rock-and-roll. Seperti sebuah sebutan
persamaan, musik telah menye-berangi batasan bahasa, budaya dan agama untuk
mempenga-ruhi lebih banyak kehidupan dibandingkan kekuatan sosial apa-pun.
Bahkan gereja Kristen telah diserbu dengan apa yang disebut dengan “gospel rock”
yang telah menjadi sarana penginjilan orang muda gereja dalam berkomunikasi dengan
orang muda lainnya. Na-mun pesan apakah yang dikomunikasikan oleh tempo dan ritme
da-lam musik “saat ini”? Bagaimanakah kita menjelaskan penyembahan yang obsesif
dari jutaan orang kepada jenis bunyi-bunyian yang sama ini?
Sangat sedikit orang yang memahami kuasa luar biasa dari musik terhadap
sifat sadar dan tidak sadar dari orang-orang yang mendengarkannya. Telah lama
diketahui bahwa musik perang, musik band, dan musik keagamaan dapat
menimbulkan tanggap-an emosional yang dapat diduga. Suasana hati para
pendengarnya telah diprogram oleh jenis musik tertentu. Segmen yang luas dari orang-
orang telah bereaksi dalam kebersamaan yang hampir sama dengan musik pengontrol
yang sama. Mereka telah dilumpuhkan ke dalam nostalgia atau kelemahan oleh melodi-
melodi yang menenang-kan, atau mereka telah didorong ke dalam kekerasan nyata oleh
ritme sinkopatik yang “liar”.
Bagaimanakah musik menghasilkan suasana hati? Telah dite-tapkan secara
ilmiah bahwa suasana hati memiliki suatu dasar bio-logis. Mereka dihasilkan oleh
suatu kombinasi aktivitas otak, sir-kulasi darah dan kimia tubuh. Segala fungsi ini
dipengaruhi dalam suatu tingkat musik yang luar biasa. Penelitian kedokteran telah me-
nunjukkan bahwa syaraf telinga memiliki hubungan-hubungan yang lebih luas
dibandingkan syaraf-syaraf di bagian tubuh lain-nya. Sesungguhnya, hampir tidak
ada fungsi di dalam sistem manusia yang tidak dapat dipengaruhi oleh nada musik. Tes-
tes nyata telah membuktikan bahwa musik telah memiliki pengaruh secara lang-sung
terhadap tingkat denyut jantung, tekanan darah, sistem syaraf, pencernaan, otot,
dan kelenjar-kelenjar tubuh.
Dr. Schoen membuat pernyataan yang luar biasa ini di dalam bukunya, The
Psychology of Music: “Musik dibuat dari unsur-unsur yang di dalamnya dan pada
dirinya sendiri adalah perangsang yang paling kuat yang dikenal di dalam proses-
proses persepsi ... Musik beroperasi pada bidang emosional kita dengan pene-
kanan dan kecepatan yang lebih besar dibandingkan dengan pro-duk tindakan
apapun.” Hlm. 39.
Fakta yang paling mengherankan dari semuanya adalah bagai-mana organ-organ
tubuh bereaksi terhadap musik. Karena tubuh ha-nya berfungsi ketika otak
memerintahkannya, kita mengetahui bahwa musik, dalam beberapa hal, harus mencapai
otak terlebih dahulu. Na-mun bagian manakah dari otak yang menerima musik? Salah
satu pe-nemuan yang terpenting yang pernah dilakukan di wilayah ini telah menentukan
bahwa musik “didengar” di dalam bagian otak yang menerima rangsangan-
rangsangan emosi, sensasi, dan perasa-an. Sesungguhnya, musik sepenuhnya
melompati pusat-pusat otak yang melibatkan penalaran dan kecerdasan. Musik
tidak ber-gantung kepada otak utama untuk masuk ke dalam tubuh. Musik masuk
melalui thalamus,yang merupakan sebuah stasiun peman-car dari segala emosi,
sensasi,dan perasan.Schullian dan Schoen menggambarkannya demikian: “Sekali
suatu stimulus mampu menca-pai thalamus, otak besar secara otomatis telah diserbu,
dan jikalau sti-mulus berlanjut terus untuk beberapa waktu, suatu kontak yang lebih dekat
antara otak besar dan dunia realitas dapat ditetapkan.” Music and Medicine, hlm. 270,
271.

60
Perhatikan bahwa musik haruslah “berlanjut terus untuk be-berapa waktu”
agar menghasilkan reaksi tubuh melalui otak be-sar yang sadar. Penguatan bunyi
perkusi yang berulang-ulang mela-lui alat-alat elektronik dari musik rock-and-roll
menghasilkan suatu fe-nomena yang lebih baik digambarkan daripada dipahami. Majalah
Time menggambarkannya dalam perkataan berikut: “Ketukan-ketuk-an hipnotis
melakukan suatu daya magis yang aneh. Banyak orang-orang yang BERJOGET
MENJADI TIDAK SADAR kepada orang-orang yang ada di sekitar mereka. Mereka
hanyut menjauh dari pasangan mereka. Rintangan-rintangan hancur berkeping-
keping, mata membelalak, hingga tiba-tiba mereka tampak seper-ti berenang
hanyut di lautan bunyi.”
Hal yang paling menakutkan tentang perkara ini adalah serang-an musik yang
tidak terbendung terhadap emosi dan kemudian terha-dap tindakan. Karena serangan
dilakukan melalui thalamus, pribadi-pribadi yang mendengarkan akan menjadi
terpengaruh oleh musik bahkan tanpa membuat suatu keputusan secara sadar tentang
hal itu. Inilah sebabnya mengapa dokter-dokter telah menggunakan musik sebagai satu
cara baru untuk menjangkau pikiran orang-orang yang terkebelakang dan sakit
mental. Telah dibuka pintu bagi musik un-tuk digunakan secara terapi untuk
berkomunikasi dengan pasien yang terganggu secara emosional. Bahkan anak-anak
autis secara luar bia-sa dirangsang untuk bereaksi karena mereka tidak perlu membuat
su-atu keputusan secara sengaja—musik mencapai pusat otak untuk di-terima sebagai
bunyi, melalui thalamus. Perkataan bisa tidak memiliki makna apapun bagi anak-anak,
namun tingkat sensorik terbuka oleh musik, yang memberi akses menuju otak sadar.
Sekarang tentang fakta yang mengherankan tentang musik, meskipun
menguntungkan untuk menjangkau orang-orang yang mengalami gangguan mental, juga
telah memberikan jalan bagi Setan untuk membuat serangan cepat kepada hampir setiap
orang yang mendengarkan musik jenis yang salah. Bahkan tanpa menyadari-nya,
pikiran pendengarnya akan didorong ke arah apapun sikap emo-sional yang ingin
dimasukkan oleh iblis ke dalam ketukan musik terse-but. Van de Wall menyimpulkan
dalam pernyataan berikut, “Banyak dari apa yang kita sebut dengan musik yang tidak
terbendung adalah demikian karena kita bereaksi pada tingkatan fungsi motor sensorik.”
Music in Hospitals, hlm. 15.
Selanjutnya di dalam bukunya, Van de Wall menggambarkan bagaimana syaraf
menyampaikan pesan musik ke berbagai bagian tubuh: “Getaran-getaran musik yang
bertindak dan melalui sistem syaraf memberikan kejutan-kejutan dalam urutan-
urutan ritmis terhadap otot, yang menyebabkannya bereaksi dan menyebab-kan
lengan dan tangan, kaki bergerak. Terhadap reaksi otak oto-matis ini, banyak orang
melakukan gerakan-gerakan ketika men-dengarkan musik; agar mereka tetap tidak
bergerak, mereka ha-rus berusaha menahan gerakan otot yang sadar.” Hlm. 106.
Dengan kesimpulan ini tentang akibat psikologis yang halus dari musik terhadap
otak dan tubuh, kita lebih baik memahami bagaimana ritme dan ketukan musik rock
moderen telah menciptakan begitu BA-NYAK KEKACAUAN MORAL di kalangan orang
muda. Tema-tema terus menerus tentang seks yang tidak sah, obat-obatan, dan
pemberontakan telah dimasukkan ke dalam otak, menciptakan suatu sikap
emosional penerimaan melalui penyimpangan-pe-nyimpangan perilaku.
Dengan beroperasi melalui thalamus, Setan melompati barikade rohani dan
mental dari penalaran yang cerdas, dan masuk ke dalam benteng pikiran—pusat
pengawasan besar terhadap segala keputus-an dan tindakan manusia. Di sana, di
dalam pikiran, Setan memiliki sarana untuk menerjemahkan kesan-kesan musik
yang sensual ke dalam tindakan fisik. Melalui jaringan telegrafis syaraf mencapai
setiap bagian tubuh, ia dapat menyampakan perintah-perintah yang tepat untuk bertindak
sesuai dengan rangsangan-rangsangan emo-sional musik.
Bukan rahasia lagi bahwa sebagian pemusik rock-and-roll popu-ler bukan saja
terikat dengan obat-obatan melainkan juga dengan spiritisme. Bob Larson telah
mendokumentasikan pengakuan seba-gian dari artis panggung tersebut bahwa
keberhasilan mereka telah dijamin oleh suatu perjanjian dengan Setan. Ini berarti

61
bahwa Setan sedang mengontrol pembuatan musik itu dan juga cara menyampai-kannya
dengan pendengarnya. Maka tidaklah mengherankan bahwa banyak konser rock-and roll
telah berubah menjadi pesta pora keca-bulan, di mana baik penyanyi maupun
pendengarnya sesungguhnya berada dalam cengkeraman kekuasaan Setan.
Banyak yang membela musik ritmis atas dasar bahwa musik berhubungan
dengan ritme tubuh alamiah dalam menghasilkan kegi-atan dan hasil yang lebih
terkoordinasi. Tentulah benar bahwa musik yang dipilih secara khusus dapat
meningkatkan kapasitas kerja otot. Dalam artikelnya, U.S.S.R.: Music and Medicine,
Leonid Melnikov memperjelas fakta yang luar biasa ini. “Pada saat yang sama dengan
tempo, gerakan pekerja berubah sejalan dengan perubahan tempo musik. Seolah-olah
musik menentukan ritme gerakan cepat yang baik. Serangkaian percobaan lain terhadap
pelajar membuktikan bahwa bu-kan saja kemampuan kerja berubah di bawah pengaruh
musik, mela-inkan juga denyut dan tekanan darah.” Music Journal XXVII: 18 (Nov. 1970).
Apakah tanggapan tubuh terhadap pilihan-pilihan musik yang secara khusus
diprogram berarti bahwa semua nada musik ritmis ber-manfaat bagi tubuh? Sebaliknya,
meskipun manusia memiliki kecen-derungan alamiah terhadap ritme tertentu, ada
beberapa meter patah, ketidakselarasan harmoni dalam garis melodi yang sepenuhnya
tidak selaras dengan ritme tubuh alamiah. Demikianlah tempo musik rock-and-roll yang
terus menerus. Alice English Monsarrat dalam sebuah artikel berjudul Music-Soothing,
Sedative or Savage, menulis, “Meter patah dalam treble, dimainkan dalam ketukan
teratur terus menerus di tangan kiri dengan kecepatan yang semakin meningkat hampir
men-capai titik kegilaan... dapat menghasilkan efek memecah identik dan hampir histeris
pada suatu makhluk hidup; seolah-olah seseorang hendak mencoba menyerbu dengan
gila ke dua arah pada saat yang sama. Setiap psikiatri mengetahui bahwa tarikan ke dua
arah dari do-rongan emosi yang saling bertentangan yang menolong memenuhi ru-mah
sakit-rumah sakit kita dengan puing-puing kehancuran kemanu-siaan.”
Apa yang sesungguhnya dikatakan Monsarrat adalah bahwa untuk memelihara
rasa kewarasan dan keutuhan, orang tidak bo-leh terlalu banyak dikuasai oleh
ritme yang tidak sesuai dengan ritme tubuhnya yang alami. Jikalau kebenaran ini
sepenuhnya dike-tahui, sejumlah besar pemberontakan anak-anak muda yang geli-
sah dapat dilacak kembali kepada pemajanan (exposure) terus menerus kepada
ritme yang tidak selaras.
Strategi memanfaatkan selera sensual bukanlah pendekatan baru bagi Setan. Ia
telah melakukan percobaan dengan emosi orang muda hampir selama 6000 tahun dan
sangat akrab dengan keringkih-an mereka. Ia telah menikmati memanipulasi kehidupan
orang-orang muda yang tidak bertobat melalui musik rock, namun ia bahkan lebih senang
ketika ia dapat memasukkan musik hipnotis yang membelok-kan pikiran ke dalam gereja.
Dengan program gradualisme (seta-hap-demi setahap) yang seumur zaman ini, ia
telah berhasil menghancurkan kemampuan yang halus untuk membedakan dan
menghasilkan kembali ketukan musik erotis yang sama di dalam beberapa gereja
MAHK. Betapa suatu kemenangan bagi iblis ketika ia berhasil mengkompromikan
standar-standar yang tinggi dari gereja akhir zaman! Setiap percampuran antara perkara
rohani dan daging membawa celaan bagi orang-orang yang dipilih untuk menyampaikan
pekabaran peringatan Tuhan yang terakhir.
SATU-SATUNYA SIKAP YANG BENAR BAGI MEREKA YANG DIPANGGIL
KELUAR DARI BABEL DAN DUNIA ADALAH MENUTUP SETIAP PINTU MENUJU
PERANGKAP MUSIK YANG PENUH TIPU DAYA DARI MUSUH ROHANI YANG
BESAR ITU. TI-DAK BOLEH ADA KOMPROMI DENGAN BENTUK-BENTUK MU-SIK
YANG MERENDAHKAN MARTABAT YANG TELAH MENJADI SARANA-SARANA
SETAN UNTUK MERUSAK DAN MEMBINASA-KAN. Kita diingatkan oleh perkataan
Kristus, "Kamu membenarkan di-ri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu.
Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.” Lukas 16:15. Sehubungan de-
ngan pernyataan ini, kita bahkan harus lebih berjaga-jaga terhadap musik yang telah
menjadi sangat populer dengan dunia. Hanya pe-ngalaman kasih kepada Kristus yang

62
sepenuh hati akan memberi kua-sa bagi orang muda kita untuk mengambil posisi tanpa
ragu melawan sarana Setan yang penuh tipu daya dan “sangat terhormat” ini.

63
DAGING ATAU BUKAN DAGING

Selama lebih dari seratus tahun umat MAHK telah menikmati manfaat, DARI SISI
KESEHATAN, karena memiliki nasihat ilahi khusus tentang MASALAH NUTRISI
DAN MAKANAN. Hasil-hasil yang bermanfaat telah didokumentasikan oleh belasan
peneliti dan penulis.Kita memiliki usia lima tahun lebih panjang dibandingkan umat bukan
MAHK di negara bagian Kalifornia.
Hampir setiap kategori penyakit degeneratif kurang berkem-bang di kalangan
umat kita dibandingkan dengan penduduk secara umum. Keadaannya demikian
kendati MAYORITAS KEANGGOTA-AN KITA HANYA BERMULUT MANIS dengan
kekayaan informasi ilham tentang perkara ini. Saya telah berusaha membayangkan
be-tapa pekabaran yang dapat disampaikan oleh gereja ini jikalau SETI-AP UMAT
MAHK ADALAH SEORANG PENGANUT REFORMASI KESEHATAN YANG SEJATI.
Salah satu sumbangan yang terbesar dan paling unik dari tulis-an-tulisan Roh
Nubuat adalah di bidang makanan dan penyakit. Sela-ma bertahun-tahun, Nyonya White
menekankan bahwa memakan da-ging adalah penyebab utama penyakit, termasuk
kanker. Ia menu-liskan: “Orang-orang terus menerus makan daging yang dipenuhi
dengan kuman-kuman tuberkulosis dan kanker. Tuberkulosis, kanker dan penyakit-
penyakit mematikan lainnya disebarkan de-ngan cara itu.” The Ministry of Healing,
hlm. 313.
“Jikalau memakan daging adalah sebelumnya sehat, seka-rang tidaklah
aman lagi. Kanker, tumor, dan penyakit-penyakit pernafasan sebagian besar
disebabkan oleh makan daging.” Counsels on Health, hlm. 133.
Selama hidupnya, Nyonya White memiliki sangat sedikit kesem-patan untuk
melihat kedudukan ilhamnya diakui. Pernyataannya bah-wa KANKER DISEBABKAN
OLEH SUATU KUMAN, ATAU VIRUS, SEPENUHNYA BERLAWANAN DENGAN
SEMUA PENDAPAT KE-SEHATAN YANG DITERIMA SAAT ITU. Sejak kematiannya di
tahun 1915,penelitian kedokteran intensif telah membuktikan,satu demi satu, prinsip-
prinsip yang diperkenalkannya. Orang-orang seperti Dr. Clive McKay, ahli nutrisi
terkenal sedunia di Universitas Cornel, mengakui bahwa IA (ELLEN WHITE) TELAH
LEBIH MAJU BERTAHUN-TA-HUN LEBIH AWAL DARI MASANYA DALAM
PEMAHAMAN TEN-TANG MASALAH MAKANAN. IA SERING MENGGAMBARKAN
TENTANG BAHAYA-BAHAYA KESEHATAN, SEPERTI KOLESTE-ROL, JAUH
SEBELUM PENEMUANNYA TELAH DILAKUKAN DI LABORATORIUM-
LABORATORIUM ILMU PENGETAHUAN.
Salah satu perkembangan terkini yang mendukung kedudukan sejarah kita,
berasal dari Institut Kanker Nasional (NCI). Di bawah dorongan subkomite nutrisi
Senat, institut ini mengeluarkan sebuah pernyataan yang menjanjikan suatu arah yang
sama sekali baru da-lam penelitian dasar mereka. Berikut ini adalah cara Science News
tanggal 13 Oktober 1979 melaporkan pernyataan tersebut:
“Rekomendasi-rekomendasi NCI didasarkan atas temuan-temu-an penelitian
yang semakin meningkat bahwa makanan dapat men-jadi suatu pengaruh bagi atau
melawan kanker. Sebagai contoh, kanker kerongkongan dan pangkal tenggorokan
telah dihubung-kan dengan penyalahgunaan alkohol dipadukan dengan mero-kok.
Makanan yang berlemak tinggi telah berhubungan dengan kanker payudara,
ovarium, prostat, usus halus dan dubur. Ma-kanan yang kaya dengan lemak tidak
jenuh adalah bahkan lebih bersifat co-karsinogenik, setidaknya pada tikus,
dibandingkan de-ngan makanan berlemak jenuh.Sebaliknya, UMAT MAHK, YANG ME-
MAKAN MAKANAN RENDAH LEMAK, hanya memiliki 70 % resiko terkena berbagai
jenis kanker. Serat makanan telah berhubungan dengan rendahnya tingkatan
kanker usus besar. Makanan vege-tarian telah dihubungkan dengan daya tahan
terhadap kanker pa-yudara.”
Betapa sayangnya bahwa BANYAK UMAT MAHK MENUNG-GU HINGGA
PENELITI-PENELITI DUNIA MENGUMUMKAN BUKTI-BUKTI ILMIAH SEBELUM

64
MEREKA PERCAYA DENGAN APA YANG DIBERIKAN MELALUI ILHAM. Sebagai
akibatnya, catatan ke-sehatan kita tidak terlalu berkesan sebagaimana yang seharusnya.
Sementara bukti semakin bertambah yang menyatakan bahwa daging adalah satu
faktor dalam kanker dan penyakit, SEMAKIN BANYAK ORANG BUKAN MAHK yang
berubah kepada makanan vegetarian.
Yang luar biasa adalah SEJUMLAH BESAR UMAT MAHK PE-MAKAN DAGING
TAMPAKNYA YANG PALING SULIT DIYAKIN-KAN. Kendati banyak buku dan
halaman berisikan peringatan ilahi, seruan dan dorongan, RIBUAN ORANG AWAM
DAN PEN-DETA terus memakan daging binatang.
Apakah ada sesuatu yang bermakna ganda dalam nasihat Tuhan tentang
masalah ini? Tidak ada. Tampaknya bahwa mereka yang mabuk kendati terdapat
nasihat itu telah mengalami KRISIS KREDIBILITAS YANG SERIUS TENTANG ROH
NUBUAT. Jikalau terdapat keraguan di bidang teologia yang diramalkan di dalam buku-
buku merah (atau buku panduan), tidak ada satupun yang berkenaan dengan perkara
makan daging. Perhatikanlah pernyataan-pernyataan seperti berikut ini yang mewakili
ratusan pernyataan lainnya:
“Kemungkinan terkena suatu penyakit meningkat sepuluh kali lipat dengan
makan daging. Kuasa-kuasa intelek, moral dan fisik semakin menurun dengan
kebiasaan penggunaan makanan daging. Makan daging merusakkan sistem,
menyuramkan kecer-dasan, dan menumpulkan kepekaan-kepekaan moral.”
Counsels on Health, hlm. 70.
“Tidak satu ons dagingpun harus masuk ke dalam perut ki-ta. Daging
bukanlah makanan alami kita.Kita harus kembali kepa-da tujuan asal Tuhan dalam
menciptakan manusia.” Counsels on Diet and Foods, hlm. 380.
“Berulang kali saya ditunjukkan bahwa Tuhan sedang beru-saha untuk
menuntun kita kembali, langkah demi langkah, kepa-da rancangan awalNya—
bahwa manusia haruslah makan dari produk-produk alami bumi.Di kalangan orang-
orang yang sedang menunggu kedatangan Tuhan, makan daging pada akhirnya
akan ditinggalkan; daging tidak lagi akan menjadi bagian dari makan-an mereka.
Kita harus selalu memelihara ini di dalam pandangan kita, dan berusaha untuk
bekerja secara teratur ke arah itu.” Ibid, hlm. 450.
“ Mereka yang berada dalam kedudukan di mana mereka mungkin
memelihara makanan vegetarian, namun yang memilih untuk mengikuti pilihan-
pilihan mereka sendiri dalam masalah ini, makan dan minum sekehendak hati
mereka sendiri, secara perlahan-lahan akan mengabaikan petunjuk yang telah
diberikan oleh Tuhan tentang tahap-tahap kebenaran masa kini dan akan
kehilangan pemahaman mereka tentang apakah kebenaran itu.” Testimonies for the
Church, Vol. 9, hlm. 156, 157.
“Saya telah ditunjukkan satu permasalahan di dalam aspek-aspek yang
berbeda. Kematian yang disebabkan oleh makan da-ging tidak diperhatikan;
seandainya diperhatikan, kita tidak akan lagi mendengarkan pendapat-pendapat
dan alasan-alasan yang yang mendukung pemanjaan selera daging yang telah
mati.” Medical Ministry, hlm. 278.
Satu kenyataan yang mengherankan tentang nasihat ini adalah bagaimana
nasihat ini DITOLAK OLEH PARA PENDETA DAN PE-MIMPIN DI DALAM GEREJA
MAHK.Dengan masa kesukaran yang segera dan umat menderita kelaparan
kerohanian, PARA PENDE-TA masih berpesta dengan periuk-periuk daging Mesir
dan me-nyebabkan umat membuat kesalahan melalui teladan-teladan me-reka yang
bengkok. Meskipun makan daging itu sendiri tidak pernah disebutkan sebagai dosa oleh
gereja ini, bagaimanakah dengan para pengkhotbah yang tidak menanggapi kepada
nasihat khusus seperti berikut ini?
“Janganlah ada seorangpun dari PENDETA kita memberi-kan suatu
TELADAN JAHAT DENGAN MAKAN MAKANAN DA-GING. Biarlah mereka dan
keluarga mereka menghidupkan te-rang reformasi kesehatan.” Counsels on Diet and
Food, hlm. 399.

65
“Mungkinkah kita dapat mempercayai PENDETA-PENDETA yang berada di
meja di mana daging disajikan dan bergabung bersama dengan orang-orang lain
untuk memakannya?” Ibid., hlm. 402.
“Akankah siapapun yang menjadi pelayan-pelayan Injil, yang
mengumandangkan kebenaran yang paling khidmat yang pernah disampaikan
kepada manusia fana ini, memberikan suatu teladan dengan kembali kepada
periuk-periuk daging Mesir? Akankah mereka yang didukung dengan
PERSEPULUHAN dari perbendaharaan Tuhan mengizinkan diri mereka sendiri
melalui PEMANJAAN DIRI meracuni arus kehidupan yang mengalir mela-lui
pembuluh darah mereka? Akankah mereka meremehkan te-rang dan peringatan
yang telah diberikan oleh Tuhan kepada me-reka?” Ibid., hlm. 404, 405.
Kedudukan umat MAHK yang makan daging bahkan menjadi lebih tidak dapat
dipertahankan ketika kita mempertimbangkan bukti-bukti fisik yang begitu banyak yang
menunjuk kepada sumber-sumber makanan daging yang telah berpenyakit dan
terkontaminasi. Ini lebih dari menyebabkan kita mual ketika membaca laporan-laporan
terakhir dari inspeksi-inspeksi tempat-tempat pengepakan daging yang telah
menyingkapkan pelanggaran-pelanggaran besar dari standar kesehat-an minimal.
Consumers Union (Lembaga Konsumen) telah menguji ratusan contoh hamburger dari
penyuplai retail di berbagai wilayah. Pengujian ini secara khusus telah mengidentifikasi
kontaminasi kotor-an, yang seringkali mengindikasikan adanya suatu organisme penye-
bab penyakit. Hasil yang mengejutkan dari peneliltian ini telah diterbit-kan dalam majalah
Consumer Reports bulan Agustus 1971. Kesim-pulan obyektif dari pengujian ini
menunjukkan bahwa 73 % dari sam-pel mengandung bakteri coliform yang cukup tinggi
untuk menyebab-kan sakit ringan. Kenyataan bahwa hamburger merupakan konsumsi
lebih dari setengah daging sapi Amerika, kita harus percaya bahwa suatu bahaya
kesehatan yang besar telah dimulai, bahkan jikalau kita menanggap hanya penanganan
luar terhadap daging. Lembaga Kon-sumen memperkirakan bahwa hampir seperempat
sampel telah mulai membusuk pada toko retail.
Suatu pemeriksaan independen terhadap 68 tempat pengolahan unggas oleh
Government Accounting Office (GAO) di tahun 1971 menemukan masalah-masalah
kebersihan “tidak layak” di sebagian besar tempat tersebut. Lebih dari setengah produk-
produknya telah terkontaminasi dengan bahan-bahan kotoran, kandungan isi usus,
empedu dan bulu-bulu.
Namun bagaimanakah dengan keadaan internal dari berbagai sumber daging?
Jutaan bangkai yang berpenyakit diperoses di dalam tempat-tempat pengepakan, dan
dijual kepada para konsumen Ameri-ka. Setidaknya 80 jenis penyakit adalah umum
pada binatang, yang dapat ditularkan kepada binatang lain, dan sangat mungkin kepada
manusia juga. Bahkan pemeriksaan daging secara tepat tidak mengu-rangi bahaya
penyakit, karena pengujian mikroskopis tidak mungkin dilakukan dalam prosedur
inspeksi. Luka-luka kanker terbuka sering-kali dipotong dari bangkai dan sisanya dijual
sebagai makanan. Jelas-lah, virus kanker menyebar melalui daging binatang itu.
Dalam unggas sendiri telah diidentifikasi 26 jenis penyakit yang umum terdapat
pada manusia maupun binatang. Sesungguhnya se-mua ayam membawa virus
leukosis, dan peternak-peternak ayam memiliki enam kali lebih besar beresiko
meninggal karena leuke-mia dibandingkan dengan bukan peternak.
Daging adalah media sempurna untuk pertumbuhan bakteria. Penguraian oleh
bakteri dimulai hampir segera setelah seekor bina-tang yang disembelih dan berkembang
secara pesat. Tidak ada cara untuk mencegah pembusukan. Ketika efek perusakan
menjadi nya-ta melalui perubahan warna, bau dan rasa, sejumlah besar bahan ki-mia
disemprotkan ke dalam daging yang telah rusak untuk mengem-balikan penampakannya.
Bayangkanlah akibat ganda dari bahan dari binatang yang telah rusak itu, yang telah
terperangkap di dalam da-gingnya, ditambah dengan bahan-bahan tambahan kimia ke
dalam persediaan makanan cepat saji, ditambah faktor luar kekotoran dari tempat
pengepakan, ditambah dengan berbagai suntikan bahan pe-ngawet. Apakah yang kita
dapatkan? Suatu sumber protein yang sama sekali tidak sehat.

66
Namun apakah yang dapat kita katakan untuk mengesankan ke-pada umat
MAHK yang tidak pernah terkesan oleh pernyataan-per-nyataan ilham yang jelas?
Mereka yang diatur oleh selera DARIPA-DA PRINSIP tidak akan lebih tergerak lagi
oleh fakta ilmiah diban-dingkan dengan nasihat ilahi. Kendati terdapat bukti yang
tidak ter-bantahkan, sebagian orang masih makan hot dogs yang mengandung bagian
dari telinga, kaki, moncong, ambing (kelenjar susu), otak, kan-dung kemih, mata, lidah,
dan darah binatang itu.
Akhirnya, apakah yang akan kita lakukan tentang hukum Perjan-jian Baru tentang
makan darah? Pemimpin-pemimpin yang mempero-leh ilham pada masa gereja mula-
mula menghabiskan waktu berjam-jam membahas syarat-syarat pokok anggota jemaat
yang bukan Ya-hudi. Kesimpulan mereka dicatat di dalam Kisah 15: 19, 20, di mana
Yakobus berbicara kepada seluruh Komite: “Sebab itu aku berpenda-pat, bahwa kita
tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik
kepada Allah, tetapi kita harus me-nulis surat kepada mereka, supaya mereka
menjauhkan diri dari ma-kanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan,
dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah.”
Bagaimanakah seseorang dapat menghindarkan dari makan da-rah ketika ia
makan dari berbagai binatang yang disembelih yang diju-al di pasar? Daging berisikan
darah yang seringkali secara senga-ja disuntikkan untuk memberikan warna sehat
kepada daging yang mulai membusuk. Mengikuti HUKUM ALKITABIAH yang ter-
tulis agar membersihkan seluruh darah dari binatang akan me-nyebabkan daging
itu tidak berasa. HANYA SEDIKIT yang mau menyangkal kesukaan mereka akan
darah binatang demi menu-ruti tuntutan Firman Tuhan. Berbagai manipulasi
semantik telah di-usahakan untuk membenarkan makan darah, namun orang Kristen
yang paling pemakan daging secara tidak nyaman melewatkan Kisah 15. mereka
menganggap bahwa hukum Perjanjian Baru tentulah me-ngacu kepada minum darah,
bukan makan darah di dalam daging bi-natang. Namun itu bukanlah dasar untuk
melarang darah dalam Per-janjian Lama. Mengapa harus berbeda dalam Kitab Kisah? Ini
tentu-lah sesuatu yang harus dipertimbangkan oleh UMAT MAHK seca-ra seksama,
khususnya dalam hubungannya dengan nasihat tambahan.
Saya dengan tulus berharap bahwa tidak satupun umat MAHK yang membaca
tulisan ini akan mengejek kedudukan yang diambil di sini. Sebagian pendeta telah
mengatakan kepada saya TENTANG PENGHINAAN DAN EJEKAN OLEH SESAMA
PENDETA KARENA MEREKA TIDAK MAU MAKAN DAGING BERSAMA MEREKA.
Adalah sesuatu yang cukup serius jikalau kita tidak menurut na-sihat Tuhan,
namun mengejek amaran nasihat dan berusaha membuat orang lain tidak menurut
tentulah mendekati ke arah PENGHUJATAN. Terang yang kita miliki tentang perkara
ini adalah jauh melampaui apa yang dinyatakan kepada gereja mula-mula di masa lalu.
Menolak terang itu adalah berarti menolak pekerjaan Roh Kudus,yang
mengilhami tulisan-tulisan itu.Dan meskipun kita tidak dapat mengukur tingkatan
kesalahan di dalam orang yang tidak memi-liki terang di dalam perkara itu, kita tidak bisa
tidak bersalah jikalau kita melanggar pekabaran yang dikirimkan oleh Tuhan untuk
membu-at kita umat yang kudus dan sehat. Para PENDETA, pejabat gere-ja, dan
anggota-anggota jemaat seharusnya bertobat di hadapan Tuhan karena
mengabaikan kehendakNya yang telah dinyatakan. Dosa adalah pelanggaran
SECARA SENGAJA terhadap kebenar-an yang telah diketahui dan ini menjadikan
umat MAHK, DENGAN TERANG MEREKA YANG LEBIH MAJU, MENJADI LEBIH
BER-TANGGUNG JAWAB DI HADAPAN TUHAN. Dengan hidup dan berbagi terang
itu, kita bukan saja menuai manfaat kerohanian dan fisik bagi diri kita sendiri,
melainkan juga menjadi garam kehidupan bagi orang lain.

67
MAKAN SIANG BERSAMA (POTLUCK)
DAN PRINSIP-PRINSIP

GEREJA MAHK BUKANLAH SEKEDAR SATU DENOMINASI. Gereja ini adalah


sebuah gerakan yang dibangkitkan sebagai tanggapan terhadap nubuatan untuk
MENYELESAIKAN REFORMASI. Namun apakah yang telah terjadi dengan rencana
“reformasi” yang pernah menyentuh hampir setiap fase dalam kehidupan Kristen?
Reformasi makanan telah menjadi sebuah “trademark” dari gereja yang sisa dari
sejak awal mulanya, namun tangan kanan itu telah dilumpuhkan secara perlahan-
lahan melalui KOMPROMI SECARA BERTAHAP DENGAN SELERA DAGING.
Dalam begitu banyak kasus prinsip-prinsip pengatur yang agung, yang didasarkan
atas kerjasama dengan hukum alam, secara perlahan telah diguyur dan disapu bersih.
Acara makan siang bersama (potluck) umat MAHK telah menjadi HAMPIR SERUPA
dengan pemanjaan yang berlebihan. Kecuali tanpa kehadiran daging karena
KELUHAN MAJELIS, acara persekutuan setelah kebaktian telah menampilkan
segunung makanan berbumbu dan kue-kue yang tidak sehat yang sama yang telah
memikat dunia ke dalam kegelojohan.
Penguasaan selera adalah kemenangan mendasar yang harus diperoleh,
melalui kuasa Kristus, untuk menebus pemanjaan yang tragis dari orangtua
pertama kita. Tuhan kita menghadapi masalah ini dengan tegas di padang belantara.
Melalui berdoa dan ber-sandar kepada Firman, Ia mengalahkan si pencoba pada titik
yang sama di mana Adam pertama telah gagal secara menyedihkan. Inilah
kemenangan yang HARUS DITUNTUT oleh setiap anak Adam agar bisa selamat.
Bagaimanakah konsep reformasi kesehatan mula-mula TELAH MENJADI
BEGITU BERBELOK sehingga umat non-MAHK hanya bisa mengingat bahwa kita
tidak makan daging? Apakah yang telah terjadi dengan prinsip gerak badan, kombinasi
yang benar, makanan bukan olahan, sedikit gula dan garam, tidak makan di antara jam
makan (ngemil), biji-bijian utuh, tanpa obat-obatan, banyak air, dan tidak makan terlalu
banyak? Ratusan ribu orang percaya dan memelihara Sabat, namun mereka
sesungguhnya sedang menggali kuburan mereka sendiri dengan gigi-gigi mereka.
HAMPIR TIDAK DAPAT DILIHAT, SUATU PERUBAHAN TELAH TERJADI DI
ANTARA UMAT KITA TENTANG PEMELIHARAAN TUBUH. Tidak, kita tidak
melupakan buku-buku tentang bait Allah. Kita masih membanggakan diri kita karena tidak
makan babi dan makanan laut, dan barangkali 50 % dari umat MAHK telah berhenti
makan daging sepenuhnya. Namun ini bukanlah pekabaran reformasi kesehatan
secara keseluruhan. Tidak ada argumentasi Setan yang lebih efektif daripada tentang
perkara-perkara kecil. Dengan membenarkan diri terhadap pelanggaran-pelanggaran
kecil, selera telah menguatkan cengkeramannya terhadap tubuh-tubuh umat MAHK.
Obesitas adalah sama meluasnya di kalangan kita sebagaimana di dalam dunia.
Tentulah menarik jikalau kita melakukan suatu survei yang akan memberikan
gambaran yang benar tentang penyangkalan diri. Berapa banyakkah anggota gereja
kita yang benar-benar mengatakan “Tidak” terhadap selera mereka? Apakah akan
ditemukan bahwa sebagian besar dari mereka makan sebagaimana yang
didiktekan oleh selera mereka, tanpa pembatasan ataupun penahanan? Barangkali
anda harus berhenti membaca ini untuk sesaat dan menjawab pertanyaan ini sendiri.
Apakah ada secara sengaja melawan dan menahan keinginan anda untuk makan
lebih banyak daripada yang anda butuhkan? Apakah anda melewati meja makanan
penutup yang penuh dengan kue-kue panggang bergula? Seberapa seringkah anda
menyerah kepada pencobaan untuk makan di antara jam makan?
Terlalu BANYAK ORANG telah meremehkan masalah ini dan
menganggapnya tidak penting, namun ini adalah bagian yang cukup penting dari
satu nasihat ilham yang agung yang telah di-percayakan oleh Tuhan kepada gereja
ini. Banyak buku, dengan ratusan halamannya, telah mendramatisir mendesaknya
penurutan akan hukum-hukum tubuh kita sama dengan hukum-hukum Tuhan.

68
PELANGGARAN SECARA SENGAJA AKAN HUKUM-HUKUM DASAR KESEHATAN
KITA MENJADIKAN KITA TIDAK LAYAK BAGI KERAJAAN TUHAN. Apakah ini
adalah sebuah pernyataan yang terlalu keras? Marilah kita melihat lebih dekat.
Mengapa kita menganggap suatu dosa jikalau menggunakan tembakau dan
alkohol? Karena itu membahayakan tubuh, dan dapat memperpendek kehidupan.
Alkitab berkata TUHAN AKAN MEMBINASAKAN MEREKA YANG MEMBINASAKAN
TUBUH MEREKA (1 Korintus 3:16, 17). Pertanyaan: Dapatkah anda memperpendek
kehidupan anda dengan tidak cukup bergerak badan? Sesungguhnya, telah
ditunjukkan melalui data ilmiah bahwa ribuan orang telah meninggal dini karena
serangan jantung yang seharusnya dapat dicegah. Merokok bukanlah satu-satunya
penyebab serangan jantung dan akhirnya kematian. Apakah ini berarti bahwa
menolak melakukan gerak badan yang cukup adalah sama salahnya dengan
menggunakan tembakau? Tidak diragukan lagi, ya. Hingga umat MAHK berhenti
beralasan terhadap prinsip-prinsip yang telah dinyatakan secara jelas, kita tidak bisa
berharap untuk bebas dari akibat-akibat yang melumpuhkan dari pelanggaran kita.
Haruslah dipahami bahwa kita sedang membahas masalah-masalah kerohanian
ketika kita berbicara tentang karunia umur panjang. Kita cenderung tersenyum
mengabaikan nasihat ilham seperti “Janganlah ada sepotong makanan pun masuk
mulut di antara jam makan” (Counsels on Health, hlm. 118), namun ini adalah prinsip
vital dalam kesehatan yang baik. Kecuali kita menarik garis pembatas untuk melindungi
organ pencernaan yang halus, kita akan terus mengalami kesehatan dan gangguan
yang buruk yang sama dengan yang telah melanda umat manusia yang telah jatuh ini.
Penurutan sedikit disana sini tidaklah cukup. Kuasa membuat keputusan haruslah
disiapkan. Peperangan sengit dengan kehendak diri sendiri pasti akan terjadi, namun
kebiasaan kompromi terhadap cetak biru ilahi akan memberikan upahnya.
Dengan begitu banyak nasihat tentang perkara ini, bagaimanakah kita dapat
menerangkan mengapa hampir setengah dari umat kita masih makan daging-daging
binatang yang telah mati? Nyonya White menuliskan di dalam Counsels on Diet and
Foods: “Tidak satu ons pun makanan daging boleh masuk ke dalam perut kita.”
Hlm. 380.
“Mereka yang menggunakan makanan daging adalah meng-abaikan seluruh
peringatan yang telah diberikan Tuhan kepada kita tentang perkara ini. Mereka
tidak memiliki bukti bahwa mereka berjalan di jalan yang aman.” Ibid., hlm. 383.
“Dari antara mereka yang sedang menunggu kedatangan Tuhan, makanan
daging pada akhirnya akan ditinggalkan; daging tidak lagi akan menjadi bagian dari
makanan mereka.” Ibid., hlm. 380-381.
Dengan peningkatan polusi dan racun kimia yang semakin menjamur, kita
hampir tidak memerlukan halaman-halaman petunjuk yang khusus seperti ini untuk
menghentikan kita dari makanan daging. Sebagian dari daging yang populer telah diuji
dan ditolak karena gagal memenuhi standar kesehatan minimal. Majalah Consumer
Reports telah melakukan penelitian yang mendalam tentang hamburger dan
memberikan hasilnya pda bulan Agustus 1971. “Sebahagian besar hamburger yang kita
beli secara mengejutkan adalah sedang menuju pembusukan.”
Ralph Nader, yang organisasinya melakukan penelitian jangka panjang tentang
tempat-tempat pengepakan daging, menyimpulkan penemuan mereka tentang
hamburger dan hot dogs dalam majalah Florida tanggal 7 November 1971:
“Seluruh daging olahan ini mengandung inovasi makanan imaji-natif; bahan ini
seringkali digunakan sebagai sebagai tempat sampah yang menguntungkan dan mudah
yang memungkinkan pengepaknya menyingkirkan potongan-potongan sisa, daging yang
tidak memenuhi standar ataupun berpenyakit, dan potongan-potongan yang kurang
dikehendaki. Yang mereka lakukan adalah memberikan semua bagian sisa yang bermutu
rendah ini dengan bahan pewarna dan penguat rasa, dan memasarkannya kepada
masyarakat yang tidak curiga. Bukti pengadilan menunjukkan bahwa daging yang
terkontaminasi, daging kuda, dan daging dari binatang berpenyakit yang pada awalnya
diberikan untuk anjing dan kucing, sekarang dikemas sebagai hamburger dan sosis;

69
sementara bagian paru-paru, mata, darah babi dan bagaian potongan kulit dicampurkan
menjadi hot dogs dan bahan makan siang.
“Untuk mengurangi bau busuk dan rasa basi, daging itu seringkali diberi sulfit,
suatu zat terlarang yang memberikan warna segar kepada daging lama yang membusuk.
Karena daging yang digunakan seringkali kotor, maka deterjen seringkali digunakan
untuk membersihkan kotoran dan, untuk menambahkan keuntungan, apa yang disebut
dengan “bahan pengikat” ditambahkan untuk menyatukan daging yang terpotong-potong
tersebut—biasanya dari bahan sereal, namun seringkali adalah bubuk gergaji.”
Barangkali sebuah perkataan harus disampaikan tentang konsumsi gula oleh
MAHK. Penemuan-penemuan kedokteran akhir-akhir ini telah meneguhkan
PERNYATAAN ROH NUBUAT tentang efek merusak dari gula terhadap tubuh
manusia. Namun sebagai satu umat, apakah kita makan lebih sedikit dari rata-rata 102
pon gula per tahun? DARI PEMANDANGAN DI SEKELILING MEJA POT-LUCK PADA
HARI SABAT, TAMPAKNYA KITA TIDAK BERBEDA. Konsumsi harian rata-rata adalah
32 sendok teh. Sepotong kue pia apel mengandung 8 sendok teh dan sebotol teh root
beer mengandung 10 sendok teh. Itu sudah lebih dari setengah dari konsumsi rata-rata
harian. Satu “banana split” mengandung 25 sendok teh gula, an-da percaya atau tidak.
Tidak kita barangkali menyumbat tubuh kita SECARA LEBIH EFEKTIF DAN LEBIH
SENGAJA, dibandingkan dengan orang-orang non-MAHK. Gula yang berlebihan di
dalam berbagai jenis kue-kue seringkali berhubungan dengan obesitas, diabetes,
hypoglicemia, penyakit jantung koroner dan artritis.
Tampaknya tidaklah perlu menasihati umat MAHK tentang kesalahan dalam
penggunaan minuman berkafein, NAMUN KITA HIDUP DI ZAMAN KOMPROMI
PERLAHAN-LAHAN. Mungkin tampak aneh, namun sepupu nikotin ini secara
perlahan telah menjangkiti banyak makanan panggang MAHK. Filsafat si Lot tua,
“Bukankah kota itu kecil” telah membenarkan penggunaan sedikit dan sedikit lebih.
Dimulai dengan variasi 3 persen, selera dan kecanduan terhadap kafein telah dimanjakan
hingga kebiasaan itu menjadi tetap.
Apakah nasihat Tuhan tentang perkara ini? “Minuman teh dan kopi adalah
sebuah dosa, dan pemanjaan yang berbahaya, yang, seperti kejahatan lainnya,
membahayakan jiwa.” Counsels in Diet and Foods, hlm. 425. Dari pernyataan in kita
mungkin dapat menyimpulkan bahwa kopi “decaffeinated” hanyalah dosa 3 persen,
namun mungkin lebih dari itu. Kenyataannya adalah jikalau seluruh kafein di-hilangkan,
minuman itu masih sangat berbahaya. Selain kafein, kopi mengandung caffeol, zat
minyak yang mudah menguap yang mem-beri rasa dan aroma khas. Caffeol inilah yang
menyebabkan lebih banyak kerusakan bagi perut dibandingkan dengan kafein. Dalam
sua-tu wawancara yang diterbitkan dalam U.S. News & World Report, Dr. Joseph F.
Montague, seorang ahli terkemuka dalam gangguan dalam, membuat pernyataan ini
tentang caffeol: “Jikalau anda minum secangkir kopi sebelum anda menambahkan susu
atau gula, biarkanlah selama semenit, anda akan melihat minyak mengambang di
permukaan dan berputar. Minyak ini adalah amat merusak perut dan usus halus, dan
menurut saya adalah menghasilkan lebih banyak kerusakan, lebih banyak luka
dibandingkan dengan apapun yang dimakan orang. Ketika seseorang minum kopi ini di
pagi hari, ia bersemangat. Namun pada kenyataannya ia sesungguhnya hanyalah
mengencangkan sekrup yang mengikat ketegangan benang-benang syarat.” U.S. News
& World Report, 26 Februari 1968.
Minuman cola secara hukum mengandung caffein namun tidak lebih dari 50
miligram per botol 10 ons. Coca-Cola memperoleh aromanya dari daun coca, sementara
minuman coca lainnya dibuat dari biji coca. Tolong perhatikan bahwa daun coca adalah
sumber pokok kokain, salah satu obat-obatan yang berbahaya, yang
penggunaannya secara medis sangat terbatas dan diawasi secara ketat. Perusahan
mengaku bahwa seluruh kokain telah dibersihkan, namun usaha-usaha berulangkali
untuk mengetahui keefektifan proses itu telah sia-sia.
Banyak orang tidak mengerti bahwa Dr. Pepper (merek minuman ringan dalam
kaleng) adalah juga minuman berkafein, yang mengandung sedikit lebih banyak kafein

70
dibandingkan dengan Coca-Cola. Bukan saja sumber-sumber dewan FDA (lembaga
pengawasan makanan dan obat-obatan AS) yang menyatakan ini, melainkan sirup Dr.
Pepper secara jelas mencantumkan dalam label mengandung kafein. SEJUMLAH
BESAR UMAT MAHK, sebagiannya telah mengetahui dan sebagian tidak, terus
minum Dr. Pepper yang membuat kecanduan, yang barangkali lebih berbahaya
daripada minuman kola yang terburuk.
Tentulah saatnya telah tiba untuk menanggalkan jubah kompromi dan mengikuti
secara konsisten pola kebenaran agung yang telah diberikan kepada gereja ini.
Kebangunan dan hujan akhir sedang menunggu mereka yang berdiri teguh di sisi
penurutan yang tak tergoyahkan—suatu penurutan yang berakar dalam pada
komitmen kerohanian pribadi kepada Yesus Kristus.

71
MENGHANCURKAN KESAKSIAN KITA

Seandainya sebuah komputer raksasa dapat membuat suatu catatan secara teliti
tentang segala pikiran dan perkataan kita. Akankah kita menjadi senang melihat hasil-
hasilnya dibentangkan di hadapan kita? Barangkali ini akan menjadi suatu pengalaman
yang mengejutkan ke-tika kita melihat bukti nyata dari apa yang kita anggap masalah
yang paling penting dalam kehidupan. Apakah yang terutama kita pikirkan? Perkara
apakah yang begitu penting bagi kita, begitu berharga bagi hati kita,sehingga kita
membicarakannya lebih daripada topik apapun? Sebagian dari kita, sebagai orang
Kristen, ingin percaya bahwa hasil cetak komputer itu akan menunjukkan pikiran-
pikiran dan perkataan tentang Yesus dan kebenaranNya yang mulia, di atas segala
perkara.
Tentulah komitmen kerohanian kita harus menjadi yang teruta-ma mengatasi
segala perkara duniawi yang menyita waktu dan perha-tian kita, termasuk keluarga dan
pekerjaan. Hubungan pribadi de-ngan Yesus Kristus haruslah diberikan pengakuan
yang mutlak dan tak tertandingi sebagai masalah terutama dalam kehidupan setiap
orang Kristen. Yesus mengajarkan bahwa kita harus menga-sihi Dia lebih dari ayah dan
ibu, suami ataupun istri, anak lelaki atau-pun perempuan. Ia juga berkata, “Demikian
pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala
miliknya, ti-dak dapat menjadi murid-Ku.” Lukas 14:33. berbicara tentang prio-ritas!
SEGALA SESUATU YANG MENGHALANGI JALAN UNTUK MELAYANI KRISTUS
HARUSLAH SEGERA DIKESAMPINGKAN. Setiap orang yang mulai bertarung
dengan Tuhan untuk mem-peroleh tempat tertinggi di dalam perhatian kita
haruslah segera disangkal dari kedudukan itu.
Maka jelaslah, fokus dari setiap orang Kristen haruslah kepada perkara-perkara
rohani. Setiap aspek kehidupannya haruslah ber-putar di sekitar satu pusat besar
melayani Tuhan dan mencerita-kan tentang Dia dengan orang lain. Ini bukan berarti
bahwa sebagi-an besar dari waktu kita akan dihabiskan di dalam gereja. Ini juga bu-kan
berarti bahwa kita menghabiskan hampir seluruh waktu berlutut sepanjang hari.
Kenyataannya adalah bahwa keluarga, pekerjaan, dan sahabat akan menyita
sebagian besar waktu terjaga kita da-lam setiap minggu. Namun menjadikan Kristus
sebagai pusat dalam kehidupan berarti bahwa segala kegiatan yang berhubungan
dengan mencari penghidupan, berekreasi dengan keluarga, dan berhubungan dengan
sahabat akan diserapi oleh Roh indah dari Juruselamat yang selalu hadir berdiam di
dalam hati kita.
Tidak banyak orang Kristen yang mampu memberikan khotbah-khotbah atau
pelajaran Alkitab, namun SEMUA ORANG DAPAT ME-NYAMPAIKAN KHOTBAH
YANG PENUH KUASA DENGAN MENG-HIDUPKAN PRINSIP-PRINSIP KEBENARAN
ALKITAB YANG IN-DAH. Apapun talenta, pendidikan, atau pekerjaannya, setiap umat
MAHK haruslah menjadi seorang pemenang jiwa melalui kehi-dupan yang penuh
penurutan.
Kita tidak sekedar memiliki pekabaran yang biasa. Ajaran-ajar-an kita adalah
prinsip-prinsip yang mengubah kehidupan secara menggetarkan yang berasal
langsung dari Alkitab. Kita dapat me-ngutip teladan Yesus dan para rasul bagi
setiap standar yang di-pegang oleh gereja ini. Kita adalah “umat yang sisa,” atau
bagian terakhir, dari Gereja Perjanjian Baru. INILAH SEBABNYA MENGA-PA KITA
MEMELIHARA SABAT SAMA SEPERTI YANG MEREKA LAKUKAN. KITA MAKAN
DAN MINUM DEMI KEMULIAAN TUHAN DENGAN MENGHINDARI MAKANAN-
MAKANAN YANG BERBA-HAYA. DEMIKIANLAH JUGA YANG DILAKUKAN OLEH
PARA RASUL.
Dengan dipenuhi oleh kasih dan keinginan untuk tidak mengam-bil resiko tidak
menyenangkan Juruselamat kita, kita menuruti segala perintah Alkitab tentang perhiasan
dan pakaian duniawi yang sia-sia. Pelayanan basuh kaki adalah khas dalam
perbaktian kita,namun ini dilakukan dengan teladan Yesus Sendiri. GAYA HIDUP KITA

72
YANG BERBEDA MENYENTUH SETIAP TAHAP PERILAKU SETI-AP HARI. Ini
semuanya terkait dengan agama dan komitmen keroha-nian kita.
KRISTUS AKAN DATANG AMAT SEGERA.SAAT-SAAT PEN-COBAAN
TERAKHIR INI ADALAH BAGI PERSIAPAN UNTUK BERTEMU DENGAN DIA. Orang
lain mungkin tidak percaya per-kara ini, namun kita mengetahui bahwa ini benar.
TIDAK ADA WAKTU YANG DISIA-SIAKAN DENGAN KETOLOLAN TELEVISI,
DANSA-DANSI, TEATER, DAN KEPELESIRAN DUNIAWI. Dengan kuasa kehidupan
yang KONSISTEN kita harus menarik orang lain menjauh dari kekosongan
materialisme. Setan hampir memenang-kan jalannya di sekeliling planet yang telah
terpolusi ini. Setiap agama populer telah dimasuki dan dimanipulasi olehnya.
Satu paket perlawanan yang keras kepala berdiri melawan yang jahat, dan
itu adalah GEREJA YANG SISA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH. Tidak ada
tanggung jawab yang lebih berat yang pernah ditanggung oleh suatu umat yang
menyatakan pekabaran ke-benaran tentang peringatan terakhir di dalam generasi ini.
Kita ada-lah garam kehidupan atau kematian bagi orang banyak yang berdiam di dalam
lembah keputusan. Setiap jiwa akan ditarik untuk bergabung bersama kita dalam
menuruti pekabaran ini, atau mereka akan mene-rima tanda binatang dengan
menolaknya.
SETIAP HAL YANG KITA LAKUKAN akan mempengaruhi orang-orang yang
kita temui agar mereka membuat keputusan—suatu keputusan memihak atau
melawan kebenaran. Apakah yang disampaikan oleh perkataan, tindakan, pakaian,
dan makanan kita terhadap mereka, yang satu-satunya pelajaran yang mereka peroleh
adalah melalui apa yang mereka lihat di dalam diri kita? Banyak dari mereka yang akan
diyakinkan, namun mereka juga mencari suatu celah di sekitar tuntutan-tuntutan
kebenaran yang tidak populer.
Baik kita suka akan pemikiran ini atau tidak, KEHIDUPAN KITA ADALAH
SEDANG DIAMATI SECARA CERMAT. Dalam kea-daan setengah percaya untuk maju
di dalam iman, untuk menurut Firman Tuhan, banyak orang akan melihat kepada kita
untuk mencari penghiburan. Sebagian akan bergumul dengan pertanyaan Sabat. Bisnis
keluarga mereka yang telah mantap harus ditutup pada hari Sabat jikalau mereka
memutuskan untuk dibaptis. Mereka perlu me-ngetahui bahwa yang terpenting adalah
memuliakan Tuhan Hari Sabat dengan memelihara hari kudusNya. APAKAH YANG
AKAN MEREKA LIHAT DI DALAM KEHIDUPAN KITA? APAKAH PEMELI-HARAAN
SABAT KITA SAAT INI MENUNJUKKAN KEPADA ME-REKA SUKACITA DALAM
MENDAHULUKAN KRISTUS? ATAU APAKAH MEREKA MELIHAT ANDA MAKAN
MALAM DI RESTO-RAN PADA HARI MALAM SABAT, SEHINGGA MEREKA BERTA-
NYA-TANYA APAKAH MEMANG BENAR-BENAR PENTING ME-NUTUP USAHA
KOMERSIAL MEREKA PADA HARI SABAT? Jika-lau mereka mendapatkan gagasan
bahwa Sabat hanyalah sebuah hari liburan dan bukan hari yang kudus, mereka
akan membuat suatu keputusan cepat untuk tetap berdiam di mana mereka ber-ada
saat ini. Jikalau pemeliharaan hari Sabat hanyalah seperti pe-meliharaan hari
Minggu, maka barangkali mereka dapat membe-narkan pemeliharaan karyawan
mereka tetap bekerja pada hari itu.
Beberapa jiwa yang berwatak menghakimi akan bergumul keras tentang masalah
meninggalkan makanan tidak halal. Karena diyakin-kan dan menerima tentang bait suci
tubuh, mereka melihat ke sekeli-ling gereja demi kekuatan untuk mematahkan kebiasaan
yang sulit. Apakah yang mereka lihat? Saya katakan kepada anda apa yang dili-hat oleh
seseorang. Saya mengetahui karena itu terjadi hanya dua minggu lalu sebelum saya
menuliskan ini, dalam salah satu pertemu-an KKR saya. Seorang ibu muda telah
membuat keputusan untuk di-baptiskan. Beberapa hari sebelum dibaptiskan, ia diundang
ke rumah seorang wanita MAHK.Sementara di sana, ia disuguhi secangkir kopi.Hanya
seminggu sebelumnya,setelah melalui trauma yang berat, ia berhasil memutus kebiasaan
minum kopi yang telah berjalan seu-mur hidupnya.Meskipun ia menjelaskan ini kepada
sahabat MAHK-nya yang baru ini, ia masih didorong untuk maju dan meminum kopi itu.
Ia tetap bertahan, namun keesokan harinya ia menemui saya de-ngan beberapa

73
pertanyaan yang sangat sulit saya jawab. Sayangnya, wanita ini tidak melanjutkan
dengan baptisan, dan tidak dibaptis hing-ga saat saya menuliskan ini. Minum kopi tidak
tampak menjadi perka-ra kecil ketika ini menyebabkan satu jiwa membuat keputusan
untuk tidak menurut kepada kebenaran. Standar-standar Kristen berikat-an erat
dengan kesaksian Kristen, dan ribuan orang menghan-curkan kesaksian mereka
dengan pandangan bahwa perkara ke-cil tidak menyebabkan masalah.
Setiap wanita yang masuk ke dalam gereja yang sisa akan me-lewati pintu-pintu
keputusan tentang make-up dan perhiasan. Tidak-lah mudah mengubah kebiasaan
waktu dan tradisi, khususnya ketika itu berakar di dalam kesia-siaan feminin. Mode
pakaian adalah tuan yang kejam. Kadangkala suami-suami menentang segala sesuatu
yang dilakukan oleh agama baru terhadap istri mereka, dan ketika mereka melepaskan
cincin kawin dan perhiasan lainnya, ini memicu krisis yang nyata di dalam keluarga.
Dengan diyakinkan oleh Firman Tuhan para wanita ini memutuskan untuk mendahulukan
Tuhan, dan menerima tantangan Petrus untuk memenangkan suami-suami yang tidak
beriman ini dengan melepaskan perhiasan mereka (1 Petrus 3:1-3). Kemudian mereka
melihat ke dalam gereja demi dukungan dan persetujuan. Apakah yang mereka
lihat? BUKAN SAJA KI-LAUAN CINCIN KAWIN, MELAINKAN JUGA KERLIPAN
BROS, PENITI, DAN PERHIASAN-PERHIASAN. Apakah mereka mempero-leh
penghiburan? Ya, mereka terdorong untuk maju dan mengenakan cincin kawin; dan
jikalau cincin simbolis dapat diterima, kemudian cin-cin kelompok, cincin kelahiran, cincin
pertunangan, dan cincin persa-habatan adalah benar juga. Dan barangkali bahkan
anting-anting ke-nangan yang diberikan oleh nenek sebagai kenang-kenangan.
Apakah kita sedang berbicara tentang perkara-perkara praktis? Apakah ini benar-
benar terjadi? Sesungguhnya demikian, dan BA-NYAK ORANG BERPALING
MENJAUH DARI KEBENARAN KARE-NA ANGGOTA-ANGGOTA GEREJA TIDAK
MELAKUKAN APA YANG MEREKA AJARKAN. Sebahagian wanita adalah BUDAK
GAYA, dan mengalami kesulitan untuk melepaskan kesia-siaan dunia. Mereka
cukup melihat rambut yang dicat, wigs, dan perhi-asan artifisial DI DALAM GEREJA
MAHK sehingga mereka mera-sa terhibur di dalam kebanggaan duniawi mereka
sendiri. Perta-nyaan-pertanyaan mereka tentang mengenakan slack (celana pan-jang
ketat) dan celana panjang juga cepat terjawab ketika mereka melihat orang-orang
berpakaian demikian masuk ke dalam gereja pada hari Sabat pagi dan Rabu
malam.
Masalahnya adalah tidak ada seorangpun yang akan pernah memperoleh
kemenangan atas musuh yang mereka kagumi diam-diam. BANYAK SAUDARI-
SAUDARI kita di dalam gereja memiliki kasih akan dunia secara rahasia, dan oleh
karenanya, mereka ti-dak pernah dapat memenangkan pertempuran melawan
kebang-gaan dan keduniawian yang penuh dosa. Hingga mereka belajar untuk
mengasihi Yesus yang terutama dan rela untuk menyang-kal diri, mereka akan
terus menjadi BATU SANDUNGAN bagi orang lain.
Apakah yang diperlukan untuk membangkitkan dan menghidup-kan gereja dari
masalah-masalah penting tentang kehidupan Kris-ten? Bagaimanakah kita dapat
menyebabkan anggota gereja berse-mangat tentang kebenaran, sehingga itu memenuhi
kehidupan mere-ka? Ketika pertemuan-pertemuan KKR diselenggarakan,setiap anggo-ta
gereja harus berada di sana, semangat dan antusias tentang ke-sempatan untuk
membagikan kebenaran. Tragisnya, hanya sedikit yang setia dari anggota mendukung
pertemuan malam demi malam sementara pekabaran itu disampaikan. Saya telah
melihat orang-orang yang baik yang membuat keputusan dalam pertemuan KKR dan
bergabung dengan gereja. Kemudian mereka diundang ke rumah diakon dan majelis
yang telah memberikan hanya tanda dukungan kepada pertemuan-pertemuan KKR.
Namun di dalam rumah-rumah tersebut anggota baru ini diundang untuk menghabiskan
sore hari me-reka menonton pertunjukan bola di televisi. Di sana pada akhirnya
majelis gereja itu menjadi bersemangat, namun, sayangnya, terhadap kefanatikan satu
tim yang berusaha mengalahkan dan mempermalu-kan tim yang lain. Dengan teriakan-
teriakan dan kegembiraan yang tidak terkontrol ia duduk berjam-jam, sepenuhnya

74
terserap ke dalam kegiatan yang menjadi lawan dari setiap yang dipegang teguh
dan diajarkan oleh Yesus. Diakon itu mengetahui semua rata-rata skor permainan dan
catatan liga, namun ia akan duduk pada hari Sabat berikutnya setengah tertidur di dalam
gereja dan tidak menge-tahui satu jawaban pun dalam kelas Sekolah Sabat. Ia
barangkali akan memberikan tujuan-tujuan persekutuan dan akan berbasa-basi tentang
rencana kegiatan anggota awam bagi pembagian buku-buku, namun minat-minat
kehidupannya BUKANLAH PADA PEKERJA-AN TUHAN. Seperti istri Lot, ia TERIKAT
KEPADA PERKARA-PER-KARA DUNIAWI, dan segala fungsi-fungsi keagamaannya di
mimbar yang khas tidak akan mengubah hukuman mati atasnya.Hingga orang ini menjadi
lebih berani tentang pemenangan jiwa dibandingkan dengan pertandingan bola, tidak
akan ada pengharapan bagi kesela-matannya. INILAH SEBABNYA MENGAPA
SEBAGIAN TERBESAR DARI GEREJA SAAT INI AKAN DIGONCANGKAN KELUAR.
SEDI-KIT DEMI SEDIKIT, MEREKA TELAH MENGIZINKAN DUNIA UN-TUK
MENELAN PENGALAMAN MEREKA, DIIKUTI DENGAN HI-LANGNYA STANDAR-
STANDAR KRISTEN. Pada akhirnya, hanya tinggal bentuk yang mati—suatu bentuk
yang akan segera runtuh di bawah tekanan masa kesukaran.
Setelah pertandingan bola berakhir, tidaklah sulit membayang-kan bahwa
anggota jemaat pria baru kita barangkali akan bertanya kepada tuan rumahnya yang
MAHK ini tentang prosedur persepu-luhan yang benar. Karena ia adalah seorang
pebisnis, ia memiliki se-dikit kesalahpahaman tentang pendapatan kotor dan pembayaran
ber-sih. Juga, bagaimana dengan persembahan di luar persepuluhan? Apakah orang
dapat benar-benar dapat memberikan lebih dari sepu-luh persen dari pendapatannya?
Diperlukan suatu langkah iman yang luar biasa bagi pria ini untuk membuat keputusan
dibaptis karena sua-tu krisis keuangan di dalam bisnisnya yang menjadikannya tampak
gi-la untuk mulai memberikan persepuluhan. Sekarang ia merasa me-merlukan jaminan
ulang dari seorang pemimpin di dalam gereja yang akan mampu meyakinkan dia tentang
janji-janji Alkitab.
Mungkin juga bahwa diakon akan menyampaikan suatu kesaksi-an yang
menggetarkan tentang kasih kemurahan mujizat Tuhan demi penatalayanan yang setia.
Sebagai pejabat di gereja, ia akan men-jadi salah satu dari 51 % orang yang setia
dalam persepuluhan. Yang luar biasa, ada segmen 49 % di dalam keanggotaan
dunia kita yang tidak membayarkan persepuluhan sama sekali. Barang-kali ada
sebagian yang tidak memiliki penghasilan, namun banyak yang sesungguhnya mencuri
dari Tuhan setiap minggu dengan me-nyalahgunakan persepuluhanNya yang kudus.
Dengan kenyataan ini di hadapan kita, maka lebih mudahlah untuk memahami bagaima-
na SEBAGIAN TERBESAR DALAM UMAT TUHAN AKAN DIGON-CANG KELUAR DI
DALAM MASA PENGUJIAN.
Barangkali lebih banyak orang MAHK yang akan hilang ka-rena masalah
uang dibandingkan dengan faktor lainnya. Ini mung-kin menjelaskan mengapa Yesus
begitu banyak berbicara tentang pe-natalayanan. Di zaman kemakmuran materialistis ini,
maka wajarlah Setan berkonsentrasi kepada sarana ini. Ada keegoisan batiniah di dalam
hati daging manusia yang berhasil dieksploitasi oleh Setan pa-da saat ini.
Bukankah suatu perjanjian yang amat menguntungkan dan wa-jar bagi seorang
penggarap penyewa untuk mengolah kebun, dengan mengambil 90 % dari hasilnya,dan
menyerahkan 10 % kepada pemilik tanah? Setiap yang melewati tangan kita adalah
milik Tuhan dan Dia hanya mengizinkan kita menggunakannya. Betapa baik dan
murah hatinya Dia hanya meminta sepersepuluh yang ditentukan olehNya untuk
digunakan dalam penyebaran Injil.
Apakah janji-janji dalam memberi yang setia adalah benar-benar berarti
demikian? Apakah Tuhan akan menegur si pemakan? Bagai-manakah dengan
memberikan di luar sepersepuluh? Yesus berkata, “Berilah dan kamu akan diberi: suatu
takaran yang baik, yang dipadat-kan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan
dicurahkan ke da-lam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan
diukurkan kepadamu." Lukas 6:38. dengan kata lain, kita tidak bisa memberikan lebih
banyak daripada Tuhan. Apakah kita secara drastis menarik kencang iman kita dan

75
berusaha memberikan sejumlah pe-ngorbanan, itu akan selalu kembali kepada kita
dengan cara yang sa-ma. JANJI-JANJI TUHAN TIDAK PERNAH GAGAL.
Banyak orang menderita proteksionitis buku saku. Apakah me-reka memiliki
sedikit atau banyak, ada kecenderungan untuk meme-gangnya erat-erat dan berusaha
mendapatkan lebih dan lebih. Yesus menunjukkan bahwa SANGAT SEDIKIT orang
kaya akan masuk surga. INI BUKAN KARENA MEMILIKI UANG ATAU KEKAYAAN
ADALAH DOSA. Sebagian orang kaya adalah orang Kristen yang berdedikasi dan
mereka akan selamat. Sesungguhnya hanya ada dua jenis orang kaya—mereka yang
telah menjadikan diri mereka kaya dan mereka yang telah dijadikan kaya oleh Tuhan.
Dengan memberi secara murah hati sebagian orang telah menuntut berkat-berkat
yang berkelimpahan dari janji-janji Tuhan. Mereka terus memberi-kannya dan
Tuhan terus mencurahkan berkat-berkat itu kembali dalam jumlah yang lebih
besar.
Sebagian orang mungkin berkeberatan dan berkata, “Itu tidak masuk akal. Hanya
ada sejumlah uang tertentu yang harus dikelola, dan ini tidak akan cukup banyak.”
Orang-orang yang menyampai-kan keberatan seperti itu adalah sangat sangat
susah hati karena mereka tidak mencoba janji-janji itu, dan tampaknya keberatan
itu adalah prasangka dan tidak masuk akal. Kita dapat menjelas-kan dengan baik
bagaimana roti dan ikan memberi makan ribuan orang sebagaimana kita memahami
bagaimana kita dapat mempero-leh lebih banyak dengan memberi lebih banyak. Namun
mereka yang telah melangkah keluar di dalam iman mengetahui bagaimana itu bisa
terjadi. Mereka tidak berusaha untuk menjelaskannya. Itu tidak akan terjadi secara di atas
kertas, namun semakin banyak mereka memberi bagi Tuhan semakin baik keadaan
keuangan mereka.
Saya tidak pernah lupa ditantang oleh seorang teman bertahun-tahun yang lalu
untuk menguji Tuhan. Ia memberikan 25 % dari pen-dapatannya bagi Tuhan dan telah
memperoleh kemakmuran yang luar biasa. Saya dan istri memutuskan untuk memegang
perkataan Tuhan. Kami melangkah ke dalam suatu rencara pengorbanan memberi yang
nyata, namun kami harus melakukan suatu pengorbanan. Secara per-lahan, pemberian
kami meningkat dari 25 menjadi 30 % menjadi 35 % dan hampir 40 % setahun, namun
kami semakin bertambah dalam berkat materi dan iman kami pun bertambah. Betapa
bersyukurnya kami bahwa seseorang mendorong kami untuk menguji janji-janji Tuhan.
Sekarang kami merasa kasihan kepada orang-orang yang te-lah kehilangan kesempatan
sukacita melihat Tuhan melakukan perka-ra yang tidak mungkin dengan menggandakan
ketul roti.
Di ribuan kota besar, kota kecil, dan desa-desa di seluruh dunia, pekerjaan
Tuhan menderita kekurangan dana. Ini seharusnya men-jadi permasalahan yang
terkecil yang dihadapi oleh gereja yang sisa saat ini, karena Tuhan telah memberikan
sarana kepada umatNya un-tuk menyelesaikan pekerjaan ini. Betapa kita harus berhitung
pada su-atu hari jikalau kita menahan uang dan harta itu hingga tidak berharga lagi.
Sekarang itu dapat digunakan untuk mempersiapkan jiwa-jiwa bagi Kerajaan Tuhan.
Yesus mendorong umatNya untuk menyim-pan harta kekayaan di surga dengan
menggunakan uang, bukan dengan menyimpannya sehingga dimakan ngengat dan
karat. Jutaan dolar telah diwasiatkan untuk anak-anak yang tidak saleh oleh para
orangtua MAHK yang seharusnya mengetahui bahwa ITU AKAN DIGUNAKAN UNTUK
MEMAJUKAN PEKERJAAN SETAN SEBA-GAI GANTINYA KEBENARAN. Uang itu
seharusnya dapat diguna-kan untuk mempercepat kedatangan Yesus dan
pemulihan sega-la sesuatunya.
Yesus berbicara tentang “tipu daya kekayaan” dalam Matius 13:22. Akankah tipu
daya itu melibatkan umat MAHK yang merenca-nakan pada suatu hari menempatkan
kekayaan mereka di hadapan mimbar Tuhan? BANYAK yang sekarang sedang
menyaksikan ke-sempatan terakhir berlalu di mana kekayaan mereka yang ter-
kumpul seharusnya dapat dipergunakan untuk pekerjaan itu. Kendati memiliki
catatan memberi yang buruk, mereka hidup dalam kenyamanan yang mewah. Betapa
benar perkataan Kristus, “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”

76
Matius 6:21. Ketika uang telah diinvestasikan di dalam pekerjaan Tuhan, hati si pemberi
terikat kepada pekerjaan itu juga. Inilah orang-orang yang tidak akan tertipu daya
oleh kekayaan, melainkan yang memiliki harta di surga.

77
LEGALISME ATAU KASIH

Fokus buku ini adalah perkara-perkara kecil, dan bagaimana Setan menghabisi standar-
standar kerohanian tinggi dari umat Tuhan. Kita telah meneliti pola psikologis dari
kompromi perlahan-lahan yang me-laluinya kuasa dan efek dari kebenaran telah
dihabiskan. Sebagian orang menyatakan bahwa kita memusatkan kepada perkara-
perkara kecil dan perhatian seperti itu adalah sepele yang hanya membelok-kan dari
masalah-masalah yang penting. Mereka mempertanyakan bahwa Tuhan yang
menciptakan alam semesta barangkali hanya se-dikit saja tertarik kepada rincian-rincian
perilaku manusia secara pri-badi-pribadi. Mereka akan menyebut perhatian seperti
sebagai legalis-me. Namun apakah itu legalisme atau kasih?
Bahkan jikalau penurunan standar yang kecil sekalipun tidak membawa kepada
penjauhan yang besar dari kebenaran, ada alasan penting lainnya untuk memperhatikan
pembelokan yang terkecil se-kalipun dari kehendak Tuhan. Kekristenan tidak
didasarkan atas la-rangan dan peraturan—juga bukan peraturan-peraturan yang
sa-ngat dihormati seperti Sepuluh Hukum yang ditulis dengan ta-ngan Tuhan.
Sesungguhnya, KEKRISTENAN DIDASARKAN KE-PADA SUATU HUBUNGAN
KASIH DENGAN SESEORANG, YAITU YESUS KRISTUS. Dasar-dasar fundamental
dari kehidupan Kristen yang sejati adalah diringkaskan dalam dua perintah agung yang
dibe-rikan oleh Kristus dalam Matius 22:37-40: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan se-genap akal budimu. Itulah
hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan
itu, ialah: Kasihilah sesa-mamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah
ter-gantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Seluruh penulis Alkitab menyatakan secara amat jelas bahwa inilah Kekristenan
yang sesungguhnya. Tema kasih terjalin di se-panjang Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru, dan akibat dari ka-sih itu adalah perbuatan penurutan. Yesus
berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”
Yohanes 14:15.Yohanes kekasih menuliskan, “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu,
bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat.” 1
Yohanes 5:3.
Bahkan kasih manusia tidak mengalami keberatan dalam mela-kukan perkara-
perkara untuk menyenangkan Dia yang adalah satu-satunya sasaran kasih. Mempelai
pria dan wanita tidak menganggap kewajiban yang berat untuk membahagiakan satu
sama lain, dan me-reka tidak menggenapi janji karena tuntutan hukum negara dengan
sanksi denda ataupun penjara. Sesungguhnya, mereka melakukan lebih banyak bagi
satu sama lain dibandingkan dengan yang dituntut oleh hukum negara hanya karena
mereka amat mengasihi. Setiap perkara kecil yang mungkin dilakukan bagi
kebahagiaan pasang-annya akan dilakukan dengan sukacita.
Dalam hal perhatian-perhatian kecillah ujian kasih yang sejati di-nyatakan. Setiap
istri akan setuju bahwa memanglah demikian. Bah-kan beberapa tangkai bunga yang
hampir layu dapat menggerakkan seorang istri ke dalam air mata emosional, karena ia
tahu sang suami berjalan keluar dan memetiknya sendiri baginya. Sesungguhnya pem-
berian yang paling mahal sekalipun adalah kurang berkesan diban-dingkan dengan
petikan beberapa tangkai bunga liar secara spontan. Mengapa? Jawabannya jelas. Itu
melibatkan ujian kasih yang ribuan kali lebih besar karena sang suami hanya akan
memilih untuk melaku-kannya untuk satu alasan—membuat istrinya bahagia.
Tolong perhatikan bahwa ini adalah berlaku juga dalam hubung-an kasih kita
dengan Kristus. Yohanes berkata:dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari
pada-Nya,karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan
kepada-Nya.” 1 Yoha-nes 3:22. Orang Kristen bukan saja menurut kepada tuntutan-
tuntutan yang nyata dari Sepuluh Hukum, namun akan berusaha untuk melakukan
apapun yang menyenangkan Tuhan. Ini meli-puti mempelajari Alkitab untuk
mencari tahu kehendakNya, dan tidak mengambil resiko dengan apapun yang tidak

78
menyenang-kan Dia. Kasih yang sejati akan selalu memberi manfaat daripada
mengambilnya.
Jikalau Tuhan memang tertarik dengan manifestasi kasih di da-lam anak-
anakNya, maka Ia pastilah Ia melihat dengan penuh minat bagaimana mereka
menanggapi setiap pernyataan kecil dari kehen-dakNya. Bisa saja bahwa ujian terbesar
dari kesetiaan yang sejati ke-pada Tuhan adalah tingkat penyesuaian yang penuh
kerelaan terha-dap tanda-tanda yang menyebar di sepanjang Alkitab tentang perka-ra-
perkara kecil yang menyenangkan Dia. Dan gantinya dipandang sebagai legalisme,
tindakan-tindakan tersebut dapat dipertimbangkan di dalam penghakiman sebagai bentuk
tertinggi dari kasih yang tidak mementingkan diri sendiri.
SEMOGA TUHAN MENOLONG KITA MEMPELAJARI ALKI-TAB SETIAP HARI
UNTUK MENEMUKAN BAGAIMANA MENGE-TAHUI KEHENDAKNYA DI DALAM
MAKANAN, MINUMAN, PAKAI-AN, PERKATAAN DAN PENAMPILAN KITA.
KEMUDIAN SEMOGA KITA MEMILIKI KASIH UNTUK MELAKUKAN KEINGINAN-KE-
INGINANNYA DENGAN PENUH SUKACITA KEPADA JALAN KE-HIDUPAN KRISTEN
KITA SETIAP HARI.

Apapun yang engkau pikirkan,


jangan pernah pikirkan apa yang engkau rasakan
Engkau akan malu, di hadapan Tuhan, menyatakan;
Apapun yang engkau katakan, dalam bisikan ataupun perkataan,
JANGAN KATAKAN APAPUN YANG ENGKAU TIDAK MAU YESUS DENGAR.

Apapun yang engkau baca meskipun halamannya memikat,


Janganlah baca tentang apapun yang telah engkau yakini
Kekhawatiran barangkali langsung tampak dalam pandanganmu
JIKALAU TUHAN BERKATA DENGAN KHIDMAT,
“TUNJUKKAN AKU BUKU ITU.”

Apapun yang engkau tuliskan,


meskipun tergesa atau penuh perhatian,
JANGANLAH TULISKAN APAPUN YANG ENGKAU TIDAK MAU YESUS BACA’
apapun yang engkau nyanyikan, di tengah kegembiraan
JANGANLAH NYANYIKAN YANG TIDAK MENYENANGKAN TELINGANYA YANG
PENUH PERHATIAN

Ke manapun engkau pergi,


janganlah pergi ke tempat yang engkau takuti
KECUALI TUHAN YANG AGUNG BERTANYA KEPADAMU, “MENGAPA ENGKAU DI
SINI?”
Berbaliklah dari setiap kesenangan yang segan engkau kejar
JIKALAU TUHAN MEMANDANG DAN BERKATA,
“APAKAH YANG ENGKAU LAKUKAN?”

Apapun yang engkau kenakan, dapatkah engkau menjadi amat yakin


Bahwa perasaan yang ditimbulkannya adalah murni dan tak bercacat?
Tidakkah wajahmu memerah dan hati nurani terang
SEANDAINYA LEMARI PAKAIANMU TERBUKA DAN YESUS MUNCUL?

Ketika engkau berpikir, ketika engkau bicara,


ketika engkau membaca, ketika engkau menulis,
Ketika engkau menyanyi, ketika engkau berjalan,
ketika engkau mencari kegembiraan,
AGAR DIHINDARKAN DARI SEGALA KESALAHAN
KETIKA DI RUMAH ATAU DI LUAR,

79
HIDUPLAH SELALU DI BAWAH PANDANGAN MATA TUHAN.

80

Anda mungkin juga menyukai