Anda di halaman 1dari 23

KEPERAWATAN GERONTIK

“ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA INDIVIDU, KELUARGA, DAN


MASYARAKAT ”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6

1. ANGGITA HAFTARI : 20176523006


2. DINI ALHAFIZA : 20176522022
3. MONICA SELES : 20176523059
4. REZHA DWI AKBAR : 20176513090
5. SYAUQIYAH SALSABILA : 20176521107

DOSEN PEMBIMBING : Ns. JUPITA SURIANINGSIH, S. Kep, M. Pd


MATA KULIAH : KEPERAWATAN GERONTIK

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
PRODI D IV KEPERAWATAN PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i
VISI
DIPLOMA IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

“Menjadi Institusi Pendidikan Diploma IV Keperawatan Unggulan Kegawatdaruratan yang


Bermutu dan Mampu Bersaing di Tingkat Regional Pada tahun 2020”

MISI
DIPLOMA IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

1. Meningkatkan Program Pendidikan Diploma IV Keperawatan Umggulan


Kegawatdaruratan yang Berbasis Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Diploma IV Keperawatan Unggulan
Kegawatdaruratan yang Berbasis Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat di Bidang Keperawatan Umggulan
Kegawatdaruratan yang Berbasis IPTEK Dan Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Diploma IV Keperawatan Unggulan
Kegawatdaruratan yang Mandiri,Transparan,dan Akuntabel.
5. Mengembangkan Kerja Sama Baik Lokal Maupun Regional.

ii
LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH MATA KULIAH KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA INDIVIDU, KELUARGA, DAN


MASYARAKAT

Mata Kuliah : Keperawatan gerontik

Prodi : DIV Keperawatan

Semester : 4 (EMPAT)

Pontianak, Maret 2019

Disahkan Oleh :

Dosen Penanggung Jawab

Ns. Jupita Surianingsih, S. Kep, Nama Kelompok


M. Pd

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
modul mata kuliah Keperawatan Gerontik yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
LANSIA PADA INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT”. Atas dukungan moral
dan materil yang diberikan dalam penyusunan modul ini, maka penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :

1. BapakDidikHariyadi, S.Gz, M.Si selaku direktur Potekkes Kemenkes Pontianak.


2. Ibu Ns. Nurbani, M. Kep selaku ketua Jurusan Keperawatan.
3. Ibu Ns. Puspa Wardhani, M. Kep selaku ketua Prodi DIV Keperawatan Pontianak.
4. Bapak Sudarto, S. Kp, MPH selaku coordinator mata kuliah Keperawatan Gerontik.
5. Ibu Ns. Jupita Surianingsih, S. Kep, M. Pd selaku pembimbing kami yang
memberikan dorongan dan masukan kepada penulis.
6. Teman-teman satu kelompok yang telah berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah
ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Pontianak, Maret 2019


Penulis

Kelompok 6

iv
DAFTAR ISI

Table of Content
VISI.........................................................................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................................................................iv
BAB I......................................................................................................................................................7
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................7
A. Latar Belakang........................................................................................................................7
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................7
C. Tujuan dari Penulisan Makalah...............................................................................................8
D. Manfaat....................................................................................................................................8
BAB II.....................................................................................................................................................9
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................9
A. Definisi Lanjut Usia.................................................................................................................9
B. Klasifikasi Kegiatan Asuhan Keperawatan Dasar Bagi Lansia...........................................9
C. Pendekatan Keperawatan Lanjut Usia................................................................................10
D. Tugas Keluarga Tahap Lansia..............................................................................................12
1. Meningkatkan kehidupan beragama........................................................................................12
2. Menjaga komunikasi dengan anak, cucu..................................................................................12
3. Merencanakan kegiatan u/ mengisi waktu...............................................................................12
4. Memperhatikan kesehatan masing 2x......................................................................................12
5. Menyesuaikan diri dengan pendapatan....................................................................................12
6. Menghadapi kehilangan...........................................................................................................12
7. Menemukan makna hidup........................................................................................................12
E. Tujuan Asuhan Keperawatan Lansia..................................................................................12
F. Fokus Asuhan keperawatan Lansia.....................................................................................13
G. Askep Lansia Pada Individu.............................................................................................13
H. Askep Lansia Pada Keluarga............................................................................................17
I. Askep Lansia Pada Kelompok/Masyarakat.........................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................23

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena
biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan
kematian. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita.
Kondisi kesehatan fisik dan mental pada orang lansia biasanya mulai menurun.
Beberapa perubahan fisik yang diasosiasikan dengan penuaan dapat terlihat jelas oleh
seseorang pengamat biasa meskipun mereka berdampak pada beberapa lansia lebih dari
yang lain.
Saat ini, jumlah masyarakat Indonesia hampir sekitar 250 juta dan komposisi
masyarakatnya juga sangat beragam. Dan Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki
komposisi masyarakat yang disebut “Triple Burden”, dimana jumlah kelahiran bayi yang
masih tinggi, masih dominannya penduduk muda, dan jumlah lansia yang terus meningkat.
Seiring meningkatnya jumlah lansia, berbagai macam gangguan kesehatan juga dapat
dialami para lansia. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan kesehatan yang mampu
mengatasi permasalahn lansia, diantaranya dengan tindakan keperawatan.
Keperawatan gerontik adalah ilmu yang membahas fenomena biologis, psiko dan
sosial serta dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan penekanan
pada upaya prevensi dan promosi kesehatan sehingga tercapai status kesehatan yang
optimal bagi lanjut usia. Aplikasi secara praktis Keperawatan gerontik adalah dengan
menggunakan proses keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan,perencanaan,
implementasi dan evaluasi).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari lanjut usia ?
2. Apa saja klasifikasi kegiatan asuhan keperawatan dasar bagi lansia ?
3. Bagaimana pendekatan keperawatan lanjut usia ?
4. Apa saja tugas keluarga tahap lansia ?

7
5. Apa tujuan asuhan keperawatan lansia ?
6. Bagaimana fokus asuhan keperawatan lansia ?
7. Bagaimana askep lansia pada individu ?
8. Bagaimana askep lansia pada keluarga ?
9. Bagaimana askep lansia pada kelompok/masyarakat ?

C. Tujuan dari Penulisan Makalah


1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan lansia pada
individu, keluarga, dan masyarakat.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk dapat mengetahui definisi lanjut usia.


b. Untuk mengetahui klasifikasi kegiatan asuhan keperawatan dasar bagi lansia.
c. Untuk mengetahui cara pendekatan keperawatan lanjut usia.
d. Untuk mengetahui tugas keluarga tahap lansia.
e. Untuk mengetahui tujuan asuhan keperawatan lansia.
f. Untuk mengetahui fokus keperawatan lansia.
g. Untuk mengetahui askep lansia pada individu.
h. Untuk mengetahui askep lansia pada keluarga.
i. Untuk mengetahui askep lansia pada masyarakat.

D. Manfaat

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan lebih meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat melakukan


asuhan keperawatan dengan baik terutama keperawatan lansia.

2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan dan meningkatkan keterampilan
serta mengaplikasikan secara langsung teori- teori yang didapat di bangku perkuliahan.

8
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Lanjut Usia


Menurut UU no 4 tahun 1945 Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 55 tahun,
tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima
nafkah dari orang lain.
Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah
dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Menurut WHO,
batasan lansia meliputi:
1)    Usia Pertengahan (Middle Age), adalah usia antara 45-59 tahun

2)    Usia Lanjut (Elderly), adalah usia antara 60-74 tahun

3)    Usia Lanjut Tua (Old), adalah usia antara 75-90 tahun

4)    Usia Sangat Tua (Very Old), adalah usia 90 tahun keatas

B. Klasifikasi Kegiatan Asuhan Keperawatan Dasar Bagi Lansia

Kegiatan asuhan keperawatan dasar bagi lansia menurut Depkes, dimaksudkan untuk
memberikan bantuan, bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut
usia secara individu maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan keluarga, Panti
Werda maupun Puskesmas, yang diberikan oleh perawat. Untuk asuhan keperawatan yang
masih dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas sosial yang bukan tenaga
keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu tenaga
keperawatan melakukan asuhan keperawatan di rumah atau panti.
Adapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada kelompok lanjut
usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain:
a.      Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan
tentang personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu:
kebersihan diri termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga: kebersihan
lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan : makanan yang sesuai, misalnya porsi
kecil bergizi, bervariai dan mudah dicerna, dan kesegaran jasmani.
b.   Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal yang
perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada

9
dasarnya sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota
keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi
dekubitus (lecet).

C. Pendekatan Keperawatan Lanjut Usia


1. Pendekatan Fisik

Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian-kejadian


yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat
kesehatan yang masih bias di capai dan dikembangkan, dan penyakit yang yang dapat
dicegah atau ditekan progresifitasnya. Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia
dapat dibagi atas dua bagian yaitu :

a)   Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa
bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannya sehari-hari masih mampu melakukan
sendiri.
b)   Klien lanjut usia yang pasif atau yang tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya mengalami
kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien usia lanjut ini
terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan keberhasilan perorangan untuk
mempertahankan kesehatannya.
Perawat perlu mengadakan pemeriksaan kesehatan, hal ini harus dilakukan kepada klien
lanjut usia yang diduga menderita penyakit tertentu atau secara berkala bila memperlihatkan
kelainan, misalnya: batuk, pilek, dsb. Perawat perlu memberikan penjelasan dan penyuluhan
kesehatan, Perawat harus mendekatkan diri dengan klien lanjut usia membimbing dengan
sabar dan ramah. Sentuhan (misalnya genggaman tangan) terkadang sangat berarti buat
mereka.
b.      Pendekatan psikis
Dalam pendekatan psikis, perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan
pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter ,
interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia yang pribadi dan
sebagai sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam
memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk
keluhan agar para lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip ”
Tripple”, yaitu sabar, simpatik dan service.

10
Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih sayang dari
lingkungan, termasuk perawat yang memberikan perawatan.. Untuk itu perawat harus selalu
menciptakan suasana yang aman , tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan kegiatan
dalam batas kemampuan dan hobi yang dimilikinya.
Bila perawat ingin merubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan,
perawat bisa melakukannya secara perlahan –lahan dan bertahap, perawat harus dapat
mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi sehinga seluruh pengalaman yang
dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu diusahakan agar di masa lanjut usia ini mereka
puas dan bahagia.
c.       Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu upaya perawat
dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesama
klien usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi pendekatan social ini merupakan suatu
pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah makhluk sosial yang
membutuhkan orang lain
Tidak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara lanjut usia, hal ini dapat
diatasi dengan berbagai cara yaitu mengadakan hak dan kewajiban bersama. Dengan
demikian perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka maupun
terhadap petugas yang secara langsung berkaitan dengan pelayanan kesejahteraan sosial bagi
lanjut usia di Panti Werda.
d.      Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan Tuhan atau agama yang dianutnya dalam kedaan sakit atau mendeteksi kematian.
Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi
kematian, Dr. Tony setyobudi mengemukakan bahwa maut sering kali menggugah rasa takut.
Rasa semacam ini didasari oleh berbagai macam factor, seperti ketidakpastian akan
pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit dan kegelisahan kumpul lagi dengan kelurga dan
lingkungan sekitarnya. Dalam menghadapi kematian setiap klien lanjut usia akan
memberikan reaksi yang berbeda, tergantung dari kepribadian dan cara dalam mengahadapi
hidup ini. Adapun kegelisahan yang timbul diakibatkan oleh persoalan keluarga perawat
harus dapat meyakinkan lanjut usia bahwa kalaupun kelurga tadi di tinggalkan , masih ada
orang lain yang mengurus mereka. Sedangkan rasa bersalah selalu menghantui pikiran lanjut
usia.

11
Umumnya pada waktu kematian akan datang agama atau kepercayaan seseorang
merupakan factor yang penting sekali. Pada waktu inilah kelahiran seorang iman sangat perlu
untuk melapangkan dada klien lanjut usia.
Dengan demikian pendekatan perawat pada klien lanjut usia bukan hanya terhadap fisik
saja, melainkan perawat lebih dituntut menemukan pribadi klien lanjut usia melalui agama
mereka.

D. Tugas Keluarga Tahap Lansia


1. Meningkatkan kehidupan beragama
2. Menjaga komunikasi dengan anak, cucu
3. Merencanakan kegiatan u/ mengisi waktu
4. Memperhatikan kesehatan masing 2x
5. Menyesuaikan diri dengan pendapatan
6. Menghadapi kehilangan
7. Menemukan makna hidup

E. Tujuan Asuhan Keperawatan Lansia

Adapun tujuan memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia yaitu,  :


1. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari–hari secara mandiri dengan
peningkatan kesehatan (Health Promotion), pencegahan penyakit, pemeliharaan
kesehatan. Sehingga memiliki ketenengan hidup dan produktif sapai akhir hidup.
2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut
dengan jalan perawatan dan pencegahan.
3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangathidup klien
lanjut usia (Life Support ).
4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit / mengalami 
gangguan tertentu ( kronis maupun akut ).
5. Merangsang para petugas kesehatan ( dokter, perawat )untuk dapat mengenal dan
menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai suatu kelainan
tertent.

12
6. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu
penyakit / gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa
perlu suatu pertolongan (Memelihara kemandirian secara maksimal ).

F. Fokus Asuhan keperawatan Lansia


Keperawatan lanjut usia berfokus pada :
a.       Peningkatan kesehatan (helth promotion)
b.      Pencegahan penyakit (preventif)
c.       Mengoptimalkan fungsi mental
d.      Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.

G. Askep Lansia Pada Individu


1. Pengkajian
a.    Tujuan dalam pengkajian :
1)   Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri.
2)   Melengkapi dasar – dasar rencana perawatan individu.
3)   Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien.
4)   Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.
b.    Pengkajiam tersebut meliputi aspek :
1)   Fisik
2. Wawancara :
a)   Pandangan lanjut usia tentang kesehatan.
b)   Kegiatan yang mampu di lakukan lanjut usia.
c)   Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri.
d)  Kekuatan fisik lanjut usia : otot, sendi, penglihatan, dan pndengaran.
e)   Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK.
f)    Kebiasaan gerak badan / olahraga /senam lanjut usia.
g)   Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan.
h)   Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat.
i)     Masalah-masalah seksual yang telah di rasakan.

13
Pemeriksaan fisik :
a)   Pemeriksanaan di lakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi untuk
mengetahui perubahan sistem tubuh.
b)   Pendekatan yang di gunakan dalam pemeriksanaan fisik,yaitu : Head to toe dan Sistem tubuh

2)   Psikologis
a)    Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan.
b)   Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak.
c)    Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan.
d)   Bagaimana mengatasi stress yang di alami.
e)    Apakah mudah dalam menyesuaikan diri.
f)    Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan.
g)   Apakah harapan pada saat ini dan akan datang.
h)   Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alam perasaan, orientasi,
dan kemampuan dalam penyelesaikan masalah.

3)   Sosial ekonomi


a)    Darimana sumber keuangan lanjut usia
b)   Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang.
c)    Dengan siapa dia tinggal.
d)   Kegiatan organisasi apa yang di ikuti lanjut usia.
e)    Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya.
f)    Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
g)   Siapa saja yang bisa mengunjungi.
h)   Seberapa besar ketergantungannya.
i)     Apakah dapat menyalurkan hoby atau keinginannya dengan fasilitas yang ada

4)   Spiritual
a)    Apakah secara teratur malakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya.
b)   Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan, misalnya
pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir miskin.
c)    Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa.
d)   Apakah lanjut usia terlihat tabah dan tawakal.

14
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seeorang, keluarga, atau
masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang actual dan
potensial ( NANDA,1990 ), Diaognose keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi
yang menjadi tanggung gugat perawat. Perumusan diagnose keperawatan adalah bagaimana
diagnose keperawatan digunakan dalam proses pemecahan masalah. Melalui identifikasi,
dapat digambarkan berbagai masalah keperawatan yang membutuhkan asuhan keperawatan.
Disamping itu, dengan menentukan atau menyelidiki etiologi masalah, akan dapat dijumpai
factor yang menjadi kendala atau penyebab. Dengan menggambarkan tanda dan gejala, akan
memperkuat masalah yang ada. Dokumentasi keperawatan merupakan catatan tentang
penilaian klinis dari respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan
atau proses kehidupan baik actual maupun potensial.
Untuk memudahkan dalam mendokumentasikan proses keperawatan, harus diketahui
beberapa tipe diagnose keperawatan. Tipe diagnose keperawatan meliputi tipe actual, risiko,
kemungkinan, sehat dan sejahtera, dan sindroma.
Dari hasil pengkajian dapat dianalisa / disimpulkan, dirumuskan masalah atau diagnosa
keperawatan yang mungkin timbul pada lansia. Beberapa masalah keperawatan yang umum
ditemukan pada lansia antara lain:
a.         Fisik / Biologi
1)   Gangguan nutrisi : kurang / berlebihan dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pemasukan yang tidak adekuat.
2)   Gangguan persepsi sensorik : pendengaran, penglihatan sehubungan dengan hambatan
penerimaan dan pengiriman rangsangan.
3)   Kurangnya perawatan diri sehubungan dengan penurunan minat dalam merawat diri.
4)   Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri.
5)   Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan penyempitan jalan nafas atau adanya sekret
pada jalan nafas.

b.         Psikososial
1)   Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan curiga.
2)    Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu.
3)   Depresi berhubungan dengan isolasi sosial.
4)   Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak.

15
5)   Coping tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan mengemukakan pendapat secara
tepat.
6)   Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas.

c.         Spiritual
1)   Reaksi berkabung / berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan.
2)   Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan ketidaksiapan menghadapi
kematian.
3)   Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami.
4)   Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat

3. Perencanaan
Dalam perencanaan keperawatan, hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi:
a.    Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan.
b.    Bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya.
c.    Tentukan prioritas :
1)   Klien mungkin puas dengan situasi demikian.
2)   Bangkitkan perubahan tetapi jangan memaksakan.
3)   Keamanan atau rasa aman adalah utama yang merupakan kebutuhan.
d.   Cegah timbulnya masalah-masalah.
e.    Sediakan klien cukup waktu untuk mendapat input atau pemasukan.
f.     Tulis semua rencana dan jadwal
Sesuai dengan permasalahan yang dialami lansia disusun perencanaan dengan tujuan agar
lansia / keluarga dan tenaga kesehatan terutama perawat baik yang melakukan perawatan di
rumah maupun dipanti dapat membantu lansia, sehingga dapat berfungsi seoptimal mungkin
sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psikologis dan sosial dengan tidak tergantung
pada orang lain.
Tujuan tindakan keperawatan pada lansia diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar
antara lain :
a.    Pemenuhan kebutuhan nutrisi.
b.    Meningkatnya keamanan dan keselamatan.
c.    Memelihara kebersihan diri.
d.   Memelihara keseimbangan istirahat / tidur.
e.    Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi yang efektif.

16
   4. Implementasi
Semua tindakan yang telah direncanakan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan lansia.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a.    Berbicara dengan lembut dan sopan.
b.    Memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dilakukan berulan kali,
jika perlu dengan gambar.
c.    Memberikan kesempatan pada lansia untuk bertanya.

5. Evaluasi
Setiap tindakan yang telah dilakukan perlu dievaluasi / dinilai baik verbal maupun non
verbal untuk mengetahui sejauh mana lansia atau keluarga mampu melakukan apa yang telah
dianjurkan.

H. Askep Lansia Pada Keluarga


Pengkajian lansia dalam keluarga
 Lansia mempunyai peran apa dalam keluarga
 Tipe & bentuk keluarga
 Riwayat & tahap perkembangan keluarga
- Genogram
- Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
- Pelayanan kes yang pernah digunakan
 Pengkajian lingkungan
- Karakteristik rumah
- Karakteristik tetangga dan masyarakat RW
- Mobilitas Keluarga
- Perkumpulan keluarga & interaksi dg masyarakat
- Sistem pendukung keluarga
 Struktur keluarga
- Garis keturunan (patrilineal / matrilokal)
- Tempat tinggal (patrilokal/ matrilokal)
- Pola komunikasi keluarga
- Struktur kekuatan keluarga

17
- Struktur peran
- Nilai atau norma keluarga
 Analisa Data : - Subyektif
- Obyektif
- Problem
- Etiologi
 Perumusan Diagnosa Keperawatan lansia dalam keluarga
1. Aktual Aktual
2. Resiko / Ancaman kesehatan
3. Potensial / keadaan sejahtera/ wellness

Skoring Masalah
1. Sifat masalah (Bobot 1)
2. Kemungkinan Masalah dapat diubah (bobot 2)
3. Potensial Masalah untuk dicegah (bobot 1)
4. Menonjolnya Masalah (bobot t 1)
Penentuan Prioritas
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria masalah / diagnosa kep
2. Skore di bagi dengan angka tertinggi dalam skala 7 dikalikan dengan bobot
3. Jumlahkan hasil untuk semua
4. Jumlah tertinggi terletak pada prioritas pertama & seterusnya

Diagnosa Keperawatan
o Duka cita maladaptif
o Distress spiritual
o Koping individu inefektif
o Gangguan konsep diri (kehilangan peran kerja)

Perencanaan
 Gangguan konsep diri (kehilangan peran kerja ) b/d KMK mengenal
masalah kesehatan
 Tujuan Umum : Setelah dilakukan kunjungan rumah 3x diharapkan
keluarga dapat mengenal masalah kesehatan yang dialami lansia

18
 Tujuan Khusus :
keluarga dapat
- Menyebutkan kembali penyebab gangguan konsep diri
- Merencanakan pengelolaan gangguan konsep diri
- Memberikan tindakan mengatasi gangg konsep diri
Implementasi
 Menyusun rutinitas baru
 Membentuk kelompok u/ sosialisasi
 Introspeksi diri
Implementasi :
- Pengobatan terhadap trauma fisik
- Mengatasi faktor penyebab
- Terapi fisik edukasi
•Latihan berjalan
•Penguatan otot untuk memelihara & meningkatkan kekuatan otot
•Alat bantu untuk ambulasi seperti tongkat ketiak, kursi roda, dll
- Penyesuaian kebiasaan (misalnya membiasakan jalan berpegangan)
- Penyesuaian lingkungan :
• Menyesuaikan ukuran perabotan
• Menyediakan penerangan yang cukup pada kamar, rumah dan luar
rumah
• Menyediakan pegangan pada tangga, jalan dan kamar mandi

I. Askep Lansia Pada Kelompok/Masyarakat


Pengkajian lansia kelompok/komunitas
1. Data Inti
a. Riwayat/sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
komunitas dan studi dokumentasi.
b. Data demografi
Mengkaji jumlah komunitas berdasarkan usia, jenis kelamin, status
perkawinan, suku dan agama.
c. Vital statistik

19
- Angka kematian
- Penyebab kematian
- Angka pertambahan anggota
- Angka kematian
d. Status kesehatan komunitas
- Berdasarkan kelompok umur (Lansia)
- Berdasarkan kelompok khusus di masyarakat (kelompok lansia penderita
penyakit kronis, menular)
1) Keluhan yang dirasakan
2) Tanda-tanda vital
3) Kejadian penyakit saat itu
4) Riwayat penyakit keluarga
5) Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
6) Status psikososial
7) Pola pemanfaatan fasilitas kesehtan
8) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan

2. Data Lingkungan Fisik


a. Pemukiman
b. Sanitasi
c. Fasilitas
d. Kondisi geografis

3. Ekonomi
4. Keamanan & Transportasi
5. Sistem Komunikasi
6. Rekreasi

Langkah Perencanaan Pemecahan Masalah Kesehatan


a. susunlah Plan of Action (rencana kegiatan pemecahan masalah) dari masing-masing
masalah yang ditemukan dengan cara:
- menuliskan rumusan masalah kesehatan
- menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus

20
contoh tujuan umum:
terbentuknya pelayanan Posyandu Lansia di RW A dalam waktu 3 minggu
contoh tujuan khusus:
1) terbentuknya kader kesehatan lansia di RW A dalam waktu 2 minggu
2) terlaksananya pelatihan kader kesehatan lansia di RW A dalam waktu 2 minggu
3) tersosialisasinya pelayanan posyandu lansia di RW A dalam waktu 2 minggu
4) terlaksananya uji coba posyandu lansia di RW A dalam jangka waktu 2 minggu

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan asuhan keperawatan dasar bagi lansia dimaksudkan untuk memberikan
bantuan, bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara
individu maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan keluarga, Panti Werda maupun
Puskesmas, yang diberikan oleh perawat.
Dalam keperawatan lanjut usia diperlukan pendekatan baik fisik, psikis, social maupun
spiritual. Keperawatan lanjut usia berfokus pada peningkatan kesehatan (helth promotion),
pencegahan penyakit (preventif), mengoptimalkan fungsi mental, dan mengatasi gangguan
kesehatan yang umum.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kelompok sampaikan bagi pembaca khususnya mahasiswa/i
keperawatan, hendaknya dapat menguasai konsep asuhan keperawatan lansia dan
memberikan asuhan keperawatan lansia dengan benar dan tepat sehingga dapat sesuai dengan
evaluasi yang diharapkan.

22
DAFTAR PUSTAKA

 Jhonson, Marion dkk. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). St. Louise,


Missouri :Mosby,
Inc.McCloskey, Joanne C. 1996. Nursing Intervention Classification (NIC). St. Louise,
Missouri :Mosby,
Inc. NANDA. Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2005-2006. Philadelphia :
NANDA International.
Nurjannah, dkk. 2011. Askep Individu Pada Lansia : Alfabeta
https://id.scribd.com/doc/60417293/Askep-Georontik-Pada-keluarga

23

Anda mungkin juga menyukai